Perusahaan: GoTo

  • Danantara Bicara Rencana Grab Caplok GoTo, Ini Bocorannya – Page 3

    Danantara Bicara Rencana Grab Caplok GoTo, Ini Bocorannya – Page 3

    Sementara itu, Pihak GOTO menyatakan perusahaan secara rutin menerima berbagai penawaran dari pihak luar, dan setiap tawaran akan dipertimbangkan secara hati-hati demi kepentingan jangka panjang seluruh pemangku kepentingan. Melalui pernyataan tersebut, Perseroan hendak memberikan klarifikasi bahwa dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak, dan perseroan membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak.

    “Adalah kewajiban Direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian berbagai penawaran tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham Perseroan, dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan kunci,” kata Sekretaris Perusahaan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, R A Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Minggu, (11/5/2025).

    Namun demikian, sampai dengan saat ini, belum ada langkah konkret yang diambil atas isu yang beredar. “Namun demikian, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini, Perseroan belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh Perseroan,” tambah R A Koesoemohadiani.

     

  • Video: Talenta Digital Lokal Tumbuh, GOTO Dorong Kolaborasi & Inovasi

    Video: Talenta Digital Lokal Tumbuh, GOTO Dorong Kolaborasi & Inovasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dinilai memiliki kekuatan besar dalam hal talenta digital. Potensi ini makin terasa seiring dengan berkembangnya berbagai platform teknologi, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) berbasis open source seperti Large Language Model (LLM).

    Head of Partnership GOTO Group, Henky Prihatna, mengungkapkan bahwa banyak talenta digital Indonesia yang tidak kalah kualitasnya dengan talenta luar negeri. Dengan semakin terbukanya akses terhadap LLM open source, Henky meyakini generasi muda Indonesia akan memiliki lebih banyak ruang untuk berinovasi.

    Selengkapnya saksikan dialog Andi Shalini bersama Head of Partnership GOTO Group Henky Prihatna di Program Profit CNBC Indonesia, Kamis (05/06/2025).

  • Kinerja Menteri BUMN Erick Thohir Patut Dievaluasi

    Kinerja Menteri BUMN Erick Thohir Patut Dievaluasi

    GELORA.CO -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir patut dievaluasi karena kinerja BUMN selama ini dianggap tidak terfokus terhadap profit, melainkan lebih kepada ABS alias Asal Bapak Senang.

    Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto melihat kinerja Erick Thohir selama pemerintahan Prabowo Subianto.

    “Sudah jelas yang namanya badan usaha harus memberikan keuntungan terutama kontribusi kepada negara. BUMN memiliki tujuan untuk mencari keuntungan, melayani kepentingan umum, serta berkontribusi pada pembangunan nasional,” kata Hari kepada RMOL, Minggu, 8 Juni 2025.

    Hari menjelaskan, Pasal 33 UU 1945 menjadi dasar hukum bagi keberadaan dan peran BUMN. Pasal tersebut menegaskan bahwa negara memiliki kewenangan untuk mengelola kekayaan alam yang strategis. 

    “Evaluasi terhadap Menteri BUMN perlu dilakukan karena kinerjanya menumpuk proyek untuk kantong pribadi dan kelompoknya,” terang Hari.

    Salah satu contohnya kata Hari, adalah skandal investasi GoTo. Selain itu, hasil audit dana anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk penanganan Covid-19 di Indonesia telah mencapai Rp1.895,5 triliun hingga 2022. 

    Apalagi, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional adalah Erick Thohir.

    “Wajar laba BUMN merosot karena bekerja tidak sesuai tujuannya, tapi lebih kepada pelayan menteri BUMN untuk memperkuat kantong pribadi dengan jurus ‘aji mumpung’,” pungkas Hari.

  • Rugi Bandar! Ini Alasan Kenapa Merger GOTO-Grab Bikin Waswas

    Rugi Bandar! Ini Alasan Kenapa Merger GOTO-Grab Bikin Waswas

    Jakarta

    Kabar Merger PT GoTo Gojek-Tokopedia Tbk (GOTO) dan perusahaan asal Malaysia Grab kembali menguat. Teranyar, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut menaruh minat berinvestasi pada entitas gabungan GOTO-Grab.

    Head of Center of Digital Economy and SMEs at Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al-Farras menyebut, investasi Danantara di entitas gabungan GOTO-Grab tidak memberikan dampak terhadap perekonomian negara. Sebaliknya, Danantara sebagai representasi pemerintah justru berpotensi menurunkan minat investasi.

    “Kehadiran negara pada kasus merger ini seharusnya bukan dengan menginvestasikan uang publik melalui Danantara. Sebab, investasi uang publik yang terbatas pada perusahaan swasta seperti Goto-Grab tidak memberikan nilai tambah signifikan terhadap perekonomian nasional,” ujar Izzudin kepada detikcom, Minggu (8/6/2025).

    Ia menjelaskan, merger GOTO-Grab sedikitnya akan merugikan tiga pihak. Pertama, kata Izzudin, merugikan konsumen lantaran merger keduanya akan meningkatkan pangsa pasar atau market share perusahaan, sehingga memiliki kekuatan pasar atau market power yang sangat signifikan pada industri ride hailing.

    “Implikasinya, konsumen memiliki daya tawar yang lemah terhadap penetapan harga yang berlaku dan memiliki opsi angkutan online yang lebih terbatas dibandingkan sebelumnya. Dampak lanjutannya ialah harga angkutan online akan semakin mahal,” ungkapnya.

    Kedua, pengemudi ojek online (ojol) juga akan terdampak. Pasalnya, merger kedua raksasa jasa transportasi digital ini diramal akan menekan pendapatan ojol imbas naiknya biaya komisi aplikator karena pengemudi sebagai pekerja informal tidak memiliki daya tawar yang cukup terhadap perusahaan.

    “Pengemudi angkutan online hanya memiliki alternatif yang sangat terbatas untuk berpindah aplikasi untuk menambah pendapatannya, terlebih di tengah semakin turunnya penciptaan lapangan pekerjaan sektor formal,” terangnya.

    Ketiga, Izzudin menyebut merger Grab-Goto akan menambah jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di kedua perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena merger memungkinkan adanya integrasi operasional perusahaan.

    “Pada posisi-posisi pekerjaan yang sama dan/atau saling beririsan pada kedua perusahaan tersebut membuat adanya potensi PHK,” ucapnya.

    Akhirnya, Izzudin menyebut merger Goto-Grab hanya menguntungkan segelintir investor dan merugikan banyak pihak seperti konsumen, pengemudi angkutan online, dan para pekerja. Menurutnya, kehadiran negara mesti mencegah merger keduanya.

    Mengutip laporan Bloomberg, Danantara dikabarkan sedang menjajaki peluang investasi seiring menguatnya isu merger GOTO-Grab. Danantara sendiri disebut berada dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi minoritas entitas gabungan.

    Adapun sebelumnya, Reuters menyebut Grab telah menargetkan kesepakatan merger tercapai pada kuartal II 2025, dengan valuasi GOTO hingga US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.

    Hingga berita ini dimuat, detikcom belum mendapat respons resmi dari Danantara dan GOTO. Sementara Grab Indonesia, menolak memberikan tanggapan terkait kabar tersebut. “Kami tidak berkomentar tentang hal ini,” ujar Manajemen Grab Indonesia kepada detikcom, Sabtu (7/6/2025).

    (eds/eds)

  • Kekacauan Iklim Usaha Bayangi Rumor Investasi Danantara di Grab-GOTO

    Kekacauan Iklim Usaha Bayangi Rumor Investasi Danantara di Grab-GOTO

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan menaruh minat investasi saham minoritas PT Goto Gojek-Tokopedia Tbk (GOTO) usai mencapai kesepakatan merger dengan perusahaan asal Malaysia, Grab. Investasi ini disebut untuk menekan kekhawatiran pemerintah akan terjadinya monopoli usaha yang timbul dari aksi merger kedua perusahaan jasa transportasi tersebut.

    Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies Nailul Huda menilai, investasi Danantara dalam GOTO-Grab justru akan semakin merusak persaingan usaha jasa transportasi digital. Menurutnya, investasi Danantara justru membuka ruang intervensi pemerintah.

    “Rencana merger GoTo-Grab saja sudah mengkhawatirkan persaingan usaha, apalagi Danantara masuk sebagai ‘operator’. Keputusan lembaga negara dalam memutuskan persaingan usaha, akan rentan intervensi oleh negara, dalam hal ini Danantara. Sebagai regulator dan sebagian minoritas ‘operator’ tentu akan mengikis persaingan usaha,” ucap Huda kepada detikcom, Minggu (8/6/2025).

    Dalam kondisi tersebut, terang Huda, kompetitor eksisting dan yang hendak masuk dalam ekosistem usaha di Indonesia akan berpikir dua kali, lantaran dianggap melawan pemerintah. Ia pun mempertanyakan keterlibatan Danantara kaitannya dengan aturan Komisi Pengawasan Pelaku Usaha (KPPU).

    “Saya juga mempertanyakan pertimbangan Danantara kenapa masuk ke GoTo ketika merger dengan Grab. Apakah ini langkah untuk keluar dari potensi jeratan KPPU?” imbuhnya.

    Mengutip laporan Bloomberg, Danantara dikabarkan sedang menjajaki peluang investasi seiring menguatnya isu merger GOTO-Grab. Danantara sendiri disebut berada dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi minoritas entitas gabungan.

    Adapun sebelumnya, Reuters menyebut Grab telah menargetkan kesepakatan merger tercapai pada kuartal II 2025, dengan valuasi GOTO hingga US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.

    Hingga berita ini dimuat, detikcom belum mendapat respons resmi dari Danantara dan GOTO. Sementara Grab Indonesia, menolak memberikan tanggapan terkait kabar tersebut. “Kami tidak berkomentar tentang hal ini,” ujar Manajemen Grab Indonesia kepada detikcom, Sabtu (7/6).

    (eds/eds)

  • Minimalisir Dominasi Asing, Danantara Berpeluang Investasi di GoTo dan Grab?

    Minimalisir Dominasi Asing, Danantara Berpeluang Investasi di GoTo dan Grab?

    Bisnis.com, JAKARTA – Danantara Indonesia dikabarkan melakukan pembicaraan awal dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk membeli saham minoritas di entitas gabungan yang melibatkan Grab Holdings Ltd. (Grab), seiring rencana merger kedua perusahaan teknologi tersebut.

    Melansir Reuters, Danantara ingin memiliki saham minoritas di perusahaan yang rencananya akan melakukan merger tersebut. 

    Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk meredam kekhawatiran pemerintah terkait potensi dominasi asing di sektor teknologi nasional, menyusul rencana akuisisi GoTo oleh Grab yang berbasis di Singapura.

    Di sisi lain, mengutip Bloomberg, pembicaraan Grab dan GoTo sudah memiliki kemajuan dalam kesepakatan struktur penggabungan. Namun, kecepatan pembicaraan melambat karena kekhawatiran akan tuntutan regulasi yang mungkin muncul. 

    Saat dikonfirmasi, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir tidak banyak memberikan komentar. “No comment,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (6/6/2025). 

    Menurut sumber Reuters bulan lalu, Grab menargetkan kesepakatan bisa tercapai pada kuartal kedua dan dapat menilai GoTo sekitar US$7 miliar..

    Sebelumnya, Grab sedang berupaya mencapai kesepakatan untuk mengambil alih GOTO pada kuartal II/2025. Hal ini dikatakan oleh dua sumber yang mengetahui hal tersebut.

    Sementara itu, beberapa laporan lain bahkan menyatakan Grab tengah berupaya mengumpulkan dana tunai sebesar US$2 miliar untuk mendanai akuisisi GoTo. 

    Kendati begitu, pihak GOTO untuk kesekian kalinya telah membantah isu penggabungan dua entitas tersebut. Manajemen GOTO menyampaikan belum ada kesepakatan atau keputusan apa pun yang diterima perseroan. 

    Corporate Secretary GOTO RA Koesoemohadiani mengatakan pihaknya mengetahui adanya spekulasi di beberapa media dan rumor yang bergulir kembali mengenai adanya rencana transaksi antara GOTO dengan Grab. 

    “Perseroan hendak memberikan klarifikasi bahwa dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak,” kata dia, Kamis (8/5/2025).

  • Sahabat-AI Tandai Transisi Indonesia dari Konsumen Jadi Pencipta Teknologi

    Sahabat-AI Tandai Transisi Indonesia dari Konsumen Jadi Pencipta Teknologi

    Bisnis.com, SURABAYA — Peluncuran Sahabat-AI, model bahasa besar (LLM) dengan 70 miliar parameter yang dikembangkan oleh Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Group menandai transisi Indonesia dari sekadar konsumen menjadi pencipta teknologi.

    CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menyebut model bahasa ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga representasi nyata dari kolaborasi, kemandirian, dan gotong royong digital Indonesia.

    Peluncuran Sahabat-AI menjadi momen penting yang menandai transisi Indonesia dari sekadar konsumen menjadi pencipta teknologi.

    “Kita tahu bahwa saat ini Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi AI tertinggi di dunia. Sekarang saatnya kita beralih, dari hanya pengguna menjadi produsen,” ujar Vikram Sinha dalam keterangan tertulis, Rabu (4/6/2025).

    Yang membedakan Sahabat-AI dari banyak LLM global lainnya, kata Sinha, bukan hanya jumlah parameternya, tapi juga efisiensi dan kedaulatan infrastrukturnya.

    Menurutnya, model ini ditopang oleh GPU Merdeka, sovereign cloud dari AI Factory Lintasarta yang merupakan bagian dari Indosat Group.

    Bermodalkan GPU dari NVIDIA, pengoperasian model bahasa ini jauh lebih efisien dibanding banyak LLM global yang membutuhkan lebih banyak GPU.

    GPU Merdeka merupakan GPU-as-a-Service (GPUaaS) pertama di Indonesia yang sepenuhnya dibangun dan dioperasikan di dalam negeri oleh talenta lokal.

    Diluncurkan pada 2024 silam, layanan ini mengandalkan infrastruktur superkomputer berbasis teknologi NVIDIA dan menghadirkan akses terhadap kemampuan generative AI, machine learning, rendering, serta aplikasi CAD dengan latensi rendah dan efisiensi energi tinggi.

    “GPU Merdeka kini menjadi tulang punggung penting dalam mendukung pengembangan model-model AI lokal seperti Sahabat-AI,” ujarnya.

    Perjalanan Sahabat-AI dimulai sejak lebih dari setahun lalu. CEO GoTo, Patrick Walujo, menjelaskan bahwa awalnya mereka mencari mitra pengembangan dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat.

    Namun akhirnya bersama Indosat yang didukung oleh NVIDIA, barulah emiten teknologi ini berhasil menciptakan LLM untuk kebutuhan peningkatan pengalaman penggunanya. 

    Kini, hanya dalam waktu sekitar 200 hari, Indonesia telah memiliki LLM dengan 70 miliar parameter, lompatan besar dari sebelumnya yang hanya 7 dan 9 miliar parameter.

    “Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang semangat untuk membuka akses. Sahabat-AI bukan hanya milik Indosat dan GoTo, tapi milik kita semua. Ini semangat gotong royong digital Indonesia,” ujar Sinha.

    Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, memberikan apresiasi tinggi atas peluncuran Sahabat-AI.

    Meutya berharap kemunculan model bahasa ini menjadi pemicu perkembangan teknologi Indonesia dan bersaing dengan negara-negara lain.

    “Dengan hadirnya Sahabat-AI 70 miliar parameter, kita harapkan ini bisa menjadikan Indonesia sekelas dengan model-model global dari berbagai negara. Kita boleh berikan apresiasi,” ujarnya.

    Lebih dari itu, dia juga menekankan bahwa teknologi ini harus mencerminkan budaya dan sopan santun Indonesia.

    “Pemerintah meminta agar pengembangan chatbot berbasis Sahabat-AI dapat menjawab pertanyaan masyarakat kepada lembaga pemerintah dengan bahasa yang sopan, konteks yang relevan, dan kecepatan yang bisa diandalkan,” tegasnya.

    Dengan sumber daya alam, infrastruktur, dan talenta muda yang dimiliki, Indonesia dinilai memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi pusat pengembangan AI dunia.

    “Sahabat-AI adalah perjalanan kolektif. Ini tentang Indonesia. Kita tidak akan berhenti sampai kita benar-benar memberdayakan seluruh masyarakat dengan teknologi,” kata Vikram Sinha memungkasi. 

  • Patrick Walujo Beberkan Pentingnya Sahabat-AI untuk GOTO

    Patrick Walujo Beberkan Pentingnya Sahabat-AI untuk GOTO

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan pengembangan terbaru teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) bernama Sahabat-AI. Sahabat-AI dinilai penting untuk ekosistem GOTO ke depan.

    Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo menjelaskan pentingnya teknologi Large Language Model (LLM) bernama Sahabat-AI tersebut untuk GOTO dari sisi pengaplikasiannya.

    “Sahabat-AI semakin memperkuat ekosistem AI yang sesuai dengan karakteristik Indonesia. Kemampuan multibahasa dan akurasi yang lebih tinggi membuat layanan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisnis di seluruh Indonesia,” katanya dikutip Rabu (4/6/2025).

    Patrick menjelaskan bahwa saat pelanggan ingin memesan makanan melalui GoFood dan melakukan pencarian manual, seringkali membutuhkan waktu untuk mendapatkan menu yang dimaksud. Namun dengan adanya Sahabat-AI, proses pencarian tersebut menjadi lebih mudah dan lebih cepat sehingga konversi menjadi pemesanan mengalami peningkatan.

    Selain dari sisi proses pemesanan makanan, dia juga menceritakan bahwa dengan adanya Sahabat-AI bisa digunakan untuk pengembangan customer center.

    Patrick mengutarakan bahwa saat ini sebanyak apa pun orang yang dikerahkan untuk customer center tidak akan cukup. Namun dengan bantuan AI seperti Sahabat-AI, para pelanggan dapat berbicara langsung dengan artificial human beings dan menjadi lebih efisien.

    Patrick juga menekankan bahwa Sahabat-AI nantinya dikembangkan untuk setiap unit bisnis yang dimiliki GOTO, yaitu Gojek dan GoPay.

    Untuk diketahui, peluncuran Sahabat-AI yang dihelat di Museum Nasional merupakan kali kedua setelah pertama kali diluncurkan pada November 2024. Hal yang membedakan adalah Sahabat-AI saat ini sudah mencakup 70 miliar parameter dan disertai dengan chatbot yang lebih canggih.

    Model LLM yang dapat diakses oleh publik tersebut didesain untuk lebih memahami konteks lokal dalam berbagai bahasa nasional, seperti Bahasa Indonesia, serta berbagai bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Batak, Bali dan sejumlah bahasa internasional lainnya.

    (rah/rah)

  • Keren! Indonesia Punya Teknologi AI Lokal, Bisa Diakses di Aplikasi GoPay

    Keren! Indonesia Punya Teknologi AI Lokal, Bisa Diakses di Aplikasi GoPay

    Jakarta

    PT GoTo Gojek Tokopedia mengenalkan Sahabat-AI, sebuah teknologi layanan chat berbasis Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan pengguna untuk bertanya apa saja dan mendapatkan jawaban informatif dengan bahasa yang alami.

    Direktur Utama GoTo Group Patrick Walujo menyampaikan aplikasi GoPay telah digunakan banyak orang sehingga Sahabat-AI masyarakat dapat memanfaatkan layanan ini dengan mudah.

    “Kami juga menghadirkan layanan chat Sahabat-AI di aplikasi GoPay yang sudah digunakan jutaan orang, sehingga masyarakat di seluruh negeri dapat dengan mudah mendapat manfaat dari LLM (Large Language Model) khas Indonesia ini,” ujar Patrick dalam keterangan resminya, Rabu (4/6/2025).

    Sahabat-AI memungkinkan pengguna untuk bertanya apa saja melalui chat dalam Bahasa Indonesia, Inggris dan juga bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.Adapun, keunggulan layanan chat Sahabat-AI antara lain pemahaman budaya yang mendalam. Dikembangkan secara lokal, Sahabat-AI relevan dengan budaya lokal dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisnis di seluruh Indonesia.

    Pada acara peluncuran Sahabat-AI di Museum Nasional Indonesia, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pengembangan solusi AI yang memahami keragaman bahasa akan bermanfaat bagi masyarakat di Indonesia.

    “Dengan mengembangkan solusi AI yang memahami dan melayani keragaman bahasa serta budaya unik kita, kita mengambil langkah signifikan untuk memastikan transformasi digital memberi manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya.

    (ega/ega)

  • Bongkar Perang Teknologi, Luhut: Negara Maju Mau Kita Tetap Budaknya

    Bongkar Perang Teknologi, Luhut: Negara Maju Mau Kita Tetap Budaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, negara-negara maju tidak ingin Indonesia, atau negara berkembang mana pun, mencapai status negara maju.

    Hal ini ia simpulkan berdasarkan pengalaman 10 tahun menjadi bagian dari pemerintah.

    “Tidak akan pernah negara maju itu ingin negara berkembang menjadi negara maju. Dia mau kita tetap jadi budaknya,” tegas Luhut dalam sambutannya di acara peluncuran program Sahabat AI di Ruang Teater Museum Nasional, Jakarta, Senin (2/6/2025).

    Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam konteks keberhasilan Indonesia dalam hilirisasi nikel.

    Ia mengungkapkan, ekspor nikel mentah Indonesia yang sebelumnya hanya US$ 1,3 miliar dolar, kini melonjak hampir US$36 miliar setelah program hilirisasi. Bahkan diproyeksikan bisa mencapai US$50 miliar pada tahun 2040-2045.

    “Saya kira dengan downstreaming ke bawah terus sampai di ujung hilirnya, kita bisa mungkin sampai 50 miliar dolar,” tegasnya.

    Salah satu langkah konkret yang disebut Luhut adalah pembangunan AI Center di kawasan Danau Toba, yang bekerja sama dengan NVIDIA dan mengadopsi chip H200 untuk komputasi kecerdasan buatan.

    Kata dia, tidak ada anak Indonesia yang bodoh, hanya perlu kesempatan dan dukungan teknologi.

    Luhut bahkan menyebut kemajuan dalam riset gasing matematik yang dikembangkan oleh anak bangsa. Teknologi ini diklaim bisa mengurangi konsumsi energi komputer hingga 30%, sebuah terobosan yang berdampak besar pada efisiensi energi nasional.

    “Itu yang bikin siapa? Semua anak-anak Indonesia. Jadi saya senang kita harus dorong anak-anak Indonesia untuk melakukan ini dan kita harus bangga jadi Indonesia,” ujarnya.

    Tak hanya itu, Luhut juga mengungkap program kolaborasi dengan PERURI yang melibatkan 300 anak muda Indonesia dalam pengembangan teknologi keamanan digital nasional.

    “Nanti bisa ada juga AI Goto kerjasama apa yang kita bisa lakukan bersama-sama, supaya kita bisa memenuhi kebutuhan kita,” ujarnya.

    Luhut juga menyoroti upaya untuk menghentikan ketergantungan pada impor pangan. Ia mencontohkan upaya swasembada bawang putih, di mana Indonesia saat ini masih mengimpor senilai US$ 177 juta.

    “Kita impor 177 juta dolar. Kita pernah tahun 1995 swasembada bawang putih. Kenapa harus impor bibit?,” terangnya.

    Ia menjelaskan, kini Indonesia telah berhasil merekayasa genome bibit bawang putih melalui kerja sama dengan Beijing Genomic Institute, dan siap melakukan uji tanam di lahan 10 hektar bulan depan. Targetnya, produktivitas mencapai 20 ton per hektare.

    “Semua bisa. Yang melakukan siapa? Anak-anak Indonesia,” terangnya.

    Tak hanya bawang, ia juga menyebutkan riset herbal dan bibit tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim, sebagai bagian dari agenda besar ketahanan pangan dalam menghadapi cuaca ekstrem.

    (dce)