Perusahaan: Kaspersky

  • Serangan Spyware di Indonesia Melonjak pada Semester I/2025

    Serangan Spyware di Indonesia Melonjak pada Semester I/2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Kaspersky mengungkapkan lonjakan signifikan pada serangan spyware yang menargetkan berbagai organisasi di Indonesia. Angkanya mencapai sebanyak 85.560 kasus pada paruh pertama 2025 naik 64,2% dibandingkan 52.705 pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Dari Januari hingga Juni 2025, solusi perusahaan Kaspersky juga telah memblokir 85.560 serangan spyware yang menargetkan berbagai organisasi di Indonesia, setara dengan rata-rata 475 serangan per hari. 

    Pola peningkatan juga terlihat di hampir seluruh negara Asia Tenggara. Singapura menjadi negara dengan lonjakan paling ekstrem, tumbuh 210,9% hingga mencapai 20.157 serangan. Sementara Malaysia mencatat lonjakan tertinggi kedua dengan kenaikan 124,2% menjadi 96.539 serangan, disusul Filipina yang meningkat hampir dua kali lipat (+97,9%).

    Thailand justru mengalami penurunan tajam 39,2% menjadi 21.014 kasus. Di sisi lain, Vietnam tetap menjadi negara dengan volume serangan terbesar, naik 78,8% menjadi 191.976 kasus. Secara keseluruhan, total serangan spyware terhadap berbagai  organisasi di Asia Tenggara melonjak 70,73%, dari 250.260 kasus pada semester I/2024 menjadi 427.265 pada semester I/2025.

    Kaspersky mencatat lonjakan signifikan serangan spyware tertarget yang menyasar perusahaan di Indonesia sebagai peringatan serius bagi korporasi dalam negeri untuk memperkuat pertahanan siber mereka. 

    Spyware merupakan perangkat lunak yang dipasang secara diam-diam pada komputer atau perangkat seluler untuk memantau aktivitas pengguna dan mengumpulkan data tanpa merusak sistem operasi. 

    Berbeda dengan malware lain, spyware bekerja secara senyap yakni menyusup melalui paket instalasi aplikasi, situs web berbahaya, atau lampiran berkas; merekam aktivitas seperti penekanan tombol dan tangkapan layar; lalu mengirimkan data curian kepada pembuatnya. 

    Informasi yang dicuri bisa berupa kebiasaan penjelajahan internet, aktivitas pembelian, hingga data sensitif seperti kredensial login, PIN akun, nomor kartu kredit, alamat email, dan rangkaian ketikan di keyboard.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Kaspersky menyoroti maraknya spyware komersial perangkat lunak pengintai yang dipasarkan sebagai “malware legal” kepada pemerintah dan penegak hukum yang kini menjadi ancaman mendesak bagi organisasi di berbagai negara. 

    Spyware komersial bekerja mirip malware canggih yakni mengintai pesan, menyadap panggilan, melacak lokasi, dan menghapus jejaknya, sering kali melalui celah zero-click yang memungkinkan infeksi tanpa interaksi pengguna. 

    Salah satu yang paling berbahaya adalah Pegasus, yang dapat menyerang melalui iMessage atau WhatsApp dan memberikan kendali penuh atas perangkat korban. 

    Pada 2024, Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky (GReAT) mengembangkan teknik ringan untuk mendeteksi jejak spyware iOS tingkat tinggi seperti Pegasus, Reign, dan Predator dengan memanfaatkan Shutdown.log, artefak forensik yang sebelumnya luput dari perhatian.

    General Manager untuk ASEAN dan Negara Berkembang Asia (AEC) di Kaspersky, Simon Tung mengatakan, di tengah pesatnya adopsi kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi di berbagai sektor, spyware merupakan ancaman nyata yang dapat melumpuhkan kelangsungan bisnis di Indonesia. 

    “Serangan siber yang menggunakan spyware tidak hanya mencuri data, tetapi juga dapat secara diam-diam menyusup ke sistem penting dan infrastruktur nasional,” katanya. 

    Dia menambahkan ancaman spyware dapat berkisar dari gangguan kecil hingga kerugian finansial jangka panjang jika tidak ditangani dengan serius. Menurutnya bagi sebuah organisasi, satu eksploitasi dari spyware dapat mengakibatkan kebocoran data, kerugian finansial, hilangnya kepercayaan klien, dan bahkan hancurnya reputasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun. 

    “Oleh karena itu, kami di Kaspersky menekankan pentingnya pendekatan keamanan siber yang proaktif dan berbasis intelijen ancaman untuk melindungi bisnis dan sistem vital negara dari risiko yang terus berkembang,” katanya. 

    Kaspersky menegaskan bahwa perlindungan total terhadap serangan spyware memang menantang. Namun, ada sejumlah langkah yang dapat mempersempit peluang penyerang.

    Berikut langkah menghindari serangan spyware:

    Perbarui perangkat lunak secara berkala di semua perangkat. Pertama dan terpenting: sistem operasi, peramban, dan aplikasi perpesanan. 
    Jangan klik tautan yang mencurigakan, satu kunjungan ke situs web mungkin cukup untuk menginfeksi perangkat
    Gunakan VPN untuk menyamarkan lalu lintas internet. Ini akan melindungi dari pengalihan ke situs berbahaya saat menjelajahi halaman HTTP
    Nyalakan ulang perangkat secara berkala. Seringkali, spyware tidak dapat bertahan lama di sistem yang terinfeksi, jadi menyalakan ulang perangkat akan membantu menyingkirkannya.
    Pasang solusi keamanan yang andal di semua perangkat.
    Gunakan informasi Intelijen Ancaman terbaru untuk selalu waspada terhadap taktik, teknik, dan prosedur (TTP) yang sebenarnya digunakan oleh pelaku ancaman.

  • Phishing Makin Ngeri, Data Biometrik dan Tanda Tangan Jadi Incaran

    Phishing Makin Ngeri, Data Biometrik dan Tanda Tangan Jadi Incaran

    Jakarta

    Serangan phishing kini tidak lagi sekadar menjebak pengguna untuk mencuri kata sandi atau data login. Di era kecerdasan buatan (AI), pelaku kejahatan siber mulai memburu hal yang lebih sensitif, yakni data biometrik dan tanda tangan digital.

    Laporan terbaru Kaspersky mencatat lebih dari 142 juta klik tautan phishing berhasil dideteksi dan diblokir sepanjang kuartal II 2025, naik 3,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini dipicu oleh munculnya taktik-taktik penipuan baru berbasis AI yang semakin sulit dibedakan dari komunikasi asli.

    “Konvergensi AI dan taktik mengelak telah mengubah phishing menjadi tiruan komunikasi sah yang hampir alami, menantang bahkan bagi pengguna yang paling waspada sekalipun. Penyerang tidak lagi puas dengan mencuri kata sandi – mereka menargetkan data biometrik, tanda tangan elektronik dan tulisan tangan, yang berpotensi menciptakan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan,” ujar Olga Altukhova, pakar keamanan di Kaspersky dikutip dari siaran pers, Sabtu (8/11/2025).

    Kaspersky menjelaskan, penjahat siber kini memanfaatkan deepfake audio dan video untuk menciptakan tiruan realistis dari rekan kerja, pejabat bank, hingga figur publik. Dalam beberapa kasus, mereka menggunakan suara buatan AI untuk berpura-pura menjadi petugas keamanan bank yang meminta kode autentikasi dua faktor (2FA).

    AI juga membantu pelaku menyusun pesan yang nyaris sempurna tanpa kesalahan tata bahasa – mulai dari email bisnis hingga percakapan di aplikasi pesan instan seperti Telegram. Chatbot berbasis AI bahkan dapat terlibat dalam percakapan panjang untuk membangun kepercayaan korban sebelum menjerat mereka dalam skema investasi palsu atau penipuan asmara.

    Tak berhenti di situ, para phisher kini mengeksploitasi layanan sah seperti Google Translate dan Telegram untuk memperpanjang masa hidup tautan berbahaya. Contohnya, fitur terjemahan Google yang menghasilkan tautan dengan format translate.goog dimanfaatkan untuk mengaburkan URL phishing agar tampak seperti domain resmi.

    Beberapa situs phishing bahkan menambahkan Captcha palsu, yang biasanya dikaitkan dengan keamanan situs terpercaya. Taktik ini membuat sistem deteksi otomatis lebih sulit mengenali situs berbahaya.

    Hal yang lebih mengkhawatirkan, Kaspersky menemukan adanya pergeseran target dari kata sandi ke data yang tidak dapat diubah, seperti wajah, sidik jari, hingga tanda tangan elektronik.
    Melalui situs palsu yang meminta akses kamera untuk “verifikasi akun”, pelaku dapat merekam data biometrik korban dan menjualnya di dark web.

    Sementara itu, situs tiruan yang meniru platform penandatanganan dokumen seperti DocuSign digunakan untuk mencuri tanda tangan digital dan tulisan tangan, membuka peluang penipuan keuangan maupun hukum.

    “Penyerang tidak lagi puas mencuri kata sandi – mereka menargetkan data biometrik dan tanda tangan, yang dampaknya bisa jauh lebih menghancurkan,” tegas Altukhova.

    Cara Terhindar dari Phishing AI

    Kaspersky menyarankan pengguna untuk lebih skeptis terhadap pesan atau panggilan tak dikenal, meski terlihat sah. Beberapa langkah yang direkomendasikan antara lain:

    Jangan pernah membagikan kode autentikasi dua faktor (2FA) kepada siapa punWaspadai video dengan gerakan wajah aneh atau penawaran terlalu muluk – bisa jadi deepfakeTolak permintaan akses kamera dari situs yang belum diverifikasiHindari mengunggah tanda tangan digital ke platform yang tidak dikenalGunakan solusi keamanan seperti Kaspersky Next untuk perusahaan atau Kaspersky Premium untuk individu guna memblokir situs dan pesan phishing

    (agt/hps)

  • Phising Makin Canggih, Pelaku Manfaatkan Deepfake hingga Kloning Suara

    Phising Makin Canggih, Pelaku Manfaatkan Deepfake hingga Kloning Suara

    Bisnis.com, JAKARTA— Kaspersky mengungkap pelaku kejahatan siber kini semakin canggih dalam melancarkan serangan phishing. 

    Mereka memanfaatkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti deepfake dan kloning suara, serta menggunakan platform tepercaya seperti Telegram dan Google Translate untuk mencuri data sensitif, termasuk biometrik, tanda tangan elektronik, dan tanda tangan tulisan tangan. Praktik ini disebut menimbulkan risiko baru yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi individu maupun bisnis.

    Dalam laporan terbarunya, Kaspersky mencatat telah memblokir lebih dari 142 juta klik tautan phishing selama kuartal II/2025, meningkat 3,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini diiringi dengan perubahan taktik pelaku yang kini mengandalkan AI untuk menciptakan serangan yang lebih personal dan sulit dibedakan dari komunikasi asli.

    “Konvergensi AI dan taktik mengelak telah mengubah phishing menjadi tiruan komunikasi sah yang hampir alami, menantang bahkan bagi pengguna yang paling waspada sekalipun,” kata pakar keamanan di Kaspersky Olga Altukhova dalam keterangan resmi pada Jumat (7/11/2025). 

    Teknologi deepfake dan kloning suara digunakan untuk meniru tokoh tepercaya, mulai dari rekan kerja hingga pejabat bank guna menipu korban agar memberikan informasi penting seperti kode autentikasi dua faktor (2FA). 

    Dalam beberapa kasus, panggilan otomatis dengan suara buatan AI digunakan untuk mengelabui korban agar membagikan data pribadi atau memberikan akses ke akun keuangan mereka. Selain itu, penyerang kini tidak lagi hanya menargetkan kata sandi, melainkan beralih ke data yang tidak dapat diubah seperti pengenal wajah atau tanda tangan digital. 

    Melalui situs palsu yang meniru platform resmi, korban diarahkan untuk memberikan akses kamera ponsel atau mengunggah tanda tangan elektronik mereka. Data tersebut kemudian digunakan untuk akses ilegal atau dijual di pasar gelap digital.

    Kaspersky juga menemukan penyerang semakin sering memanfaatkan layanan sah untuk memperpanjang masa aktif kampanye phishing mereka. Misalnya, fitur Telegraph di Telegram digunakan untuk mengunggah konten phishing, sementara tautan dari Google Translate dimanfaatkan untuk menyamarkan situs berbahaya agar lolos dari filter keamanan.

    Metode lain yang digunakan adalah integrasi CAPTCHA ke dalam situs phishing. Kehadiran CAPTCHA yang biasanya menandakan situs tepercaya justru dimanfaatkan untuk mengelabui sistem pendeteksi otomatis sehingga laman berbahaya tersebut sulit dikenali sebagai ancaman.

    “Penyerang tidak lagi puas dengan mencuri kata sandi mereka menargetkan data biometrik, tanda tangan elektronik, dan tulisan tangan, yang berpotensi menciptakan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan,” kata Olga. 

    Kaspersky menegaskan pentingnya kewaspadaan pengguna dalam menghadapi bentuk-bentuk phishing baru ini. Perusahaan keamanan siber itu mengingatkan agar masyarakat selalu memverifikasi setiap pesan, panggilan, atau tautan yang mencurigakan, menolak permintaan akses kamera dari situs yang tidak tepercaya, serta tidak mengunggah tanda tangan ke platform yang tidak dikenal.

    Untuk perlindungan yang lebih kuat, Kaspersky merekomendasikan penggunaan solusi keamanan seperti Kaspersky Next bagi perusahaan dan Kaspersky Premium untuk pengguna individu, yang dirancang untuk mendeteksi serta memblokir upaya phishing canggih berbasis AI.

  • Cara Mengatasi Ponsel yang Disadap dari Jarak Jauh dan Ciri-cirinya

    Cara Mengatasi Ponsel yang Disadap dari Jarak Jauh dan Ciri-cirinya

    Bisnis.com, JAKARTA – Apakah Anda merasa ponsel Anda disadap dari jarak jauh oleh orang lain?

    Jika iya, sudah waktunya Anda bertindak agar tidak berbahaya pada keamanan ponsel dan aktivitas perbankan Anda.

    Hacker bisa saja menguras isi rekening Anda jika di dalamnya ada akun mobile banking atau ecommerce tempat biasa Anda berbelanja.

    Cara Mengatasi Jika Ponsel Anda Diretas

    Jika Anda mengetahui bahwa ponsel Anda telah diretas, ada sejumlah langkah penting yang perlu segera dilakukan untuk mencegah peretas menyebabkan kerusakan lebih parah dari yang seharusnya.

    1. Hubungi Lembaga Keuangan Anda

    Langkah pertama yang bisa Anda lakukan mungkin adalah bank, kartu kredit, dan lembaga keuangan lainnya untuk memastikan akun Anda tidak diakses.

    2. Ubah Kata Sandi Anda

    Langkah Anda selanjutnya, dan salah satu yang terpenting, adalah segera mengubah semua kata sandi dengan kata sandi baru yang kuat. Ini harus dilakukan untuk semua aplikasi dan situs web yang terhubung ke ponsel yang terinfeksi.

    3. Hapus Aplikasi Mencurigakan

    Lakukan audit semua aplikasi di ponsel Anda, dan hapus aplikasi yang mencurigakan atau tidak dikenal. Nyalakan ulang ponsel dan periksa kembali untuk memastikan penghapusan berhasil.

    4. Jika Semua Cara Lain Gagal, Kembalikan ke Setelan Pabrik Ponsel

    Jika memang terdapat banyak pop-up atau aplikasi berbahaya dan semua cara lain gagal, Anda dapat mengembalikan ponsel ke pengaturan pabrik — meskipun ini berarti kehilangan semua yang tersimpan di perangkat, ini merupakan pilihan yang sangat sulit.

    5. Beri Tahu Teman Anda

    Sebaiknya beri tahu teman dan kontak lain bahwa ponsel Anda telah diretas, dan peringatkan mereka untuk mengabaikan dan menghapus pesan apa pun yang tampaknya berasal dari ponsel Anda.

    Ada sejumlah tanda bahwa ponsel telah diretas tetapi tanda-tanda tersebut tidak selalu muncul di setiap kasus dan, jika muncul, kadang tidak disadari.

    Pada dasarnya, ini adalah masalah mencari perilaku yang tidak biasa dari ponsel Anda.

    Berikut 6 tanda ponsel Anda sedang disadap dilansir dari Forbes

    1. Periksa Baterai Ponsel

    Salah satu gejala umum bahwa ponsel Anda telah diretas adalah baterai yang cepat terkuras. Hal ini juga dapat menyebabkan ponsel menjadi terlalu panas. Jika Anda tiba-tiba melihat perbedaan yang nyata, mungkin ada masalah.

    2. Cek Tagihan Telepon Anda

    Tanda lain peretasan telepon adalah tagihan yang lebih tinggi dari biasanya, karena telepon Anda melakukan aktivitas yang tidak sah. Lonjakan bandwidth yang Anda gunakan bisa menjadi tanda bahwa telepon mengirimkan komunikasi yang tidak diinginkan.

    3. Audit Aplikasi di Ponsel Anda

    Jika ponsel Anda diretas, aplikasi baru mungkin muncul tiba-tiba, aplikasi yang sudah ada mungkin membutuhkan waktu lama untuk dimuat, dan aplikasi dapat terbuka atau tertutup sendiri. Waspadai perilaku yang mencurigakan.

    4. Kenali Notifikasi dan Pengaturan yang Tidak Sah

    Terkadang notifikasi yang tidak terduga, kode autentikasi dua faktor yang tidak diminta, atau pop-up mungkin mulai muncul, dan pengaturan seperti izin kamera atau mikrofon dapat berubah.

    5. Periksa Akun Anda

    Tanda bahaya terbesar adalah mendapati diri Anda tiba-tiba terkunci dari ID Apple atau akun Google Anda, atau dari akun online lainnya.

    6. Jalankan Perangkat Lunak Antivirus

    Menginstal dan menjalankan paket perangkat lunak keamanan yang tepercaya akan memastikan apakah ponsel benar-benar telah diretas. Temukan dan hapus malware atau spyware apa pun yang mungkin telah menginfeksi ponsel menggunakan paket-paket populer yang tersedia seperti:

    Bitdefender
    Norton
    Kaspersky
    AVG
    McAfee

    Hapus semua yang mencurigakan, mulai ulang ponsel, lalu jalankan kembali perangkat lunak tersebut untuk memastikan ponsel benar-benar bersih.

     

  • 4 Modus Penipu Pakai Email dan Nomor Telepon Kantor

    4 Modus Penipu Pakai Email dan Nomor Telepon Kantor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kantor kini jadi incaran utama para pelaku kejahatan siber. Mereka menyasar karyawan perusahaan lewat berbagai skema penipuan yang tampak profesional dan meyakinkan. Modusnya beragam, mulai dari menyamar sebagai atasan, hingga petugas teknis palsu.

    Hal ini diketahui dari keamanan siber global, Kaspersky, yang merilis daftar rekayasa sosial yang digunakan penjahat siber untuk menyerang perusahaan.

    Salah satunya menggunakan pesan dan email dari dukungan teknis palsu, serangan email bisnis, dan permintaan data pada lembaga penegak hukum palsu.

    Berikut modus yang digunakan para penipu online tersebut:

    1. Mengaku dari Dukungan Teknis

    Cara pertama adalah mengaku sebagai dukungan teknis (technical support) dan melakukan panggilan kepada karyawan perusahaan. Panggilan tersebut biasanya akan dilakukan pada akhir pekan.

    Para pelaku akan mengatakan mendeteksi aktivitas aneh pada komputer kerja dan meminta pegawai segera datang ke kantor. Petugas palsu akan menawarkan menyelesaikan masalah dari jarak jauh, namun butuh informasi kredensial login karyawan.

    Namun modus ini agak sedikit berubah saat pandemi Covid-19 lalu. Saat itu, banyak pegawai yang melakukan pekerjaannya dari rumah (work from home).

    Pelaku yang menyamar sebagai dukungan teknis akan memperhatikan aktivitas mencurigakan. Mereka menawasrkan penyelesaina masalah melalui dari jarak jauh dengan menggunakan RAT.

    2. Panggilan Palsu dari CEO

    Modus lain adalah serangan kompromi email bisnis (BEC). Penipu akan menyamar sebagai manajer, CEO atau mitra bisnis penting dengan tujuan menguras uang korbannya.

    Serangan bisa bervariasi, misalnya mengirimkan lampiran berbahaya pada korban dengan kedok pesan bersifat darurat. Rekayasa sosial punya peran penting dalam modus ini untuk membujuk korbannya mau melakukan apapun yang diinginkan.

    3. Pembajakan Percakapan

    Skema memungkinkan penyerang masuk dalam korespondensi bisnis dengan menyamar sebagai karyawan atau orang di perusahaan. Penyerang akan membutuhkan email asli dan membuat domain yang mirip untuk mendapatkan kepercayaan dari korbannya.

    Mereka biasanya akan membeli basis data korespondensi email yang dicuri atau bocor di web gelap. Skenarionya bisa bervariasi, dari phising hingga malware, dan biasanya berhubungan dengan memasukkan detail bank untuk mengambil uang dari korbannya.

    4. Permintaan Data dari Pihak Berwajib

    Tren yang muncul pada 2022 adalah meminta data resmi saat mengumpulkan informasi. Permintaan diterima oleh ISP, jejaring sosial, dan perusahaan teknologi yang berbasis di AS dari akun email yang diretas milik lembaga penegak hukum.

    Dalam situasi yang normal, mendapatkan data dari penyedia layanan di AS butuh surat perintah dengan tandatangani hakim. Namun dalam situasi seperti nyawa dan kesehatan yang terancam, permintaan data darurat (EDR) bisa dikeluarkan.

    Jadi permintaan kemungkinan dikabulkan jika menggunakan kasus yang masuk akal dan berasal dari lembaga penegak hukum. Peretas akan mendapatkan informasi mengenai korban dari sumber terpercaya dan menggunakannya untuk serangan lebih lanjut.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini 6 Ciri-ciri Ponsel Anda Disadap dari Jarak Jauh dan Cara Mengatasinya

    Ini 6 Ciri-ciri Ponsel Anda Disadap dari Jarak Jauh dan Cara Mengatasinya

    Bisnis.com, JAKARTA – Sadap menyadap telepon kini menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan para pengguna smartphone.

    Jika ponsel Anda disadap, akan sangat berbahaya pada keamanan ponsel dan aktivitas perbankan Anda.

    Hacker bisa saja menguras isi rekening Anda jika di dalamnya ada akun mobile banking atau ecommerce tempat biasa Anda berbelanja.

    Ada sejumlah tanda bahwa ponsel telah diretas tetapi tanda-tanda tersebut tidak selalu muncul di setiap kasus dan, jika muncul, kadang tidak disadari.

    Pada dasarnya, ini adalah masalah mencari perilaku yang tidak biasa dari ponsel Anda.

    Berikut 6 tanda ponsel Anda sedang disadap dilansir dari Forbes

    1. Periksa Baterai Ponsel

    Salah satu gejala umum bahwa ponsel Anda telah diretas adalah baterai yang cepat terkuras. Hal ini juga dapat menyebabkan ponsel menjadi terlalu panas. Jika Anda tiba-tiba melihat perbedaan yang nyata, mungkin ada masalah.

    2. Cek Tagihan Telepon Anda

    Tanda lain peretasan telepon adalah tagihan yang lebih tinggi dari biasanya, karena telepon Anda melakukan aktivitas yang tidak sah. Lonjakan bandwidth yang Anda gunakan bisa menjadi tanda bahwa telepon mengirimkan komunikasi yang tidak diinginkan.

    3. Audit Aplikasi di Ponsel Anda

    Jika ponsel Anda diretas, aplikasi baru mungkin muncul tiba-tiba, aplikasi yang sudah ada mungkin membutuhkan waktu lama untuk dimuat, dan aplikasi dapat terbuka atau tertutup sendiri. Waspadai perilaku yang mencurigakan.

    4. Kenali Notifikasi dan Pengaturan yang Tidak Sah

    Terkadang notifikasi yang tidak terduga, kode autentikasi dua faktor yang tidak diminta, atau pop-up mungkin mulai muncul, dan pengaturan seperti izin kamera atau mikrofon dapat berubah.

    5. Periksa Akun Anda

    Tanda bahaya terbesar adalah mendapati diri Anda tiba-tiba terkunci dari ID Apple atau akun Google Anda, atau dari akun online lainnya.

    6. Jalankan Perangkat Lunak Antivirus

    Menginstal dan menjalankan paket perangkat lunak keamanan yang tepercaya akan memastikan apakah ponsel benar-benar telah diretas. Temukan dan hapus malware atau spyware apa pun yang mungkin telah menginfeksi ponsel menggunakan paket-paket populer yang tersedia seperti:

    Bitdefender
    Norton
    Kaspersky
    AVG
    McAfee

    Hapus semua yang mencurigakan, mulai ulang ponsel, lalu jalankan kembali perangkat lunak tersebut untuk memastikan ponsel benar-benar bersih.

    Cara Mengatasi Jika Ponsel Anda Diretas

    Jika Anda mengetahui bahwa ponsel Anda telah diretas, ada sejumlah langkah penting yang perlu segera dilakukan untuk mencegah peretas menyebabkan kerusakan lebih parah dari yang seharusnya.

    1. Hubungi Lembaga Keuangan Anda

    Langkah pertama yang bisa Anda lakukan mungkin adalah bank, kartu kredit, dan lembaga keuangan lainnya untuk memastikan akun Anda tidak diakses.

    2. Ubah Kata Sandi Anda

    Langkah Anda selanjutnya, dan salah satu yang terpenting, adalah segera mengubah semua kata sandi dengan kata sandi baru yang kuat. Ini harus dilakukan untuk semua aplikasi dan situs web yang terhubung ke ponsel yang terinfeksi.

    3. Hapus Aplikasi Mencurigakan

    Lakukan audit semua aplikasi di ponsel Anda, dan hapus aplikasi yang mencurigakan atau tidak dikenal. Nyalakan ulang ponsel dan periksa kembali untuk memastikan penghapusan berhasil.

    4. Jika Semua Cara Lain Gagal, Kembalikan ke Setelan Pabrik Ponsel

    Jika memang terdapat banyak pop-up atau aplikasi berbahaya dan semua cara lain gagal, Anda dapat mengembalikan ponsel ke pengaturan pabrik — meskipun ini berarti kehilangan semua yang tersimpan di perangkat, ini merupakan pilihan yang sangat sulit.

    5. Beri Tahu Teman Anda

    Sebaiknya beri tahu teman dan kontak lain bahwa ponsel Anda telah diretas, dan peringatkan mereka untuk mengabaikan dan menghapus pesan apa pun yang tampaknya berasal dari ponsel Anda.

  • 524.657 Ancaman Siber Targetkan Organisasi RI, Kalahkan Singapura

    524.657 Ancaman Siber Targetkan Organisasi RI, Kalahkan Singapura

    Bisnis.com, JAKARTA – Riset Kaspersky mencatat sebanyak 524.657 ancaman siber berjenis eksplotasi (exploit) – rata-rata 2.915 per hari – yang menargetkan organisasi di Indonesia dari Januari hingga Juni 2025. Jumlah ini lebih besar dibandingkan serangan ke Singapura dan Vietnam. 

    Perlu diketahui, eksploitasi adalah jenis program berbahaya yang dirancang untuk memanfaatkan bug atau kerentanan dalam perangkat lunak atau sistem operasi untuk mendapatkan akses tanpa izin. 

    Apabila dibiarkan tanpa ditambal, titik-titik lemah ini berfungsi sebagai pintu terbuka bagi para penjahat siber.

    Secara global, eksploitasi umumnya menargetkan produk Microsoft Office yang rentan dan mengandung kelemahan keamanan yang belum ditambal pada kuartal II/2025.

    Solusi Kaspersky mendeteksi eksploitasi terbanyak pada platform Windows untuk berbagai kerentanan. Meliputi, CVE-2018-0802 atau kerentanan eksekusi kode jarak jauh pada komponen Equation Editor.

    CVE-2017-11882, kerentanan eksekusi kode jarak jauh lainnya, yang juga memengaruhi Equation Editor; dan CVE-2017-0199, yaitu kerentanan pada Microsoft Office dan WordPad yang memungkinkan penyerang menguasai sistem.

    Laporan tersebut juga menunjukkan 10 kerentanan yang paling banyak dieksploitasi mencakup celah zero-day baru serta masalah lama yang belum ditambal dan masih diabaikan oleh organisasi. 

    Data ancaman siber di Asia Tenggara

    Kerentanan zero-day adalah kerentanan perangkat lunak yang ditemukan oleh penyerang sebelum vendor menyadarinya. Oleh karena vendor tidak menyadarinya, tidak ada tambalan untuk kerentanan zero-day, sehingga serangan cenderung berhasil.

    Penjahat siber – dan dalam beberapa kasus bahkan kelompok ancaman persisten tingkat lanjut (APT) – berfokus pada perangkat yang banyak digunakan seperti perangkat lunak akses jarak jauh, penyunting dokumen, dan sistem pencatatan. 

    Hal yang perlu diperhatikan secara khusus adalah platform low-code/no-code (LCNC) dan kerangka kerja untuk aplikasi berbasis AI juga masuk dalam daftar ini, menandakan para penyerang bergerak cepat untuk mengeksploitasi teknologi-teknologi baru seiring dengan adopsi bisnis. 

    Tujuan utama mereka tetap konsisten, yakni mendapatkan akses sistem dan meningkatkan hak akses. Dengan kata lain, memberi mereka kendali lebih dalam dan seringkali berjangka panjang di dalam jaringan perusahaan.

    Sebagai informasi, platform LCNC adalah alat pengembangan yang memungkinkan pengguna umum membangun aplikasi melalui antarmuka visual dan komponen drag-and-drop yang mudah digunakan, dengan kebutuhan minimal atau bahkan tanpa pengetahuan coding tradisional. 

    Platform ini memungkinkan pengguna nonteknis maupun tim TI profesional untuk membuat aplikasi web dan seluler dengan cepat dengan menggabungkan template yang telah dibuat sebelumnya dan menghubungkannya melalui alat visual yang intuitif.

    Menurut Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky Adrian Hia, pemblokiran setengah juta eksploitasi terhadap bisnis di Indonesia yang dilakukan hanya dalam enam bulan pertama tahun ini menunjukkan betapa gigihnya para pelaku ancaman siber. 

    “Saat ini, bisnis dari semua skala bergantung pada sistem operasi mereka sebagai gerbang pertahanan yang krusial. Membiarkan gerbang ini tanpa perlindungan menciptakan risiko keamanan yang serius,” kata Hia dalam siaran pers, Senin (6/10/2025).

    Dengan kerentanan yang terus berkembang, tambahnya, penting bagi bisnis di Indonesia untuk memprioritaskan perbaikan kelemahan yang diketahui dan menggunakan solusi keamanan yang dapat memitigasi tindakan pasca-eksploitasi, sehingga ancaman dapat dihentikan sebelum terlambat. 

    Selain itu, Indonesia mencatat 1.626.984 ancaman berbasis web pada periode Januari hingga Juni tahun ini, setara dengan rata-rata 9.038 ancaman per hari. Ancaman web merujuk pada program malware yang dapat menargetkan Anda saat menggunakan internet. 

    Ancaman web juga tidak terbatas pada aktivitas daring saja, tetapi pada akhirnya melibatkan internet pada tahap tertentu yang dapat menimbulkan kerugian.

  • WhatsApp Disusupi Hacker? Kenali Ciri dan Cara Pulihkan Akun Anda

    WhatsApp Disusupi Hacker? Kenali Ciri dan Cara Pulihkan Akun Anda

    JAKARTA – WhatsApp bukan hanya digunakan untuk komunikasi pribadi. Akun yang diretas dapat dimanfaatkan untuk aktivitas kriminal seperti penyebaran spam hingga penipuan kompleks.

    Dikutip dari Kaspersky, Minggu 5 Oktober, hacker atau peretas dapat mengambil alih akun WhatsApp Anda dengan dua cara utama. Pertama, mereka menambahkan perangkat lain ke akun Anda melalui fitur “Linked devices”. Kedua, mereka mendaftarkan ulang akun Anda di perangkat mereka seolah-olah Anda membeli ponsel baru.

    Apabila menggunakan cara pertama, Anda tetap bisa menggunakan WhatsApp seperti biasa, tetapi peretas juga memiliki akses ke akun Anda, termasuk percakapan terbaru.

    Sementara itu, apabila akun Anda didaftarkan ulang di perangkat peretas, Anda akan kehilangan akses. Saat mencoba login, WhatsApp akan memberi peringatan bahwa akun sedang digunakan di perangkat lain. Dalam kasus ini, peretas dapat mengontrol akun, tetapi tidak memiliki akses ke percakapan lama Anda.

    Berikut beberapa tanda akun WhatsApp Anda kemungkinan disadap:

    Muncul balasan untuk pesan yang tidak pernah Anda kirim.Teman menerima pesan aneh dari akun Anda.Pesan di chat terhapus, padahal Anda tidak menghapusnya.Menerima kode verifikasi WhatsApp yang tidak Anda minta.Status atau story muncul tanpa Anda buat.Foto profil, nama, atau deskripsi akun berubah sendiri.Ditambahkan ke grup atau chat yang tidak pernah Anda ikuti.Saat login, muncul peringatan akun digunakan di perangkat lain (tanda paling jelas).

    Langkah mengamankan akun WhatsApp:

    Pastikan SIM yang terhubung ke WhatsApp ada di ponsel Anda.Buka WhatsApp, masuk ke Settings → Linked Devices, lalu pilih Log Out untuk semua perangkat tambahan.Apabila diminta mendaftar ulang, masukkan nomor telepon dan kode verifikasi.Tambahkan PIN dua langkah apabila sudah diaktifkan.Pulihkan chat dan pengaturan dari backup (iCloud, Google Drive, atau lokal).

    Peringatkan teman dan keluarga

    Hacker bisa mengirim pesan menyesatkan seolah-olah dari Anda. Segera beri tahu kontak untuk tidak menanggapi pesan mencurigakan melalui status WhatsApp, misalnya “WhatsApp saya diretas! Jangan percayai pesan apapun dan jangan mengirim uang”, atau melalui pesan langsung.

  • 6 Aplikasi Sadap WhatsApp Anak Tanpa Ketahuan dan Mudah Digunakan

    6 Aplikasi Sadap WhatsApp Anak Tanpa Ketahuan dan Mudah Digunakan

    Bisnis.com, JAKARTA – Simak beberapa aplikasi sadap WhatsApp anak yang bisa digunakan oleh orangtua untuk memantau aktivitas putra dan putri mereka.

    Gagdet bagaikan dua mata pisau yang berlainan. Di satu sisi, gadget bisa bermanfaat untuk komunikasi.

    Namun di sisi lain, gadget pada anak juga akan memberikan berbagai hal negatif yang dikhawatirkan orang tua.

    Beruntung, ada aplikasi yang memungkinkan orang tua mengontrol aktivitas anak mereka di internet, termasuk di aplikasi perpesanan bernama WhatsApp.

    Caranya yaitu dengan memasang aplikasi “sadap” HP yang bisa digunakan dengan mudah, baik di Android ataupun iPhone.

    Sebenarnya terlalu berlebihan jika aplikasi ini disebut sadap sebab fungsi sebenarnya yakni memungkinkan orang tua mengontrol aktivitas anak mereka di ponsel.

    Aplikasi “sadap: HP ini bisa memantau kegiatan anak saat mengakses media sosial seperti Instagram, Youtube, hingga WhatsApp.

    Berikut adalah rekomendasi aplikasi “sadap” WhatsApp anak terbaik 2025:

    1. Spyier Apk

    Apk ini bisa digunakan di Android. Beberapa hal yang ditawarkan adalah:

    Melacak aplikasi media sosial seperti WhatsApp dan Facebook.
    Periksa Lokasi GPS, SMS, Panggilan, dan Kontak.
    Gunakan dengan perangkat Android apa pun yang menjalankan OS 4 dan lebih tinggi.
    Mulai pemantauan dalam hitungan menit.
    Tetap tersembunyi berkat mode siluman Spyier.

    2. Spyic

    Anda bisa memanfaatkan aplikasi atau situsnya ketika ingin menggunakan layanan kontrol HP anak yang satu ini. Beberapa hal yang ditawarkan, antara lain:

    Pelacakan lokasi
    Cek daftar kontak yang disimpan anak
    Riwayat panggilan
    Histori dan sebagainya

    3. Cocospy APK

    Jika Anda ingin apk yang mudah digunakan untuk “sadap” WhatsApp dan HP anak, maka Cocospy Apk bisa menjadi solusi yang cukup cerdas.

    Gunakan Cocospy untuk memantau ponsel pintar dan tablet Android dan iOS. Beberapa hal yang ditawarkan, antara lain:

    Pelacakan lokasi
    Cek daftar kontak yang disimpan anak
    Riwayat panggilan
    Histori dan sebagainya

    4. Google Family Link

    Anda juga bisa memanfaatkan Google Family Link untuk memantau aktivitas anak Anda di HP mereka, caranya adalah:

    Download Google Family Link di ponsel anda dan anak anda
    Buka aplikasi di kedua ponsel dan ikuti petunjuk yang diberikan
    Buat akun orang tua dan akun anak
    Hubungkan nomor HP anak ke akun orang tua
    Setelah terhubung, orang tua dapat mengatur aktivitas digital anak dan memantau kegiatannya melalui aplikasi Google Family Link

    5. Kaspersky Safe Kids

    Kaspersky Safe Kids adalah aplikasi kontrol orangtua yang dapat membantu memantau keselamatan anak-anak di WhatsApp dan media digital lainnya.

    Aplikasi ini juga dapat membantu orang tua menetapkan aturan untuk aktivitas daring anak-anak mereka. Beberapa hal yang ditawarkan, antara lain:

    Memantau aktivitas digital
    Ada fitur pembatasan
    Memberikan peringatan jika Anda membuka situs terlarang

    6. KidsGuard Pro

    Kalau aplikasi yang satu ini khusus bisa Anda manfaatkan untuk memantau chat di HP anak Anda.

    Aplikasi ini menggunakan kecerdasan buatan untuk merekam setiap penekanan tombol yang dilakukan di ponsel anak.

    Kemudian salah satu fitur unggulan dari KidsGuard Pro adalah kemampuannya untuk memantau pesan masuk, pesan keluar, dan bahkan pesan yang telah dihapus.

    Itulah 6 rekomendasi aplikasi “sadap” WhatsApp anak yang bisa Anda coba pada tahun 2025. Pada dasarnya, aplikasi-aplikasi di atas adalah aplikasi untuk memantau aktivitas anak di HP mereka.

  • Muncul Modus Terbaru Bajak Akun WhatsApp Lewat Voting Online

    Muncul Modus Terbaru Bajak Akun WhatsApp Lewat Voting Online

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti keamanan siber Kaspersky menemukan modus phishing baru yang menyasar pengguna WhatsApp lewat skema vote palsu.

    Modus ini digunakan untuk membajak akun WhatsApp dengan memanfaatkan kepercayaan pengguna terhadap kontes online.

    Serangan bermula saat korban diarahkan ke situs yang menyerupai halaman voting resmi. Situs itu menampilkan foto atlet atau tokoh lain dengan tombol “Vote” lengkap dengan penghitung suara palsu, sehingga terlihat meyakinkan. Situs juga menjanjikan hadiah dari sponsor bagi pemenang setelah melakukan “otorisasi”.

    Begitu pengguna menekan tombol “Vote” atau “Authorize”, mereka dibawa ke laman palsu yang meminta login cepat via WhatsApp. Korban kemudian diminta memasukkan nomor ponsel yang terhubung ke WhatsApp.

    Dari situ, pelaku menggunakan fitur WhatsApp Web untuk masuk dengan kode enam digit. Saat korban mengetikkan kode tersebut, sesi web yang dikendalikan pelaku otomatis aktif, sehingga akun bisa diambil alih.

    “Kami melihat kontes online dengan sistem voting saat ini sangat populer, dan ini dimanfaatkan oleh pelaku untuk mengeksploitasi kepercayaan pengguna,” ujar Tatyana Shcherbakova, Web Content Analyst di Kaspersky, dikutip dari Mirror, Kamis (25/9/2025).

    Dengan kombinasi rekayasa sosial dan antarmuka palsu yang meyakinkan, pelaku mencuri data sensitif lewat partisipasi pengguna.

    Kaspersky merekomendasikan beberapa langkah untuk mencegah pembajakan akun WhatsApp, antara lain mengaktifkan verifikasi dua langkah, memastikan keaslian situs web sebelum memasukkan data pribadi.

    Perusahaan asal Rusia itu juga merekomendasikan agar pengguna tidak pernah membagikan kode verifikasi, serta menggunakan perangkat lunak keamanan terpercaya untuk memblokir tautan berbahaya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]