Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Purba Segera Dipulangkan, Bagaimana Kelanjutan Kasusnya?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kepulangan jenazah Staf KBRI Kota Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba, segera dipulangkan.
Pemulangan jenazah tersebut dilakukan kurang lebih sepekan setelah kematian Zetro dalam peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal pada Senin (1/9/2025) lalu.
Dia ditembak di dekat tempat tinggalnya, di Av. Cesar Vallejo, Lince, Kota Lima, Peru.
Sebelum dinyatakan meninggal, Zetro sempat dibawa ke Clínica Javier Prado, namun nyawanya tidak tertolong.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Vahd Nabyl, mengatakan bahwa untuk mengungkap peristiwa kriminal tersebut, jenazah Zetro diotopsi oleh aparat penegak hukum setempat sehari setelah kematiannya, pada Selasa (2/9/2025).
Proses otopsi tersebut memakan waktu cukup lama, hingga akhirnya pada Minggu (7/9/2025) pemerintah Indonesia mendapat kepastian bahwa jenazah bisa dipulangkan ke Tanah Air.
“Perkembangan selanjutnya adalah bahwa saat ini proses pemulangan jenazah tengah dikoordinasikan dengan pihak rumah duka dan juga sarana transportasi untuk pengiriman jenazah. Apabila semua berjalan lancar, diharapkan jenazah akan dapat tiba di Indonesia pada 9 September 2025,” imbuh Nabyl.
Lantas, seperti apa perkembangan kasus yang menimpa Zetro?
Proses otopsi yang dilakukan kepolisian Peru memakan waktu selama enam hari, terhitung sejak 2-7 September 2025.
Nabyl mengatakan, proses otopsi tersebut dilakukan pada Selasa dan baru selesai pada hari Minggu.
“Sehubungan dengan wafatnya pejabat kanselerai pada KBRI Lima, Bapak Zetro Leonardo Purba, dapat kami sampaikan perkembangan bahwa proses otopsi oleh pihak Kepolisian Peru telah selesai dilakukan,” ucap Nabyl.
Tidak ada keterangan lain yang diberikan Nabyl terkait proses otopsi, hanya menyebutkan bahwa proses tersebut telah selesai dan jenazah bisa dipulangkan ke Indonesia.
Dikutip dari The Guardian, Rabu (3/9/2025), pemerintah Peru menduga penembakan yang menewaskan Zetro bukanlah perampokan biasa, melainkan pembunuhan bayaran.
Rekaman kamera keamanan memperlihatkan pelaku menembak Zetro dari jarak dekat.
Saat korban jatuh tersungkur, peluru kedua diarahkan ke kepala.
Pelaku kemudian melarikan diri menggunakan sepeda motor yang sudah menunggu di lokasi.
Dalam rekaman itu, terlihat istri Zetro berada di sisinya sebelum Zetro dilarikan ke rumah sakit.
Namun, nyawa pria berusia 40 tahun tersebut tak tertolong.
Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menegaskan bahwa peristiwa ini memiliki indikasi kuat sebagai pembunuhan yang direncanakan.
“Tidak ada barang yang diambil darinya. Mereka jelas menunggu korban, dan peluru diarahkan ke kepala. Kami tidak menutup kemungkinan apa pun,” ujar Malaver dalam pidatonya di Kongres Peru, Selasa (2/9/2025).
Media lokal La Republica melaporkan, kepolisian menduga kelompok kriminal “One Family” terlibat.
Sindikat ini dipimpin sosok bernama “El Chino” yang dikenal bergerak dalam pemerasan, prostitusi, dan pembunuhan bayaran.
Seorang penyidik kepolisian menyebut, dugaan itu muncul setelah ditemukan sejumlah nomor perempuan asal Venezuela dan Kolombia di ponsel korban.
“Korban tidak terkait dengan praktik prostitusi, tapi ia diduga memiliki kedekatan atau hubungan dengan seorang perempuan di daerah tersebut dan sosok yang dikenal sebagai ‘El Chino’ diduga terlibat dalam kematiannya,” ujarnya.
Namun, hingga kini belum ada kesimpulan terkait motif dan pelaku pembunuh Zetro yang dirilis secara resmi oleh otoritas Peru.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Perusahaan: Guardian
-
/data/photo/2025/09/02/68b67871c6d14.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Purba Segera Dipulangkan, Bagaimana Kelanjutan Kasusnya? Nasional 8 September 2025
-

Alasan Kebiasaan Konsumsi Ini Bisa Percepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun
Jakarta –
Pemanis buatan yang terdapat dalam yoghurt dan minuman bersoda dapat merusak kemampuan berpikir dan mengingat, serta tampaknya menyebabkan kerusakan jangka panjang bagi kesehatan, demikian temuan riset baru.
Orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah terbesar seperti aspartam dan sakarin mengalami penurunan daya kognitif 62 persen lebih cepat, setara dengan bertambahnya usia 1,6 tahun, kata para peneliti.
“Temuan kami menunjukkan kemungkinan kerusakan jangka panjang akibat konsumsi pemanis rendah dan tanpa kalori, buatan dan gula alkohol, terhadap fungsi kognitif,” demikian laporan riset, dikutip dari The Guardian.
Ini merupakan laporan terbaru yang memperingatkan bahaya ditimbulkan pemanis buatan. Studi sebelumnya menunjukkan risiko lain yang juga bisa terjadi adalah diabetes tipe 2, kanker, masalah jantung, depresi dan demensia, serta merusak dinding usus.
“Kaitan pemanis dengan penurunan kognitif sangat mengkhawatirkan sehingga konsumen sebaiknya menggunakan tagatose, pemanis alami, atau alternatif seperti madu atau sirup maple,” saran para peneliti.
Inikah Pemicunya?
Mereka mengamati dampak tujuh pemanis terhadap kesehatan partisipan studi, 12.772 pegawai negeri sipil di Brasil, dengan usia rata-rata 52 tahun yang dipantau selama delapan tahun. Partisipan mengisi kuesioner yang merinci asupan makanan dan minuman mereka selama setahun terakhir, dan kemudian menjalani tes keterampilan kognitif seperti kelancaran verbal dan ingatan kata.
Namun, tren ini hanya diamati pada peserta di bawah usia 60 tahun. Hal ini menunjukkan orang dewasa paruh baya perlu didorong untuk mengurangi penggunaan pemanis, tambah mereka.
Pemanis yang diteliti juga ditemukan dalam air beraroma, makanan penutup rendah kalori, dan minuman energi.
“Pemanis rendah dan tanpa kalori sering dianggap sebagai alternatif gula yang sehat. Namun, temuan kami menunjukkan pemanis tertentu dapat memiliki efek negatif pada kesehatan otak seiring waktu,” kata Claudia Kimie Suemoto, dari Universitas São Paulo di Brasil, penulis utama studi tersebut.
Studi di jurnal Neurology menemukan pemanis buatan dipakai sebagai pengganti gula yang sehat bisa berakhir keliru karena penggunaannya sangat luas.
Kaitan dengan penurunan fungsi kognitif, terutama memori kerja kemampuan mengingat informasi untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan kelancaran verbal.
Meski begitu, badan-badan industri makanan dan minuman meragukan temuan tersebut.
“Berdasarkan pengakuan penulis sendiri, studi ini tidak dapat membuktikan penyebabnya,” kata Gavin Partington, Direktur Jenderal Asosiasi Minuman Ringan Inggris.
Asosiasi Pemanis Internasional atau International Sweetener Association (ISA) menyatakan bahwa terdapat konsensus ilmiah yang telah mapan menyatakan pemanis buatan aman.
“Penelitian ini merupakan studi observasional, yang hanya dapat menunjukkan hubungan statistik, bukan hubungan sebab-akibat langsung,” kata ISA dalam sebuah pernyataan.
“Hubungan yang dilaporkan antara konsumsi pemanis dan penurunan kognitif tidak membuktikan bahwa yang satu menyebabkan yang lain.”
(naf/kna)
-

Joe Biden Jalani Operasi Lesi Kanker Kulit, Gunakan Prosedur Mohs
Jakarta –
Mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden baru-baru ini menjalani operasi Mohs, sebuah prosedur yang digunakan untuk mengangkat lesi kanker kulit. Prosedur ini dilakukan hanya beberapa bulan setelah Biden didiagnosis mengidap kanker prostat.
Dikutip dari CNN, juru bicara Biden, Kelly Scully tidak merinci kapan operasi itu berlangsung. Tetapi berita itu muncul saat video yang beredar menunjukkan Biden memiliki bekas luka di dahinya.
Untuk diketahui, operasi Mohs adalah prosedur pengangkatan lapisan tipis kulit dan pemeriksaan di bawah mikroskop hingga dokter tidak menemukan tanda-tanda sel kanker kulit. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati lesi kanker yang kambuh setelah perawatan sebelumnya, tumbuh cepat, atau berada di area penting seperti wajah, tangan, atau alat kelamin.
Pada tahun 2023 silam, Biden juga pernah melakukan operasi pengangkatan lesi di dadanya yang kemudian dikonfirmasi sebagai karsinoma sel basal (KSB) atau jenis kanker kulit yang paling umum.
Saat itu, dr Kevin O’Connor, yang menjabat sebagai dokter Biden di Gedung Putih mengatakan bahwa kondisi ini telah ditangani dengan tepat.
“Semua jaringan kanker telah berhasil diangkat” dan Biden akan melanjutkan pengawasan dermatologis,” kata dr O’Connor.Biden Didiagnosis Kanker Prostat
Belum lama ini, Biden didiagnosis mengidap kanker prostat yang telah bermetastasis ke tulang-tulangnya.
“Harapannya kita bisa mengalahkan ini (kanker prostat),” kata Biden kepada CNN.
“Ini bukan di organ mana pun, melainkan di dalam. Tulang saya kuat, belum menembus. Jadi, saya merasa baik-baik saja,” sambungnya.
Dikutip dari The Guardian, keluarga Biden telah berulang kali menghadapi kanker selama bertahun-tahun. Putra Biden, Beau, meninggal karena tumor otak, dan istrinya, Jill, menjalani operasi pengangkatan dua lesi kanker.
“Kanker menyentuh kita semua. Seperti banyak dari kalian, Jill dan saya telah belajar bahwa kita paling kuat di tempat-tempat yang hancur,” tulis Biden di media sosial saat itu.
(dpy/up)
-

Spekulasi Mencuat Kala Putri Kim Jong Un Dampingi Ayahnya ke China
Jakarta –
Putri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, Ju Ae, menuai sorotan karena untuk pertama kalinya mendampingi sang ayah dalam kunjungan ke luar negeri. Kehadiran Ju Ae pun memunculkan spekulasi baru.
Dirangkum detikcom dilansir kantor berita CNN, Kamis (4/9/2025), Kim Jong Un mengajak anak perempuannya ke China menjadi sorotan tersendiri. Ini menjadi momen pertama kali Ju Ae terlihat mendampingi Kim Jong Un dalam kunjungan ke luar negeri.
Ketika Kim Jong Un disambut oleh para pejabat China ketika tiba di Beijing pekan ini, tampak seorang bocah perempuan berjalan di belakangnya, tersenyum sopan, mengenakan gaun hitam dengan rambut diikat dan dihiasi pita.
Ju Ae atau Kim Ju Ae, telah tampil dalam berbagai acara publik di Korut selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar dalam acara berkaitan dengan militer. Kehadirannya di Beijing memicu spekulasi terbaru, terutama mengenai apakah Kim Jong Un sedang mempersiapkannya sebagai penerus di masa depan.
Kunjungan publik ke luar negeri pertama Ju Ae merupakan salah satu hal penting, terutama kehadiran para pemimpin negara yang menjadi mitra dekat Korut seperti Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang kemitraannya mungkin sangat dia butuhkan suatu hari nanti.
Ketika parade militer besar-besaran China digelar pada Rabu (3/9), Ju Ae tidak terlihat berada di dekat Kim Jong Un yang berjalan di atas karpet merah.
Terlepas dari itu, sejauh ini hanya sedikit yang diketahui tentang Ju Ae, yang pertama kali tampil ke publik pada tahun 2022 lalu setelah bertahun-tahun spekulasi.
Bintang basket Amerika, Dennis Rodman, menjadi sosok yang pertama mengungkapkan bahwa Kim Jong Un memiliki seorang bayi perempuan bernama Ju Ae. Hal itu dia ungkapkan saat berkunjung ke Pyongyang pada tahun 2013. Kepada media The Guardian, Rodman pada saat itu mengatakan: “Saya menggendong bayi mereka, Ju Ae, dan berbicara dengan istrinya juga.”
Ada beragam laporan tentang usia dan tahun kelahirannya, dengan Ju Ae diperkirakan kini berusia pra-remaja atau awal remaja.
Ju Ae diperkenalkan ke dunia dengan gaya khas Kim Jong Un pada tahun 2022, ketika dia tampak mendampingi ayahnya saat memantau peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut. Pada saat itu, Ju Ae tampil menggandeng tangan kim Jong Un di depan sebuah rudal ICBM yang berukuran raksasa.
Beberapa penampilan publik lainnya terjadi tahun 2023, sebagian besar di acara militer seperti parade militer di ibu kota Pyongyang. Tahun 2024 lalu, media pemerintah Korut menampilkan Ju Ae berdiri di depan dan di tengah, dengan Kim Jong Un di belakangnya. Itu menjadi penampilan publik yang langka dari dinasti Kim, mengingat sistem pemerintahan Korut yang unit biasanya menempatkan sang pemimpin sebagai pusat perhatian.
Pada tahun yang sama, seperti dikutip Yonhap, Ju Ae pernah terlihat diantar oleh bibinya, Kim Yo Jong, dalam sebuah seremoni kenegaraan. Sosok Kim Yo Jong dianggap sebagai salah satu tokoh paling berkuasa di Korut setelah kakaknya, Kim Jong Un.
Bulan Mei tahun ini, Ju Ae ikut hadir bersama ayahnya saat mengunjungi Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang dalam sebuah acara peringatan untuk menyoroti hubungan yang semakin erat dengan Moskow.
Mengingat pentingnya dinasti keluarga di Korut, kemunculan Ju Ae di depan publik memicu perdebatan tentang apakah dia dapat dipersiapkan sebagai penerus.
Beberapa pihak menyebut cara Ju Ae diliput oleh media pemerintah Korut — disebut sebagai “dicintai” dan “dihormati — menjadi pertanda bahwa dia mungkin memiliki status istimewa.
Membawanya ke acara militer sejak usia dini dinilai, oleh para pakar, sebagai cara untuk mempersiapkannya menghadapi kenyataan memimpin 1,3 juta tentara, serta menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat dari pasukan militer Korut.
Namun beberapa pihak lainnya skeptis, dan meyakini bahwa dua anak Kim Jong Un lainnya yang akan dipilih sebagai penerus. Sejumlah pakar bahkan mengingatkan bahwa Korut secara historis meresmikan sukses melalui sistem partai, dan adanya budaya patriarki yang kuat di negara tersebut.
Halaman 2 dari 4
(whn/maa)
-

Sosok Putri Kim Jong Un yang Pertama Kali Dampingi Ayahnya ke Luar Negeri
Pyongyang –
Kehadiran Ju Ae, anak perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, mendampingi ayahnya dalam kunjungan ke China menjadi sorotan tersendiri. Ini menjadi momen pertama kali ketika Ju Ae terlihat mendampingi Kim Jong Un dalam kunjungan ke luar negeri.
Ketika Kim Jong Un disambut oleh para pejabat China ketika tiba di Beijing pekan ini, tampak seorang bocah perempuan berjalan di belakangnya, tersenyum sopan, mengenakan gaun hitam dengan rambut diikat dan dihiasi pita.
Ju Ae atau Kim Ju Ae, seperti dilansir CNN, Kamis (4/9/2025), telah tampil dalam berbagai acara publik di Korut selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar dalam acara berkaitan dengan militer. Kehadirannya di Beijing memicu spekulasi terbaru, terutama mengenai apakah Kim Jong Un sedang mempersiapkannya sebagai penerus di masa depan.
Kunjungan publik ke luar negeri pertama Ju Ae merupakan salah satu hal penting, terutama kehadiran para pemimpin negara yang menjadi mitra dekat Korut seperti Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang kemitraannya mungkin sangat dia butuhkan suatu hari nanti.
Ketika parade militer besar-besaran China digelar pada Rabu (3/9), Ju Ae tidak terlihat berada di dekat Kim Jong Un yang berjalan di atas karpet merah.
Terlepas dari itu, sejauh ini hanya sedikit yang diketahui tentang Ju Ae, yang pertama kali tampil ke publik pada tahun 2022 lalu setelah bertahun-tahun spekulasi.
Bintang basket Amerika, Dennis Rodman, menjadi sosok yang pertama mengungkapkan bahwa Kim Jong Un memiliki seorang bayi perempuan bernama Ju Ae. Hal itu dia ungkapkan saat berkunjung ke Pyongyang pada tahun 2013. Kepada media The Guardian, Rodman pada saat itu mengatakan: “Saya menggendong bayi mereka, Ju Ae, dan berbicara dengan istrinya juga.”
Ada beragam laporan tentang usia dan tahun kelahirannya, dengan Ju Ae diperkirakan kini berusia pra-remaja atau awal remaja.
Ju Ae diperkenalkan ke dunia dengan gaya khas Kim Jong Un pada tahun 2022, ketika dia tampak mendampingi ayahnya saat memantau peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut. Pada saat itu, Ju Ae tampil menggandeng tangan kim Jong Un di depan sebuah rudal ICBM yang berukuran raksasa.
Beberapa penampilan publik lainnya terjadi tahun 2023, sebagian besar di acara militer seperti parade militer di ibu kota Pyongyang. Tahun 2024 lalu, media pemerintah Korut menampilkan Ju Ae berdiri di depan dan di tengah, dengan Kim Jong Un di belakangnya. Itu menjadi penampilan publik yang langka dari dinasti Kim, mengingat sistem pemerintahan Korut yang unit biasanya menempatkan sang pemimpin sebagai pusat perhatian.
Pada tahun yang sama, seperti dikutip Yonhap, Ju Ae pernah terlihat diantar oleh bibinya, Kim Yo Jong, dalam sebuah seremoni kenegaraan. Sosok Kim Yo Jong dianggap sebagai salah satu tokoh paling berkuasa di Korut setelah kakaknya, Kim Jong Un.
Bulan Mei tahun ini, Ju Ae ikut hadir bersama ayahnya saat mengunjungi Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang dalam sebuah acara peringatan untuk menyoroti hubungan yang semakin erat dengan Moskow.
Mengingat pentingnya dinasti keluarga di Korut, kemunculan Ju Ae di depan publik memicu perdebatan tentang apakah dia dapat dipersiapkan sebagai penerus.
Beberapa pihak menyebut cara Ju Ae diliput oleh media pemerintah Korut — disebut sebagai “dicintai” dan “dihormati — menjadi pertanda bahwa dia mungkin memiliki status istimewa.
Membawanya ke acara militer sejak usia dini dinilai, oleh para pakar, sebagai cara untuk mempersiapkannya menghadapi kenyataan memimpin 1,3 juta tentara, serta menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat dari pasukan militer Korut.
Namun beberapa pihak lainnya skeptis, dan meyakini bahwa dua anak Kim Jong Un lainnya yang akan dipilih sebagai penerus. Sejumlah pakar bahkan mengingatkan bahwa Korut secara historis meresmikan sukses melalui sistem partai, dan adanya budaya patriarki yang kuat di negara tersebut.
Tonton juga video “Kenapa Kim Jong Un Lebih Suka Naik Kereta Api Dibandingkan Pesawat?” di sini:
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
-

Ancaman AI Makin Nyata, Pegawai Ramai-Ramai Mengaku Takut PHK
Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam sebuah survei baru-baru ini mengungkapkan setengah dari pekerja takut kehilangan pekerjaan dan diganti oleh Artificial Intelligence (AI). Pekerja usia muda juga menaruh perhatian fokus pada teknologi tersebut.
Survei itu dilakukan oleh Trades Union Congress (TUC) di Inggris kepada 2.600 orang. Salah satunya mengungkapkan 51% orang yang disurvei merasakan kekhawatirkan akan kehilangan pekerjaan atau perubahan syarat dan ketentuan, dikutip dari The Guardian, Rabu (3/9/2025).
Sementara itu 26% pekerja berusia 25 hingga 34 tahun juga merasakan kekhawatiran yang sama.
Survei yang sama juga mengungkapkan 50% responden ingin memiliki suara dalam keputusan penggunaan AI di tempat kerja dan perekonomian secara luas. Hanya 17% menentang melakukannya.
Pihak TUC sendiri meyakini teknologi AI memberikan manfaat untuk pekerjaan. Selain itu, dapat membantu meningkatkan terkait layanan publik.
Di sisi lain, TUC juga menghimbau pemerintah tetap melibatkan pekerja dan serikat saat AI diterapkan di tempat kerja. Dengan begitu mereka bisa melindungi pekerjaannya.
Pelatihan juga penting dilakukan bagi mereka yang pekerjaannya digantikan oleh AI, ungkap kelompok tersebut.
Rencana belanja negara dengan uang publik untuk penelitian dan pengembangan AI diminta TUC adanya persyaratan yang dilampirkan. Dengan begitu memastikan pekerja tidak akan terganti oleh teknologi baru.
Dividen digital juga perlu didapatkan oleh para pekerja dari peningkatan produktivitas yang menggunakan AI. Perusahaan diwajibkan berinvestasi pada keterampilan dan pelatihan tenaga kerja.
Hal itu bisa dilakukan dengan menaikkan gaji dan kondisi kerja untuk karyawan. Termasuk melakukan pemberdayaan pekerja untuk pengambilan keputusan perusahaan, khususnya pada jajaran direksi.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
-

Bocah 16 Tahun Tewas Kecanduan ChatGPT, Begini Solusi OpenAI
Jakarta, CNBC Indonesia – OpenAI merespons insiden remaja berusia 16 tahun yang tewas bunuh diri setelah berbulan-bulan berkomunikasi secara intens dengan chatbot AI ChatGPT.
Keluarga korban bernama Adam Raine tersebut menuntut OpenAI beserta sang CEO Sam Altman atas kejadian tragis ini. Keluarga menyebut perusahaan terburu-buru memasarkan versi terbaru ChatGPT tanpa memperhatikan isu keamanan platform.
Pasalnya, Raine dikatakan mendiskusikan metode bunuh diri dengan ChatGPT dalam beberapa kesempatan. Dalam pengajuan di pengadilan San Francisco, disebutkan bahwa ChatGPT membimbing Raine dan memberikan informasi terkait apakah metode bunuh diri yang ia rencanakan akan berhasil atau tidak.
Menanggapi hal ini, OpenAI menyiapkan fitur khusus pada ChatGPT yang memungkinkan peringatan terhadap orang tua jika anak mereka menunjukkan gejala tekanan akut saat berbicara dengan ChatGPT, dikutip dari The Guardian, Rabu (3/9/2025).
The Guardian mengatakan kekhawatiran terkait keselamatan jiwa anak makin tinggi di tengah banyaknya anak muda yang beralih ke chatbot AI untuk meminta dukungan dan saran.
Peringatan ini adalah bagian dari perlindungan baru bagi anak di bawah umur yang menggunakan ChatGPT. Adapun fitur ini akan diluncurkan secara resmi pada bulan depan.
Fitur pengamanan lainnya memungkinkan orang tua menyambungkan akun mereka dengan akun ChatGPT anak. Orang tua juga bisa mengontrol bagaimana model AI merespons jawaban ke anak sesuai dengan kelayakan usia.
Kendati demikian, beberapa pakar keamanan internet mengatakan langkah OpenAI belum cukup untuk mencegah insiden seperti ini. Pakar meminta chatbot AI harus melalui pengujian keamanan yang maksimal untuk anak muda sebelum dirilis ke publik.
“Banyak anak muda sudah menggunakan AI,” tulis OpenAI dalam sebuah blog yang memperinci rencana terbarunya.
“Mereka termasuk di antara ‘penduduk asli AI’ pertama, tumbuh besar dengan perangkat-perangkat ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti halnya generasi sebelumnya dengan internet atau ponsel pintar. Hal ini menciptakan peluang nyata untuk dukungan, pembelajaran, dan kreativitas, tetapi juga berarti keluarga dan remaja mungkin memerlukan dukungan dalam menetapkan pedoman sehat yang sesuai dengan tahap perkembangan unik seorang remaja,” perusahaan menuturkan.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan bunuh diri. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Stetoskop AI Bisa Deteksi Kelainan Jantung dalam 15 Detik
Jakarta –
Peneliti di Imperial College London, Inggris, mengembangkan stetoskop yang dilengkapi AI. Apa saja kecanggihannya?
Stetoskop pertama ditemukan pada 1816, dan sejak saat itu menjadi salah satu alat paling penting untuk memeriksa kesehatan tubuh manusia. Kini, sekelompok peneliti mengembangkan stetoskop baru yang dilengkapi kemampuan AI.
Stetoskop AI tersebut bisa mendiagnosa tiga jenis kelainan jantung dalam waktu 15 detik, yaitu gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung abnormal.
Stetoskop AI ini dikembangkan oleh peneliti di Imperial College London dan Imperial College Healthcare NHS. Stetoskop ini bisa menganalisa perbedaan yang sangat kecil dalam detak jantung dan aliran darah, yang tak terdengar oleh telinga manusia. Juga bisa melakukan elektrokardiogram (ECG) secara bersamaan.
Hasil temuan ini dipresentasikan di hadapan ribuan dokter di European Society of Cardiology, pertemuan tahunan yang pada tahun 2025 ini digelar di Madrid, Spanyol, demikian dikutip detikINET dari The Guardian, Selasa (2/9/2025).
Selama masa pengembangan, tim peneliti melibatkan sekitar 12 ribu pasien di Inggris, yang semuanya memperlihatkan gejala sesak nafas dan kelelahan.
Hasil diagnosis pasien yang diperiksa menggunakan stetoskop AI ini dua kali lebih banyak terdiagnosis mengalami gagal jantung dibanding pasien yang diperiksa menggunakan stetoskop konvensional.
Pasien-pasien itu juga tiga kali lebih banyak terdiagnosis mengalami atrial fibrillation atau detak jantung tidak normal, yang berisiko mengalami stroke. Kemudian diagnosis penyakit katup jantung juga dua kali lebih banyak dibanding menggunakan stetoskop konvensional.
Dr Patrik Bachtiger dari National Heart and Lung Institute milik Imperial College London menyebut sampai saat ini desain dari stetoskop tidak pernah berubah selama 200 tahun.
“Jadi stetoskop pintar yang sangat hebat ini hanya membutuhkan 15 detik pemeriksaan, dan AI bisa menghasilkan hasil yang cepat apakah seseorang mengalami gagal jantung, atrial fibrillation, atau penyakit katup jantung,” ujarnya.
Stetoskop AI ini diproduksi oleh Eko Health, perusahaan asal California, Amerika Serikat. Ukurannya hanya sebesar kartu remi, dan pemakaiannya mirip dengan stetoskop konvensional. Yaitu ditempelkan di ada pasien untuk merekam ECG dan menggunakan mikrofon internal untuk merekam suara aliran darah yang melewati jantung.
Hasil pengujiannya kemudian dikirim ke cloud untuk dianalisa menggunakan algoritma AI yang bisa mendeteksi masalah jantung yang tak terdengar oleh manusia.
Lalu hasilnya dikirimkan kembali ke ponsel, yaitu menentukan apakah pasien tersebut berisiko terkena tiga penyakit jantung yang bisa dideteksi tersebut.
Namun harus diakui, penggunaan stetoskop ini juga punya risiko besar untuk memberikan diagnosis yang salah pada pasien yang sehat. Untuk itulah pembuatnya menekankan penggunaan stetoskop ini hanya untuk pasien yang menunjukkan gejala kelainan jantung, bukan pada pengecekan rutin di pasien yang sehat.
(asj/fay)
-

Heboh Lumba-lumba Makan 8 Ular Berbisa, Ini Kata Peneliti
Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan fenomena tak biasa dari pengamatan lumba-lumba. Seekor hewan terlihat memakan 8 ular laut perut kuning.
Lumba-lumba biasanya hanya bermain dengan ular yang ditemuinya. Namun baru pada penelitian dari National Marine Mammal Foundation (NMMF) terlihat memakannya.
NMMF memasang kamera pada enam lumba-lumba hidung botol dan merekamnya saat memangsa hewan di sekitarnya termasuk ular. Dalam artikel The Guardian yang dipublikasikan tahun 2022, para ilmuwan menyebutkan lumba-lumba yang menghisap ular mengeluarkan jeritan panjang dari lumba-lumba.
“Ular berpotensi menyebabkan neurotoksisitas setelah tertelan dan bisa ular dianggap cukup berbahaya. Mungkin karena ular yang tertelan berusia muda, jumlah bisanya lebih rendah,” kata direktur kedokteran NMMF, Barb Linnehan, dikutip Senin (1/9/2025).
Tidak ada dampak pada lumba-lumba setelah menyantap ular. Berbeda dengan anjing laut macan tutul yang diketahui juga pernah memakannya namun kemudian memuntahkannya.
“Mungkin kurang pengalaman dalam mencari makan bersama kawanan lumba-luma di alam liar membuat mereka mengonsumsi mangsa tidak lazim,” kata para ilmuwan.
Saat diteliti para lumba-lumba akan mengeluarkan bunyi klik dengan interval yang cukup konstan. Namun interval akan memendek seiring mangsa mendekat.
Saat mengonsumsi hingga menelan ikan di sekitarnya, para lumba-lumba mengeluarkan dengungan dan pekikan.
“Mereka terus berbunyi klik interval 20-50 milidetik. Saat mangsa mendekat, interval bunyi klik memendek jadi dengungan terminal dan pekikan. Saat bersentuhan hingga ikan ditelan, dengungan dan pekikan hampir konstan,” jelas peneliti dari NMMF, Dianna Samuelson Dibble.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
