Perusahaan: Microsoft

  • Tanda Kiamat Makin Nyata, Bill Gates Lantang Tunjuk Indonesia

    Tanda Kiamat Makin Nyata, Bill Gates Lantang Tunjuk Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda ‘kiamat’ muncul di mana-mana, menyusul perubahan iklim dan pemanasan global yang makin terasa dampaknya.

    Pendiri Microsoft Bill Gates yang kerap berbicara soal isu lingkungan, baru-baru ini mengungkap fakta baru dalam blog personalnya pada Februari lalu. Dalam pemaparannya, Gates juga turut menyinggung Indonesia. 

    Pendiri Microsoft itu membeberkan fakta bahwa setiap tahun, aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sebanyak 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.

    “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip dari blog personalnya, Jumat (22/11/2024).

    Lebih lanjut, Gates sadar bahwa rencana untuk menghilangkan konsumsi lemak hewan bagi manusia tidak realistis. Pasalnya, manusia sudah tergantung dengan lemak hewan dengan alasan yang logis.

    Lemak hewan menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.

    Solusinya sudah ditemukan oleh startup bernama ‘Savor’, yang mana ia turut menjadi salah satu investornya.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses yang melibatkan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Senyawa tersebut lalu dipanaskan dan dioksidasi sehingga terjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Gates mengklaim lemak yang dihasilkan memiliki molekuk serupa yang ditemukan dari susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

    Minyak Sawit dan Indonesia

    Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.

    “Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.

    Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Mayoritas jenis sawit asli jenis Afrika Barat dan Tengah tidak tumbuh di banyak wilayah. Pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

    “Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit,” kata Gates.

    Proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” Gates menjelaskan.

    Sayangnya, Gates mengakui bahwa peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah.

    “MInyak sawit juga satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, itulah sebabnya minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewan adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” Gates menjelaskan.

    Untuk alasan-alasan tersebut, Gates mengatakan sudah ada perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasinya. Salah satunya C16 Biosciences yang berupaya membuat alternatif minyak sawit.

    Sejak 2017, Gates mengatakan C16 mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali.

    Meski secara kimiawi berbeda dari minyak sawit konvensional, namun minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi serupa.

    Dengan solusi tersebut, Gates berharap dampak perubahan iklim bisa ditanggulangi agar tanda ‘kiamat’ tak mengguncang kehidupan manusia lebih lanjut. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

  • Windows 365 Link, PC Mini yang Wajib Pakai Internet

    Windows 365 Link, PC Mini yang Wajib Pakai Internet

    Jakarta

    Microsoft berencana meluncurkan PC mini untuk memanfaatkan layanan cloud Windows 365, namanya adalah Windows 365 Link.

    Windows 365 Link ini berfungsi sebagai thin client PC yang untuk bisa beroperasi harus terhubung ke cloud dan men-stream Windows 11 dari server Microsoft, atau dengan kata lain, harus terhubung ke internet untuk bisa beroperasi.

    Perangkat Link ini didesain untuk berbentuk mini, tanpa kipas, dan mudah digunakan. Tersambung dengan monitor dan peripheral seperti mouse dan keyboard milik pengguna.

    Microsoft memposisikan Link sebagai pasangan serasi untuk layanan Windows 365 mereka, yang memudahkan perusahaan untuk melakukan perpindahan yang mulus ke virtual machine yang tersimpan di cloud, serta bisa dipakai secara aman di berbagai perangkat.

    “Kami ingin memfokuskan Link menjadi bagian dari Windows 365. Kami ingin membuatnya sesimpel dan seefisien mungkin agar anda bisa mengakses cloud PC. Tujuan utamanya adalah agar perangkatnya bisa setransparan mungkin, jadi kami meminimalkan langkah anda dari setup, ke login, ke handoff dan transisi,” kata Pavan Davuluri, head of Windows and Surface di Microsoft.

    Windows 365 Link didesain untuk mengutamakan keamanan, menggunakan semua fitur keamanan Microsoft yang ada, yang sebelumnya dipakai untuk mengamankan berbagai perangkat mereka, dari mulai Windows sampai Xbox dari ancaman hacker.

    Ini artinya, OS yang dijalankan secara lokal hanyalah OS versi ringan yang hanya berfungsi untuk membuka akses pengguna ke cloud PC Windows 365 secara cepat dan aman, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (22/11/2024).

    Link bisa dinyalan dalam hitungan detik, bahkan secara instan dari mode sleep. Perangkat ini juga dilengkapi chip sendiri untuk memproses video untuk Microsoft Teams atau Cisco Webex.

    Spesifikasi lengkapnya belum diungkap, seperti prosesor Intel yang tipenya belum diketahui. Namun yang pasti RAM-nya 8GB dan punya storage 64GB. Meski memang, spesifikasinya ini tak terlalu penting karena Link hanya berfungsi sebagai pintu ke cloud PC yang lebih bertenaga.

    Konektivitasnya cukup lengkap, yaitu dua port USB-A 3.2 dan sebuah USB-C 3.2 di belakang, bersama sebuah DisplayPort dan HDMI, serta ethernet. Di depan ada sebuah USB-A 3.2, dan konektivitas nirkabelnya ada WiFi 6$ dan Bluetooth 5.3. Harga Windows 365 Link adalah USD 349 atau sekitar Rp 5,5 juta.

    Ini adalah harga yang cukup mahal untuk sebuah thin client. HP, Dell, dan Lenovo sama-sama menawarkan thin client yang harganya lebih murah.

    Windows 365 Link saat ini masih pada masa preview, dan baru akan dijual di negara tertentu pada April 2025 mendatang.

    (asj/rns)

  • Microsoft Bujuk Pengguna Windows 10 untuk Upgrade PC

    Microsoft Bujuk Pengguna Windows 10 untuk Upgrade PC

    Jakarta

    Microsoft sejak lama membujuk pengguna Windows 10 untuk meng-upgrade PC-nya agar bisa memperbarui ke Windows 11. Kini bujukan itu semakin meningkat.

    Beberapa pengguna Windows 10 melaporkan bahwa mereka menerima notifikasi satu layar penuh berisi bujukan untuk memperbarui PC mereka. “lakukan lebih banyak hal dengan PC Windows 11 baru” atau “tingkatkan kemampuan dengan PC Copilot Plus baru.”

    Notifikasi semacam ini sudah disebar Microsoft ke pengguna Windows 10 sejak berbulan-bulan lalu. Namun sebelumnya notifikasinya tidak sebesar sekarang. Namun pesan intinya tetap sama: upgrade PC agar bisa menggunakan Windows 11.

    Notifikasi tersebut juga disertai tautan ke penjualan PC baru berbasis Windows 11, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (21/11/2024).

    Dalam notifikasi itu, Microsoft kembali mengingatkan penggunanya kalau mereka akan menyetop dukungan ke Windows 10 pada 14 Oktober 2025. Namun mereka tidak menyebutkan kalau sebenarnya pengguna tetap bisa mendapat dukungan setelahnya, yaitu dengan membayar Extended Security Updates berbiaya USD 30 pertahun.

    Notifikasi semacam ini dulu juga pernah meneror pengguna Windows 7 dan 8.1 untuk memperbarui ke Windows 10. Namun bedanya, pembaruan tersebut tak membutuhkan peningkatan komponen tertentu pada PC.

    Sementara saat ini, tak semua PC bisa diperbarui ke Windows 11 karena beberapa syarat ketat yang harus dipenuhi. Yaitu dukungan fitur keamanan Trusted Platform Module (TPM) 2.0 dan kompatibilitas prosesor yang tak terlalu luas, yaitu prosesor keluaran 2018 ke atas.

    Skala dari masalah ini sangatlah besar. Pengguna Windows 11 memang saat ini terus meningkat, namun berdasarkan data dari Statcounter, Windows 10 masih menjadi sistem operasi paling banyak dipakai oleh pengguna PC berbasis Windows.

    Dan, jutaan pengguna Windows 10 ini –setidaknya sampai saat ini– hanya punya dua opsi. Pertama, mereka harus meng-upgrade komponen PC-nya agar kompatibel dengan Windows 11. Atau pilihan keduanya adalah mereka membayar biaya tambahan ke Microsoft agar mendapat perpanjangan dukungan OS.

    (asj/asj)

  • Google Dipaksa Jual Chrome Biar Tak Bisa Curang Terus

    Google Dipaksa Jual Chrome Biar Tak Bisa Curang Terus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Departemen Kehakiman Amerika Serikat memaksa Google untuk menjual browser internet Chrome sebagai konsekuensi putusan monopoli yang dijatuhkan kepada raksasa mesin pencarian internet tersebut.

    Chrome adalah browser internet yang diluncurkan Google pada 2008. Browser yang tersedia untuk digunakan di komputer dan HP tersebut menyediakan data yang dibutuhkan Google untuk bisnis iklan digitalnya.

    Departemen Kehakiman AS menyatakan penjualan Chrome oleh Google akan menciptakan iklim kompetisi yang lebih setara bagi perusahaan mesin pencari saingan Google.

    “Putusan mengharuskan Google untuk divestasi dari Chrome. Ini akan menghentikan kendali Google atas titik akses penting dan memberikan mesin pencari saingan cara untuk mengakses browser, yang bagi banyak pengguna, adalah pintu mereka ke internet,” tulis dokumen yang diserahkan ke pengadilan, seperti dikutip dari CNBC International pada Kamis (21/11/2024).

    Departemen Kehakiman AS juga melarang Google untuk menjalin kesepakatan dengan pihak ketiga seperti Apple dan Samsung. Google juga dilarang untuk mengutamakan mesin pencari mereka dibanding produk sejenis milik perusahaan lain.

    Perintah ini juga membuat Google tak bisa “menghancurkan pesaing baru lewat akuisisi, investasi, atau kerja sama.”

    Pendapatan iklan dari mesin pencarian menyumbangkan US$ 49,4 miliar dari total pemasukan Alphabet, induk usaha Google, selama kuartal III/2024.

    Perintah Google untuk pecah adalah langkah paling agresif pemerintah federal AS dalam upaya menjaga iklim usaha sejak mereka memaksa pemecahan Microsoft.

    (dem/dem)

  • Apple Bantah Monopoli Pasar, Sebut Pembatasan Akses Pengembang Hal Wajar

    Apple Bantah Monopoli Pasar, Sebut Pembatasan Akses Pengembang Hal Wajar

    Bisnis.com, JAKARTA – Apple, produsen gawai asal Amerika Serikat, meminta hakim federal untuk menolak tuduhan Departemen Kehakiman AS yang menuduh iPhone mendominasi pasar smartphone secara ilegal.

    Melansir dari Reuters, Kamis (21/11/2024) Hakim Distrik AS, Julien Neals mendengarkan argumen dari pengacara Apple yang mengatakan bahwa kasus pemerintah harus dibatalkan karena beberapa alasan, dan meminta hakim untuk membatasi proses penemuan (discovery), yaitu pertukaran informasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut. 

    “Pemerintah gagal menunjukkan secara wajar bahwa Apple memiliki kekuatan monopoli,” kata pengacara Apple, Devora Allon.

    Maka dari itu, Apple berusaha membatalkan kasus tersebut dengan alasan bahwa pembatasan akses pengembang ke teknologinya adalah hal yang wajar.

    Adapun, kasus yang menjerat Apple ini diajukan oleh DOJ dan koalisi negara bagian pada Maret lalu. 

    Laporan ini menyoroti pembatasan dan biaya yang dikenakan kepada pengembang aplikasi serta hambatan teknis terhadap perangkat dan layanan pihak ketiga

    Kasus antitrust terhadap perusahaan-perusahaan teknologi besar ini semakin menjadi tren bipartisan. Kasus terhadap Apple dimulai pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump dan diajukan pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden.

    Dalam kasus lainnya, Alphabet ditemukan memiliki monopoli ilegal dalam pencarian daring, Meta Platforms menghadapi persidangan terkait klaim yang menyatakan bahwa mereka membungkam persaingan dengan mengakuisisi pesaing yang baru muncul.

    Sedangkan pihak Amazon.com sedang melawan kasus terkait kebijakan mereka terhadap penjual dan pemasok.

    Namun, beberapa klaim seperti yang ada dalam kasus Apple ini akhirnya gagal. Seorang hakim membatalkan klaim Komisi Perdagangan Federal (FTC) terhadap Meta terkait pembatasan pada pengembang aplikasi pihak ketiga. 

    Dalam kasus pencarian Google, hakim menolak klaim bahwa Google seharusnya lebih memperhatikan pengiklan di mesin pencari Bing milik Microsoft.

    Apple mengutip keputusan tersebut dalam kasusnya, dengan mengatakan bahwa keputusan itu menunjukkan bahwa menahan akses terhadap teknologi tidak seharusnya dianggap sebagai tindakan anti-persaingan.

  • Nvidia Bantah Server Blackwell Bermasalah, Telah Terkirim 13.000 Sampel

    Nvidia Bantah Server Blackwell Bermasalah, Telah Terkirim 13.000 Sampel

    Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa cip global Nvidia membanta laporan yang menyebut bahwa adanya masalah pendinginan pada server AI Blackwell.

    Melansir dari The Verge, Kamis (21/11/2024) Nvidia malah meyakinkan investor bahwa Blackwell sedang dalam produksi penuh dan berjalan lancar. Maka dari itu perusahaan akan terus mengirimkan lebih banyak chip setiap kuartal mulai sekarang.

    CEO Nvidia, Jensen Huang, mengklaim bahwa Blackwell telah mengirimkan 13.000 sampel kepada pelanggan pada kuartal ini, dengan hasil yang sudah dapat diukur dalam miliaran dolar.

    “Seperti yang dapat Anda lihat dari semua sistem yang sedang dibangun, Blackwell dalam kondisi sangat baik,” kata Huang.

    Adapun, Nvidia melaporkan pencapaian rekor pendapatan dan laba untuk kuartal ketiga tahun 2024.

    Pendapatan dari pusat data meroket hingga US$30,7 miliar pada kuartal lalu, lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan bisnis gaming yang bernilai sekitar US$2-3 miliar setiap kuartal. Hal ini mendorong Nvidia meraih laba bersih sebesar US$19,3 miliar pada kuartal ketiga, meskipun masih di bawah pencapaian Microsoft dan Apple yang masing-masing meraih US$24,7 miliar dan US$21,4 miliar pada periode yang sama.

    Di tengah persaingan sengit, terutama dengan AMD, Nvidia dan pesaingnya mempercepat pengembangan chip baru untuk memenuhi permintaan AI yang terus meningkat. 

    Meskipun Blackwell menjadi andalan terbaru Nvidia, perusahaan mengungkapkan bahwa chip H200, yang diumumkan tahun lalu, saat ini menjadi produk terlaris mereka, mengumpulkan miliaran dolar pada kuartal terakhir.

    Sementara Nvidia mendominasi pasar chip AI, Intel kini tertinggal dan tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran untuk mengejar ketertinggalan di sektor yang semakin berkembang ini.

  • Bukan Baja dan Beton, Microsoft Bangun Data Center Pakai Kayu

    Bukan Baja dan Beton, Microsoft Bangun Data Center Pakai Kayu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Microsoft memilih kayu sebagai material untuk membangun data center hyperscale baru, di dua lokasi di di Virginia Utara, Amerika Serikat (AS). Langkah tersebut diambil sebagai upaya demi mengurangi emisi karbon.

    Alih-alih menggunakan baja dan beton yang biasa digunakan dalam konstruksi data center, Microsoft menggunakan bahan kayu pre-fabrikasi yang tahan api, yang disebut Cross Laminated Timber (CLT).

    Model konstruksi kayu, baja, dan beton hibrida diperkirakan akan secara signifikan mengurangi jejak karbon yang terkandung dari dua pusat data baru sebesar 35 persen dibandingkan dengan konstruksi baja konvensional, dan 65 persen dibandingkan dengan beton biasa.

    “Pusat data hibrida Microsoft adalah contoh terbaru tentang cara perusahaan tersebut berupaya melakukan dekarbonisasi pusat data dan operasi konstruksinya,” tulis perushaaan dalam blog resminya, dikutip Selasa (19/11/2024).

    Pada tahun 2020, Microsoft meluncurkan proyek ambisius, yakni pada 2030 mendatang, perusahaan akan menjadi “karbon negatif”, yang berarti Microsoft akan mengeluarkan lebih banyak karbon dari atmosfer daripada yang dipancarkannya.

    Dan pada tahun 2050 perusahaan tersebut akan menghilangkan dari atmosfer jumlah yang setara dengan semua karbon yang dipancarkan perusahaan tersebut sejak didirikan pada 1975.

    Empat tahun setelah komitmen tersebut, Microsoft mengumumkan telah mencapai pengurangan emisi langsung sebesar 6,3 persen selama tiga tahun.

    Namun, emisi tidak langsung meningkat sebesar 30,9 persen, yang didorong oleh pertumbuhan pusat data dan perangkat keras yang tersimpan di dalamnya.

    Emisi tidak langsung sangat sulit dikelola karena mencakup karbon yang dipancarkan selama ekstraksi, pemrosesan, manufaktur, dan bahkan pengangkutan material, sehingga berada di luar kendali langsung perusahaan.

    Sebagai tanggapan, Microsoft telah memobilisasi upaya di seluruh perusahaan untuk mempercepat dekarbonisasi.

    “Ini adalah tugas yang harus dikerjakan semua pihak,” kata Jim Hanna, yang memimpin program keberlanjutan untuk tim teknik pusat data Microsoft.

    “Meskipun tidak ada satu tindakan pun yang dapat menutup kesenjangan antara tujuan 2030 dan tren saat ini, Microsoft memiliki banyak cara untuk melakukannya.” imbuhnya.

    (dem/dem)

  • ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406), Laptop Tipis Premium dengan Performa Tinggi dan Desain Elegan – Page 3

    ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406), Laptop Tipis Premium dengan Performa Tinggi dan Desain Elegan – Page 3

    ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2), sehingga mampu menangani tugas berbasis AI hingga 47 TOPs NPU. Desain SoC memungkinkan motherboard lebih kecil hingga 27%, mendukung efisiensi pendinginan dan stabilitas performa. Dengan RAM LPDDR5X hingga 32GB dan penyimpanan SSD PCIe 4.0, laptop ini ideal untuk produktivitas sehari-hari.

    Di sisi audio visual, ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) dilengkapi panel berkualitas tertinggi. Layar sentuh (touchscreen) berteknologi ASUS Lumina OLED 3K 120Hz pada Zenbook S 14 OLED (UX5406) menawarkan resolusi tinggi 2880×1800 pixel yang memastikan detail gambar tajam dan jernih.

    Dengan color gamut 100% DCI-P3, layar ini mampu mereproduksi warna dengan akurat, didukung sertifikasi Pantone® Validated dan DisplayHDR™ True Black 500 untuk kontras dan kedalaman warna hitam yang optimal. Selanjutnya, dari sisi audio, laptop tipis ini didukung empat speaker Harman Kardon dan Dolby Atmos®, memberikan pengalaman visual dan audio premium.

    Saat bekerja, sistem pendinginan inovatif dengan vapor chamber ultra-tipis dan dua kipas IceBlade memastikan performa optimal tanpa bising. Adapun kombinasi sistem keamanan terbaru dari Microsoft, yakni Microsoft Pluton, Windows Hello, Adaptive Lock, dan Adaptive Dimming akan sanggup menjaga privasi dan data pengguna.

     

    ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) ini juga tampil dengan desain berkelanjutan. ASUS menghadirkan sleeve yang terbuat dari poliester daur ulang bersertifikasi GRS, menekankan komitmen ASUS terhadap inovasi ramah lingkungan. 

    Di Indonesia ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) hadir dalam dua pilihan warna alami, Zumaia Gray dan Scandinavian White, yang semakin memperkuat kesan elegan dan ramah lingkungan. Semuanya menjadikan Zenbook S 14 OLED pilihan tepat bagi mereka yang menginginkan laptop premium dengan desain minimalis namun fungsional.

    Segera miliki laptop tipis premium ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) di ASUS Official Store di Shopee dan Tokopedia di harga Rp27.999.000.

     

    (*)

  • Bank Negara Ini Patungan Bangun Pengganti Google-Microsoft

    Bank Negara Ini Patungan Bangun Pengganti Google-Microsoft

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank sentral India berencana menawarkan layanan cloud dengan harga terjangkau untuk bank dan lembaga keuangan agar mereka tidak bergantung kepada perusahaan asing seperti Microsoft, Amazon, dan Google.

    Reuters melaporkan bahwa layanan cloud yang ditawarkan oleh bank sentral India akan didukung oleh perusahaan teknologi lokal. Layanan cloud ini akan menjadi alternatif dari layanan global seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, Google Cloud, dan IBM Cloud.

    Menurut data IDC, Nilai pasar cloud di India diperkirakan mencapai US$ 8,3 miliar pada 2023 dan diproyeksikan mencapai US$ 24,2 miliar pada 2028. Mayoritas pasar tersebut diisi oleh layanan cloud asing.

    “Kami ingin memulai implementasi dalam skala lebih kecil dalam beberapa bukan ke depan,” kata salah satu sumber Reuters.

    Program layanan cloud ini akan ditawarkan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. Sumber Reuters menjelaskan bahwa layanan cloud ini akan dirancang untuk bank dan lembaga keuangan kecil yang selama ini tidak mampu membayar layanan cloud global.

    Rencana layanan cloud ini sebelumnya telah dibocorkan oleh Gubernur bank sentral India, Shaktikanta Das. Proyek ini dipimpin oleh divisi riset yang diberi nama Layanan Teknologi Finansial India kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan perusahaan teknologi swasta.

    EY dikabarkan bertindak sebagai penasihat di proyek yang digarap dengan modal US$ 2,72 miliar. Bank dan lembaga keuangan lain nantinya diberikan kesempatan untuk memegang saham perusahaan layanan cloud tersebut.

    Perusahaan yang ingin bergabung menyediakan layanan cloud harus membangun data center di Mumbai dan Hyderabad.

    (dem/dem)

  • 4 Pertanyaan Besar Bill Gates, Ada yang Bisa Jawab?

    4 Pertanyaan Besar Bill Gates, Ada yang Bisa Jawab?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft dan figur filantropi kawakan, Bill Gates, memiliki pertanyaan besar bagi manusia di masa depan.

    Ia mengatakan ada 4 hal yang ingin ditanyakan jika bertemu manusia yang hidup di tahun 2100 atau 76 tahun dari sekarang. 

    Rasa penasaran Gates diungkapkan dalam sebuah wawancara di podcast baru-baru ini. Ia mengaku sangat tertarik dengan keadaan generasi mendatang, khususnya ketika mengatasi tantangan khususnya terkait teknologi kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence).

    “Saya menyebutnya empat catatan kaki. AI, senjata nuklir, senjata bioteror, dan polarisasi,” kata Gates soal pertanyaan untuk manusia tahun 2100, dikutip dari Benzinga, Selasa (19/11/2024).

    Masalah-masalah tersebut, menurutnya tetap ada dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun, dia mengatakan kehidupan telah jauh lebih baik selama lima dekade terakhir.

    Gates juga menyatakan tetap optimistis pada kehidupan 76 tahunan lagi. Manusia akan bisa mengembangkan strategi untuk mengelola masalah yang ada.

    Namun, dia mengingatkan pula harus ada tata kelola inovasi saat mengatasi tantangan. Khususnya pada AI, karena teknologi itu akan terus berkembang di masa depan.

    Dalam kesempatan yang sama, Gates mengatakan manfaat besar penggunaan AI pada beberapa bidang seperti kesehatan dan pendidikan. Keuntungannya akan jauh lebih besar daripada tantangan yang ditimbulkan dari AI, ucapnya.

    Gates diketahui cukup antusias dengan perkembangan AI. Bahkan dia menggunakan alat-alat teknologi tersebut seperti chatbot populer ChatGPT.

    Pria 69 tahun itu menyoroti soal kegunaan chatbot AI dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dia yakin potensi platform untuk meningkatkan kehidupan manusia sehari-hari.

    (fab/fab)