Perusahaan: Microsoft

  • Donald Trump Umumkan Investasi AI di Amerika Serikat, Segini Nilainya – Page 3

    Donald Trump Umumkan Investasi AI di Amerika Serikat, Segini Nilainya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat yang baru dilantik, Donald Trump mengumumkan investasi sektor swasta senilai USD 500 miliar atau sekitar Rp 8,1 kuadriliun untuk mendanai infrastruktur Kecerdasan Buatan (artificial intelligence/AI) di negara itu.

    Mengutip Channel News Asia, Rabu (22/1/2025) Donald Trump mengatakan, ChatGPT OpenAI, SoftBank, dan Oracle berencana mendirikan usaha patungan bernama Stargate, yang akan membangun pusat data dan menciptakan lebih dari 100.000 pekerjaan di AS.

    Perusahaan-perusahaan ini, bersama dengan pendukung ekuitas Stargate lainnya, telah berkomitmen untuk menggelontorkan USD 100 miliar, dengan sisa investasi diharapkan akan terjadi selama empat tahun ke depan.

    CEO SoftBank Masayoshi Son, CEO OpenAI Sam Altman, dan Ketua Oracle Larry Ellison bergabung dengan Trump di Gedung Putih untuk peluncuran tersebut. Ellison menyebut, pusat data pertama dari proyek ini sudah dalam tahap pembangunan di Texas. Secara total, 20 pusat data akan dibangun, masing-masing seluas setengah juta kaki persegi. 

    Proyek tersebut dapat mendukung AI yang menganalisis catatan kesehatan elektronik dan membantu dokter merawat pasien mereka, kata Ellison. “Kami tidak akan memutuskan untuk melakukan ini (tanpa Anda),” kata Son kepada Trump.

    Tidak diketahuu jelas apakah pengumuman tersebut merupakan pembaruan dari usaha yang dilaporkan sebelumnya.

    Pada Maret 2024, The Information, sebuah situs web berita teknologi, melaporkan OpenAI dan Microsoft sedang mengerjakan rencana untuk proyek pusat data senilai USD 100 miliar yang akan mencakup superkomputer kecerdasan buatan yang juga disebut “Stargate” yang akan diluncurkan pada 2028.

    Trump Cabut Perintah Eksekutif AI yang Dicanangkan Joe Biden 

    Investasi terbaru diumumkan usai Trump mencabut perintah eksekutif 2023 yang ditandatangani oleh Joe Biden yang berupaya mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh Kecerdasan Buatan terhadap konsumen, pekerja, dan keamanan nasional.

    Perintah Biden mengharuskan pengembang sistem AI yang menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional AS, ekonomi, kesehatan publik, atau keselamatan untuk membagikan hasil uji keamanan dengan pemerintah AS, sesuai dengan Undang-Undang Produksi Pertahanan, sebelum dirilis ke publik.

     

  • Opini: Memilih Kembali Nuklir

    Opini: Memilih Kembali Nuklir

    Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis energi sepanjang 2024 ditandai dengan beramai-ramainya perusahaan digital memilih nuklir sebagai sumber energi untuk data centre-nya. Amazon, Microsoft, dan Google berkomitmen untuk memanfaatkan nuklir guna mendukung pertumbuhan bisnis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang pesat.  

    Nuklir saat ini menyumbang sekitar 10% dari pasokan listrik dunia dan signifikan mendukung dekarbonisasi di berbagai negara (IEA, 2024). Per Mei 2024, terdapat 440 reaktor nuklir beroperasi di 32 negara dengan kapasitas 392 GW.

    Amerika Serikat mempunyai nuklir terbanyak yaitu 94 unit, disusul oleh China dan Perancis yang sama-sama mengoperasikan 56 unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Disamping yang sudah beroperasi, terhitung Juli 2024, sebanyak 59 PLTN sedang dikembangkan di China dan satu unit di Pakistan. 

    Pertumbuhan energi nuklir mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan teknologi, dinamika geopolitik, isu lingkungan, dan persepsi publik. Kecelakaan nuklir di Three Mile Island pada 1975, Chernobyl pada 1986, dan Fukushima pada 2010, jelas berimbas signifikan terhadap perkembangan nuklir global.

    Setelah medio 2012—2020, banyak negara mengendorkan pengembangan PLTN, meskipun China dan India justru intensif membangun nuklir untuk mendukung pertumbuhan ekonominya. Kapasitas nuklir kembali tumbuh kendati lambat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) 0,6%, dari kapasitas 370 GW pada 2010 menjadi 392 GW pada 2020.

    Berbeda dengan pandangan publik, beberapa studi menunjukkan bahwa nuklir memiliki risiko tingkat kematian paling rendah dibanding pembangkit listrik lainnya.

    Jika PLTU batu bara memiliki laju kematian antara 24,62—32,73 per TWh listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik BBM mencapai 18,43TWh; biomassa 4,63 TWh; pembangkit berbahan bakar gas 2,82 TWh; pembangkit hidro 1,3 TWh; energi angin 0,04 TWh, dan nuklir hanya 0,03 TWh, disusul paling rendah pembangkit surya 0,02 TWh (Markandya & Wilkinson, 2007; Sovacool et al., 2016; UNSCEAR, 2008; & 2018). 

    DAMPAK LINGKUNGAN RENDAH

    Nuklir juga memiliki dampak lingkungan paling rendah dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Untuk setiap 1 GWh produksi listrik, pembangit listrik tenaga uap (PLTU) menghasilkan emisi CO2 970 ton, disusul pembangkit BBM 720 ton, pembangkit gas 440 ton, biomassa 78—230 ton, pembangkit hidro 24 ton, energi angin 11 ton, dan nuklir 6 ton (IPP ARS, 2014; UNECE, 2020; Ember Energy, 2021).

    Sebenarnya Indonesia telah memposisikan dirinya sebagai negara nuklir sejak 1956, sesudah Presiden Soekarno mengadakan kunjungan kenegaraan ke AS dan mencanangkan “Nuklir Untuk Maksud-Maksud Damai”.

    Pada 1958 dibentuklah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Setelah itu dibangunlah reaktor atom pertama di Bandung yang mulai beroperasi pada 1965, disusul reaktor atom RA Kartini di Yogyakarta pada 1979, dan reaktor atom GA Siwabessy di Serpong Jawa Barat pada 1987.  

    Namun di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang dikenal antinuklir, persiapan pengembangan PLTN stagnan dan malah mundur ke belakang. Pada 2011, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah dicanangkan rencana pembangunan PLTN ini, dan digelontorkan dana yang besarnya signifikan untuk kegiatan studi kelayakan, survei lokasi dan sosialisasi kepada masyarakat.  

    Di era Presiden Joko Widodo, isu nuklir seolah-oleh terlupakan dan jalan di tempat. Alih-alih melanjutkan rencana pengembangan PLTN, Jokowi malah meggenjot pembangunan PLTU batu bara secara masif lewat program nasional 35.000 MW pembangkit listrik.

    Isu nuklir kembali hangat di Tanah Air setelah Hasjim Djojohadikusimo, Ketua Delegasi Indonesia untuk COP-29, menyatakan pada 19 November 2024 di Baku, Azerbaijan bahwa Indonesia akan membangun PLTN berkapasitas 5 GW hingga 2040.

    Sebelumnya pembangunan PLTN sudah masuk dalam dokumen Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) pada 2023. 

    Merujuk pada kriteria dan pendekatan strategic planning (Johson and Schols, 1993), jika memang Indonesia serius mau memanfaatkan nuklir sebagai salah pemasok listrik beban dasar, pertanyaan fundamentalnya berapa kapasitas yang layak dibangun, kapan, dan di mana?

    Selanjutnya berdasarkan teori adopsi teknologinya Rogers (1962), terdapat beberapa faktor penentu yang perlu dipertimbangkan yaitu skala penerimaan publik, risiko operasional khususnya risiko geologi, pengelolaan limbah nuklir, dan ketergantungan bahan bakar serta teknologi.

    Diperlukan inovasi untuk pembangunan serta pengoperasian jenis pembangkit nuklir dengan penggunaan seminimal mungkin sumber daya seperti air baku, tanpa mengurangi keandalan produksi listrik, tingkat keamanan, dan bisa mengurangi dampak lingkungan secara signifikan.

    Dalam jangka panjang, pemanfaatan unit produksi bahan bakar nuklir yang sudah ada misalnya, akan lebih efisien dan memberi banyak benefit dibanding membangun unit produksi baru (Merk et al, 2017).

    Indonesia perlu belajar dari Finlandia bagaimana bisa membangun pembangkit nuklir Olkiluoto 3 dan sukses beroperasi sejak 2013, tanpa resistensi yang berarti dari masyarakat bahkan sesudah terjadinya kecelakaan PLTN Fukushima.

    Aspek yang tak kalah pentingnya adalah faktor ketergantungan terutama pasokan bahan bakar maupun teknologi kepada pihak luar.

    Jangan sampai pengembangan nuklir malah membuat Indonesia menjadi tergantung kepada suatu negara atau institusi asing. Hal yang jelas tidak sejalan dengan semangat “swa sembada energi” dari Presiden Prabowo Subianto. 

     

  • Donald Trump Umumkan Proyek Rp 8.159 Triliun, Ternyata Buat Bangun Ini

    Donald Trump Umumkan Proyek Rp 8.159 Triliun, Ternyata Buat Bangun Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan investasi US$ 500 miliar (Rp 8.159 triliun) untuk pembangunan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) agar bisa bersaing dengan negara lain, terutama China.

    Investasi tersebut, antara lain, didukung oleh pencipta ChatGPT yaitu OpenAI, SoftBank, dan Oracle. Ketiga perusahaan membentuk perusahaan patungan yang diberi nama Stargate dengan tujuan membangun kompleks data center dan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.

    Stargate berkomitmen mengucurkan modal US$ 100 miliar dalam waktu dekat. Sisanya akan dikucurkan secara bertahap dalam 4 tahun ke depan.

    CEO SoftBank Masayoshi Son, CEO OpenAI Sam Altman, dan pendiri Oracle Larry Ellison berada di sisi Trump saat pengumuman rencana investasi besar-besaran tersebut.

    Proyek pertama Stargate telah dimulai di Texas. Ellison menyatakan secara total ada 20 data center yang akan dibangun dengan luas masing-masing 4,6 hektare. Tiap data center, antara lain, bisa memanfaatkan AI untuk analisis rekam kesehatan dan membantu dokter dalam perawatan pasien.

    “Kami tak akan memutuskan untuk melakukan ini, jika Anda tidak menang,” kata Son kepada Trump, seperti dikutip oleh Reuters.

    Pujian juga muncul dari mulut Altman. “AGI bisa dibangun di sini, kami tak akan bisa melakukannya tanpa Anda Pak Presiden,” kata Altman.

    Proyek Stargate sebetulnya sudah diberitakan sebelumnya oleh The Information. Pada Maret 2024, The Information mengabarkan bahwa OpenAI dan Microsoft menjajaki rencana proyek data center US$ 100 miliar termasuk superkomputer AI bernama Stargate yang akan diluncurkan pada 2028.

    Trump sebelumnya juga telah membatalkan kebijakan Joe Biden soal AI yang bertujuan untuk mengatasi risiko AI untuk konsumen, pekerja, dan keamanan nasional.

    AI membutuhkan energi yang sangat besar, sehingga harus didukung oleh data center khusus yang berisi ribuan chip AI yang saling terhubung.

    “Mereka harus memproduksi listrik dalam jumlah yang besar dan kami membuatnya bisa terjadi karena mereka bisa memproduksi listrik dengan pembangkit milik sendiri, jika mereka mau,” kata Trump.

    (dem/dem)

  • Trump Umumkan Investasi Infrastruktur AI, Gandeng SoftBank hingga Induk ChatGPT

    Trump Umumkan Investasi Infrastruktur AI, Gandeng SoftBank hingga Induk ChatGPT

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluncurkan inisiatif investasi infrastuktur kecerdasan buatan (AI) strategis bersama SoftBank Group Corp., OpenAI LLC, dan Oracle Corp.

    Proyek ini bertujuan mempercepat pengembangan teknologi AI sekaligus memperkuat posisi AS sebagai pemimpin global di bidang ini. Ketiga perusahaan tersebut akan mendanai infrastruktur kecerdasan buatan (AI) senilai miliaran dolar.

    “Kami memulai dengan investasi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini,” kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dikutip Bloomberg, Rabu (22/1/2025).

    Proyek kolaborasi ini dipimpin oleh tokoh industri seperti Masayoshi Son dari SoftBank, Sam Altman dari OpenAI, dan Larry Ellison dari Oracle. Mereka mengumumkan rencana awal untuk mengalokasikan US$100 miliar secara langsung dengan target peningkatan menjadi US$500 miliar.

    Pendanaan tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan kampus teknologi. Perusahaan teknologi besar lain, termasuk Microsoft dan Nvidia, juga diharapkan berpartisipasi.

    Trump menegaskan akan menggunakan langkah-langkah darurat dan perintah eksekutif untuk mempercepat proyek infrastruktur, termasuk mempermudah akses energi.

    Para eksekutif juga menyoroti potensi AI dalam bidang kesehatan dan sektor lain yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi AS.

    “AI memiliki potensi luar biasa bagi setiap warga Amerika,” ujar Larry Ellison.

    Namun, rincian komitmen baru dari pengumuman ini masih belum sepenuhnya jelas. Sebelumnya, Son telah mengumumkan rencana investasi US$100 miliar selama masa jabatan presiden, sementara beberapa proyek yang disebutkan, seperti pusat data, sudah dalam tahap pembangunan.

    Inisiatif yang disebut “Stargate” ini memicu reaksi pasar positif, dengan indeks S&P 500 naik hampir 1% pada perdagangan Selasa. Saham Oracle melonjak 7%, sementara ETF yang melacak perusahaan dengan eksposur AI mencapai level tertinggi tiga tahun.

    Langkah ini menunjukkan pendekatan ambisius Trump untuk memastikan dominasi AS dalam teknologi AI.

    Setelah menjabat, ia langsung membatalkan pembatasan terkait AI yang diberlakukan oleh Joe Biden dan menandatangani sejumlah kebijakan untuk mendukung pengembangan energi guna memenuhi kebutuhan pusat data.

    Namun, skeptisisme tetap ada terkait apakah inisiatif ini benar-benar memberikan lonjakan besar dari rencana sebelumnya. Beberapa pihak mempertanyakan sumber pendanaan SoftBank, yang memiliki cadangan kas sebesar 3,8 triliun yen (US$25 miliar) pada akhir September.

    Sam Altman telah menghabiskan berbulan-bulan membentuk koalisi global untuk mendukung pengembangan kapasitas chip, energi, dan pusat data.

    SoftBank sebelumnya berinvestasi dalam penggalangan dana OpenAI, dengan CFO Sarah Friar menyebut SoftBank sebagai mitra strategis yang memiliki akses ke modal besar.

    Sementara itu, perusahaan penyedia infrastruktur cloud seperti Microsoft, Amazon, dan Oracle berlomba membangun pusat data baru, dengan Oracle telah mengalokasikan belanja modal lebih dari US$14 miliar tahun ini, sebagian besar untuk proyek tersebut.

     

  • Sumbangan Dana Pelantikan Trump Capai Rp 2,7 T, Ini Daftar Donaturnya

    Sumbangan Dana Pelantikan Trump Capai Rp 2,7 T, Ini Daftar Donaturnya

    Jakarta

    Pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1) siang waktu setempat tercatat banyak didanai dari sumbangan sejumlah perusahaan raksasa yang beroperasi di Negeri Paman Sam itu.

    Melansir dari Fox Business, Selasa (21/1/2025), berbagai perusahaan yang memberikan donasi tersebut bergerak di berbagai bidang, mulai dari kedirgantaraan dan teknologi hingga otomotif dan keuangan, masih banyak lagi.

    Sebagai contoh dari bidang teknologi ada Google, Meta dan Microsoft yang masing-masing memberikan sumbangan US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar (kurs Rp 16.343/dolar AS). Ada juga Ford, General Motors, hingga Hyundai dan Toyota cabang AS memberi sumbangan sebesar US$ 1 juta.

    Masih belum cukup, ada juga Bank of America yang sudah mengonfirmasi Fox Business bahwa mereka turut memberikan sumbangan untuk pelantikan Trump. Namun salah satu bank terbesar di Negeri Paman Sam itu enggan untuk menyebutkan jumlahnya.

    Kemudian dana pelantikan Trump ini juga dikabarkan menerima sumbangan dari Goldman Sachs, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. Namun hal ini belum bisa dikonfirmasi karena jumlah sumbangannya yang tidak jelas.

    Selain perusahaan, Fox News Digital melaporkan pada pertengahan Desember bahwa CEO OpenAI, Sam Altman, turut berencana untuk memberi sumbangan pelantikan Trump sebesar US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar.

    Kemudian ada juga Tim Cook yang sedang menjabat sebagai CEO Apple memberikan sumbangan sebesar itu US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar juga. Secara total, diperkirakan sekitar US$ 170 juta atau Rp 2,77 triliun mengalir untuk pelantikan Trump.

    Daftar perusahaan raksasa yang beri sumbangan untuk pelantikan Trump

    1. Boeing US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    2. Google US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    3. Hyundai US$1 juta atau Rp 16,34 miliar

    4. FCA US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    5. Microsoft US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    6. Amazon US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    7. Uber US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    8. Ford US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    9. Toyota Motors Amerika Utara US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    10. Robinhood US$ 2 juta atau Rp 32,68 miliar

    11. General Motors US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    12. Intuit US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar

    13. Delta Airlines US$ 1 juta atau Rp 16,34 miliar.

    (fdl/fdl)

  • Cara Print PDF Full Kertas A4 Tanpa Terpotong dengan Mudah

    Cara Print PDF Full Kertas A4 Tanpa Terpotong dengan Mudah

    Bisnis.com, JAKARTA –  Mencetak file PDF jika tidak dilakukan dengan langkah yang tepat, bukan tidak mungkin hasilnya terpotong dan tidak full sesuai ukuran kertas. Untuk itu penting memahami pengaturan printer dan perangkat lunak sebelum mencetak file PDF. 

    Dalam artikel ini dijelaskan cara print file PDF full kertas sesuai ukuran dan tanpa terpotong dengan mudah.

    PDF alias Portable Document Format adalah ekstensi file yang kerap digunakan untuk menyimpan suatu dokumen penting di perangkat komputer. Untuk mencetak file PDF dengan baik supaya hasilnya rapi dan profesional, simak cara print file PDF berikut ini.

    File PDF (Portable Document Format) adalah format yang sangat umum digunakan untuk berbagi dokumen karena tampilannya yang konsisten di berbagai perangkat. File PDF bisa berisi teks maupun gambar sehingga bisa efektif digunakan untuk menyimpan data-data penting.

    Namun, terkadang kita perlu mencetak file PDF tersebut ke dalam bentuk fisik di atas kertas. Cara cepat print file PDF dapat dilakukan dengan mudah melalui shortcut di keyboard Ctrl+P. Anda bisa mencetak file PDF melalui browser internet atau aplikasi bawaan di komputer atau laptop.

    Cara Print File PDF

    1. Cara Print PDF dengan Adobe Acrobat Reader (Acrobat)

    Adobe Acrobat Reader adalah aplikasi gratis yang paling umum digunakan untuk membuka dan membaca file PDF. Berikut caranya:

    Buka file PDF yang ingin dicetak dengan Adobe Acrobat Reader
    Klik menu “File” lalu pilih “Print” (atau tekan Ctrl + P pada Windows atau Command + P pada Mac
    Pada jendela dialog Print, pastikan printer yang ingin Anda gunakan sudah terpilih di bagian “Printer”
    Tentukan jumlah salinan yang ingin dicetak
    Pilih halaman yang ingin dicetak
    Atur skala halaman jika diperlukan
    Pilih orientasi kertas (potret atau lanskap)
    Klik tombol “Print” untuk memulai proses pencetakan.

    2. Cara Print PDF dengan Browser (Google Chrome, Microsoft Edge, dll)

    Browser modern seperti Chrome, Edge, dan Firefox umumnya memiliki fitur bawaan untuk membuka dan mencetak file PDF. Berikut caranya:

    Tarik dan lepas file PDF ke jendela browser atau klik kanan pada file PDF dan pilih “Open with” lalu pilih browser
    Klik ikon titik tiga di pojok kanan atas browser lalu pilih “Print” atau tekan Ctrl + P pada Windows atau Command + P pada Mac
    Sama seperti pada Adobe Acrobat Reader, Anda bisa memilih printer dan mengatur opsi seperti jumlah salinan, rentang halaman, dan lain-lain
    Klik tombol “Print” untuk mencetak.

    3. Cara Print PDF dengan Aplikasi Lain

    Selain Adobe Acrobat Reader dan browser, banyak aplikasi lain yang juga dapat digunakan untuk mencetak PDF, seperti Foxit Reader, SumatraPDF, dan aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Word dengan fitur “Save as PDF”. Caranya kurang lebih sama seperti 2 metode di atas.

    Cara Print PDF Full kertas A4

    Buka file PDF yang ingin Anda cetak dengan Adobe Acrobat Reader
    Tekan Ctrl + P (Windows) atau Command + P (Mac) atau klik File > Print
    Pastikan printer yang akan Anda gunakan sudah terpilih di bagian “Printer”
    Di bagian “Page Scaling” pastikan Anda memilih salah satu dari opsi berikut:

    Fit: Opsi ini akan menyesuaikan ukuran PDF agar pas dengan area cetak di kertas A4. Biasanya ini adalah pilihan terbaik.
    Shrink oversized pages: Opsi ini akan mengecilkan halaman yang terlalu besar agar muat di kertas A4.
    Fit to Printable Area: Hampir sama dengan “Fit,” opsi ini memastikan seluruh konten PDF tercetak dalam area yang bisa dicetak oleh printer.

    Centang/Hilangkan Centang “Choose paper source by PDF page size”
    Klik tombol “Page Setup”, pastikan “Size” atau “Paper Size” diatur ke “A4”
    Gunakan fitur “Print Preview” sebelum mencetak
    Setelah semua pengaturan sesuai, klik tombol “Print”.

    Itulah tadi cara print file PDF dengan mudah dan cepat.

  • Microsoft Umumkan Setop Dukungan Microsoft 365 di Windows 10 Mulai Tahun Ini – Page 3

    Microsoft Umumkan Setop Dukungan Microsoft 365 di Windows 10 Mulai Tahun Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Microsoft diketahui telah memastikan tidak akan lagi mendukung aplikasi Microsoft 365 di Windows 10 mulai 14 Oktober 2025. Langkah ini diambil untuk mendorong pelanggan beralih ke Windows 11.

    Dikutip dari Tech Radar, Selasa (21/1/2025), dalam blog perusahaan, Microsoft menyatakan, untuk menggunakan aplikasi Microsoft 365, pengguna harus memperbarui ke Windows 11.

    Kendati demikian, apabila pengguna masih memakai Windows 10 bukan berarti fungsi aplikasi Microsoft 365 tidak dapat diakses, melainkan mereka tidak akan lagi mendapatkan update penting.

    Kemudian, ketika pengguna sudah beralih ke Windows yang didukung, semua update fitur dan keamanan Microsoft 365 akan dilanjutkan seperti biasa.

    Untuk diketahui, Microsoft memang telah mengumumkan mengakhiri penjualan lisensi Windows 10 pada Januari 2023. Penghentian ini berlaku untuk Windows 10 Pro dan Windows 10 Home.

    Meski menghentikan penjualan, Microsoft menyatakan ketika itu belum akan mengakhiri dukungan untuk sistem operasi tersebut.

    Perusahaan menyebut, dukungan keamanan untuk Windows 10 masih dilakukan hingga tahun ini, tepatnya 14 Oktober 2025.

    Kendati sudah di ujung masanya, laporan Statcounter mencatat, jumlah perangkat yang menjalankan sistem operasi ini masih terbilang banyak. Di akhir 2024, pengguna Windows 10 mencapai 63 persen dari semua perangkat Windows.

  • Susunan Kabinet dan Kepala Lembaga Pilihan Trump

    Susunan Kabinet dan Kepala Lembaga Pilihan Trump

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump akan segera dilantik, Senin (20/1/2025) waktu setempat. Pria penuh kontroversi itu telah menyiapkan sejumlah nama untuk membantunya di pemerintahan.

    Sejumlah loyalis Trump dipastikan akan membantunya di pemerintahan. Tak hanya itu, beberapa sosok mengejutkan pun turut ditunjuk Trump untuk memperkuat pemerintahannya.

    Berikut daftar nama yang sejauh ini telah diumumkan Trump untuk mengisi kabinet dan sejumlah lembaga tinggi AS:

    Menteri Luar Negeri: Marco Rubio

    Marco Rubio telah menjabat sebagai senator AS dari Florida sejak 2011 dan merupakan wakil ketua Komite Intelijen Senat. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2016 tetapi kalah dalam nominasi Partai Republik dari Trump.

    Menteri Pertahanan: Pete Hegseth

    Pete Hegseth adalah pembawa acara Fox News dan perwira Garda Nasional Angkatan Darat. Ia bertugas dalam perang di Irak dan Afghanistan, serta di Teluk Guantanamo.

    Jaksa Agung: Pam Bondi (Pilihan Kedua)

    Pam Bondi adalah seorang pelobi yang menjabat sebagai jaksa agung Florida dari tahun 2011 hingga 2019. Adapun pilihan pertama untuk posisi ini adalah Matt Gaetz, namun dia mengundurkan diri.

    Menteri Dalam Negeri: Doug Burgum

    Doug Burgum telah menjabat sebagai gubernur North Dakota sejak 2016. Kekayaannya mencapai ratusan juta dolar, terutama karena ia menjual perusahaan perangkat lunaknya ke Microsoft pada 2002. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024 dan menjadi pendukung utama Trump ketika ia mengundurkan diri.

    Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan: Robert F. Kennedy Jr.

    Robert F. Kennedy Jr. adalah aktivis antivaksin paling terkenal di Amerika. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024 sebagai seorang Demokrat, kemudian sebagai seorang independen. Ia keluar dari pencalonan pada Agustus 2024 dan mendukung Trump, tetapi ia masih muncul dalam surat suara di beberapa negara bagian.

    Menteri Keuangan: Scott Bessent

    Scott Bessent, 62, adalah seorang miliarder pengelola dana lindung nilai yang saat ini menjabat sebagai CEO, pendiri, dan kepala investasi di Key Square Capital Management di New York. Sebelumnya, ia menjabat sebagai kepala investasi di Soros Fund Management. Bessent merupakan penggalang dana utama kampanye Trump, dan juga menjadi salah satu penasihat ekonomi utama Trump.

    Menteri Perdagangan: Howard Lutnick

    Howard Lutnick adalah CEO miliarder dari perusahaan jasa keuangan Cantor Fitzgerald, wakil ketua tim transisi Trump, pengumpul dana kampanye utama, dan teman lama, sekutu, serta penasihat setia Trump. Lutnick juga merupakan ketua perusahaan pialang BGC Group Inc. dan perusahaan real estat komersial Newmark Group.

    Menteri Transportasi: Sean Duffy

    Sean Duffy adalah mantan perwakilan AS dari Wisconsin, pembawa acara The Bottom Line di Fox Business, dan kontributor di Fox News. Ia menjadi terkenal di The Real World: Boston dan bertemu istrinya Rachel Campos-Duffy di Road Rules: All Stars. Ia juga merupakan pembawa acara Fox News.

    Menteri Energi: Chris Wright

    Chris Wright adalah kepala eksekutif Liberty Energy, sebuah perusahaan fracking yang berpusat di Denver. The New York Times menggambarkannya sebagai “seorang penginjil yang ramah media untuk bahan bakar fosil yang menyebarkan pesan yang menggembirakan bahwa minyak dan gas dapat mengangkat orang keluar dari kemiskinan, sambil meremehkan ilmu iklim.”

    Menteri Pendidikan: Linda McMahon

    Linda McMahon adalah salah satu pendiri World Wrestling Entertainment, yang membangun gulat menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar bersama suaminya kala itu Vince McMahon. Ia memimpin Small Business Administration selama masa jabatan pertama Trump, dan saat ini menjabat sebagai ketua dewan America First Policy Institute, sebuah lembaga pemikir konservatif. Ia telah menjadi pendukung finansial utama kampanye Trump.

    Menteri Tenaga Kerja: Lori Chavez-DeRemer

    Lori Chavez-DeRemer adalah anggota DPR dari Partai Republik moderat yang baru pertama kali menjabat dan mewakili Distrik Kongres Kelima Oregon, tetapi kalah tipis dalam pemilihan ulang pada Hari Pemilihan. Ia juga menjabat sebagai wali kota Happy Valley, Oregon, dari tahun 2011 hingga 2019.

    Chavez-DeRemer adalah anggota Partai Republik pro-serikat pekerja yang langka dan merupakan salah satu dari sedikit anggota DPR dari Partai Republik yang mendukung UU PRO (Protecting the Right to Organize), yang akan memberlakukan perluasan hak-hak buruh yang bersejarah. Ia juga ikut mensponsori undang-undang untuk melindungi tunjangan Jaminan Sosial bagi pekerja sektor publik. Serikat pekerja Teamsters, termasuk presiden Teamsters Sean O’Brien, dilaporkan melobi Trump untuk memilihnya.

    Menteri Pertanian: Brooke Rollins

    Brooke Rollins mengepalai Dewan Kebijakan Dalam Negeri Gedung Putih selama pemerintahan Trump pertama, kemudian mendirikan dan mengepalai lembaga pemikir pro-Trump, America First Policy Institute, yang seperti Project 2025 milik Heritage Foundation, telah berupaya mengembangkan cetak biru untuk pemerintahan Trump kedua.

    Menteri Keamanan Dalam Negeri: Kristi Noem

    Kristi Noem telah menjabat sebagai gubernur South Dakota sejak 2019. Sebelum menjadi gubernur perempuan pertama di South Dakota, ia merupakan satu-satunya wakil negara bagian tersebut di DPR AS selama delapan tahun.

    Menteri Urusan Veteran: Doug Collins

    Doug Collins adalah mantan anggota Kongres AS dari Georgia yang bertugas di DPR dari tahun 2013 hingga 2021. Ia adalah seorang pengacara dan veteran yang bertugas dalam perang Irak dan saat ini menjadi pendeta Angkatan Udara Cadangan.

    Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan: Scott Turner

    Scott Turner bermain selama sembilan musim di NFL, dan terlibat dalam politik selama jeda musim. Setelah pensiun, ia akhirnya menjabat dua periode di DPR Texas, lalu bergabung dengan pemerintahan Trump pertama sebagai kepala White House Opportunity and Revitalization Council. Ia sekarang menjadi ketua Center for Education Opportunity di lembaga pemikir pro-Trump America First Policy Institute. Ia juga pernah menjadi pembicara motivasi, dan menjadi pendeta asosiasi di gereja besar Baptis di Plano, Texas.

    Direktur CIA: John Ratcliffe

    John Ratcliffe adalah mantan anggota kongres Texas yang menjabat sebagai direktur intelijen nasional selama tahun terakhir masa jabatan pertama Trump.

    Komisioner FDA: Martin Makary

    Martin Makary adalah seorang dokter bedah di Universitas Johns Hopkins yang, menurut Stat News, adalah seorang selebritas terkenal di dunia medis, sekaligus pengkritik sistem perawatan kesehatan AS. Ia juga merupakan kepala staf medis di firma telehealth Sesame, tamu tetap di Fox News, dan penasihat pemerintahan Trump pertama.

    Direktur CDC: Dave Weldon

    Dave Weldon adalah seorang dokter dan mantan anggota kongres Florida selama tujuh periode. Di Kongres, Weldon merupakan sekutu setia gerakan anti-vaksin dan anti-aborsi.

    Surgeon General: Janette Nesheiwat

    Janette Nesheiwat adalah dokter keluarga dan gawat darurat, kontributor Fox News, dan direktur medis di CityMD, yang mengoperasikan pusat perawatan darurat di New York dan New Jersey. Ia juga memiliki lini suplemen makanan sendiri dan merupakan penulis buku yang akan segera terbit Beyond the Stethoscope: Miracles in Medicine. Julia Nesheiwat, menjabat sebagai penasihat Keamanan Dalam Negeri dalam pemerintahan Trump yang pertama, dan Trump telah menunjuk suami saudara perempuannya, anggota kongres Florida Mike Waltz, sebagai penasihat keamanan nasional untuk pemerintahan keduanya.

    Administrator Medicare dan Medicaid: Mehmet Oz

    Mehmet Oz adalah seorang ahli bedah jantung, tokoh televisi kawakan, dan penggemar berat crudités yang menerima dukungan Trump dalam pemilihan Senat Pennsylvania tahun 2022 tetapi kalah dari John Fetterman. Ia juga dikenal karena mempromosikan klaim kesehatan yang meragukan, dan bertugas di Dewan Kepresidenan Trump untuk Olahraga, Kebugaran, dan Nutrisi selama pemerintahan Trump yang pertama.

    Administrator EPA: Lee Zeldin

    Lee Zeldin menjabat sebagai perwakilan AS dari New York dari tahun 2015 hingga 2023. Ia mencalonkan diri sebagai gubernur New York pada tahun 2022 tetapi dikalahkan oleh Demokrat Kathy Hochul.

    Direktur National Intelligence: Tulsi Gabbard

    Tulsi Gabbard mewakili Hawaii di DPR AS dari tahun 2013 hingga 2021. Ia adalah veteran Garda Nasional yang bertugas di Irak. Gabbard mencalonkan diri sebagai presiden sebagai seorang Demokrat pada tahun 2020 dan mendukung Joe Biden ketika ia mengakhiri kampanyenya. Dua tahun kemudian, ia meninggalkan Partai Demokrat dan menjadi anggota tetap di tempat-tempat sayap kanan seperti Fox News dan CPAC. Ia mendukung Trump sebagai presiden pada tahun 2024.

    Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran: Russell Vought

    Russell Vought menjabat posisi yang sama selama pemerintahan Trump pertama, dan sebelumnya bekerja sebagai Wakil Presiden di kelompok lobi Heritage Action milik Heritage Foundation. Vought, yang menyebut dirinya sebagai nasionalis Kristen, adalah pendiri Center for Renewing America, salah satu lembaga pemikir yang mempersiapkan pemerintahan Trump kedua, dan ia adalah salah satu penulis cetak biru Project 2025 milik Heritage Foundation.

    Duta Besar NATO: Matthew Whitaker

    Matt Whitaker pernah menjabat sebagai penjabat jaksa agung selama pemerintahan Trump pertama, dan sebelumnya, menjadi Jaksa AS untuk Distrik Selatan Iowa.

    Duta Besar PBB: Elise Stefanik

    Elise Stefanik adalah perwakilan AS dari New York dan anggota peringkat keempat dalam kepemimpinan Partai Republik DPR.

    Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah: Elon Musk dan Vivek Ramaswamy

    Elon Musk adalah orang terkaya di dunia; kepala eksekutif Tesla dan SpaceX; pemilik X dan yang menyatakan dirinya sebagai “Chief Troll Officer.” Dia adalah perwakilan Trump yang paling terkenal dalam pemilihan 2024 dan menggelontorkan US$118 juta ke dalam super-PAC pro-Trump. Vivek Ramaswamy adalah pengusaha bioteknologi yang gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024 dan mendukung Trump ketika dia mengundurkan diri

    (luc/luc)

  • Google Pantau Anda 24 Jam Full, Segera Hentikan Pakai Cara Ini!

    Google Pantau Anda 24 Jam Full, Segera Hentikan Pakai Cara Ini!

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google merupakan salah satu layanan internet paling populer digunakan masyarakat. Saat ingin mencari informasi terkini atau tutorial dan rekomendasi, Google kerap dijadikan tujuan untuk bertanya. 

    Namun, tahukah Anda berbagai aktivitas pencarian di Google terekam sepenuhnya? Dari situ Google bisa membaca pola kebiasaan dan ketertarikan Anda untuk menyodorkan iklan-iklan yang relevan. 

    Nah, iklan itulah yang menjadi sumber pendapatan terbesar Google. Setiap klik, pembelian, atau “like” yang dilakukan pengguna, Google akan mengumpulnya dalam sebuah data, dikemas, lalu dijual ke pengiklan untuk menargetkan audiens yang sesuai. 

    Data pribadi telah menjadi komoditas yang berharga dan industri pialang data global adalah buktinya. Sebuah studi dari Pew Research menemukan bahwa masyarakat Amerika semakin mengatakan bahwa mereka tidak memahami apa yang dilakukan perusahaan dengan data mereka.

    Banyak orang tidak menyadari bahwa sesuatu yang sederhana seperti nomor telepon mereka dapat digunakan oleh pialang data dan pelaku kejahatan untuk mengungkap informasi sensitif, termasuk nomor Jaminan Sosial, alamat, email, dan bahkan detail keluarga.

    Pakar keamanan siber memperkirakan bahwa pialang data mengumpulkan rata-rata 1.000 titik data dari setiap individu yang punya akun daring.

    Berikut adalah rincian jenis informasi yang biasanya dikumpulkan pialang data, menurut pakar privasi yang diwawancarai oleh CNBC Internasional, dikutip Minggu (19/1/2025).

    – Informasi dasar, seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon, dan email.

    – Data keuangan, seperti skor kredit dan riwayat pembayaran.

    – Riwayat pembelian, seperti apa yang Anda cari daring, apa yang Anda beli, di mana Anda membelinya, dan seberapa sering Anda membeli produk tertentu.

    – Data kesehatan, seperti obat-obatan apa yang dikonsumsi, kondisi medis, dan interaksi Anda dengan aplikasi atau situs web terkait kesehatan.

    – Data perilaku, seperti apa yang Anda suka dan tidak suka, serta jenis iklan yang mungkin Anda klik.

    – Data lokasi real time. Data GPS dari aplikasi yang melacak perjalanan Anda, tempat Anda berbelanja, dan seberapa sering Anda mengunjungi tempat tertentu termasuk dalam data yang dikumpulkan para pialang data.

    – Karakteristik yang disimpulkan. Data ini berdasarkan penelusuran dan konsumsi media seseorang, seprti situs web yang Anda kunjungi, artikel yang Anda baca, video yang Anda tonton. Bahkan, paraPialang data dapat memperoleh wawasan tentang gaya hidup, pendapatan, preferensi, keyakinan agama atau politik, hobi, dan bahkan kemungkinan Anda untuk beramal.

    – Hubungan dengan keluarga, teman, dan kolega. Dengan menganalisis jaringan teman, pengikut, dan koneksi Anda di media sosial dan aplikasi perpesanan, pialang data dapat memetakan hubungan Anda dan bahkan melacak seberapa sering Anda berinteraksi dengan individu tertentu untuk menentukan kedalaman hubungan Anda dengan orang lain.

    Cara Hentikan Data Dikumpulkan Google

    Tapi jangan khawatir, karena ada cara menghentikan Google melacak aktivitas kita di dunia maya. Dikutip dari Cnet, berikut langkah-langkahnya.

    Buka laman Google.com dari browser desktop atau mobile:

    – Masuk ke akun Google

    – Pilih menu Manage your Google Account

    – Pada Privacy & Personalization, pilih Manage your Data & Personalization

    – Berikutnya akan terlihat menu Activity Controls dengan scrolling layar ke bawah, pilih Manage your Activity Controls

    – Selanjutnya akan terlihat boks bernama Web & App Activity, geser toggle untuk mematikannya

    – Dan akan terlihat pemberitahuan memastikan pengguna paham apa yang dilakukan dengan menonaktifkan pengaturan, kemudian pilih Pause.

    Setelah langkah di atas dilakukan, maka fitur “CCTV” Google akan dimatikan. Jadi pengguna tidak akan melihat iklan dan rekomendasi penelusuran yang relevan.

    Sebaliknya, iklan yang hadir kurang relevan serta rekomendasi penelusuran kurang bermanfaat. Pengalaman personal tidak akan didapat lagi setelah fitur dinonaktifkan.

    Sebagai pengingat, pengguna juga tidak akan kehilangan data yang tersimpan saat pelacakan dimatikan. Ini akan berguna di masa mendatang karena Google tidak akan menyimpan informasi di masa depan, namun data yang sudah tersimpan sebelumnya tidak akan terhapus.

    Cari Data soal Anda di Google

    Beberapa produk atau layanan Google seperti Gmail, Google Search dan ponsel Android mengumpulkan data soal Anda. Ada beberapa data yang dikumpulkan jika kamu menggunakan platform tersebut. Menurut laporan CNBC Internasional, berikut beberapa data yang dikumpulkan perusahaan.

    Nama, jenis kelamin dan tanggal lahir

    Nomor ponsel pribadi

    pencarian di Google

    Situs yang dikunjungi

    Apa yang disukai pengguna mulai olahraga hingga makan-minuman kesukaan

    Tempat kerja

    Tempat tinggal

    Video yang ditonton

    Anda bisa mengetahui data pribadi apa saja yang dikumpulkan Google. Simak caranya berikut ini:

    Jenis Iklan yang Diminati

    Masuk ke akun Google, lalu klik Manage Ads Settings. Cara ini untuk mengetahui topik iklan yang kamu sukai menurut Google. Di dalamnya akan tertera data seperti jenis kelamin, umur dan iklan apa yang pernah diblokir.

    Tempat yang Pernah Dikunjungi

    Google Locations History Page akan menunjukkan lokasi mana saja yang pernah pengguna kunjungi. Data ini tersimpan di dalam platform Google Maps.

    Aktivitas YouTube

    Kamu juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan di dalam Youtube. Caranya bisa mengakses lewat fitur Search dan juga Youtube Watch.

    Cara Hapus Riwayat Internet

    Selain memastikan diri Anda tidak terlacak di internet, Anda juga bisa menghapus jejak digital di HP dan ponsel. Caranya adalah dengan rutin menghapus riwayat penelusuran di browser. Berikut adalah caranya:

    1. Google Chrome

    Untuk menghapus riwayat di Google Chrome, klik tiga titik untuk masuk ke menu. Berikutnya pilih Settings dan pada sidebar buka menu Privacy & Security.

    Berikutnya pilih Clear browsing data. Kamu harus memilih periode waktu yang ingin dihapus setelah itu klik Clear data.

    Sebagai catatan, jika kamu mengatur browser sinkron dengan komputer lain melalui akun Google maka saat menghapus riwayat pada satu perangkat akan terjadi hal yang sama di perangkat lain.

    2. Mozilla Firefox

    Klik lebih dulu tiga garis horizontal di bagian kanan untuk masuk ke menu. Lalu pilih Settings > Privacy & Security dan scroll ke bawah hingga Cookies & Site Data.

    Kamu bisa menghapus seluruh data dan mengelola data agar memiliki kontrol pada apa yang dihapus. Selain itu centang kotak yang menghapus data browsing setiap menutup Firefox jika tidak ingin melakukan secara manual.

    3. Safari

    Di Safari, buka lebih dulu menu dan klik Clear History. Pilih rentang waktu yang datanya ingin kamu hapus dan klik Clear History.

    Saat menghapus riwayat di Safari, maka tidak bisa mendapatkan pilihan menghapus berbagai jenis data. Jadi cookie dan file cache ikut terhapus juga.

    4. Microsoft Edge

    Pengguna Windows 11 bisa menghapus riwayatnya dengan menekan tanda tiga titik di sebelah kanan. Lanjutkan dengan memilih Settings dari menu yang muncul.

    Pada menu Privacy temukan Clear browsing data dan klik Choose what to clear. Tentukan pilihan dari daftar, termasuk riwayat penjelajahan, data cache. Terakhir klik Clear Now.

    5. Opera

    Langkah pertama klik ikon Settings di bagian kanan bar alamat. Pada menu yang muncul, scroll dan temukan Privacy & Security di samping Browsing data lalu klik Clear.

    Berikutnya kamu bisa memilih jenis data yang ingin dihapus, termasuk menentukan jangka waktu. Setelah semuanya selesai, klik Clear Data.

    Demikian cara mengetahui apa saja data Anda yang dipantau oleh Google dan cara menyetopnya. Semoga bermanfaat!

    (fab/fab)

  • Pendiri Android Tuding Bill Gates Bikin Microsoft Gagal

    Pendiri Android Tuding Bill Gates Bikin Microsoft Gagal

    Jakarta

    Tidak seperti di industri PC, Microsoft gagal bersaing dalam sistem operasi smartphone yang sekarang didominasi oleh Apple iOS dan Android. Bill Gates mengakui kegagalan Microsoft itu, yang mungkin merugikan perusahaan dari potensi keuntungan sampai USD 400 miliar.

    Namun Rich Miner, salah satu pendiri Android, menyindir Bill Gates ikut berperan atas kegagalan Microsoft untuk mendominasi pasar seluler, dengan menyatakan bahwa ketidakmampuan Microsoft adalah karena keputusan yang dibuat oleh Gates sendiri.

    Miner, yang telah terlibat secara mendalam dalam ekosistem seluler, mengatakan ia membantu menciptakan Android karena cemas Microsoft akan mendominasi lagi seperti di ranah komputer pribadi.

    “Saya benar-benar membantu menciptakan Android untuk mencegah Microsoft mengendalikan telepon seperti yang mereka lakukan pada PC dan menghambat inovasi. Maaf Bill, Anda lebih bertanggung jawab atas hilangnya USD 400 miliar daripada yang Anda sadari,” tulisnya di X.

    Dalam wawancara dengan CEO Eventbrite Julia Hartz, Gates mengungkap kegagalan Microsoft untuk mendominasi pasar seluler menyebabkan perusahaan kehilangan nilai pasar sekitar USD 400 miliar. Sedangkan platform Android yang rilis di 2008 setahun setelah iPhone, mengguncang industri smartphone.

    Ia menyebut salah satu kesalahan terbesar Microsoft di masa lalu adalah tidak menjadi pemain dominan di industri smartphone. “Kesalahan terbesar dalam sejarah adalah cara saya melakukannya yang membuat Microsoft tidak menjadi seperti Android,” cetus Gates yang dikutip detikINET dari NewsX.

    Microsoft terlambat memasuki arena tersebut. iPhone dirilis tahun 2007 dan Android di 2008, sedangkan Microsoft baru merilis Windows Phone 7 di 2010. Saat itu Apple dan Android telah menguasai pasar. Penundaan disebabkan ketidakmampuan Microsoft menyediakan platform terbuka seperti Android dan iOS, yang membuat developer dan pengguna jadi enggan beralih ke Windows.

    Pendekatan Microsoft terhadap pasar seluler sangat kontras dengan strategi yang diadopsi Apple dan Google. Sementara iOS dan Android berfokus pada pemberian kebebasan lebih kepada pengembang menyesuaikan dan membuat aplikasi inovatif, Microsoft mempertahankan pendekatan yang kaku dan tertutup.

    (fyk/fyk)