Perusahaan: Microsoft

  • DeepSeek: Chatbot AI asal China yang kalahkan popularitas ChatGPT – Halaman all

    DeepSeek: Chatbot AI asal China yang kalahkan popularitas ChatGPT – Halaman all

    Aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China telah menyalip ChatGPT sebagai aplikasi chatbot AI gratis teratas di App Store Apple di Amerika Serikat, Inggris, dan China.

    Lonjakan popularitasnya telah memicu aksi jual saham perusahaan-perusahaan terkait AI di AS. Saham Nvidia, Microsoft, dan Meta turun pada Senin (27/01) pagi dan berimbas pada harga saham di Eropa.

    Popularitas aplikasi DeepSeek yang melonjak sejak diluncurkan menantang asumsi banyak pihak bahwa AS adalah pemimpin dalam urusan AI. Timbul pula pertanyaan tentang seberapa besar investasi yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan AS di bidang AI setelah kemunculan DeepSeek.

    Aplikasi tersebut didukung oleh model DeepSeek-V3 sumber terbuka, yang menurut para peneliti dikembangkan dengan biaya kurang dari US$6 juta—jauh lebih kecil daripada miliaran dólar yang dihabiskan oleh para pesaingnya.

    Namun klaim ini telah dibantah oleh orang lain di dunia AI.

    Produk lebih murah mengejutkan pasar

    Kemunculan DeepSeek terjadi saat AS membatasi penjualan teknologi chip canggih yang mendukung AI ke China.

    Untuk melanjutkan pekerjaan mereka tanpa pasokan impor chip canggih yang stabil, pengembang AI di China saling membuka dapur mereka serta bereksperimen dengan pendekatan baru.

    Hasilnya model AI yang membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit. Konsekuensi selanjutnya adalah ongkos pembuatannya jauh lebih murah daripada diperkirakan sebelumnya—yang berpotensi menjungkirbalikkan industri AI.

    Setelah DeepSeek-R1 diluncurkan awal bulan ini, perusahaan tersebut membanggakan “kinerja yang setara dengan” salah satu model terbaru bikinan OpenAI (yang merupakan pembuat ChatGPT) ketika digunakan untuk memecahkan soal-soal matematika, pengodean, dan penalaran bahasa alami.

    Pemodal ventura dari Sillicon Valley sekaligus penasihat Donald Trump, Marc Andreessen, menggambarkan DeepSeek-R1 sebagai “momen Sputnik AI”.

    Sebutan tersebut merujuk pada satelit yang diluncurkan Uni Soviet pada 1957. Pada saat itu, AS dianggap terkejut oleh pencapaian teknologi rival mereka.

    Popularitas DeepSeek telah mengejutkan pasar. ASML, pembuat peralatan chip asal Belanda, mengalami penurunan harga saham lebih dari 10% sementara saham Siemens Energy, yang membuat perangkat keras terkait AI, anjlok hingga 21%.

    “[AI] versi China berbiaya rendah ini tidak pernah mengemuka, jadi hal ini sedikit mengejutkan pasar,” kata Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index.

    “Jadi, ketika tiba-tiba ada model AI berbiaya rendah, timbul kekhawatiran atas keuntungan para pesaing. Apalagi mengingat jumlah yang telah mereka investasikan dalam infrastruktur AI yang lebih mahal.”

    Penasihat ekuitas teknologi yang berbasis di Singapura, Vey-Sern Ling, mengatakan kepada BBC bahwa hal itu dapat “berpotensi menggagalkan investasi untuk seluruh rantai pasokan AI”.

    Namun, raksasa perbankan Wall Street, Citi, memperingatkan bahwa meskipun DeepSeek dapat menantang posisi dominan perusahaan-perusahaan Amerika seperti OpenAI, masalah yang dihadapi perusahaan-perusahaan China dapat menghambat pengembangan produk mereka.

    “Kami memperkirakan bahwa dalam lingkungan yang semakin ketat, akses AS ke chip yang lebih bagus merupakan keuntungan,” kata analisnya dalam sebuah laporan.

    Pekan lalu, sebuah konsorsium perusahaan teknologi AS dan investor asing mengumumkan The Stargate Project, sebuah perusahaan yang menginvestasikan US$500 miliar dalam infrastruktur AI di Texas.

    Siapa pendiri DeepSeek?

    Perusahaan ini didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di China tenggara.

    Pria 40 tahun lulusan teknik informasi dan elektronik ini juga mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) guna menyokong DeepSeek.

    Hal lainnya, dia sengaja menimbun chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China

    Para ahli yakin pasokan chip ini—yang diperkirakan mencapai 50.000 unit—membuatnya Liang bisa meluncurkan DeepSeek. Dia disebut-sebut memasangkan chip Nvidia dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih bisa diimpor.

    Liang baru-baru ini terlihat dalam sebuah pertemuan antara para ahli industri dan perdana menteri Tiongkok, Li Qiang.

    Dalam sebuah wawancara pada bulan Juli 2024 dengan The China Academy, Liang mengatakan bahwa ia terkejut dengan reaksi khalayak terhadap model AI buatannya versi sebelumnya.

    “Kami tidak menyangka harga akan menjadi masalah yang sensitif,” katanya.

    “Kami hanya mengikuti laju kami sendiri, menghitung biaya, dan menetapkan harga sesuai dengan itu.”

  • Bikin Geger Google-Nvidia CS, Ini Profile Pendiri DeepSeek

    Bikin Geger Google-Nvidia CS, Ini Profile Pendiri DeepSeek

    Bisnis.com, JAKARTA – Nama DeepSeek tengah menjadi buah bibir oleh pemangku kepentingan pasar global, seperti Google, Microsoft, hingga Nvidia.

    Betapa tidak, perusahaan anyar milik China ini diberitakan menjadi biang kerok amblasnya kinerja saham perusahaan teknologi terbesar di dunia.

    Mengutip BBC, popularitas dadakan DeepSeek mengejutkan pasar saham di Benua Eropa dan Amerika Serikat (AS).

    Di Negeri Paman Sam, produsen chip AI Nvidia mengakhiri perdagangan Senin (27/1/2024) dengan penurunan sebesar 16,9%. Sementara pesaingnya Broadcom merosot 17,4%.

    Perusahaan teknologi lainnya juga mengalami penurunan, dengan Microsoft turun 2,14% dan pemilik Google, Alphabet, turun lebih dari 4%.

    Di Eropa, produsen peralatan chip asal Belanda, ASML, mengakhiri perdagangan Senin dengan harga saham turun lebih dari 7%. Sementara saham Siemens Energy, yang memproduksi perangkat keras terkait AI, anjlok hingga seperlima.

    Lantas, siapakah sosok di balik DeepSeek?

    Profil Pendiri DeepSeek

    Perusahaan ini didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di tenggara China.

    Pria berusia 40 tahun lulusan jurusan teknik informasi dan elektronik tersebut juga mendirikan hedge fund yang mendukung DeepSeek.

    Dalam pemberitaannya, BBC melaporkan bahwa Wenfeng mengumpulkan stok chip Nvidia A100, yang kini dilarang diekspor ke China.

    Para ahli percaya bahwa koleksi tersebut – yang menurut beberapa perkiraan mencapai 50.000 unit – mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek dengan menggabungkan cip tersebut dengan cip berbiaya rendah dan kelas bawah yang masih dapat diimpor.

    Baru-baru ini, Liang Wenfeng terlihat menghadiri pertemuan antara para ahli industri dan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang.

    Dalam sebuah wawancara pada Juli 2024 dengan The China Academy, dia mengatakan dirinya terkejut dengan tanggapan terhadap versi sebelumnya dari model AI miliknya.

    “Kami tidak menyangka bahwa penetapan harga akan menjadi isu yang begitu sensitive. Kami hanya mengikuti ritme kami sendiri, menghitung biaya, dan menetapkan harga sesuai perhitungan tersebut,” ujarnya.

  • Sstt.. Trump Bocorkan Raksasa AS Ini Bakal Akuisisi TikTok

    Sstt.. Trump Bocorkan Raksasa AS Ini Bakal Akuisisi TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan raksasa teknologi Microsoft membuka pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok, pada Senin kemarin (27/1/2025). Ini menambah jajaran peminat pembeli layanan video hosting berdurasi pendek asal China ini.

    Trump mengatakan bahwa ia ingin melihat perang penawaran yang terjadi atas TikTok. Meski Microsoft belum mau berkomentar seperti yang diminta Reuters, maupun TikTok dan ByteDance perusahaan teknologi China yang perusahaan induk TikTok, karena di luar jam kerja reguler.

    TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di Amerika Serikat, sempat dimatikan sesaat sebelum undang-undang mengharuskan pemiliknya di China, yakni ByteDance untuk menjualnya kepada AS demi alasan keamanan nasional atau menghadapi larangan mulai 19 Januari lalu.

    Diketahui, Trump setelah menjabat pada 20 Januari 2025, telah menandatangani perintah eksekutif yang berupaya menunda penegakan hukum selama 75 hari.

    Trump mengatakan, ia sedang melakukan pembicaraan dengan banyak orang mengenai pembelian TikTok dan mengambil keputusan masa depan aplikasi itu dalam 30 hari.

    Presiden AS sebelumnya mengatakan bahwa dia terbuka bagi miliarder Elon Musk untuk membeli aplikasi media sosial. Namun Musk belum mengomentari tawaran Trump secara terbuka.

    Microsoft juga pernah menawar Tiktok pada tahun 2020 lalu, namun gagal setelah Trump meninggalkan jabatannya sebagai Presiden.

    CEO Microsoft Satya Nadella menyebut kesepakatan itu sebagai “hal teraneh yang pernah saya kerjakan.” Pemerintah AS memiliki “seperangkat persyaratan tertentu dan kemudian persyaratan tersebut hilang begitu saja,” katanya pada tahun 2021.

    Berikut deretan pihak yang sudah menyatakan minat membeli TikTok :

    1. Jimmy Donaldson atau MrBeast

    Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Jimmy Donaldson, yang dikenal sebagai MrBeast. Dalam sebuah unggahan TikTok, Donaldson menyampaikan kegembiraannya atas kemungkinan menjadi pemilik TikTok.

    “Saya mungkin akan menjadi CEO baru kalian! Saya sangat gembira!” kata Donaldson dari jet pribadinya, dikutip dari BBC, Selasa (28/1/2025).

    Ia bahkan menjanjikan hadiah sebesar US$10.000 atau setara Rp162 juta (asumsi kurs Rp16.217/US$) kepada lima pengikut barunya secara acak. Unggahan tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 73 juta kali dalam waktu singkat.

    2. Elon Musk

    Orang terkaya di dunia ini dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli TikTok. Bloomberg melaporkan bahwa China bahkan mungkin mendukung langkah ini. Dalam sebuah unggahan di platform X, Musk menyebut situasi saat ini, di mana TikTok diizinkan beroperasi di AS sementara X tidak diizinkan di China, sebagai sesuatu yang “tidak seimbang.” Ia juga menyatakan bahwa perubahan perlu dilakukan.

    Pada konferensi pers hari Selasa, Trump ditanya oleh seorang reporter apakah dia terbuka jika Musk membeli platform tersebut. “Ya, saya akan membelinya jika dia mau,” jawab Presiden Trump.

    3. Larry Ellison

    Kendati demikian, Trump juga ternyata membuka peluang bagi Larry Ellison. Pendiri dan ketua Oracle ini juga menjadi salah satu kandidat pembeli. Oracle telah lama bekerja sama dengan TikTok sebagai penyedia server utama yang mengelola banyak pusat data aplikasi tersebut. Sebagai pendukung lama Trump, Ellison dianggap sebagai kandidat yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan restu politik.

    “Saya ingin Larry membelinya juga,” imbuh Trump.

    4. Frank McCourt

    Investor miliarder ini menawarkan visi yang berbeda untuk TikTok. Melalui Project Liberty Institute yang ia dirikan, McCourt ingin TikTok beroperasi tanpa algoritma bawaan ByteDance. Ia berpendapat bahwa algoritma TikTok terlalu fokus pada pengumpulan data pengguna, sesuatu yang ia kritik tajam.

    McCourt mengatakan kepada CNBC minggu ini bahwa Project Liberty “tidak tertarik pada algoritma atau teknologi China” meskipun ia mengakui platform tersebut “kurang bernilai” tanpanya. Meskipun ada banyak calon pembeli, pada akhirnya, Presiden Trump lah yang tetap memiliki peran utama dalam memilih pembeli TikTok di AS.

    “Pemenangnya akan orang yang kemungkinan besar bersimpati secara politik kepada Presiden Donald Trump,” kata Anupam Chander, seorang profesor hukum di Universitas Georgetown.

    Prof Chander mengatakan, model kepemilikan bersama 50-50 tidak sesuai dengan persyaratan undang-undang, yang mungkin mendorong Trump untuk menekan Kongres agar merevisi undang-undang tersebut.

    Untuk saat ini, masa depan platform tersebut masih belum jelas. Profesor Chander mengatakan pemerintahan Biden melakukan “kesalahan yang tidak dipaksakan” dengan membiarkan undang-undang tersebut memberikan presiden kendali yang sangat besar atas siapa yang memiliki TikTok.

    “Itu adalah ide yang buruk untuk menempatkan masa depan platform informasi besar-besaran ke dalam pusaran politik ini,” kata Prof Chander.

    (wia)

  • DeepSeek Naik Daun, Nilai Saham Nvidia dan Raksasa Teknologi AS Terpuruk – Page 3

    DeepSeek Naik Daun, Nilai Saham Nvidia dan Raksasa Teknologi AS Terpuruk – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Popularitas DeepSeek yang makin meningkat dilaporkan telah berdampak pada sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat (AS), bahkan disebut-sebut memicu kekhawatiran di sejumlah investor asal AS dan Eropa.

    Alasannya, DeepSeek yang baru saja meluncur ini telah menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di AS dalam waktu singkat.

    Tidak hanya itu, chatbot ini dilaporkan telah dikembangkan dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Kondisi ini pun berdampak pada pasar saham.

    Dilaporkan, Nvidia bersama dengan perusahaan teknologi lain yang terhubung dengan AI seperti Microsoft dan Google, mengalami penurunan nilai saham pada Senin.

    Mengutip dari BBC, Selasa (28/1/2025), saham Nvidia tercatat turun 16,9 persen, sedangkan Microsoft dan Alphabet masing-masing turun 2,14 persen dan lebih dari 4 persen.

    Untuk diketahui, DeepSeek diklaim menggunakan model open source bernama DeepSeek-V3 yang dikembangkan dengan biaya sekitar USD 6 juta. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang menghabiskan hingga miliaran dolar.

    Menurut para peneliti DeepSeek, biaya rendah ini dimungkinkan karena mereka memanfaatkan teknologi yang sudah ada serta source code terbuka yang dapat digunakan dan dimodifikasi siapa saja secara gratis.

    Kendati demikian, klaim tersebut menuai perdebatan di komunitas AI. Beberapa pihak mempertanyakan apakah model tersebut benar-benar bisa bersaing dengan teknologi lebih mahal yang didukung infrastruktur canggih.

    Di sisi lain, DeepSeek-R1 sebagai salah satu produk perusahaan tersebut, diklaim memiliki performa yang sebanding dengan model terbaru Open AI dalam sejumlah tugas seperti matematika, pemrograman, dan pemahamanan bahasa alami.

     

  • Microsoft Jadi Salah Satu Perusahaan yang Tertarik Akuisisi TikTok di AS

    Microsoft Jadi Salah Satu Perusahaan yang Tertarik Akuisisi TikTok di AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan, Microsoft termasuk di antara perusahaan AS yang berminat akuisisi TikTok. Langkah ini diharapkan dapat membantu aplikasi tersebut menghindari potensi larangan yang diperkirakan berlaku pada April mendatang.

    Melansir AP, Selasa (28/1/2025), Trump juga menyebut bahwa beberapa perusahaan lain menunjukkan minat yang sama, meskipun ia tidak membeberkan daftar pihak-pihak tersebut.

    “Saya suka persaingan dalam penawaran karena itu menghasilkan kesepakatan terbaik,” ucapnya.

    Hingga saat ini, pihak Microsoft dan TikTok belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait hal ini.

    Salah satu kebijakan awal pada masa jabatannya, Trump sempat memperpanjang batas waktu TikTok untuk menemukan pemilik baru dari 19 Januari 2024 menjadi 4 April 2024, memberikan tambahan waktu selama 75 hari.

    Trump juga mengungkap keinginan agar pembeli utama memberikan 50% saham perusahaan kepada AS. Namun, perincian terkait skema ini belum sepenuhnya jelas, termasuk apakah pengendalian aplikasi akan diserahkan kepada pemerintah atau entitas lain di AS.

    Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, startup AI Perplexity AI, telah mengajukan proposal kepada ByteDance, induk TikTok yang berbasis di Tiongkok.

    Proposal tersebut memungkinkan pemerintah AS memiliki hingga 50% kepemilikan pada entitas baru hasil gabungan bisnis TikTok di AS dengan Perplexity AI.

    Beberapa tokoh lain, seperti miliarder Frank McCourt dan mantan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, juga secara terbuka menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok di AS. Trump mengaku telah berbicara secara pribadi dengan banyak pihak mengenai kemungkinan akuisisi tersebut.

    Meskipun undang-undang bipartisan terkait TikTok telah disahkan pada April oleh mantan Presiden Joe Biden, ByteDance sebelumnya menyatakan tidak berencana menjual platform tersebut.

    Mereka bahkan berupaya melawan aturan tersebut di pengadilan selama beberapa bulan. Sementara itu, meski pada awalnya menentang, pemerintah Tiongkok belakangan terlihat melunak dalam sikapnya terkait potensi divestasi TikTok.

    Ketua General Atlantic Bill Ford sekaligus anggota dewan ByteDance menyatakan, perusahaan tersebut terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dan Tiongkok guna menemukan solusi yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi. Ia juga mengusulkan opsi alternatif selain divestasi penuh oleh ByteDance.

    Masalah keamanan nasional terus menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan di AS. Kepemilikan TikTok oleh perusahaan Tiongkok dianggap berpotensi menimbulkan manipulasi terhadap lebih dari 170 juta penggunanya di AS.

    Trump sempat mendukung pelarangan TikTok sebelum akhirnya mengubah pandangannya. Ia menilai platform tersebut mampu membantunya menarik perhatian pemilih muda dalam pemilu presiden terakhir.

    Microsoft pernah bermitra dengan Walmart untuk mengajukan tawaran akuisisi TikTok pada periode pertama pemerintahan Trump, meskipun upaya tersebut tidak berhasil. CEO Microsoft Satya Nadella kemudian menyebut pengalaman tersebut sebagai salah satu hal paling aneh yang pernah ia alami dalam kariernya.

  • Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran DeepSeek turut menambah daftar panjang aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Bahkan, aplikasi ini disebut-sebut menjadi pesaing chatbot yang sudah ada seperti ChatGPT dan Meta AI.

    Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan China itu lantas menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store, usai dirilis pekan lalu di pasar Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 10 Januari 2025.

    Kehadiran DeepSeek telah membuat pasar keuangan di AS terguncang akibat popularitasnya. Reuters pada Senin (27/1/2025) melaporkan, saham perusahaan teknologi seperti Nvidia (NVDA.O) dan Oracle (ORCL.N) ambrol.

    Perusahaan ini menyebut bahwa pihaknya menggunakan data yang lebih sedikit dengan biaya yang lebih murah dibanding pemain lama. Peneliti di balik aplikasi tersebut mengatakan hanya membutuhkan US$6 juta untuk membangun platform ini, jauh lebih sedikit dibandingkan miliaran yang dihabiskan perusahaan AI di AS.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

    Apa Fungsi DeepSeek?

    Berdasarkan penelusuran Bisnis di Play Store, aplikasi ini dirancang untuk ‘menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien’.

    Didukung oleh model model DeepSeek-V3 yang inovatif dengan lebih dari 600B parameter, AI canggih ini memimpin standar global dan menyamai model internasional papan atas di berbagai tolok ukur.

    Setidaknya, banyak komentar positif yang ditinggalkan oleh pengguna yang menyebut bahwa aplikasi tersebut cukup bermanfaat dan terkesan dengan fitur yang ada.

    Perusahaan AS Terguncang

    Biaya DeepSeek yang kemungkinan lebih rendah dibanding pesaingnya, telah mengguncang pasar keuangan AS pada 27 Januari 2025. Hal ini lantas menyebabkan Nasdaq yang berbasis teknologi jatuh lebih dari 3% dalam aksi jual luas yang mencakup pembuat chip dan pusat data di seluruh dunia.

    Nvidia, perusahaan berbasis di AS yang membuat chip canggih yang menjalankan AI, tampaknya paling terdampak. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan itu kehilangan hampir US$600 miliar dalam nilai pasar pada hari Senin – penurunan satu hari terbesar untuk perusahaan mana pun dalam sejarah AS – karena harga sahamnya anjlok 17% sepanjang hari.

    Nvidia sendiri pernah menjadi perusahaan paling berharga di dunia, jika diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Kendati begitu, perusahaan harus puas dengan posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft, usai nilai pasarnya menyusut dari US$3,5 triliun menjadi US$42,9 triliun pada 27 Januari 2025, menurut laporan Forbes.

    DeepSeek Batasi Pendaftaran

    Usai mencuri perhatian dengan kehadirannya, DeepSeek pada Senin (27/1/2025) mengumumkan akan membatasi pendaftaran untuk sementara waktu.

    Pembatasan dilakukan lantaran platform tersebut mengalami serangan siber, setelah DeepSeek tiba-tiba menjadi populer.

    Perusahaan ini sebelumnya juga mengalami gangguan pada situs webnya, setelah asisten AI-nya menjadi aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store di AS.

    Melalui lamannya, perusahaan tersebut menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan antarmuka pemrograman aplikasinya dan ketidakmampuan pengguna untuk masuk ke situs web tersebut.

    Reuters dalam laporannya menyebut, gangguan yang terjadi pada 27 Januari 2025 merupakan yang terlama bagi perusahaan tersebut dalam sekitar 90 hari dan bertepatan dengan popularitasnya yang meroket.

  • DeepSeek AI Murah Meriah Asal China Bikin Saham Nvidia Anjlok

    DeepSeek AI Murah Meriah Asal China Bikin Saham Nvidia Anjlok

    Jakarta

    Saham perusahaan teknologi Amerika Serikat anjlok karena perusahaan rintisan asal China, DeepSeek, memicu kekhawatiran atas daya saing dalam AI dan keunggulan Amerika di sektor tersebut, yang memicu aksi jual global.

    Saham Nvidia, penerima manfaat besar dari kehebohan AI, turun 13,60% menjelang pembukaan pasar. Perusahaan chip yang berbasis di Belanda ASML dan ASM International anjlok masing-masing 10,32% dan 14,32% dalam perdagangan Eropa. Sementara di Asia, saham terkait chip Jepang secara umum lebih rendah.

    DeepSeek meluncurkan model bahasa besar sumber terbuka gratis pada akhir Desember, mengklaim bahwa model tersebut dikembangkan hanya dalam dua bulan dengan biaya di bawah USD 6 juta. Biaya itu jauh lebih kecil daripada produk AI pesaing asal Barat.

    Minggu lalu, dikutip detikINET dari CNBC, Selasa (28/1/2025) perusahaan tersebut merilis model penalaran yang juga dilaporkan mengungguli model terbaru OpenAI dalam banyak pengujian pihak ketiga.

    Perkembangan ini telah memicu pertanyaan tentang jumlah uang yang telah diinvestasikan perusahaan teknologi besar dalam model AI dan pusat data.

    “DeepSeek jelas tidak memiliki akses ke komputasi sebanyak hyperscaler AS dan entah bagaimana berhasil mengembangkan model yang tampaknya sangat kompetitif,” kata Srini Pajjuri, analis semikonduktor di Raymond James.

    Di sisi lain, Pajjuri mengatakan DeepSeek dapat mendorong lebih banyak urgensi dan kewaspadaan di antara pemain infrastruktur komputasi besar seperti Amazon dan Microsoft untuk memanfaatkan keunggulan mereka dalam akses ke unit pemrosesan grafis (GPU) untuk membedakan diri dari opsi yang lebih murah.

    GPU adalah bagian penting dari infrastruktur yang diperlukan untuk melatih model AI yang besar. Nvidia adalah pemimpin pasar dalam GPU. Analis di Citi mengatakan model AI DeepSeek telah “memicu pertanyaan investor seputar biaya komputasi.

    Sementara itu, analis di Bernstein menyatakan keraguan mengenai apakah alat DeepSeek benar-benar dibuat dengan biaya di bawah USD 6 juta, dengan alasan angka tersebut tidak mencakup semua biaya lain yang terkait dengan penelitian dan eksperimen sebelumnya.

    “Model DeepSeek tampak fantastis tetapi kami tidak menganggapnya sebagai keajaiban,” kata mereka, mengatakan bahwa kepanikan tentang lonceng kematian infrastruktur AI yang kompleks adalah berlebihan.

    (fyk/fay)

  • Oracle dan Microsoft Tertarik Beli Bisnis TikTok? – Page 3

    Oracle dan Microsoft Tertarik Beli Bisnis TikTok? – Page 3

    Belum lama ini, Donald Trump menyebut, ia ingin Larry Ellison –pendiri Oracle– untuk membeli TikTok.

    Saat ini jaringan dan server Oracle menyediakan tulang punggung untuk berjalannya TikTok di Amerika Serikat. Oracle juga menjadi pembeli potensial sekaligus disebut mampu mengawasi dan menjalankan pengawasan terkait apa yang akan terjadi pada TikTok.

    Tujuan dari kesepakatan pembelian TikTok, menurut sumber yang tak disebutkan namanya adalah untuk “meminimalisasi kepemilikan Tiongkok pada TikTok.”

    Sementara itu, keterlibatan Microsoft belum jelas tentang perbincangan perusahaan dalam pembelian TikTok. Perusahaan ini sebelumnya disebut-sebut saat TikTok diisukan akan dijual pada 2020.

  • Bill Gates Sebut Bercerai Adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup

    Bill Gates Sebut Bercerai Adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup

    Jakarta

    Bill Gates menyebut perceraian dengan Melinda French Gates sebagai penyesalan terbesar dalam hidup. Miliarder usia 69 tahun itu membuat pengakuan jujur saat wawancara dengan Sunday Times. Sang pendiri Microsoft menyebut walau dia lebih ceria sekarang setelah perceraiannya tahun 2021, dia tidak senang dengan bagaimana pernikahannya berakhir.

    “Itu kesalahan yang paling saya sesali,” katanya yang dikutip detikINET dari Independent, Senin (27/1/2025). Meski mengalami kegagalan lain dalam hidupnya, perceraiannya menurutnya berada di urutan teratas. “Ada yang lain, tapi tidak ada yang penting,” tambah Gates, yang telah berkencan dengan Paula Hurd sejak 2023.

    “Perceraian itu menyedihkan bagi saya dan Melinda setidaknya selama dua tahun,” katanya. Namun, Bill mengatakan bahwa dia dan mantannya berhubungan baik dan sering bertemu.

    “Kami memiliki tiga anak dan dua cucu sehingga ada acara keluarga. Anak-anak baik-baik saja. Mereka memiliki nilai-nilai yang baik,” jelasnya. Pasangan itu menikah pada tahun 1994. Ketiga anak mereka sekarang sudah dewasa adalah Jennifer, 28, Rory, 25, dan Phoebe, 22.

    Gates tidak menjelaskan rinci apa yang memicu perceraian dalam wawancara tersebut, meskipun ia mengakui tahun 2021 pernah berselingkuh dengan seorang karyawan selama pernikahan.

    Sebelum ia dan Melinda berpisah, Gates juga bertemu beberapa kali dengan pedofil Jeffrey Epstein, yang bunuh diri di penjara Manhattan tahun 2019. Gates mengatakan bahwa pria-pria itu berbicara tentang inisiatif kesehatan global tapi ia menghentikan pertemuan saat menyadari janji Epstein untuk membantu tidak dapat dipercaya.

    Melinda Gates menyebut tahun 2022 bahwa hubungan suaminya dengan Epstein berperan dalam perceraian mereka. Dia bertemu dengan Epstein satu kali tahun 2013 di rumahnya di Manhattan dan itu mengganggunya.

    Namun, Melinda Gates menjelaskan bukan itu faktor satu-satunya. “Itu bukan satu momen atau satu hal spesifik yang terjadi. Hanya saja ada satu titik waktu di mana ada cukup banyak hal di sana sehingga saya menyadari itu tidak sehat dan saya tidak bisa mempercayai apa yang kami miliki,” paparnya.

    Bill kemudian menanggapi bahwa ia akan selalu menyesal atas sakit yang dia sebabkan pada Melinda dan keluarga. “Saya mengagumi Melinda dan semua yang dia lakukan untuk meningkatkan kehidupan wanita dan anak perempuan di seluruh dunia, dan saya bersyukur atas pekerjaan yang terus kita lakukan bersama di yayasan kita,” ujarnya saat ini.

    Juni 2024, sebulan setelah Melinda keluar dari Bill & Melinda Gates Foundation, dia sekali lagi merenungkan perceraiannya. Dia bersyukur berpisah secara pribadi dan privat. “Itu memberi kami privasi untuk melakukan apa yang perlu dilakukan secara pribadi,” katanya.

    Dia juga berbicara saat ini sudah berada di tempat yang baik terlepas dari betapa sulitnya perpisahannya. “Bercerai adalah mengerikan. Itu menyakitkan. Mengerikan ketika Anda menyadari bahwa Anda membutuhkannya,” katanya, sebelum mengoreksi bahwa perceraian adalah sulit alih-alih mengerikan.

    (fyk/fyk)

  • Video: Kendali Operasional TikTok Bakal Pindah ke Oracle-Microsoft

    Video: Kendali Operasional TikTok Bakal Pindah ke Oracle-Microsoft

    Video: Kendali Operasional TikTok Bakal Pindah ke Oracle-Microsoft