Perusahaan: Microsoft

  • Thailand Sesuaikan Kebijakan Soal Investasi Asing Jelang Pemerintahan Jilid II Trump

    Thailand Sesuaikan Kebijakan Soal Investasi Asing Jelang Pemerintahan Jilid II Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Thailand mengambil langkah-langkah untuk menarik lebih banyak investasi asing guna mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Negeri Gajah Putih juga bersiap menyesuaikan kebijakannya untuk menghadapi potensi perubahan perdagangan dunia seiring kepemimpinan Presiden AS terpilih Donald Trump yang menyuarakan mengutamakan ekonomi dalam negerinya. 

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menuturkan dia ingin memposisikan negaranya sebagai tujuan pilihan untuk investasi di pusat data dan semikonduktor. Dia menambahkan, negara itu telah membuat beberapa kemajuan dalam hal ini dengan mengamankan komitmen dari perusahaan-perusahaan seperti Google milik Alphabet Inc. dan Microsoft Corp. 

    Ekonomi Thailand bernilai US$500 miliar berada dalam kondisi yang jauh lebih baik saat ini dibandingkan saat koalisi pimpinan Pheu Thai berkuasa setahun yang lalu, kata perdana menteri itu. Berusaha memastikan pertemuan para pemimpin bisnis Thailand dan asing di Forbes Global CEO Conference di Bangkok pada hari Kamis, Paetongtarn mengatakan periode ketidakpastian politik telah berakhir dan bahwa keberlanjutan kebijakan merupakan prioritas bagi pemerintahannya.

    Paetongtarn mulai berkuasa pada September 2024 setelah pendahulunya, Srettha Thavisin, digulingkan dalam putusan pengadilan yang memicu kekacauan politik.

    “Jika politik sangat stabil, semuanya akan menjadi lebih stabil. Orang-orang akan lebih percaya bahwa Thailand tidak akan banyak berubah. Mereka akan lebih percaya diri untuk berinvestasi,” katanya dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/12/2024).

    Kembalinya pemerintahan sipil setelah pemerintahan yang didukung militer selama hampir satu dekade juga telah menyebabkan lonjakan janji investasi oleh perusahaan-perusahaan swasta. 

    Namun, serangkaian petisi hukum terhadap Paetongtarn dan Partai Pheu Thai telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik baru dengan pendirian kerajaan konservatif negara itu yang berusaha menegaskan kembali cengkeramannya pada kekuasaan.

    Badan Investasi Thailand melaporkan lonjakan 42% dalam nilai proposal investasi menjadi 723 miliar baht atau US$21 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini, level tertinggi sejak 2015. 

    Perusahaan perancang chip Nvidia Corp. akan mengungkap rencana investasi Thailand pada Desember, sementara perusahaan seperti Seagate Technology Holdings dan Western Digital Corp. ingin meningkatkan investasi dalam operasi lokal, menurut para pejabat.

    “Kita perlu memastikan bahwa kita siap untuk investasi terutama pusat data dan semikonduktor. Thailand perlu mengumumkan kepada dunia bahwa kita siap untuk investasi masa depan,” jelasnya.

    Paetongtarn mengatakan pemerintahnya siap untuk menyesuaikan kebijakan untuk mendukung sektor ekspornya jika terkena dampak kebijakan perdagangan Presiden terpilih Donald Trump. 

    Jaminan Paetongtarn datang sehari setelah sebuah studi menunjukkan ekonomi Thailand berpotensi kehilangan sekitar 160,5 miliar baht, memangkas sekitar 90 basis poin dari proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 3% tahun depan.

    Pandangan Thaksin

    Sebelumnya, Paetongtarn mengatakan Thailand dapat melampaui target pertumbuhan tahun depan karena pemerintah akan meningkatkan investasi publik dan jika dapat memastikan stabilitas politik. Dia berjanji untuk menyelesaikan sisa masa jabatan tiga tahun pemerintahannya dan langkah-langkah stimulus baru pada awal Desember.

    Dia menuturkan, pemerintah Thailand sedang meletakkan dasar bagi negara untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap dalam 5 tahun.

  • iPhone ‘Gitu-Gitu Aja’, Perusahaan Ini Rebut Posisi Puncak Apple

    iPhone ‘Gitu-Gitu Aja’, Perusahaan Ini Rebut Posisi Puncak Apple

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple bukan perusahaan paling inovatif di dunia. Raksasa pembuat iPhone itu kalah dari perusahaan milik manusia Rp 2.000 triliun Jensen Huang, Nvidia dalam laporan terbaru IMD Center for Future Readiness.

    Riset Future Readiness Indicator (FRI) 2024 mengungkapkan Nvidia berada di puncak daftar mengalahkan sejumlah raksasa teknologi lain. Microsoft berada di belakang Nvidia, diikuti Meta, Alphabet dan Apple dalam lima besar.

    Artificial Intelligence jadi kata kunci keberhasilan Nvidia beserta Microsoft, Meta dan Alphabet untuk masuk dalam laporan tersebut yang memiliki skor di atas 80. Seperti diketahui keempat perusahaan memang gencar mengembangkan AI beberapa waktu terakhir.

    Bahkan Kepala Center for Future Readiness IMD, Howard Yu menyebut upaya investasi Nvidia pada AI terbayarkan. Karena perusahaan itu jadi salah satu yang bernilai di dunia.

    “Meski Nvidia sempat gagal dengan chip pertama mereka, hingga beralih dari bisnis konsol gim ke GPU, namun pertaruhan investasi Nvidia di AI benar-benar terbayar. Kini, Nvidia menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, bahkan kapitalisasi pasarnya telah melampaui Microsoft dan Apple,” jelas Yu yang juga Professor Manajemen dan Inovasi IMD dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (3/12/2024).

    Sementara itu pengembangan Meta pada AI berdampak besar pada perusahaan. Mulai dari meningkatkan efektivitas bisnis iklan dan algoritma konten yang membuat interaksi pengguna pada platform mengalami peningkatan.

    Hal ini membuat arus kas positif Meta berada di angka 28%. Ini terjadi meski pengeluaran investasi induk perusahaan Facebook untuk AI sangat besar.

    Dalam laporan itu juga terdapat beberapa nama perusahaan Asia. Sayangnya tak masuk dalam 10 besar, sebagian besar memiliki skor di bawah 50.

    Hanya TSMC yang mengantongi skor 55,9. Dalam laporan itu, raksasa asal Taiwan berada di urutan ke-12.

    10 Perusahaan paling inovatif di dunia

    Berikut 10 besar riset FRI 2024:

    Nvidia
    Microsoft
    Meta
    Alphabet
    Apple
    Amazon
    AMD
    Qualcomm
    SAP
    Netflix

    (dem/dem)

  • Hacker Ini Klaim Bisa Jebol Semua Lisensi Software Microsoft

    Hacker Ini Klaim Bisa Jebol Semua Lisensi Software Microsoft

    Jakarta

    Geng Hacker Massgrave mengklaim kalau mereka berhasil menjebol keamanan lisensi software Microsoft. Waduh!

    Massgrave adalah geng hacker yang terkenal di ranah pembajakan software, karena sering membuat skrip yang efektif untuk mengaktivasi software Microsoft, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (4/12/2024).

    Kemudian baru-baru ini, lewat postingannya di X, Massgrave mengumumkan kalau mereka punya proyek bernama Microsoft Activation Scripts (MAS), yang diklaim sebagai sebuah terobosan besar dalam pembajakan software Microsoft.

    [Gambas:Twitter]

    Menurut Massgrave, mereka sukses menjebol berbagai keamanan yang melindungi lisensi Windows dan Office. Metode cracking ini juga disebut sangat efektif karena bisa mengantisipasi pembaruan software dalam beberapa bulan ke depan.

    Tak cuma lisensi Office dan Windows yang menjadi korban, Massgrave juga mengklaim bisa mengaktivasi lisensi Windows yang dipasangi Extended Security Updates (ESU), yang membuat pengguna Windows 10 tetap bisa mendapatkan pembaruan keamanan gratis setelah dukungan Microsoft diakhiri pada Oktober 2025.

    Massgrave mengklaim metode yang dipakai ini efektif dan mudah, karena tidak membutuhkan instalasi file pihak ketiga ataupun mengubah sistem file.

    Untuk saat ini proyek MAS menyediakan bermacam alat yang didesain untuk mengaktivasi Windows dan Office bajakan. Tak diketahui metode apa yang dipakai di MAS, namun seorang hacker di Reddit mengklaim kalau metode yang dipakai ini masih dalam pengembangan dan belum difinalisasi.

    Lalu apa yang bisa dilakukan oleh Microsoft? Semestinya mereka bisa saja menambal celah ini, namun tampaknya hal tersebut membuat Microsoft harus merombak kode digital rights management (DRM) dan mengimplementasikan sistem aktivasi yang benar-benar baru.

    (asj/afr)

  • Trump Bikin Takut, Bos Teknologi Kompak Tinggalkan Amerika

    Trump Bikin Takut, Bos Teknologi Kompak Tinggalkan Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Miliarder sekaligus co-founder LinkedIn Reid Hoffman merupakan salah satu pendonor utama untuk Partai Demokrat dalam Pemilihan Umum Amerika Serikat (AS).

    Ia cukup vokal mendukung Kamala Harris yang akhirnya kalah dengan Donald Trump dari Partai Republik. Menurut laporan New York Times, Hoffman telah memberi tahu beberapa teman bahwa ia mempertimbangkan pindah ke luar negeri setelah kemenangan Trump.

    Hoffman dikatakan khawatir Trump akan menggunakan kekuasaannya di Gedung Putih untuk membalas dendam ke para lawan politiknya, berdasarkan laporan New York Times, dikutip dari New York Post, Selasa (3/12/2024).

    Sebelumnya, pasca upaya pembunuhan Trump pada Juli 2024, Hoffman sudah mencuri perhatian publik. Banyak yang menggaungkan kembali pernyataan Hoffman yang pernah menyebut harapannya Trump akan menjadi ‘martir’.

    Pada April tahun lalu, Times juga melaporkan bahwa Hoffman yang mendonasikan US$10 juta untuk komite politik pendukung Harris, turut membantu pendanaan gugatan hukum yang dilayangkan mantan penulis majalah New York E. Jean Caroll untuk melawan Trump.

    Pengacara Trump kala itu mengatakan di persidangan bahwa peran Hoffman mendukung pendanaan gugatan hukum itu menimbulkan pertanyaan soal kredibilitas Caroll.

    Saat itu, hakim memutuskan Trump bersalah karena melakukan kekerasan seksual dan fitnah terhadap Caroll pada tahun 1996. Caroll lantas mendapat ganti rugi senilai US$5 juta.

    Awal tahun ini, hakim lainnya memberikan Caroll tambahan US$83,3 juta atas kemenangan kasus fitnah setelah Trump menuduh dugaan pemerkosaan yang dilayangkan Caroll adalah kebohongan.

    Hoffman bukan satu-satunya bos raksasa teknologi yang mempertimbangkan pindah ke luar negeri pasca kemenangan Trump. Menurut Times, beberapa pendonor Partai Demokrat lainnya juga memikirkan rencana serupa.

    Misalnya CEO OpenAI Sam Altman yang belakangan juga menjadi musuh bebuyutan Elon Musk. Altman yang mendukung Demokrat dilaporkan pelan-pelan mendekati lingkaran Republik setelah Trump menang.

    Namun, Wall Street Journal melaporkan upaya itu sia-sia karena sentimen permusuhan Altman dan Musk. Musk sendiri diketahui menjadi pendonor Republik dan cukup militan mendukung Trump.

    WSJ mengatakan Altman telah menghubungi menantu Trump, Jared Kushner, dan pengusaha modal ventura Josh Kushner, untuk mendekati Trump. Namun, hingga kini upaya itu sia-sia.

    Terbaru, Altman dikatakan sudah berhasil menemui Howard Lutnick yang merupakan co-chair tim transisi Trump. Altman dikatakan mengutarakan rencananya menambah investasi di AS dengan membangun data center berskala besar dan menambah lebih banyak tenaga kerja.

    Pada pekan lalu, pengacara Musk melayangkan perintah melawan OpenAI dan Microsoft dalam upaya menyetop pembuat ChatGPT untuk beralih dari perusahaan non-profit menjadi for-profit.

    (fab/fab)

  • Apple Bukan Perusahaan Paling Inovatif, Kalah dari 4 Perusahaan Ini

    Apple Bukan Perusahaan Paling Inovatif, Kalah dari 4 Perusahaan Ini

    Jakarta

    Meski terlihat sering merilis produk yang diklaim inovatif, Apple, berdasarkan riset dari IMD Center for Future Readiness, bukanlah perusahaan yang paling inovatif.

    Menurut hasil riset mereka yang berjudul Future Readiness Indicator (FRI) 2024, Nvidia menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan paling inovatif, dan dianggap paling siap beradaptasi menghadapi perubahan zaman.

    Nvidia menyalip Microsoft yang tahun 2023 lalu menjadi pemuncak daftar ini. Kemudian di peringkat 3 ada Meta, dan diikuti oleh induk Google Alphabet, dan barulah diisi Apple pada peringkat 5. Posisi Meta, Alphabet, dan Apple ini sama seperti riset serupa tahun 2023 lalu.

    Berikut adalah daftar 10 besar perusahaan paling inovatif versi IMD FRI 2024:

    Nvidia(100)Microsoft (96.7)Meta (84.7)Alphabet (80.7)Apple (79.3)Amazon (76.2)AMD (73.4)Qualcomm (58.3)SAP (58.3)Netflix (57,4)

    Keberhasilan Nvidia, Microsoft, Meta dan Alphabet mengembangkan AI menjadi salah satu pendongkrak perusahaan ini masuk dalam perusahaan berperforma tinggi dalam indikator FRI 2024 dengan skor di atas 80. Apple yang ada di posisi 5 harus puas hanya menjadi pemain kelas menengah lantaran hanya mencetak skor 79,3.

    “Meski Nvidia sempat gagal dengan chip pertama mereka, hingga beralih dari bisnis konsol gim ke GPU, namun pertaruhan investasi Nvidia di AI benar-benar terbayar. Kini, Nvidia menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, bahkan kapitalisasi pasarnya telah melampaui Microsoft dan Apple,” kata Howard Yu, Professor Manajemen dan Inovasi IMD serta Kepala Center for Future Readiness IMD, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Investasi Nvidia di AI pertama kali dilakukan ketika melakukan peluncuran CUDA (Compute Unified Device Architecture) pada 2006. CUDA merupakan seperangkat alat untuk pemrograman untuk mengakselerasi kemampuan komputasi GPU (Graphics Processing Unit). Inisiatif ini membuka pintu Nvidia bereksperimen dalam pembelajaran mesin (machine learning) dan komputasi ilmiah (science computing).

    Nvidia lantas mempertaruhkan investasi lebih dari USD 10 miliar ketika mengembangkan CUDA. Saat ini, GPU Nvidia menjadi instrumen penting untuk melatih model AI, membuat perusahaan itu berada di pusat revolusi kecerdasan buatan (artificial intelligence).

    Meta juga tengah gencar berinvestasi dan mengintegrasikan AI dalam operasional bisnisnya. Pemanfaatan AI membuat Meta berhasil meningkatkan efektivitas bisnis iklan dan algoritma konten untuk meningkatkan interaksi pengguna pada berbagai platform media sosial miliknya. Imbasnya, Meta berhasil menyeimbangkan arus kas positif di angka 28% meski dibebani oleh pengeluaran investasi besar-besaran mereka untuk AI.

    Selain nama-nama perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, sejumlah nama perusahaan teknologi asal Asia juga masuk dalam daftar, seperti TSMC (12), Tencent (16), Samsung (20), Xiaomi (24), Alibaba (28), Baidu (29), Sony (32), Nintendo (39), hingga JD.com (40).

    Riset FRI 2024 menunjukkan tiga faktor kesuksesan perusahaan yang masuk dalam peringkat ini terkait dengan:

    Ketahanan inovasi
    Perusahaan perlu mengembangkan portofolio riset dan pengembangan yang beragam terutama di AI dan komputasi tingkat lanjut untuk menjaga kesuksesan jangka panjang, seperti yang dilakukan Meta.Pengembangan ekosistem
    Data menunjukkan, perusahaan dengan bisnis yang beragam, punya margin laba atas aset yang lebih tinggi.Kestabilan finansial jangka panjang
    Perusahaan mesti memprioritaskan likuiditas lewat arus kas positif. Sebab, perusahaan semacam ini memiliki pertumbuhan kapitalisasi pasar gabungan (CQGR 31%) yang lebih tinggi ketimbang hanya mengandalkan cara tradisional yang membakar uang investor.

    (asj/fay)

  • Komdigi Ungkap Rencana Jangka Pendek Dirjen Pengawas Ruang Digital

    Komdigi Ungkap Rencana Jangka Pendek Dirjen Pengawas Ruang Digital

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap tugas prioritas jangka pendek yang dilakukan oleh pejabat baru nya yaitu, Alexander Sabar sebagai Plt Dirjen Pengawasan Ruang Digital.

    Sabar mengatakan Ditjen yang dipimpinnya saat ini akan fokus untuk memperkuat internal lembaga yang berfungsi untuk menciptakan ruang digital sehat. 

    “Saya akan fokus ke internal dulu, ke dalam dulu koordinasi di internal, konsolidasi internal dan tentunya tujuannya untuk meningkatkan pengawasan dan fungsi pengawasan di dalam,” kata Alex kepada wartawan, Selasa (3/12/2024). 

    Tak hanya itu, dia juga memprioritaskan fungsi pengawasan pada stakeholder lainnya diluar lingkungan Komdigi. Dalam hal ini, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan platform media sosial untuk lebih aktif mengawasi konten-konten digital negatif. 

    “Untuk pertemuan dengan platform dengan google sudah kita laksanakan, meta juga sudah, Microsoft kemarin sudah, beberapa platform sudah kita undang, Tiktok, X,” ujarnya. 

    Alex menyebut respons dari platform tersebut mendukung dan berkomitmen untuk membantu misi dari Komdigi mencegah penyebaran konten aktivitas ilegal, termasuk judi online. 

    “Mereka akan membantu. Tentunya berdasarkan peraturan yang ada di kita dan tentunya dengan yg ada dr perusahaan mereka sendiri,” imbuhnya. 

    Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan lembaga perlindungan data pribadi (PDP) bakal dibawah kendali Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital.

    “Itu akan dipersiapkan ke arah pembentukan badan. Jadi sementara di handle dulu di bawah Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital,” kata Nezar.

    Nezar menyampaikan, selain menjadi wadah sementara Lembaga PDP, Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital bakal mempersiapkan badan pengawasan pelindungan data pribadi seperti diamanatkan dalam Undang-Undang (UU). 

  • Indibiz Dorong UKM Lebih Produktif dengan Memanfaatkan Microsoft 365 – Page 3

    Indibiz Dorong UKM Lebih Produktif dengan Memanfaatkan Microsoft 365 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indibiz bersama Digiserve dan Microsoft menggelar acara ‘Microsoft 365 Solutions for SME’ yang dihadiri oleh pelanggan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari berbagai sektor.

    OVP Enterprise Regional Management Telkom, Reni Yustiani, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen untuk memberdayakan UKM.

    “Acara ini bukan hanya sekadar presentasi, tetapi juga menjadi ruang bagi para pelaku UKM untuk berdiskusi, belajar, dan menjalin kolaborasi yang lebih erat,” ujar Reni melalui keterangannya, Selasa (3/12/2024).

    Para peserta tidak hanya mendapatkan pemaparan mengenai fitur-fitur menarik dari Microsoft 365, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli dari Indibiz, Digiserve, dan Microsoft.

    Hal ini memungkinkan para pelaku UKM untuk mendapatkan jawaban atas berbagai pertanyaan dan kendala yang mereka hadapi dalam menjalankan bisnis.

    “Dengan hadirnya Microsoft 365 dalam ekosistem Indibiz, kami berharap para pelaku UKM dapat meningkatkan produktivitas dan kolaborasi bisnis mereka,” Reni menambahkan.

    Microsoft 365 hadir dengan fitur keamanan tingkat lanjut yang dirancang untuk membantu UKM memenuhi kebutuhan seperti Multi-Factor Authentication (MFA), Data Loss Prevention (DLP), dan Identity and Access Management.

     

  • Kemkomdigi dan Microsoft Siapkan 1 Juta Talenta AI Lewat ElevAIte Indonesia – Page 3

    Kemkomdigi dan Microsoft Siapkan 1 Juta Talenta AI Lewat ElevAIte Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Republik Indonesia, bersama Microsoft resmi meluncurkan program ambisius ElevAIte Indonesia.

    Inisiatif ini bertujuan untuk melatih 1 juta talenta di Tanah Air dalam keterampilan kecerdasan buatan (AI), memperkuat ekosistem digital nasional.

    Selain itu, kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi era transformasi teknologi.

    Meningkatkan Kompetensi AI di Berbagai Sektor

    ElevAIte Indonesia menggabungkan makna “elevate” dan “AI”, menandakan upaya peningkatan kualitas SDM nasional melalui teknologi.

    Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintahan, industri, institusi pendidikan, dan komunitas.

    Dengan lima pilar utama, ElevAIte mencakup pelatihan AI untuk aparatur negara, integrasi AI di sekotr industri, pendidikan berbasis AI, hingga demokratisasi AI bagi seluruh lapisan masyarakat.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menekankan pentingnya pendekatan bijak dalam adopsi AI.

    “Teknologi modern, seperti AI, menuntut kita semua, khususnya para pemimpin, untuk menjadi lebih bijak, sabar, dan akomodatif,” kata Meutya, dalam keterangan resminya, Selasa (3/12/2024).

    “Perkembangan AI memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga membawa tantangan harus dikelola dengan hati-hati,” ujarnya.

    Guna mencapai target 1 juta pembekalan keterampilan AI bagi masyarakat Indonesia hingga tahun 2025 mendatang, implementasi ElevAIte Indonesia akan terbagi ke dalam lima pilar utama, dengan Biji-Biji Initiative dan Dicoding sebagai mitra pelatihan.

     

  • Komdigi Minta Masyarakat Berpikir Kritis di Dunia Digital, Benteng Data Pribadi

    Komdigi Minta Masyarakat Berpikir Kritis di Dunia Digital, Benteng Data Pribadi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengingatkan kepada masyarakat agar terus menjaga data pribadi dan berpikir kritis saat berada di dunia digital. 

    Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Mediodecci Lustarini mengatakan keamanan digital (digital safety) menjadi salah satu kunci agar ruang digital menjadi sehat dan produktif.

    “Harus pintar-pintar dalam menjaga diri dari konten-konten negatif. Harus menjaga data pribadi, ya, jangan disebar di dunia digital,” kata Mediodecci dalam acara GENsi BERAKSI dari kanal YouTube Bisniscom, Selasa (3/12/2024).

    Pasalnya, Mediodecci menjelaskan bahwa kejahatan di ruang digital begitu beragam, sehingga masyarakat diingatkan untuk terus menjaga data pribadi dan mampu membedakan situasi yang tidak diinginkan.

    “Jadi hati-hati karena begitu banyak kejahatan yang terjadi di dunia digital, sehingga kecerdasan diri kita sendiri bagaimana kita berpikir kritis, memahami dan bisa membedakan situasi yang negatif dan positif,” ujarnya.

    Selain itu, Mediodecci menyampaikan masyarakat juga harus memiliki keterampilan dalam bermedia sosial. Terlebih, ruang digital sangatlah luas dan siapa saja bisa menjangkau negara lain hanya dengan berselancar di media sosial.

    “Sehingga membutuhkan keterampilan untuk memilah bagaimana informasi yang kita dapati memang bermanfaat. Yang diasah adalah kritik kemampuan untuk berpikir kritis,” jelasnya.

    Berikutnya adalah etika. Menurut Mediodecci, etika juga berlaku di dunia maya agar ruang digital tetap sehat, terutama saat menuliskan sesuatu di media sosial seperti komentar.

    “Jadi hati-hati dengan jempolnya, jangan lakukan cyberbully. Kalau kita semua menjaga diri kita Insya Allah dunia maya kita, ruang digital kita itu akan sehat,” imbuhnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, data dari Microsoft Entra menunjukkan terdapat lebih dari 600 juta serangan terhadap identitas setiap harinya, dengan 99% di antaranya menyerang password pengguna.

    Digital Defense Report 2024 mengungkap terdapat tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara selama 2024, mulai dari ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.

    Menurut TrendMicro, serangan phishing meningkat sebanyak 58% pada 2023, dengan dampak keuangan diperkirakan mencapai US$3,5 miliar pada 2024.

  • CEO Intel Dipaksa Mundur, Ini Alasan Raksasa Chip AS Hancur Lebur

    CEO Intel Dipaksa Mundur, Ini Alasan Raksasa Chip AS Hancur Lebur

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Intel Pat Gelsinger dipaksa mundur karena dinilai gagal memulihkan kinerja raksasa chip komputer tersebut. Intel menyerahkan kendali perusahaan ke dua wakil CEO sambil mencari pengganti Gelsinger. 

    Gelsinger akhirnya hanya bertahan kurang dari 4 tahun di pucuk kepemimpinan Intel. Ia resign pada 1 Desember 2024, beberapa hari setelah bertemu dengan dewan komisaris perusahaan.

    Para anggota dewan komisaris dikabarkan merasa rencana Gelsinger gagal karena tak menghasilkan perubahan dengan cukup cepat. Gelsinger diberikan dua pilihan, pensiun atau dipecat. Akhirnya, ia memilih untuk melepaskan jabatan CEO.

    Gelsinger menempati posisi CEO di Intel berbekal rencana 4 tahun untuk mengembalikan posisi perusahaan sebagai produsen chip tercepat dan terkecil di seluruh dunia. Kini, teknologi Intel sudah ketinggalan jauh dari produsen chip asal Taiwan yaitu TSMC.

    TSMC juga merupakan vendor yang memproduksi chip untuk perusahaan saingan utama Intel, Nvidia. Selama 4 tahun era kepemimpinan Gelsinger, kapitalisasi pasar Intel menyusut dan tertinggal jauh dari Nvidia. Nvidia, yang disebut sebagai perusahaan paling dominan di era AI, memiliki kapitalisasi pasar 30 kali lipat Intel.

    Intel dalam setahun terakhir mati-matian mempertahankan bisnisnya lewat pemutusan hubungan kerja (PHK) atas ribuan pegawai hingga mengemis minta subsidi ke pemerintah Amerika Serikat.

    Kondisi Intel begitu buruk sehingga ada kabar raksasa semikonduktor itu bakal dicaplok saingan utamanya, Qualcomm. Menurut sumber Wall Street Journal, dikutip Sabtu (21/9/2024), ini akan menjadi yang terbesar dan paling penting di industri teknologi global dalam beberapa tahun terakhir.

    Valuasi Intel saat ini mencapai US$90 miliar. Jika terealisasi, akuisisi Intel bakal melampaui akuisisi Activision Blizzard senilai US$69 miliar oleh Microsoft. Namun, kabar terakhir menyatakan Qualcomm urung mencaplok Intel.

    Intel juga sudah memohon bantuan pemerintah Amerika Serikat untuk mendekati perusahaan seperti Apple, Nvidia dan lainnya.

    Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, Gelsinger menyuarakan rasa frustrasinya atas ketergantungan besar perusahaan-perusahaan AS pada TSMC. Mereka meminta bantuan pemerintah Amerika untuk menarik konsumen TSMC beralih memesan chip ke Intel.

    Intel tertinggal

    Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Intel sehingga tertinggal dari pesaingnya termasuk Qualcomm, Broadcom, Texas Instruments, dan AMD.

    Permasalahan utama Intel saat ini adalah bisnis manufaktur chip mereka yang disebut sebagai foundry. Unit foundry milik Intel diberi nama IFS.

    Sebelum mendirikan IFS, Intel selama fokus dalam bisnis pengembangan, desain dan pemasaran chip. Keputusan untuk memproduksi chip adalah bagian dari upaya Amerika Serikat untuk mengembalikan industri teknologi tinggi ke dalam negeri.

    Foto: Intel (REUTERS/Mike Blake)

    Perusahaan AS memang sudah jauh tertinggal dari perusahaan asal Taiwan, TSMC, dalam proses produksi chip. Dominasi TSMC telah bertahan sejak krisis finansial 2008-2009. Pada saat itu, pendiri TSMC memutuskan untuk berinvestasi besar-besaran saat perusahaan semikonduktor lain memangkas belanja modal dan melakukan PHK.

    Hasilnya, kini TSMC adalah produsen chip untuk nyaris semua merek mulai dari Intel, Qualcomm yang fokus mendesain chip untuk smartphone, hingga untuk Apple yang mulai mendesain chip sendiri untuk iPhone dan MacBook.

    Pemerintah AS tidak ingin tergantung dengan negara lain. Dengan dukungan pemerintah AS, Intel langsung mendirikan tiga fasilitas foundry di AS dan tiga pusat manufaktur di luar negeri. Mereka juga membangun fasilitas produksi pengujian dan perakitan di Asia dan Amerika Latin.

    Namun ambisi tersebut tak direalisasikan. Menurut Vox, misalnya, Intel menahan diri dan tidak mau mengeluarkan biaya besar untuk membeli mesin ultraviolet. Dampaknya, sekitar 30 persen dari pesanan chip Intel tetap diserahkan ke TSMC.

    Foto: REUTERS/Eason Lam

    Produk utama yang produksinya diserahkan ke TSMC adalah Core Ultra, yang digadang-gadang Intel sebagai chip penunjang teknologi AI di PC. Tak ingin ketinggalan dalam bisnis AI, Intel meminta TSMC mempercepat produksi Core Ultra sehingga membayar lebih.

    Permasalahannya, Intel kini bukan lagi pemain tunggal di bisnis komponen untuk komputer dan laptop. Qualcomm yang selama ini fokus di smartphone dan tablet mulai memasuki bisnis PC.

    Artinya, pendapatan yang telah ditargetkan Intel meleset jauh. Kucuran dana subsidi senilai US$ 8,5 miliar juga tidak cukup untuk menutupi selisih antara pendapatan dan biaya yang makin lebar.

    Intel juga menghadapi permasalahan yang lebih mendasar. Kemampuan riset dan pengembangan mereka sudah tertinggal jauh. CEO Intel Pet Gelsinger misalnya pernah sesumbar bisa merealisasikan chip dengan 5nodesdalam 4 tahun. Namun, hingga saat ini belum ada kabar terobosan sedikit pun.

    Di sisi lain, Nvidia ketiban “durian runtuh” karena GPU buatannya yang tadinya hanya digunakan untuk video game ternyata “ampuh” sebagai mesin teknologi AI. Nvidia telah mengembangkan teknologi GPU-nya sejak 2018, jauh sebelum ChatGPT menggebrak.

    Meskipun Intel berusaha meninggal ketertinggalan, para produsen perangkat pintar sudah move on. Apple yang selama ini adalah pelanggan setia Intel, sudah mulai memproduksi chip sendiri

    (dem/dem)