Perusahaan: Instagram

  • 5 Fakta Polda Metro Bongkar Rencana Aksi Rusuh dan Sita Bom Molotov

    5 Fakta Polda Metro Bongkar Rencana Aksi Rusuh dan Sita Bom Molotov

    Jakarta

    Polda Metro Jaya menangkap 3 pria yang diduga penghasut rencana aksi rusuh di Jakarta. Dari tangan pelaku, polisi menyita bom molotov.

    Pelaku berinisial BDM, TSF, dan YM. Pelaku diduga merencanakan aksi kerusuhan pada Desember ini di Jakarta. Berikut fakta-faktanya:

    3 Pelaku Rencanakan Aksi Rusuh di Jakarta

    Kasus ini terungkap berdasarkan patroli Direktorat Siber Polda Metro Jaya lalu ditindaklanjuti oleh Satgas Penegakan Hukum. Para tersangka diduga merencanakan dan mengajak untuk melakukan kerusuhan pada aksi unjuk rasa yang akan digelar di Jakarta pada bulan ini.

    “Pengancaman melalui media sosial, merencanakan aksi kerusuhan di wilayah DKI serta pembuatan bom molotov,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam konferensi pers, Senin (8/12/2025).

    “Polda Metro Jaya hadir dalam upaya penegakan hukum menjaga keteraturan sosial sehingga tindakan ini dilakukan gunanya untuk menciptakan rasa aman dan tertib di Polda Metro Jaya,” tuturnya.

    Pelaku Siapkan Bom Molotov

    Wadir Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus menambahkan, para tersangka ditangkap di tiga wilayah, yakni di Jakarta Pusat, Bekasi, dan Bandung. Polisi juga menyita barang bukti, termasuk bom molotov yang akan digunakan saat kerusuhan.

    “Rencana untuk membuat rusuh, ada beberapa molotov yang disiapkan untuk tujuan tersebut,” kata AKBP Fian.

    Polisi menyita enam bom molotov yang diduga hendak digunakan saat kerusuhan. Selain molotov, polisi menyita ponsel milik para tersangka yang digunakan untuk melakukan penghasutan hingga masker gas respirator.

    Peran 3 Pelaku

    Kasubdit III AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung menjelaskan kasus terungkap setelah penyidik Ditressiber melakukan patroli siber. Saat itu didapati unggahan teror di Instagram @bahanpeledak dengan latar belakang foto Wisma DPR.

    “Menampilkan kalimat pengancaman dengan kalimat ‘kita adalah bayang-bayang yang kalian takuti dan kita adalah teror’. Kemudian story berikutnya adalah, ‘Wisma lo udah gue teror kali aja kantor lo mau gue teror juga’,” kata Rafles.

    Polisi lalu melakukan pengembangan dan menangkap admin akun tersebut berinisial BDM di Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu (7/12) dini hari. Polisi juga menyita bom molotov dari pelaku.

    “Dari hasil pemeriksaan terhadap saudara BDM dan berdasarkan bukti-bukti yang ada yaitu 6 botol yang dirakit untuk menjadi bom molotov dan chatting-an di platform session,” tuturnya.

    Polisi melakukan pengembangan dan mengamankan TSF di hari yang sama di Pondok Melati, Kota Bekasi. Berdasarkan penyelidikan, BDM mengaku membuat molotov atas pesanan TSF. Polisi menyita masker gas respirator hingga ponsel dari TSF.

    “Jadi pelaku menggunakan platform session bahwa saudara BDM membuat bom Molotov atas permintaan dari saudara TSF. Saya ulangi, saudara TSF yang sebelumnya melakukan pertemuan di kegiatan pasar gratis di Bilangan Benhil sekitar bulan September 2025,” tuturnya.

    Kasubdit IV Ditres Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon menambahkan, tersangka YM ditangkap di Bandung, Jawa Barat (Jabar). Dia ditangkap setelah mengunggah postingan yang berisikan bahan peledak untuk aksi rusuh nantinya.

    “Pada saat dilakukan penangkapan di TKP di Bandung, kita menemukan juga beberapa alat, yaitu berupa bom molotov yang sudah disiapkan untuk melakukan aksi rusuh, dan didukung beberapa data dokumen elektronik dari handphone dan akun media sosial yang dikuasai oleh pelaku,” tuturnya.

    Jaringan Penghasut Aksi Rusuh di Jakarta Bakal Diusut

    Polda Metro Jaya masih melakukan pengembangan terhadap upaya penghasutan aksi unjuk rasa rusuh ini. Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menegaskan untuk mengusut jaringan lain yang terlibat.

    “Kami tegaskan di sini bahwa sesuai dengan arahan bapak Kapolda Metro Jaya, kami akan terus melakukan pengembangan terjadap jaringan kelompok rusuh ini,” kata Wadir Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus.

    Berdasarkan penyelidikan sementara, motif ketiga pelaku yakni BDM, TSF dan YM hanya untuk membuat aksi unjuk rasa berlangsung rusuh. Polda Metro, kata Fian, masih melakukan pengembangan termasuk pelaku lain yang terlibat.

    “Berdasarkan bukti elektronik yang ada motifnya mereka hanya membuat rusuh, kemudian apakah satu jaringan itu masih kita dalami. Kemudian kelompok atas atas apakah sudah teridentifikasi? itu sedang kami dalami juga,” kata dia.

    “Sampai dengan saat ini kami sedang mendalami bukti bukti yang ada, yang sudah kami kumpulkan berdasarkan hasil penangkapan, penggeledahan dan penyitaan yang dilakukan penyidik di TKP,” imbuhnya.

    Saat ini ketiganya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Mereka dijerat dengan Pasal 45 ayat 8 Jo Pasal 27 B ayat (1) dan atau Pasal 45B Jo Pasal 29 Undang-Undang ITE dan/atau Pasal 335 KUHP dan/atau Pasal 336 KUHP.

    Polda Metro Ungkap Penangkapan Langkah Mitigasi

    Polda Metro menegaskan penangkapan dilakukan sebagai upaya mitigasi. Langkah ini, kata polisi, adalah upaya metigasi.

    “Pengungkapan ini untuk dilakukan dalam hal penegakan hukum menjaga DKI Jakarta tetap aman tertib dan kondusif. Dari unggahan medsos ajakan provokasi untuk melakukan aksi kerusuhan di wilayah DKI Jakarta sehingga dilakukan upaya mitigasi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi.

    Budi mengatakan para pelaku juga menyiapkan bom molotov untuk aksi rusuh. Hal itu, kata Budi, dapat membahayakan pelaksanaan aksi nantinya.

    Wadir Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus menambahkan, penindakan ini semata-mata untuk memastikan keamanan. Dia menegaskan tidak ada pembungkaman masyarakat yang hendak menyampaikan pendapat di muka umum.

    “Polda Metro Jaya tidak pernah membungkam aksi demokrasi dalam bentuk penyampaian pendapat di muka umum. Pelayanan Polda Metro Jaya dalam penyampaian pendapat masyarakat tersebut adalah salah satu bentuknya, yaitu memberikan perlindungan kepada masyarakat yang melaksanakan demo, agar terhindar dari aksi-aksi anarkis yang memanfaatkan situasi demo yang damai dan membuat menjadi situasi demo yang rusuh,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (lir/lir)

  • ‘Menyiksa’ Baterai 7000 mAh dari Menonton Video hingga Main Game!

    ‘Menyiksa’ Baterai 7000 mAh dari Menonton Video hingga Main Game!

    Liputan6.com, Jakarta – Redmi 15 menunjukkan performa impresif dalam pengujian, terutama berkat baterai jumbo 7000 mAh yang menjadi salah satu daya tarik utamanya.

    Xiaomi mengklaim teknologi anoda silikon–karbon yang digunakan pada sistem Xiaomi Surge Battery mampu memberikan daya tahan lebih dari dua hari dalam pemakaian normal.

    Dalam pengujian penggunaan harian, Redmi 15 diklaim mampu bertahan hingga 46 jam untuk panggilan suara dan 29 jam untuk konsumsi konten digital. Bahkan ketika baterai berada di level 1 persen, perangkat masih bisa melakukan panggilan selama 64 menit atau bertahan hingga 10 jam dalam mode siaga.

    Kemampuan baterainya juga tetap konsisten meski berada di kondisi ekstrem. Pada suhu mencapai -20°C, Redmi 15 masih mampu memutar video selama 14 jam dan melakukan panggilan hingga 7 jam. Ketahanan baterai jangka panjangnya juga teruji, di mana setelah 1.600 siklus pengisian, kapasitas baterai diklaim masih berada di atas 80 persen.

    Untuk pengisian daya, perangkat ini dibekali fast charging 33W serta fitur reverse charging 18W yang memungkinkan Redmi 15 digunakan sebagai powerbank bagi perangkat lain.

    Hasil uji performa yang dilakukan tim Tekno Liputan6.com juga menunjukkan hasil impresif. Dengan penggunaan campuran–termasuk bermain game, menonton YouTube, mengakses TikTok, dan Instagram–baterai dari 79 persen hanya turun 14 persen setelah dua jam lebih.

    Gambar di atas menunjukkan total penggunaan dari kombinasi bermain game, menonton video, dan aktivitas lainnya. 

    Hasil di atas menunjukkan pengaturan game Mobile Legends bisa mencapai performa ultra.

    Gambar di atas menunjukkan hasil pengaturan game PUBG bisa mencapai performa tinggi.

    Dari sisi temperatur, Redmi 15 relatif tidak mudah panas selama pemakaian seharian atau pun saat bermain game. Performa game seperti Mobile Legends dan PUBG juga berjalan stabil dengan frame rate tinggi.

    Pengalaman visual turut ditingkatkan melalui layar besar 6,9 inci dengan refresh rate 144Hz yang membuat aktivitas bermain game, menonton video, hingga scrolling terasa lebih mulus dan imersif. Panel beresolusi FHD+ juga memberikan tampilan warna yang kaya dan ketajaman memadai.

    Dari sisi audio, Redmi 15 telah mendukung Hi-Res Audio dan Dolby Atmos, dengan tingkat volume yang dapat ditingkatkan hingga 200 persen. Fitur ini membuat suara terdengar lebih lantang dan tetap jelas saat digunakan untuk hiburan maupun panggilan suara.

    Dengan kombinasi baterai super tahan lama, performa stabil, serta layar lega, Redmi 15 tampil sebagai perangkat yang menarik untuk pengguna yang mengutamakan daya tahan dan kenyamanan multimedia.

  • Hampir seluruh wilayah Jakarta diprediksi hujan Selasa sore

    Hampir seluruh wilayah Jakarta diprediksi hujan Selasa sore

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar wilayah DKI Jakarta diguyur hujan pada Selasa sore.

    Berdasarkan akun Instagram resmi BMKG @infobmkg pada Selasa, wilayah Jakarta Barat, Jakarta Jakarta Pusat dan Jakarta Utara diprediksi akan diselimuti awan tebal sejak pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.

    Hujan diperkirakan mulai turun di wilayah-wilayah tersebut mulai pukul 16.00 hingga 19.00 WIB dan mereda pada 22.00 WIB.

    Kemudian, awan tebal juga diprediksi menyelimuti wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mulai pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.

    Jakarta Selatan diprakirakan mengalami hujan petir pada pukul 16.00 WIB, sementara Jakarta Timur hanya dilanda hujan ringan pada waktu tersebut. Awan tebal kembali menutupi kedua wilayah tersebut mulai pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.

    Sementara di Kepulauan Seribu, hujan petir diperkirakan terjadi pada pukul 07.00 WIB dan perlahan berubah menjadi hujan dengan intensitas ringan pada pukul 10.00 WIB.

    Selanjutnya, pada siang hari pukul 13.00 hingga malam hari pukul 22.00 WIB, awan tebal diprakirakan menyelimuti wilayah tersebut.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Zulhas, Political Selfie, dan Literasi Visual Publik
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Desember 2025

    Zulhas, Political Selfie, dan Literasi Visual Publik Nasional 8 Desember 2025

    Zulhas, Political Selfie, dan Literasi Visual Publik
    Pengamat Komunikasi Politik dan Sosiologi Media
    VIDEO
    dan foto kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di lokasi banjir bandang Sumatera beredar luas di berbagai platform. Ia tampak memanggul karung beras, melangkah di tengah genangan, dengan kamera yang terus mengikuti setiap gerakan. Potongan lain memperlihatkan ia ikut membersihkan rumah warga terdampak banjir.
    Paket visual ini dengan cepat diberi label “
    pencitraan
    ” dan “akting” oleh banyak warganet. Setelahnya, unggahan dan pemberitaan itu direspons dengan kalimat sinis, kritis dan skeptis. Di mata para pengkritik, adegan memanggul beras dan menyapu lumpur itu tampak lebih mirip set pengambilan gambar daripada kerja darurat di tengah krisis.
    Tak ayal, perang klaim antara “turun langsung membantu” dan kecurigaan “sekadar pencitraan” menjadi sumbu polemik. Semua terjadi di tengah bencana yang skalanya jauh dari ringan. Pertanyaan utama tak pelak langsung mendera benak publik, bukan hanya apakah
    Zulkifli Hasan
    tulus atau tidak ketika memanggul karung beras.
    Yang lebih krusial, apakah praktik pejabat yang mengemas kehadiran di lokasi bencana sebagai materi visual ini dapat dipahami sebagai
    political selfie
    dalam pengertian yang dikaji di banyak negara. Bila ya, kita perlu menimbang dampaknya bagi korban, bagi kualitas demokrasi, dan bagi cara negara memaknai kehadiran di tengah bencana.
    Achilleas Karadimitriou dan Anastasia Veneti (2016) menyebut
    political selfie
    sebagai “image event” baru di medan komunikasi politik digital. Menurut mereka, ada empat fungsi utama
    political selfie
    , yaitu menghasilkan materi visual sendiri di luar filter redaksi, menciptakan rasa intim, menjadi alat branding politik, dan menarik perhatian media.
    Dalam kerangka ini, selfie bukan lagi foto spontan, melainkan bagian dari strategi permanen membangun citra. Dengan demikian,
    political selfie
    adalah momen ketika tubuh politisi dan kamera sengaja dipertemukan untuk tujuan politik, bukan sekadar dokumentasi.
    Melalui perspektif ini, video karung beras tampak sangat pas dengan anatomi
    political selfie
    . Materi visualnya diambil dari akun Instagram resmi @zul.hasan yang sepenuhnya dikelola tim. Sudut pengambilan gambar menonjolkan beban di pundak dan kedekatan fisik dengan warga, membangun kesan pemimpin yang “turun tangan”. Dari sana, potongan gambar diangkat ulang oleh media daring dan menjadi berita. Ini mengunci frame: menteri pekerja keras hadir di tengah lumpur banjir.
    Penelitian Mireille Lalancette dan Vincent Raynauld (2017, 2019) tentang Instagram Justin Trudeau menunjukkan pola serupa. Selfie dan potret santai sang perdana menteri dipakai untuk menjual citra pemimpin muda, dekat, dan hangat. Isu kebijakan hadir sebagai latar naratif, bukan pusat gambar.
    Penelitian ini menemukan bahwa logika “viral” dan estetika positif dalam membentuk persepsi publik sering kali menutupi konflik kebijakan yang jauh lebih kompleks.
    Studi lain tentang
    selfie journalism
    di pemilu Siprus (Papathanassopoulos et al., 2018) menunjukkan hampir seluruh selfie politisi yang dianalisis menggambarkan momen positif dan emosional, dengan konteks politik yang minim.
    Selfie menjadi alat mobilisasi kesan, bukan penjelasan kebijakan. Pola ini tampak berulang di banyak negara ketika kampanye dan kerja pemerintahan melebur dalam satu arus konten yang mengumbar visual dramatis. Di titik itu, bencana alam menyediakan panggung yang sangat “fotogenik” bagi politisi.
    Lebih jauh, Jeremiah Morelock dan Felipe Narita (2021) meyakini masyarakat sekarang hidup dalam
    society of the selfie
    , di mana promosi diri menjadi logika dasar yang merembes ke hampir semua ruang sosial, termasuk politik dan kebencanaan. Dalam logika ini, tidak cukup hadir dan bekerja, seorang pejabat juga harus terlihat bekerja, sebaik mungkin, dalam format yang mudah dibagikan.
    Bencana lalu berisiko direduksi menjadi panggung yang menyediakan “stok gambar” bagi politisi, alih alih momentum untuk mengakui kegagalan tata kelola dan memperbaikinya.
    Sejalan dengan banyak teoretisi yang mengkaji gejala
    political selfie
    , Kuntsman dan Stein (2017) memperkenalkan gagasan
    selfie citizenship
    untuk menjelaskan bagaimana warga biasa menggunakan selfie sebagai klaim kewargaan. Seturut itu, Butkowski (2023) lewat studi “I voted selfies” menunjukkan bahwa swafoto usai mencoblos dapat menjadi cara warga menegaskan diri sebagai bagian dari komunitas politik yang peduli.
    Dalam kedua kasus ini, selfie mengalir dari bawah ke atas, dari mereka yang lemah kuasa ke ruang publik yang sering mengabaikan suara mereka. Sebaliknya,
    political selfie
    pejabat di tengah bencana bergerak dari atas ke bawah, dari pemegang kekuasaan kepada warga yang baru kehilangan rumah dan keluarga. Korban tidak benar-benar memiliki kuasa untuk menolak ikut masuk frame, apalagi mengatur bagaimana gambarnya akan digunakan.
    Ketika tubuh mereka hadir sebagai latar yang memperkuat citra empatik pejabat, mereka lebih menjadi properti visual daripada subjek politik yang setara. Di titik ini, adalah krusial mengajukan kriteria etis terkait fenomena
    political selfie
    .
    Pertama, siapakah yang menjadi pusat visual dalam
    political selfie
    di lokasi bencana: wajah pejabatkah atau informasi penting bagi korban? Kedua, apakah warga memiliki cukup ruang aman untuk mengatakan ‘tidak’ untuk difoto, tanpa tekanan simbolik dari aparat, staf, dan suasana resmi? Ketiga, apakah gambar tersebut disertai penjelasan kebijakan yang konkret, atau berhenti pada dramatisasi empati dan ketegasan?
    Jika tiga pertanyaan itu diajukan pada video karung beras, jawabannya mengkhawatirkan. Frame jelas memusatkan tubuh pejabat, sementara korban dan relawan berada di belakang sebagai latar. Mustahil membayangkan pengungsi yang kelelahan berani menolak ketika anggota rombongan menjepret.
    Sudah menjadi tabiat umum bahwa keterangan yang menyertai unggahan lebih banyak bicara tentang kehadiran pemerintah, bukan rincian langkah struktural untuk memulihkan nasib ratusan ribu pengungsi.
    Pembelaan “memanggul beras bukan pencitraan, tetapi tugas pejabat sesuai Undang-Undang Penanggulangan Bencana” tidak cukup menjawab problem ini. Undang-Undang memang mewajibkan pejabat turun membantu, tetapi tidak pernah memerintahkan setiap gerak dijadikan konten yang memusatkan figur pejabat.
    Justru di titik ini, kepekaan terhadap hierarki kuasa dan martabat korban harus menjadi perhatian utama, termasuk dalam keputusan sederhana: siapa yang diundang ke depan kamera, dan untuk tujuan apa.
    Kontroversi
    political selfie
    di Sumatera sebenarnya menunjukkan tumbuhnya literasi visual publik. Ketika warganet cepat mengenali
    staging
    dan simbolisme yang berlebihan, hal itu secara implisit menunjukkan bahwa medan politik layar sudah tidak bisa lagi dianggap ruang pasif yang hanya menghamburkan agenda simbolis.
    Namun literasi ini perlu diarahkan lebih bermakna, agar kritik tidak berhenti di soal gaya, tetapi menyasar juga pola komunikasi kekuasaan yang mereduksi lokasi bencana menjadi panggung citra.
    Ringkasnya, alih-alih sebagai jembatan informasi yang menyejukkan, praktik
    political selfie
    (amat dikhawatirkan) menggeser fokus dari hak korban ke hak pejabat untuk tampil ‘sempurna’ bak pahlawan di layar. Padahal, dalam bencana sebesar ini, ukuran utama seharusnya terletak kepada seberapa jauh kebijakan yang lahir (setelah kamera dimatikan) mampu memulihkan asa korban dan berdampak signifikan terhadap mitigasi bencana ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sudah Bayar DP, Calon Pengantin Cemas Usai Dugaan Penipuan WO Ayu Puspita Terungkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Sudah Bayar DP, Calon Pengantin Cemas Usai Dugaan Penipuan WO Ayu Puspita Terungkap Megapolitan 8 Desember 2025

    Sudah Bayar DP, Calon Pengantin Cemas Usai Dugaan Penipuan WO Ayu Puspita Terungkap
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kekisruhan dugaan penipuan
    Wedding Organizer
    (WO) Ayu Puspita tidak hanya menimpa pasangan pengantin yang gagal menggelar resepsi.
    Sejumlah
    calon pengantin
    yang dijadwalkan menikah tahun depan kini ikut waswas karena sudah terlanjur membayar uang muka.
    Rizki, salah satu calon mempelai yang telah membayar
    down payment
    (DP) untuk pernikahan pada Agustus 2026, mengatakan awalnya tertarik menggunakan jasa WO Ayu Puspita setelah melihat promosi yang gencar di media sosial.
    “Jujur yang membuat tertarik untuk mendatangi (
    test food
    dari WO) adalah iklan mereka promosi di Instagram yang menggiurkan, seperti diskon besar,
    free stall
    beraneka ragam,
    free
    cincin kawin, hingga
    free honeymoon
    ,” ujarnya saat diwawancarai
    Kompas.com
    pada Senin (8/12/2025).
    Kecemasan mulai muncul ketika Rizki melihat kabar di media sosial bahwa salah satu acara pernikahan yang ditangani WO tersebut bermasalah karena tidak tersedianya makanan.
    “Hal itulah yang membuat saya dan pasangan lainnya yang ingin melakukan pernikahan di 2026 merasa tertipu dan khawatir, karena banyak dari kami sudah melakukan DP bahkan hingga lunas payment-nya,” kata Rizki.
    Berdasarkan informasi yang diterimanya dari korban lain, katering untuk acara pernikahan pada Sabtu (6/12/2025) disebut tidak hadir sehingga keluarga pengantin terpaksa membeli makanan dari warung terdekat.
    Tak hanya itu, sejumlah pasangan yang dijadwalkan menikah pada Sabtu (13/12/2025) dan Minggu (14/12/2025) akhirnya membatalkan resepsi dan hanya melangsungkan akad di KUA karena tidak mendapat kepastian layanan.
    Rizki sendiri mengaku sudah membayar sekitar Rp 15 juta, termasuk DP serta termin pertama dan kedua.
    “Teman-teman lainnya banyak yang sudah lunas
    payment
    dari 100–200 juta kemungkinan kerugiannya,” ujarnya.
    Meski belum mengalami kerugian langsung karena jadwal pernikahannya masih tahun depan, Rizki menegaskan hanya menginginkan
    pengembalian dana
    penuh.
     “Untuk
    reschedule
    menggunakan (jasa WO) AP lagi sudah tidak ingin sama sekali, sebab kepercayaan sudah hilang,” katanya.
    Kasus ini pertama kali mencuat setelah seorang perias mengunggah laporan mengenai acara pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, pada Sabtu (6/12/2025).
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” jelas salah seorang korban, Tamay (26), saat dihubungi 
    Kompas.com
    , Minggu (7/12/2025).
    Unggahan itu kemudian mendapat respons dari banyak warganet yang mengaku sebagai korban WO Ayu Puspita. Mereka lantas membuat grup WhatsApp untuk saling bertukar informasi dan mencocokkan kejadian yang dialami.
    Dari percakapan para korban, diketahui bahwa WO tersebut diduga menawarkan paket pernikahan dengan harga yang sangat menggiurkan untuk menarik pelanggan.
    Saat ini, pihak WO Ayu Puspita sudah berada di Mapolres Jakarta Utara bersama para korban yang ingin mendapatkan kejelasan mengenai kasus tersebut.
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk 
    owner
    -nya, semuanya, 
    marketing
    -nya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” ujar Tamay.
    Korban yang acaranya sudah berlangsung dimintai keterangan polisi.
    Sementara itu, calon pengantin yang acaranya belum terlaksana—termasuk Tamay yang berencana menikah pada April 2026—belum dapat diproses secara hukum karena peristiwa penipuannya dianggap belum terjadi.
    “Yang dipanggil orang-orang yang acaranya udah selesai. Kami yang acaranya masih lama enggak bisa diganti (uangnya), karena acaranya belum terjadi. Cuma kan kami meminimalisasi jangan terjadi,” tutur Tamay.
     Beredar pula informasi bahwa pemilik WO Ayu Puspita sempat dibawa ke Mapolda Metro Jaya oleh salah satu keluarga korban. Setelah pemeriksaan selama empat jam, pemilik WO dibebaskan karena disebut telah melakukan negosiasi dengan pihak korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tiga Orang Ditangkap Polisi, Berencana Demo Rusuh 10 Desember
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Tiga Orang Ditangkap Polisi, Berencana Demo Rusuh 10 Desember Megapolitan 8 Desember 2025

    Tiga Orang Ditangkap Polisi, Berencana Demo Rusuh 10 Desember
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tiga pria ditangkap polisi karena diduga merencanakan kerusuhan demo di Jakarta pada Rabu (10/12/2025) mendatang.
    “Mengungkapkan kepada publik kasus tindak pidana pengancaman melalui media sosial merencanakan aksi kerusuhan di wilayah DKI serta pembuatan
    bom molotov
    ,” kata Kabid Humas
    Polda Metro Jaya
    , Kombes Budi Hermanto dalam konferensi pers, Senin (8/12/2025).
    Pengungkapan ini bermula dari patroli siber di media sosial, dan ditemukan akun Instagram @_bahanpeledak_ yang menyampaikan ancaman teror kepada anggota DPR.
    Unggahan itu menunjukkan latar gedung Wisma DPR dengan tulisan, ‘Wisma lo udah gue teror kali aja kantor lo mau gue teror’, Jumat (5/12/2025).
    Pemilik akun, BDM (20), disebut menerima pesanan pembuatan bom molotov oleh pelaku lainnya, TSF (22) sebagai pemegang akun @verdatius yang merencanakan aksi.
    Bom molotov buatan BDM disimpan oleh pelaku lainnya, YM (23) yang dalam unggahannya di akun @catsrebel yang menunjukkan senjata itu dengan tambahan teks seolah sedang bersiap-siap.
    Ketiganya ditangkap di tiga tempat berbeda. BDM ditangkap di Kemayoran, Jakarta Pusat.
    Kemudian TSF di Bekasi, Jawa Barat, sementara YM di Bandung, Jawa Barat.
    Mereka diketahui membicarakan rencana kerusuhan ini melalui aplikasi obrolan bernama Session.
    “Jadi pelaku menggunakan platform Session bahwa saudara BDM membuat bom molotov atas permintaan dari saudara TSF setelah mereka bertemu di kegiatan Pasar Gratis di Benhil sekitar bulan September,” jelas Kasubdit 3 Ditres Siber Polda Metro Jaya AKBP Rafles Langgak dalam kesempatan yang sama.
    Setidaknya ada 6 bom molotov yang belum sempurna yang akan didistribusikan BDM kepada TSF.
    Namun, saat diperiksa, TSF membantah telah memesan bom kepada BDM.
    “Yang bersangkutan tidak mengakui pemesanan bom molotov kepada saudara BDM alias akun bahanpeledak,” kata Rafles.
    Selain ketiga akun tersebut, polisi masih menyelidiki akun-akun lainnya yang diduga mempersiapkan kerusuhan dalam
    unjuk rasa
    .
    “Salah satunya adalah dengan memposting pembuatan bom pipa, merencanakan penyerangan ke kantor polisi, dan menjebak polisi ke tempat yang sudah dipersiapkan,” ujar Rafles.
    Dalam penangkapan ketiganya, diamankan dua ponsel, satu unit laptop, masker gas respirator, pakaian, dan 6 bom molotov.
    Atas perbuatan ketiganya, mereka disangkakan Pasal 45 ayat 8 jo Pasal 27 B ayat (1) dan atau Pasal 45B jo Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 335 KUHP tentang kejahatan terhadap kemerdekaan orang, dan Pasal 336 KUHP tentang pengancaman.
    Ketiganya terancam kurungan pidana penjara paling lama enam tahun dengan denda paling banyak Rp 1 miliar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PN Jakpus Tolak Eksepsi 5 Terdakwa Kasus Demo Akhir Agustus 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    PN Jakpus Tolak Eksepsi 5 Terdakwa Kasus Demo Akhir Agustus 2025 Megapolitan 8 Desember 2025

    PN Jakpus Tolak Eksepsi 5 Terdakwa Kasus Demo Akhir Agustus 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat memutuskan menolak eksepsi yang diajukan oleh lima terdakwa dalam kasus demonstrasi akhir Agustus 2025.
    Kelima terdakwa tersebut sebelumnya didakwa melakukan penyerangan terhadap polisi dan merusak fasilitas umum (fasum) saat aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI akhir Agustus 2025 lalu.
    “Menyatakan keberatan dari terdakwa Muhammad Tegar Prasetya, Ruby Akmal Azizi, Hafif Russel Fadilla, Ananda Aziz Nur Rizqi, Salman Al Faris dan atau penasihat hukumnya tersebut tidak diterima,” ujar Ketua Majelis Hakim dalam sidang putusan sela pada Senin (8/12/2025).
    Sebagai informasi, lima terdakwa tersebut merupakan bagian dari 21 orang terdakwa kasus demonstrasi akhir Agustus 2025.
    Dari 21 orang yang didakwa menyerang aparat kepolisian dan merusak fasum, hanya lima orang di atas yang mengajukan eksepsi.
    Dengan ditolaknya eksepsi tersebut, maka perkara seluruh terdakwa dilanjutkan ke tahap pemeriksaan.
    “Memerintahkan (jaksa) penuntut umum melanjutkan pemeriksaan perkara Nomor: 691/Pid.B/2024/PN.Jkt.Pst atas nama terdakwa 1 sampai dengan 21,” lanjut Ketua Majelis Hakim.
    “Jadi seluruh eksepsi tidak diterima. Dan memerintahkan penuntut umum untuk melanjutkan (pemeriksaan), termasuk (bagi) terdakwa yang tidak ikut eksepsi. Apabila para terdakwa ingin mengajukan Eksepsi, tidak terima, nanti bisa (banding) bersama-sama pokok perkara,” lanjutnya.
    Sebelumnya, sebanyak 21 orang didakwa melakukan penyerangan kepada polisi dan merusak fasum saat demonstrasi akhir Agustus 2025 di Gedung DPR/MPR RI.
    Dakwaan itu dibacakan dalam sidang perdana yang digelar di PN Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2025).
    Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyebutkan, para terdakwa melakukan perusakan berupa menjebol satu bagian pagar DPR/MPR dengan cara memukul besi pagar dan tembok pagar.
    Ada pula yang menggunakan godam dan mesin gerinda untuk menjebol maupun melempar batu, melempar bom molotov, kayu, bambu, dan besi ke arah para anggota kepolisian.
    “Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 170 ayat 1 KUHP,” ujar JPU dalam sidang.
    Yakni 21 terdakwa dianggap menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang dengan sengaja.
    Selain itu, ada tiga alternatif ancaman pidana lain. Pertama, para terdakwa diancam pidana Pasal 212 KUHP juncto Pasal 214 ayat 1 KUHP tentang bersekutu melawan petugas.
    Kedua, ancaman pidana pasal 216 ayat 1 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP tentang tidak mengindahkan peringatan petugas secara bersama-sama.
    Terakhir, para terdakwa diancam pidana dalam Pasal 218 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP tentang sengaja tidak membubarkan diri dari kerumunan setelah diperingatkan petugas.
    Ke-21 terdakwa yang mengikuti persidangan pada Kamis adalah Eka Julian Syah Putra, M Taufik Effendi, Deden Hanafi Fahriyansah, Afri Koes Aryanto, Muhammad Tegar Prasetya, Robi Bagus Triyatmojo, Fajar Adi Setiawan, Riezal Masyudha Ruby Akmal Azizi, dan Hafif Russel Fadilla.
    Lalu ada Andre Eka Prasetio, Wildan Ilham Agustian, Rizky Althoriq Tambunan alias Kewer, Imanu Bahari Solehat alias Ari, Muhammad Rasya Nur Falah, Naufal Fajar Pratama, Ananda Aziz Nur Rizqi, Muhammad Nagieb Abdilah bin. Rohmatullah, Alfan Alfiza Hadzami bin. Mochammad Syamsuri, dan Salman Alfaris.
    Dalam dakwaannya, JPU menjelaskan para terdakwa sebelumnya sudah mendengar, melihat, membaca, maupun menerima informasi ajakan mengikuti aksi demonstrasi dari media sosial baik Instagram, WhatsApp Group, maupun berita online.
    Ajakan itu disebut membuat para terdakwa berinisiatif untuk mendatangi lokasi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR pada 29 Agustus 2025.
    Di sana, para terdakwa melakukan perusahaan terhadap pagar DPR/MPR serta melempari aparat kepolisian dengan batu, bom molotov, kayu hingga besi.
    Seluruh terdakwa masih bertahan di kawasan DPR/MPR RI sampai 30 Agustus 2025.
    Keesokan harinya, 31 Agustus 2025 demonstrasi masih berlanjut dan mangalami ricuh.
    “Minggu dini hari tanggal 31 Agustus 2025, masih terdapat massa unjuk rasa yang berkerumun dan bentrok sehingga menyebabkan terjadinya kerusuhan dan pengrusakan fasilitas umum maupun mengakibatkan luka-luka,” tutur JPU.
    Akhirnya pihak kepolisian melakukan pengamanan terhadap 13 orang dari 21 terdakwa.
    Pengamanan dilakukan di sejumlah titik seperti depan Polda Metro Jaya,
    Flyover
    Semanggi hingga jalan Gatot Subroto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Prabowo Berkunjung ke Pakistan, Disambut Presiden dan PM
                        Nasional

    7 Prabowo Berkunjung ke Pakistan, Disambut Presiden dan PM Nasional

    Prabowo Berkunjung ke Pakistan, Disambut Presiden dan PM
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto berkunjung ke Islamabad, Pakistan, pada Senin (8/12/2025) hingga Selasa (9/12/2025) besok.
    Berdasarkan akun
    Instagram
    Kedubes
    Pakistan
    untuk Indonesia, Prabowo mendarat di Bandara PAF Base Nur Khan, Pakistan, Senin (8/12/2025), disambut langsung oleh Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri (PM) Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif.
    “Ini akan menjadi kunjungan pertama Presiden
    Prabowo ke Pakistan
    . Kunjungan presiden terakhir dari Indonesia dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2018. Kunjungan mendatang ini memiliki makna yang lebih mendalam, karena bertepatan dengan peringatan 75 tahun terjalinnya
    hubungan diplomatik
    antara Pakistan dan Indonesia,” tulis keterangan Kedubes Pakistan untuk Indonesia, Minggu (7/12/2025).
    Menurut keterangan tersebut, kunjungan ini digelar atas undangan PM Pakistan.
    Selama kunjungannya, Prabowo akan mengadakan pembicaraan tingkat delegasi dengan PM Pakistan serta bertemu dengan Presiden Pakistan, Kepala Staf Angkatan Darat Militer Pakistan, dan Kepala Staf Angkatan Pertahanan.
    Kedua belah pihak akan membahas agenda luas yang bertujuan untuk lebih memperkuat hubungan Pakistan-Indonesia dan menjajaki peluang
    kerja sama
    baru, termasuk perdagangan, investasi, pertahanan, kesehatan, IT, iklim, pendidikan, dan budaya, serta meningkatkan kolaborasi di tingkat regional dan global.
    Beberapa MoU pun diperkirakan akan ditandatangani Indonesia dan Pakistan selama kunjungan tersebut.
    Adapun Pakistan dan Indonesia sejak lama telah menikmati hubungan yang erat dan bersahabat, yang didasari oleh nilai-nilai dan kepentingan bersama.
    Kunjungan Prabowo akan memberikan kesempatan penting untuk mempererat hubungan bilateral dan memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, yang berkontribusi pada pertumbuhan dan diversifikasi kemitraan yang berkelanjutan antara kedua negara.
    Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Seskab Teddy Indra Wijaya, dan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo belum menjawab pertanyaan Kompas.com mengenai
    kunjungan Prabowo ke Pakistan
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perias Jenazah Bukan Sekadar Pekerjaan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Perias Jenazah Bukan Sekadar Pekerjaan Megapolitan 8 Desember 2025

    Perias Jenazah Bukan Sekadar Pekerjaan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Masyarakat perkotaan seringkali berorientasi pada pekerjaan formal, bergaji tetap, dan standar pendidikan tertentu, profesi perias jenazah muncul sebagai sebuah fenomena unik.
    Tidak banyak orang yang menekuni bidang ini, dan justru karena kelangkaannya, pekerjaan ini dianggap sebagai sebuah calling, panggilan hati yang tidak hanya soal materi, melainkan dedikasi, kemanusiaan, dan keberanian menghadapi kematian secara langsung.
    Kompas.com menelusuri lebih dalam dunia
    perias jenazah
    melalui wawancara dengan sosiolog Rakhmat Hidayat dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
    “Semakin suatu pekerjaan langka, jarang digeluti, atau tidak menarik bagi sebagian besar orang, maka pekerjaan itu cenderung menjadi panggilan, atau calling,” ujar Rakhmat saat dihubungi Jumat (5/12/2025).
    Ia menjelaskan bahwa perias jenazah adalah antitesis dari orientasi masyarakat perkotaan yang cenderung mengejar pekerjaan komersial, stabil, serta memiliki standar pendidikan dan administrasi formal.
    Sementara itu, mereka yang menggeluti profesi merias jenazah justru berhadapan dengan sesuatu yang masih distigmakan, kematian. “Kematian bukan sesuatu yang menyeramkan bagi mereka. Kematian adalah dunia mereka, sesuatu yang mereka hadapi setiap hari secara sosial,” tuturnya.
    Dalam perspektif
    sosiologi pekerjaan
    , profesi ini masuk kategori kerja yang tidak tercatat, tidak terstandar, dan tidak memiliki pengakuan formal.
    Karena itu, pelakunya sering mengalami marginalisasi maupun stigma sosial.
    “Mereka bekerja dengan hati. Mereka tidak money oriented. Namun secara materi, sering justru tidak mendapatkan kompensasi yang layak,” ujar Rakhmat.
    Gloria, Perias Jenazah Salah satu perias jenazah yang menekuni profesi ini di Jakarta adalah
    Gloria Elsa Hutasoit
    (42).
    Gloria bekerja di wilayah DKI Jakarta, namun bila diminta, ia juga menerima jasa di luar kota.
    Dalam sehari, ia dapat menangani satu hingga tiga jenazah, tergantung kebutuhan.
    “Dalam sehari bisa satu sampai tiga jenazah. Tapi ada hari-hari di mana saya tidak merias sama sekali,” ujarnya ketika dihubungi Jumat (5/12/2025).
    Kepiawaiannya merias jenazah bukan datang tiba-tiba. Ia sudah menyukai makeup sejak kecil.
    Ibunya, yang berprofesi sebagai perawat sekaligus terlibat dalam pelayanan memandikan jenazah di gereja, memperkenalkannya pada pekerjaan ini sejak muda.
    Momen paling menentukan adalah ketika ia merias tante yang meninggal dan berprofesi sebagai pemulung di tahun 2001.
    “Di situ saya tergerak. Saya ingin memberikan pelayanan agar pengantin Tuhan dipersiapkan dengan layak di hari terakhirnya,” ujar Gloria.
    Sejak saat itu, Gloria pun mulai menekuni profesi sebagai perias jenazah, namun terbatas hanya di kalangan keluarga dan gereja saja.
    Barulah di tahun 2016, ia mulai menjalankan karier tersebut secara profesional.
    Ia menganggap hal tersebut bukan pekerjaan, melainkan bentuk pelayanan kemanusiaan.
    Tentu, tidak semua orang mampu dengan mudah menghadapi tubuh yang telah tak bernyawa.
    Gloria mengakui bahwa ada rasa tertentu ketika pertama kali menyentuh atau melihat jenazah yang baru diserahkan untuk dirias. Namun bukan takut yang ia rasakan.
    “Yang saya rasakan justru bahagia bisa menolong, terutama jenazah yang tidak mampu,” tuturnya.
    Proses merias jenazah tidak sepenuhnya sama dengan merias orang hidup. Ada tantangan teknis yang tidak semua perias makeup biasa bisa hadapi.
    Menurut Gloria, kulit jenazah berbeda total dari kulit manusia hidup.
    “Struktur kulit jenazah cenderung keras dan kering. Meriasnya seperti merias di atas kaca,” jelasnya.
    Tantangan paling besar biasanya muncul ketika jenazah mengalami perubahan warna, luka, atau lebam.
    “Paling menantang ketika harus menutup luka, lebam, atau ketika kulit menghitam dan menguning,” katanya.
    Untuk kasus tertentu, ia bahkan harus melakukan rebuilding, membentuk kembali bagian wajah atau tubuh yang rusak akibat kecelakaan atau penyakit.
    “Paling lama itu ketika harus menutup luka jahitan atau membentuk organ yang rusak,” lanjutnya.
    Kemampuan teknis ini membuat perias jenazah berada pada posisi penting dalam proses perpisahan terakhir keluarga.
    Setiap keluarga datang dengan kondisi berbeda. Ada yang tenang, ada yang terpukul, ada pula yang histeris.
    Bagi Gloria, menjaga batas emosional adalah kunci agar tetap fokus bekerja.
    “Sudah terlatih untuk boleh simpati tapi tidak boleh empati. Karena kalau ikut tenggelam dalam kesedihan, kami tidak bisa bekerja,” jelasnya.
    Namun ia mengakui bahwa ada momen-momen yang menempel kuat dalam ingatannya, terutama ketika merias orang yang meninggal secara mendadak.
    “Keluarga biasanya lebih terpukul. Di situ terasa sekali makna emosionalnya,” katanya.
    Gloria juga sering membagikan kisah-kisah tertentu melalui akun Instagram pribadinya @periasjenazah.gloriaelsa sebagai bentuk edukasi kepada publik bahwa pekerjaan ini bukan sesuatu yang tabu.
    Untuk mengetahui bagaimana pekerjaan ini dirasakan oleh keluarga, Kompas.com mewawancarai Cristiene Maria (38), warga Jakarta Barat yang menggunakan jasa perias jenazah ketika ibunya meninggal mendadak akibat serangan jantung.
    Cristiene tidak menggunakan jasa Gloria, ia menggunakan jasa perias lain.
    Namun ia mengaku keputusan memakai jasa perias jenazah datang dari keinginan untuk memberi penghormatan terakhir yang layak.
    “Kami ingin wajah Ibu terlihat rapi dan terawat. Mereka menutup pucat dan lebam dengan riasan tipis, sangat natural,” katanya.
    Ia menilai komunikasi dengan perias sangat baik. Keluarga bahkan memberikan foto sang ibu ketika masih sehat sebagai acuan.
    Biaya yang ia keluarkan sekitar Rp 1,5 juta.
    “Rasanya lega ketika melihat Ibu terlihat damai, seperti tidur. Itu membantu kami menerima kepergiannya,” ucapnya.
    Baginya,
    profesi perias jenazah
    layak dihargai jauh lebih tinggi.
    “Mereka sangat sabar dan berhati-hati. Rasanya mereka memberi keindahan terakhir bagi orang yang kita cintai,” ujarnya.
    Meski mulai banyak keluarga kelas menengah ke atas menggunakan jasa perias jenazah profesional, Rakhmat menilai hal itu belum menjadi transformasi besar dalam budaya kematian di Indonesia.
    “Belum ada perubahan mayor. Kematian masih dianggap hal misterius dan menyeramkan, terutama di kelas menengah ke bawah,” ujarnya.
    Menurutnya, perubahan budaya kematian bisa terlihat dari bagaimana sebuah kota merawat pemakamannya.
    “Di luar negeri, pemakaman adalah ruang publik. Rapi, bersih, ada kursi, dan berada di tengah kota. Tidak menyeramkan,” jelasnya.
    Sementara di Indonesia, pemakaman masih dianggap ruang gelap, tidak terurus, dan tidak ramah bagi masyarakat umum, kecuali beberapa makam komersial milik kelas menengah ke atas.
    Pengalaman pandemi Covid-19 juga menunjukkan betapa pentingnya profesi perias dan pengurus jenazah.
    Ketika angka kematian melonjak, negara-negara di seluruh dunia sangat bergantung pada mereka yang berani berada di garis depan urusan kematian.
    “Mereka bekerja melampaui batas risiko, penyakit, batas geografis, dan latar belakang etnis,” tutur Rakhmat.
    Ia melihat profesi ini sebagai pekerjaan kemanusiaan yang melampaui batas profesi resmi.
    Meskipun tidak tercatat secara formal sebagai tenaga kesehatan atau pekerja administrasi, kontribusinya sangat besar.
    Profesi ini sering dipandang rendah, dianggap tabu, dan tidak dipahami secara luas.
    Ketika pekerjaan lain memiliki struktur karier jelas, perias jenazah justru berada pada ruang abu-abu.
    “Kita belum memiliki standar profesi untuk perias jenazah. Mereka tidak mendapatkan perlindungan formal seperti pekerja formal lainnya,” kata Rakhmat.
    Rakhmat menegaskan bahwa profesi ini harus dilihat sebagai sebuah
    panggilan kemanusiaan
    .
    “Bayangkan jika tidak ada orang yang mau menggeluti pekerjaan ini, maka banyak jenazah yang telantar. Ini pekerjaan sangat berarti secara sosial,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Zaskia Mecca Rela Tinggalkan Pekerjaan demi Bantu Korban Bencana

    Zaskia Mecca Rela Tinggalkan Pekerjaan demi Bantu Korban Bencana

    Medan, Beritasatu.com – Zaskia Adya Mecca terus membantu korban bencana di Aceh dalam delapan hari terakhir demi memudahkan proses pemulihan dan penyaluran bantuan bagi korban bencana di Sumatera.

    “Dalam 8 hari, tiga penerbangan ke Aceh menuju Medan dan Medan ke Aceh. Kenapa bolak-balik? Bencana di Sumatera bikin aku gelisah. Rasanya harus gerak dan hadir di sana,” kata Zaskia Adya Mecca dikutip dari Instagram miliknya, Senin (8/12/2025).

    Ia menjelaskan, jadwalnya sangat padat yaitu dua hari berangkat, satu hari pulang ke Jakarta untuk menyelesaikan pekerjaan, lalu kembali lagi ke Sumatera. Rutinitas tersebut ia jalani sebanyak tiga kali dalam sepekan.

    Meski mengakui rasa lelah luar biasa, baik fisik maupun mental, Zaskia Adya Mecca merasa waktunya “terikat” dengan kondisi para korban.

    “Jujur, rasanya super lelah fisik juga mental tetapi setiap coba tidur malah kebangun setiap jam. Mimpi lagi di pengungsian, juga saudara-saudara kita di Sumatera terpaut sudah hati ini,” ujarnya.

    Zaskia Adya Mecca menuturkan, ia merasakan ikatan emosional yang kuat dengan para korban sehingga sulit untuk tidak kembali membantu.

    Ia juga mengaku, bersyukur melihat semakin banyak relawan yang terlibat dalam penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak bencana. Ia berharap, bantuan bisa lebih merata dan tepat sasaran, khususnya di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.

    “Peran relawan itu membagikannya langsung ke titik-titik secara merata. Karena suka dengar bantuan menumpuk di gudang atau satu tempat, juga pembagian enggak menyeluruh, banyak titik yang enggak tersentuh,” tulisnya.