Perusahaan: Microsoft

  • Ada Lowongan Kerja di Federasi Futsal Indonesia, Bisa untuk Semua Jurusan! – Page 3

    Ada Lowongan Kerja di Federasi Futsal Indonesia, Bisa untuk Semua Jurusan! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Federasi Futsal Indonesia (FFI), yang merupakan organisasi resmi di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), saat ini membuka lowongan kerja untuk tahun 2024.

    Sebagai pengelola utama futsal nasional, FFI tidak hanya mengurus timnas futsal, tetapi juga kompetisi Liga Futsal Profesional Indonesia. Kini FFI sedang membuka kesempatan bagi anda yang ingin berkarier di sini.

    Bergabung dengan FFI bukan hanya sekadar mendapatkan pekerjaan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berkontribusi dalam mengembangkan futsal Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

    Simak informasi mengenai persyaratan lowongan kerja di Federasi Futsal Indonesia dan cara mendaftar yang mudah!

    1. Sekretariat

    Deadline: 1 Desember 2024

    Usia: 20-35 tahun.
    Pendidikan: Minimal S1 dari semua jurusan.
    Menguasai perangkat lunak perkantoran (Microsoft Office, Google Workspace).
    Terampil dalam pengelolaan dokumen dan arsip.
    Kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan.
    Diutamakan pengalaman dalam penyelenggaraan acara atau kompetisi berskala internasional.
    Kemampuan bekerja di bawah tekanan dengan tenggat waktu yang ketat.
    Memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan futsal Indonesia.

  • Dulu Raja HP, Begini Cerita Nokia Masuk ke Dasar Jurang

    Dulu Raja HP, Begini Cerita Nokia Masuk ke Dasar Jurang

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Generasi milenial sempat merasakan masa kejayaan Nokia di pasar HP. Di era 90-an hingga 2.000-an awal, produk-produk Nokia dijuluki ‘HP sejuta umat’. 

    Pada puncaknya, raksasa Finlandia tersebut menguasai pangsa pasar ponsel global lebih dari 40 persen. Namun, kesohorannya tak bertahan lama. Penurunan bisnis Nokia dimulai dengan penjualan bisnis telepon selulernya ke Microsoft pada tahun 2013.

    Kehadiran pesaing seperti Apple, Samsung dan produsen lainnya bisa saja disalahkan atas kematian Nokia. Kendati demikian, keruntuhan Nokia sudah terjadi di internal, sebelum perusahaan-perusahaan lain memasuki pasar ponsel.

    Kesuksesan Dini Nokia

    Kesuksesan awal Nokia merupakan hasil dari pilihan manajemen yang visioner dan berani yang memanfaatkan teknologi inovatif perusahaan saat digitalisasi dan deregulasi jaringan telekomunikasi menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa.

    Namun pada pertengahan 1990-an, rantai pasokan yang hampir runtuh membuat Nokia berada di landasan pacu kesuksesannya. Sebagai tanggapan, sistem dan proses yang disiplin diterapkan, yang memungkinkan Nokia menjadi sangat efisien dan meningkatkan produksi dan penjualan lebih jauh lebih cepat daripada para pesaingnya.

    Antara tahun 1996 dan 2000, jumlah pegawai di Nokia Mobile Phones (NMP) meningkat 150 persen menjadi 27.353, sedangkan pendapatan selama periode tersebut naik 503 persen.

    Mengutip laman Knowledge Insead, Kamis (9/6/2022), pertumbuhan yang cepat ini membutuhkan biaya. Biaya yang tinggi membuat para manajer di pusat pengembangan utama Nokia mendapati diri mereka berada di bawah tekanan kinerja jangka pendek yang makin meningkat dan tidak dapat mendedikasikan waktu dan sumber daya untuk inovasi.

    Pencarian “Kaki Ketiga”

    Para pemimpin Nokia menyadari pentingnya menemukan apa yang mereka sebut sebagai “kaki ketiga”, sebuah area pertumbuhan baru untuk melengkapi bisnis telepon seluler dan jaringan yang sangat sukses.

    Upaya mereka dimulai pada tahun 1995 dengan New Venture Board tetapi gagal mendapatkan daya tarik karena bisnis inti menjalankan aktivitas investasi mereka sendiri dan eksekutif terlalu asyik dengan mengelola pertumbuhan di area yang ada, untuk fokus menemukan pertumbuhan baru.

    Upaya baru untuk menemukan langkah ketiga diluncurkan dengan Nokia Ventures Organization (NVO) di bawah kepemimpinan salah satu tim manajemen puncak Nokia.

    Program visioner ini menyerap semua usaha yang ada dan mencari teknologi baru. Itu berhasil dalam arti bahwa mereka mempertahankan sejumlah proyek penting yang ditransfer ke bisnis inti.

    Faktanya, banyak peluang yang diidentifikasi NVO terlalu dini. Misalnya, NVO dengan tepat mengidentifikasi “internet of things” dan menemukan peluang dalam manajemen kesehatan multimedia, area bisnis yang saat ini tumbuh pesat.

    Namun, pada akhirnya semua gagal karena kontradiksi yang melekat antara ide jangka panjang dan target kinerja jangka pendek.

    Mengatur ulang kesuksesan

    Meskipun perusahaan sedang sukses, harga saham tinggi dan pelanggan di seluruh dunia puas dan setia, CEO Nokia Jorma Ollila makin khawatir bahwa pertumbuhan yang cepat telah menyebabkan hilangnya kelincahan dan kewirausahaan.

    Antara 2001 dan 2005, sejumlah keputusan dibuat untuk mencoba menyalakan kembali dorongan dan energi Nokia sebelumnya. Namun alih-alih menghidupkan kembali Nokia, mereka justru memulai awal penurunan.

    Kunci di antara keputusan ini adalah realokasi peran kepemimpinan yang penting dan reorganisasi tahun 2004 yang dilaksanakan dengan buruk ke dalam struktur.

    Hal ini menyebabkan kepergian para staf penting dari tim eksekutif, yang menyebabkan kemunduran pemikiran strategis.

    Pelajaran dari Nokia

    Jatuhnya bisnis ponsel Nokia tidak dapat dijelaskan dengan satu jawaban sederhana. Di dalamnya sungguh kompleks, termasuk keputusan manajemen, struktur organisasi yang tidak berfungsi, birokrasi yang berkembang, dan persaingan internal. Semua hal tersebut berperan dalam mencegah Nokia mengenali peralihan dari persaingan berbasis produk ke persaingan berbasis platform.

    Kisah ponsel Nokia mencontohkan sifat umum yang dilihat di perusahaan yang sudah sukses. Kesuksesan melahirkan konservatisme dan keangkuhan yang, seiring waktu, menghasilkan penurunan proses strategi yang mengarah pada keputusan strategis yang buruk.

    Dulu perusahaan sangat menerima ide dan eksperimen baru untuk memacu pertumbuhan. Namun, sukses membuat mereka menjadi penghindar risiko dan kurang inovatif.

    Pertimbangan seperti itu akan sangat penting bagi perusahaan yang ingin tumbuh dan menghindari salah satu ancaman pengganggu terbesar bagi masa depan mereka – kesuksesan mereka sendiri.

    Kabar Terbaru Nokia

    Sejatinya, Nokia memang sudah lama tak menggenjot bisnis smartphone dan lebih fokus ke bisnis jaringan.

    Dikutip dari Reuters, Nokia juga tengah mengeksplor beragam opsi untuk bisnis jaringannya. Misalnya melakukan divestasi atau menjual semua bisnis jaringan mobile yang bisa bernilai US$ 10 miliar.

    Informasi ini mencuat setelah Nokia melaporkan profit operasional kuartal kedua (Q2) 2024 yang merosot 32%. Hal ini disebabkan lemahnya permintaan peralatan kontektivitas 5G.

    Pilihan lainnya adalah menggabungkan bisnis dengan pesaing. Salah satu yang tertarik dengan Nokia adalah Samsung.

    Raksasa asal Korea Selatan menyatakan minat awal mengakuisisi beberapa aset Nokia. Laporan menyebutkan Samsung ingin mendapatkan skala dalam jaringan akses yang menghubungkan ponsel dengan infrastruktur telekomunikasi.

    Pembicaraan dua perusahaan masih dalam tahap awal. Namun tidak ada jaminan kesepakatan bisnis bakal terjadi antara Nokia dengan Samsung, dikutip dari Reuters.

    Reuters menuliskan Nokia tidak mengomentari rumor atau spekulasi pasar. Namun perusahaan mengatakan komitmennya pada bisnis jaringan seluler.

    “Jaringan seluler adalah aset yang sangat strategis bagi Nokia dan pelanggannya,” ucap Nokia.

    Sebelumnya, perusahaan asal Finlandia dilaporkan bekerja sama dengan Axiom Space. Tujuannya menyematkan kemampuan 4G LTE pada pakaian antariksa generasi berikutnya. Pakaian itu rencananya bakal digunakan pada misis Artemis III NASA.

    (fab/fab)

  • Microsoft Jadi Objek Lidik Komite Perdagangan AS Imbas Insiden Keamanan

    Microsoft Jadi Objek Lidik Komite Perdagangan AS Imbas Insiden Keamanan

    Bisnis.com, JAKARTA – Komite Perdagangan Federal Amerika Serikat (AS) atau FTC menjalankan penyelidikan antitrust terhadap Microsoft imbas insiden keamanan yang terjadi beberapa waktu lalu. Microsoft dikabarkan sempat mengalami gangguan yang berdampak besar bagi AS. 

    Menambah panjang deretan nama perusahaan teknologi raksasa yang berada di bawah pengawasan serupa dalam beberapa tahun terakhir.

    Mengutip The Verge, beberapa hal yang tengah diteliti oleh FTC adalah bisnis komputasi awan (cloud) dan lisensi perangkat lunak, layanan keamanan siber, serta penawaran kecerdasan buatan (AI) milik Microsoft. Perihal ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg.

    Minat FTC terhadap bisnis cloud Microsoft meningkat setelah beberapa insiden keamanan yang memengaruhi produknya. Terutama, karena Microsoft adalah salah satu penyedia perangkat lunak utama bagi lembaga pemerintah AS.

    Permintaan informasi yang diajukan mencakup ratusan halaman dan menjadi puncak dari diskusi informal selama lebih dari satu tahun dengan para pesaing dan mitra Microsoft.

    Salah satu fokusnya adalah bagaimana Microsoft menggabungkan perangkat lunak produktivitas dan keamanan dengan layanan cloud Azure-nya, menurut sumber tersebut. Baik FTC maupun Microsoft menolak berkomentar mengenai hal ini.

    Awal tahun ini, Cyber Safety Review Board atau Dewan Tinjauan Keamanan Siber Pemerintah menyimpulkan “budaya keamanan Microsoft tidak memadai dan membutuhkan perombakan, terutama mengingat peran sentral perusahaan dalam ekosistem teknologi.”

    Tak lama setelah itu, CEO Microsoft Satya Nadella mengeluarkan memo kepada karyawan terkait dengan masalah dilema antara keamanan dan prioritas lain. “Jika Anda dihadapkan pada dilema antara keamanan dan prioritas lain, jawabannya jelas: utamakan keamanan,” kata Nadella.

    Jika FTC mengajukan gugatan terhadap perusahaan, hal ini akan menempatkan Microsoft kembali dalam situasi yang pernah dialami di masa lalu. Pada akhir 1990-an, perusahaan menghadapi gugatan antimonopoli dari Departemen Kehakiman AS terkait penggabungan peramban webnya dengan sistem operasi Windows.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft sebagian besar luput dari pengawasan antitrust yang dialami Amazon, Apple, Meta, dan Google, yang masing-masing sedang menghadapi tuduhan monopoli dari pemerintah.

    Namun, mayoritas Demokrat di FTC akan segera berubah ketika Presiden terpilih Donald Trump dilantik pada Januari 2024.

    Trump, kelas The Verge, kemungkinan akan memilih salah satu dari dua komisaris Republik saat ini untuk menjabat sebagai ketua sementara, dan pada akhirnya akan mencalonkan ketua atau komisaris baru yang sejalan dengan pandangannya.

    Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa penyelidikan ini akan tetap berlanjut — mengingat pada masa jabatan terakhir Trump, Departemen Kehakiman (DOJ) dan FTC masing-masing mengajukan gugatan antitrust terhadap Google dan Meta.

  • Ini Pergerakan Harga Bitcoin yang Sempat Melonjak hingga 40%

    Ini Pergerakan Harga Bitcoin yang Sempat Melonjak hingga 40%

    Jakarta

    Harga bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi pada Jumat pekan lalu yaitu tercatat US$99.000 atau lebih dari Rp1,5 miliar. Kenaikan ini membawa kapitalisasi pasar Bitcoin menjadi di atas US$1,9 triliun, dengan volume perdagangan harian mencapai US$52 miliar. Lonjakan harga Bitcoin mencerminkan momentum bullish yang terus berlanjut sejak awal bulan, meski ketika mayoritas altcoin mengalami penurunan.

    Kenaikan nilai Bitcoin menjadikannya aset terbesar ke-7 di dunia, melampaui silver yang berada di peringkat ke-9 dengan kapitalisasi pasar US$ 1,7 triliun. Saat ini, Bitcoin (US$ 1,9 triliun) berada di bawah emas (US$ 18,13 triliun), Nvidia (US$ 3,5 triliun), Apple (US$ 3,4 triliun), Microsoft (US$ 3 triliun), Amazon (US$ 2,07 triliun), dan Google (US$ 2,02 triliun) dalam daftar aset terbesar di dunia.

    Adapun salah satu pendorong utama kenaikan Bitcoin adalah laporan mengenai Trump Media and Technology Group yang sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi perusahaan perdagangan kripto Bakkt.

    Berita ini memicu ekspektasi bahwa kebijakan pro-kripto akan diterapkan di bawah kepemimpinan Donald Trump. Faktor lainnya yang mendorong lonjakan harga ini adalah peluncuran produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin dari BlackRock, iShares Bitcoin Trust (IBIT), yang mencatat nilai perdagangan sebesar US$1,9 miliar pada hari pertama.

    Selain itu, peluncuran platform aset digital Goldman Sachs Group Inc. memberikan sentimen positif tambahan. Di sisi lain, CEO Coinbase, Brian Armstrong, bertemu Presiden terpilih Donald Trump (19/11) untuk membahas penunjukan pejabat pemerintahan baru.

    Pertemuan ini semakin memperkuat harapan akan kebijakan pro-kripto yang mendukung pertumbuhan industri. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 juga berperan besar dalam mengangkat harga Bitcoin.

    Sejak diumumkan pada 6 November 2024, harga Bitcoin telah melonjak lebih dari 40%. Janji Trump untuk mendorong regulasi yang ramah kripto dan menjadikan Bitcoin sebagai cadangan aset nasional memicu optimisme di pasar. CEO INDODAX, Oscar Darmawan, memberikan pandangan yang mendalam tentang momentum ini.

    “Ketika kita melihat berita seperti Trump Media yang berniat mengakuisisi Bakkt dan pertemuan dengan Brian Amstrong, ini bukan hanya tentang ekspansi bisnis. Ini adalah langkah strategis yang memperkuat Bitcoin sebagai pilar utama di ekosistem ekonomi digital global. Kombinasi ini memberikan kejelasan arah yang sangat signifikan terhadap masa depan industri,” ujar Oscar dalam siaran pers, Kamis (28/11/2024).

    Dia menjelaskan ETF Bitcoin dari BlackRock menjadi tonggak sejarah yang menunjukkan bahwa lembaga-lembaga besar semakin meyakinkan bahwa Bitcoin lebih dari sekadar aset digital, tetapi juga alat diversifikasi portofolio jangka panjang.

    Oscar juga mengatakan bahwa kemenangan Trump di pemilu AS 2024 membawa dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar perubahan regulasi. “Kebijakan pro-kripto yang dijanjikan Trump menciptakan harapan bahwa Bitcoin dapat bertransisi menjadi aset strategis, bahkan mungkin sebagai cadangan nasional. Ini adalah langkah revolusioner yang menunjukkan pengakuan terhadap nilai intrinsik Bitcoin dalam konteks ekonomi global,” jelasnya.

    Di tengah dominasi Bitcoin, Oscar juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi altcoin. “Penurunan pada Ether dan altcoin lainnya memperlihatkan bahwa investor saat ini lebih cenderung memilih Bitcoin sebagai aset utama. Ini adalah refleksi dari kepercayaan pada Bitcoin yang terus meningkat di tengah ketidakpastian pasar,” ungkapnya.

    Dengan momentum ini, INDODAX berkomitmen untuk terus mendorong adopsi Bitcoin di Indonesia. “Kami tidak hanya melihat rekor harga ini sebagai pencapaian, tetapi juga sebagai peluang untuk mengedukasi pasar tentang pentingnya memiliki akses yang aman dan transparan ke aset digital. Melalui langkah ini, kami ingin menjadikan INDODAX sebagai gerbang utama investasi kripto di Indonesia,” ujar Oscar.

    Saksikan juga video: Jokowi Kaget Ada yang Belajar Robotik, Bitcoin hingga AI di UNU Yogya

    (kil/kil)

  • IHSG Hari Ini Kamis 28 November 2024 Dibuka Melemah

    IHSG Hari Ini Kamis 28 November 2024 Dibuka Melemah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (28/11/2024), dibuka melemah.

    IHSG hari ini pada pukul 09.11 WIB jatuh 32,17 poin atau 0,44% mencapai 7.213,7. IHSG bergerak dalam rentang 7.210-7.249.

    Pada menit-menit awal perdagangan, volume perdagangan saham mencapai 1,7 miliar lembar saham senilai Rp 1,22 triliun dari sebanyak 127.509 kali transaksi.

    Sebanyak 217 saham tercatat menguat, sebanyak 182 saham melemah, dan sebanyak 197 saham stagnan.

    Indeks utama Wall Street pada Rabu (27/11/2024) juga melemah akibat penurunan saham teknologi. Saham Nvidia, Microsoft, dan Broadcom, menjadi faktor utama pelemahan pasar. Saham Nvidia turun 1,2%, sementara Microsoft melemah 1,2%, dan Broadcom terpangkas 3,1%.

    Sejalan dengan IHSG yang hari ini dibuka melemah, indeks S&P 500 pada Rabu melemah 22,89 poin menjadi 5.998,74, Dow Jones turun 138,25 poin menjadi 44.722,06, dan Nasdaq turun 115,10 poin menjadi 19.060,48.

  • Wall Street Melemah Akibat Penurunan Saham Teknologi

    Wall Street Melemah Akibat Penurunan Saham Teknologi

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street melemah pada Rabu (27/11/2024) akibat penurunan saham teknologi, sehingga menghentikan tren kenaikan pasar selama lebih dari seminggu.

    Indeks S&P 500 melemah 0,4%, meskipun mayoritas saham dalam indeks tersebut mencatat kenaikan. Penurunan ini mengakhiri reli tujuh hari berturut-turut untuk indeks acuan tersebut.

    Dow Jones Industrial Average juga turun 0,3%, menghentikan lima kali kenaikan sebelumnya. Namun, baik Dow Jones maupun S&P 500 masih berada di dekat level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Selasa (26/11/2024).

    Nasdaq, yang didominasi oleh saham teknologi, turun lebih tajam sebesar 0,6%.

    Penurunan saham teknologi besar atau big tech seperti Nvidia, Microsoft, dan Broadcom, menjadi faktor utama pelemahan pasar. Saham Nvidia turun 1,2%, sementara Microsoft melemah 1,2%, dan Broadcom terpangkas 3,1%.

    Namun, sektor keuangan dan perawatan kesehatan memberikan dukungan bagi pasar. Saham Berkshire Hathaway naik 0,9%, sementara Merck & Co menguat 1,5%.

    Secara keseluruhan, indeks S&P 500 turun 22,89 poin menjadi 5.998,74, Dow Jones kehilangan 138,25 poin menjadi 44.722,06, dan Nasdaq melemah 115,10 poin menjadi 19.060,48.

    Pada saat Wall Street melemah akibat penurunan saham teknologi, di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS 10 tahun juga turun dari 4,30% menjadi 4,25%, sementara imbal hasil Treasury dua tahun merosot dari 4,25% menjadi 4,22%.

  • Sony bakal Rilis Handheld Gaming Setara Konsol PS5, Siap Tandingi Nintendo Switch? – Page 3

    Sony bakal Rilis Handheld Gaming Setara Konsol PS5, Siap Tandingi Nintendo Switch? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sony dilaporkan sedang mengembangkan konsol handheld gaming terbaru yang diklaim mampu menjalankan game PlayStation 5 (PS5) secara langsung.

    Informasi ini mencuat dari laporan Bloomberg, di mana sumber anonim menyebutkan perangkat ini dijadwalkan rilis dalam beberapa tahun mendatang.

    “Berbeda dengan PlayStation Portal yang fokus pada streaming, handheld gaming baru ini dirancang untuk menawarkan pengalaman gaming setara PS5 secara native,” sebagaimana dikutip dari Polygon, Rabu (27/11/2024).

    Menjawab Dominasi Nintendo dan Steam Deck

    Pasar handheld gaming premium kini berkembang pesat, dimulai dengan peluncuran Steam Deck oleh Valve, dan didominasi oleh Nintendo dengan perangkat Switch.

    Hal ini juga menjadi pendorong Sony untuk kembali ke segmen ini. Bahkan, Microsoft disebut sedang mempertimbangkan perangkat serupa.

    “Pasar perangkat genggam ini menjanjikan, namun sulit ditembus karena Nintendo begitu kuat,” ujar salah satu analis industri.

    Sony sebelumnya pernah mencoba peruntungan di pasar ini dengan PlayStation Portable (PSP) dan PlayStation Vita. Sayangnya, kedua perangkat tersebut kurang berhasil meskipun memiliki basis penggemar setia. 

    Potensi Teknologi dan Tantangan

    Handheld gaming Sony diharapkan mampu menembus keterbatasan pada generasi sebelumnya. Selain menjalankan game PS5 secara native, perangkat ini bisa menjadi pelengkap bagi gamer menginginkan fleksibilitas tanpa bergantung pada koneksi streaming.

    Namun, proyek ini masih dalam tahap awal. Karena itu, ada kemungkinan pengembangan handheld gaming dihentikan jika Sony memutuskan untuk mengubah prioritas strategisnya.

    PlayStation Portal: Langkah Awal

    Saat ini, Sony sudah menghadirkan PlayStation Portal memungkinkan gamer memainkan game PS5 melalui streaming dari konsol atau layanan cloud. Handheld gaming setara PS5 ini, jika benar dirilis, akan menjadi penerus lebih kuat dan kompetitif.

    Konsol handheld baru Sony memiliki potensi besar untuk menjadi penantang serius di pasar dikuasai Nintendo dan Steam Deck.

    Meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, antisipasi terhadap perangkat ini cukup tinggi, terutama bagi penggemar Sony menginginkan perangkat gaming portabel dan fleksibel.

     

  • 5 Cara Print Excel Agar Tidak Terpotong, Bisa Full Page hingga Tabel

    5 Cara Print Excel Agar Tidak Terpotong, Bisa Full Page hingga Tabel

    Jakarta

    Proses print dokumen Excel akan lebih mudah, kalau detikers mengetahui cara memilih area yang akan dicetak. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa dokumen excel yang akan dicetak sesuai, tanpa kesalahan format atau layout.

    Microsoft Excel, kamu bisa mencetak seluruh atau sebagian lembar kerja, buku kerja, satu per satu, hingga beberapa sekaligus. Simak pilihan cara print excel agar tidak terpotong di bawah ini.

    1. Print Satu dan Beberapa Buku Kerja di Excel

    Dilansir laman Support Microsoft, cara print excel untuk satu atau beberapa lembar kerja adalah sebagai berikut.

    Pilih lembar kerja di excel yang ingin dicetakPilih File > Cetak atau bisa langsung tekan Ctrl + PKlik tombol Cetak. Kamu juga bisa menyesuaikan Pengaturan sebelum memilih tombol Cetak.2. Print Semua (Full Page) atau Sebagian Lembar KerjaKlik lembar kerjanyaPilih rentang data yang ingin diprintPilih FileKlik CetakPilih panah di samping Cetak Lembar Aktif di Di bawah PengaturanPilih opsi yang sesuaiLalu, klik Cetak.3. Print Tabel Excel

    Apabila data yang ingin kamu print berada dalam tabel excel, kamu bisa mencetak hanya tabel Excel. Berikut langkahnya:

    Pilih sel dalam tabelnyaPilih FilePilih CetakPilih panah di samping Cetak Lembar Aktif, lalu pilih Cetak Tabel yang DipilihPilih Cetak.4. Cara Print File Excel Satu atau Beberapa Buku KerjaPastikan file buku kerja yang ingin dicetak dalam folder yang sama.Pilih File > BukaTombol CTRL ditekan terus, lalu klik nama setiap buku kerja untuk dicetakPilih Cetak.5. Mencetak Buku Kerja ke FileBuka filePilih Cetak atau tekan Ctrl + PPilih Cetak ke File di bagian PrinterPilih CetakMasukkan nama file di kotak dialog Save Print Output As, kemudian pilih OKNantinya, File akan disimpan di folder Documents.

    (khq/fds)

  • Dibayangi Tarif Baru Donald Trump, Wall Street Kembali Cetak Rekor

    Dibayangi Tarif Baru Donald Trump, Wall Street Kembali Cetak Rekor

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street mencetak rekor tertinggi pada Selasa (26/11/2024) setelah pernyataan presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump tentang kebijakan tarif ternyata hanya menimbulkan sedikit gejolak di Wall Street. Namun, apabila kebijakan tersebut benar-benar diterapkan, dampaknya dapat mengguncang ekonomi global.

    S&P 500 naik 0,6% ke level tertinggi sepanjang masa. Dow Jones Industrial Average naik 123 poin atau 0,3% ke rekornya sendiri yang dicapai sehari sebelumnya, sementara Nasdaq Composite naik 0,6%, didorong oleh kenaikan Microsoft dan big tech lainnya.

    Secara keseluruhan, S&P 500 naik 34,26 poin ke 6.021,63. Dow Jones naik 123,74 poin ke 44.860,31, sementara Nasdaq bertambah 119,46 poin ke 19.174,30.

    Dilansir dari AP, Donald Trump berencana memberlakukan tarif baru secara luas terhadap Meksiko, Kanada, dan China segera setelah ia resmi menjabat. Berbeda dari tarif yang diberlakukan pada masa jabatan pertama Trump, rencana tarif kali ini diproyeksikan mencakup berbagai produk secara luas. Rencana Trump tersebut saat ini menjadi sorotan para investor.

    Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury relatif stabil setelah penurunan tajam sehari sebelumnya. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun sedikit naik menjadi 4,29% dari 4,28% pada hari sebelumnya, meskipun masih di bawah level akhir pekan lalu di 4,41%.

    Pada saat Wall Street mencetak rekor, di pasar kripto, Bitcoin terus melemah setelah sebelumnya mencapai US$ 99.000 untuk pertama kalinya pada akhir pekan lalu. Nilainya kini turun ke US$ 91.000.

  • Sony Garap Konsol Genggam Baru untuk Lawan Nintendo Switch

    Sony Garap Konsol Genggam Baru untuk Lawan Nintendo Switch

    Jakarta

    Sony kabarnya sedang mengembangkan konsol genggam portabel untuk memainkan game PlayStation 5 di mana saja. Konsol ini dirancang untuk menyaingi Nintendo dan Microsoft.

    Menurut laporan Bloomberg, konsol genggam ini kemungkinan baru akan diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan. Tapi tidak menutup kemungkinan proyek ini akan dibatalkan dan tidak jadi dirilis.

    Saat ini Nintendo masih menjadi pemimpin di industri konsol genggam berkat Switch. Nintendo diperkirakan akan meluncurkan penerus Switch yang sudah lama dinanti pada tahun 2025.

    Sementara itu, Microsoft juga sedang mengembangkan prototipe Xbox versi handheld. Namun CEO Microsoft Gaming Phil Spencer mengatakan perangkat tersebut mungkin baru akan diluncurkan beberapa tahun lagi.

    Pasar konsol genggam juga sekarang diramaikan sejumlah perangkat berbasis PC dari pemain baru seperti Steam Deck buatan Valve dan ROG Ally dari Asus, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (26/11/2024).

    Sebenarnya Sony saat ini sudah memiliki konsol portabel yaitu PlayStation Portal yang diluncurkan tahun lalu. Tapi perangkat tersebut hanya bisa memainkan game PS5 lewat streaming menggunakan Wi-Fi.

    Nah, konsol genggam baru yang sedang digarap Sony saat ini terinspirasi dari PlayStation Portal. Sony awalnya memang merancang PlayStation Portal agar bisa menjadi perangkat independen yang bisa memainkan game secara native.

    Konsol genggam juga bukan hal yang baru bagi Sony. Raksasa teknologi asal Jepang itu pernah merilis PlayStation Portable dan PS Vita, tapi kedua perangkat ini sudah lama dihentikan produksinya.

    (vmp/fay)