Perusahaan: Grab

  • Kemenhub Evaluasi Pendistribusian Atribut Ojek Online

    Kemenhub Evaluasi Pendistribusian Atribut Ojek Online

    JAKARTA – Pagi tadi, sekitar pukul 08.45 WIB bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Menurut informasi, aksi teror bom itu dilakukan oleh seseorang yang menggunakan atribut ojek online (ojol). 

    Meski belum diketahui pasti, apakah pelaku benar merupakan pengemudi ojol atau tidak. Namun, faktanya atribut ojol memang dijual bebas di masyarakat. Tak hanya di situs jual beli online, beberapa kios di pinggir juga ada yang menjualnya.

    Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku regulator pun berencana untuk memanggil penyedia jasa layanan ojek daring yakni Grab dan Gojek. Rencananya, Kemenhub akan mengevaluasi soal pendistribusian atribut ojol di pasaran. 

    “Kalau menilik dari apa yang terjadi maka Kemenhub akan memanggil para aplikator untuk meningkatkan kewaspadaan. Pertama untuk mengevaluasi proses rekrutmen dan pemantauan terhadap member dan anggota yang aktif,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 13 November.

    Menurut Budi Karya, Kemenhub memiliki peran untuk mengawasi keselamatan dan keamanan penumpang serta mitra ojek online. Regulasi secara formal diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor.

    Terlebih penggunaan jaket atau seragam ojek online untuk aksi terorisme jadi fenomena baru yang perlu diantisipasi ke depannya. “Jadi kita akan evaluasi semuanya, walau pun dia pakai atribut ojol kan ada cara untuk mendapatnya bagaimana. Jadi untuk self correction, kami di Kemenhub dalam proses untuk keselamatan,” lanjutnya. 

    Atribut ojek online dijual bebas di toko-toko online

    Di tempat terpisah, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono menyebutkan, penggunaan jaket ojol yang dipakai pelaku teror telah menimbulkan keresahan bagi kalangan pengemudi ojek daring. Belum lagi kekhawatiran masyarakat terhadap ojek online yang sedang mengantar barang ke lokasi tempat umum. 

    “Kami ini khawatir bahwa kami menjadi bahan kecurigaan dari masyarakat maupun manajemen-manajemen gedung apabila kami harus mengantar barang atau mengantar makanan ke lokasi-lokasi yang memang bentuknya tempat umum,” kata Igun di Markas Garda, Jakarta.

    Menurutnya, pelaku tersebut merupakan oknum yang tidak bertanggung jawab karena menggunakan atribut ojol yang diduga berasal perusahaan berbasis aplikasi on-demand Grab. Dirinya tak menampik bila atribut ojek online sangat mudah didapatkan oleh masyarakat. 

    “Atribut ojek online seperti jaket memang tidak ada aturan harus dijual khusus untuk ojek online saja. Siapa pun bisa beli,” imbuhnya.

    Igun berharap ada peran serta dari perusahaan aplikasi, Grab dan Gojek, untuk mengeluarkan aturan yang menertibkan dan juga memperketat jual beli atribut ojol supaya tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Meski begitu, Igun mengimbau supaya para driver ojek online tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dalam memberikan layanan yang lebih baik untuk masyarakat.

    “Kami menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, serahkan saja semua ini kepada pihak kepolisian karena hingga saat ini pelaku juga masih belum diketahui apakah benar dia pihak ojol atau aksi terorisme ini memanfaatkan atribut ojol untuk melaksanakan aksi pengeboman bunuh dirinya ini,” ungkapnya.

  • Haruskah Muncul Korban, Sebelum Aturan Skuter Listrik Berlaku

    Haruskah Muncul Korban, Sebelum Aturan Skuter Listrik Berlaku

    JAKARTA – Permasalahan soal skuter listrik atau e-scooter, satu persatu mulai bermunculan. Mulai dari regulasi yang mengatur penggunaan skuter listik di area publik hingga minimnya fasilitas penunjuang keselamatan penggunanya. 

    Sampai pada Minggu, 10 November lalu, dua pengguna skuter listrik Grabwheels menjadi korban tabrak lari di kawasan FX Sudirman, Jakarta Pusat. Wisnu (18) dan Ammar (18) harus meregang nyawa, lantara ditabrak oleh pengendara mobil. 

    Insiden kecelakan lalu lintas itu terjadi di kawasan Gate 3 Gelora Bung Karno. Berdasarkan penuturan korban yang selamat, insiden itu terjadi ketika sebuah mobil sedan melaju cukup kencang melaju dari arah Senayan menuju pusat perbelanjaan FX Sudirman. 

    Pada saat itu, pengemudi mobil yang belakangan diketahui berada dalam pengaruh minuman beralkohol berusaha menghindari para remaja yang sedang berboncengan dengan otopet listrik itu. “Pada saat mau menyalip ke arah jalur sebelah kiri, ternyata akhirnya menabrak,” ucap Kasubdit Bin Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.

    adik gw, ammar jadi salah satu korban kecelakaan ini dan anehnya gak ada satupun media yang meliput kecelalaan ini tolong @TMCPoldaMetro usut tuntas kecelakaan ini. dan pihak @GrabID buatlah kajian tentang safety layanan grabwheels kalian. pic.twitter.com/qAyq0KZ7Lz

    — Alan Darmasaputra (@alandarma_s) November 12, 2019

    Menurut Fahri, empat remaja di antaranya mengalami luka-luka ringan karena terhindar dari tabrakan. Sementara dua lainnya yakni Ammar dan Wisnu tidak tertolong, meski sempat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan. 

    “Dari hasil pemeriksaan urine, tidak dinyatakan positif narkoba. Tapi memang dia minum alkhohol, dia (Saat Berkendara) dipengaruhi alkhohol,” tegas Fahri.

    Dari hasil olah TKP, DH pengemudi yang menabrak keenam remaja tersebut ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 310 juncto Pasal 311 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 

    Aturan keselamatan skuter listrik

    Grab Indonesia, selaku penyedia layanan GrabWheels telah memberikan komentar terkait insiden yang terjadi. Pihak GrabWheels akan menindaklanjuti laporan yang terjadi serta melakukan investigasi kejadian tersebut.

    “Segenap manajemen Grab menyesali kejadian ini dan turut berduka cita bagi keluarga dan rekan yang ditinggalkan. Kami telah menghubungi pihak keluarga pengguna dan prioritas kami saat ini adalah memberikan dukungan penuh dan bantuan yang dibutuhkan oleh pengguna dan keluarganya,” kata CEO of GrabWheels, TJ Tham dalam keterangannya.

    “Grab berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan penggunaan GrabWheels melalui edukasi kepada pengguna dan bekerja sama dengan pihak terkait dalam upaya menjaga keselamatan,” sambungnya.

    Di sisi lain, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta masih menggodok regulasi dan aturan terkait penggunaan skuter listrik di ibu kota. Hal ini merupakan buntut dari peristiwa tabrakan antara pengemudi mobil dengan pengguna skuter listrik hingga meregang nyawa pada Minggu, 10 November kemarin.

    “Pemprov DKI akan melakukan pengaturan terhadap operasional eScooter yang disewakan dan untuk tahap awal sambil menunggu regulasinya terbit. Kami sudah sampaikan kepada operator eScooter untuk kita larang mereka beroperasi di trotoar, JPO, dan kalau mau beroperasi silakan masuk ke jalur sepeda,” ujar Kepala Dishub DKI Jakarta, Syahrin Liputo. 

    Polemik skuter listrik saat ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Sejak awal November, Singapura sudah mengeluarkan larangan penggunaan skuter listrik di trotoar. Pelarangan dilakukan atas alasan keamanan. Pada awal 2020, pengguna yang menggunakan skuter listrik di trotoar akan kena denda.

    Kebijakan ini keluar setelah kecerobohan pengendara skuter listrik menewaskan seorang pengendara sepeda bernama Ong Bee Eng (65). Dia terluka serius akibat dihantam seorang pengendara skuter listrik di wilayah Bedok, dekat stasiun MRT Tanah Merah.

    Kini pengendara skuter listrik di Singapura hanya bisa digunakan pada jalur khusus sepeda. Singapura menjadi negara ketiga yang melarang penggunaan skuter listrik di trotoar setelah sebelumnya Jerman dan Prancis memberlakukan larangan serupa.

  • Gokil! Xanh SM Menempati Posisi Teratas Pasar Ride-Hailing Vietnam

    Gokil! Xanh SM Menempati Posisi Teratas Pasar Ride-Hailing Vietnam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Firma riset pasar global, Mordor Intelligence mengungkap bahwa berdasarkan laporan tahunan industri taksi di Vietnam, Xanh SM berhasil menjadi pemimpin pasar ride-hailing dengan pangsa pasar sebesar 37,41% pada kuartal IV- 2024. Xanh mengungguli pesaing-pesaing utamanya, seperti Grab (36,62%), Be (5,55%), Mai Linh (4,81%), dan Vinasun (2,44%).

    Selain itu, laporan tersebut menyoroti keunggulan Xanh SM dalam aspek kualitas layanan, cakupan jangkauan, hingga kepuasan pelanggan.

    Industri taksi online di Vietnam juga diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pesat dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 22,7% pada periode 2025-2030. Di mana angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat pandemi Covid-19 pada periode 2020-2024 yang hanya mencapai 4,72%.

    Sebelumnya, studi yang dilakukan oleh Q&Me, firma riset pasar terkemuka di Vietnam pada akhir 2024, menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap layanan taksi listrik Xanh SM mencapai 83% atau lebih tinggi dibandingkan dengan Grab (80%) dan Be (68%).

    Selain itu, 84% pelanggan menyatakan kesediaannya untuk merekomendasikan layanan taksi listrik Xanh SM, sementara 77% merekomendasikan layanan e-scooter.Xanh SM juga menjadi aplikasi yang paling sering digunakan. Ini mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap perusahaan.

    Laporan lainnya yakni The Connected Consumer Q1/2024 oleh Decision Lab, mitra eksklusif YouGov di Vietnam, menunjukkan bahwa Xanh SM mencapai tingkat penetrasi pasar sebesar 32% pada kuartal I-2024, menempati posisi kedua dan melampaui aplikasi ride-hailing lainnya secara signifikan.

    Tren pertumbuhan ini memungkinkan Xanh SM mengejar, bahkan melampaui pesaing utamanya di pasar.

    Para ahli menilai kesuksesan Xanh SM didukung oleh armada taksi listrik modern yang memberikan pengalaman perjalanan aman, nyaman, serta ramah lingkungan, yang juga dilengkapi pengemudi profesional. Layanan Xanh SM juga mendapat pujian luas dari masyarakat karena berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) di kota-kota besar.

    CEO Global Xanh SM, Nguyen Van Thanh menyatakan pada 2024, operasional Xanh SM berhasil mengurangi emisi CO2 sekitar 150 juta kilogram, setara dengan fotosintesis tahunan 7 juta pohon atau lebih dari 2.300 hektar hutan.

    “Secara keseluruhan, kombinasi antara kualitas layanan yang unggul dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan membantu Xanh SM membangun citra merek yang kuat dan terus menarik semakin banyak pelanggan,” kata dia dikutip Rabu (5/2/2025).

    Menurut dia para ahli menilai Xanh SM menjadi standar baru dari industri layanan ride-hailing. Kondisi pasar yang semakin dinamis yang disebabkan oleh menurunnya pangsa pasar Grab dan keluarnya merek seperti Gojek dari pasar, persaingan di sektor ride-hailing kini semakin berfokus pada kualitas layanan dan meningkatnya permintaan akan transportasi ramah lingkungan.

    “Kemajuan Xanh SM mencerminkan perubahan tak terhindarkan dalam industri ini,” pungkas dia.

    (dpu/dpu)

  • Investor Soroti Dominasi Pasar dan Harga Layanan ke Konsumen

    Investor Soroti Dominasi Pasar dan Harga Layanan ke Konsumen

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemodal Ventura menyoroti harga layanan yang diterima konsumen jika merger antara layanan ride hailing Grab dan Gojek terealisasi. 

    Managing Director OCBC Ventura Darryl Ratulangi menilai bahwa merger ini bisa berdampak langsung terhadap pilihan yang diambil konsumen. 

    Darryl menyebut penggabungan bisnis kedua raksasa transportasi online ini berpotensi mengurangi pilihan yang diambil oleh konsumen. Salah satunya terkait dengan tarif perjalanan.

    “Saya melihat dari sisi konsumen, kalau lebih banyak opsi secara harga biasanya lebih kompetitif,” kata Darryl saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Lebih lanjut, Darryl menyebut Jika dua entitas ini bergabung, keduanya berpotensi semakin kuat dalam mendominasi pasar.

    Apalagi, saat ini posisi Grab sedang mendominasi pasar Asia Tenggara, sementara GOTO masih memiliki basis kuat di Indonesia. 

    “Jika mereka mendominasi pasar, seharusnya valuasi mereka naik dan semakin bagus,” ujarnya.

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) buka suara terkait kabar merger dengan Grab Holdings Ltd. GOTO memberikan klarifikasi jika tidak ada kesepakatan untuk melakukan merger.

    Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

    Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

  • Grab dan Gojek Bersatu Lawan Bom Medan

    Grab dan Gojek Bersatu Lawan Bom Medan

    JAKARTA – Pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, diduga menggunakan atribut ojek online (ojol). Dua perusahaan penyedia jasa ojek online, Grab dan GoJek mengutuk keras aksi bom bunuh diri tersebut.

    Gojek melalui Chief Corporate Affairs, Nila Marita menyampaikan duka cita mendalam terhadap para korban dari aksi teror tersebut. Gojek mengaku siap berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk proses investigasi

    Kendati demikian, Gojek enggan berkomentar lebih jauh mengenai atribut ojek online yang digunakan oleh pelaku. Gojek, menurut Nila, mengutuk aksi teror yang terjadi di Polrestabes Medan.

    “Gojek menentang keras segala tindakan anarki dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat,” kata Nila dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Rabu, 13 November.

    Sementara Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata dalam pernyataan resminya mengatakan, telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait informasi pelaku yang mengenakan atribut ojek online. Oleh karena itu Grab, siap membantu proses investigas bila diminta polisi.  

    “Sejak mengetahui informasi tersebut, kami langsung berkoordinasi dengan pihak Kepolisian terkait untuk memberikan dukungan penuh dalam proses investigasi lebih lanjut,” ujar Ridzki dalam keterangan tertulisnya.

    Grab ikut prihatin atas peristiwa yang terjadi. Grab juga turut berdoa untuk kesembuhan orang-orang yang terkena dampak dari kejadian ini.

    Sebelumnya diberitakan Ledakan bom di Polrestabes Medan, Rabu (13/11) pukul 08.45 WIB, diduga merupakan bom bunuh diri yang dilakukan seorang pelaku yang mengenakan atribut ojek online. Insiden itu melukai empat orang petugas dan dua warga sipil.

    Bom meledak di sekitar kantin Polrestabes Medan, tak jauh dari tempat pengurusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Kini polisi masih melakukan olah TKP. 

    Dari informasi yang dihimpun, pelaku meninggal dunia setelah melakukan aksinya dengan tubuh hancur akibat bom bunuh diri. Lingkungan Polrestabes Medan pun kini tertutup dan proses SKCK dialihkan ke tempat lain.

  • Premium
                    
                                                
                    4 jam yang lalu
                
                            
            
                                    Isu Merger GOTO & Grab Muncul Lagi saat Xanh SM Baru Ramaikan Pasar Ride Hailing RI

    Premium 4 jam yang lalu Isu Merger GOTO & Grab Muncul Lagi saat Xanh SM Baru Ramaikan Pasar Ride Hailing RI

    Premium

    4 jam yang lalu

    Isu Merger GOTO & Grab Muncul Lagi saat Xanh SM Baru Ramaikan Pasar Ride Hailing RI

  • Demo Ojol Tuntut THR 17 Februari 2025, Pemerintah Lakukan Ini

    Demo Ojol Tuntut THR 17 Februari 2025, Pemerintah Lakukan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tak kurang dari 1.000 pengemudi (driver) ojek online (ojol), taksi online, dan kurir, akan turun ke jalan menggelar demo pada 17 Februari 2025.

    Pekerja ojol yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) akan menuntut pemberian hak tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (ojol) kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).

    “Kami meminta kepada Kementrian Ketenagakerjaan untuk tidak lagi berpihak kepada platform dan jangan lagi memberikan imbauan kepada platform dan bukan lagi berupa insentif,” ujar Lili dalam keterangan kepada CNBC Indonesia, awal pekan ini.

    Secara spesifik, pekerja ojol meminta Kemnaker mewajibkan para penyedia platform seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Lalamove, Maxim, InDrive, Borzo, untuk memberikan THR kepada pekerja ojol.

    Adapun pemberian THR ini harus mengikuti aturan THR yang berlaku sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.

    Tak cuma itu, pekerja ojol juga menuntut janji Kemnaker dalam memberikan perlindungan kepada pekerja ojol dengan segera mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan yang menetapkan driver sebagai pekerja tetap dalam hubungan kerja, bukan lagi hubungan kemitraan.

    Pemerintah Segera Bertindak

    Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan pemerintah kini sedang mengkaji regulasi yang ada terkait pemberian THR untuk pekerja ojol. Ia mengatakan pembahasan itu dikebut untuk diselesaikan dalam waktu 2 minggu.

    “Karena isunya regulasinya, harus duduk dulu. Baru kemudian, dari situ hasilnya kita akan sounding ke para pengusaha, platform online, seperti apa,” katanya, Senin (3/2) lalu.

    Yassierli menegaskan bahwa semua pihak berkepentingan akan dilibatkan dalam penyusunan aturan soal THR ojol.

    “Regulasinya seperti apa sih, itu dulu yang pertama. Yang kedua, baru kita melihat nanti meaningful participation dari dua pihaknya dari pengusaha dan dari ojol,” kata Yassierli.

    Menaker menegaskan bahwa perhitungan dan besaran THR baru akan dilakukan setelah kajian atas regulasi dan saran dari semua pihak.

    “Bisa macam-macam nanti. Belum-belum sampai ke sana [perhitungan],” katanya.

    “[Puasa] Maret, Ini masih ada waktu, Februari berarti ini sekarang, iya harus dua minggu nih harus beres nih,” Menaker menegaskan.

    (fab/fab)

  • GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    Jakarta, Beritasatu.com – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membantah berita merger dengan Grab Holdings Ltd (Grab) seperti yang ramai diberitakan. Ditegaskan pihak GoTo, hingga saat ini pihaknya tidak melakukan transaksi merger dengan pihak mana pun, termasuk Grab.

    Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Grab Holdings Ltd sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. 

    Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian. Salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak mana pun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” tulis Corporate Secretary R A Koesoemohadiani GoTo dalam keterangan resmi, Rabu (5/2/2025). 

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang beredar di media massa sejauh ini tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan.

  • Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memberikan reaksi terkait dengan kabar sinergi berupa merger hingga akuisisi dengan Grab Holdings Ltd. yang beredar di publik.

    Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

    Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

    Faktanya, kabar tersebut terhitung sudah tiga kali beredar ke publik tanpa adanya kelanjutan yang jelas.

    Kabar burung penggabungan dua entitas itu pertama kali muncul sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 dan jauh sebelum GOTO melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

    Kala itu, pembahasan merger Grab dan Gojek—sebelum penggabungan dengan Tokopedia—baru pada tahap awal. Menurut sumber Bloomberg, kedua entitas itu bahkan masih jauh dari tahap penilaian bisnis. 

    Kali kedua wacana penggabungan GOTO dan Grab muncul pada tahun lalu atau sebelum perhelatan Pilpres 2024.

    Laporan Bloomberg, Jumat (9/2/2024), menyebutkan bahwa merger GOTO dan Grab juga masih berada dalam tahap diskusi awal. Namun, salah satu opsi potensial yang muncul dalam pembicaraan itu adalah Grab yang berbasis di Singapura, akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. 

    Terbaru, melansir Bloomberg, kedua perusahaan dikabarkan tengah menargetkan untuk menyelesaikan diskusi merger tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menuturkan kesepakatan merger harus terjadi pada 2025 atau tidak sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” tulis Bloomberg, Selasa (4/2/2025).

    Kabar tersebut bahkan berkembang menjadi opsi akuisisi yang sedang dipertimbangkan Grab terhadap GOTO dengan valuasi lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp115,8 triliun (kurs Jisdor BI 3 Februari 2025 Rp16.543 per dolar AS).

    Melansir Bloomberg, Grab tengah mempertimbangkan akuisisi terhadap rivalnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$7 miliar. Narasumber Bloomberg menyebut salah satu skenario yang tengah dibahas adalah pembelian seluruh saham GOTO senilai Rp100 per saham.

    Nilai tersebut mencerminkan harga yang premium atau lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini pada level Rp88 per saham.

  • Beredar Kabar Merger dengan Grab, GOTO Buka Suara

    Beredar Kabar Merger dengan Grab, GOTO Buka Suara

    Jakarta

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menanggapi kabar soal merger dengan Grab. Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani membantah kabar aksi korporasi tersebut.

    Koesoemohadiani mengatakan tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger seperti kabar yang beredar. Kabar tersebut merupakan kabar yang berembus dalam beberapa tahun terakhir dan hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa. Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita- berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tulis Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2/2025).

    Koesoemohadiani menegaskan berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan perseroan. “Berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha Perseroan,” terang dia.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan perusahaan transportasi dan pengiriman makanan daring Asia Tenggara, Grab dikabarkan tengah membahas lanjutan terkait rencana merger dengan kompetitornya asal Indonesia, GoTo. Disebutkan aksi korporasi tersebut sebagai langkah untuk mengatasi kerugian perusahaan yang terjadi selama bertahun-tahun.

    Pembahasan terkait merger kedua perusahaan tersebut terakhir kali diadakan pada 2024, dilanjutkan pada Desember. Para investor berharap adanya kesepakatan pada 2025. Sumber Reuters menyebut kesepakatan mungkin tidak akan terjadi dengan negosiasi yang serupa seperti tahun-tahun sebelumnya yang berujung gagal. Identitas sumber disembunyikan karena pembicaraan tersebut bersifat tertutup.

    (hns/hns)