Perusahaan: Grab

  • China Dominasi Infrastruktur Telekomunikasi RI, Ekspansi Internet 3T Berlanjut

    China Dominasi Infrastruktur Telekomunikasi RI, Ekspansi Internet 3T Berlanjut

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai dominasi China atas infrastruktur telekomunikasi Indonesia membuat penetrasi internet di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) tetap berjalan. Kebijakan tarif timbal balik yang dikeluarkan Amerika Serikat tidak memberi dampak signifikan.

    Ketua umum Mastel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan perkembangan penetrasi internet Indonesia tak banyak terpengaruh oleh kebijakan tarif AS. Pasalnya, sebagian besar penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia menggunakan produk infrastruktur yang tidak berasal dari AS. 

    Sehingga tarif timbal balik AS lebih banyak mempengaruhi aplikasi dan perangkat yang menggunakan platform dengan hak kekayaan intelektual milik AS.

    “Khusus untuk infrastruktur internet hanya sedikit yang terimbas AS tariff. Karena banyak produk teknologi infrastruktur dipakai penyedia nasional bukan produk AS,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Rabu (9/4/2025).

    Lebih lanjut, Sarwoto menyampaikan layanan telekomunikasi di Indonesia sangat penting dan tidak boleh terhenti, terutama dalam situasi yang penuh tantangan seperti saat ini.

    Sarwoto menegaskan bahwa layanan telekomunikasi adalah bagian dari infrastruktur kritis yang harus terus berjalan, mengingat sejarah Indonesia yang pernah mengalami krisis pada tahun 1998. 

    Dalam menghadapi krisis tersebut, kolaborasi dengan vendor lokal dan internasional terbukti menjadi strategi yang efektif untuk memastikan layanan tetap berjalan tanpa gangguan.

    “Kita punya pengalaman waktu krisis 1998, kolaborasi dengan vendor merupakan strategi yang baik, karean telekomunikasi merupakan investasi jangka panjang,” ucapnya.

    Layanan Telekomunikasi di Indonesia Timur adalah Keharusan

    Di hubungi secara terpisah, Pengamat Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward menilai pembangunan layanan telekomunikasi di Indonesia Timur ada langkah strategis yang diambil untuk memastikan akses yang lebih luas di daerah 3T.

    Ian menuturkan, salah satu langkah yang dilakukan adalah melalui kebijakan Modern Licensing dan tender untuk frekuensi baru. Dimana langkah ini mencakup klausul wajib pembangunan di daerah yang telah ditentukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). 

    “Dan juga dimasukan insentif untuk Universal Service Obligation (USO) Non-Cash untuk operator sehingga pembangunan diarahkan ke daerah timur,” ujar Ian.

    Lebih lanjut, Ian mengungkapkan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintah AS, seperti kebijakan tarif Trump, dapat memengaruhi pasar Indonesia dan membuka peluang penetrasi internet lebih luas. 

    Kunci dari pembangunan telekomunikasi adalah kebijakan yang mewajibkan pembangunan dimulai dari daerah 3T terlebih dahulu, baru kemudian menuju ke pusat. 

    “Khusus frekuensi baru pembangunan harus dimulai dari daerah 3T baru ke pusat,” tuturnya.

    Senada dengan Ian, Pengamat Telekomunikasi dari STEI ITB, Agung Harsoyo menyatakan bahwa layanan telekomunikasi saat ini sudah setara dengan kebutuhan dasar manusia seperti listrik atau makanan. 

    Sebagai elemen vital dalam kehidupan sehari-hari, sektor ini tidak hanya menyangkut komunikasi, tetapi juga mendukung berbagai sektor ekonomi, seperti e-commerce dan aplikasi transportasi online seperti Gojek dan Grab. 

    Maka dari itu, Agung mengusulkan optimasi infrastruktur satelit, dengan memanfaatkan satelit Satria untuk mendukung penggelaran layanan telekomunikasi di Indonesia Timur.

    “Dari sisi infrastruktur satelit, dalam hal ini kita optimalkan pemanfaatan Satelit Satria. Dalam waktu dekat, hal ini yang dapat membantu penggelaran layanan di Indonesia Timur,” pungkas Agung.

  • Startup Fore Coffee bakal IPO, Siap Ekspansi Besar di Pasar Kopi Premium Indonesia – Page 3

    Startup Fore Coffee bakal IPO, Siap Ekspansi Besar di Pasar Kopi Premium Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (Fore Coffee) secara resmi mengumumkan rencana untuk menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Langkah strategis ini diambil untuk memperluas ekspansi bisnis dan memperkuat posisi Fore Coffee di industri kopi premium yang terus berkembang pesat di Indonesia.

    Dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (3/4/2025), Fore Coffee, dengan kode saham FORE, akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 11 April 2025.

    Perusahaan berencana melepas 1,88 miliar saham atau setara dengan 21,08% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

    Saham tersebut ditawarkan dengan harga dalam kisaran Rp160 – Rp202 per saham, sehingga perusahaan berpotensi meraup dana hingga Rp379,8 miliar.

    Periode book building berlangsung dari 19 hingga 21 Maret 2025, sedangkan masa penawaran umum (indikatif) dijadwalkan pada 26 Maret – 9 April 2025.

    Dengan IPO ini, Fore Coffee berupaya mendapatkan sumber daya finansial yang lebih besar untuk mempercepat ekspansi dan meningkatkan daya saingnya di pasar kopi premium.

    Fore Coffee berencana mengalokasikan 76% dari dana hasil IPO untuk ekspansi jaringan gerainya di seluruh Indonesia. Dalam dua tahun ke depan, perusahaan menargetkan pembukaan sekitar 140 outlet baru, untuk memperkuat kehadirannya.

    Dengan konsep outlet yang beragam—flagship, medium, dan satellite—Fore Coffee mampu menjangkau pelanggan dari berbagai segmen, baik mereka yang mencari tempat bersantai maupun layanan grab-and-go.

    Sebanyak 18 persen dana IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis melalui ekspansi outlet donat yang dikelola anak perusahaannya, sedangkan 6 persen sisanya dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja.

    “Kami melihat peluang besar di pasar kopi premium Indonesia, dan IPO ini akan memberikan kami sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersebut,” ujar CEO Fore Coffee Vico Lomar.

  • Grab Punya Izin Taksi, Boleh Angkut Penumpang di Jalan Tetangga RI

    Grab Punya Izin Taksi, Boleh Angkut Penumpang di Jalan Tetangga RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – GrabCab akan menjadi operator taksi keenam di Singapura setelah menerima lisensi untuk menjalankan layanan taksi daring.

    Melansir Channel News Asia, Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) mengatakan GrabCab akan diberikan masa tenggang tiga tahun untuk secara bertahap memperluas armadanya guna memenuhi persyaratan minimum 800 taksi.

    “Perusahaan juga harus memastikan bahwa taksinya mudah dikenali oleh pelanggan taksi daring, termasuk memiliki papan nama atap yang mencolok dan skema warna yang khas,” dikutip Rabu (2/4/2025).

    GrabCab adalah anak perusahaan Grab Rentals dan perusahaan saudara GrabCar, yang memegang lisensi untuk mengoperasikan layanan taksi daring dan car-pool.

    Lisensi taksi daring baru akan dimulai pada tanggal 9 April dan berlaku selama 10 tahun.

    “Masuknya GrabCab ke sektor taksi daring membuat jumlah total operator taksi menjadi enam, menyediakan lebih banyak pilihan bagi pengemudi dan penumpang dan diharapkan dapat meningkatkan pasokan taksi,” kata LTA.

    Operator taksi lain yang ada saat ini adalah CityCab, CDG, Prime, Strides, dan Trans-cab.

    Sebagai bagian dari ketentuan perizinan, yang serupa dengan operator taksi lainnya, GrabCab harus memenuhi persyaratan seperti memiliki ruang bagasi yang cukup untuk membawa kursi roda lipat atau barang bawaan.

    Layanan taksi daringnya juga harus mengikuti komponen struktur tarif taksi yang sama dengan operator taksi daring lainnya, kata LTA, dan tarifnya harus dipajang dengan jelas sehingga penumpang mengetahui tarif yang berlaku.

    (dem/dem)

  • Bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran

    Bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Periode mudik merupakan waktu yang tepat menikmati Jakarta demikian pernah disampaikan Ketua Tim Kerja Sama Terpadu Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua Kementerian Pariwisata Taufik Nur Hidayat.

    Alasannya bisa dibilang klasik, tak lain dan tak bukan karena arus lalu lintas di dalam kota relatif lancar.

    Data PT Jasa Marga (Persero) Tbk menunjukkan sebanyak 1.765.102 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 s.d H-1 libur Idul Fitri 1446H/Lebaran 2025 atau Jumat-Minggu, 21-30 Maret 2025.

    Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak).

    Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 23,2 persen jika dibandingkan dengan lalin normal (1.432.379 kendaraan) dan naik 0,4 persen dari lalin Lebaran 2024 pada periode yang sama (1.757.857 kendaraan).

    Kendaraan tersebut meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 977.801 kendaraan (55,4 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 450.537 kendaraan (25,5 persen) menuju arah Barat (Merak), dan 336.764 kendaraan (19,1 persen) menuju arah Selatan (Puncak).

    Jakarta tentu saja lengang di periode Lebaran ini, seperti tahun-tahun sebelumnya.

    Walau merujuk data Dinas Perhubungan DKI Jakarta terdapat penurunan jumlah penumpang sebanyak 43,90 persen dibandingkan periode sebelumnya dari lima terminal layanan antarkota antarprovinsi yakni Terminal Pulo Gebang, Terminal Tanjung Priok, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, dan Terminal Lebak Bulus.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan banyak warga Jakarta yang tak pulang kampung salah satunya karena ingin berlebaran di Jakarta saja. Hal ini disyukuri Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno lantaran angka kecelakaan lalin berkurang.

    Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya sedari Selasa pagi tadi melaporkan berbagai titik termasuk tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur; Jembatan Goyang Ancol, Jakarta Utara hingga menuju pintu utama Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, ramai lancar.

    Lalu, bagaimana dengan kepadatan penumpang di angkutan umumnya? Untuk Transjakarta rute tempat wisata Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan salah satunya 6B: Ragunan-Balai Kota Via Semanggi misalnya, sekitar pukul 11.30 WIB terpantau padat.

    Kebanyakan penumpang merupakan ibu membawa anak, lansia, dan muda-mudi. Di antara mereka, ada warga DKI salah satunya Imas, asal Rawa Selatan, Jakarta Pusat.

    Perempuan berhijab itu bepergian ke TMR bersama keluarga, kerabat termasuk keponakan-keponakannya. Alasan utama memilih angkutan umum karena bisa hemat biaya. Walau harus merogoh kocek Rp40 ribu per orang untuk membeli satu kartu elektronik.

    Dia berpendapat ini masih lebih murah dibandingkan menyewa mobil angkot, yang dikenai biaya Rp400 ribu per hari. Harga tersebut belum termasuk bahan bakar minyak.

    Imas dan keluarga naik Transjakarta dari halte Balai Kota. Beruntung, dia mendapat kursi. Pun dengan anggota keluarganya yang lain.

    Tapi, semakin jauh bus meninggalkan halte awal, penumpang semakin bertambah, sebagian besar membawa anak-anak atau penumpang berusia lanjut.

    Imas mengalah. Sedari di rumah, sebenarnya dia sudah menguatkan diri tak akan mendapat kursi di bus.

    Di jalan dia sempat teringat pengalamannya bertahun-tahun silam saat ke Ragunan. Saking padatnya lalin arah Ragunan, dia dipaksa turun dari kendaraan dan jalan lebih dari satu km. Padahal saat itu hujan.

    Kini, dia memastikan kejadian serupa tak kembali terulang. Bus relasi Balai Kota-Ragunan dipastikan tiba di Halte Ragunan.

    Perjalanan bus begitu lancar di Jalan MH.Thamrin, kemudian memasuki Jalan Gatot Subroto lalu ke arah Warung Jati Barat.

    Laju baru mulai tersendat setelah melewati Halte Simpang Ragunan. Dari sana membutuhkan sekitar 20 menit untuk tiba di Halte Ragunan. Ini karena volume kendaraan baik roda dua maupun empat yang cukup banyak menuju pintu masuk lokasi wisata.

    Untuk Transjakarta saja, selain 6B, masih ada rute lainnya menuju Ragunan, yakni rute 6: Ragunan-Galunggung (24 jam), 6A: Ragunan-Balai Kota via Kuningan, 6V: Ragunan-Senayan Bank DKI, 5N: Ragunan-Kampung Melayu, 6N: Ragunan-Blok M via Kemang, dan 7E: Kampung Rambutan-Ragunan.

    Sementara itu, kendaraan roda dua dan empat juga memadati jalanan menuju Ragunan. Data dari TMR per 1 April 2025, mencatat sebanyak 8.200 sepeda motor memasuki Ragunan, sementara mobil mencapai 3.288 unit.

    Adapun pengunjung lokasi wisata dengan maskot elang bondol alias Elbo tersebut pada hari ini atau hari kedua Idul Fitri ( H+1) mencapai 67.379 orang.

    Jumlah pengunjung diprediksi lebih banyak pada H+2 Lebaran hingga Sabtu, 6 April 2025.

    Apalagi, ada penambahan jumlah operasional armada bus menuju Ragunan dan rute menuju lokasi wisata lainnya di Jakarta sebanyak 20 persen.

    Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani mengatakan kebijakan ini untuk memfasilitasi masyarakat yang berlibur di Jakarta, agar lebih nyaman menggunakan armada Transjakarta.

    Selain menambah jumlah armada, Transjakarta juga mengumumkan waktu operasional armada rute tempat wisata yakni dari pukul 05.00-23.00 WIB dan ini berlaku mulai 31 Maret-7 April 2025 WIB.

    Lalu, beranjak dari Transjakarta menuju Ragunan, moda transportasi umum lain yang juga bisa menjadi pilihan untuk menikmati Jakarta, termasuk Moda Raya Terpadu (MRT).

    Penumpang menaiki moda MRT Jakarta di Stasiun Blok M, Jakarta, Selasa (1/4/2025) atau H+1 Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Layanan operasional MRT Jakarta selama libur Lebaran 2025 menerapkan pola operasional akhir pekan pada saat Idul Fitri 1446 H dan libur Lebaran 2025, yaitu 28 Maret-7 April 2025.

    Pola operasional yang berlaku ialah grafik perjalanan kereta (gapeka) normal saat akhir pekan atau libur, yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan antarkereta setiap 10 menit.

    PT MRT Jakarta menyiapkan 219 jumlah perjalanan kereta dan tujuh rangkaian kereta untuk melayani masyarakat.

    Adapun pada Selasa sore, kereta relasi Lebak Bulus Grab dari Bundaran HI Bank DKI relatif lengang walau kursi kereta nyaris terisi penuh.

    Seperti halnya Transjakarta, kebanyakan penumpang MRT adalah ibu membawa anak termasuk bayi, anak-anak, orang lanjut usia dan orang dewasa.

    Di antara mereka ada juga pengguna musiman yang memanfaatkan hari libur akhir bersama keluarga, Robi (25) dan Rachman (22) misalnya.

    Kakak beradik asal Bogor itu naik MRT dari Stasiun Bundaran HI sekitar pukul 15.40 WIB menuju Blok M. Sebenarnya, mereka bisa menaiki moda angkutan umum lain menuju Blok M, namun kali ini keduanya ingin menjajal ratangga di masa liburan.

    “Lebih kosong, jadi enggak perlu berdiri,” ujar Rachman yang berkesempatan mengabadikan suasana kota Jakarta dari Stasiun Blok M kala senja.

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno berpendapat berpendapat layanan angkutan umum di Jakarta sudah mencakup 89,5 persen wilayah DKI Jakarta.

    Layanan yang diberikan pun, kata dia sudah setara dengan kota-kota negara maju di dunia sehingga dapat menjadi percontohan nasional.

    Jadi, bukan ide buruk bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran, terutama bagi yang enggan bermacet-macet ria di jalanan. Tapi bagi muda-mudi, bersiaplah menikmati Jakarta sembari menjauh dari kursi alias berdiri.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Soal Laporan BHR Ojol Rp50.000, Wamenaker Noel: Aplikator Rakus!

    Soal Laporan BHR Ojol Rp50.000, Wamenaker Noel: Aplikator Rakus!

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Ketanagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menuding perusahaan penyedia aplikasi atau aplikator layanan ride-hailing rakus, terkait laporan sejumlah mitra pengemudi ojek online (ojol) mendapatkan Bantuan Hari Raya (BHR) sebesar Rp50.000. 

    Noel, sapaannya, mengaku geram saat ditanyai wartawan ihwal rencana pemanggilan perusahaan aplikator soal pemberian BHR. 

    “Jawabannya tahu, lu mau gua kasar atau baik? Langsung naik darah gue nih soal BHR nih. Mereka [aplikator] rakus, jawabannya itu,” ujar Noel kepada wartawan pada sela-sela acara gelar griya di rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Selasa (1/4/2025). 

    Noel memastikan bahwa kementeriannya akan memanggil para perusahaan aplikator ride-hailing untuk ditanyai soal pemberian BHR kepada para mitranya.

    “Aplikator itu rakus kita akan panggil,” kata Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) tersebut. 

    Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan bakal meminta klarifikasi kepada manajemen perusahaan aplikator ojek online (ojol) menyusul laporan bahwa sebagian pengemudi hanya menerima BHR Rp50.000.

    Yassierli mengatakan, dalam surat edaran, BHR diberikan kepada pengemudi yang dikategorikan berkinerja baik dan produktif. Besaran bervariasi, ada yang menerima Rp900.000 atau jumlah lainnya.

    “Tantangannya adalah bagaimana perusahaan aplikator ini mengkategorikan di luar itu, dan besaran berapa itu yang perlu klarifikasi ke mereka,” kata dia dilansir dari Antara, Jumat (28/3/2025).

    Yassierli mengatakan pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan aplikator ojek online untuk membahas hal tersebut. Namun dia tidak bisa memastikan kapan pertemuan itu akan dilakukan.

    “Hopefully (sebelum lebaran), saya tidak bisa janji karena ini juga sifatnya imbauan kepada mereka,” ujar dia.

    Adapun dua aplikator besar ride hailing di Tanah Air yakni Gojek dan Gran menegaskan sudah menyalurkan BHR kepada mitra driver sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

    Chief of Public Policy & Government Relations, GoTo, Ade Mulya memastikan telah memberikan BHR kepada mitranya sesuai imbauan pemerintah atau kurang lebih 20% dari penghasilan.

    Ade menambahkan bahwa BHR 20% yang diberikan oleh Gojek tersebut diambil dari penghasilan perbulan mitra Gojek.

    “BHR setara dengan ±20% penghasilan bersih rata-rata per bulan kepada Mitra Juara Utama. Perlu kami luruskan bahwa perhitungan 20% tersebut bukan dari pendapatan per tahun,” kata Ade kepada Bisnis, Selasa (25/3/2025).

    Di sisi lain, Grab memastikan telah memberikan BHR kepada Mitranya sesuai dengan imbauan yang dikatakan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy mengatakan penyaluran BHR dilakukan berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan Grab. Pembagian ini mempertimbangkan berbagai faktor, yakni tingkat keaktifan dan kemampuan finansial perusahaan.

    Oleh karena itu, Mitra Grab yang belum menerima BHR hingga saat ini, dikategorikan tidak memenuhi kriteria berdasarkan skema yang berlaku.

    “Misal karena kurang aktif atau tidak mencapai tingkat keterlibatan yang ditentukan,” kata Tirza dalam keteranganya, Kamis (27/3/2025).

    Laporan dari mitra pengemudi ojol soal BHR itu berasal dari Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) yang menyampaikan pemberian BHR bagi mitra ojek online tidak adil. Meski jumlah penumpang yang diangkut sangat banyak, tetapi BHR yang diberikan hanya Rp50.000.

    Adapun, pada hari Selasa (25/3/2025) SPAI mendatangi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk melakukan pengaduan terkait dengan besaran BHR yang tidak adil.

    Ketua SPAI Lily Pujiati mengatakan bahwa aplikator melakukan diskriminasi dalam pembagian BHR. “Karena memang tidak sesuai dengan arahan Presiden, tidak sesuai dengan surat edaran Menteri yang sudah dikeluarkan,” kata Lily di Kemenaker, Selasa (25/3/2025).

  • Menaker Tunggu Laporan Gojek, Grab Cs Terkait BHR Ojol Rp50.000

    Menaker Tunggu Laporan Gojek, Grab Cs Terkait BHR Ojol Rp50.000

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli masih menunggu laporan lengkap dari aplikator seperti Gojek, Grab dan Maxim terkait pemberian bonus hari raya (BHR).

    Yassierli mengatakan Kemnaker masih menunggu adanya laporan lengkap dari driver atau pengemudi ojek online yang mendapatkan BHR tidak sesuai dengan pendapatan yang mereka hasilkan.

    “Kita juga lagi nunggu, saya juga belum dapat laporan lengkap. Itu kan ada beberapa aplikator ya, konkretnya jadinya mereka seperti apa, kita masih nunggu,” katanyadi Kemenaker, Selasa (25/3/2025).

    Yassierli menegaskan pihaknya bakal memanggil aplikator transportasi online atau ojek online seperti Gojek, Grab, dan Maxim terkait dengan BHR.

    Selain itu, pemanggilan ini juga akan membahas formulasi perhitungan dari aplikator dalam pemberian BHR bagi mitranya.

    “Tapi kita sekali lagi nanti kita akan panggil (aplikator) dan kita akan coba gali mereka seperti apa sih implementasinya,” ujarnya.

    Sebelumnya, Bonus Hari Raya (BHR) untuk pengemudi ojek online atau driver ojol akhirnya sudah cair menjelang Hari Raya Idulfitri 2025. Namun, sejumlah mitra driver mengaku kecewa dengan besaran bonus yang diberikan oleh aplikator.

    Pengemudi transportasi online yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mengaku menerima laporan adanya driver ojol yang menerima BHR hanya sebesar Rp50.000.

    Ketua SPAI Lily Pujiati mengatakan nominal tersebut dinilai tidak manusiawi lantaran pendapatan sang driver ojol selama 12 bulan mencapai Rp33 juta.

    Selain itu, besaran BHR yang diberikan perusahaan transportasi online juga tidak sesuai dengan informasi yang diterima Presiden Prabowo Subianto, yang beberapa waktu lalu mengungkap bahwa pengemudi online akan menerima Rp1 juta per orang.

    “Nilai ini jelas jauh dari informasi yang diterima Presiden bahwa platform akan memberikan THR ojol sebesar Rp1 juta bagi setiap pekerjanya,” kata Lily, Minggu (23/3/2025).

    Menurutnya, besaran BHR ojol tidak adil, lantaran perusahaan menentukan kategori yang diskriminatif seperti hari aktif 25 hari, jam kerja online 200 jam, tingkat penerimaan order 90% hingga tingkat penyelesaian trip 90% setiap bulannya.

    Ditambah lagi, kata dia, potongan platform hingga 50% yang kian membebani pendapatan pengemudi ojol serta membuat seolah-olah pengemudi tidak berkinerja baik.

  • Rayakan Lebaran di Istana, Ojol Bersyukur Dapat BHR karena Prabowo

    Rayakan Lebaran di Istana, Ojol Bersyukur Dapat BHR karena Prabowo

    Jakarta, Beritasatu.com – Para pengemudi ojek daring (ojol) merasakan kebahagiaan ganda saat merayakan Lebaran di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (31/3/2025). Selain bisa bersilaturahmi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto, mereka juga bersyukur karena ojol dapat BHR (bonus hari raya) yang diberikan perusahaan tempat mereka bernaung, setelah didorong oleh Prabowo.

    “Alhamdulillah, saya dari Grab dapat Rp 850.000. Berkah banget bagi saya sama anak-anak saya. Terima kasih, Pak Prabowo. Baru tahun ini ya, ada BHR ya. Saya salut sama Pak Prabowo,” kata Fitriyana, salah satu pengemudi ojol yang hadir dalam acara open house di Istana dikutip Antara. 

    Momen istimewa ini menjadi pengalaman pertama bagi banyak pengemudi ojol, termasuk Alam dan Agus, yang merasa bangga bisa bersalaman langsung dengan Presiden. “Gembira banget, senang sekali karena ini pertama kalinya. Baru di era Pak Prabowo kita bisa merasakan seperti ini,” ujar Alam.

    Sebelum bersalaman dengan Presiden, mereka juga menikmati sajian khas Lebaran di Istana, seperti ketupat, lontong sayur, bakso, hingga daging teriyaki. Fitri, yang sudah bekerja sebagai pengemudi ojol selama sembilan tahun, mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya sengaja mengantre sejak pagi di Jalan Majapahit demi bisa bertemu langsung dengan Prabowo.

    Lebaran tahun ini memang terasa berbeda bagi para pengemudi ojol. Selain bisa merayakan Idul Fitri di Istana, mereka juga mendapatkan tambahan rezeki melalui BHR, sesuatu yang baru pertama kali mereka rasakan. Kebijakan ini diumumkan Prabowo pada 21 Maret 2025  lalu, sebagai bentuk dukungan kepada para pengemudi ojol dapat BHR yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi digital.

    “Kita enggak narik hari ini. Memang semua (pengemudi) ke sini, jam 8 tadi sudah kumpul. Setelah salat Id, langsung ke sini demi bertemu Pak Prabowo,” kata Fitri.

    Dengan adanya kebijakan BHR ini, banyak pengemudi ojol berharap keberlanjutan kebijakan yang mendukung kesejahteraan mereka. “Ojol bersyukur dapat BHR, apalagi di momen Lebaran seperti ini. Semoga ke depan ada lebih banyak kebijakan yang berpihak kepada kami,” ujar Fitri menutup perbincangan.
     

  • Ojol Hijaukan Open House di Istana: THR Jangan Cuma Rp50.000

    Ojol Hijaukan Open House di Istana: THR Jangan Cuma Rp50.000

    Bisnis.com, JAKARTA — Suasana hangat dan penuh kebersamaan tampak mewarnai perayaan Idulfitri 1446 Hijriah di Istana Negara.

    Sejumlah mitra pengemudi ojek online (ojol) yang mengenakan jaket hijau khas Grab dan Gojek, tampak menikmati hidangan dalam acara open house atau gelar griya yang diselenggarakan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Menurut pantauan Bisnis, para pengemudi ojol terlihat berbaur dengan para tamu undangan lainnya, menikmati sajian makanan yang telah disediakan.

    Beberapa di antara mereka duduk bersila di lantai, makan bersama sambil bercengkerama, menunjukkan keakraban di momen spesial ini.

    Acara gelar griya Lebaran di Istana Negara memang menjadi tradisi tahunan yang terbuka untuk masyarakat luas, termasuk mereka yang bekerja keras di jalanan seperti pengemudi ojol.

    Pengemudi ojek online yang mendapatkan kesempatan open house di Istana Negara, dalam momen Lebaran 2025

    Tak hanya mitra ojol, berbagai elemen masyarakat turut hadir dalam acara tersebut. Dengan suasana penuh kehangatan, momen ini menjadi refleksi dari semangat Lebaran yakni berbagi, bersyukur, dan mempererat tali persaudaraan.

    Momen open house di Istana Negara pun menjadi pengalaman istimewa bagi Iwan, seorang pengemudi ojol yang turut hadir dalam perayaan Idulfitri bersama Presiden.

    Dengan jaket Gojek yang masih melekat di tubuhnya, Iwan merasakan kebanggaan tersendiri bisa hadir di lingkungan Istana.

    “Di Istana kami jaket nggak dilepas, kalau masuk mal kita disuruh lepas jaket. Berarti Istana hebat, nggak perlu dilepas-lepas karena ini mata pencaharian kita,” ujarnya kepada wartawan dengan penuh semangat, Senin (31/3/2025)

    Ini bukan kali pertama Iwan menghadiri open house Presiden. Tahun lalu, dia mengaku juga sempat datang, meskipun belum berkesempatan bersalaman langsung dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.

    Akan tetapi kali ini, dia berharap bisa bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden Prabowo Subianto.

    Momen istimewa ini juga dia manfaatkan untuk membawa serta anaknya. Dia mengaku setelah melaksanakan Salat Id, Iwan langsung bergegas menuju Istana Negara. Pada kesempatan langka ini, dirinya rela mengantre sejak pukul 08.00 WIB.

    “Istri nggak ikut, saya cuma bawa anak. Langsung ke sini saya ngantre dari jam 8,” katanya sambil tersenyum.

    Tak hanya menikmati suasana hangat open house, Iwan juga menitipkan harapannya kepada Presiden Prabowo Subianto.

    “Ya mudah-mudahan THR ojol jangan Rp50.000, Pak. Mudah-mudahan didengar sama pak Prabowo,” harapnya.

  • Apakah Ojek Online Beroperasi saat Lebaran? Ini Jawabannya!

    Apakah Ojek Online Beroperasi saat Lebaran? Ini Jawabannya!

    Jakarta

    Lebaran menjadi saat yang tepat untuk silaturahmi dan menikmati libur bersama orang-orang terdekat. Layanan ojek online (ojol) menjadi pilihan tepat untuk saling mengunjungi, mengantar makanan, atau hampers.

    Namun keinginan saling berkunjung dan mengirim aneka barang, kerap terhalang layanan ojol yang sulit diperoleh melalui aplikasi. Saking sulitnya kadang muncul kekhawatiran apakah layanan ojol tersedia saat Idul Fitri?

    Apakah Ada Ojek Online saat Lebaran?

    Berikut informasi mengenai ketersediaan ojol saat Lebaran.

    Gojek

    Menurut laman Gojek, perusahaan transportasi online ini akan tetap melayani pelanggan saat lebaran. Gojek yang sudah ada di berbagai kota juga bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan selama mudik.

    Layanan seperti Go-Ride dan Go Car bisa digunakan untuk mengantar pelanggan bersilaturahmi. Sementara itu, pelanggan juga bisa memanfaatkan layanan Go-Send untuk mengirim bingkisan lebaran.

    Kamu juga masih bisa memesan makanan atau minuman secara online lewat Go-Jek di hari lebaran. Tinggal akses layanan GoFood di aplikasi.

    Kini Gojek sudah tersedia di 158 kota dan kabupaten di Indonesia. Dari ujung Sabag hingga Merauke pelanggan bisa menikmati layanan Gojek.

    Grab

    Grab juga akan melayani pelanggan di momen lebaran. Menurut laman resminya, Grab Car bisa mengantar pelanggan ke rumah kerabat di hari Idul Fitri

    Untuk mengantar kue dan parcel lebaran, pelanggan bisa menggunakan layanan Grab Express. Nah, jika ingin memesan makanan untuk tamu saat lebaran, misalnya, pelanggan bisa menggunakan layanan GrabFood.

    Grab sendiri sudah memiliki lebih dari puluhan ribu mitra yang sudah tersebar di Indonesia. Ada sebanyak 241 kota di mana layanan Grab berada, mulai dari Jabodetabek, Aceh Besar, Bandar Lampung, hingga Yogyakarta.

    Maxim

    Mengutip laman Taxi Maxim, Maxim juga akan tetap memberikan layanan transportasi onlinenya saat lebaran. Untuk kamu yang mau menggunakan ojek online bisa memilih Maxim Bike, sementara bagi yang ingin bepergian bersama keluarga bisa memesan Maxim Car.

    Seperti Gojek dan Grab, Maxim juga memiliki layanan Maxim Delivery untuk mengirimkan bingkisan lebaran dengan praktis. Beberapa hadiah seperti kue, bunga dan hadiah lainnya bisa dikirim menggunakan motor atau Bike Delivery dan mobil atau Car Delivery.

    Untuk membeli makanan dan minuman saat lebaran, pelanggan bisa menggunakan layanan Foods & Goods. Namun, untuk kota yang saat ini belum tersedia layanan Foods & Goods bisa menggunakan Maxim Food & Shop. Kini, Maxim sudah tersebar di 300 kota, mulai dari Jabodetabek, Surakarta Manado, hingga Padang Panjang.

    Meski transportasi online tersedia di hari lebaran, namun kemungkinan kemudahan mendapatkan driver tidak seperti ketika di hari-hari biasa. Kondisi disebabkan driver yang mungkin memilih libur atau menikmati Lebaran bersama keluarga.

    (elk/row)

  • Menaker Bakal Panggil Perusahaan Ojol Buntut ‘THR’ Rp 50 Ribu

    Menaker Bakal Panggil Perusahaan Ojol Buntut ‘THR’ Rp 50 Ribu

    Jakarta

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia, Yassierli akan memanggil perusahaan ojek online (ojol) seperti Gojek dan Grab untuk meminta penjelasan soal bonus hari raya (BHR) sebesar Rp 50 ribu.

    Meski sudah memiliki rencana, namun Yassierli belum bisa mengungkap, kapan tanggal pasti pertemuan tersebut. Namun, dia berharap, agenda itu bisa digelar sebelum hari raya Lebaran.

    “Hopefully (sebelum lebaran), saya tidak bisa janji karena ini juga sifatnya imbauan kepada mereka,” ujar Yassierli, dikutip dari Antaranews, Jumat (28/3).

    Menaker Yassierli. Foto: Ignacio Geordy Oswaldo

    Yassierli menjelaskan, dalam surat edaran, BHR diberikan kepada mitra driver yang dikategorikan berkinerja baik dan produktif. Besaran bervariasi, ada yang menerima Rp900 ribu atau jumlah lainnya.

    Namun, kata dia, tantangannya bagaimana perusahaan aplikator mengkategorikan pengemudi di luar kriteria tersebut.

    “Tantangannya adalah bagaimana perusahaan aplikator ini mengkategorikan di luar itu, dan besaran berapa itu yang perlu klarifikasi ke mereka,” ungkapnya.

    Driver ojol Grab di Tendean, Jakarta Selatan. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Meski belum maksimal, namun Yassierli menilai, inisiatif BHR untuk ojol merupakan langkah yang baik. Sebab, bantuan tersebut baru pertama kali diadakan tahun ini. Itulah mengapa, dia meminta publik paham mengenai persiapan yang serba terbatas.

    Diberitakan sebelumnya, sejumlah driver ojol dan asosiasi terkait ramai-ramai komplain soal besaran BHR yang dianggap tak manusiawi. Mereka, yang merujuk pada pernyataan Presiden Prabowo Subianta, berharap angkanya bisa lebih banyak.

    “Rata-rata nilai BHR yang diterima ojol sebagian besar Rp 50 ribu, banyak dari rekan-rekan ojol yang sudah menjadi ojol di satu platform aplikator lebih dari 5 tahun, namun tetap saja hanya terima Rp 50 ribu,” ujar Ketua Umum (Ketum) asosiasi ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono kepada detikOto.

    “Hal ini kami protes keras dan mengecam aplikator yang kami anggap telah melakukan akal-akalan menipu Presiden RI, membangkang Menaker RI dan membohongi Ojol seluruh Indonesia hanya demi menjaga citra baik di mata Presiden RI,” kata Igun menambahkan.

    Hal senada disampaikan, Ketua Umum SPAI Lily Pujiati. Dia menganggap, nominal BHR yang diberikan jauh dari kata pantas. Selain itu kriteria atau syarat lainnya sangat tidak adil karena sepinya orderan ojol yang disebabkan skema prioritas seperti akun prioritas, skema slot, skema aceng (argo goceng), dan skema level/tingkat prioritas.

    “Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak pembayaran THR Ojol, taksol, kurir yang tidak manusiawi. Nilai THR Ojol tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Presiden mengenai kontribusi pengemudi ojol, taksol, kurir yang sudah menghasilkan keuntungan selama ini,” kata Lily.

    (sfn/dry)