Premium
6 jam yang lalu
Efek Berganda di Balik Biaya Aplikasi Grab-Gojek 30%

Premium
6 jam yang lalu
Efek Berganda di Balik Biaya Aplikasi Grab-Gojek 30%

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia meminta agar pemerintah dan aplikator Grab-Gojek menurunkan potongan biaya aplikasi menjadi 10% dari sebelumnya 20%.
Diketahui, perusahaan aplikasi transportasi daring diduga saat ini masih memotong biaya aplikasi melebihi batas yang telah ditetapkan oleh regulasi pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KP No.1001 Tahun 2022, potongan biaya aplikasi untuk pengemudi maksimal sebesar 20%.
Namun, kenyataannya di lapangan, sejumlah aplikator bahkan memotong hingga 30%, dengan alasan dana tersebut akan dikembalikan untuk kesejahteraan mitra.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyampaikan rasa kekecewaan karena pihak regulator tidak dapat berbuat banyak dalam pemotongan biaya aplikasi.
Biaya aplikasi yang besar membuat mitra driver sengsara sehingga dia berharap biaya tersebut dapat diturunkan menjadi 10%. Pemerintah juga diminta menindak tegas aplikator yang menaikan biaya aplikasi melebih batas.
“Kami menyayangkan pihak pemerintah atau regulator tidak bisa berbuat apapun ataupun berikan sanksi kepada aplikator yang melanggar regulasi resmi dari pemerintah,” kata Igun kepada Bisnis, Senin (6/1/2025).
Asosiasi berharap Menteri Perhubungan yang baru dapat lebih responsif dalam mengakomodasi aspirasi para pengemudi, mengingat asosiasi mereka telah sejak lama terlibat dalam penyusunan tarif ojek online dan potongan aplikasi sejak 2019 lalu.
“Kami berharap Menteri Perhubungan yang baru ini bisa tegas dan mengakomodir aspirasi kami dari Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, potongan yang terlalu tinggi telah menjadi beban bagi banyak pengemudi yang selama ini menggantungkan hidupnya pada penghasilan dari aplikasi transportasi daring.
Asosiasi berharap, dengan perhatian serius dari pemerintah, permasalahan ini bisa segera diatasi untuk kesejahteraan mitra pengemudi ojol di seluruh Indonesia.
“Kami mendesak Menteri Perhubungan untuk menjadikan isu ini sebagai prioritas di tahun 2025, mengingat jutaan pengemudi ojol mengandalkan pendapatan dari aplikasi ini,” ucap Igun.

JAKARTA – Siapa nyana, menjamurnya penggunaan skuter listrik di Jakarta, dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan polemik. Mulai dari regulasi operasional sampai insiden kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengguna otopet listrik dengan kendaraan pribadi.
Padahal, awalnya Pemprov DKI berniat meningkatkan kualitas udara dengan menurunkan peredaran kendaraan bermotor di Jakarta. Di saat bersamaan, penyedia jasa on-demand Grab meluncurkan layanan GrabWheels. Fasilitas skuter listrik yang bisa dimanfaatkan oleh warga Jakarta untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain.
Selama beroperasinya GrabWheels yang terus digandruni warga Jakarta. Pemprov DKI pun tengah menggodok aturan terkait penggunaan skuter listrik sebagai salah satu moda transportasi, mulai dari shelter penyewaan di beberapa lokasi hingga aturan keselamatannya.
Tapi, alih-alih digunakan sebagai kendaraan transit menuju stasiun MRT atau halte TransJakarta seperti yang diharapkan Pemprov DKI. Fasilitas skuter listrik milik GrabWheels ini malah jadi sarana hiburan warga Jakarta, kala menikmati ruang terbuka di sekitaran Senayan hingga jalan-jalan kota.
Belum adanya peraturan tegas terkait pengoperasian skuter listrik, membuat Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengeluarkan aturan agar otopet listrik itu hanya dioperasikan di jalur khusus sepeda dan tidak melebihi jam 11 malam.
“Untuk jalur sepeda itu memang khusus untuk pesepeda, untuk otoped [skuter listrik] ini kan elektrik, perihal kecepatan kan dia beragam, saya pikir untuk masuk dan menggunakan jalur sepeda itu bukan masalah. Saat ini kita mendorong untuk ada persewaan sepeda, kita atur regulasi mengenai itu,” kata Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, 7 Oktober lalu.
Di sisi lain, pengoperasian skuter listrik mendapat preseden kurang menyenangkan dari pejalan kaki. Kepada VOI, Pendiri Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus bilang pengguna skuter listrik mengganggu pejalan kaki karena masuk ke trotoar dan digunakan di atas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Lewat akun Instagram Dinas Bina Marga DKI Jakarta, bahkan memperlihatkan banyaknya pengguna skuter listrik yang tidak bertanggung jawab di sejumlah JPO. Setidaknya ada tiga JPO di sekitar Jalan Jenderal Sudirman yang kerap digunakan pengguna skuter listrik untuk melintas.
“Panel-panel (lantai) JPO rusak karena ban skuter listrik, Kita perbaiki panel tersebut sejak hari Minggu sampai dua hari ke depan (Jumat)” kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho.
Padahal, menurut Hari sudah ada tanda larangan menaiki skuter listrik ke atas JPO. Tanda tersebut terpasang pada tiap akses masuk JPO. Tapi, pengguna skuter tetap membandel dengan menaiki JPO, karena tak ada pengawasan langsung.
“Nah, yang kita lihat dari CCTV, pemakaian skuter di JPO itu pada malam hari. Kalau siang dia enggak berani. Jadi, begitu pengawasan enggak ada, mereka baru main,” ucap dia.
Kembali pada permasalahan regulasi skuter listrik, Dishub sebenarnya sudah mengimbau pengguna otopet listrik untuk tidak melintas di trotoar, termasuk di hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day. Namun memang belum ada sanksi tegas yang diberlakukan terhadap pengguna skuter listrik yang membandel.
Minimnya regulasi dan sarana penunjang keselamatan dari pengoperasian skuter listrik, telah menimbulkan korban jiwa. Dua pengguna GrabWheels diketahui menjadi korban tabrak lari pada Minggu 10 November lalu.
Insiden kecelakan lalu lintas itu terjadi di kawasan Gate 3 Gelora Bung Karno. Di mana ada sekelompok remaja yang sedang menggunakan GrabWheels dan ditabrak oleh sebuah mobil dari arah Senayan menuju pusat perbelanjaan FX Sudirman.
adik gw, ammar jadi salah satu korban kecelakaan ini dan anehnya gak ada satupun media yang meliput kecelalaan ini tolong @TMCPoldaMetro usut tuntas kecelakaan ini. dan pihak @GrabID buatlah kajian tentang safety layanan grabwheels kalian. pic.twitter.com/qAyq0KZ7Lz
— Alan Darmasaputra (@alandarma_s) November 12, 2019
“Pada saat mau menyalip ke arah jalur sebelah kiri, ternyata akhirnya menabrak,” ucap Kasubdit Bin Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar.
Mungkinkah Dilarang?
Polemik skuter listrik saat ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Sejak awal November, Singapura sudah mengeluarkan larangan penggunaan skuter listrik di trotoar. Pelarangan dilakukan atas alasan keamanan. Pada awal 2020, pengguna yang menggunakan skuter listrik di trotoar akan kena denda.
Kebijakan ini keluar setelah kecerobohan pengendara skuter listrik menewaskan seorang pengendara sepeda bernama Ong Bee Eng (65). Dia terluka serius akibat dihantam seorang pengendara skuter listrik di wilayah Bedok, dekat stasiun MRT Tanah Merah.
Kini pengendara skuter listrik di Singapura hanya bisa digunakan pada jalur khusus sepeda. Singapura menjadi negara ketiga yang melarang penggunaan skuter listrik di trotoar setelah sebelumnya Jerman dan Prancis memberlakukan larangan serupa.
Melihat cukup banyaknya kasus penggunaan skuter listrik yang bermasalah, akankah Indonesia khususnya DKI Jakarta ikut melarang pengoperasian escooter. Terlebih sudah adanya masalah kerusakan di fasilitas umum, hingga korban jiwa.

Bisnis.com, JAKARTA – Biaya aplikasi yang dibebankan oleh aplikator kepada mitra ojek online menjadi beban yang tak terhindarkan dan makin berat. Pengemudi mengaku sekitar 30% pendapatan lari untuk aplikator seperti Gojek. Adapun Grab masih menerapkan 20% biaya aplikasi.
Diketahui, dalam Keputusan Menteri Perhubungan KP No.100/2022 disebutkan bahwa para aplikator mematok biaya aplikasi maksimal sebesar 20% dari setiap pemesanan yang dijalankan oleh mitranya.
Namun, dalam kenyataannya potongan tersebut malah lebih dari batas maksimal dan terkadang bisa sampai 30% untuk potongan biaya aplikasi.
Salah seorang mitra Gojek bernama Rezki mengatakan bahwa biaya aplikasi sangat mencekik pendapatannya akhir-akhir ini.
Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, biaya aplikasi yang saat ini diterapkan, kata Rezki sangat tidak menentu dan terkadang lebih dari 20%.
“Misalkan dari harga sekarang harga Rp16.000 potongannya sudah Rp6.000, kita cuman dapet Rp10.000-an. Kebanyakan potongannya gede ketimbang pendapatan ojolnya,” kata Rezki kepada Bisnis, Senin (6/1/2025).
Rezki menambahkan, tidak menentunya potongan biaya aplikasi mulai terjadi setelah adanya program “Aceng” atau Argo Goceng. Sebab, promo tersebut membuat biaya aplikasi yang diterapkan oleh Gojek tidak stabil dan tidak menentu bagi mitranya.
Pendapatan dan potongan biaya aplikasi yang dibayarkan salah satu driver GojekPerbesar
Tidak hanya soal pendapatan, Rezki menyebut adanya biaya aplikasi juga membuat penumpang makin hari makin menurun. Sebelum adanya potongan yang besar ini, driver bisa membawa penumpang lebih dari 15 orang per harinya.
Adapun saat ini Rezki hanya mampu mendapatkan 10 penumpang dalam satu hari karena orderan yang masuk makin sepi.
Pria asal Kemayoran ini mengharapkan pada tahun ini aplikator dapat memotong kembali beban biaya aplikasi seperti beberapa tahun lalu.
“Mudah-mudahan sih potongan dari tarif aplikator itu menurun ya kan. Naikan lah tarif ojol ya kan supaya mensejahterakan semua ojol yang ada di Indonesia,” ujar Pria berusia 29 tahun ini.
Tidak hanya Rezki, mitra driver onlinenya, Rudi, juga merasakan dampak yang signifikan dari beban aplikasi yang tidak stabil.
Jika dibandingkan dengan 2018, potongan dari beban aplikasi pada 2024 ini sangat memberatkan. Sebab, biaya aplikasi yang diterapkan terkadang bisa melebihi batas maksimum atau 20%.
“Nah awal-awal itu masih murah, masih potongan masih stabil 20% lah ya. Kesininya 2022 ke atas lah Itu udah mulai kacau itu, udah 20% lebih lah potongan, sampi 25% dan 30% gitu,” ucap Rudi.
Lebih lanjut, pria asal Jawa Tengah ini juga menuturkan bukan hanya driver yang terkena biaya aplikasi, tetapi beban tersebut juga dirasakan oleh para pelanggan, yang kemudian berdampak pada jumlah penumpang yang makin dikit dalam satu hari kerja.
Driver ojek onlinePerbesar
Dirinya bercerita bahwa sebelum adanya biaya aplikasi yang makin tinggi ini, jumlah orderan yang masuk setiap harinya bisa mencapai 30 order. Permintaan akan makin tinggi di beberapa lokasi padat seperti sekolah dan stasiun commuterline.
Namun, dengan situasi saat ini, dirinya hanya bisa menarik penumpang paling banyak 15 orderan di setiap harinya atau turun 50% dibandingkan dengan sebelum biaya aplikasi naik.
“Wah itu (penumpang) sudah pasti drastis. Semakin kesini itu semakin menurun penumpang. Karena apa? pertama saingan semakin banyak dan mereka itu potongan masih 10%, 15%. Tapi kalau Gojek ini lebih dari 20% potongan, jadinya mahal,” tuturnya.
Maka dari itu, Rudi meminta agar aplikator dan pemerintah bisa menurunkan kembali biaya aplikasi seperti dulu yang hanya sebesar 10% dan melanjutkan program bonus yang sempat hilang setelah Covid-19.
“Makanya kalau bisa sih biar minimal disamain kayak dulu lah dibalikin (biaya aplikasi) lagi. Biar customer juga nggak keberatan gitu loh,” ucapnya.

Jakarta, Beritasatu.com – City Vision, perusahaan Out of Home (OOH) terkemuka di Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jakarta menghadirkan kembali perayaan malam tahun baru yang spektakuler melalui Kirana Jakarta 2025 by City Vision di Bundaran HI.
Acara ini merupakan komitmen City Vision untuk turut serta berkontribusi kepada pemerintah dan masyarakat dengan menghadirkan perayaan kelas dunia yang dapat dirasakan bersama. Dengan menggabungkan teknologi canggih dan kreativitas, perayaan Kirana Jakarta 2025 by City Vision menciptakan malam tahun baru yang penuh keajaiban dan kegembiraan di tengah kota Jakarta.
Perayaan malam tahun baru 2025 akan dimulai sejak pukul 20.00 WIB hingga pergantian tahun. Akan ada 23 panggung hiburan yang tersebar di berbagai titik strategis sepanjang Jalan Jend Sudirman hingga Jalan MH Thamrin. Salah satu panggung yang akan menghibur pengunjung pada perayaan malam tahun baru yakni Kirana Jakarta by City Vision yang akan berada tepat di jantung kota Jakarta, Bundaran HI.
Kirana Jakarta by City Vision merupakan bagian dari kegiatan Semarak Jakarta Mendunia yang memberikan pengalaman malam tahun baru spektakuler berskala global.
Co-Founder & Co-CEO City Vision, Meyrick Sumantri, mengungkapkan bahwa pihaknya ingin menjadikan Kirana Jakarta sebagai standar baru perayaan malam pergantian Tahun Baru di Asia Tenggara.
“Untuk itu, City Vision tidak hanya berkolaborasi dengan Pemprov Jakarta, namun juga mitra internasional untuk menciptakan top-notch entertainment. Kami percaya, acara ini mampu memperkuat citra Jakarta sebagai kota yang dinamis, inovatif, dan penuh pesona,” ujar Meyrick dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (31/12/2024).
Lebih lanjut, Meyrick mengingkapkan Kirana Jakarta by City Vision menawarkan platform unik bagi brand untuk terhubung langsung dengan audiens yang luas dan beragam dalam momen yang penuh makna.
“Tahun ini, kami bangga bekerja sama dengan beberapa brand ternama seperti Ace Hardware, BYOND by BSI, Pristine, Somethinc, Sunpride, Grab, Sun Life, dan Royal Chicken Nugget. Melihat antusiasme pada tahun sebelumnya, kami optimis akan ada lebih dari 200.000 pengunjung dari berbagai kota di Indonesia dan mancanegara yang akan memadati jantung kota Jakarta dan ikut serta memeriahkan Kirana Jakarta 2025,” tambah Meyrick.
Mengusung tema “Jakarta Kota Global Berjuta Pesona”, Kirana Jakarta 2025 hadir untuk menegaskan posisi Jakarta sebagai destinasi wisata global yang memadukan budaya lokal dan teknologi modern. Kolaborasi dengan komunitas lokal seperti Tari Betawi dan paduan suara anak-anak Y2K Children Choir juga menjadi salah satu daya tarik acara ini, mencerminkan keindahan keberagaman budaya Indonesia di panggung dunia.
Co-Founder & Co-CEO City Vision Juliana Kumala, mengatakan Kirana Jakarta by City Vision adalah bentuk komitmen kami untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang penuh daya tarik.
“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang tidak hanya memukau, tetapi juga membangun kebanggaan bagi masyarakat Jakarta dan Indonesia. Acara ini merupakan persembahan City Vision untuk menciptakan momen indah yang akan dikenang sepanjang masa,” ucap Juliana.
Malam pergantian tahun ini akan dimeriahkan dengan penampilan musik dari artis papan atas seperti Rahmania Astrini, RAN, dan Yura Yunita. Dipandu oleh Okky Lukman dan Indra Bekti, acara ini juga akan menampilkan atraksi teknologi canggih, termasuk pertunjukan 800 Drone Light Show, 3D Projection Mapping di The Plaza, hingga pesta kembang api pada malam puncaknya. Selain itu, acara ini dirancang untuk menjadi pengalaman interaktif bagi pengunjung dengan kehadiran 5000 Synchronize Wristband, yang memungkinkan semua peserta menjadi bagian dari pertunjukan melalui sinergi cahaya.
Semarak Jakarta Mendunia merupakan acara perayaan malam tahun baru hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi Jakarta dengan pihak swasta untuk masyarakat Indonesia khususnya Jakarta. Kolaborasi ini menjadi yang kedua kalinya dalam menghadirkan perayaan malam pergantian tahun baru berkelas dunia dengan menyatukan bakat dan keahlian dari seluruh dunia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, Puji Hastuti mengatakan, Kirana Jakarta 2025 bukan hanya hiburan, tetapi juga momentum penting untuk menunjukkan keunikan dan kreativitas Jakarta di mata dunia.
“Kami bangga dapat berkolaborasi dengan City Vision untuk menghadirkan perayaan yang merepresentasikan semangat kota Jakarta sebagai pusat budaya dan inovasi,” pungkasnya.
Acara ini akan berlangsung pada 31 Desember 2024 mulai pukul 18.30 WIB hingga hitung mundur tengah malam di Bundaran HI. Informasi lengkap mengenai rangkaian acara dapat diakses melalui situs resmi https://cityvision.co.id/ dan akun Instagram @cityvisionindonesia. Mari bersama-sama menyambut tahun 2025 dengan penuh semangat dan optimisme melalui Kirana Jakarta 2025!

TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria disabilitas membunuh istrinya sendiri di Banyumas, Jawa Tengah.
Pelaku, Andry tega membunuh istrinya, Jumirah diduga karena isu perselingkuhan di rumah tangga keduanya.
Andry membunuh istrinya sendiri memakai kunci inggris di rumahnya sendiri, di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024) sekira pukul 19.00 WIB.
Usai menganiaya istrinya hingga meninggal dunia, pelaku menyerahkan diri.
Demikian yang disampaikan Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansah Rithas Hasibuan.
“Kronologinya karena berantem mereka, pelaku ini ada disabilitas.”
“Korban dipukul pakai kunci Inggris dan sudah tadi malam menyerahkan diri ke polsek,” katanya, Sabtu (28/12/2024).
Kompol Andryansah menuturkan, korban diduga terlibat dalam perselingkuhan.
Pelaku mengetahui hal tersebut diduga setelah melihat isi handphone korban.
“Pelaku diduga melihat handphone si korban,” ujarnya, dikutip dari Tribunbanyumas.com.
Sementara itu, tetangga korban, Siran (52) menceritakan bahwa korban ditemukan sudah dalam kondisi kaku.
“Waktu ditemukan korban dalam kondisi terlentang dan sudah dalam kondisi kaku keluar lendir dan darah,” katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (28/12/2024).
Ia menambahkan, antara korban dan pelaku ternyata sudah sering cekcok karena perselingkuhan.
Siran menuturkan, pelaku menganiaya istrinya sekira pukul 19.00 WIB.
Setelah melakukan tindak kekerasan hingga menghilangkan nyawa istrinya, pelaku menyerahkan diri ke kantor polisi.
“Pelaku usai melakukannya (pembunuhan) lalu pesan Grab dan menyerahkan diri ke polisi,” jelas Siran.
Siran menambahkan, saat penganiayaan terjadi, tetangga tak ada yang mendengar teriakan korban.
Tetangga mengetahui korban tewas setelah polisi datang ke lokasi kejadian.
“Sama sekali tidak ada yang dengar dengan kajadian,” jelasnya.
Terkait isu perselingkuhan, antara korban dan pelaku ternyata sudah sering didamaikan.
“Saya sudah beberapa kali mendamaikan soal cekcok keduanya karena isu perselingkuhan.”
“Istrinya memang masih muda dan sering pergi-pergi,” terangnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Suami di Patikraja Banyumas Bunuh Istri Karena Isu Perselingkuhan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunBanyumas.com, Permata Putra Sejati)

Jakarta: Kabar baik bagi pengguna MRT Jakarta! Kini, Anda dapat kembali menggunakan GoPay untuk membeli tiket MRT melalui aplikasi MyMRTJ.
Sebelumnya, pada 1 Juli 2023, pembelian tiket MRT Jakarta menggunakan dompet digital GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja dihapus dan tidak dapat digunakan lagi.
Saat ini, pembayaran tiket MRT Jakarta dapat dilakukan menggunakan uang elektronik yang diterbitkan oleh perbankan, seperti Brizzi BRI, Flazz BCA, e-money Bank Mandiri, TapCash BNI, dan juga Jakcard (Bank DKI Jakarta).
Selain itu, Kode QR beberapa dompet digital dan perbankan digital juga dapat digunakan di aplikasi MRT Jakarta, seperti AstraPay, i.Saku, dan Blu.
Melansir dari Antara, berikut langkah-langkahnya:
1. Unduh aplikasi MyMRTJ
Unduh aplikasi MyMRTJ di Google Play Store atau Apple App Store.
2. Daftar/login
Buka aplikasi dan daftar/login ke akun Anda.
3. Pilih stasiun keberangkatan dan tujuan
Pilih stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan Anda.
4. Pilih jumlah tiket dan jenis tiket
Pilih jumlah tiket dan jenis tiket perjalanan Anda, baik sekali jalan atau pulang pergi.
5. Klik bayar dan pilih GoPay
Klik tombol ‘Bayar’ dan pilih GoPay sebagai metode pembayaran.
6. Hubungkan akun GoPay
Hubungkan akun Anda dengan aplikasi GoPay.
7. Pembelian tiket berhasil
Pembelian tiket berhasil dan QR tiket dapat digunakan untuk naik MRT.
Untuk naik MRT Jakarta, Anda hanya perlu membayar tarif berdasarkan stasiun keberangkatan dan tujuan. Tarif terjauh antara Stasiun Lebak Bulus Grab dan Stasiun Bundaran HI adalah Rp14 ribu untuk sekali perjalanan.
Segera manfaatkan kemudahan dan promo menarik ini untuk perjalanan Anda menggunakan MRT Jakarta! (Laura Oktaviani Sibarani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)