Perusahaan: Kaspersky

  • Indonesia Nomor Satu, Ramai Diserbu Penipu Asing Kuras Rekening

    Indonesia Nomor Satu, Ramai Diserbu Penipu Asing Kuras Rekening

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ancaman ransomware menyebar luas dan makin mengkhawatirkan. Pada tahun 2031, ransomware diprediksi akan merugikan korban sebesar US$265 miliar (Rp 4.343 triliun) per tahun, menurut laporan dari Cybersecurity Ventures.

    Berasal dari tahun 1980-an, ransomware adalah bentuk malware yang digunakan penjahat siber untuk mengunci file di komputer seseorang dan meminta tebusan uang untuk membukanya.

    Pertengahan 2024 lalu, Indonesia mendapat serangan ransomware yang melumpuhkan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Firma keamanan siber Kapersky mengungkap serangan ransomware memang banyak menargetkan bisnis di kawasan Asia Tenggara.

    Indonesia menjadi wilayah dengan angka serangan tertinggi dibandingkan negara-negara tetangga. Tercatat ada 32.803 serangan ransomware terhadap Indonesia yang terdeteksi dan berhasil diblokir pada paruh pertama tahun 2024.

    Diikuti oleh Filipina dengan 15.208 serangan ransomware dan Thailand dengan 4.841 kasus. Malaysia berada di posisi keempat dengan 3.920 serangan berbahaya, kemudian Vietnam dengan 692 serangan, dan Singapura dengan 107 serangan.

    Ancaman yang ditimbulkan oleh ransomware bergantung pada varian virusnya. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah ada dua kategori utama ransomware yakni ransomware locker yang memengaruhi fungsi dasar komputer, dan ransomware crypto yang membuat file individual tetap terenkripsi.

    Serangan siber ini semakin canggih dengan kemunculan tren Ransomware-as-a-Service (RaaS), di mana pelaku kejahatan siber dapat membeli malware sesuai kebutuhan mereka.

    Menurut Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, hal ini membuka banyak kemungkinan bagi pelaku kejahatan siber untuk membuat serangan mereka lebih efektif mengonfigurasi opsi penyebaran jaringan dan fungsi penghentian pertahanan.

    “Menjadi lebih berbahaya jika penyerang memiliki kredensial istimewa yang valid pada infrastruktur yang ditargetkan,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (16/1/2025).

    Untuk itu, sangat penting bagi bisnis untuk mempertimbangkan teknologi keamanan siber yang memberikan efektivitas anti-ransomware absolut dalam pengujian pihak ketiga. Karena tidak semua solusi keamanan siber dibuat sama.

    Cara Terhindar dari Serangan Ransomware

    1. Amankan Layanan dari Jarak Jauh

    Hindari mengekspos layanan desktop jarak jauh (RDP, MSSQL) ke jaringan publik. Gunakan kata sandi kuat, autentikasi dua faktor, dan aturan firewall.

    2. Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala

    Bisnis perlu memastikan semua perangkat memiliki pembaruan terbaru untuk menutup celah kerentanan.

    3. Backup Data Secara Rutin

    Gunakan strategi pencadangan offline secara berkala. Pastikan Anda dapat mengaksesnya dengan cepat dalam keadaan darurat saat dibutuhkan.

    4. Tingkatkan Edukasi Karyawan

    Pelatihan keamanan siber dapat membantu mencegah kesalahan manusia.

    Demikian tips agar terhindar dari serangan ransomware yang bisa menguras rekening. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

  • Hati-hati Selfie Pegang KTP, Rekening Bisa Langsung Dibobol

    Hati-hati Selfie Pegang KTP, Rekening Bisa Langsung Dibobol

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu proses verifikasi saat mendaftar akun di platform online adalah selfie sambil memegang KTP. Hal ini untuk memastikan identitas yang didaftarkan sesuai dengan pemegang akun.

    Namun, timbul pertanyaan soal keamanan metode verifikasi menggunakan selfie pegang KTP. Menurut Kaspersky, permintaan selfie dengan KTP memang menimbulkan dilema, sebab memiliki risiko keamanan.  

    Kapersky menyoroti soal transparansi, sebab mayoritas masyarakat tidak benar-benar tahu bagaimana perusahaan menyimpan dan memroses data yang dikumpulkan.

    Biasanya, perusahaan akan meyakinkan pengguna dengan mengatakan pengelolaan dan penyimpanan data dilakukan dengan serius dan sangat hati-hati.

    Namun, kata-kata seperti itu tak cukup menjelaskan proses internal yang sebenarnya. Padahal, foto selfie dengan kartu identitas ini adalah data kunci yang bisa disalahgunakan oknum penjahat siber. 

    Penipu dapat membuka perusahaan atas nama Anda dan melakukan transaksi keuangan secara tidak bertanggung jawab. Penipu juga bisa mendaftarkan kartu SIM menggunakan identitas Anda untuk melanggar hukum dengan berbagai cara. Anda bisa saja diminta bertanggung jawab atas kerugian yang tidak disebabkan oleh diri Anda sendiri.

    “Penjahat siber telah lama menjual serangkaian foto dan video orang yang memegang lembaran kertas putih seukuran dokumen standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati standar prosedur KYC (Know Your Customer). Apabila mereka mendapatkan foto selfie asli dengan kartu identitas [paspor atau KTP]. Itu adalah tambang emas,” menurut Kaspersky dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (15/1/2025).

    Cara Mengurangi Risiko Penipuan

    Meskipun ada risiko terhadap praktik foto dengan kartu identitas, pengguna tetap bisa melakukannya, tetapi dengan cara yang lebih hat-hati. Nah, berikut ini Kaspersky bagikan tips mengurangi risiko tersebut:

    1. Pelajari kebijakan privasi perusahaan. Sebelum mengirim selfie dengan kartu identitas, cari tahu semua yang Anda bisa tentang perusahaan tersebut.

    Periksa di mana dan oleh siapa data Anda akan diproses, berapa lama data tersebut akan disimpan, dan apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan kepada penegak hukum, pihak ketiga, atau bahkan ke negara lain.

    2. Selidiki riwayat kebocoran data perusahaan. Jika ada, cari tahu sudah berapa kali kasus kebocoran data terjadi. Lalu informasi seperti apa yang bocor. Dan bagaimana perusahaan menanggapi pelanggaran tersebut/

    Anda dapat mengetahuinya menggunakan kueri penelusuran seperti Company_Name data leaks, atau Company_Name data breaches.

    3. Tambahkan watermark ke selfie Anda. Ini dapat dilakukan dengan mudah di HP menggunakan editor foto bawaan untuk melapisi teks semi-transparan, atau dengan menggunakan aplikasi yang bisa diunduh secara gratis.

    Dengan cara ini, meskipun foto tersebut bocor, akan jauh lebih sulit bagi penjahat siber untuk menggunakannya jika mendaftar ke layanan lain.

    4. Hapus swafoto segera setelah mengirim jika perangkat Anda tidak memiliki perlindungan. Jangan lupa, jika memungkinkan segera hapus foto selfie Anda dari pesan Anda dan dari folder Recently Deleted di HP.

    5. Periksa riwayat kredit Anda secara berkala. Tanyakan kepada bank Anda untuk mengetahui cara mendapatkan pemberitahuan segera tentang perubahan pada riwayat kredit Anda. Dan jangan pernah memberikan data pribadi Anda untuk imbalan uang.

    Demikian beberapa tips agar terhindar dari risiko penipuan yang dapat menguras rekening Anda gara-gara selfie sambil pegang KTP. Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

  • 5 Tren Dark Web 2025, Grup Ransomware Terpecah Makin Kecil dan Sulit Dilacak

    5 Tren Dark Web 2025, Grup Ransomware Terpecah Makin Kecil dan Sulit Dilacak

    Bisnis.com, JAKARTA – Tren di pasar dark web diprediksi kian dinamis sepanjang 2025. Laporan teranyar Kaspersky memperkirakan sedikitnya ada 5 tren baru yang muncul di pasar dark web pada 2025.

    Pertama, migrasi dari Telegram ke forum dark web. Kendatipun terjadi lonjakan aktivitas kejahatan dunia maya di Telegram pada 2024, komunitas bayangan diperkirakan akan beralih kembali ke forum dark web.

    Riset Kaspersky menyebut saluran Telegram semakin banyak dilarang, sebagaimana dilaporkan oleh administratornya, yang mendorong migrasi ini.

    Kedua, peningkatan operasi penegakan hukum tingkat tinggi terhadap kelompok kejahatan siber. Tahun ini dinilai merupakan periode penting dalam perang melawan kejahatan siber tingkat tinggi di dunia.

    Para ahli Kaspersky mengantisipasi bahwa tahun 2025 akan membawa peningkatan penangkapan dan penindakan infrastruktur dan forum kelompok kejahatan dunia maya yang mendapat publisitas.

    Sebagai tanggapan atas keberhasilan operasi tahun 2024, para pelaku ancaman cenderung mengubah taktik mereka, bermigrasi ke forum khusus undangan.

    Ketiga, fragmentasi kelompok ransomware. Kelompok ransomware dapat terpecah menjadi unit-unit yang lebih kecil dan independen, sehingga lebih sulit dilacak. Desentralisasi ini memungkinkan penjahat dunia maya untuk beroperasi lebih fleksibel sambil tetap berada di bawah radar firma penegak hukum dan keamanan dunia maya.

    Keempat, pencuri dan penguras kemungkinan akan melihat peningkatan promosi melalui model Malware-as-a-Service. Selain itu, berbagai data dan kredensial yang dicuri dengan penggunaan jenis malware ini diperkirakan akan semakin banyak dijual di forum bayangan.

    Kelima, meningkatnya lanskap ancaman di Timur Tengah. Kawasan ini menyaksikan peningkatan hacktivisme yang didorong oleh ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung. Apabila, ketegangan ini tidak mereda tahun ini, hacktivisme diperkirakan kian meningkat.

    Lebih jauh, para ahli Kaspersky mengantisipasi peningkatan berkelanjutan dalam serangan ransomware di Timur Tengah, mengingat jumlah korban ransomware meningkat dari rata-rata 28 per setengah tahun pada 2022-2023 menjadi 45 pada paruh pertama 2024.

    Untuk melindungi diri dari malware pencuri data, kebocoran, dan aktivitas terkait dark web lainnya, individu disarankan untuk menggunakan solusi keamanan komprehensif di semua perangkat.

    Solusi ini membantu mencegah infeksi dan memperingatkan pengguna akan potensi bahaya. Di sisi lain, bisnis harus secara proaktif memantau dark web untuk mencari tanda-tanda aktivitas kejahatan dunia maya yang dapat mengancam aset perusahaan.

  • Waspada! Malware Penguras Aset Kripto Tumbuh 135%, Tebar Phising

    Waspada! Malware Penguras Aset Kripto Tumbuh 135%, Tebar Phising

    Bisnis.com, JAKARTA – Para pemain aset kripto diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan dunia maya. Sebab, malware penguras kripto atau crypto drainers berkembang pesat di pasar dark web selama 3 tahun terakhir.

    Mengutip laporan Kaspersky, jumlah utas dark web yang membahas penguras kripto meningkat sebesar 135%, dari hanya 55 pada 2022, menjadi 129 pada 2024.

    Para ahli Kaspersky Digital Footprint Intelligence menjelaskan penguras kripto adalah jenis malware yang muncul sekitar 3 tahun lalu dan dirancang untuk mengelabui korbannya agar mengizinkan transaksi penipuan untuk mencuri dana dari dompet mereka.

    Metode umum yang digunakan mulai dari airdrop palsu, situs phishing, ekstensi browser berbahaya, penipuan melalui iklan, kontrak pintar berbahaya, sampai dengan pasar nonfungible token atau NFT palsu.

    Pakar keamanan Kaspersky Digital Footprint Intelligence Alexander Zabrovsky mengatakan dalam utas tersebut penjahat dunia maya membahas berbagai topik, mulai dari jual beli jenis perangkat lunak berbahaya ini hingga menyusun tim untuk pendistribusian, dan seterusnya.

    “Mengingat tren ini, minat pelaku kejahatan siber terhadap penguras kripto dan serangan terkait kemungkinan akan terus tumbuh pada tahun 2025,” kata Zabrovsky dikutip Bisnis dari keterangan resmi Kaspersky, Senin (13/1/2024).

    Di satu sisi, lanjutnya, para antusias kripto harus lebih waspada dari sebelumnya serta mengadopsi langkah-langkah keamanan kripto yang kuat. Di sisi lain, perusahaan harus fokus pada edukasi pelanggan dan karyawan, sambil secara aktif memantau kehadiran daring penjahat siber untuk mengurangi risiko serangan yang berhasil.

    Lebih lanjut dia menjelaskan para penguras kripto sering kali menggunakan taktik rekayasa sosial untuk mencuri dana. Mereka mungkin mengeksploitasi merek dompet dan bursa yang terkenal untuk memikat korban agar mengungkapkan informasi dompet mereka atau melakukan transaksi.

    Mencari penyebutan merek secara berkala di mesin pencari, media sosial, dan pasar adalah hal yang penting. Apabila ada situs phishing atau penipuan yang teridentifikasi, situs tersebut dapat segera ditutup, sehingga mencegah calon korban jatuh di perangkat penipuan ini.

    Untuk melindungi diri dari malware, individu disarankan untuk menggunakan solusi keamanan komprehensif di semua perangkat. Solusi ini membantu mencegah infeksi dan memperingatkan pengguna akan potensi bahaya.

    Di sisi lain, bisnis harus secara proaktif memantau dark web untuk mencari tanda-tanda aktivitas kejahatan dunia maya yang dapat mengancam aset perusahaan.

  • Kaspersky: Serangan Phishing Berbasis AI Semakin Canggih, Pengalaman Semata Tidak Lagi Cukup! – Page 3

    Kaspersky: Serangan Phishing Berbasis AI Semakin Canggih, Pengalaman Semata Tidak Lagi Cukup! – Page 3

    Di penghujung tahun 2024, Kaspersky melaporkan skema phishing baru secara khusus menargetkan akun bisnis di Facebook.

    Menggunakan email mengatasnamakan Meta for Business, hacker mengklaim halaman bisnis pengguna melanggar aturan karena memuat konten terlarang.

    agar akun tidak diblokir, padahal tujuan sebenarnya adalah mencuri akses akun mereka.

    Mengutip laporan Kaspersky, Senin (30/12/2024), serangan ini mulai terdeteksi sejak 14 Desember dan menjangkau pengguna Facebook di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Pasifik.

    Salah satu teknik membuat modus ini berbahaya adalah penggunaan Facebook Messenger untuk simulasi komunikasi resmi, sehingga korban lebih mudah terjebak.

    Ciri-Ciri Penipuan

    Email dikirim dari domain mencurigakan yang bukan milik Facebook.
    Tautan dalam email mengarahkan pengguna ke halaman Facebook Messenger palsu.
    Pelaku menciptakan akun menyerupai tim dukungan resmi Facebook untuk menipu korban.

  • Waspada Telegram Palsu, Akun Bisa Langsung Dibobol

    Waspada Telegram Palsu, Akun Bisa Langsung Dibobol

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telegram jadi modus baru penipuan online. Para penipu akan membuat tawaran Telegram Premium palsu untuk mendapatkan informasi akun para korbannya.

    Laporan Kaspersky menyebutkan sejumlah modus terkait Telegram Premium. Pakar keamanan perusahaan, Olga Svistunova menjelaskan penipuan ini terdeteksi dilakukan secara global, karena menggunakan beberapa bahasa tertentu.

    “Skema phishing yang memanfaatkan topik Telegram Premium telah diamati dalam beberapa bahasa, yang menunjukkan bahwa para pelaku beroperasi secara global. Bahkan jika penipuan ini belum mencapai wilayah tertentu, ada kemungkinan mereka akhirnya bisa sampai ke sana,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (9/1/2025).

    Salah satu modusnya adalah penipu akan mengirimkan pesan yang seakan berasal dari orang di kontak korbannya. Kemungkinan akun Telegram itu sudah diretas sebelumnya.

    Pesan akan berisi tawaran hadiah langganan Telegram Premium. Terdapat link phishing di bagian bawah pesan yang meminta masuk ke Telegram.

    Saat kode dipindai atau memasukkan kredensial, maka jadi gerbang masuk para pelaku. Mereka akan bisa masuk ke akun korban dan mengakses detil login, password, dan autentikasinya.

    Modus lain adalah mengirimkan link palsu ke dalam email korban. Tawarannya masih sama yakni mendapatan langganan Telegram Premium, namun harus ikut dalam sejumlah langkah dengan masuk ke situs tertentu yang sebenarnya adalah web phishing.

    “Oleh karena itu, selama musim liburan, sangat penting untuk tetap berhati-hati dan skeptis terhadap penawaran yang tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Selain itu, pastikan pengaturan keamanan dan privasi Telegram Anda mutakhir, dan perangkat Anda memiliki solusi keamanan yang kuat,” kata Svistunova.

    Kaspersky juga membagikan tips untuk terhindar dari modus Telegram Palsu. Berikut langkah-langkahnya:

    1. Periksa ulang link yang dikirimkan, termasuk alamat yang disematkan pad hyperlink

    2. Verifikasi link dari kontak

    3. Berlangganan layanan melalui kanal resmi

    4. Aktifkan autentikasi dua faktor untuk melindungi akun saat telah disusupi orang tak dikenal

    5. Memahami metode yang digunakan pelaku kejahatan siber

    6. Gunakan aplikasi resmi dari sumber yang resmi

    (fab/fab)

  • Phishing hingga Deepfake: Begini Cara Penjahat Siber Memanfaatkan AI – Page 3

    Phishing hingga Deepfake: Begini Cara Penjahat Siber Memanfaatkan AI – Page 3

    Di penghujung tahun 2024, Kaspersky melaporkan skema phishing baru secara khusus menargetkan akun bisnis di Facebook.

    Menggunakan email mengatasnamakan Meta for Business, hacker mengklaim halaman bisnis pengguna melanggar aturan karena memuat konten terlarang.

    agar akun tidak diblokir, padahal tujuan sebenarnya adalah mencuri akses akun mereka.

    Mengutip laporan Kaspersky, Senin (30/12/2024), serangan ini mulai terdeteksi sejak 14 Desember dan menjangkau pengguna Facebook di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Pasifik.

    Salah satu teknik membuat modus ini berbahaya adalah penggunaan Facebook Messenger untuk simulasi komunikasi resmi, sehingga korban lebih mudah terjebak.

    Ciri-Ciri Penipuan

    Email dikirim dari domain mencurigakan yang bukan milik Facebook.
    Tautan dalam email mengarahkan pengguna ke halaman Facebook Messenger palsu.
    Pelaku menciptakan akun menyerupai tim dukungan resmi Facebook untuk menipu korban.

  • Hati-Hati, Modus Phishing Baru Targetkan Pelaku Bisnis di Media Sosial – Page 3

    Hati-Hati, Modus Phishing Baru Targetkan Pelaku Bisnis di Media Sosial – Page 3

    Selain itu, ada indikasi bahwa ini merupakan halaman fan page, namun tak diperhatikan saat calon korban ada di situasi stres tinggi akibat dituding menyebarkan konten ilegal.

    Manajer Grup Perlindungan Ancaman Email di Kaspersky, Andrey Kovtun, mengungkapkan, pada 2025 pihaknya mengantisipasi adanya peningkatan serangan yang memanfaatkan rekayasa sosial dan kepercayaan pengguna pada platform utama.

    “Penipuan seperti ini menjadi lebih canggih karena penyerang berusaha meniru layanan resmi secara mendetail,” kata dia.

  • Waspada! Hacker Pakai Modus Baru untuk Tipu Akun Bisnis di Facebook – Page 3

    Waspada! Hacker Pakai Modus Baru untuk Tipu Akun Bisnis di Facebook – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Di penghujung tahun 2024, Kaspersky melaporkan skema phishing baru secara khusus menargetkan akun bisnis di Facebook.

    Menggunakan email mengatasnamakan Meta for Business, hacker mengklaim halaman bisnis pengguna melanggar aturan karena memuat konten terlarang.

    Dalam pesan tersebut, korban kejahatan siber diarahkan untuk memberikan klarifikasi agar akun tidak diblokir, padahal tujuan sebenarnya adalah mencuri akses akun mereka.

    Mengutip laporan Kaspersky, Senin (30/12/2024), serangan ini mulai terdeteksi sejak 14 Desember dan menjangkau pengguna Facebook di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Pasifik.

    Salah satu teknik membuat modus ini berbahaya adalah penggunaan Facebook Messenger untuk simulasi komunikasi resmi, sehingga korban lebih mudah terjebak.

    Ciri-Ciri Penipuan

    Email dikirim dari domain mencurigakan yang bukan milik Facebook.
    Tautan dalam email mengarahkan pengguna ke halaman Facebook Messenger palsu.
    Pelaku menciptakan akun menyerupai tim dukungan resmi Facebook untuk menipu korban.

    Tips Melindungi Akun Anda

    Aktifkan autentikasi dua faktor pada akun Anda.
    Waspadai notifikasi masuk mencurigakan dan periksa sumbernya.
    Gunakan kata sandi yang kuat dan unik, serta pengelola kata sandi untuk menyimpannya.
    Selalu periksa alamat situs sebelum memasukkan kredensial.
    Pastikan perangkat Anda dilindungi oleh software keamanan andal.

    Peningkatan Serangan di 2025

    Andrey Kovtun, Manajer Grup Perlindungan Ancaman Email di Kaspersky, memperingatkan serangan phishing akan semakin canggih di tahun 2025. Penipu akan terus memanfaatkan kepercayaan pengguna pada platform besar seperti Facebook.

    Jangan lengah, laporkan email mencurigakan ke tim dukungan resmi, dan segera perbarui kata sandi jika merasa akun Anda telah disusupi. Langkah kecil ini bisa melindungi Anda dari ancaman besar di dunia digital.

  • Tips Menghindari Penipuan Bisnis di Medsos

    Tips Menghindari Penipuan Bisnis di Medsos

    Jakarta: Pakar Kaspersky mengungkapkan penipuan phishing terbaru, yang menargetkan bisnis dalam mempromosikan halaman mereka di Facebook. Penipu mengirim e-mail yang diduga atas nama Meta for Business, platform Facebook untuk bisnis, dengan klaim halaman pengguna berisi konten terlarang.
     
    Melansir dari Antara, e-mail itu menyarankan pengguna memberikan penjelasan supaya akun dan halaman mereka bisa dibuka blokirnya. Kemungkinan besar, tujuan utama penyerang ialah mendapatkan akses ke akun bisnis pengguna.
     
    Menurut data anonim Kaspersky, e-mail semacam itu mulai menjangkau pengguna pada 14 Desember 2024. Menurut data tersebut, keluhan datang dari berbagai organisasi di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Pasifik.
     

     

    Kaspersky menyarankan sejumlah hal agar terlindungi dari serangan tersebut, sebagai berikut:
     
    1. Selalu gunakan autentikasi
    Langkah pertama, selalu gunakan autentikasi dua faktor dan perhatikan baik-baik notifikasi tentang upaya masuk yang mencurigakan.
     
    2. Kata sandi
    Selanjutnya ialah pastikan semua kata sandi kuat dan unik. Untuk membuat dan menyimpannya, disarankan gunakan pengelola kata sandi.
     
    3. Selalu periksa alamat halaman
    Kemudian, disarankan untuk periksa secara seksama alamat halaman yang meminta kredensial akun. Apabila terdapat sedikit saja kecurigaan itu situs palsu, jangan memasukkan kata sandi.
     
    4. Beri perlindungan andal
    Terakhir ialah disarankan melengkapi semua perangkat kerja dengan perlindungan andal yang akan memberi peringatan bahaya sebelumnya dan memblokir tindakan malware dan ekstensi browser.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)