Perusahaan: Google

  • 6 Mutasi Polri Februari 2025, Kapolri Listyo Ganti Kapolda Kepulauan Riau

    6 Mutasi Polri Februari 2025, Kapolri Listyo Ganti Kapolda Kepulauan Riau

    PIKIRAN RAKYAT – Terjadi mutasi Polri oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo, hal ini diketahui lewat surat telegram kepala polisi itu dengan tanggal 31 Januari 2025. Surat bernomor ST/200/I/2025 itu berisi 6 pejabat yang dipindahkan jabatannya.

    Kabar mutasi ini dikonfirmasi Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho. Sandi menyebut ada sejumlah perwira tinggi dan perwira menengah di lingkungan Korps Bhayangkara yang berpindah jabatan karena sejumlah alasan.

    6 mutasi Polri Februari 2025

    Berikut selengkapnya:

    Pejabat utama (PJU) Mabes Polri, Irjen Pol. Imam Sugianto, diangkat jabatannya sebagai Astamaops menggantikan Komjen Pol. Verdianto Iskandar Bitticaca yang pensiun. Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca dimutasi sebagai perwira tinggi Staf Utama Operasi atau Stamaops untuk persiapan pension tersebut. Brigjen Pol. Agus Suryonugroho diangkat sebagai Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri menggantikan Irjen Pol. Aan Suhanan yang pensiun.
    Inspektur Jenderal Aan Suhanan dimutasi dari Kepala Korlantas Polri karena akan pensiun. Kelima, Inspektur Jenderal Yan Fitri Halimansyah dimutasi sebagai perwira tinggi Polda Kepulauan Riau karena akan pensiun. Wakil Kepala Polda Kepri Brigadir Jenderal Asep Safrudin diangkat sebagai Kepala Polda Kepri menggantikan Irjen Yan Fitri Halimansyah.

    Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho menyebut serah terima jabatan pimpinan polisi Kapolda Kepri dilakukan hari ini, Minggu 2 Februari 2025. Jabatan itu akan diserahterimakan dari Irjen Yan Fitri Halimansyah ke Brigjen Asep Safrudin.

    “Benar rencana sore ini jam empat (sertijab) langsung dipimpin Bapak Kapolri,” ujarnya, dilansir dari laman ANTARA.

    Demikian kabar mutasi Polri oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo pada 31 Januari 2025. Mulai Februari 2025, ada sejumlah perwira kepolisian yang akan memegang jabatan baru.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Terungkap! Nilai Investasi Hardware DeepSeek Rp 8 Triliun

    Terungkap! Nilai Investasi Hardware DeepSeek Rp 8 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – DeepSeek, perusahaan teknologi asal China, menjadi sorotan utama minggu ini setelah mengungkapkan biaya yang mereka keluarkan untuk melatih model kecerdasan buatannya (AI).

    Melansir CNBC Internasional, dalam dokumen terbaru, DeepSeek mengungkapkan bahwa mereka menghabiskan sekitar US$5,576 juta atau setara dengan Rp91,2 juta (asumsi kurs Rp16.300/US$), untuk pelatihan model kecerdasan buatannya, berdasarkan biaya sewa unit pemrosesan grafis (GPU) dari Nvidia. Namun, angka ini hanya mencakup pelatihan model resmi dan belum mencakup biaya riset dan eksperimen sebelumnya terkait arsitektur atau data.

    Tidak hanya itu, berita terkait DeepSeek juga menyebutkan, mereka baru-baru ini mengalahkan OpenAI di Apple App Store dengan aplikasi AI-nya yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat. Dampak ini menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar beberapa perusahaan chip besar, termasuk Nvidia dan Broadcom, yang kehilangan sekitar US$800 miliar pada hari Senin.

    Menurut firma riset semikonduktor SemiAnalysis, pengeluaran DeepSeek untuk perangkat keras diperkirakan jauh lebih besar dari US$500 juta atau setara dengan Rp8,15 triliun (asumsi kurs Rp16.300/US$) sejak perusahaan ini berdiri. Biaya riset dan pengembangan serta biaya kepemilikan lainnya juga turut menambah jumlah pengeluaran mereka. Penggunaan “data sintetis” untuk melatih model kecerdasan buatan ini membutuhkan komputasi yang sangat besar.

    SemiAnalysis juga membandingkan DeepSeek dengan perusahaan lain di industri AI, seperti Anthropic yang menghabiskan sekitar US$10 juta untuk melatih model AI mereka, meskipun mereka didukung oleh investasi besar dari Amazon dan Google. Hal ini menunjukkan betapa besar dana yang dibutuhkan untuk menjalankan model AI dan perusahaan AI.

    “Itu karena mereka harus bereksperimen, membuat arsitektur baru, mengumpulkan dan membersihkan data, membayar karyawan, dan banyak lagi,” kata SemiAnalysis, melansir dari CNBC Internasional, Minggu (2/2/2025).

    Dokumen DeepSeek sendiri tidak menyertakan estimasi biaya komputasinya. Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Meskipun tidak ada angka pasti terkait biaya komputasi DeepSeek, laporan dari SemiAnalysis menunjukkan, perusahaan ini telah berhasil mencapai kemajuan luar biasa dengan pengeluaran yang sangat besar, terutama dalam hal pengembangan model AI yang canggih. Mereka juga memuji kualitas model DeepSeek, yang terlihat menonjol meskipun Amerika Serikat telah membatasi ekspor chip ke China dalam beberapa tahun terakhir.

    Analis dan pakar AI memuji kehebatan model DeepSeek, bahkan mencatat, langkah cepat DeepSeek dalam mencapai keunggulan dalam penalaran buatan layak untuk diapresiasi. Hal ini semakin menarik perhatian, terutama dengan potensi pasar AI yang diperkirakan akan melampaui US$1 triliun dalam waktu dekat.

    DeepSeek, yang didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, awalnya merupakan bagian dari unit riset AI hedge fund High-Flyer. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan kecerdasan umum buatan atau AGI, sebuah cabang AI yang bertujuan untuk menyamai atau bahkan melebihi kecerdasan manusia.

    Pada bulan April 2023, DeepSeek bertransformasi menjadi perusahaan rintisan yang berdedikasi untuk mengembangkan model bahasa besar dan AI. Kehebohan meningkat ketika mereka merilis R1, model penalaran AI yang sangat bersaing dengan model OpenAI, yang bersifat sumber terbuka sehingga dapat digunakan oleh pengembang lain. Meski begitu, model ini juga memiliki batasan pada topik-topik tertentu, seperti kebijakan pemimpin China, Xi Jinping.

    CEO OpenAI, Sam Altman mengakui kualitas model DeepSeek, tetapi juga menyinggung adanya dugaan DeepSeek mungkin menggunakan data dari OpenAI untuk mengembangkan produk mereka. Meskipun demikian, persaingan antara kedua perusahaan ini semakin ketat, dan ini menegaskan pentingnya pengembangan AI yang terbuka dan demokratis.

    Pada sebuah acara di Washington, DC, pada hari Kamis yang diselenggarakan oleh OpenAI, Altman mengatakan DeepSeek adalah “model yang sangat hebat.”

    “Ini adalah pengingat akan tingkat persaingan dan perlunya Al yang demokratis untuk menang,” katanya. Ia mengatakan hal ini juga menunjukkan “tingkat minat dalam penalaran, tingkat minat dalam sumber terbuka.”

    (haa/haa)

  • Klarifikasi Bank Indonesia soal Kurs 1 Dolar AS Anjlok ke Rp8 Ribu di Google

    Klarifikasi Bank Indonesia soal Kurs 1 Dolar AS Anjlok ke Rp8 Ribu di Google

    PIKIRAN RAKYAT – Bank Indonesia (BI) menyampaikan klarifikasi terkait anjloknya kurs dolar AS terhadap rupiah yang sempat menghebohkan publik. Sebab, dalam tampilan di Google, tiba-tiba kurs 1 dolar AS turun dari yang biasa berkisar di Rp16.000-an menjadi Rp8.000-an.

    Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso pun memberikan penjelasan.

    “Level nilai tukar USD/IDR Rp8.100-an sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya. Data Bank Indonesia mencatat Kurs Rp16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025,” katanya dalam keterangan yang diterima Pikiran-Rakyat.com pada Sabtu 1 Februari 2025 malam.

    “Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera dapat melakukan koreksi yang diperlukan,” ucap Ramdan Denny Prakoso menambahkan.

    Penjelasan Google Indonesia

    Kepada tim Pikiran Rakyat, perwakilan Google Indonesia memberikan keterangan terkait kehebohan anjloknya kurs dolar ke rupiah di sore ini.

    Google Indonesia mengakui bahwa ada masalah dalam informasi nilai tukar rupiah di fitur miliknya yakni Google Search. Selain itu, Google juga mengakui bahwa data yang ditampilkan berasal dari pihak ketiga.

    “Kami menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga. Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” ucap perwakilan Google Indonesia.

    Lantas dari siapa data tersebut berasal? Google Indonesia tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal ini.

    Pengamat Curiga Ada Ulah Hacker

    Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mencurigai bahwa nilai tukar rupiah yang tercatat sebesar Rp8.170,65 per dolar Amerika Serikat (AS) di Google ada kaitannya dengan aksi peretasan (hacking).

    Pada penutupan perdagangan hari Jumat, 31 Januari 2025, nilai tukar rupiah tercatat di level Rp16.305 per dolar AS, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tukar yang tertera di Google pada Sabtu, 1 Februari 2025 sore.

    Ibrahim menduga ada pihak yang sengaja mengacaukan data kurs rupiah sebagai bentuk protes atau ketidakpuasan pada target yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

    Menurut Ibrahim, peretasan ini seperti sebuah pesan terselubung. Para peretas ingin menunjukkan potensi rupiah jika ekonomi kita benar-benar tumbuh sebesar 8 persen seperti target pemerintah. Estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih menjadi perdebatan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Google Perkuat Keamanan Play Store, Blokir 2,36 Juta Aplikasi Berbahaya Sepanjang 2024 – Page 3

    Google Perkuat Keamanan Play Store, Blokir 2,36 Juta Aplikasi Berbahaya Sepanjang 2024 – Page 3

    Di sisi lain, Google mengumumkan Google AI kini akan disertakan dalam paket Google Workspace Business dan Enterprise. Kehadiran fitur ini ini tidak lepas dari manfaat pemakaian AI yang terbukti meningkatkan produktivitas.

    Selain itu, Google merasa AI harus dapat diakses oleh setiap bisnis dan karyawan dengan harga terjangkau. Untuk itu, deretan kemampuan AI generatif terkini hadir pada pelanggan Google Workspace tanpa perlu membeli add-on apa pun.

    “Kami percaya bahwa AI bukan sekadar tool; AI menghadirkan perubahan fundamental dalam proses bekerja,” tutur President Cloud Application Google Jerry Dischler dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (18/1/2025).

    Menurut Jerry, AI membantu membebaskan karyawan dari tugas-tugas rutin, seperti mencatat notulen rapat hingga merangkum isi dokumen dan video panjang.

    “Dan, AI juga menjadi teman bertukar pikiran yang strategis untuk mewujudkan ide-ide terbaik mereka,” ujar Jerry lebih lanjut.

  • Dalang Anjloknya Kurs 1 Dolar AS Jadi Rp8.170, Siapa yang Salah?

    Dalang Anjloknya Kurs 1 Dolar AS Jadi Rp8.170, Siapa yang Salah?

    PIKIRAN RAKYAT – Pada Sabtu 1 Februari 2025 sore, mesin pencari Google Search menghebohkan publik dengan menampilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di level Rp8.170,65 per 1 dolar AS. Informasi yang sangat berbeda dari data resmi ini memicu perdebatan, spekulasi, hingga teori konspirasi.

    Sebagai perbandingan, pada Jumat 31 Januari 2025, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan berada di Rp16.305 per dolar AS, melemah 49 poin atau 0,30 persen dari sebelumnya Rp16.257 per dolar AS. Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat kurs di Rp16.312 per dolar AS.

    Google Error atau Serangan Hacker?

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, segera menanggapi kejadian ini.

    “Level nilai tukar Rp8.100-an per dolar AS sebagaimana yang muncul di Google bukan merupakan level yang seharusnya,” ujarnya di Jakarta, Sabtu 1 Februari 2025.

    BI mencatat bahwa kurs yang valid tetap berada di kisaran Rp16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025.

    Sementara itu, Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan kemungkinan lain. Menurutnya, bisa jadi ini adalah aksi peretas yang ingin “memainkan” nilai tukar rupiah sebagai bentuk protes atau satire terhadap target ekonomi pemerintah.

    “Data kurs rupiah di Google itu bisa jadi cara peretas menunjukkan bahwa rupiah bisa bernilai Rp8.000 jika pertumbuhan ekonomi Indonesia benar-benar mencapai 8 persen,” katanya.

    Kesalahan Data Pihak Ketiga

    Google akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.

    “Kami menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga,” ujar perwakilan Google dalam keterangan tertulis, Sabtu 1 Februari 2025.

    Setelah mendapat laporan tentang ketidakakuratan data, Google menghubungi penyedia data untuk segera melakukan koreksi.

    “Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami langsung menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” ucap Google.

    Publik Disesatkan?

    Pakar keamanan siber, Pratama Persadha menilai bahwa kesalahan ini berpotensi menyesatkan publik, terutama di era digital saat ini.

    “Jika Google sebagai perusahaan teknologi terbesar di dunia tidak memiliki mekanisme cepat untuk memperbaiki kesalahan informasi finansial, maka kepercayaan publik terhadap akurasi data mereka akan semakin dipertanyakan,” tuturnya.

    Pratama Persadha juga menambahkan bahwa spekulasi yang berkembang di media sosial semakin memperkeruh keadaan.

    “Ada netizen yang salah paham dan mengira Google mengambil data kurs dari tahun 2009 karena membaca timestamp sebagai ’01 Feb, 09′. Padahal, itu merujuk pada waktu update terakhir, yakni pukul 16.17 WIB,” katanya.

    Tim riset keamanan siber CISSReC yang dipimpin oleh Pratama juga melakukan pengecekan lebih lanjut.

    “Kami membandingkan nilai tukar di Google dengan situs xe.com, dan hampir seluruh nilai tukar mata uang sesuai kecuali untuk USD ke IDR. Situs xe.com menunjukkan 1 dolar AS senilai Rp16.304,69 pada pukul 20.49 WIB,” ujarnya.

    Dampak untuk Rakyat

    Meski sudah diklarifikasi, kejadian ini tetap menimbulkan kebingungan di masyarakat. Bagi sebagian orang, kesalahan ini mungkin terlihat sepele, namun bagi pelaku pasar, investor, dan pengusaha yang bergantung pada nilai tukar akurat, informasi yang salah seperti ini dapat berdampak besar.

    Kejadian ini mengajarkan pentingnya verifikasi informasi dari sumber resmi sebelum mempercayai data yang beredar di internet.

    “Masyarakat harus lebih kritis dan selalu memeriksa data dari sumber terpercaya seperti Bank Indonesia atau situs resmi keuangan lainnya,” ucap Pratama Persadha.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tabel Pinjaman KUR BRI 2025 Terbaru, Angsuran Plafon Lengkap hingga Rp500 Juta

    Tabel Pinjaman KUR BRI 2025 Terbaru, Angsuran Plafon Lengkap hingga Rp500 Juta

    PIKIRAN RAKYAT – Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menjadi bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar pada tahun 2025. Tahun sebelumnya, BRI berhasil menyalurkan pinjaman KUR hingga Rp184,98 triliun kepada lebih dari 4 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

    Keberhasilan tersebut memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta mempertahankan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) tetap sehat di kisaran 2 persen.

    Jenis-Jenis KUR BRI 2025

    BRI menawarkan beberapa jenis KUR yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon debitur:

    KUR Mikro

    Pinjaman hingga Rp50 juta dengan tenor maksimal 3 tahun untuk modal kerja atau 5 tahun untuk investasi.

    KUR Kecil

    Pinjaman antara Rp50 juta hingga Rp500 juta dengan tenor maksimal 4 tahun untuk modal kerja atau 5 tahun untuk investasi.

    KUR TKI

    Pinjaman hingga Rp25 juta untuk biaya keberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) ke negara penempatan seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, Brunei, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

    KUR Super Mikro

    Skema khusus bagi pelaku usaha ultra mikro yang baru memulai bisnis dengan plafon pinjaman hingga Rp10 juta.

    Simulasi Cicilan KUR BRI 2025

    Plafon Rp10 juta

    1 tahun (12 bulan): Rp865.000 per bulan
    2 tahun (24 bulan): Rp443.000 per bulan
    3 tahun (36 bulan): Rp307.000 per bulan
    5 tahun (60 bulan): Rp197.000 per bulan

    Plafon Rp50 juta

    1 tahun (12 bulan): Rp4.325.000 per bulan
    2 tahun (24 bulan): Rp2.215.000 per bulan
    3 tahun (36 bulan): Rp1.535.000 per bulan
    5 tahun (60 bulan): Rp985.000 per bulan

    Plafon Rp100 juta

    1 tahun (12 bulan): Rp8.650.000 per bulan
    2 tahun (24 bulan): Rp4.430.000 per bulan
    3 tahun (36 bulan): Rp3.070.000 per bulan
    5 tahun (60 bulan): Rp1.970.000 per bulan

    Plafon Rp200 juta

    1 tahun (12 bulan): Rp17.300.000 per bulan
    2 tahun (24 bulan): Rp8.860.000 per bulan
    3 tahun (36 bulan): Rp6.140.000 per bulan
    5 tahun (60 bulan): Rp3.940.000 per bulan

    Plafon Rp500 juta

    1 tahun (12 bulan): Rp43.250.000 per bulan
    2 tahun (24 bulan): Rp22.150.000 per bulan
    3 tahun (36 bulan): Rp15.350.000 per bulan
    5 tahun (60 bulan): Rp9.850.000 per bulan

    Syarat Pengajuan KUR BRI 2025

    Untuk mendapatkan pinjaman KUR BRI, debitur harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:

    e-KTP Kartu Keluarga (KK), dan Akta Nikah (jika sudah menikah). Nomor Induk Berusaha (NIB) atau Surat Keterangan Usaha dari kelurahan/RT/RW. Wajib bagi peminjam dengan plafon di atas Rp50 juta. Minimal telah beroperasi selama 6 bulan. Tidak Sedang Menerima Kredit Produktif Kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, atau kartu kredit. Cara Mengajukan KUR BRI 2025

    Pengajuan KUR BRI dapat dilakukan secara daring maupun langsung ke kantor cabang:

    Pengajuan Online melalui laman kur.bri.co.id

    Akses laman resmi KUR BRI. Pilih opsi “Ajukan Pinjaman”. Login atau daftar menggunakan email. Lengkapi data diri dan informasi usaha. Unggah dokumen yang diperlukan. Tunggu proses verifikasi dan survei dari pihak BRI.

    Pengajuan di Kantor Cabang

    Kunjungi kantor cabang atau unit BRI terdekat. Serahkan dokumen persyaratan kepada petugas customer service. Ikuti proses wawancara dan verifikasi. Tunggu proses survei usaha dari pihak BRI. Jika disetujui, pencairan dana akan dilakukan ke rekening BRI milik debitur. Keuntungan dan Manfaat KUR BRI 2025

    Program KUR BRI 2025 memiliki berbagai manfaat bagi pelaku UMKM, antara lain:

    Suku bunga rendah: Hanya 6 persen per tahun. Plafon kredit besar: Hingga Rp500 juta. Jangka waktu fleksibel: Hingga 5 tahun. Proses pengajuan mudah: Bisa dilakukan secara daring maupun langsung. Dukungan bagi UMKM: Membantu usaha kecil berkembang dan lebih mandiri secara finansial.

    Dengan kemudahan dan fasilitas yang diberikan, KUR BRI 2025 menjadi solusi bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis tanpa terbebani suku bunga tinggi. Program ini juga selaras dengan kebijakan pemerataan ekonomi dan pemberdayaan UMKM dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Heboh Kurs Dollar AS di Google Jadi Rp 8.170, Bank Indonesia dan Google Beri Penjelasan – Halaman all

    Heboh Kurs Dollar AS di Google Jadi Rp 8.170, Bank Indonesia dan Google Beri Penjelasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu (1/2/2025), informasi mengenai nilai tukar dollar AS terhadap rupiah di situs pencarian Google tiba-tiba menjadi sorotan publik.

    Bagaimana tidak, nilai tukar 1 dollar AS ditampilkan secara mengejutkan menjadi Rp 8.170.

    Selain nilai tukar dollar AS, kurs Euro juga mencatatkan penurunan yang signifikan, ditunjukkan dengan nilai tukar sebesar Rp 8.348,5.

    Kejadian ini memicu kegaduhan di kalangan pengguna internet dan menimbulkan pertanyaan mengenai akurasi informasi yang disediakan oleh Google.

    Apa Tanggapan Bank Indonesia (BI) Mengenai Masalah Ini?

    Menanggapi situasi tersebut, Bank Indonesia (BI) segera memberikan penjelasan.

    Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI, menjelaskan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Google untuk meluruskan informasi yang salah tersebut.

    “Tim kami sedang kontak dengan Google untuk meng-clear-kan masalah ini,” ungkap Destry, yang dikutip dari Kontan.co.id.

    Destry menegaskan bahwa posisi nilai tukar rupiah yang ditampilkan di Google adalah akibat dari kesalahan teknis.

    Ia juga memberikan bukti dengan tangkapan layar menunjukkan posisi nilai tukar rupiah di monitor Bloomberg dan Yahoo Finance.

    Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 16.300 per dollar AS, sedangkan Yahoo Finance mencatat di angka Rp 16.294 per dollar AS.

    Apa Penjelasan Google Mengenai Kesalahan Ini?

    Setelah kegaduhan ini, Google memberikan penjelasan terkait permasalahan yang terjadi.

    Perusahaan mesin pencari tersebut menyatakan bahwa ada masalah yang mempengaruhi informasi kurs rupiah di Google Search.

    “Kami menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga,” demikian pernyataan resmi dari Google.

    Google menjelaskan akan segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi.

    “Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” lanjut Google dalam keterangannya.

    Apa Dampak dari Kesalahan Ini Menurut Ahli?

    Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, berpendapat bahwa kesalahan dalam menampilkan kurs nilai tukar rupiah di Google bukan hanya masalah teknis, tetapi juga menimbulkan dampak yang lebih luas.

    Ia mengingatkan, Google harus lebih bertanggung jawab atas informasi yang disebarkannya, terutama terkait data ekonomi yang sensitif.

    “Ketika sebuah kesalahan terdeteksi dan dilaporkan oleh banyak pengguna, tetapi tidak segera diperbaiki, hal ini bisa dianggap sebagai kelalaian yang berpotensi merugikan masyarakat,” jelas Pratama.

    Ia menyarankan agar pengguna tidak hanya mengandalkan Google sebagai satu-satunya referensi, dan alangkah baiknya untuk memeriksa kurs rupiah dari sumber resmi seperti Bank Indonesia atau layanan keuangan tepercaya lainnya.

    Bagaimana Kurs Resmi Dolar AS di BI dan Sumber Lain?

    Berdasarkan data yang diperoleh dari laman kurs Bank Indonesia, pada tanggal 31 Januari 2025, kurs jual 1 dollar AS mencapai Rp 16.340,30, dan kurs beli berada pada angka Rp 16.177,70.

    Angka ini sejalan dengan informasi dari Bloomberg yang menunjukkan 1 USD setara dengan Rp 16.304.

    Sementara itu, menurut e-rate BCA pada 12 Februari 2025 pukul 18:46 WIB, kurs jual 1 dollar AS adalah Rp 16.325,00, dan kurs beli Rp 16.295,00.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bos Facebook & Bos Google Siapkan ‘Amunisi’ Buat Hadapi DeepSeek

    Bos Facebook & Bos Google Siapkan ‘Amunisi’ Buat Hadapi DeepSeek

    Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa hari setelah perusahaan asal China, DeepSeek, mengumumkan terobosan dalam teknologi komputasi AI murah yang mengejutkan industri teknologi di Amerika Serikat, CEO Microsoft dan Meta memberikan tanggapan. Mereka menekankan pentingnya investasi besar-besaran untuk tetap bersaing di bidang ini.

    Melansir Business Standard, DeepSeek mengklaim model AI mereka mampu menyaingi, bahkan melampaui, teknologi dari Barat dengan biaya jauh lebih rendah. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan dominasi Amerika di bidang AI. Meski begitu, para eksekutif AS percaya bahwa membangun jaringan komputer besar adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang.

    “Investasi besar dalam belanja modal dan infrastruktur akan menjadi keunggulan strategis dalam jangka panjang,” ujar CEO Meta, Mark Zuckerberg dalam panggilan pasca-laporan keuangan, dikutip dari Business Standard, Minggu (2/2/2025).

    Sementara itu, CEO Microsoft, Satya Nadella juga menegaskan bahwa pengeluaran besar diperlukan untuk mengatasi keterbatasan kapasitas yang menghambat pemanfaatan AI secara maksimal.

    “Seiring AI menjadi lebih efisien dan mudah diakses, permintaan akan meningkat secara signifikan,” jelasnya kepada para analis.

    Microsoft telah mengalokasikan dana sebesar US$ 80 miliar untuk pengembangan AI di tahun fiskal ini, sementara Meta berkomitmen menghabiskan hingga US$ 65 miliar. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan sekitar US$6 juta yang dikatakan DeepSeek telah mereka keluarkan untuk mengembangkan model AI mereka.

    Namun, para eksekutif dan analis Wall Street menyebut angka dari DeepSeek kemungkinan hanya mencakup biaya daya komputasi, bukan keseluruhan biaya pengembangan.

    Meski begitu, sebagian investor mulai merasa frustasi dengan besarnya pengeluaran tanpa hasil yang signifikan. Saham Microsoft, yang dikenal sebagai pemimpin dalam perlombaan AI berkat kemitraannya dengan OpenAI, turun 5% setelah perusahaan mengumumkan pertumbuhan bisnis cloud Azure mereka tidak sesuai dengan perkiraan.

    “Kami ingin melihat peta jalan yang jelas tentang bagaimana semua modal yang diinvestasikan ini akan menghasilkan keuntungan,” kata Brian Mulberry, manajer portofolio di Zacks Investment Management yang memiliki saham di Microsoft.

    Sementara itu, Meta memberikan sinyal campuran terkait hasil investasi mereka di AI. Meskipun mencatat kinerja kuat di kuartal keempat, perkiraan penjualan untuk periode berikutnya tampak kurang menggembirakan.

    “Dengan pengeluaran sebesar ini, mereka perlu mulai menunjukkan peningkatan pendapatan. Minggu ini menjadi pengingat bagi AS bahwa untuk AI, belanja modal sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih kurang,” ujar Daniel Newman, analis dari Futurum Group.

    Namun, ada indikasi para eksekutif mulai mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini. CFO Microsoft, Amy Hood menyatakan belanja modal perusahaan pada kuartal ini dan berikutnya akan tetap di sekitar US$22,6 miliar, angka yang sama dengan kuartal sebelumnya.

    “Pada tahun fiskal 2026, kami akan terus berinvestasi seiring dengan adanya sinyal permintaan yang kuat. Namun, tingkat pertumbuhan investasi akan lebih rendah dibandingkan tahun fiskal 2025 yang berakhir pada bulan Juni,” tutupnya.

    (haa/haa)

  • Menguatnya rupiah di Google dan ilusi digital yang menyesatkan

    Menguatnya rupiah di Google dan ilusi digital yang menyesatkan

    Ilustrasi- Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Reno Esnir

    Menguatnya rupiah di Google dan ilusi digital yang menyesatkan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 02 Februari 2025 – 09:57 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tiba-tiba menguat tajam di Google, lalu menimbulkan kegaduhan di media sosial, mencerminkan betapa masyarakat di tanah air masih sangat bergantung pada sumber informasi tunggal tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.

    Angka yang ditampilkan Google menunjukkan 1 dolar AS setara dengan Rp8.170,65 pada 1 Februari 2025, jauh dari realitas nilai tukar yang sebenarnya berada di kisaran Rp16.300 per dolar.

    Hal ini memicu spekulasi liar, kebingungan, dan bahkan harapan palsu di kalangan masyarakat. Beberapa orang langsung mengaitkan angka ini dengan perbaikan ekonomi yang drastis, sementara yang lain bersikap lebih skeptis dan curiga ada kesalahan teknis dalam sistem Google.

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso seketika dibuat sibuk. Ia mengonfirmasi bahwa pada saat yang sama BI langsung berkoordinasi dengan Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera dapat melakukan koreksi yang diperlukan.

    Penegasannya tetap bahwa level nilai tukar Rp8.100-an per dolar AS sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya.

    Atas fenomena yang terjadi tersebut, Google Indonesia ketika dikonfirmasi pun mengakui dan menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search.

    “Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga. Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” demikian keterangan Google.

    Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Dr. Pratama Persadha pun merespons dengan penjelasan bahwa salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kesalahan teknis dalam sistem Google atau platform penyedia informasi nilai tukar.

    Jadi, seperti halnya sistem teknologi lainnya, Google mengandalkan algoritma yang menarik data dari berbagai sumber. Jika terjadi bug atau gangguan teknis dalam proses ini, data yang disajikan bisa menjadi tidak akurat atau bahkan menyesatkan.

    Selain itu, Google mengambil data nilai tukar dari berbagai sumber eksternal, termasuk lembaga keuangan, penyedia data ekonomi, dan pasar valuta asing. Perbedaan sumber ini bisa menyebabkan variasi dalam nilai tukar yang ditampilkan.

    Beberapa platform mungkin memperbarui data lebih cepat daripada yang lain, sehingga ada kemungkinan Google menampilkan kurs yang sudah usang atau belum terverifikasi dengan informasi terbaru dari bank sentral atau institusi keuangan utama.

    Di sisi lain, Dr. Pratama Persadha membuka kemungkinan yang lebih serius namun jarang terjadi yakni terkait adanya manipulasi atau penyalahgunaan sistem akibat peretasan.

    Meskipun sistem keamanan Google sangat canggih, bukan tidak mungkin terjadi upaya peretasan atau penyusupan oleh aktor jahat yang berusaha mengacaukan informasi finansial.

    Bahkan dalam skenario ekstrem, manipulasi data kurs ini bisa digunakan sebagai bagian dari strategi spekulasi atau disinformasi untuk mengacaukan pasar.

    Maka untuk memastikan informasi nilai tukar yang benar, disarankan agar pengguna tidak hanya mengandalkan Google sebagai satu-satunya referensi. Karena nyatanya insiden serupa pernah terjadi sebelumnya.

    Terjadi di Malaysia

    Pada Februari 2024, ada insiden di Malaysia di mana Google menampilkan nilai tukar ringgit terhadap dolar AS yang tidak akurat.

    Bank Negara Malaysia (BNM) mencatat pada Jumat, 15 Februari 2024, Google menunjukkan nilai tukar 1 dolar AS setara dengan 4,98 ringgit, sementara data resmi menunjukkan level terendah ringgit adalah 4,7075 per dolar.

    BNM pun berkeras bahwa penilaian tersebut tidak mencerminkan fundamental ekonomi Malaysia yang sebenarnya positif. Kejadian serupa pernah terjadi pada 6 Februari 2024.

    BNM kemudian meminta penjelasan dari Google mengenai penyebab kesalahan tersebut dan langkah korektif yang harus diambil untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.

    Sebagai respons, Google Malaysia menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Malaysia atas kesalahan tersebut.

    Mereka menjelaskan bahwa kesalahan itu terjadi karena data yang ditampilkan tidak diverifikasi secara memadai, dan berkomitmen untuk meningkatkan akurasi informasi yang disajikan di platform mereka.

    Insiden ini menyoroti pentingnya verifikasi data dan keandalan sumber informasi, terutama yang berkaitan dengan data finansial yang sensitif.

    Ujian literasi

    Fenomena ini bukan sekadar kekeliruan data, tetapi juga menjadi ujian tersendiri atas literasi ekonomi dan finansial sebagian masyarakat dalam menghadapi informasi digital.

    Meski harus diakui pula Google, dengan segala kecanggihannya, bukanlah otoritas keuangan yang bertanggung jawab atas kurs mata uang, tetapi hanya menarik data dari berbagai penyedia informasi finansial.

    Jika terjadi kesalahan dalam sumber data yang mereka gunakan atau ada gangguan dalam algoritma yang memproses informasi, maka data yang muncul di mesin pencari pun bisa meleset jauh dari kenyataan.

    Sayangnya, tidak semua pengguna memahami mekanisme ini. Bagi sebagian besar orang, apa yang muncul di layar Google adalah fakta mutlak, bukan sekadar data yang perlu dicek ulang.

    Kesalahan seperti ini berpotensi menimbulkan dampak ekonomi yang lebih besar dari sekadar perbincangan media sosial.

    Di era digital, keputusan ekonomi sering kali dibuat dalam hitungan detik berdasarkan data yang tersedia.

    Bayangkan jika seorang eksportir menggunakan informasi dari Google untuk membuat keputusan harga jual, atau jika seorang investor asing tiba-tiba menarik dananya karena menganggap ada anomali besar dalam perekonomian Indonesia.

    Kesalahan data di platform sebesar Google, meskipun bukan berasal dari niat jahat, bisa memicu gelombang reaksi berantai yang berisiko menimbulkan kepanikan di pasar keuangan.

    Dari perspektif ekonomi makro, tidak ada alasan fundamental yang bisa menjelaskan apresiasi rupiah ke level Rp8.170 per dolar dalam kondisi saat ini.

    Untuk mencapai angka tersebut, Indonesia harus mengalami surplus neraca perdagangan yang luar biasa besar, lonjakan investasi asing dalam jumlah yang masif, serta perbaikan struktural di berbagai sektor yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi nasional secara signifikan.

    Tidak ada satu pun indikator ekonomi yang menunjukkan tren ke arah sana dalam waktu singkat.

    Bahkan dalam kondisi terbaik, penguatan rupiah tidak akan terjadi secara instan, melainkan melalui proses panjang yang mencerminkan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.

    Fenomena ini juga menunjukkan pentingnya regulasi dalam penyebaran informasi keuangan di era digital.

    Sebab sampai saat ini belum ada mekanisme yang menjadi jaminan kepastian bahwa data kurs yang ditampilkan oleh platform seperti Google harus akurat atau diperiksa secara berkala oleh otoritas keuangan.

    Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan memiliki tugas menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengontrol bagaimana platform digital menyajikan informasi ekonomi.

    Ketika terjadi kesalahan seperti ini, tidak ada jalur resmi yang cepat untuk mengoreksi informasi, sehingga kegaduhan di media sosial bisa berlangsung lama sebelum ada klarifikasi dari pihak berwenang atau penyedia data yang sebenarnya.

    Literasi ekonomi

    Ketergantungan masyarakat pada informasi instan juga menegaskan pentingnya peningkatan literasi ekonomi di Indonesia.

    Kesadaran untuk selalu membandingkan data dari berbagai sumber, memahami cara kerja sistem keuangan global, serta memiliki wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, adalah keterampilan yang semakin penting di era digital.

    Dalam kasus ini, mereka yang langsung mencari informasi ke Bank Indonesia, Bloomberg, XE, atau Reuters akan segera mengetahui bahwa angka di Google tidak benar, sementara mereka yang hanya mengandalkan satu sumber informasi akan mudah terjebak dalam asumsi yang keliru.

    Ke depan, penyedia layanan digital seperti Google harus lebih bertanggung jawab dalam menyajikan informasi ekonomi yang akurat, terutama karena banyak orang yang mengandalkan data mereka untuk pengambilan keputusan finansial.

    Sistem verifikasi yang lebih ketat, transparansi mengenai sumber data yang digunakan, serta respons cepat dalam memperbaiki kesalahan adalah langkah-langkah yang harus diperkuat agar kejadian serupa tidak terulang.

    Di sisi lain, masyarakat juga harus lebih kritis dalam mengonsumsi informasi, terutama yang berkaitan dengan data keuangan yang dapat berdampak besar pada keputusan ekonomi individu maupun korporasi.

    Kesalahan kurs rupiah yang ditampilkan Google hanyalah salah satu contoh bagaimana informasi yang tidak akurat dapat menciptakan distorsi dalam persepsi ekonomi.

    Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, data yang salah bukan hanya sekadar kesalahan teknis, tetapi juga bisa menjadi pemicu kegaduhan yang berdampak luas.

    Oleh karena itu, kemampuan untuk memilah dan memverifikasi informasi bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, tetapi kebutuhan mendesak dalam menghadapi lanskap ekonomi digital yang semakin kompleks.

    Sumber : Antara

  • Top 3 Tekno: Google Search Salah Tampilkan Kurs Dollar AS Tarik Perhatian Pembaca – Page 3

    Top 3 Tekno: Google Search Salah Tampilkan Kurs Dollar AS Tarik Perhatian Pembaca – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sabtu kemarin, 1 Februari 2025 warganet di dunia maya heboh dengan kurs dolar AS yang setara Rp 8.170 di hasil pencarian Google Search.

    Padahal, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS per kemarin, seharusnya tercatat di angka Rp16.300-an. Hal ini pun membuat dunia maya jadi heboh dan mengunggah screenshot yang memperlihatkan nilai tukar 1 dolar AS setara Rp 8.170 di hasil pencarian Google Search.

    Akibatnya, media sosial terutama platform X alias Twitter ramai dengan trending topic “Dollar” hingga “Error.”

    Lantas apa kata Google terkait kesalahan hasil yang ditampilkan di Google Search ini?

    Berikut adalah informasi-informasi yang paling banyak dibaca oleh pembaca kanal Tekno Liputan6.com sepanjang Sabtu, 1 Februari 2025, kemarin.

    1. Google Tampilkan Kurs 1 Dolar AS Jadi Rp 8.170, Warganet Geger!

    Warganet dibuat terkejut dengan tangkapan layar yang menunjukkan nilai tukar dolar AS ke rupiah hari ini 1 dolar Amerika Serikat (AS) hanya Rp 8.170. Padahal, berdasarkan data perbankan dan layanan keuangan lainnya, kurs rupiah terhadap dolar AS berada di angka normal.

    Sebelumnya, pada Jumat (31/1/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar ASI tercatat di Rp 16. 355. Namun, tiba-tiba di linimasa media sosial (medsos) muncul memperlihatkan angka lebih rendah.

    Sontak, fenomena ini langsung ramai dibahas di media sosial, terutama platform X (sebelumnya Twitter, hingga kata kunci “Dollar” dan “Error” bertengger di puncak trending topic di Indoensia.

    Hanya pengguna X berspekulasi tentang penyebab perubahan mendadak kurs dolar AS di Google. Sebagian mengaitkan dengan peristiwa kecelakaan pesawat di Philadelphia, AS.

    Selain kurs dollar AS, kurs euro ke rupiah juga tampak mengalami masalah. Tertulis di Google, 1 euro saat ini sama dengan Rp 8.340, berbeda jauh dengan kurs euro to IDR di angka 16.927 pada 31 Januari kemarin.

    Namun, tidak sedikit pula meyakini hal ini hanyalah kesalahan teknis atau bug pada sistem Google. Berikut adalah beberapa duitan warganet yang dihimpun dari X.

    Simak informasi selengkapnya di sini. 

     

    Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2016 mencapai US$ 319 miliar atau Rp 4.210,80 triliun (estimasi kurs 13.200 per dolar AS).