Perusahaan: Instagram

  • Pendaftaran Magang Nasional Batch 3 Dibuka, Targetkan 25 Ribu Peserta

    Pendaftaran Magang Nasional Batch 3 Dibuka, Targetkan 25 Ribu Peserta

    Jakarta

    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) resmi membuka pendaftaran Program Pemagangan Nasional Batch III bagi lulusan baru (fresh graduate) perguruan tinggi. Pendaftaran dibuka mulai Kamis, 4 Desember 2025 hingga Minggu, 7 Desember 2025 secara daring melalui kanal resmi maganghub.kemnaker.go.id.

    Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas) Kemnaker, Darmawansyah mengajak lulusan periode 1 Desember 2024 hingga 30 November 2025 untuk segera mendaftar dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata yang dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing.

    “Pada Batch III ini, kami menargetkan 25 ribu peserta magang. Batch ini khusus dibuka bagi lulusan perguruan tinggi periode 1 Desember 2024 hingga 30 November 2025,” ujar Darmawansyah dalam keterangannya, Kamis (4/12/2025).

    Berdasarkan data Dashboard Pemagangan Nasional Batch III, tercatat 37.510 lowongan magang yang dibuka oleh penyelenggara dari sektor pemerintah maupun perusahaan. Rinciannya, kementerian/lembaga membuka 8.949 lowongan untuk 4.351 posisi, sementara perusahaan membuka 28.571 lowongan untuk 11.918 posisi. Total posisi magang yang tersedia mencapai 16.269 posisi.

    Timeline Magang Nasional 2025 Batch 3 Foto: Dok. Instagram Kemnaker

    Sementara itu, Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Ditjen Binalavotas Kemnaker, Surya Lukita Warman menjelaskan tentang tahapan program Batch III.

    Sebagaimana diketahui, Program Pemagangan Nasional dirancang pemerintah untuk menjembatani lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja. Peserta akan menjalani magang selama enam bulan dan menerima uang saku setara Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

    Selain itu, peserta mendapatkan perlindungan sosial berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK). Program ini merupakan inovasi terbaru yang pertama kali dilaksanakan di masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    (anl/ega)

  • Meta Hapus Akun Remaja di Bawah 16 Tahun Jelang Aturan Baru Australia

    Meta Hapus Akun Remaja di Bawah 16 Tahun Jelang Aturan Baru Australia

    Liputan6.com, Jakarta – Meta mulai menonaktifkan akun pengguna Instagram, Facebook, dan Threads yang diketahui berusia di bawah 16 tahun di Australia. Kebijakan ini diumumkan pada November 2025 dan akun mereka mulai ditutup pada 4 Desember 2025.

    Kebijakan tersebut berdampak pada sekitar 150 ribu akun Facebook serta 350 ribu akun Instagram terdampak proses penertiban ini. Threads ikut terdampak karena hanya dapat diakses lewat akun Instagram.

    Namun larangan ini diterapkan lebih cepat dari larangan resmi penggunaan media sosial bagi anak, berlaku pada 10 Desember 2025. Perusahaan juga menghadapi denda hingga AUD 49,5 juta (USD 33 juta, £25 juta) atau sekitar Rp 550 miliar, jika mereka gagal mengambil langkah untuk menghentikan anak-anak di bawah usia 16 tahun yang sudah memiliki akun.

    Juru bicara Meta menjelaskan kepada BBC pada Kamis (4/12/2025), proses penyesuaian tidak berlangsung instan.

    “Kepatuhan terhadap hukum, memerlukan tahapan berkelanjutan dan bersifat kompleks,” ujarnya.

    “Meskipun Meta berkomitmen untuk mematuhi hukum, kami yakin diperlukan pendekatan yang lebih efektif, terstandarisasi, dan menjaga privasi,” perusahaan menambahkan.

    Meta menilai pemerintah mengharuskan toko aplikasi untuk perlu menerapkan verifikasi usia pengguna saat mengunduh aplikasi dan memperkuat pengawasan untuk anak di bawah usia 16 tahun.

    Kesempatan Unduh Data dan Verifikasi Ulang

    Perusahaan memastikan pengguna yang akunnya akan dinonaktifkan tetap diberi waktu untuk menyimpan seluruh postingan, pesan, dan video mereka sebelum ditutup.

    Sementara itu, remaja yang merasa salah teridentifikasi sebagai pengguna di bawah 16 tahun dapat mengajukan ulang dengan mengirimkan video selfie atau dokumen identitas resmi.

    Aturan baru ini bukan hanya menargetkan platform milik Meta, tetapi juga sejumlah layanan lain seperti YouTube, X, TikTok, Snapchat, Reddit, Kick, dan Twitch.

  • Ingin Kurus Tapi Doyan Gorengan? Menkes: Makan 3-4 Biji Saja Harus ‘Dibayar’ Lari 5 Km

    Ingin Kurus Tapi Doyan Gorengan? Menkes: Makan 3-4 Biji Saja Harus ‘Dibayar’ Lari 5 Km

    Jakarta

    Menteri Kesehatan mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan pola makan, terutama saat terbiasa mengonsumsi gorengan tinggi kalori, tetapi rendah gizi. Menkes mencontohkan satu potong gorengan saja bisa berkontribusi besar pada kenaikan berat badan bila tidak diimbangi aktivitas fisik.

    “Tahu nggak kalau kita makan satu gorengan seperti ini, kalorinya 100 sampai 150 kalori. Dan biasanya nggak bikin kenyang. Aku jamin kalian pasti makannya kayak aku dulu, nggak cukup satu biji, minimal tiga atau empat. Enak banget,” bebernya dalam akun Instagram pribadi, seperti dilihat detikcom Kamis (4/12/2025).

    Menurut Menkes, banyak orang tidak menyadari menyantap tiga gorengan berarti menandakan masuknya 300 hingga 450 kalori, setara dengan satu porsi makan siang lengkap.

    Perlu dicatat, kalori dari gorengan tidak mudah dibakar tanpa aktivitas fisik yang cukup. Sebagai pria yang memiliki bobot tubuh 70 kg, Menkes menyebut kalori dari mengonsumsi tiga gorengan bahkan perlu ‘dibakar’ dengan lari 5 kilometer untuk menyeimbangkan energi yang masuk.

    “Wah, untuk orang dengan berat badan seperti saya, itu harus lari 5 kilo. Bahkan gara-gara makan cuma satu gorengan, saya mesti treadmill 15 menit,” katanya.

    Ia menegaskan keluhan berat badan naik sering kali berasal dari pola makan harian yang tidak disadari, khususnya makanan berlemak tinggi seperti gorengan.

    “Yang suka ngeluh berat badannya naik terus, habis makannya gorengan sih.”

    Menkes mengimbau masyarakat mulai membatasi gorengan dan menata pola makan sesuai pedoman Isi Piringku, seperti berikut:

    1. Setengah Piring Berisi Sayur dan Buah

    Setengah piring terdiri dari:

    Sayur-sayuran (lebih banyak)

    Buah-buahan

    Sayur memberi serat, vitamin, mineral, dan membantu kenyang lebih lama.

    Buah melengkapi kebutuhan vitamin dan antioksidan.

    2. Seperempat Piring Karbohidrat

    Setengah dari sisa piring atau seperempat piring adalah makanan pokok, seperti:

    nasi

    roti

    mie

    kentang

    singkong, ubi

    Disarankan memilih sumber karbohidrat kompleks atau berserat.

    3. Seperempat Piring Protein

    Seperempat piring lainnya diisi lauk berprotein:

    ikan

    ayam

    telur

    tahu-tempe

    daging

    kacang-kacangan

    Protein membantu perbaikan sel, kekebalan, dan menjaga massa otot.

    4. Minum Air Putih

    Anjuran 8 gelas per hari atau sesuai kebutuhan tubuh.

    5. Batasi Gula, Garam, dan Lemak

    Gula: maksimal 4 sendok makan/hari

    Garam: maksimal 1 sendok teh/hari

    Lemak: maksimal 5 sendok makan/hari

    (naf/kna)

  • Cerita Siska, "Single Parent" yang Bertahan dari Teror Pinjol Ilegal
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Cerita Siska, "Single Parent" yang Bertahan dari Teror Pinjol Ilegal Megapolitan 4 Desember 2025

    Cerita Siska, “Single Parent” yang Bertahan dari Teror Pinjol Ilegal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di sebuah kamar kontrakan, sebuah ruang kecil yang menjadi saksi bagaimana hidup Siska (bukan nama sebenarnya) berubah drastis.
    Di dalam kontrakan tersebut, perempuan berusia 32 tahun itu pernah menghabiskan malam-malam panjang tanpa tidur. Hanya menatap ponselnya yang bergetar puluhan kali setiap jam.
    Setiap getaran adalah ancaman. Setiap nada dering adalah ketakutan.
    Dan semua itu bermula dari keputusan yang ia ambil dalam keadaan terdesak.
    Siska yang merupakan orangtua tunggal harus menafkahi keluarga dari hasil membantu di warung milik tetangganya.
    Uang yang ia dapatkan hanya cukup untuk membeli beras satu liter dan sebungkus mi.
    Sementara, slip tagihan listrik sudah menumpuk, ditemani pesan WhatsApp dari ibu kos yang mulai menagih kontrakan dua bulan tertunggak.
    Sebagai orangtua tunggal, ia hidup dari hari ke hari. Tak ada suami, tak ada keluarga lain yang bisa rutin membantu.
    Yang ada hanya seorang anak kecil yang masih membutuhkan biaya sekolah.
    Dalam tekanan seperti itu, pikirannya buntu.
    Siska kembali mengingat momen yang membuatnya akhirnya menekan tombol “ajukan pinjaman”.
    “Kebutuhan rumah tuh numpuk, listrik mau diputus, kontrakan nunggak dua bulan. Ya akhirnya saya nekat cari pinjaman biar bisa nutup dulu yang mendesak,” kata Siska kepada
    Kompas.com,
    Senin (1/12/2025).
    Saat itu, kontrakan menjadi hal paling genting.
    Keputusan itu, bagi Siska, seperti mencari udara di tengah tenggelam.
    Dengan ponselnya, ia mulai menjelajah aplikasi. Lalu matanya terpaku pada sebuah iklan yang berseliweran di Instagram.
    “Lagi
    scroll
    HP sambil rebahan, muncul tuh iklan yang bilang
    ‘langsung cair, tanpa ribet’
    . Saya klik karena penasaran,” kata dia.
    Di titik itu, ia belum mengenal perbedaan antara
    pinjol
    legal dan ilegal. Yang ia lihat hanya satu hal: solusi instan.
    Prosesnya mudah, malah terlalu mudah.
    “Prosesnya cepet banget. Enggak pake foto KTP yang ribet, cuma
    selfie
    sama isi-isi data,” jelas dia.
    Pinjaman pertama cair: Rp 1 juta.
    “Buat bayar kontrakan dan sebagian buat beli sembako,” ujar dia.
    Namun, yang tampak sebagai pertolongan, justru membuka pintu ke jurang yang jauh lebih gelap.
    Dalam tujuh hari, kondisi berubah. Tagihan datang dengan jumlah yang membuatnya terpaku. Bunga, biaya administrasi, dan potongan lain membuat nilai pengembalian melonjak.
    “Tiba-tiba pas mau bayar kok jumlahnya lebih besar,” kata Siska.
    Rasanya seperti pukulan bertubi-tubi.
    Dalam putus asa, ia mengikuti saran teman yang justru semakin menjerumuskannya.
    “Terus ada temen bilang,
    ‘udah, minjem lagi di aplikasi lain buat nutup yang pertama’.
    Dari situ lah mulai gali tutup lubang,” kata dia.
    Hari demi hari, aplikasi lain datang menghampiri. Satu jadi dua, dua jadi lima.
    “Enggak kerasa. Tiap mau jatuh tempo saya minjam yang lain terus,” kata dia.
    Siska sempat mencoba berhenti, namun tekanan yang datang dari para penagih membuatnya merasa tak punya pilihan.
    “Pernah, Mas. Tapi begitu satu jatuh tempo, mereka neleponin terus. Jadi saya panik lagi. Ya sudah minjem lagi. Rasanya kayak lingkaran setan,” ucap dia.
    Apa yang awalnya terasa sebagai solusi, berubah menjadi mimpi buruk.
    Dalam hitungan hari, ponsel Siska menjadi alat penyiksa.
    Nomor tak dikenal muncul terus menerus—dalam negeri, luar negeri, hingga nomor yang baru dibuat.
    “Nelepon sampai 60 kali sehari pernah, kadang dari nomor luar negeri. WA juga
    spam,”
    kata dia.
    Percakapan-percakapan itu masih membekas dalam kepalanya. Bahkan kini, suara notifikasi saja bisa membuat tubuhnya kaku.
    Namun, yang paling menghancurkan adalah teror visual dan ancaman kriminalisasi.
    “Pernah tuh mereka kirim foto KTP saya yang mereka edit-edit, bilang saya mau ditangkap polisi. Terus ada yang bilang mau dateng ke rumah. Saya sampe gemeteran baca pesannya,” ujar dia.
    Tak hanya dirinya yang menjadi sasaran. Para penagih itu menyasar keluarganya, bahkan tetangganya.
    “Mereka juga sebar berita ke tetangga, bilang saya kabur bawa uang,” kata Siska.
    Tekanan psikologis itu berdampak langsung pada kesehatan fisik.
    Dan ada satu kalimat yang tak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya. Kala para penagih mengancam keselamatan anak semata wayangnya.
    “Waktu mereka ngomong mau ngejemput paksa anak saya. Padahal anak saya masih SD. Saya langsung nangis kejer,” ujar dia.
    Dalam situasi itu, Siska pernah merasa dikepung dari segala sisi. Ia tak tahu harus melarikan diri ke mana.
    Ia akhirnya menceritakan semuanya kepada sang adik, orang pertama yang ia percaya.
    “Dia kaget banget dan marahin saya, tapi Dia bilang kita cari jalan sama-sama,” kata Siska.
    Dari pengakuan itu, Siska mulai merasakan titik terang. Untuk pertama kalinya, ia tak lagi memikul beban itu sendirian.
    Malam itu, ia dan adiknya berbicara panjang—tentang ketakutan, rasa malu, dan rasa bersalah yang terus menghantuinya.
    Adiknya mencoba menenangkannya, memastikan bahwa apa yang terjadi bukan sepenuhnya kesalahannya, dan bahwa ada jalan keluar meski tampak gelap.
    Dukungan itulah yang mendorongnya mencari pertolongan lebih jauh.
    “Adik saya akhirnya nyuruh saya lapor ke lembaga bantuan. Baru dari situ saya mulai ngerti kalau saya bukan satu-satunya korban,” katanya.
    Meski begitu, trauma yang tersisa sangat dalam. Hingga kini, membuka ponsel pun terasa seperti menghadapi monster yang siap menerkam.
    “Dua bulan penuh saya matiin HP siang malam. Keluar rumah pun lihat-lihat dulu. Trauma banget,” ucap dia.
    Dalam beberapa tahun terakhir, Pengacara Publik LBH Jakarta, Alif Fauzi melihat pola yang terus berulang.
    Banyak korban meminjam bukan untuk kebutuhan konsumsi, melainkan untuk menutup tagihan dari aplikasi sebelumnya.
    Situasi ini menyerupai pola yang dialami korban judi online, sebuah lingkaran yang tidak pernah benar-benar berhenti.
    Dalam kasus pinjol, cara kerjanya bahkan lebih terstruktur dan eksploitatif.
    “Ini menguatkan adanya praktik yang eksploitatif dalam penyelenggaraan
    pinjaman online
    . Secara posisi hukum, ini juga menunjukkan ketiadaan perlindungan hukum bagi warga negara yang menghadapi masalah pinjaman online,” ujar dia.
    Bagi Alif, para peminjam ini tidak tepat bila dianggap sebagai debitur yang lalai atau ceroboh.
    Mereka lebih tepat dipahami sebagai pihak yang terperangkap dalam sistem yang tidak memberikan ruang aman.
    “Betul bisa (
    korban pinjol
    ), sejauh ini praktik pengambilan data berbasis pada aplikasi yang terinstal (medium ICT/ITE), dan secara sistematis dipindahtangankan kepada pihak
    debt collector
    atau pihak aplikasi yang tidak terdaftar,” jelas Alif.
    Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mereka bukan hanya berhadapan dengan utang yang menumpuk.
    Mereka juga menjadi sasaran perdagangan data, menjadi korban dari mekanisme digital yang merugikan, dan terjebak dalam situasi yang tidak didukung oleh regulasi yang melindungi.
    Menurut Alif, kelompok yang paling mudah terpapar masalah pinjol tidak pernah berubah dari tahun ke tahun.
    Perempuan, terutama ibu rumah tangga, masih menjadi pihak yang paling rentan.
    “Sejauh ini perempuan atau ibu rumah tangga masih menjadi kelompok paling rentan terkena masalah pinjaman online,” kata Alif.
    Beban mengurus keluarga, memenuhi kebutuhan anak, hingga memastikan makanan selalu tersedia membuat mereka berada dalam posisi yang rawan.
    Alif menyampaikan, banyak korban datang dalam kondisi mental yang sudah tertekan.
    Tidak sedikit ibu rumah tangga yang bahkan takut menyentuh ponsel karena telah menerima ratusan pesan ancaman dari penagih.
    Ketika membahas alasan awal seseorang meminjam melalui aplikasi pinjol, Alif melihat polanya hampir selalu sama.
    Tekanan ekonomi menjadi faktor paling kuat. Banyak orang terpaksa mencari dana cepat untuk memenuhi kebutuhan makan, membayar kontrakan, biaya sekolah anak, modal usaha yang terhambat, atau sekadar menutup kewajiban harian.
    “Selain itu, ada juga karena data pribadinya digunakan untuk mengajukan aplikasi pinjaman online,” kata Alif.
    Dalam berbagai kasus, para korban berharap dapat menyelesaikan kebutuhan darurat. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
    Temuan LBH juga menunjukkan bahwa banyak korban pertama kali terpapar pinjol melalui panggilan telepon yang tidak pernah mereka minta.
    “Belakangan banyak aplikasi pinjaman online yang menawarkan pinjaman online melalui telepon dengan nomor yang tidak dikenal,” jelas Alif.
    Setelah itu, tekanan dari debt collector memperkuat lingkaran jebakan yang mulai menjerat mereka.
    “Biaya admin, denda, dan penetapan bunga tidak sesuai standar/regulasi yang ada,” kata Alif.
    Cerita Siska bukan satu-satunya. Di balik iklan “cair cepat tanpa ribet”, ada ribuan korban lain yang hidup dalam tekanan, teror, dan ancaman.
    Sebagian kehilangan pekerjaan.

    Sebagian kehilangan keluarga.

    Sebagian kehilangan keberanian untuk bertemu dunia.
    Dan sebagian, seperti Siska, sedang berusaha kembali berdiri dari kehancuran emosional dan finansial.
    Pinjol ilegal bekerja dengan pola yang sama: memanfaatkan kesulitan ekonomi, memudahkan pinjaman, lalu menjebak dengan bunga, biaya tersembunyi, akses kontak, dan teror sistematis.
    Bagi banyak perempuan, terutama orangtua tunggal dan pekerja informal, jerat ini terasa tak terhindarkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Laporan Strava Ungkap Gen Z Ganti Doomscrolling dengan Keringat

    Laporan Strava Ungkap Gen Z Ganti Doomscrolling dengan Keringat

    Jakarta: Laporan tahunan ke-12 Year In Sport: Trend dari aplikasi gaya hidup aktif global, Strava, yang dirilis pada 3 Desember 2025, menyoroti adanya pergeseran budaya yang signifikan, di mana Generasi Z (Gen Z) secara kolektif mulai meninggalkan kebiasaan pasif seperti scrolling di media sosial atau “doomscrolling” dan beralih fokus ke aktivitas fisik di dunia nyata.

    Dengan menganalisis miliaran aktivitas dari 180 juta pengguna globalnya dan hasil survei terhadap lebih dari 30.000 responden, laporan tersebut menemukan bahwa Gen Z kini memprioritaskan koneksi nyata, kebugaran, dan komunitas.

    Data menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya bergerak lebih banyak, tetapi juga mengalokasikan waktu dan uang mereka untuk kebugaran. Sebanyak 65% Gen Z mengaku terdampak inflasi, namun 30% dari mereka berencana meningkatkan pengeluaran untuk menjaga kebugaran pada tahun 2026.

    Bahkan, prioritas finansial Gen Z sangat jelas: 64% lebih memilih mengalokasikan uang untuk membeli perlengkapan olahraga dibandingkan untuk berkencan. Minat pada kencan aktif pun meningkat, dengan 46% responden menyatakan “boleh banget” menjadikan aktivitas olahraga sebagai pilihan kencan pertama.

    “Sebagai kelompok dengan pertumbuhan tercepat di Strava, kami melihat Gen Z mencari pengalaman nyata, bukan waktu layar yang lebih panjang,” ujar Michael Martin, CEO Strava. Ia menambahkan bahwa lebih dari setengah Gen Z berencana lebih sering menggunakan Strava pada 2026, sementara penggunaan platform lain seperti Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang.

    Meskipun lari tetap menjadi olahraga paling populer di Strava, tren aktivitas lain, seperti berjalan kaki dan latihan beban, menunjukkan pertumbuhan signifikan di kalangan anak muda.

    Lari dan Race: Gen Z 75% lebih sering menjadikan race atau event sebagai motivasi utama berolahraga dibandingkan dengan Gen X.

    Latihan Beban: Gen Z tercatat dua kali lebih mungkin daripada Gen X untuk menjadikan latihan beban sebagai olahraga utama, dengan peningkatan jumlah Gen Z yang berlatih angkat beban untuk membentuk tubuh mencapai 61% lebih banyak dibanding Gen X. Tren ini juga kuat di kalangan perempuan, yang 21% lebih mungkin untuk merekam aktivitas Latihan Beban di Strava pada 2025 dibandingkan laki-laki.

    Komunitas: Jumlah Klub baru di Strava hampir naik empat kali lipat pada 2025, mencapai total 1 juta klub. Klub hiking (5,8x) dan klub lari (3,5x) adalah yang paling pesat pertumbuhannya, menandakan peralihan dari komunitas daring ke pertemuan tatap muka.Pola Aktivitas Unik di Indonesia

    Laporan ini juga mengungkap data menarik dari Indonesia:Wilayah Teraktif: Sulawesi Utara menjadi wilayah paling aktif di Indonesia dengan median langkah harian terbanyak secara nasional (5.392 langkah), disusul Banten (5.342) dan Sulawesi Selatan (5.308).

    Pola Pagi di Yogyakarta: Secara global, kota Yogyakarta dinobatkan sebagai kota dengan pengguna yang paling banyak bergerak di pagi hari, dengan 55,4% aktivitas dilakukan antara pukul 4–7 pagi.

    Gaya Berjalan: Sulawesi Tenggara memimpin sebagai wilayah dengan pejalan kaki tercepat di Indonesia (pace rata-rata 00.12.37/km), sementara Nusa Tenggara Timur menjadi juara dalam jangkauan jarak rata-rata (3,9 km per sesi).

    Dengan tren yang semakin menguat, Gen Z tidak hanya mengubah kebiasaan individu tetapi juga membentuk ulang tatanan sosial, menjadikan aktivitas fisik dan koneksi komunitas sebagai inti dari gaya hidup masa depan.

    Jakarta: Laporan tahunan ke-12 Year In Sport: Trend dari aplikasi gaya hidup aktif global, Strava, yang dirilis pada 3 Desember 2025, menyoroti adanya pergeseran budaya yang signifikan, di mana Generasi Z (Gen Z) secara kolektif mulai meninggalkan kebiasaan pasif seperti scrolling di media sosial atau “doomscrolling” dan beralih fokus ke aktivitas fisik di dunia nyata.
     
    Dengan menganalisis miliaran aktivitas dari 180 juta pengguna globalnya dan hasil survei terhadap lebih dari 30.000 responden, laporan tersebut menemukan bahwa Gen Z kini memprioritaskan koneksi nyata, kebugaran, dan komunitas.
     
    Data menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya bergerak lebih banyak, tetapi juga mengalokasikan waktu dan uang mereka untuk kebugaran. Sebanyak 65% Gen Z mengaku terdampak inflasi, namun 30% dari mereka berencana meningkatkan pengeluaran untuk menjaga kebugaran pada tahun 2026.

    Bahkan, prioritas finansial Gen Z sangat jelas: 64% lebih memilih mengalokasikan uang untuk membeli perlengkapan olahraga dibandingkan untuk berkencan. Minat pada kencan aktif pun meningkat, dengan 46% responden menyatakan “boleh banget” menjadikan aktivitas olahraga sebagai pilihan kencan pertama.
     
    “Sebagai kelompok dengan pertumbuhan tercepat di Strava, kami melihat Gen Z mencari pengalaman nyata, bukan waktu layar yang lebih panjang,” ujar Michael Martin, CEO Strava. Ia menambahkan bahwa lebih dari setengah Gen Z berencana lebih sering menggunakan Strava pada 2026, sementara penggunaan platform lain seperti Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang.
     
    Meskipun lari tetap menjadi olahraga paling populer di Strava, tren aktivitas lain, seperti berjalan kaki dan latihan beban, menunjukkan pertumbuhan signifikan di kalangan anak muda.
     
    Lari dan Race: Gen Z 75% lebih sering menjadikan race atau event sebagai motivasi utama berolahraga dibandingkan dengan Gen X.
     
    Latihan Beban: Gen Z tercatat dua kali lebih mungkin daripada Gen X untuk menjadikan latihan beban sebagai olahraga utama, dengan peningkatan jumlah Gen Z yang berlatih angkat beban untuk membentuk tubuh mencapai 61% lebih banyak dibanding Gen X. Tren ini juga kuat di kalangan perempuan, yang 21% lebih mungkin untuk merekam aktivitas Latihan Beban di Strava pada 2025 dibandingkan laki-laki.
     
    Komunitas: Jumlah Klub baru di Strava hampir naik empat kali lipat pada 2025, mencapai total 1 juta klub. Klub hiking (5,8x) dan klub lari (3,5x) adalah yang paling pesat pertumbuhannya, menandakan peralihan dari komunitas daring ke pertemuan tatap muka.Pola Aktivitas Unik di Indonesia
     
    Laporan ini juga mengungkap data menarik dari Indonesia:Wilayah Teraktif: Sulawesi Utara menjadi wilayah paling aktif di Indonesia dengan median langkah harian terbanyak secara nasional (5.392 langkah), disusul Banten (5.342) dan Sulawesi Selatan (5.308).
     
    Pola Pagi di Yogyakarta: Secara global, kota Yogyakarta dinobatkan sebagai kota dengan pengguna yang paling banyak bergerak di pagi hari, dengan 55,4% aktivitas dilakukan antara pukul 4–7 pagi.
     
    Gaya Berjalan: Sulawesi Tenggara memimpin sebagai wilayah dengan pejalan kaki tercepat di Indonesia (pace rata-rata 00.12.37/km), sementara Nusa Tenggara Timur menjadi juara dalam jangkauan jarak rata-rata (3,9 km per sesi).
     
    Dengan tren yang semakin menguat, Gen Z tidak hanya mengubah kebiasaan individu tetapi juga membentuk ulang tatanan sosial, menjadikan aktivitas fisik dan koneksi komunitas sebagai inti dari gaya hidup masa depan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (MMI)

  • Di Hari yang Sama Tinjau Bencana Sumatera, Zulhas dan Rombongan Politisi PAN Hadiri Pesta Pernikahan di Padang

    Di Hari yang Sama Tinjau Bencana Sumatera, Zulhas dan Rombongan Politisi PAN Hadiri Pesta Pernikahan di Padang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Aksi para politisi Partai Amanat Nasional (PAN) saat meninjau bencana di Sumatera menuai sorotan. Kunjungan itu dilakukan pada Minggu (30/11/2025) di Sumatera Barat.

    Mereka adalah Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Umum PAN sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani. Serta sejumlah politisi partai itu seperti Verrel Bramasta, EKo Patrio, dan Uya Kuya.

    Belakangan terungkap, selain meninjau bencana. Rombongan kader PAN itu juga menghadiri pernikahan anak dari salah satu petinggi PAN di Padang, Sumatera Barat.

    Dia adalah Indah Arista, putri bungsu H Arisal Aziz. Salah satu petinggi PAN yang juga pemilik perusahaan PT Indah Logistik Cargo.

    Resepsi tersebut bersamaan dengan kedatangan Zulhas dan rombongan di Sumatera. Tepatnya pada 30 November 2025.

    Momen para rombongan tersebut menghadiri resepsi, fotonya tersebar di media sosial. Salah satunya diunggah Instagram @noise_talks.

    Terlihat di foto tersebut, Zulhas bersama Eko Patrio, Zita Anjani, Verrel Bramasta, hingga Uya Kuya duduk di satu meja bundar.

    Di foto lain, rombongan berfoto di pelaminan bersama dua mempelai. Mereka Tampak senyum sumringah.
    (Arya/Fajar)

  • PLN: Daerah Terdampak Banjir di Sibolga dan Tapteng Kambali Teraliri Listrik

    PLN: Daerah Terdampak Banjir di Sibolga dan Tapteng Kambali Teraliri Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim Recovery PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Padang Sidempuan berhasil memulihkan listrik di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, pada Rabu (3/12/2025).

    Kelistrikan di wilayah tersebut pulih setelah sejumlah infrastruktur rusak imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pekan lalu.

    Dari video yang diunggah akun Instagram @el.dafi, terlihat petugas operator menghitung mundur sebelum menyalakan sistem operasi kelistrikan di central control room (CCR) Gardu Induk Sibolga.

    “Detik-detik Gardu Induk Sibolga berhasil di-energized pasca banjir dan longsor. Tim Recovery PLN UPT Padang Sidempuan akhirnya sukses memulihkan listrik untuk wilayah Sibolga-Tapteng dan sekitarnya setelah berhari-hari berjuang di lapangan,” tulis keterangan dari akun tersebut, dikutip Kamis (4/12/2025).

    Dari video tersebut juga terlihat listrik di rumah dan jalanan telah menyala dengan baik. Jangkauan distribusi kelistrikan untuk warga berhasil dipulihkan oleh PLN.

    Pemulihan listrik ini dinilai berhasil karena adanya kolaborasi antar sektor. Pemerintah, TNI, Polri, dan PLN bergerak bersama memastikan penanganan darurat berjalan efektif agar layanan kelistrikan untuk masyarakat terdampak pulih kembali.

    “Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat, TNI, Polri, Damkar, PT Agincourt, dan seluruh personel PLN yang tak kenal lelah. Kalian luar biasa!” tulis keterangan video.

    PLN terus mengebut pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Sibolga, Sumatra Utara, dan Aceh.

    Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa akses jalan darat yang mulai terbuka di Sibolga mempermudah pemulihan infrastruktur kelistrikan yang rusak akibat banjir dan longsor.

    Jangkauan distribusi kelistrikan untuk warga Sibolga berhasil diperluas. Perbaikan infrastruktur kelistrikan bisa dipercepat, dan secara bertahap, aliran listrik dipulihkan kembali.

    “Alhamdulillah, perjuangan tim PLN di lapangan untuk warga Sibolga mendapat kemudahan, yaitu mulai terbukanya akses jalan di Sibolga yang tadinya terputus. Tim PLN berhasil memperluas jangkauan distribusi kelistrikan untuk warga Sibolga,” kata Darmawan Prasodjo melalui siaran pers, Rabu (3/12/2025).

    Berkat terbukanya akses jalan darat hingga km 38, PLN berhasil memperbaiki kembali menara jaringan tegangan rendah yang sempat diterjang longsor.

    Untuk membantu aktivitas sehari-hari warga terdampak banjir, PLN juga mengumpulkan genset dan lampu darurat dari berbagai daerah untuk dikirim ke Sibolga.

    Sementara itu, dalam memulihkan kelistrikan di Aceh, PLN turut melibatkan TNI. Truk-truk dan helikopter TNI dikerahkan untuk mengangkut material infrastruktur kelistrikan lantaran akses ke sejumlah titik masih sulit ditembus.

  • Tak Sanggup Lagi, Korbannya Luar Biasa

    Tak Sanggup Lagi, Korbannya Luar Biasa

    GELORA.CO — Banjir di Kabupaten Aceh Utara kian memprihatinkan hingga membuat Bupati Ismail A Jalil, menangis saat konferensi pers di posko penanggulangan banjir, Rabu (3/12/2025). Dengan suara bergetar, dia mengakui pemerintah daerah tidak lagi mampu menangani skala bencana yang meluluhlantakkan hampir seluruh wilayah.

    Ismail menceritakan banyak warga terjebak banjir. Bahkan dirinya sempat terperangkap banjir hampir 2 malam.

    “Tidak sanggup, korbannya luar biasa. Pusat tidak ada perhatian. Coba kita buka mata hati kita, coba kita lihat masyarakat. Saya terjebak dalam air hampir 2 malam tidak keluar. Banyak masyarakat kita kelaparan. Kekuatan kita tidak ada, kita hanya ada beras,” ujarnya sambil menyeka airmata dalam video yang diunggah akun Instagram @sekilasaceh dikutip Rabu (4/12/2025).

    Bupati menyebut pemerintah daerah sudah berusaha maksimal. Namun kemampuan Aceh Utara terbatas untuk menangani bencana berskala besar. 

    “Kami sudah berusaha maksimal. Pemkab Aceh Utara telah mengirim surat resmi kepada Presiden untuk meminta percepatan bantuan. Bantuan yang dibutuhkan termasuk logistik besar, peralatan evakuasi, dan tenaga tambahan,” katanya.

    Lebih mengkhawatirkan, bupati mengungkap adanya temuan jenazah yang belum dapat dievakuasi. Kondisi medan yang parah membuat proses pencarian sulit dilakukan. Laporan warga yang masuk melalui voice note menunjukkan angka korban terus bertambah.

    “Di Kecamatan Langkahan masih banyak mayat. Kabupaten Aceh Utara memiliki 27 kecamatan, cuma 2 kecamatan yang tidak kena habis. Tapi sampai hari ini mayat-mayat belum habis ditemukan,” ucapnya.

    Situasi kemanusiaan semakin mendesak di pengungsian. Ribuan warga kekurangan makanan, obat-obatan, dan selimut. Banjir Aceh Utara kini memasuki fase kritis dan pemerintah pusat didesak turun tangan segera

  • Seruan Taubat Ekologis Gus Baha dan Cak Imin Sebagai Panggilan Moral

    Seruan Taubat Ekologis Gus Baha dan Cak Imin Sebagai Panggilan Moral

    GELORA.CO -Seruan taubat ekologi di tengah maraknya bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa Provinsi Sumatera Utara, Barat dan Aceh mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan. 

    Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar menjadi tokoh yang paling lantang menyerukan pentingnya pertaubatan ekologis sebagai sikap moral kolektif untuk menghentikan laju kerusakan lingkungan.

    Di saat yang sama, publik kembali menyorot pesan keagamaan dari ulama karismatik KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha terkait pentingnya menjaga alam. 

    Sebuah video berdurasi 2 menit 30 detik yang kembali viral di media sosial memperlihatkan Gus Baha menguraikan ayat-ayat Al-Qur’an yang memperingatkan manusia agar tidak congkak dan tidak merusak bumi.

    Video yang diunggah akun Instagram nahdliyyinbersatu itu langsung menjadi rujukan banyak pihak, mengingat relevansinya dengan situasi Indonesia saat ini.

    Dalam video tersebut, Gus Baha menafsirkan pesan kuat dari Surat Al-Mulk (Tabarak) ayat 17, yang mengingatkan manusia tentang bahaya besar akibat kerusakan alam.

    “Kenapa surat Tabarak spesial? Di situ manusia diingatkan oleh Allah Ta’ala: Kok kamu hidup di bumi tenang-tenang saja, bisa saja bumi ini tamur. Tamur itu likuifaksi, bumi bergelombang, bergeliat, lalu menimpa manusia,” jelas Gus Baha dalam video tersebut dikutip Kamis, 4 Desember 2025.

    Ia juga mengingatkan potensi bencana lain seperti benda langit yang bisa jatuh ke bumi, serta bagaimana tanah bisa kehilangan kemampuan menyerap air akibat perilaku manusia. Semua itu, kata Gus Baha, menunjukkan betapa pentingnya manusia berhati-hati dalam mengelola lingkungan.

    “Dengan peringatan Allah seperti ini, orang disuruh hati-hati mengelola bumi. Makanya saya senang kalau ada gerakan-gerakan menyelamatkan bumi. Kata ulama, takhallaqu bi akhlaqillah—berakhlaklah seperti akhlaknya Allah,” tambahnya.

    Lebih jauh, Gus Baha mengutip ayat lain tentang karakter orang yang merusak lingkungan:

    “Allah mengkritik orang yang jahat dan tidak baik. Firman-Nya: Ciri utama orang tidak baik itu yang merusak tanaman, merusak tumbuhan, dan merusak populasi,” ungkapnya.

    Maka dari itu, seruan kolektif dari para tokoh, baik dari unsur politik maupun keagamaan, menegaskan bahwa taubat ekologi bukan sekadar slogan religius, melainkan panggilan moral untuk mengubah cara pandang terhadap alam. Di tengah meningkatnya frekuensi bencana, kesadaran ekologis menjadi agenda mendesak bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

  • Apple Music Replay 2025 Rilis Lebih Awal dari Spotify Wrapped, Pengguna Bisa Lihat Rekap Musik Setahun Ini

    Apple Music Replay 2025 Rilis Lebih Awal dari Spotify Wrapped, Pengguna Bisa Lihat Rekap Musik Setahun Ini

    Liputan6.com, Jakarta – Apple baru saja meluncurkan rekap tahunan di aplikasi Apple Music, lebih cepat dari jadwal biasanya dan lebih awal ketimbang Spotify Wrapped.

    Fitur rekap tahunan ini sudah langsung tersedia di dalam aplikasi Apple Music, dan pengguna bisa menemukan rangkuman musik selama setahun dengan lebih mudah.

    Apple Music Replay tahun ini tampil lebih detail. Pengguna kini bisa melihat artis yang paling sering didengar, lagu paling sering diputas, genre paling dominan, sampai total waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan musik.

    Tak hanya itu, perusahaan berbasis di Cupertino tersebut juga menampilkan statistik lain membantu pengguna memahami kebiasaan mereka di Apple Music.

    Ambil contoh Replay bulanan, ringkasan tahunan dari tahun sebelumnya, serta playlist Replay All Time berisi lagu paling sering diputas sejak pertama kali menggunakan layanan ini.

    Seperti Spotify Wrapped, pengguna juga bisa memamerkan hasil tangkapan layar statistik artis dan lagu apa saja yang didengar selama setahun ini ke platform media sosial (medsos) seperti TikTok atau Instagram.

    Apple juga mengumumkan, lagu teratas tahun 2025 di Apple Music adalah “APT” dari Rose dan Bruno Mars. Kendrick Lamar dan SZA menyusul di posisi kedua dengan “luther.” 

    Lady Gaga dan Bruno Mars melengkapi tiga besar dengan “Die With A Smile.” Posisi keempat diraih oleh “Not Like Us” dari Kendrick Lamar, dan Billie Eilish di posisi kelima dengan “Birds of a Feather.”