Perusahaan: Grab

  • Video : Biaya Potongan Aplikasi 30 Persen, Ojol Minta Turun Jadi Segin

    Video : Biaya Potongan Aplikasi 30 Persen, Ojol Minta Turun Jadi Segin

    Jakarta, CNBC Indonesia –Asosiasi Ojek Online, Garda Indonesia meminta aplikator seperti Gojek dan Grab menurunkan biaya potongan aplikasi. Sebab, angka yang berlaku saat ini membuat penghasilan para ojol makin menipis.

    Selengkapnya dalam program Autobizz Indonesia, Selasa (14/01/2025).

  • Muncul Ojol Zendo Milik Muhammadiyah, Ini Bedanya dengan Gojek-Grab

    Muncul Ojol Zendo Milik Muhammadiyah, Ini Bedanya dengan Gojek-Grab

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Organisasi masyarakat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) sama-sama mengelola platform ojek online (ojol) dengan naam Zendo dan NUjek.

    Keduanya membawa angin segar bagi transportasi online di Indonesia.

    NUjek diluncurkan pada 2018 lalu oleh Mochammad Ghozali yang saat ini menjabat sebagai CEO di NUjek.

    NUjek Menyediakan layanan transportasi online, pengiriman barang, pesan antar makanan, belanja kebutuhan sehari-hari dan penyedia jasa profesional secara on demand dalam satu platform aplikasi mobile.

    Sementara Zendo dikelola oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU). Zendo didirikan oleh Lutfy Azizah yang kini juga menjabat sebagai CEO Zendo. Layanan Zendo sudah hadir sejak 2015 dan kini tersedia di lebih dari 70 kota.

    Lantas, apa beda layanan Zendo dan NUjek dibandingkan dengan layanan ojol yang sudah ada seperti Gojek dan Grab?

    Layanan Zendo Muhammadiyah sebagai berikut:

    Zendo Bike: Layanan transportasi motor untuk perjalanan singkat

    Zendo Car: Transportasi mobil yang cocok untuk perjalanan keluarga dan bisnis

    Zendo Delivery: Layanan pengiriman barang yang aman dan cepat

    Zendo Food: Pesan-antar makanan dari berbagai restoran

    Zendo Shopping: Layanan belanja kebutuhan harian

    Layanan NUjek yang dikelola oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai berikut:

    nu-Ride: layanan antar-jemput penumpang dengan kapasitas satu orang

    nu-Taxi alias taksi online: layanan antar-jemput penumpang dengan kapasitas satu sampai empat orang

    nu-Fast atau pengantaran barang dengan dimensi maksimal 30x30x30 dan berat paling besar 30 kg

    nu-Cargo alias layanan pengantaran barang dengan dimensi maksimal 100x90x90 dan berat paling besar 150 kg

    nu-Food: layanan pesan antar makanan dan minuman

    nu-Mart : layanan belanja kebutuhan harian

    nu-Serv : layanan jasa profesional mulai dari tukang, rental, dan guru

    Layanan Gojek di antaranya:

    GoRide: Layanan transportasi roda dua

    GoCar: Layanan transportasi roda empat

    GoFood: Layanan pesan-antar makanan

    GoSend: Layanan pengiriman barang atau dokumen

    GoMart: Belanja kebutuhan sehari-hari dari toko terdekat

    GoShop: Membeli barang khusus di toko tertentu sesuai permintaan

    GoTix: Pemesanan tiket acara, film, atau hiburan lainnya

    GoBluebird: Pemesanan taksi Bluebird langsung dari aplikasi

    GoPulsa: Pengisian pulsa atau paket data GoTagihan: Pembayaran tagihan listrik, air, internet, dll

    GoPay: Dompet digital untuk pembayaran layanan dan transaksi lainnya

    GoPayLater: Fitur pembayaran ‘beli sekarang, bayar nanti’

    Layanan Grab yakni:

    GrabBike: Layanan transportasi roda dua

    GrabCar: Layanan transportasi roda empat

    GrabFood: Layanan pesan-antar makanan

    GrabExpress: Layanan pengiriman barang atau dokumen

    GrabMart: Belanja kebutuhan harian dari toko terdekat

    GrabRent: Sewa kendaraan dengan supir untuk jangka waktu tertentu

    GrabJastip: layanan yang memungkinkan pengguna untuk memesan barang dan diantarkan ke alamat tujuan

    (fab/fab)

  • Driver Ojol Buka Suara soal Zendo Muhammadiyah Pesaing Grab-Gojek

    Driver Ojol Buka Suara soal Zendo Muhammadiyah Pesaing Grab-Gojek

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah dominasi raksasa ojek online, munculnya ojek online lokal membawa angin segar bagi industri transportasi di Indonesia.

    Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia menyambut baik kehadiran platform ojek online lokal yang dimiliki oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu), Zendo.

    Ketua Umum (Ketum) Garda Indonesia, Igun Wicaksono menyebut kehadiran Zendo bisa menjadi penyeimbang ekosistem di bisnis transportasi online. Karena saat ini dua perusahaan aplikasi yang sudah ada masih mendominasi pasar ekosistem bisnis ojol atau transportasi online di Indonesia.

    “Harapan kami Zendo ini mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan aplikasi yang sudah hadir sebelumnya baik yang dari lokal Indonesia maupun dari luar negeri,” ujar Igun kepada CNBC Indonesia dalam sambungan telepon, Selasa (14/1/2025).

    Kehadiran penyedia layanan ojol baru, diharapkan bisa menambah peluang bagi driver ojol yang ingin mencoba bergabung dengan Zendo untuk menambah pendapatannya.

    Karena menurutnya, dua aplikasi yang menguasai ekosistem ojol saat ini, menarik potongan aplikasi di luar dari regulasi yang ada.

    “Kami berharap Zendo bisa mengikuti atau bisa mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan,” kata Igun.

    Sementara bagi pelanggan, ini bisa pilihan aplikasi lain yang sekiranya dapat memberi layanan dan kenyamanan lebih baik, serta program-program dari perusahaan aplikasi tersebut.

    Ia melihat peluang Zendo masih terbuka lebar di tengah pasar yang sudah ada dua pemain besar.

    “Kalau dari sisi konsumen, pastinya hal ini merupakan variasi baru yang patut dicoba. Jadi masih terbuka luas untuk dari sisi konsumen,” terangnya.

    Untuk itu Zendo perlu beradaptasi, meningkatkan marketingnya atau meningkatkan promosi terhadap masyarakat maupun para driver.

    “Karena bisnis teknologi pastinya tidak ada jenuh, namun di sini perlu adanya perbaikan-perbaikan regulasi dalam ekosistem dari bisnis teknologi ini.” pungkasnya.

    Mengutip laman resminya, Zendo adalah layanan on-demand services berbasis ojek yang hadir untuk memenuhi segala kebutuhan konsumen.

    Dengan fokus pada kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan, Zendo menyediakan berbagai layanan on-demand yang dapat diakses dengan mudah melalui WhatsApp.

    Zendo sudah hadir di 70 lebih kota di Indonesia dengan 700 lebih mitra ojek dan 100 ribu lebih pengguna aktif.

    (fab/fab)

  • Biaya Potongan Aplikasi 30 Persen, Ojol Minta Turun Jadi Segini

    Biaya Potongan Aplikasi 30 Persen, Ojol Minta Turun Jadi Segini

    Jakarta

    Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia meminta aplikator seperti Gojek dan Grab menurunkan biaya potongan aplikasi. Sebab, angka yang berlaku sekarang membuat penghasilan ‘pasukan hijau’ makin menipis.

    Ketua Umum (Ketum) Garda Indonesia), Igun Wicaksono mengatakan, penghasilan ojol saat ini dipotong aplikator hingga 30 persen lebih. Dia meminta ada penurunan bertahap hingga akhirnya menyentuh 10 persen.

    “Kami menuntut potongan bertahap, potongan aplikasi dibuat regulasinya maksimal 10 persen,” ujar Igun Wicaksono kepada detikOto, Senin (13/1).

    Ojek online (ojol) Gojek dan Grab. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Igun menjelaskan, potongan aplikasi hingga 30 persen telah menyalahi aturan yang berlaku. Sebab, dia mengklaim, aturan tersebut membatasi potongan di angka 20 persen.

    “Berulang kali kami protes keras atas potongan biaya aplikasi yang sudah sangat tidak manusiawi dan melanggar regulasi yang tercantum dalam Kepmenhub KP nomor 1001 tahun 2022, di mana potongan aplikasi maksimal 20 persen,” tuturnya.

    “Namun, fakta yang terjadi di lapangan, potongan aplikasi yang diterapkan dua perusahaan besar melebihi 20 persen, bahkan hingga lebih dari 30 persen. Namun, tidak ada tindak lanjut sanksi dari regulator atau dari Kementerian Perhubungan,” tambahnya.

    Driver ojek online (ojol). Foto: Ari Saputra

    Igun kemudian mempertanyakan peran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam menertibkan aplikator yang ‘menabrak’ aturan untuk mengenakan potongan yang lebih tinggi. Menurutnya, Kemenhub seharusnya mengambil tindakan!

    “Pertanyaan kami? Ke mana Kemenhub yang seharusnya bisa menindak tegas siapa pun yang melanggar regulasi yang dibuat oleh lembaganya, Kementerian Perhubungan,” tuturnya.

    “Apakah Menteri Perhubungan sampai tidak berdaya untuk dapat tegas kepada perusahaan aplikator besar yang seakan berkuasa melebihi kewenangan Menteri Perhubungan sebagai pembuat regulasi,” tambahnya.

    Sebagai catatan, penurunan tarif aplikasi merupakan tuntutan yang sudah disuarakan ojek online sejak tahun lalu. Bahkan, dalam demo besar yang digelar di Jakarta pada September 2024, protes terkait hal tersebut sudah disuarakan.

    (sfn/din)

  • Muhammadiyah Bikin Ojol Pesaing Gojek, Grab Cs

    Muhammadiyah Bikin Ojol Pesaing Gojek, Grab Cs

    Jakarta

    Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) menghadirkan layanan berbasis On-Demand Service (ODS) seperti Gojek, Grab dan kawan-kawan. SUMU berkolaborasi dengan Zendo yang sudah merintis usahanya sejak 2015.

    Dalam website resminya, layanan ODS dari Zendo sudah hadir di 70 kota lebih di Indonesia. Menariknya Zendo juga mengklaim punya 2 ribu mitra layanan, 700 mitra ojek, dan 100 ribu pengguna aktif.

    Sebagaimana Gojek-Grab dan kawan-kawan, Zendo juga menghadirkan beragam layanan, mulai ojek online, pesan antar makanan, pengiriman barang, belanja, hingga pembersihan rumah.

    Aplikasi ini disebut sudah melakukan ekspansi di Tulungagung, Sleman, Bantul, Wonosobo, Kudus, Kulon Progo, Gunung Kidul, Yogyakarta, Malang, Kediri, Sidoarjo, Yogyakarta, Indramayu, Garut, Cirebon, Kabupaten Bekasi, Tangerang, Pekanbaru, Batam, hingga Banjarmasin.

    Apa yang bikin Zendo berbeda dari aplikasi serupa? Selain bisa dipesan melalui aplikasi Zendo, layanan on-demand bisa diakses melalui WhatsApp. Konsumen bisa menghubungi costumer services untuk melakukan pemesanan tanpa mengunduh aplikasi tambahan.

    Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) Ghufron Mustaqim menjelaskan Zendo dimiliki oleh jaringan pengusaha Muhammadiyah. Bisnis ini awalnya dirintis oleh kader Muhammadiyah bernama Lutfy Azizah sejak 2015.

    “Lalu karena Mba Lutfy ini anggota serikat usaha Muhammadiyah nah per tahun ini kita duplikasi Zendo di puluhan kota kabupaten Indonesia dengan para anggota serikat usaha Muhammadiyah yang lain,” kata Ghufron kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/1).

    Ia mengatakan Zendo telah diduplikasi oleh Serikat Usaha Muhammadiyah untuk diperluas hadir di puluhan kota di Indonesia

    “Jadi ini milik jaringan pengusaha Muhammadiyah. Kerja sama ini diwadahi dan dikatalisasi oleh serikat usaha Muhammadiyah,” tambahnya.

    (riar/rgr)

  • Pakai Ojol Zendo Muhammadiyah Bisa dari WhatsApp, Ini Caranya

    Pakai Ojol Zendo Muhammadiyah Bisa dari WhatsApp, Ini Caranya

    Bisnis.com, JAKARTA – Muhammadiyah memiliki layanan ojek online (ojol) Bernama Zendo yang mirip dengan Gojek dan Grab.

    Layanan yang diberikan oleh Zendo yakni Zendo Bike, Zendo Car, Zendo Cleaning, Zendo Delivery, Zendo Food, dan Zendo Shopping.

    Hingga saat ini, Zendo mengeklaim telah memiliki lebih dari 100.000 mitra pengemudi dan 2.000 merchant yang tersebar di puluhan kota dan kabupaten.

    Melansir dari situs resminya, aplikasi Zendo saat ini baru bisa diunduh di Google Playstore untuk para pengguna Android. Anda bisa langsung mengunduh Zendo di link berikut ini. 

    Link Aplikasi Zendo 

    Namun Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) Ghufron Mustaqim menyebut bahwa memakai layanan Zendo bisa menggunakan WhatsApp.

    Sistem pemesanan Zendo melalui pesan yang dikirimkan kepada customer service melalui Whatsapp. Nantinya, setelah memesan pihak dari Zendo akan menghubungi pengemudi untuk menjemput atau mengantar pesanan.

    “Nah layanannya itu tidak hanya sekedar antar jemput penumpang atau antar jemput makanan gitu. Tapi juga macam-macam seperti bahkan sampai nangkap ular, nebang pohon, bersih-bersih rumah itu juga sangat bisa. Karena ya sangat berkeluargaan gitu lah,” ucap Ghufron kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025).

    Cara Gunakan Layanan Zendo Menggunakan WhatsApp

    Melansir zendo.id, berikut cara menggunakan layanan Zendo melalui WhatsApp:

    1. Simpan nomor WhatsApp resmi yang ada di situs dan media sosial Zendo
    2. Kirim pesan ke WhatsApp Zendo
    3. Tentukan layanan yang diinginkan setelah mendapat pesan otomatis dari customer service (CS)
    4. Nantinya CS akan memberikan pilihan layanan Zendo seperti Zendo Bike, Zendo Car, Zendo Food atau Zendo Delivery
    5. Berikan informasi lengkap mengenai alamat dan tujuan
    6. Konfirmasi Pemesanan dan tunggu driver Zendo
    7. Selesaikan pembayaran secara tunai dan non-tunai. Pembayaran non-tunai bisa melalui transfer bank dan domper digital

  • 7 Fakta Zendo Ojol Muhammadiyah, Biaya Aplikasi, Ekspansi, hingga Jasa Tangkap Ular

    7 Fakta Zendo Ojol Muhammadiyah, Biaya Aplikasi, Ekspansi, hingga Jasa Tangkap Ular

    Bisnis.com, JAKARTA – Zendo, aplikasi ojek online besutan Muhammadiyah, masih tetap bertahan di tengah persaingan raksasa ride hailing Gojek dan Grab. Terdapat sejumlah fakta mengenai aplikasi yang bermain di pedalaman ini. 

    Selektif

    Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) Ghufron Mustaqim mengatakan untuk mensejahterakan driver, Zendo selektif dalam merekrut mitra driver. 

    Zendo tidak merekrut banyak pengemudi seperti perusahaan transportasi online lain. 

    “Jadi rekrut driver satu demi satu. Kita ingin setiap driver itu bisa dapat orderan yang layak per hari. Bisa cukup perhari gitu,” kata Ghufron kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025).

    Zendo mengeklaim telah memiliki lebih dari 100.000 mitra pengemudi dan 2.000 merchant yang tersebar di puluhan kota. 

    Terkait dengan perekrutan driver Zendo pun, Ghufron menyampaikan bahwa pihak Zendi merekrut driver dengan beberapa pertimbangan yang menitikberatkan pada kepribadian pengemudi.

    Hal ini, kata Ghufron, dilakukan guna mencetak driver yang amanah dan melayani dengan sepenuh hati sesuai dengan tujuan Zendo.

    Bebas Admin Fee

    Ghufron menuturkan bahwa Zendo juga tidak memungut biaya atau admin fee dari merchant atau restoran yang bekerja sama dengan Zendo. Sehingga hal ini akan menguntungkan pihak restoran dan pelanggan yang hanya membayar ongkos kirim tanpa perlu membayar biaya lainnya.

    “Sehingga pelanggan tinggal hanya membayar ongkosnya saja. Ongkirnya pun juga mirip-mirip lah sama ojek online lain. Tapi biayanya jadi lebih murah karena tidak ada admin fee yang aneh-aneh,” ujarnya.

    Pengemudi ZendoPerbesar

    Jasa Tangkap Ular 

    Ghufron menyebut bahwa Zendo sangat ramah bagi masyarakat awam yang bingung jika menggunakan aplikasi.

    Sistem pemesanan Zendo melalui pesan yang dikirimkan kepada customer service melalui Whatsapp. Nantinya, setelah memesan pihak dari Zendo akan menghubungi pengemudi untuk menjemput atau mengantar pesanan. Layanan yang diberikan pun beragam mulai dari pesan antar makanan hingga menangkap ular.

    “Nah layanannya itu tidak hanya sekedar antar jemput penumpang atau antar jemput makanan gitu. Tapi juga macam-macam seperti bahkan sampai nangkap ular, nebang pohon, bersih-bersih rumah itu juga sangat bisa. Karena ya sangat berkeluargaan gitu lah,” ucap Ghufron.

  • Aturan Ganjil Genap Jakarta, Rabu 8 Januari 2025: Panduan Lengkap untuk Pengendara Roda Empat atau Lebih – Page 3

    Aturan Ganjil Genap Jakarta, Rabu 8 Januari 2025: Panduan Lengkap untuk Pengendara Roda Empat atau Lebih – Page 3

    Menghadapi kebijakan ganjil genap bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda berkendara dengan lebih efisien dan nyaman:

    1. Periksa Jadwal dan Rute Alternatif:

    – Sebelum berangkat, pastikan untuk memeriksa jadwal ganjil genap dan pertimbangkan rute alternatif untuk menghindari jalan yang terkena aturan ini. Aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Waze dapat membantu Anda menemukan rute tercepat.

    2. Gunakan Transportasi Publik:

    – Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan transportasi publik seperti TransJakarta, MRT, atau KRL. Hal ini tidak hanya membantu Anda menghindari aturan ganjil genap, tetapi juga dapat mengurangi stres dari kemacetan lalu lintas.

    3. Manfaatkan Layanan Ride-Sharing:

    – Layanan ride-sharing seperti Gojek atau Grab bisa menjadi solusi praktis untuk perjalanan Anda. Pastikan untuk memesan lebih awal, terutama pada jam-jam sibuk, untuk menghindari waktu tunggu yang lama.

    4. Carpooling dengan Rekan Kerja:

    – Mengatur carpooling dengan rekan kerja yang memiliki pelat nomor yang sesuai dapat menjadi cara yang efisien dan ekonomis untuk berangkat kerja.

    5. Siapkan Dokumen Kendaraan:

    – Pastikan selalu membawa dokumen kendaraan dan SIM Anda. Pemeriksaan rutin sering dilakukan oleh petugas di lapangan untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan ganjil genap.

    6. Rencanakan Perjalanan dengan Baik:

    – Usahakan untuk merencanakan perjalanan Anda dengan baik agar tidak terburu-buru. Berangkat lebih awal dapat membantu Anda menghindari kemacetan dan memastikan Anda tiba tepat waktu.

    Dengan memahami dan mematuhi aturan ganjil genap yang berlaku, Anda dapat berkontribusi dalam mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas udara di Jakarta.

    Semoga tips di atas dapat membantu Anda dalam merencanakan perjalanan dengan lebih baik dan efisien. Selamat berkendara dan tetap patuhi peraturan lalu lintas!

  • Biaya Aplikasi Gojek Capai 30%, Pemilik Platform Diminta Lebih Adil

    Biaya Aplikasi Gojek Capai 30%, Pemilik Platform Diminta Lebih Adil

    Bisnis.com, JAKARTA – Biaya aplikasi 30% yang dibebankan Gojek kepada para mitra dinilai sebagai upaya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dalam mengejar profit.

    Di sisi lain, mitra driver mengeluhkan biaya aplikasi yang melambung membuat pendapatan mereka makin tipis dan pelanggan kabur. 

    Ketua Umum Idiec M. Tesar Sandikapura mengatakan biaya aplikasi yang membesar menandakan bahwa Gojek berupaya memanfaatkan para mitra untuk mengeruk keuntungan.

    Pendapatan yang didapat dari konsumen akan dialihkan untuk perusahaan, alih-laih kembali kepada mitra ataupun pengguna dalam bentuk insentif dan lain sebagainya. 

    “Mereka tambah kaya driver tidak, ini yang tidak fair sebenarnya. Regulasi ini seharusnya diatur oleh pemerintah,” kata Tesar kepada Bisnis, Selasa (7/1/2024). 

    Diketahui pada kuartal III/2024, Gojek yang merupakan bagian dari layanan berbasis permintaan atau On- Demand Services membukukan pendapatan bruto Rp10,38 triliun atau tumbuh 17% year on year/YoY. Penawaran premium seperti GoFood Express, berkontribusi  22% GTV GoFood. 

    Sementara itu total pendapatan kotor Grup GoTo pada periode tersebut mencapai Rp13,13 triliun atau naik 30% secara tahunan. Artinya, layanan berbasis permintaan Gojek masih menjadi kontributor utama pendapatan GOTO dengan porsi mencapai 79,1%.

    Tampilan potongan harga di aplikasi GojekPerbesar

    Pada tahun lalu, GoTo mengumumkan penutupan bisnis Gojek di Vietnam, yang efektif mulai 16 September 2024. Penutupan bertujuan agar Perseroan dapat berfokus pada operasi yang memberikan dampak pasar secara berkelanjutan. Secara keseluruhan, GoTo masih mencatatkan rugi sebesar Rp2 triliun. Nilai kerugian GoTo turun 71% dari periode yang sama tahun lalu. 

    Tesar menambahkan praktik memperkaya pemilik aplikasi tidak hanya terjadi di Indonesia. Layanan On Demand di Filipina dan beberapa negara lainnya, lanjutnya, juga melakukan hal yang sama. 

    Aplikator meraup menaikan keuntungan tanpa transparansi yang jelas kepada para pengguna dan mitra driver. 

    “Contoh ketika hujan ongkos naik, karena padat katanya, tetapi apakah itu menguntungkan driver? harusnya sama-sama fair,,” kata Tesar. 

    Dia mengatakan seharusnya kenaikan biaya saat cuaca hujan dikembalikan kepada mitra driver yang memiliki beban lebih berat saat mengangkut penumpang di tengah hujan dan jalannya yang kemungkinan macet. 

    Sementara itu, Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan potongan aplikasi maksimal 20% diambil dari total yang dibayarkan oleh konsumen atau dari total tarif perjalanan saja. 

    Jika dibedah, ada 3 jenis tarif yang dibayarkan konsumen. Pertama adalah tarif perjalanan. Kedua adalah platform fee yang besarannya tidak menentu. Ketiga adalah safe trip fee (semacam asuransi perjalanan) sebesar Rp1.000 per perjalanan. 

    Sedangkan dari aturan, 20 persen diambil dari tarif perjalanan bukan dari semua yang dibebankan ke konsumen. 

    “Maka ini yang sering misslead dimana secara perhitungan beban konsumen, biaya aplikasi yang dibayarkan lebih dari 20 persen. Terlebih ketika konsumen membayarkan secara uang tunai yang akan terlihat membebani driver dengan potongan yang harus dibayarkan jadi besar,” kata Huda.

    Driver Gojek mendapat order dari penggunaPerbesar 

    Dia juga berpendapat jika biaya aplikasi terlihat mahal, maka seharusnya aplikator akan mengurangi permintaan dari konsumen. 

    Aplikator seperti Gojek dan Grab harus hati-hati dalam menerapkan platform fee mengingat konsumen Indonesia masih berbasis permintaan. Persaingan dengan harga masih cukup berat. 

    “Kemudian, driver dan konsumen juga harus diperlihatkan receipt di awal secara detail dengan komponen masing-masing. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi harga secara lengkap. Bagi pemerintah, tentu memperjelas aturan potongan driver harus diperjelas apakah dari tarif perjalanan saja atau dari biaya yang dibayarkan oleh konsumen karena dua hal tersebut berbeda,” kata Huda. 

    Sebelumnya, pengemudi Gojek hingga Grab merasa tertekan dengan biaya aplikasi yang makin tinggi di tengah melambungnya biaya hidup yang harus ditanggung.

    Strategi aplikator menaikan biaya aplikasi juga berdampak pada harga layanan makin mahal bagi masyarakat Indonesia yang masih berorientasi terhadap harga. 

    Diketahui, dalam Keputusan Menteri Perhubungan KP No.100/2022 disebutkan bahwa para aplikator mematok biaya aplikasi maksimal sebesar 20% dari setiap pemesanan yang dijalankan oleh mitranya.

    Namun, dalam kenyataannya potongan tersebut malah lebih dari batas maksimal dan terkadang bisa sampai 30% untuk potongan biaya aplikasi. 

  • Zendo Ojol Muhammadiyah Gratiskan Biaya Admin, tapi Selektif Pilih Driver

    Zendo Ojol Muhammadiyah Gratiskan Biaya Admin, tapi Selektif Pilih Driver

    Bisnis.com, JAKARTA – Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) membebaskan biaya admin kepada pelanggan dan merchant restoran guna memberikan kenyamanan kepada mereka saat menggunakan layanan berbasis permintaan Zendo.

    Muhammadiyah juga berusaha menjaga kesejahteraan para mitra dengan selektif merekrut orang sehingga pesanan per hari yang didapat mitra tetap tinggi dan secara kualitas layanan yang diterima pelanggan tetap optimal. 

    Adapun, Zendo, layanan transportasi online berbasis permintaan (on demand) mitra Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu), terus memperluas layanan dan telah hadir di 70 kota. Layanan ini mirip seperti Gojek dan Grab. 

    Dilansir dari laman instagram Zendo_Id, aplikasi ini telah hadir di Tulung Agung, Malang, Sidoarjo, Yogyakarta, Indramayu, Garut, Kabupaten Bekasi, Tangerang, Pekanbaru, hingga Banjarmasin.

    Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) Ghufron Mustaqim mengatakan untuk mensejahterakan driver, Zendo selektif dalam merekrut mitra driver. 

    Zendo tidak merekrut banyak pengemudi seperti perusahaan transportasi online lain. 

    “Jadi rekrut driver satu demi satu. Kita ingin setiap driver itu bisa dapat orderan yang layak per hari. Bisa cukup perhari gitu,” kata Ghufron kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025).

    Layanan aplikasi ZendoPerbesar

    Zendo mengeklaim telah memiliki lebih dari 100.000 mitra pengemudi dan 2.000 merchant yang tersebar di puluhan kota. 

    Terkait dengan perekrutan driver Zendo pun, Ghufron menyampaikan bahwa pihak Zendi merekrut driver dengan beberapa pertimbangan yang menitikberatkan pada kepribadian pengemudi.

    Hal ini, kata Ghufron, dilakukan guna mencetak driver yang amanah dan melayani dengan sepenuh hati sesuai dengan tujuan Zendo.

    Selain kesejahteraan mitra, Ghufron menuturkan bahwa Zendo juga tidak memungut biaya atau admin fee dari merchant atau restoran yang bekerja sama dengan Zendo.

    Sehingga hal ini akan menguntungkan pihak restoran dan pelanggan yang hanya membayar ongkos kirim tanpa perlu membayar biaya lainnya.

    “Sehingga pelanggan tinggal hanya membayar ongkosnya saja. Ongkirnya pun juga mirip-mirip lah sama ojek online lain. Tapi biayanya jadi lebih murah karena tidak ada admin fee yang aneh-aneh,” ujarnya.

    Tidak hanya itu, Ghufron menyebut bahwa Zendo sangat ramah bagi masyarakat awam yang bingung jika menggunakan aplikasi.

    Sebab, sistem pemesanan Zendo melalui pesan yang dikirimkan kepada customer service melalui Whatsapp. Nantinya, setelah memesan pihak dari Zendo akan menghubungi pengemudi untuk menjemput atau mengantar pesanan.

    “Nah layanannya itu tidak hanya sekedar antar jemput penumpang atau antar jemput makanan gitu. Tapi juga macam-macam seperti bahkan sampai nangkap ular, nebang pohon, bersih-bersih rumah itu juga sangat bisa. Karena ya sangat berkeluargaan gitu lah,” ucap Ghufron.

    Berikut sejumlah layanan Zendo:

    -Zendo Bike: Layanan ojek motor yang dirancang untuk memberikan solusi transportasi cepat, efisien. dengan pengemudi yang berpengalaman dan ramah.

    -Zendo Car: Transportasi roda empat yang menyasar target perjalanan keluarga, perjalanan bisnis, atau barang bawaan yang banyak.

    -Zendo Cleaning Service: Layanan kebersihan profesional untuk rumah dan kantor. Dengan tim kebersihan yang terlatih dan menggunakan peralatan modern.

    -Zendo Delivery: Layanan angkut barang untuk pengiriman barang pribadi, dokumen penting, atau barang dagangan. Nilai yang ditawarkan cepat dan efisien.

    -Zendo Food: Jasa beli makanan dari restoran favorit. 

    -Zendo Shopping: Layanan belanja kebutuhan harian tanpa harus keluar rumah.