Perusahaan: Grab

  • Keluh Serikat Pekerja Ojol di Balik Kinerja Moncer Grab dan GoTo

    Keluh Serikat Pekerja Ojol di Balik Kinerja Moncer Grab dan GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati merespons meningkatnya keuntungan perusahaan platform seperti Grab dan GoTo. 

    Dia menyoroti ketimpangan antara keuntungan tersebut dengan kesejahteraan para pengemudi ojek online (ojol), taksi online (taksol), dan kurir yang justru semakin terpuruk.

    Menurut Lily, para pekerja di sektor transportasi daring itu tidak mendapatkan imbas positif dari kenaikan laba dan pendapatan dua raksasa teknologi tersebut. Sebaliknya, mereka justru terhimpit oleh rendahnya pendapatan dan tingginya potongan dari platform.

    “Pendapatan kami sangat minim, di bawah standar upah minimum. Kami sehari hanya mendapatkan Rp50.000–Rp 100.000,” kata Lily kepada Bisnis pada Sabtu (8/11/2025). 

    Lily menjelaskan, pendapatan yang diterima para pengemudi itu belum termasuk berbagai biaya operasional yang harus mereka tanggung sendiri, seperti bahan bakar, paket data, pulsa, parkir, cicilan atribut seperti helm, jaket, dan tas, hingga biaya servis, penggantian suku cadang, serta cicilan kendaraan.

    Dia menjelaskan kondisi tersebut terjadi karena tingginya potongan yang diambil perusahaan platform dari setiap pesanan yang diselesaikan mitra pengemudi.

    Dia mengatakan, perusahaan platform mengambil keuntungan dari potongan yang tinggi, yakni berkisar antara 30% hingga 70% dari setiap pesanan yang diselesaikan pengemudi.

    “Potongan ini pun dilanggar platform dari aturan potongan maksimal 20% dan tanpa sanksi dari pemerintah,” ungkapnya.

    Selain potongan besar, Lily menyebutkan berbagai skema yang justru semakin menggerus pendapatan para pengemudi, mulai dari tarif hemat, slot, hub, hingga sistem “argo goceng” dan tingkatan level yang menentukan peluang mendapat order.

    Akibat sistem yang menekan ini, banyak pengemudi terpaksa bekerja lebih lama di jalanan hanya untuk menutupi kebutuhan harian.

    “Kami seperti budak yang bekerja 12 hingga 18 jam per hari tanpa upah lembur, tidak ada waktu istirahat dan hari libur. Apalagi bagi pengemudi ojol perempuan tidak mendapatkan cuti haid, melahirkan,” kata Lily.

    Selain pendapatan rendah, Lily menyoroti minimnya perlindungan sosial bagi para pengemudi termasuk Jaminan Sosial berupa BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. 

    “Kedua jaminan sosial itu kami yang bayar, bukan perusahaan platform,” imbuhnya.

    Lily menambahkan, perusahaan platform kerap bertindak sewenang-wenang dengan memberikan sanksi suspend atau pemutusan kemitraan tanpa pesangon. Para pengemudi pun tidak memiliki kesempatan untuk membela diri karena keberadaan serikat pekerja tidak diakui oleh pihak platform.

    Lily menegaskan, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan Peraturan Presiden yang dapat melindungi para pekerja platform seperti pengemudi ojek online, taksi online, dan kurir, serta mengakui mereka sebagai pekerja.

    “Selama ini platform selalu berlindung di balik status mitra sebagai dalih untuk menghindar dari kewajiban platform untuk memenuhi hak-hak pekerja kepada pengemudi ojol, taksol dan kurir,” kata Lily.

    Kinerja Keuangan GRAB dan GOTO

    Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) melaporkan kinerja keuangan positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba bersih sebesar US$17 juta, setara Rp284 miliar (kurs Rp16.690 per dolar AS).

    Mengutip laporan keuangan perusahaan, capaian tersebut naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Grab meningkat 22% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$873 juta atau sekitar Rp14,57 triliun, dan naik 17% jika disesuaikan dengan fluktuasi kurs mata uang.

    Pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh segmen On-Demand, yang mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$5,8 miliar atau Rp96,8 triliun, tumbuh 24% dibandingkan tahun lalu.

    Dari sisi profitabilitas, adjusted EBITDA mencapai US$136 juta atau sekitar Rp2,27 triliun, melonjak 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Sementara adjusted free cash flow tercatat US$203 juta atau Rp3,39 triliun, naik US$54 juta (sekitar Rp901 miliar) secara tahunan. Dalam basis 12 bulan terakhir, nilainya mencapai US$283 juta atau Rp4,72 triliun.

    Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mencatatkan kinerja positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, menandai pertama kalinya perseroan meraih laba sebelum pajak positif sejak berdiri.

    GoTo juga mencatat adjusted EBITDA Grup sebesar Rp516 miliar, melonjak 239% YoY. Capaian tersebut menandai EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut, dengan nilai Rp369 miliar, membaik Rp455 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Seiring dengan hasil tersebut, GoTo menaikkan panduan kinerja adjusted EBITDA Grup untuk setahun penuh 2025, dari Rp1,4–1,6 triliun menjadi Rp1,8–1,9 triliun.

    Dari sisi operasional, total nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) Grup mencapai Rp176 triliun, tumbuh 28% YoY. GTV inti Grup tercatat Rp102,8 triliun, naik 43% YoY. Pendapatan bersih juga meningkat 21% menjadi Rp4,7 triliun, sementara jumlah pengguna bertransaksi tahunan (Annual Transacting Users/ATU) di Indonesia naik 33% menjadi 61,1 juta, setara sekitar 30% populasi dewasa di Tanah Air.

    Selain itu, GoTo membukukan adjusted free cash flow positif sebesar Rp247 miliar, mencerminkan perbaikan kinerja operasional dan efisiensi biaya. Dari lini e-commerce, imbalan jasa Tokopedia mencapai Rp211 miliar per kuartal III/2025.

    Perseroan juga menegaskan kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas, setara kas, dan deposito jangka pendek sebesar Rp18 triliun (setara US$1,1 miliar) per 30 September 2025.

  • Asosiasi Ojol Soroti Kontrasnya Laba Grab-GoTo dengan Pendapatan Driver

    Asosiasi Ojol Soroti Kontrasnya Laba Grab-GoTo dengan Pendapatan Driver

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia menyoroti kontrasnya peningkatan laba perusahaan transportasi daring seperti Grab dan GoTo dengan pendapatan para pengemudi ojek online (ojol) yang dinilai stagnan bahkan cenderung menurun. 

    Ketua Umum Garda, Raden Igun Wicaksono, mengatakan wajar jika perusahaan menginginkan margin pendapatan yang positif. 

    Namun, dia menilai kenaikan laba tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan mitra pengemudi yang menjadi tulang punggung operasional perusahaan. Dia menyebut untuk saat ini, pendapatan rata-rata sebagian besar ojol hanya bisa mendapatkan Rp100.000–Rp300.000 per hari secara bruto, belum termasuk belanja modal (capital expenditure/capex) dan biaya operasional (operating expenditure/Opex).

    “Jadi, rata-rata pendapatan bersih [netto] yang diterima seorang pengemudi ojol hanya sekitar Rp50.000–Rp150.000,” kata Igun kepada Bisnis, Sabtu (8/11/2025).

    Igun menambahkan, para pengemudi harus bekerja 12 hingga 18 jam per hari untuk memperoleh pendapatan tersebut. Namun, hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. 

    Di sisi lain, perusahaan aplikator justru menikmati margin keuntungan yang dinilainya sangat signifikan.

    Dia juga menyoroti lemahnya peran pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam mengawasi praktik bagi hasil antara perusahaan aplikator dan mitra pengemudi. Garda Indonesia mendesak pemerintah agar segera mengatur skema pembagian hasil yang lebih adil antara aplikator dan pengemudi. 

    Menurut Igun, pihaknya mengusulkan agar pengemudi memperoleh 90% hasil pendapatan, sementara perusahaan aplikator hanya berhak atas 10% komisi.

    “Cukup sudah bertahun-tahun pengemudi ojol dipotong pendapatannya sebesar 20% sampai hampir 50%,” katanya.

    Asosiasi tersebut juga mendesak Presiden Prabowo Subianto agar segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pembagian hasil bagi ojol sebesar 90% dan aplikator 10%. Igun menegaskan, pihaknya akan terus memperjuangkan tuntutan tersebut melalui aksi unjuk rasa apabila pemerintah dan perusahaan aplikator tidak menanggapi aspirasi para pengemudi.

    “Kami sebagai asosiasi akan terus perjuangkan melalui berbagai aksi unjuk rasa atau demonstrasi memperjuangkan bagi hasil tersebut hingga ojol menang melawan arogansi perusahaan aplikator yang terus memotong secara sepihak hingga mencapai hampir 50%,” pungkasnya.

    Kinerja Keuangan GRAB dan GOTO

    Per Kuartal III/2025, Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) melaporkan kinerja keuangan positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba bersih sebesar US$17 juta, setara Rp284 miliar (kurs Rp16.690 per dolar AS).

    Mengutip laporan keuangan perusahaan, capaian tersebut naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Grab meningkat 22% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$873 juta atau sekitar Rp14,57 triliun, dan naik 17% jika disesuaikan dengan fluktuasi kurs mata uang.

    Pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh segmen On-Demand, yang mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$5,8 miliar atau Rp96,8 triliun, tumbuh 24% dibandingkan tahun lalu.

    Dari sisi profitabilitas, adjusted EBITDA mencapai US$136 juta atau sekitar Rp2,27 triliun, melonjak 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Sementara adjusted free cash flow tercatat US$203 juta atau Rp3,39 triliun, naik US$54 juta (sekitar Rp901 miliar) secara tahunan. Dalam basis 12 bulan terakhir, nilainya mencapai US$283 juta atau Rp4,72 triliun.

    Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mencatatkan kinerja positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, menandai pertama kalinya perseroan meraih laba sebelum pajak positif sejak berdiri.

    GoTo juga mencatat adjusted EBITDA Grup sebesar Rp516 miliar, melonjak 239% YoY. Capaian tersebut menandai EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut, dengan nilai Rp369 miliar, membaik Rp455 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Seiring dengan hasil tersebut, GoTo menaikkan panduan kinerja adjusted EBITDA Grup untuk setahun penuh 2025, dari Rp1,4–1,6 triliun menjadi Rp1,8–1,9 triliun.

    Dari sisi operasional, total nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) Grup mencapai Rp176 triliun, tumbuh 28% YoY. GTV inti Grup tercatat Rp102,8 triliun, naik 43% YoY. Pendapatan bersih juga meningkat 21% menjadi Rp4,7 triliun, sementara jumlah pengguna bertransaksi tahunan (Annual Transacting Users/ATU) di Indonesia naik 33% menjadi 61,1 juta, setara sekitar 30% populasi dewasa di Tanah Air.

    Selain itu, GoTo membukukan adjusted free cash flow positif sebesar Rp247 miliar, mencerminkan perbaikan kinerja operasional dan efisiensi biaya. Dari lini e-commerce, imbalan jasa Tokopedia mencapai Rp211 miliar per kuartal III/2025.

    Perseroan juga menegaskan kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas, setara kas, dan deposito jangka pendek sebesar Rp18 triliun (setara US$1,1 miliar) per 30 September 2025.

  • Grab dan GOTO Kembali Diisukan Merger, Intip Kinerja Keuangannya

    Grab dan GOTO Kembali Diisukan Merger, Intip Kinerja Keuangannya

    Bisnis.com, JAKARTA— Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) melaporkan kinerja keuangan positif per kuartal III/2025 dengan membukukan laba bersih senilai US$17 juta atau setara Rp284 miliar (asumsi kurs Rp16.690 per dolar AS).

    Mengutip laporan keuangan perusahaan, Sabtu (8/11/2025), capaian tersebut naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Grab meningkat 22% secara tahunan (year-on year/yoy) menjadi US$873 juta atau sekitar Rp14,57 triliun.

    Pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh segmen on-demand, yang mencatatkan gross merchandise value (GMV) sebesar US$5,8 miliar atau Rp96,8 triliun, tumbuh 24% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Dari sisi profitabilitas, EBITDA yang disesuaikan mencapai US$136 juta atau sekitar Rp2,27 triliun, melonjak 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. 

    Sementara itu, arus kas bebas yang disesuaikan (adjusted free cash flow) tercatat US$203 juta atau Rp3,39 triliun, naik US$54 juta (sekitar Rp901 miliar) secara tahunan. Dalam basis 12 bulan terakhir, nilainya mencapai US$283 juta atau Rp4,72 triliun.

    Chief Financial Officer Grab Peter Oey mengatakan, hasil kuartal ini menegaskan ketahanan model bisnis perusahaan.

    “Kami mempercepat pertumbuhan sembari memperbaiki margin EBITDA dan arus kas bebas. Karena itu, kami menaikkan panduan pendapatan tahunan Grup menjadi US$3,38–3,40 miliar atau sekitar Rp56,4–Rp56,7 triliun, dan memperbarui panduan EBITDA yang disesuaikan menjadi US$490–500 juta atau Rp8,18–Rp8,34 triliun,” katanya.

    Secara operasional, jumlah pengguna transaksi bulanan Grup (MTUs) meningkat 14% menjadi 47,7 juta. Nilai transaksi per pengguna juga naik 7% menjadi US$133 atau sekitar Rp2,22 juta. Grab mencatat peningkatan insentif bagi mitra sebesar 40% menjadi US$263 juta atau Rp4,39 triliun, mencerminkan pertumbuhan ekosistem pengemudi dan merchant.

    Segmen pengantaran (deliveries) menjadi penopang utama kinerja dengan pendapatan naik 23% yoy menjadi US$465 juta (Rp7,76 triliun). Nilai transaksi (GMV) di segmen ini juga melonjak 26% menjadi US$3,73 miliar (Rp62,3 triliun). EBITDA yang disesuaikan untuk deliveries tumbuh 42% menjadi US$78 juta (Rp1,3 triliun), dengan margin 2,1% terhadap GMV.

    Selama kuartal berjalan, jumlah pengiklan aktif di platform iklan mandiri Grab meningkat 15% menjadi 228.000, sementara belanja iklan rata-rata naik 41% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Dari sisi neraca, likuiditas kas bruto Grab mencapai US$7,4 miliar atau sekitar Rp123,5 triliun per akhir September 2025, naik dari US$6,1 miliar (Rp101,8 triliun) pada periode yang sama tahun lalu. Kas bersih perusahaan juga tetap solid di US$5,3 miliar atau Rp88,5 triliun.

    Kinerja GOTO

    Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mencatatkan kinerja positif per kuartal III/2025 dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, menandai pertama kalinya perseroan meraih laba sebelum pajak positif sejak berdiri.

    GoTo juga membukukan EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp516 miliar, melonjak 239% secara tahunan (yoy). Capaian tersebut menandai EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut, dengan nilai Rp369 miliar, membaik Rp455 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Seiring hasil tersebut, GoTo menaikkan panduan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan untuk setahun penuh 2025, dari Rp1,4–1,6 triliun menjadi Rp1,8–1,9 triliun. 

    Dari sisi operasional, total nilai transaksi bruto (GTV) Grup mencapai Rp176 triliun, tumbuh 28% yoy. GTV inti Grup tercatat Rp102,8 triliun, naik 43% yoy.

    Pendapatan bersih juga meningkat 21% menjadi Rp4,7 triliun, sementara jumlah pengguna bertransaksi tahunan (annual transacting users/ATU) di Indonesia naik 33% menjadi 61,1 juta, setara sekitar 30% populasi dewasa di Tanah Air.

    Selain itu, GoTo membukukan arus kas bebas yang disesuaikan positif sebesar Rp247 miliar, mencerminkan perbaikan kinerja operasional dan efisiensi biaya. Dari lini e-commerce, imbalan jasa Tokopedia mencapai Rp211 miliar per kuartal III/2025.

    Perseroan juga menegaskan kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas, setara kas, dan deposito jangka pendek sebesar Rp18 triliun (setara US$1,1 miliar) per 30 September 2025.

    Isu Merger Grab dan GOTO

    Istana memberi sinyal adanya kemungkinan penggabungan Grab dan GoTo di tengah penyempurnaan akhir Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol). 

    Regulasi tersebut akan mengatur sejumlah aspek penting, termasuk pembagian komisi mitra pengemudi dan skema penggabungan antara dua raksasa aplikasi transportasi daring yakni Grab dan GoTo Gojek Tokopedia (GoTo). Menurutnya, sejumlah kementerian dan lembaga ikut terlibat dalam pembahasan tersebut.

    “Dalam hal ini macam-macam. Karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ. Karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan. Makanya minta tolong sabar dulu,” katanya, Jumat (7/11/2025). 

    Dia membenarkan bahwa isu penggabungan antara Grab dan GoTo menjadi bagian dari diskusi lintas kementerian.

    “Ya salah satunya,” ujarnya saat dikonfirmasi mengenai isu merger.

    Ketika ditanya apakah benar Grab akan dibeli oleh GoTo, Prasetyo menjawab singkat dan mengamini. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa bentuk penggabungan masih dikaji lebih lanjut.

    “Dilihat dari bentuknya, iya. Intinya penggabungan mereka berdua, gitu,” katanya.

    Namun, Prasetyo menegaskan langkah tersebut bukan untuk menciptakan monopoli, melainkan untuk menjaga keberlanjutan industri transportasi daring nasional.

    “Enggak [monopoli]. Tujuannya tuh enggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya. Supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu, jumlahnya cukup besar dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi,” tegasnya.

    Terkait kabar tersebut, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia merespons. Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir mengaku pihaknya tidak dalam posisi berkomentar mengenai rencana merger tersebut.

    “Danantara Indonesia tidak dalam posisi untuk memberikan komentar atas keputusan investasi spesifik yang dilakukan oleh Goto maupun entitas lainnya,” ujarnya dihubungi Bisnis, Jumat (7/11/2025).

    Menurutnya, setiap perusahaan memiliki pertimbangan, strategi korporasi dan momentum investasi, yang dijalankan sesuai mandat serta tata kelola masing-masing.

  • Terpopuler, pelaku bom di SMAN 72 hingga redenominasi rupiah

    Terpopuler, pelaku bom di SMAN 72 hingga redenominasi rupiah

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita unggulan akhir pekan ini masih layak untuk disimak, antara lain bom di SMAN 72 diduga dibawa oleh siswa yang kerap dirundung (bullly).

    Selain itu Pemerintah menyiapkan RUU Redenominasi Rupiah yang ditargetkan rampung 2027. Berikut berita-berita tersebut:

    1.⁠ ⁠Bom rakitan di SMAN 72 diduga dibawa oleh siswa yang kerap di “bullly”

    Salah satu siswa kelas XI SMAN 72 Jakarta Sela menyebutkan bom rakitan atau bom molotov yang ditemukan di masjid sekolah diduga dibawa oleh siswa yang kerap di “bully” atau dirundung oleh siswa lain.

    Menurut dia, ledakan terjadi saat khutbah Jumat selesai dan akan dilanjutkan dengan Iqomah. Saat itu, ada ledakan besar terjadi.

    Baca selengkapnya di sini

    2.⁠ ⁠Prabowo lantik 10 anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri yang diketuai Jimly

    Presiden Prabowo Subianto melantik sepuluh anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat sore, yang diketuai oleh Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2003–2008 Jimly Asshiddiqie.

    Baca selengkapnya di sini

    3.⁠ ⁠KPK: OTT Bupati Ponorogo terkait mutasi dan rotasi jabatan

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko terkait mutasi dan rotasi jabatan.

    Sementara itu, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan tim lembaga antirasuah masih berada di lapangan dalam rangkaian OTT tersebut.

    Baca selengkapnya di sini

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berjalan menuju ruang pemeriksaan setibanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Sabtu (8/11/2025). KPK memeriksa Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Ponorogo, Jawa Timur pada Jumat (7/11). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/bar

    4.⁠ ⁠Istana sebut ada rencana penggabungan GoTo dan Grab

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut adanya rencana penggabungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab.

    Baca selengkapnya di sini

    5.⁠ ⁠Pemerintah siapkan RUU Redenominasi Rupiah, ditargetkan rampung 2027

    Pemerintah tengah menyiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi), dengan target rampung pada 2027.

    Penyiapan RUU tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Tiara Hana Pratiwi
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ada Rencana Penggabungan GoTo dan Grab, Danantara Terlibat

    Ada Rencana Penggabungan GoTo dan Grab, Danantara Terlibat

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah mengonfirmasi adanya rencana penggabungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, rencana masih dalam tahap pembahasan dan menjadi bagian dari kajian pemerintah terkait ekosistem transportasi daring nasional.

    “Rencana begitu,” ujar Prasetyo singkat saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/11/2025).

    Ia menjelaskan bahwa pembahasan mengenai rencana penggabungan dua perusahaan besar di sektor transportasi digital ini merupakan bagian dari diskusi yang lebih luas tentang rancangan peraturan presiden (perpres) terkait ojek daring.

    Prasetyo juga menyebut bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan berperan dalam proses penggabungan tersebut. 

    “Kira-kira begitu (Danantara terlibat),” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah masih mencari bentuk terbaik dari skema penggabungan, apakah akan dilakukan melalui merger ataupun akuisisi.

    “Ya, ini lagi dicari skemanya,” tambahnya.

    Menurut Prasetyo, langkah ini tidak semata-mata soal korporasi, tetapi juga berkaitan dengan upaya pemerintah menyeimbangkan kepentingan mitra pengemudi dan perusahaan aplikator, termasuk menyangkut kebijakan tarif layanan dan keberlanjutan ekosistem transportasi daring.

    “Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang di situ tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu jumlahnya cukup besar. Kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi, menggerakkan ekonomi. Jadi tujuan utamanya arahnya ke situ,” kata Prasetyo.

    Terkait progres pembentukan perpres ojek daring, ia mengungkapkan bahwa regulasi tersebut masih dalam tahap penyempurnaan dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan mitra pengemudi maupun perusahaan aplikator.

    “Sedang terus disempurnakan. Dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak, baik teman-teman mitra ojol maupun teman-teman aplikator,” pungkasnya.
     

  • Tanggapan Danantara Soal Rencana Merger Grab dan GoTo

    Tanggapan Danantara Soal Rencana Merger Grab dan GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA – Istana memberi sinyal adanya kemungkinan penggabungan Grab dan GoTo di tengah penyempurnaan akhir Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol). Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengamini Danantara dilibatkan dalam merger dua aplikator transportasi dari di Tanah Air ini. 

    Terkait kabar tersebut, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia merespons. Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir mengaku pihaknya tidak dalam posisi berkomentar mengenai rencana merger tersebut. 

    “Danantara Indonesia tidak dalam posisi untuk memberikan komentar atas keputusan investasi spesifik yang dilakukan oleh Goto maupun entitas lainnya,” ujarnya dihubungi Bisnis, Jumat (7/11/2025). 

    Menurutnya, setiap perusahaan memiliki pertimbangan, strategi korporasi dan momentum investasi, yang dijalankan sesuai mandat serta tata kelola masing-masing.

    Adapun sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengamini dan menjawab dengan singkat rencana pembelian Grab oleh GoTo. “Dilihat dari bentuknya, iya. Intinya penggabungan mereka berdua, gitu,” katanya.

    Namun, Prasetyo menegaskan langkah tersebut bukan untuk menciptakan monopoli, melainkan untuk menjaga keberlanjutan industri transportasi daring nasional.

    “Enggak [monopoli]. Tujuannya tuh nggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya. Supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu, jumlahnya cukup besar dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi,” tegasnya.

    Terkait isu pembagian komisi mitra pengemudi yang sempat memicu aksi protes, Prasetyo memastikan hal itu juga menjadi perhatian pemerintah. “Dari awal kan memang diminta oleh teman-teman mitra ojol kan. Makanya di situlah dibicarakan untuk titik temu,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, dia menyebut proses pembahasan terus dilakukan secara intensif bersama pihak aplikator dan mitra ojol.“Kita kalau kerja kan secepatnya. Yang penting ketemu titik temu,” tuturnya.

  • Istana Beberkan Terkait Rencana Merger Grab dan GoTo, Ini Bocorannya

    Istana Beberkan Terkait Rencana Merger Grab dan GoTo, Ini Bocorannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengonfirmasi bahwa isu penggabungan antara dua perusahaan aplikasi transportasi daring terbesar di Indonesia, Grab dan GoTo memang sedang dibahas pemerintah.

    Dia menyebut rencana tersebut menjadi salah satu bagian dari pembahasan dalam penyempurnaan kebijakan ekosistem ojek online (ojol) yang tengah difinalisasi pemerintah.

    “Salah satunya,” kata Prasetyo ketika ditanya soal kebenaran isu merger kedua perusahaan tersebut usai mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

    Lebih lanjut, dia membenarkan bahwa rencana yang dimaksud adalah terkait pembelian antara kedua raksasa ride-hailing tersebut.

    “Iya salah satunya,” ujarnya ketika dikonfirmasi apakah pembahasan itu termasuk rencana Grab membeli Goto.

    Prasetyo menyebutkan bahwa kemungkinan penggabungan dua perusahaan tersebut memang sedang dipertimbangkan. 

    “Rencana begitu,” katanya.

    Lebih lanjut, dia menjelaskan, dalam prosesnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) juga turut terlibat karena pembahasan merger ini memiliki aspek korporasi yang kompleks.

    “Kira-kira begitu,” ujarnya menanggapi pertanyaan soal keterlibatan Danantara.

    Meski begitu, Prasetyo menegaskan bahwa bentuk final dari kerja sama tersebut masih dikaji.

    “Masih dicari bentuknya,” ujarnya.

    Kendati demikian, dia pun turut menepis anggapan bahwa merger dua perusahaan besar ini akan menciptakan monopoli di sektor transportasi daring.

    Penyebabnya, Prasetyo memastikan bahwa pembahasan ini merupakan hasil pertemuan antara Grab, Goto, dan Presiden Prabowo.

    Dia menekankan, tujuan utama dari rencana merger ini adalah untuk menjaga keberlangsungan usaha serta melindungi para mitra pengemudi.

    “Tujuannya tuh nggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu jumlahnya cukup besar. Dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi, menggerakkan ekonomi. Jadi tujuan utamanya arahnya ke situ,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Prasetyo menambahkan bahwa banyak kementerian dan lembaga terlibat dalam pembahasan tersebut, termasuk Danantara yang berperan dalam aspek investasi. 

    “Dalam hal ini macam-macam karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan gitu. Makanya minta tolong sabar dulu,” ucapnya.

    Menurut Prasetyo, pemerintah tidak menetapkan batas waktu untuk finalisasi rencana tersebut.

    “Nggak ada ya. Secepatnya, kita kalau kerja kan secepatnya ya,” tandas Prasetyo.

  • Istana Ungkap Bocoran Perpres Ojol, Bahas Rencana Merger Grab dan GoTo

    Istana Ungkap Bocoran Perpres Ojol, Bahas Rencana Merger Grab dan GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol) saat ini sedang dalam tahap penyempurnaan akhir.

    Regulasi tersebut akan mengatur sejumlah aspek penting, termasuk pembagian komisi mitra pengemudi dan skema penggabungan antara dua raksasa aplikasi transportasi daring yakni Grab dan GoTo Gojek Tokopedia (GoTo).

    “Sudah terus disempurnakan. Ya, dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak ya. Dari teman-teman mitra ojol maupun teman-teman aplikator,” ujar Prasetyo usai mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait Komisi Percepatan Reformasi Polri, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

    Menurutnya, sejumlah kementerian dan lembaga ikut terlibat dalam pembahasan tersebut.

    “Dalam hal ini macam-macam. Karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ. Karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan. Makanya minta tolong sabar dulu,” katanya.

    Prasetyo juga membenarkan bahwa isu penggabungan antara Grab dan GoTo menjadi bagian dari diskusi lintas kementerian.

    “Ya salah satunya,” ujarnya saat dikonfirmasi mengenai isu merger.

    Ketika ditanya apakah benar Grab akan dibeli oleh GoTo, Prasetyo menjawab singkat dan mengamini. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa bentuk penggabungan masih dikaji lebih lanjut.

    “Dilihat dari bentuknya, iya. Intinya penggabungan mereka berdua, gitu,” katanya.

    Namun, Prasetyo menegaskan langkah tersebut bukan untuk menciptakan monopoli, melainkan untuk menjaga keberlanjutan industri transportasi daring nasional.

    “Enggak [monopoli]. Tujuannya tuh enggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya. Supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu, jumlahnya cukup besar dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi,” tegasnya.

    Terkait isu pembagian komisi mitra pengemudi yang sempat memicu aksi protes, Prasetyo memastikan hal itu juga menjadi perhatian pemerintah.

    “Dari awal kan memang diminta oleh teman-teman mitra ojol kan. Makanya di situlah dibicarakan untuk titik temu,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, dia menyebut proses pembahasan terus dilakukan secara intensif bersama pihak aplikator dan mitra ojol.

    “Kita kalau kerja kan secepatnya. Yang penting ketemu titik temu,” tuturnya.

    Meski belum bisa memastikan bentuk akhir regulasi tersebut, Prasetyo memastikan pemerintah akan menempuh instrumen hukum yang paling sesuai, baik melalui Perpres maupun bentuk lain.

    “Tunggu dulu nanti,” pungkasnya.

  • Kabar Terbaru Raja Ojol Setelah Tutup di Indonesia

    Kabar Terbaru Raja Ojol Setelah Tutup di Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raja aplikasi transportasi online, Uber, pernah beradu nasib di pasar Tanah Air. Namun, Uber akhirnya ‘menyerah’ dan hengkang dari pasar Asia Tenggara pada 2018 silam, dengan menjual operasionalnya ke Grab.

    Sejak saat itu, Uber fokus menggarap bisnis di pasar intinya. Uber juga terus berinovasi dengan perkembangan tren, termasuk menjalin kemitraan dengan perusahaan otomotif untuk mengimplementasikan taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi) di Amerika Serikat (AS).

    Kendati bisnisnya moncer dan masih relevan di pasar global, bukan berarti Uber tak mengalami tantangan dan hambatan. Pada pekan ini, Uber melaporkan pihaknya gagal memenuhi ekspektasi laba operasi.

    Uber memperkiraan laba yang suram untuk kuartal liburan tahun ini, meskipun mencatat permintaan yang kuat untuk perjalanan dan pengiriman makanan yang didorong popularitas program keanggotaan (membership).

    Raksasa asal San Francisco tersebut mengatakan lemahnya pertumbuhan laba dikarenakan masalah legal dan regulasi yang tak diungkap lebih lanjut. Sahamnya turun 8% pasca pengumuman tersebut, namun sepanjang tahun ini saham Uber sejatinya tumbuh 60%, dikutip dari Reuters, Kamis (6/11/2025).

    Para investor telah mengamati profitabilitas Uber dengan saksama seiring transisinya dari startup yang berkembang pesat dan mengguncang industri taksi sejak diluncurkan pada tahun 2009, menjadi perusahaan yang lebih matang dan berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan.

    Pada Selasa (4/11), Uber menyatakan akan mengganti metrik EBITDA yang disesuaikan dengan laba yang disesuaikan mulai dari proyeksi kuartal pertama.

    CEO Dara Khosrowshahi mengatakan program keanggotaan ‘Uber One’ mendorong pelanggan untuk memesan lebih banyak layanan antar makanan dan bahan makanan karena perusahaan melampaui ekspektasi pendapatan kuartalan dan pemesanan kotor.

    Segmen pengiriman mencatat kenaikan penjualan sebesar 29% pada kuartal Juli-September, melampaui kenaikan pendapatan mobilitas sebesar 20% dan pertumbuhan yang stagnan di divisi pengiriman barang.

    Pelanggan yang menggunakan lebih dari satu layanan Uber memiliki tingkat retention 35% lebih tinggi dan pengeluaran 3x lebih banyak ketimbang pelanggan lain, kata Khosrowshahi.

    Uber melaporkan pemasukan operasional sebesar US$1,11 miliar, di bawah estimasi awal sebesar US$1,61 miliar, menurut data Visible Alpha. Prediksi laba untuk kuartal berjalan disesuaikan antara US$2,41-2,51 miliar atau di bawah ekspektasi US$2,48 miliar, menurut data yang dikumpulkan dari LSEG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penghasilan Ojol Sebulan Kerja 6 Jam Sehari Ternyata Segini

    Penghasilan Ojol Sebulan Kerja 6 Jam Sehari Ternyata Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Grab mengungkapkan data mengenai rata-rata pendapatan mitra pengemudi ojek online (ojol) roda dua untuk periode April 2025.

    Laporam tersebut membagi mitra pengemudi menjadi empat tingkatan, yakni Jawara, Ksatria, Pejuang, dan Anggota.

    Tercatat bahwa mitra dengan peringkat tertinggi di kategori “Jawara” mampu mendapatkan penghasilan hingga Rp6,8 juta per bulan, dengan rata-rata waktu kerja sekitar 6 jam setiap hari.

    Di Bali, pengemudi tingkat Jawara rata-rata bekerja 25 hari dalam sebulan dengan total durasi narik 153 jam atau sekitar 6 jam per hari. Jumlah orderan yang berhasil diselesaikan mencapai 486 dengan pendapatan rata-rata Rp 6.839.136.

    Sementara di Makassar, mitra Jawara bahkan bisa mengantongi pendapatan Rp 6.480.518 per bulan dengan durasi narik 166 jam dalam 26 hari. Jumlah orderan yang diselesaikan pun lebih tinggi, yakni 570 orderan.

    Grab memberikan indikator yang membedakan mitra full-time dan paruh waktu. Mitra full-time umumnya narik sekitar 6 jam termasuk waktu istirahat, menerima orderan secara beruntun, dan hanya menggunakan satu aplikasi.

    Sedangkan mitra paruh waktu rata-rata narik hanya sekitar 2 jam, serta menjadikan pekerjaan driver sebagai sampingan. Indikasi menggunakan lebih dari 1 aplikasi.

    Penghasilan taksi online

    Sementara itu, driver taksi online Jawara di Bali mengantongi Rp 18.004.708 per bulan. Para pengemudi menghabiskan bekerja selama 26 hari dengan 295 orderan selama 158 jam.

    Di Makassar dalam kategori yang sama mendapatkan Rp 11.975.403. Mereka akan ‘narik’ selama 27 hari dalam sebulan, dengan catatan bekerja dalam 160 jam dan menyelesaikan 509 orderan.

    Untuk kategori Ksatria, pengemudi di Bali mendapatkan Rp 14.142.634 dan Makassar sebesar Rp 9.745.327. Rinciannya di Bali bekerja selama 35 hari selama 127 jam dan menyelesaikan 225 orderan.

    Sementara di Makassar, pengemudi di kategori ini bekerja selama 26 hari. Mereka akan melakukan 397 orderan dengan lama bekerja 132 jam.

    Dalam kategori Pejuang, pengemudi di Bali mengantongi Rp 9.762.889. Mereka bekerja selama 22 hari dengan 85 jam narik dan menyelesaikan 142 orderan.

    Pengemudi di Makassar untuk kategori Pejuang mendapatkan Rp 7.838.904. Para driver bekerja selama 25 hari, dengan rincian 109 jam narik dan melakukan 321 orderan.

    Terakhir, driver di Bali dalam kategori Anggota hanya bekerja selama 12 hari. Pengemudi tersebut rata-rata narik 29 jam dengan menyelesaikan 44 orderan dan mendapatkan Rp 3.214.031.

    Pengemudi di Makassar akan mendapatkan Rp 3.288.040 dengan bekerja selama 17 hari. Mereka melakukan 124 kali selama 45 jam per bulan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]