Perusahaan: Microsoft

  • DeepSeek Dituduh Pakai Model OpenAI untuk Latih AI

    DeepSeek Dituduh Pakai Model OpenAI untuk Latih AI

    Jakarta

    DeepSeek, perusahaan AI asal China, membuat geger setelah meluncurkan model DeepSeek R1 yang jauh lebih murah dibandingkan model AI kompetitor buatan Barat. Namun, OpenAI mencurigai model AI DeepSeek dibangun menggunakan data mereka.

    Menurut laporan Bloomberg, OpenAI dan Microsoft sedang menyelidiki apakah DeepSeek menggunakan API milik OpenAI untuk mengintegrasikan model AI OpenAI ke model milik DeepSeek.

    Sumber Bloomberg mengatakan peneliti keamanan Microsoft mendeteksi data dalam jumlah besar dicuri melalui akun pengembang OpenAI pada akhir 2024, yang diyakini berhubungan dengan DeepSeek. Microsoft melaporkan aktivitas mencurigakan ini kepada OpenAI.

    Kepada Financial Times, OpenAI mengaku menemukan bukti yang menghubungkan DeepSeek dengan metode ‘distilasi’, teknik yang umum digunakan oleh developer untuk melatih AI menggunakan data dari model AI yang lebih besar dan canggih.

    OpenAI memang mengizinkan developer untuk menggunakan API-nya guna mengintegrasikan model AI-nya dengan aplikasi mereka sendiri. Namun, menggunakan cara distilasi untuk membangun model AI pesaing melanggar ketentuan layanan OpenAI.

    “Kami tahu perusahaan berbasis RRC (China) – dan perusahaan-perusahaan lainnya – terus menerus mencoba meniru model perusahaan AI terkemuka di AS,” kata OpenAI dalam pernyataan resminya kepada Bloomberg, seperti dikutip dari The Verge, Kamis (30/1/2025).

    “Sebagai pengembang AI terkemuka, kami mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi IP kami, termasuk proses yang cermat untuk menentukan kemampuan terdepan yang akan disertakan dalam model yang dirilis, dan meyakini ke depannya sangatlah penting bahwa kami bekerja sama dengan pemerintah AS guna melindungi model yang paling canggih dari upaya musuh dan pesaing untuk mengambil alih teknologi AS,” sambungnya.

    OpenAI belum memberikan informasi rinci tentang bukti yang mereka temukan. Namun tuduhan serupa juga datang dari David Sacks, kepala AI dan kripto Gedung Putih yang ditunjuk Presiden AS Donald Trump.

    “Ada bukti kuat bahwa apa yang dilakukan DeepSeek di sini adalah mereka menyaring pengetahuan dari model OpenAI dan menurut saya OpenAI tidak akan senang dengan hal ini,” kata Sacks.

    (vmp/afr)

  • OpenAI Luncurkan ChatGPT Gov untuk Instansi Pemerintah AS di Tengah Persaingan AI yang Meningkat

    OpenAI Luncurkan ChatGPT Gov untuk Instansi Pemerintah AS di Tengah Persaingan AI yang Meningkat

    JAKARTA – OpenAI, perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang didukung oleh Microsoft, telah meluncurkan ChatGPT Gov, versi khusus ChatGPT yang dirancang untuk instansi pemerintah Amerika Serikat, menurut pernyataan di blog resmi perusahaan pada Selasa, 28 Januari.

    OpenAI mengungkapkan bahwa instansi pemerintah dapat menggunakan ChatGPT Gov di cloud komersial Microsoft Azure mereka sendiri. Versi ini akan menawarkan banyak fitur dan kapabilitas yang tersedia di ChatGPT Enterprise, termasuk GPT khusus yang dapat disesuaikan.

    Persaingan Ketat dengan DeepSeek

    Peluncuran ini terjadi beberapa jam setelah CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan di platform X bahwa perusahaannya akan mempercepat beberapa rilis produk baru. Pernyataan ini muncul setelah startup AI asal China, DeepSeek, mengejutkan pasar dengan asisten AI gratisnya yang melampaui ChatGPT dalam jumlah unduhan di App Store milik Apple.

    Keberhasilan DeepSeek dalam menarik pengguna dengan cepat telah meningkatkan pengawasan investor terhadap miliaran dolar yang diinvestasikan ke perusahaan teknologi AS dalam pengembangan AI.

  • Trump Berencana Perketat Penjualan Chip NVidia ke China, Akibat AI DeepSeek?

    Trump Berencana Perketat Penjualan Chip NVidia ke China, Akibat AI DeepSeek?

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan tengah menjajaki pembatasan tambahan pada penjualan chip Nvidia Corp. ke China.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (30/1/2025), menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, rencana tersebut dikatakan masih berada pada tahap awal karena tim baru sedang menyusun prioritas kebijakan. 

    Para pejabat fokus pada potensi perluasan pembatasan untuk mencakup chip Nvidia H20, menurut orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut bersifat pribadi. 

    Chip NVidia H20, yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan perangkat lunak dan layanan kecerdasan buatan, adalah produk yang dirancang khusus untuk memenuhi pembatasan pengiriman AS ke China.

    Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa keputusan mengenai pembatasan apa pun kemungkinan besar masih jauh, mengingat pemerintahan Trump baru mulai menambah staf di departemen terkait. 

    Calon Menteri Perdagangan Howard Lutnick, yang dipilih Trump untuk memimpin badan yang mengawasi pembatasan perdagangan chip, mengatakan dalam sidang konfirmasi bahwa dia akan sangat kuat dalam pengendalian semikonduktor, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Saham Nvidia turun sebanyak 6,9% di New York setelah kabar penambahan pelarangan ini beredar, memperpanjang minggu yang sulit bagi perusahaan pembuat chip tersebut.

    Juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara itu, seorang juru bicara Nvidia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut siap bekerja sama dengan pemerintah dalam menerapkan pendekatannya sendiri terhadap AI.

    Keputusan untuk memperketat pembatasan terhadap Nvidia akan semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini terjadi ketika pemerintah AS dan industri teknologi menanggapi bukti bahwa China lebih unggul dalam perlombaan AI daripada yang diperkirakan.

    Adapun Nvidia, telah menghadapi pembatasan barang-barang yang dapat dijual ke China sejak 2022 lalu. Tambahan pembatasan ini akan semakin merugikan pendapatannya di pasar semikonduktor terbesar tersebut. 

    Mereka berpendapat bahwa pembatasan tersebut memperkuat tekad China untuk menjadikan dirinya independen dari teknologi AS dan akan melemahkan perusahaan-perusahaan AS – dua hal yang bertentangan dengan tujuan aksi perdagangan tersebut.

    “Ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintahan Biden didasarkan pada tingkat kinerja yang dicapai lima tahun lalu,” kata perusahaan itu dalam pernyataannya.

    H20 adalah hasil dari pembatasan sebelumnya yang mengharuskan Nvidia untuk mencari lisensi ekspor chip AI terbaiknya. Perusahaan menanggapinya dengan varian yang diturunkan, H800, yang memiliki kinerja tidak begitu kuat. 

    Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden kemudian memberlakukan batasan kinerja yang lebih ketat pada 2023 termasuk chip tersebut. Nvidia pun merespons dengan H20, versi yang lebih diperkecil.

    Gagasan untuk memperketat pembatasan perdagangan yang ada dengan memasukkan chip H20 telah muncul di Washington selama beberapa waktu. Staf di pemerintahan Biden merekomendasikan pembatasan tersebut, kata sumber tersebut, namun para pejabat pada akhirnya tidak melakukan tindakan tersebut sebelum meninggalkan jabatannya. 

    Chip Nvidia, yang sudah menjadi teknologi paling dicari dalam booming AI, kini mendapat pengawasan lebih ketat setelah startup China, DeepSeek, merilis model kecerdasan buatan baru yang dikatakan menyaingi kinerja penawaran dari OpenAI, Google Alphabet Inc. dan Meta Platforms Inc. 

    Perusahaan China itu mengatakan sistemnya dibangun dengan biaya yang lebih murah dan menggunakan chip Nvidia keluaran lama

    Potensi ancaman terhadap keunggulan perusahaan-perusahaan AS di industri ini memicu jatuhnya saham-saham teknologi, termasuk Microsoft, Nvidia, Oracle Corp. dan Google, sehingga menghapus total nilai pasar hampir US$1 triliun pada Senin (27/1/2025) lalu. 

    Microsoft dan OpenAI sedang menyelidiki apakah keluaran data dari teknologi OpenAI diperoleh dengan cara yang tidak sah oleh kelompok yang terkait dengan DeepSeek, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

  • Bayang-bayang Pencurian Data Pengguna di Balik Viral Deepseek

    Bayang-bayang Pencurian Data Pengguna di Balik Viral Deepseek

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah negara di Eropa menaruh perhatian mengenai risiko pencurian data yang dilakukan oleh platform kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) Deepseek. 

    Irlandia dan Italia menduga adanya upaya pemerintah China untuk menghimpun data dunia melalui platform Deepseek. 

    Komisi Perlindungan Data Irlandia mengirim catatan kepada DeepSeek untuk meminta perincian mengenai bagaimana data warga negara di Irlandia diproses oleh perusahaan tersebut. 

    “Komisi Perlindungan Data (DPC) telah menulis surat kepada DeepSeek untuk meminta informasi mengenai pemrosesan data yang dilakukan terkait dengan subjek data di Irlandia,” kata seorang juru bicara, dilansir dari Techcrunch, Kamis (30/1/2025). 

    Surat dari DPA Irlandia dikirim kurang dari 24 jam setelah pengawas perlindungan data di Italia mengirim catatan serupa kepada perusahaan tersebut. DeepSeek belum menanggapi kedua permintaan tersebut secara publik. Namun, aplikasi selulernya tidak lagi muncul di toko aplikasi Google dan Apple di Italia.

    Langkah Italia tersebut tampaknya merupakan langkah besar pertama dari salah satu lembaga pengawas tersebut sejak DeepSeek menjadi sangat viral dalam beberapa hari terakhir; Euroconsumers, sebuah koalisi kelompok konsumen di Eropa, telah mengajukan keluhan kepada Otoritas Perlindungan Data Italia terkait dengan cara DeepSeek menangani data pribadi terkait dengan GDPR , kerangka kerja regulasi perlindungan data di Eropa. 

    DPA Italia mengonfirmasi hari ini bahwa mereka kemudian menulis surat kepada DeepSeek dengan permintaan informasi. “Data jutaan orang Italia terancam.” DeepSeek memiliki waktu 20 hari untuk menanggapi.

    Dua detail utama tentang DeepSeek yang banyak diperhatikan adalah bahwa layanan ini dibuat dan beroperasi di China. Berdasarkan kebijakan privasinya , ini mencakup informasi dan data yang dikumpulkan dan disimpan DeepSeek, yang juga disimpan di negara asalnya.

    Kebijakan Privacy data DeepseekPerbesar

    DeepSeek juga secara singkat mencatat dalam kebijakannya bahwa ketika mentransfer data ke China dari negara tempat DeepSeek digunakan, hal itu dilakukan “sesuai dengan persyaratan hukum perlindungan data yang berlaku.”

    Penyelidikan Microsoft dan OpenAI

    Sementara itu, perusahaan teknologi, Microsoft (MSFT.O), dan OpenAI menyelidiki dugaan pengambilan data secara ilegal yang dilakukan oleh Deepseek. 

    Bloomberg News melaporkan para Peneliti Keamanan Microsoft mengamati bahwa, pada musim gugur, individu yang mereka yakini terhubung dengan DeepSeek mencuri sejumlah besar data menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI. 

    Diketahui, API OpenAI merupakan kanal bagi para pengembang perangkat lunak dan pelanggan bisnis untuk membeli layanan OpenAI. Microsoft, investor terbesar OpenAI, memberi tahu perusahaan tersebut tentang aktivitas yang mencurigakan, menurut laporan Bloomberg.

    Perusahaan rintisan AI murah asal China DeepSeek, alternatif bagi para pesaing AS, memicu aksi jual saham teknologi pada hari Senin karena asisten AI gratisnya menyalip ChatGPT milik OpenAI di App Store milik Apple. 

    Sebelumnya, Founder dan CEO Momentum Work Jianggan Li mengatakan pada Senin (27/1/2025) indeks Nasdaq anjlok lebih dari 3%, dengan salah satu penyebab diduga karena investor khawatir bahwa DeepSeek mampu mengalahkan dominasi Nvidia.

    Momentum Work pun mengungkapkan sejumlah data berdasarkan wawancara singkat dengan beberapa peneliti dan CTO perusahaan AI di China guna mencari tahu perihal DeepSeek.

    Jianggan mengatakan DeepSeek adalah chatbot LLM pertama yang dapat digunakan dengan cepat, dan menunjukkan proses penalaran yang lengkap. 

    Sebagai perbandingan, ChatGPT lambat, berhalusinasi, buruk dalam pencarian daring realtime, dan sering kali terlalu konservatif dalam memberi respons. Pengguna China juga kesulitan mengakses ChatGPT dan banyak bergantung pada stabilitas VPN. 

    “Meski demikian, pengalaman menunjukkan bahwa GPT o1 secara keseluruhan masih memiliki logika yang lebih baik. Untuk penggunaan bisnis, ChatGPT API masih yang terbaik di pasaran lebih stabil, meskipun sangat mahal dibandingkan dengan Deepsek,” kata Jianggan dalam keterangannya, Selasa (28/1/2025),

    Jianggan mengatakan bahwa kehadiran Deepseek sudah diprediksi sejak tahun lalu. Kegigihan China melatih model AI berbiaya murah dan upaya kompetitif mereka untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan AI di global mendorong China meramu teknologi AI pesaing ChatGPT. 

  • DeepSeek Bikin Amerika Kelabakan, Alibaba Langsung Bereaksi

    DeepSeek Bikin Amerika Kelabakan, Alibaba Langsung Bereaksi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem kecerdasan buatan (AI) DeepSeek buatan China mendadak jadi sorotan dunia, setelah berhasil merontokkan harta 500 orang terkaya dunia di sektor teknologi.

    DeepSeek hadir dengan solusi yang relevan atas permasalahaan AI selama ini. Biaya operasionalnya diklaim jauh lebih murah ketimbang sistem AI buatan Amerika Serikat (AS). Selain itu, DeepSeek juga bersifat terbuka (open source), sehingga pengembangannya lebih fleksibel.

    DeepSeek dinilai sebagai alternatif dari ChatGPT yang dikembangkan OpenAI asal AS. Namun, tak butuh waktu lama, raksasa teknologi China lain hadir untuk menantang DeepSeek.

    Tak lain adalah Alibaba yang langsung merilis versi baru model AI ‘Qwen 2.5-Max’. Sistem itu diklaim melampaui kemampuan DeepSeek-V3.

    Waktu peluncuran Qwen 2.5-Max terkesan buru-buru, bertepatan dengan hari pertama Tahun Baru Imlek. Biasanya, masyarakat China tidak bekerja pada saat Imlek dan fokus berkumpul dengan keluarga.

    Namun, Alibaba sepertinya tak mau ketinggalan momentum. Hal ini menunjukkan sengitnya persaingan untuk mendominasi pasar AI.

    “Qwen 2.5-Max mengungguli hampir secara keseluruhan GPT-4o, DeepSeek-V3 dan Llama-3.1-405B,” kata Alibaba dalam pengumuman yang diposting di akun WeChat resminya, dikutip dari Reuters, Rabu (29/1/2025).

    GPT-4o mengacu pada sistem buatan OpenAI, lalu Llama-3.1-405B merupakan sistem AI paling canggih yang ditawarkan Meta.

    Dalam 3 minggu terakhir, popularitas DeepSeek langsung berkibar. Nyatanya bukan cuma Silicon Valley yang kelabakan, tetapi juga sesama perusahaan China.

    DeepSeek yang merupakan asisten AI berbasis DeepSeek-V3 diluncurkan pada 10 Januari lalu. Kemudian model R1 diperkenalkan pada 20 Januari 2025.

    Solusi yang ditawarkan DeepSeek memicu investor mempertanyakan rencana pengeluaran besar-besaran yang dilakukan perusahaan AI terkemuka di AS.

    Bukan cuma Alibaba yang bergerak cepat merespons DeepSeek. Dua hari setelah peluncuran DeepSeek-R1, ByteDance merilis pembaruan untuk model AI andalannya, yang diklaimnya mengungguli OpenAI o1 yang didukung Microsoft di AIME.

    (fab/fab)

  • Bill Gates: Perceraian dengan Melinda adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup Saya

    Bill Gates: Perceraian dengan Melinda adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup Saya

    Jakarta, Beritasatu.com – Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia sudah punya segalanya. Hanya saja ia masih memiliki penyesalan yang sangat mendalam dalam hidupnya, yakni berpisah dengan Melinda French Gates.

    Perpisahan itu memang masih menyakitkan buat Bill Gates mengingat ia sudah berumah tangga selama hampir 30 tahun dengan mantan istrinya itu. Dalam wawancara terbaru dengan The Times of London menjelang perilisan memoarnya, “Source Code” yang dikutip Beritasatu.com, Rabu (29/1/2025), pendiri Microsoft itu tak ragu menyebut perceraian mereka sebagai kesalahan yang paling dia sesali.

    “Ada keindahan tersendiri dalam menghabiskan seluruh masa dewasa bersama satu orang—berbagi perjalanan hidup, membangun kenangan, dan membesarkan anak-anak bersama,” ungkap Bill Gates dengan nada reflektif.

    “Ketika saya bertemu Melinda, saya sudah cukup sukses, tapi belum sampai di titik luar biasa. Perjalanan besar itu kami lalui bersama, dan dia selalu ada di sisi saya,” sambungnya.

    Diketahui, Bill Gates dan Melinda Frenceh Gates mengumumkan perpisahan mereka pada 2021. Keduanya berpisah karena merasa bahwa hubungan mereka sudah tidak bisa dipertahankan lagi.  

    Bill Gates dan istrinya Melinda dalam sebuah jumpa pers di Seattle, Washington, pada 1999. – (Getty Images via BBC)

    Namun, bagi Bill Gates, termyata perceraian itu bukan sekadar bab yang ditutup, melainkan kehilangan yang masih ia rasakan hingga kini. Dalam wawancara dengan NBC News “TODAY” setahun lalu, Bill Gates juga sudah sudah mengungkapkan rasa bersalah dan penyesalannya. 

    “Saya menyadari bahwa saya telah menyebabkan banyak luka bagi keluarga saya. Itu adalah tahun yang berat, dan saya harus menerimanya sebagai bagian dari perjalanan hidup,” kenang Bill Gates waktu itu.

    Meski telah berpisah, keduanya tetap mempertahankan kerja sama di The Gates Foundation, organisasi filantropi yang mereka bangun bersama. Namun, seperti yang mereka sepakati, setelah dua tahun, Melinda French Gates akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari yayasan tersebut.

    Keputusan itu, diakui Bill Gates, meninggalkan kekecewaan mendalam baginya. “Saya berharap kami masih bisa bekerja bersama lebih lama. Itu mengecewakan, tapi saya menghormati keputusannya,” jelasnya.

    Mantan istri Bill Gates, Melinda French dikabarkan menemukan pacar baru yang merupakan mantan karyawan Microsoft – (Istimewa/Istimewa)

    Meskipun masa-masa sulit telah berlalu, bagi Bill Gates, kehadiran Melinda French Gates tetap tak tergantikan. Mereka masih sering bertemu dalam berbagai acara keluarga, terutama untuk anak-anak dan cucu mereka.

    “Melinda dan saya tetap menjaga hubungan baik. Kami punya tiga anak dan dua cucu, dan mereka adalah alasan kami masih sering bertemu,” kata Bill Gates.

    Namun, ketika ditanya apakah ada penyesalan lain dalam hidupnya, Gates hanya tersenyum dan menjawab singkat, “Ada, tapi tidak ada yang lebih berarti dari ini”.

    Saat ini Melinda French Gates justru sudah menjalin hubungan asmara dengan seorang pengusaha bernama Philip Vaughn yang ironisnya pernah bekerja di Microsoft. Sebaliknya, Bill Gates yang menyesal berpisah dengan Melinda French Gates hingga kini belum diketahui telah menjalin hubungan asmara baru atau belum.

  • Daftar 10 Negara Terkaya di Dunia, Ada 2 Tetangga Dekat RI

    Daftar 10 Negara Terkaya di Dunia, Ada 2 Tetangga Dekat RI

    Jakarta

    Sejumlah negara di dunia menduduki posisi sebagai negara terkaya dengan ekonomi yang besar dan makmur. Umumnya, negara-negara ini sudah cocok disebut sebagai negara maju.

    Indikator untuk mengukur negara-negara terkaya maupun termiskin biasanya dilihat dengan mengacu pada Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.

    PDB per kapita kerap dijadikan indikator kemakmuran, dengan perhitungan total pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk sehingga diketahui pendapatan rata-rata penduduk.

    Dikutip dari Forbes India, Rabu (29/1/2025), ukuran kekayaan suatu negara yang lebih tepat mempertimbangkan tingkat inflasi dan biaya produk dan jasa lokal. Dengan mempertimbangkan kedua faktor tersebut, kita memperoleh Paritas Daya Beli (PPP).

    Forbes telah merangkum 10 negara terkaya berdasarkan PDB per kapita dan PPP. Menariknya, dalam jajaran negara-negara terkaya ini, banyak di antaranya yang berukuran cukup kecil dalam peta. Bahkan, negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS) dan China sendiri tidak masuk ke dalam posisi teratasnya.

    Negara-negara yang lebih kecil seperti Luksemburg dan Singapura mendapatkan keuntungan dari sektor keuangan yang diatur dengan baik dan rezim pajak yang ideal untuk investasi asing ke dalam ekonomi mereka, ketimbang negara-negara yang lebih besar dan lebih kuat seperti AS dan China.

    Berikut daftar 10 negara terkaya di dunia:

    1. Luksemburg
    PDB per kapita: US$ 154.910

    Luksemburg, dengan PDB per kapita yang tinggi dan sektor keuangan yang kuat, adalah negara terkaya di dunia. Negara ini dikenal karena menggunakan kekayaannya untuk memastikan standar hidup, perawatan kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi penduduknya.

    Selain itu, Luksemburg adalah salah satu tujuan wisata utama dunia, terkenal dengan kastil-kastilnya yang indah, pepohonan hijau yang lebat, dan kanal-kanal yang indah. Negara ini juga merupakan salah satu negara pertama yang menyediakan transportasi umum gratis dan memiliki upah minimum tertinggi di dunia.

    2. Singapura
    PDB per Kapita: US$ 153.610

    Singapura adalah salah satu pusat bisnis dan perdagangan terbesar di dunia. Negara ini memiliki banyak individu dengan kekayaan bersih tinggi di antara populasinya.

    Perekonomian telah mengalami beberapa pukulan berturut-turut dalam beberapa tahun terakhir, dengan pandemi pada awalnya dan kemudian ekonomi China yang terpuruk menjadi mitra dagang penting bagi sektor manufaktur Singapura.

    3. Makau SAR

    PDB per Kapita: US$ 140.250

    Makau SAR adalah wilayah administratif khusus China, dan kekayaannya terutama berasal dari lebih dari 40 kasinonya, menjadikannya salah satu tujuan wisata teratas di dunia. Makau adalah koloni Eropa pertama dan terakhir di Asia.

    Meskipun mengalami pukulan hebat selama krisis COVID-19 karena pembatasan perjalanan dan seringnya karantina wilayah, ekonomi pulih dengan cepat berkat pendekatan kapitalisnya yang khas, yang berbeda dari hukum di daratan China.

    4. Irlandia

    PDB per Kapita: US$ 131.550

    Setelah krisis keuangan besar tahun 2008, Irlandia berupaya keras untuk mereformasi industri perbankannya. Negara ini memulai langkah-langkah seperti pemotongan upah sektor publik untuk mengembalikan ekonominya seperti sekarang.

    Lebih jauh, Irlandia adalah salah satu surga pajak perusahaan terbesar di dunia, dengan perusahaan multinasional (seperti Apple, Google, dan Microsoft) menyumbang lebih dari 50% bagi ekonomi Irlandia dalam beberapa tahun terakhir.

    5. Qatar

    PDB per Kapita: US$ 118.760

    Qatar (dan juga UEA) masuk dalam daftar 10 negara dengan perekonomian teratas, yang sebagian besar diuntungkan oleh cadangan sumber daya alamnya. Qatar memiliki cadangan gas terbesar ketiga di dunia. Qatar juga meningkatkan perekonomiannya di sektor lain, seperti menjadi tuan rumah FIFA 2022 yang memberikan dorongan besar bagi pariwisata dan perekonomian Qatar.

    6. Norwegia

    PDB per Kapita: US$ 106.540

    Norwegia kembali menjadi penyedia minyak bumi teratas di wilayah Eropa Barat. Negara ini telah membuat kemajuan finansial yang baik setelah ekonominya jatuh selama krisis Covid-19. Lebih jauh, Norwegia memiliki dana kekayaan negara sebesar US$ 1,3 triliun, yang juga merupakan yang terbesar di dunia.

    7. Swiss

    PDB per Kapita: US$ 98.140

    Salah satu tempat wisata terbesar di dunia, Swiss juga memiliki sektor keuangan yang ramai. Negara ini juga diuntungkan dari ekspor logam mulia, instrumen presisi, dan mesin seperti komputer dan perangkat medis.

    Sekitar 74% PDB Swiss berasal dari sektor jasa dan 25% dari industri, dengan kurang dari 1% dari sektor pertanian. Swiss juga memiliki tarif PPN terendah di Eropa.

    8. Brunei Darussalam

    PDB per Kapita: US$ 95.040

    Brunei Darussalam adalah negara kecil dan kaya di pulau Kalimantan di Asia Tenggara, berbatasan dengan Malaysia dan Laut Cina Selatan. Dikenal karena cadangan minyak dan gas alamnya yang melimpah, Brunei memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di antara negara-negara Asia Tenggara.

    9. Guyana

    PDB per Kapita: US$ 91.380

    Sebuah negara kecil di pesisir utara Amerika Selatan, Guyana dianggap sebagai bagian dari daratan utama Hindia Barat Inggris yang bersejarah, dan juga merupakan bagian dari Persemakmuran Karibia. Kebangkitan ekonomi Guyana dimulai setelah ditemukannya minyak mentah pada tahun 2015. Penemuan lebih dari 11 miliar barel cadangan minyak di lepas pantai Guyana sejak tahun 2017, merupakan penambahan terbesar pada cadangan minyak global sejak tahun 1970-an.

    10. Amerika Serikat (AS)

    PDB per Kapita: US$ 89.680

    AS tetap masuk dalam daftar 10 ekonomi teratas berdasarkan PDB per kapita PPP, meskipun berada di salah satu peringkat terbawah. Selain menjadi entitas ekonomi yang dominan, Amerika juga didukung oleh kemampuan militernya

    (shc/hns)

  • Wall Street Bangkit, Nasdaq Melejit 2 Persen Didukung Nvidia

    Wall Street Bangkit, Nasdaq Melejit 2 Persen Didukung Nvidia

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa perdagangan utama Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali menguat pada Selasa (28/1/2025), setelah mengalami aksi jual besar sehari sebelumnya akibat kemunculan startup kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Nasdaq bahkan mencatat lonjakan hingga 2% berkat kenaikan saham Nvidia.

    Melansir CNBC International, Rabu (29/1/2025), Nasdaq Composite naik 2,03% ke level 19.733,59 setelah sebelumnya turun 3,1%. Sementara itu, S&P 500 menguat 0,92% menjadi 6.067,70, dengan sektor teknologi mencatat kenaikan tertinggi.

    ETF teknologi, Technology Select Sector SPDR Fund, juga melonjak lebih dari 2% setelah sebelumnya anjlok 4,9% pada Senin (27/1/2025). Indeks Dow Jones Industrial Average turut mengalami kenaikan 136,77 poin (0,31%) ke posisi 44.850,35.

    Saat Wall Street menguat, Nvidia menjadi pusat perhatian karena Saham perusahaan ini melonjak hampir 9% setelah sempat melemah di awal sesi. Sehari sebelumnya, Nvidia kehilangan 17% nilai sahamnya, setara dengan hampir US$ 600 miliar kapitalisasi pasar dengan penurunan satu hari terbesar dalam sejarah perusahaan AS.

    Saham teknologi lainnya, seperti Broadcom dan Oracle, juga berhasil pulih dengan kenaikan masing-masing 2,6% dan 3,6%, setelah mengalami koreksi signifikan pada hari sebelumnya.

    Gejolak di sektor teknologi dipicu oleh DeepSeek, startup AI asal China yang menjadi viral di media sosial. Startup ini baru saja meluncurkan model bahasa besar (large language model) open-source dengan biaya pengembangan kurang dari US$ 6 juta, jauh lebih efisien dibandingkan investasi besar yang dikeluarkan perusahaan teknologi raksasa dalam riset AI.

    Bahkan, DeepSeek berhasil mengungguli OpenAI dengan menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store AS pada Senin (27/1/2025). Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran investor terhadap kelangsungan investasi besar di sektor AI, khususnya yang berkaitan dengan saham perusahaan chip seperti Nvidia.

    Meskipun Nvidia menunjukkan pemulihan, para analis menilai pasar masih diliputi ketidakpastian. “Saya belum yakin bahwa kita benar-benar keluar dari risiko. Pasar masih berusaha mencerna situasi ini,” ujar Senior Portfolio Manager di Globalt Investments Thomas Martin.

    Ia menambahkan, meskipun kebutuhan daya komputasi untuk pemrosesan data dan pusat data tetap tinggi, kepercayaan investor telah terguncang.

    Kini, perhatian pasar beralih ke laporan keuangan beberapa perusahaan teknologi besar yang dijuluki Magnificent Seven, termasuk Meta Platforms, Microsoft, Tesla, dan Apple, yang dijadwalkan merilis laporan kinerja mereka pekan ini.

    Selain itu, keputusan suku bunga terbaru dari The Fed yang akan diumumkan pada Rabu menjadi sorotan utama yang bisa memengaruhi Wall Street. Para analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga saat ini, tetapi investor akan mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga tahun ini.

  • Trump Buka Suara soal DeepSeek AI, AS Mulai ‘Kebakaran Jenggot’?

    Trump Buka Suara soal DeepSeek AI, AS Mulai ‘Kebakaran Jenggot’?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump buka suara soal kemunculan perusahaan rintisan kecerdasan buatan asal China, DeepSeek AI, Selasa (28/1/2025). Hal ini terjadi saat kebangkitan perusahaan tersebut membuat sejumlah raksasa teknologi Negeri Paman Sam harus mengalami pelemahan nilai saham.

    Dalam pernyataannya, Trump menyebut fenomena ini sebagai pengingat bahwa ada kompetisi yang sangat keras dari Negeri Tirai Bambu. Menurutnya, raksasa teknologi AS harus dapat memenangkan hal tersebut.

    “Peluncuran DeepSeek, AI dari perusahaan China, seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita bahwa kita perlu fokus untuk bersaing demi menang,” kata Trump dikutip The Guardian.

    Meski begitu, Trump juga menggarisbawahi bahwa upaya DeepSeek untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih sederhana dapat menjadi sesuatu yang berarti di masa depan. Pasalnya, DeepSeek memberikan kinerja yang sama dengan model AI yang ada, namun dengan sumber daya yang jauh lebih sedikit

    “Itu bagus karena Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Saya melihatnya sebagai hal yang positif, sebagai aset,” tuturnya.

    Setelah pernyataan Trump ini, Nasdaq Composite yang berfokus pada teknologi dibuka lebih tinggi Nvidia sedikit pulih dari penurunan 17% pada hari Senin dengan naik 9%. Alphabet, pemilik Google, naik 1,7% dan Microsoft naik 2,9%.

    Sebelumnya, peluncuran DeepSeek AI telah menumbangkan nilai saham sejumlah raksasa teknologi AS karena minat investor yang beralih. DeepSeek sendiri, saat ini telah menyalip saingannya dari AS ChatGPT dan aplikasi itu sudah menjadi aplikasi gratis peringkat 1 di App Store Apple di AS.

    Wall Street turun berjamaah pada pembukaan perdagangan hari Senin, karena melonjaknya popularitas model AI China ini. Dow Jones sempat dibuka melemah 0,22% di level 44.324,57, senada dengan pergerakan S&P 500 yang jatuh 1,61% di level 6.002,88, dan Nasdaq anjlok 2,64% di level 19.426,66.

    Secara khusus, kejatuhan nilai yang cukup besar dialami produsen chip Nvidia. Perusahaan itu kehilangan nilai kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar (Rp 9.733 triliun). Ini merupakan penurunan terbesar bagi perusahaan dalam satu hari dalam sejarah AS

    Melansir Reuters, DeepSeek mengatakan bahwa mereka menggunakan chip berbiaya rendah dan lebih sedikit data, menantang taruhan di pasar bahwa AI akan mendorong permintaan di sepanjang rantai pasokan dari pembuat chip ke pusat data.

    “Katalis dari pesaing asing bagi dominasi AI yang dipimpin AS menimbulkan pertanyaan lain tentang perdagangan dan chip semikonduktor serta kebutuhan energi,” tulis Robert Savage, kepala strategi dan wawasan pasar di BNY, dalam sebuah catatan.

    Sementara itu, menanggapi kondisi ini, kepala eksekutif OpenAI, Sam Altman, mengatakan dirinya terkesan dengan DeepSeek. Namun ia berjanji industri AS akan mempercepat pengembangan.

    “DeepSeek R1 adalah model yang mengesankan, terutama dari segi apa yang dapat mereka berikan untuk harganya,” katanya.

    “Kami jelas akan memberikan model yang jauh lebih baik dan juga sangat menggembirakan untuk memiliki pesaing baru. Kami akan merilis beberapa produk.”

    (luc/luc)

  • Kenapa Model AI Cina DeepSeek Rontokkan Saham Teknologi AS? – Halaman all

    Kenapa Model AI Cina DeepSeek Rontokkan Saham Teknologi AS? – Halaman all

    Nilai saham perusahaan teknologi Amerika Serikat anjlok pada Senin (27/11), didorong spekulasi seputar keunggulan produk kecerdasan buatan teranyar milik perusahaan Cina DeepSeek yang dirilis pekan lalu.

    Produsen chip Nvidia tercatat kehilangan USD600 miliar nilai saham dalam sehari. Guncangan serupa dialami perusahaan teknologi lain seperti Microsoft atau Meta yang mengelola Facebook, Instagram dan WhatsApp. Buntutnya, performa bursa Nasdaq yang banyak dihuni raksasa teknologi AS juga anjlok.

    Penurunan ini menggeser posisi Nvidia sebagai perusahaan paling berharga di dunia, dengan valuasi menyusut dari USD3,5 triliun menjadi USD2,9 triliun, lebih rendah dari Apple dan Microsoft.

    Panik bursa di AS dipicu oleh hasil tes model dasar AI oleh DeepSeek yang mengungguli pemain besar seperti OpenAI atau Gemini. Perkaranya, DeepSeek dikembangkan dengan biaya yang diklaim hanya berkisar USD5,6 juta, jauh lebih kecil dibandingkan dana miliaran Dollar AS yang dihabiskan raksasa teknologi AS untuk mengembangkan produknya.

    Terlebih lagi, dengan embargo teknologi yang diterapkan AS terhadap Cina, DeepSeek hanya mampu menggunakan peranti lawas buatan Nvidia, bukan pemroses teranyar seperti A100 yang diklaim berkinerja jauh lebih cepat.

    DeepSeek menjabarkan dalam sebuah makalah, bagaimana proses pengembangan dikerjakan dengan anggaran kecil.

    Tingginya performa dan rendahnya ongkos pengembangan oleh perusahaan Cina itu menularkan keraguan di kalangan investor terhadap valuasi saham perusahaan teknologi AS di Silicon Valley yang melonjak karena didorong demam AI.

    Sementara itu, asisten AI buatan DeepSeek sudah melampaui rival ChatGPT sebagai aplikasi gratisan yang paling banyak diunduh di Apple App Store.

    Keberhasilan DeepSeek mengungguli raksasa AI global menggarisbawahi cepatnya kemampuan Cina mengejar ketertinggalan dari AS dalam pengembangan teknologi masa depan.

    “Setidaknya ada empat perusahaan Cina yang mengklaim telah melatih model AI yang mampu menyaingi rival di Silicon Valley,” kata Angela Zhang, profesor hukum di University of Southern California mengatakan kepada DW. “Ini bukan fenomena yang hanya terjadi sekali. Ini sebenarnya hanya satu contoh dari seluruh industri AI di Cina.”

    Keraguan tetap membekas

    Richard Windsor, analis teknologi dan pendiri perusahaan riset Radio Free Mobile, harus mengakui bahwa model DeepSeek secanggih seperti yang diklaim.

    “Terobosannya memang nyata. Kalau saja mereka merahasiakan teknologinya, maka kita akan punya keraguan tentang keabsahan klaim tersebut. Tapi, mereka merilisnya sebagai sumber terbuka. Artinya, performa DeepSeek dapat diverifikasi secara independen.”

    Ketika OpenAI merilis model terbarunya Desember lalu, perusahaan tidak memberikan rincian teknis pengembangan. Namun, DeepSeek sebaliknya menjabarkan metode yang digunakan secara terperinci untuk publik umum.

    DeepSeek mengklaim bahwa hanya menggunakan sebanyak 2.000 pemroses lawas Nvidia H800 dan bukan GPU tercanggih H100, tetapi klaim tersebut diragukan oleh sejumlah pelaku industri AI di AS.

    Zhang mengatakan, betatapun juga pembatasan ekspor memaksa perusahaan-perusahaan Cina melalui “masa-masa sangat sulit,” tapi juga telah “memberikan insentif bagi inovasi.”

    Richard Windsor meragukan klaim DeepSeek soal biaya pengembangan yang kecil untuk melatih model dengan lebih dari 600 miliar parameter.

    “Inilah yang membuat semua orang ribut,” kata Windsor. “Klaim mereka 95% lebih murah daripada yang dianggarkan OpenAI.”

    Dia juga mencurigai momentum peluncuran yang bertepatan dengan pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS.

    Keberhasilan DeepSeek meluapkan popularitas pendirinya, Liang Wenfeng. Pekan lalu, dia menjadi satu-satunya perintis AI yang diundang untuk bergabung dalam pertemuan penting dengan Perdana Menteri Cina Li Qiang.

    Tidak didorong motivasi bisnis

    Wenfeng diklaim sebagai seorang jenius yang yang menurut Angela Zhang “tidak didorong ambisi komersil.” Karakter itu yang menurutnya memungkinkan keberhasilan DeepSeek mengalahkan rival lain.

    “DeepSeek memperlihatkan kemampuan perusahaan AI Cina, tetapi juga memperlihatkan bahwa dalam ekosistem inovasi di sana, ketika Anda memiliki tim bertalenta tinggi yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki visi besar, Anda benar-benar dapat melihat kemampuan inovasi luar biasa di Cina,” katanya.

    Zhang juga meragukan spekulasi di AS bahwa DeepSeek digerakkan dan mendapat bantuan besar dari pemerintah Cina.

    “Kemampuan inovatif terbesar milik Cina datang dari sektor swasta yang dinamis, bukan dari negara,” katanya. “Setiap kali negara mendanai sebuah proyek, saya berani bertaruh bahwa hasilnya akan gagal. Tapi juga artinya, DeepSeek kini menjadi incaran pemerintah Cina, mengingat keberhasilannya yang luar biasa.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris