Perusahaan: Microsoft

  • Windows 10 Masih Mendominasi Padahal Hampir Pensiun

    Windows 10 Masih Mendominasi Padahal Hampir Pensiun

    Jakarta

    Windows 10 akan dipensiunkan dalam hitungan bulan. Namun sistem operasi ini masih banyak dipakai, bahkan mengalahkan Windows 11 dengan jarak cukup jauh.

    Menurut data Statcounter untuk periode Desember 2024, pangsa pasar Windows 10 mencapai 62,7%. Sementara itu, pangsa pasar Windows 11 malah turun dari 34,94% pada November 2024 menjadi 34,12% pada Desember 2024.

    Pangsa pasar Windows 11 sebenarnya lebih tinggi ketimbang periode yang sama pada tahun tahun sebelumnya yang sebesar 26,54%. Namun fakta bahwa populasi sistem operasi ini masih ketinggalan jauh dari Windows 10 mungkin membuat beberapa eksekutif Microsoft khawatir.

    Persyaratan kompatibilitas hardware yang mewajibkan prosesor keluaran tahun 2018 ke atas dan TPM 2.0 masih menjadi masalah. Tapi ada juga teori bahwa banyak pengguna umum dan bisnis yang awalnya mencoba Windows 11 tapi tidak suka lalu downgrade ke Windows 10.

    “Bukan hal yang aneh bagi Perusahaan untuk downgrade versi perangkat Win11 yang baru dibeli ke Win10 sebagai bagian dari siklus penyegaran IT mereka, demi stabilitas dan kompatibilitas dengan sistem yang ada,” kata analis Canalys Kieren Jessop, seperti dikutip dari The Register, Sabtu (4/1/2025).

    “Perusahaan melakukan ini sampai mereka siap untuk memperbarui seluruh perangkatnya ke Win11. Sementara itu, untuk lembaga publik pola downgrade versi ke Win10 lebih umum ditemukan,” sambungnya.

    Meski adopsi Windows 11 masih rendah dan Windows 10 sebentar lagi dipensiunkan, Microsoft masih kukuh tidak ingin menurunkan syarat hardware minimum untuk Windows 11. Mereka menegaskan TPM 2.0 sangat penting untuk menjaga keamanan Windows dan penting untuk masa depan ekosistem Windows.

    Microsoft akan mencabut dukungan untuk Windows 10 pada 14 Oktober 2025, sekitar sembilan bulan dari sekarang. Pengguna yang terdampak memiliki opsi untuk membeli Extended Security (ESU) jika ingin tetap menggunakan Windows 10 dengan aman.

    Pengguna Windows 10 yang tidak membeli ESU tetap bisa menggunakan PC atau laptopnya seperti biasa, namun lebih berisiko karena tidak akan menerima update keamanan dari Microsoft.

    Opsi lainnya adalah menggunakan Windows 10 versi long term servicing channel (LTSC) yang tetap akan didukung setelah tenggat waktunya, namun migrasi tersebut berarti kembali ke versi Windows 10 sebelumnya.

    (vmp/fay)

  • Alasan Penting Pengguna Gmail Harus Ganti Alamat Email Tahun Ini

    Alasan Penting Pengguna Gmail Harus Ganti Alamat Email Tahun Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pengguna layanan Gmail diminta untuk mengganti alamat email mulai tahun ini, karena potensi serangan siber berbasis kecerdasan buatan (AI).

    Salah satu perusahaan keamanan siber terkemuka, McAfee, mewanti-wanti serangan phising dengan memanfaatkan AI.

    “Penipu menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat video atau rekaman video palsu yang sangat realistis yang berpura-pura menjadi konten asli orang sungguhan,” demikian menurut McAfee akhir Desember 2024, dikutip Forbes.

    Serangan berbasis AI memungkinkan penjahat siber menciptakan konten palsu seperti video atau rekaman audio yang terlihat otentik.

    Penjahat bisa saja menggunakan teknologi deepfake untuk menipu pengguna hingga menyerahkan informasi pribadi.

    “Seiring dengan semakin mudah dan terjangkau akses ke teknologi deepfake bahkan orang-orang tanpa pengalaman sebelumnya pun bisa menghasilkan konten yang meyakinkan,” imbuh McAfee

    Gmail selama ini menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan siber karena banyak data sensitif yang tersimpan dalam kotak masuk pengguna. Platform tersebut juga memiliki 2,5 miliar pengguna.

    Baru-baru ini, Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat mengungkap terdapat serangan berbasis notifikasi Calendar yang memanfaatkan Gmail.

    Serangan pishing via Gmail sempat menimpa konsultan keamanan Microsoft, Sam Mitrovic. Penyerang berpura-pura menjadi tim dukungan Google dengan detail yang tampak sah.

    Ketika itu, Mitrovic menerima notifikasi terkait upaya pemulihan akun Gmail yang terlihat seperti dari Google. Ia mengabaikan begitu saja.

    Mitrovic juga kerap menerima telepon. Suatu kali, dia menjawab telepon itu. Penelepon mengaku dari tim dukungan Google yang mengonfirmasi aktivitas mencurigakan di akun Gmail.

    Nomor telepon yang dipakai tampak valid sebagai milik Google, berdasarkan pencarian cepat. Penelepon bahkan menawarkan untuk mengirimkan email konfirmasi.

    Sebagai seorang konsultan keamanan, Mitrovic dengan cepat menyadari tindakan itu mencurigakan.

    Email tersebut, meskipun tampak meyakinkan, memiliki kolom “To” yang ditujukan ke alamat sebenarnya, yang bukan milik Google. Ini menunjukkan percobaan phishing dirancang dengan cermat untuk menipu pengguna yang kurang berpengalaman.

    “Hampir dapat dipastikan bahwa penyerang akan terus melakukan penyerangan hingga ke titik di mana apa yang disebut proses pemulihan akan dimulai,” ujar Mitrovic.

    (isa/dna)

  • Perusahaan Ini Ketiban Durian Runtuh Rp 32.000 Triliun di 2024

    Perusahaan Ini Ketiban Durian Runtuh Rp 32.000 Triliun di 2024

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nvidia menjadi perusahaan dengan peningkatan kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang 2024. Dilaporkan pada akhir 2024, perusahaan chip itu mengantongi US$3,28 triliun (Rp 53.154 triliun).

    Kenaikannya cukup besar dalam waktu setahun. Yakni mencapai US$2 triliun (Rp 32.411 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya, dengan US$1,2 triliun (Rp 19.446 triliun) pada akhir 2023.

    Meski begitu, Nvidia masih kalah dari Apple. Pembuat iPhone mencatatkan valuasi sebesar US$4 triliun, dikutip dari Reuters, Jumat (3/1/2025).

    Baik Apple dan Nvidia sama-sama berada di puncak daftar karena pengembangan Artificial Intelligence. Khusus untuk Apple, investor disebut antusias dengan peningkatan dari perusahaan untuk meningkatkan penjualan iPhone.

    Sementara Nvidia disebutkan karena adanya lonjakan minat pada AI. Permintaan chip AI lintas industri juga mendorong capaian positif itu.

    Sementara itu peringkat ketiga ditempati Microsoft. Akhir tahun lalu, nilai pasarnya mencapai US$3,1 triliun (Rp 50.249 triliun).

    Sementara itu ALphabet dan Amazon mengikuti di belakang Microsoft. Keduanya bernilai US$2,3 triliun (Rp 37.262 triliun).

    Reuters menuliskan perusahaan-perusahaan teknologi meningkatkan indeks global pada 2024. Pada S&P 500 melonjak 23,3% dan Nasdaq naik 28,6%.

    Para analis tetap optimis soal kinerja kuat para perusahaan teknologi di tahun ini. Meskipun mereka harus menghadapi tantangan seperti valuasi saham tinggi, ketegangan AS-China, serta potensi penurunan suku bunga yang melambat.

    Sementara itu, Daniel Ives dari Wedbush memprediksi kenakan saham teknologi tahun ini mencapai 25%. Ini terkait beberapa hal seperti regulasi yang lebih sedikit di bawah Donald Trump, inisiatif AI yang lebih kuat dan fondasi yang lebih stabil pada raksasa teknologi.

    “Kami percaya saham teknologi menguat tahun 2025 dengan revolusi AI dan tambahan belanja modal AI lebih US$2 triliun selama tiga tahun,” jelas Ives.

    (fab/fab)

  • Prabowo Sebut Kelapa Sawit Aset Negara, Bill Gates Pernah Bilang Begini

    Prabowo Sebut Kelapa Sawit Aset Negara, Bill Gates Pernah Bilang Begini

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto sebut kelapa sawit adalah aset negara. Bahkan dia meminta TNI dan Polri menjaga kebun kelapa sawit. Menariknya, Bill Gates pernah menyebut-nyebut Indonesia dan industri sawitnya.

    “Mereka (negara lain) sangat membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis rupanya. Banyak negara takut tidak dapat kelapa sawit,” ujar Prabowo dalam pidatonya di Musrenbangnas RPJMN 2025-2029 di Bappenas RI, Senin (30/12/2024).

    “Bayangkan itu. Jadi jagalah, para bupati, para gubernur, para pejabat tentara, polisi, jagalah kebun kebun kelapa sawit kita. Di mana-mana itu aset negara,” lanjutnya.

    Nah, di blog pribadinya, Bill Gates pernah membahas soal minyak kelapa sawit dan kaitannya dengan perubahan iklim. Dia membagikannya pada Februari 2024.

    Sebenarnya, bukan minyak kelapa sawitnya yang dia permasalahkan, melainkan soal proses pembuatan dan dampak deforestasi karena industri tersebut. Ditambah lagi, pembakaran yang terjadi dalam pembakaran hutan melepaskan berton-ton gas rumah kaca ke atmosfer, dan ketika lahan basah yang ada di dalamnya dihancurkan, karbon yang mereka simpan juga ikut terlepas.

    Di blog itu pula, sang founder Microsoft itu menyinggung pula Indonesia dan Malaysia.

    “Pada tahun 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global, lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” cetusnya.

    Tapi memang ia mengakui, minyak sawit sulit digantikan. Harganya murah, tidak berbau, dan berlimpah. Minyak sawit berbentuk semi padat, kental, dan mudah dioleskan. Karena berfungsi sebagai pengawet alami, umur simpannya sangat lama.

    “Minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewani adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” terang Gates.

    Saat ini menurut Gates, sedang diupayakan pengganti minyak sawit. Perusahaan seperti C16 Biosciences mencari alternatif pengganti minyak sawit. Sejak 2017, C16 yang dimodali Gates, mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi. Meski secara kimiawi berbeda dengan minyak sawit konvensional, minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, diklaim dapat digunakan dalam aplikasi yang sama.

    “Gagasan untuk beralih ke lemak dan minyak buatan laboratorium mungkin tampak aneh pada awalnya. Namun potensinya untuk mengurangi jejak karbon secara signifikan sangatlah besar. Dengan memanfaatkan teknologi dan proses yang telah terbukti, kita selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan iklim kita,” pungkasnya.

    (ask/afr)

  • Pengguna Gmail Diminta Segera Ganti Alamat Email, Ini Alasannya

    Pengguna Gmail Diminta Segera Ganti Alamat Email, Ini Alasannya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pengguna layanan Gmail diminta untuk mengganti alamat email mereka mulai tahun ini. Simak alasannya.

    Gmail adalah platform email gratis terbesar dengan 2,5 miliar pengguna. Platform dari raksasa teknologi Google ini menjadi salah satu target utama serangan siber berbasis AI.

    Gmail telah lama menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber karena banyaknya data sensitif yang tersimpan dalam kotak masuk email pengguna. Baru-baru ini Forbes melaporkan terdapat serangan berbasis notifikasi Google Calendar yang memanfaatkan Gmail.

    McAfee, salah satu perusahaan keamanan siber terkemuka, memperingatkan tentang serangan phising yang sangat meyakinkan dengan memanfaatkan teknologi AI.

    “Penipu menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat video atau rekaman audio palsu yang sangat realistis yang berpura-pura menjadi konten asli dari orang sungguhan,” McAfee memperingatkan, mengutip Forbes.

    Serangan berbasis AI memungkinkan penjahat siber menciptakan konten palsu seperti video atau rekaman audio yang tampak otentik. Teknologi deepfake, yang kini semakin terjangkau, telah digunakan untuk menipu pengguna hingga menyerahkan informasi pribadi.

    “Seiring dengan semakin mudahnya diakses dan terjangkaunya teknologi deepfake, bahkan orang-orang tanpa pengalaman sebelumnya pun dapat menghasilkan konten yang meyakinkan,” tambah McAfee

    Contohnya seorang konsultan keamanan Microsoft, Sam Mitrovic, hampir menjadi korban serangan phising AI yang sangat canggih, di mana penyerang berpura-pura menjadi tim dukungan Google dengan detail yang tampak sah.

    Mitrovic menerima notifikasi terkait upaya pemulihan akun Gmail, yang tampaknya berasal dari Google. Ia mengabaikannya, begitu pula dengan panggilan telepon yang muncul seminggu kemudian dan mengklaim berasal dari perusahaan yang sama.

    Namun, ketika kejadian itu terulang, Mitrovic akhirnya menjawab panggilan tersebut. Suara dengan aksen Amerika yang mengaku dari tim dukungan Google mengkonfirmasi adanya aktivitas mencurigakan di akun Gmail-nya. Nomor telepon yang digunakan tampak valid sebagai milik Google, berdasarkan pencarian cepat. Bahkan, penelepon menawarkan untuk mengirimkan email konfirmasi.

    Sebagai seorang konsultan keamanan, Mitrovic dengan cepat menyadari sesuatu yang tidak biasa. Email tersebut, meskipun tampak meyakinkan, memiliki kolom “To” yang ditujukan ke alamat yang sebenarnya bukan milik Google. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan phishing tersebut dirancang dengan cermat untuk menipu pengguna yang kurang berpengalaman.

    “Hampir dapat dipastikan bahwa penyerang akan terus melakukan penyerangan hingga ke titik di mana apa yang disebut proses pemulihan akan dimulai,” ungkap Mitrovic.

    Google di sisi lain, terus berupaya melindungi para pengguna layanan mereka dari kejahatan siber. Mereka mengaku telah memblokir 99,9 persen email phising dan muatan malware, tapi ternyata hal tersebut tidak cukup untuk melindungi 2,5 miliar pengguna Gmail.

    “Dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phising, malware, dan spam,” kata Google.

    Menurut McAfee, LLM Google yang mampu mendeteksi spam 20 persen lebih baik dan mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam setiap harinya belum cukup. Perusahaan perlu menggunakan cara baru yang lebih drastis, misalnya melabeli email dengan peringatan spam atau berbahaya pada email penipuan.

    Solusi lainnya adalah dengan menyembunyikan email. Apple telah memiliki solusi ini dengan fitur Hyde My Email, yang memungkinkan alamat email disembunyikan atau diatur menjadi privat.

    Opsi lainnya, untuk perlindungan dari kejahatan berbasis email adalah dengan membuat alamat email baru. Alamat ini dapat dibuat sebagai email utama yang tidak dibagikan secara umum.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Wall Street Boncos di Hari Terakhir 2024

    Wall Street Boncos di Hari Terakhir 2024

    New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), karena pasar ekuitas AS gagal mengakhiri 2024 dengan catatan tinggi.
     
    Mengutip Xinhua, Rabu, 1 Januari 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 29,51 poin, atau 0,07 persen, menjadi 42.544,22. Indeks S&P 500 turun 25,31 poin, atau 0,43 persen, menjadi 5.881,63. Indeks Nasdaq Composite turun 175,99 poin, atau 0,90 persen, menjadi 19.310,79.
     
    Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi dan real estate memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,35 persen dan 0,76 persen.
     
    Sementara itu, sektor teknologi dan barang konsumsi memimpin penurunan dengan penurunan masing-masing sebesar 1,04 persen dan 0,98 persen.
     
    Saham teknologi berkapitalisasi besar, yang telah menjadi pemimpin pasar selama sebagian besar tahun ini, menghadapi tekanan baru minggu ini.
     
    Tesla memimpin aksi jual, turun 3,25 persen pada Selasa dan menandai kerugian hari keempat berturut-turut. Raksasa kendaraan listrik itu telah merosot 12 persen selama empat hari terakhir karena investor menunggu laporan pengiriman kuartal keempatnya, yang akan dirilis pada Kamis.
     
    Tokoh teknologi terkemuka lainnya juga mundur, dengan Nvidia turun 2,33 persen. Penurunan juga terjadi pada Apple, Microsoft, Alphabet, Amazon, dan Meta Platforms.
     

     

    Yield obligasi AS 10 tahun naik tipis
     
    Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik tipis menjadi 4,573 persen, mencerminkan ekspektasi investor yang terus berlanjut terhadap suku bunga yang lebih tinggi. Kenaikan tipis ini dari 4,55 persen pada Senin menyoroti pengaruh berkelanjutan dari kekhawatiran kebijakan moneter terhadap sentimen pasar.
     
    Meskipun mengalami kerugian baru-baru ini, indeks-indeks utama telah mencapai keuntungan substansial untuk tahun ini, dengan beberapa rekor tertinggi sepanjang masa yang tercatat sepanjang tahun.
     
    Indeks S&P 500 telah membukukan kinerja yang luar biasa pada 2024, naik lebih dari 23 persen dan melanjutkan kenaikannya yang mengesankan sebesar 24,2 persen dari 2023. Lonjakan dua tahun sebesar sekitar 53 persen ini menandai kinerja beruntun terkuat sejak 1997 dan 1998.
     
    Dow Jones Industrial Average juga mencatatkan tahun yang solid, naik hampir 13 persen, sementara Nasdaq Composite muncul sebagai yang berkinerja paling menonjol di antara indeks utama dengan kenaikan 29 persen tahun ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Indibiz Kasih Diskon 7% Biaya Langganan Internet Unlimited untuk UKM – Page 3

    Indibiz Kasih Diskon 7% Biaya Langganan Internet Unlimited untuk UKM – Page 3

    Sebelumnya, Indibiz bersama Digiserve dan Microsoft menggelar acara ‘Microsoft 365 Solutions for SME’ yang dihadiri oleh pelanggan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari berbagai sektor.

    OVP Enterprise Regional Management Telkom, Reni Yustiani, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen untuk memberdayakan UKM.

     “Acara ini bukan hanya sekadar presentasi, tetapi juga menjadi ruang bagi para pelaku UKM untuk berdiskusi, belajar, dan menjalin kolaborasi yang lebih erat,” ujar Reni melalui keterangannya, Selasa (3/12/2024).

    Para peserta tidak hanya mendapatkan pemaparan mengenai fitur-fitur menarik dari Microsoft 365, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli dari Indibiz, Digiserve, dan Microsoft.

    Hal ini memungkinkan para pelaku UKM untuk mendapatkan jawaban atas berbagai pertanyaan dan kendala yang mereka hadapi dalam menjalankan bisnis.

    “Dengan hadirnya Microsoft 365 dalam ekosistem Indibiz, kami berharap para pelaku UKM dapat meningkatkan produktivitas dan kolaborasi bisnis mereka,” Reni menambahkan.

    Microsoft 365 hadir dengan fitur keamanan tingkat lanjut yang dirancang untuk membantu UKM memenuhi kebutuhan seperti Multi-Factor Authentication (MFA), Data Loss Prevention (DLP), dan Identity and Access Management.

  • Pasar Saham Asia Beragam di Tengah Libur Tahun Baru 2025

    Pasar Saham Asia Beragam di Tengah Libur Tahun Baru 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar saham Asia menunjukkan pergerakan yang beragam pada hari ini, Selasa (31/12/2024), di tengah libur Tahun Baru 2025.

    Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,5% ke 20.140,91, sementara Indeks Shanghai Composite melemah 0,2% ke 3.399,74 setelah data manufaktur China mengindikasikan langkah-langkah stimulus dari pemerintah belum cukup untuk mendukung ekonomi yang melambat.

    Di Sydney, Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6% ke 8.182,80. Sedangkan bursa di Tokyo dan Seoul ditutup karena libur Tahun Baru.

    Sebelum pasar saham Asia hari ini dibuka beragam, pada Senin (30/12/2024), Wall Street melemah secara luas. Indeks S&P 500 turun 1,1% ke 5.906,94, mencatat penurunan tiga hari berturut-turut. Meskipun demikian, indeks ini masih di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan lebih dari 20% selama dua tahun berturut-turut.

    Dow Jones Industrial Average merosot 1% ke 42.573,73, sementara Nasdaq Composite turun 1,2% ke 19.486,78. Saham-saham teknologi besar (big tech), seperti Apple dan Microsoft masing-masing turun 1,3%. Penurunan juga terjadi pada saham Meta Platforms (-1,4%), Netflix (-0,8%), dan Amazon (-1,1%).

    Meski pasar menghadapi tantangan, Wall Street masih optimistis terhadap pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan dalam S&P 500 yang diperkirakan naik lebih dari 9% untuk tahun ini. Inflasi yang mereda menjadi salah satu faktor pendorong.

    Sementara itu, pada saat saham Asia hari ini dibuka beragam, di Indonesia, hari ini sudah mulai masuk hari libur bursa.

  • Tampilan Grafis Game Makin Realistis: Biaya Produksinya Bikin Meringis

    Tampilan Grafis Game Makin Realistis: Biaya Produksinya Bikin Meringis

    Jakarta

    Beberapa tahun terakhir, studio game sangat memprioritaskan tampilan grafis pada game buatannya. Namun makin ke sini, biaya produksinya makin ugal-ugalan.

    Sejumlah raksasa di industri game, sebut saja Sony dan Microsoft, mengandalkan tampilan grafis yang sangat realistis agar game buatannya menarik minat para gamer.

    Begitu juga dengan Naughty Dog (pembuat The Last of Us dan seri Uncharted), CD Projekt Red (The Witcher 3 dan Cyberpunk 2077), Rockstar Games (Red Dead Redemption 2 dan Grand Theft Auto V), sampai Guerrilla Games (Horizon series), yang secara konsisten memprioritaskan tampilan grafis, dan memang, terbukti sukses secara komersil.

    Strategi ini memang sukses mengubah tampilan game yang dulunya dua dimensi dan pixelated menjadi tampilan grafis tiga dimensi yang realistis dan sangat detail. Namun, biaya untuk membuat game dengan tampilan grafis seperti ini pun terus meroket.

    Sebut saja Spider-Man 2, game PS5 keluaran 2023, yang bisa menyajikan Peter Parker dengan “seragam” Spiderman yang ikonik, melompat ke sana-sini di sela-sela gedung pencakar langit New York City, lengkap dengan pantulan sinar matahari yang begitu akurat.

    Terlihat memukau? Tentu saja. Namun biaya pengembangan Spider-Man 2 ini tak main-main, karena kabarnya mencapai USD 300 juta. Biaya sebesar itu tiga kali lipat lebih besar biaya pengembangan game Spider-Man seri sebelumnya, yang dibuat pada tahun 2018.

    Game ini memang sukses di pasaran, terjual lebih dari 11 juta kopi hingga saat ini. Namun Sony tetap mem-PHK 900 pegawainya pada Februari 2024, yang juga berdampak pada pengembang game di Insomniac.

    Ini artinya, keuntungan dari pembuatan game ini juga semakin berkurang. Ditambah lagi menurut Jacob Navok, mantan eksekutif di Square Enix, game dengan tampilan grafis memukau ini pun hanya menarik untuk gamer yang berusia 40 tahun ke atas.

    Sementara gamer yang lebih muda ternyata malah lebih tertarik pada game yang grafisnya sederhana, sebut saja Minecraft, Roblox, ataupun Fortnite. Ini karena, menurut Joost van Dreunen, analis pasar dan profesor di New York University, aspek sosial lebih penting untuk gamer yang lebih muda.

    “Bermain (game) dijadikan alasan untuk nongkrong dengan orang lain.” kata van Dreunen, seperti dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (31/12/2024).

    (asj/rns)

  • Dunia Berubah Total, Manusia Harus Siap-siap

    Dunia Berubah Total, Manusia Harus Siap-siap

    Jakarta, CNBC Indonesia – OpenAI telah memperkenalkan perspektif baru tentang Artificial General Intelligence (AGI). Ini menandakan pergeseran signifikan dalam prioritas strategis perusahaan.

    Jika sebelumnya OpenAi berfokus pada penciptaan sistem AI yang mampu melampaui kinerja manusia dalam berbagai tugas, kini perusahaan mengaitkan AGI dengan tolok ukur finansial, yang dapat menciptakan setidaknya US$100 miliar dalam bentuk keuntungan.

    Redefinisi ini mencerminkan visi OpenAI yang terus berkembang, dengan menekankan dampak ekonomi yang terukur daripada sekadar pencapaian teknis.

    Pendefinisian ulang AGI oleh OpenAI terkait dengan kemitraan, kompetisi, dan visi untuk masa depan. Dari hubungan berisiko tinggi dengan Microsoft hingga ketegangan hukum dengan Elon Musk, perusahaan ini menavigasi jaringan dan peluang yang kompleks.

    Secara tradisional, AGI mengacu pada sistem AI yang mampu melakukan berbagai tugas di atas level manusia, demikian dikutip dari Geeky Gadget, Senin (30/12/2024). Dengan begitu, manusia perlu bersiap-siap beradaptasi dengan kehadiran tool yang lebih cerdas ketimbang manusia dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

    Hal ini tentu membawa perubahan besar di masa depan. Jika tak mampu beradaptasi, manusia bisa kalah dan tergantikan oleh robot.

    Definisi OpenAI yang telah diperbarui menempatkan profitabilitas sebagai tujuan awal, dengan menetapkan target keuangan yang jelas sebagai ukuran utama kesuksesan AGI. Dengan demikian, perusahaan menyelaraskan tujuannya dengan hasil keuntungan yang nyata, bukan pencapaian teknis yang abstrak.

    Kemitraan OpenAI dengan Microsoft merupakan landasan strategi untuk mencapai AGI. Dengan investasi sebesar US$10 miliar, Microsoft telah mengintegrasikan teknologi OpenAI ke dalam platform cloud Azure-nya, yang dapat memberikan kekuatan komputasi yang diperlukan untuk pengembangan AI tingkat lanjut.

    Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat kemajuan OpenAI, tetapi juga menyoroti peran penting infrastruktur cloud dalam penelitian AI modern.

    Kemitraan ini menggarisbawahi pentingnya sumber daya komputasi yang dapat diskalakan dan kuat dalam mendorong inovasi AI.

    (fab/fab)