Perusahaan: Google

  • 11 Browser Internet Pengganti Google Chrome Termasuk Atlas ChatGPT

    11 Browser Internet Pengganti Google Chrome Termasuk Atlas ChatGPT

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Browser mungkin jadi salah satu platform yang sering kita gunakan. Ini jadi tempat untuk berselancar di dunia maya dan mengunjungi berbagai website untuk mencari atau terhubung dengan orang lain.

    Namun hanya segelintir nama browser yang sering kita gunakan. Termasuk Chrome milik Google dan Safari dari Apple.

    Dominasi Chrome dan Safari kini digoncang oleh kemunculan browser internet keluaran OpenAI, perusahaan dibalik chatbot AI ChatGPT. Namanya adalah Atlas.

    Atlas dapat diakses dengan membuka sidebar atau bilah di bagian samping ChatGPT. Browser akan bisa melakukan sejumlah fungsi seperti meringkas konten, membandingkan produk atau melakukan analisa data dari situs mana pun.

    Mode agen milik ChatGPT yang tersedia untuk pengguna berbayar dapat memunculkan situs web atas nama mereka. Termasuk menyelesaikan tugas seperti riset dan belanja untuk perjalanan.

    Sebetulnya ada beberapa pilihan browser lain yang bisa Anda gunakan. Sejumlah browser bahkan telah memasukkan AI untuk menambah pengalaman pengguna saat melakukan pencarian.

    Berikut beberapa daftar browser yang bisa jadi pilihan baru Anda, dikutip dari Tech Crunch, Rabu (22/10/2025):

    Comet Perplexity

    Comet milik startup Perplexity menawarkan produk mesin pencarian berbasis chatbot. Platform ini dapat melakukan meringkas email, menjelajahi laman web, hingga melakukan tugas seperti mengirimkan undangan.

    Anda bisa mengaksesnya dengan berlangganan paket Perplexity Max senilai US$200 per bulan. Selain itu juga bisa masuk ke dalam daftar tunggu untuk mendaftar.

    Dia Browser Company

    Browser Company memperkenalkan Dia yang juga berbasis AI. Tampilannya disebut mirip dengan Google Chrome dengan tambahan chat AI.

    Dia dapat melihat tiap situs yang telah dikunjungi dan diakses pengguna. Jadi bisa membantu menemukan informasi dan melakukan tugas seperti menjawab pertanyaan serta meringkas berkas.

    Platform tersedia dalam versi beta khusus undangan. Anda harus menjadi anggota Arc untuk mendapatkan akses awal.

    Neon Opera

    Opera memperkenalkan Neon yang bisa melakukan tugas seperti riset, belanja, dan menuliskan cuplikan kode. Browser juga bisa diakses saat offline.

    Pengguna bisa bergabung dalam daftar tunggu sambil menunggu ketersediaannya. Layanan disebut akan berbentuk produk berlangganan, namun belum ada harga yang diumumkan.

    Atlas OpenAI

    OpenAI pembuat ChatGPT juga merilis Atlas. Browser berbasis AI dapat digunakan untuk menjelajahi situs web dalam chatbot populer itu tanpa perlu berpindah ke link eksternal.

    Atlas juga menyediakan mode agen, untuk ChatGPT bisa menyelesaikan tugas atas nama mereka. Platform diluncurkan pada Juli dan tersedia di macoS bulan Oktober ini, berikutnya baru akan bisa diakses untuk pengguna Windows, iOS, dan Android.

    Brave

    Brave dikenal sebagai salah satu browser yang mengutamakan privasi, karena memiliki kemampuan pemblokiran iklan dan pelacak bawaannya. Terdapat pendekatan gamifikasi untuk penjelajahan dan menghadiahkan mata uang kripto bernama Basic Attention Token (BAT).

    Pengguna akan mendapatkan bagian dari pendapatan iklan saat memilih menonton iklan dan mendukung situs web favorit. Fitur lainnya termasuk layanan VPN, asisten AI dan fitur panggilan video.

    DuckDuckGo

    Platform ini berusia cukup tua karena diluncurkan sejak 2008. Selain memperkenalkan fitur AI generatif, DuckDuckGo juga dikenal karena mementingkan privasi pengguna.

    Salah satunya meningkatkan pemblokiran penipuan. Termasuk dapat mendeteksi berbagai jenis penipuan seperti bursa mata uang kripto palsu, taktik scareware, dan situs e-commerce palsu.

    Ladybird

    Ladybird didirikan dengan tujuan menjadi peramban sumber terbuka dari awal. Jadi tidak akan bergantung pada kode yang sudah ada, seperti sebagian besar platform lain dari proyek sumber terbuka Chromium milik Google.

    Platform ini menawarkan fitur untuk menimalkan pengumpulan data seperti pemblokir iklan bawaan. Ladybird baru akan dirilis untuk pengguna awal di Linux dan macOS pada 2026 mendatang.

    Vivaldi

    Salah satu keunggulannya adalah antarmuka pengguna dapat disesuaikan. Jadi pengguna dapat mengubah tampilan dan mengaktifkan atau mematikan fitur tertentu.

    Warna jendela browser juga bisa berubah warna bergantung dari situs web yang dilihat. Selain itu juga terdapat fitur pemblokiran iklan, pengelola password, tanpa melacak data pengguna dan alat produktivitas.

    Opera Air

    Opera meluncurkan Air yang bertema mindfullness pada bulan Februari. Fitur-fiturnya dirancang mendukung kualitas hidup, misalnya pengingat waktu istirahat dan latihan pernapasan.

    Ada juga Boosts, ini adalah pilihan binaural beats atau ketukan untuk meningkatkan fokus dan relaksasi.

    SigmaOS

    SigmaOS dari Mac menampulkan antarmuka seperti ruang kerja. Tab-tabnya berbasis vertikal seperti daftar tugas.

    Browser ini juga memiliki sejumlah fitur AI termasuk meringkas laman web dan asisten AI untuk melakukan sejumlah tugas seperti menjawab pertanyaan dan menulis ulang konten.

    Zen Browser

    Zen merupakan peramban sumber terbuka dengan tujuan menciptakan internet yang lebih tenang. Salah satu kemampuannya mengatur tab dalam Workspace dan Split View untuk melihat dua tab berdampingan.

    Pengguna dapat melakukan plugin dan tema buatan komunitas seperti mode untuk tab latar belakang transparan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Korban Ungkap Mahasiswa Undip Pengedit Video Cabul Tak Pernah Minta Maaf Langsung
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Oktober 2025

    Korban Ungkap Mahasiswa Undip Pengedit Video Cabul Tak Pernah Minta Maaf Langsung Regional 23 Oktober 2025

    Korban Ungkap Mahasiswa Undip Pengedit Video Cabul Tak Pernah Minta Maaf Langsung
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Salah satu korban pelecehan berbasis digital yang dilakukan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip), Chiko Radityatama Agung Putra, mengaku kecewa karena pelaku tak menunjukkan rasa bersalah meski sudah dilabrak langsung oleh para korban.
    Korban berinisial FA (18) menceritakan, ia bersama sejumlah teman dan ayah salah satu korban mendatangi rumah Chiko pada Selasa (7/10/2025) setelah mendapat bukti kuat bahwa dialah pelaku yang mengunggah foto-foto cabul hasil manipulasi deepfake AI menggunakan wajah para siswi dan alumni SMAN 11 Semarang.
    Dia dan teman-temannya sama sekali tak menyangka Chiko yang dikenal polos dan tidak nakal saat SMA ternyata melakukan kejahatan digital yang menimbulkan trauma bagi banyak korban.
    FA bahkan mendapati foto yang menjadi bahan editan AI bagi Chiko tidak hanya hasil fotonya sendiri tapi juga dari screenshoot postingan milik akun-akun media sosial teman Chiko di Instagram.
    “Kami akhirnya datangi rumahnya. Awalnya dia nggak mau ngaku, tapi setelah kami tunjukkan bukti-buktinya, dia akhirnya mengaku. Katanya cuma ‘gabut dan penasaran sama AI’,” tutur FA saat dihubungi, Rabu (22/10/2025).
    Namun, FA mengaku kecewa karena pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Saat diminta membuat klarifikasi yang diunggah di akun resmi SMAN 11 Semarang pun Chiko tak menyampaikan permintaan maaf secara tulus dan hanya membaca teks.
    “Dia nggak pernah minta maaf langsung. Saat kami datang pun, dia masih bisa senyum-senyum. Waktu klarifikasi di video Instagram sekolah juga cuma baca teks, seperti nggak merasa bersalah,” ujarnya.
    Saat mendatangi rumah Chiko, para korban juga menemukan ratusan foto dan video tak senonoh tersimpan di akun Google Drive milik pelaku.
    Bahkan guru sekolah yang mengajar di depan kelas juga difoto secara diam-diam dan menjadi sasaran tindakan kejahatan Chiko.
    “Di Google Drive-nya itu ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dipaparazi sama dia. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun dia masih kayak gitu,” kata FA.
    Para korban kemudian meminta agar foto-foto itu dihapus dan akun X (Twitter) yang digunakan pelaku ditutup.

    Namun korban tidak akan berhenti pada permintaan maaf atau penghapusan akun semata karena mereka Tengah menyiapkan langkah hukum dengan bantuan advokat yang merupakan alumni SMAN 11 Semarang yang juga lulusan FH Undip.
    “Kemudian pada tanggal 8 atau 9 sudah dikonfirmasi kalau akun X tersebut itu sudah hilang. Artinya kan sudah dihapus oleh pihak yang bersangkutan. Harapan kami, Chiko bisa dipenjara dan dikeluarkan dari Undip secara tidak terhormat. Jangan sampai dia kuliah lagi di tempat lain dan mengulangi perbuatannya,” tegas FA.
    Korban terdiri atas siswi aktif dan alumni SMA 11 Semarang, serta beberapa siswi dari sekolah lain. Sementara pelaku, Chiko Radityatama Agung Putra, merupakan alumni SMAN 11 Semarang yang kini menjadi mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
    Jucka mengungkap masih banyak korban yang belum berani melapor. Namun timnya akan mengawal kasus ini agar korban mendapat keadilan dan pelaku dihukum.
    “Rentang usia korban antara 16 sampai 18 tahun. Kami yakin jumlahnya lebih banyak karena banyak korban yang belum berani speak up. Ada yang fotonya diedit, ada juga yang videonya dimanipulasi dengan tubuh orang lain,” tutur Jucka saat konferensi pers, Rabu (22/10/2025).
    Dia mengatakan, kasus ini bermula saat perbuatan Chiko menjadi sorotan publik setelah menyebarkan video deepfake AI melalui akun media sosial X (Twitter) milik yang menampilkan wajah guru dan teman-teman sekolahnya diedit menjadi video perempuan tanpa busana.
    Aksi ini memicu kecaman dari para korban, termasuk guru perempuan dan sesama alumni SMAN 11 Semarang. Lalu Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Jawa Tengah pada 15 Oktober 2025 mendapati kasus itu saat patrol siber dan memanggil sejumlah korban.
    Chiko pun sempat meminta maaf lewat video yang diposting akun Instagram SMAN 11 Semarang. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Deepfake Porno Mahasiswi Undip Desak Pelaku Dipenjara, Ayah Pelaku Ternyata Polisi

    Korban Deepfake Porno Mahasiswi Undip Desak Pelaku Dipenjara, Ayah Pelaku Ternyata Polisi

    GELORA.CO –  Seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial FA (18 tahun), yang menjadi korban kejahatan edit foto porno atau deepfake, mendesak agar pelaku, Chiko Radityatama Agung Putra, dihukum penjara dan dikeluarkan dari kampus.

    FA, yang juga merupakan teman Chiko semasa di SMAN 11 Semarang, mengaku sangat dirugikan atas perbuatan pelaku. Kasus ini terungkap ketika teman-teman FA menemukan akun X (Twitter) yang memuat foto-foto cabul berisi wajah para siswi SMAN 11 Semarang.

    Akun ini telah aktif sejak 2023 dan menampilkan foto-foto yang diduga diambil diam-diam oleh Chiko, termasuk foto FA sendiri saat tidur. Selain itu, Chiko juga diduga mengedit foto perempuan lain menjadi telanjang menggunakan teknologi AI.

    “Kalau aku sendiri, waktu tidur di SMA, dia foto diam-diam lalu dijadikan header di akun yang mem-posting hal-hal tidak senonoh. Dia juga pernah memotret saya dari samping untuk menonjolkan bagian dada,” ungkap FA kepada awak media, dilansir pada Rabu, 22 Oktober 2025.

    Para korban kemudian mendatangi rumah Chiko untuk meminta klarifikasi. Awalnya pelaku mengelak, tetapi akhirnya mengakui perbuatannya setelah bukti-bukti ditunjukkan. FA juga menyebut bahwa selain siswi SMAN 11, Chiko sempat memotret diam-diam mahasiswa Undip dan salah satu guru mereka, yang tersimpan di Google Drive milik pelaku.

    “Waktu dicek di HP-nya, di Google Drive ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dia paparazi. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun masih begitu. Banyak anak FH Undip yang mungkin nggak tahu kalau dia difoto diam-diam,” ujarnya.

    FA menekankan bahwa akun tersebut harus segera dihapus dan menyesalkan sikap Chiko yang tidak pernah meminta maaf secara langsung. Ia berharap pihak kampus dan kepolisian memberikan sanksi tegas serta memberikan pendampingan kepada para korban.

    “Harapan kami, Chiko bisa dipenjara dan dikeluarkan dari Undip secara tidak terhormat. Membawa kasus ini ke jalur hukum adalah satu-satunya harapan kami. Karena jujur, dari kampus belum ada titik terang, dari SMA kami juga tidak ada kejelasan. Kami malah dilempar ke sana-sini, disuruh lapor ke berbagai dinas, tapi nggak ada bantuan, nggak ada arahan,” ujar FA.

    Selain itu, Polda Jawa Tengah (Jateng) membenarkan bahwa ayah Chiko, yang merupakan pembuat video deepfake asusila menggunakan AI, adalah seorang polisi. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyampaikan, ayah Chiko bertugas di Polres Semarang.

    “Iya benar anggota polisi, tugasnya di Polres Semarang,” ujar Artanto saat dikonfirmasi, Rabu, 22 Oktober 2025.

  • Lima Media Ungkap Jurus Bertahan di Era AI, Dari Kreator Konten hingga Lonjakan Omzet 1.000 Persen

    Lima Media Ungkap Jurus Bertahan di Era AI, Dari Kreator Konten hingga Lonjakan Omzet 1.000 Persen

    Jakarta (beritajatim.com) – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak hanya membawa risiko disrupsi bagi industri media, namun juga membuka peluang bisnis dan inovasi baru. Media digital kini dituntut untuk beradaptasi, meningkatkan kinerja organisasi, serta menjaga kredibilitas dan akuntabilitas agar tercipta ekosistem digital yang inklusif dan demokratis.

    Kondisi bisnis industri media digital saat ini sangat menantang, mulai dari disrupsi AI, perubahan algoritma, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Tantangan lain datang dari kompetisi dengan kreator konten di media sosial.

    “Untuk bertahan, media perlu berinovasi dan mencari sumber pendapatan baru,” kata CEO Valid News Erik Somba dalam gelaran Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 di The Hub Epicentrum, Rabu (22/10/2025). Agenda tahunan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini mengangkat tema Revenue Stream Baru Bisnis Media Digital.

    Erik mengatakan, AI tidak akan mematikan jurnalisme. “Saya melihat jurnalisme masih kuat,” ujarnya. Menurutnya, sumber pendapatan media kini semakin beragam, mulai dari adsense, google mediated team, hingga platform bebas. “Revenue bisa dari mana saja, misalnya kami di Valid News mendapatkan sedikit revenue dari konsultasi skripsi. Hukum Online punya pendapatan dari subscriber dan konsultasi hukum,” kata Erik.

    Vice President of Indonesia Creator Economy (ICE) IDN, Hana Novitriani, menjelaskan bahwa mengelola kreator konten menjadi peluang bisnis baru bagi IDN. Menurutnya, jumlah kreator konten aktif di Indonesia mencapai 12 juta orang. “Dulu audiens mengejar berita atau konten, tapi sekarang konten yang mengejar audiensnya,” ujarnya.

    Hasil riset IDN Creator Marketing Report 2026 menunjukkan enam dari sepuluh orang Indonesia lebih percaya kepada kreator konten. “Media, kreator, dan AI dapat bersama-sama memberikan nilai lebih dalam ekosistem digital. Lebih dari sekadar mendapatkan audiens, tapi bagaimana mendapatkan trust,” tambah Hana. Ia menyebut nilai pasar kreator konten diperkirakan mencapai sekitar Rp7 triliun pada 2030. “Ini juga merupakan peluang bagi media,” katanya.

    CEO dan Pemimpin Redaksi Beritajatim.com Dwi Eko Lokononto.

    CEO Berita Jatim, Dwi Eko Lokononto, menuturkan bahwa membangun personal brand awak media menjadi salah satu kunci menjaga kepercayaan publik. “Kami tidak mengerti SEO (search engine optimization), kami tidak tahu ini bisa menghasilkan pendapatan,” ujarnya. Meski tanpa mengandalkan google adsense, Berita Jatim tetap mampu meraih pendapatan signifikan di Jawa Timur berkat kekuatan brand dan jejaring. “Kami punya jasa konsultasi, event organizer, survei, dan beberapa pekerjaan komunikasi lainnya,” tambahnya.

    Sementara itu, CEO Serayunews Galih Wijaya mengungkapkan keberhasilan medianya dalam memanfaatkan AI. “AI membawa Serayunews mengalami kenaikan omzet lebih dari 1.000 persen dari tahun sebelumnya. Biaya produksi pun menurun 25 persen dan terus turun,” kata Galih.

    Media lokal berbasis di Purwokerto ini memanfaatkan AI untuk analisis tren isu lokal, optimalisasi konten di mesin pencari, hingga monetisasi data dan konten sponsor. Serayunews juga mengembangkan pelatihan berbasis AI untuk perusahaan dan institusi pemerintah.

    Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin, menambahkan bahwa diversifikasi bisnis menjadi langkah penting agar media bisa bertahan. “Kami punya bisnis lain seperti pendidikan, data science, event, Tempo TV, dan semuanya memberikan revenue terhadap bisnis Tempo,” ujarnya.

    Tempo juga mengembangkan Independent Media Accelerator yang telah berjalan selama dua tahun dan diikuti 30 media lokal. “Seperti apa konten yang diinginkan masyarakat? Pastinya yang eksklusif dan orisinil. Karena AI tidak bisa membuat berita atau konten yang eksklusif,” kata Qaris.

    Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 diselenggarakan AMSI di The Hub Epicentrum, Jakarta Selatan, pada 22–23 Oktober 2025. Tahun ini, IDC mengusung tema “Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, yang menyoroti pentingnya kedaulatan dan kemandirian industri media dalam menghadapi gelombang transformasi digital berbasis AI.

    Selain Sinar Mas Land, event IDC dan AMSI Awards 2025 juga mendapat dukungan dari PT Astra International Tbk, Djarum Foundation, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Harita Nickel, PT Alam Tri Resources Indonesia Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Indofood Sukses Makmur, Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. [ian]

  • Median: Tingkat Kepuasan Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran 68,9 Persen – Page 3

    Median: Tingkat Kepuasan Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran 68,9 Persen – Page 3

    Median juga mengukur kinerja menteri yang paling disukai.

    Hasil survei menyebutkan lima menteri teratas yang paling disukai, antara lain:

    Menkeu Purbaya Yudi Sadewa
    Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono
    Menkdidasmen Abdul Muti
    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
    Menpora Erick Thohir. 

    Survei Median menggunakan platform media sosial pada 17-19 Oktober 2025, dengan target 600 responden. Kuesioner berbasis google form yang disebarkan melalui media sosial dengan target pengguna aktif media sosial berusia 17-60 tahun. Form pertanyaan disebar di akun media sosial di 38 provinsi.

    Sebelumnya, Poltracking Indonesia juga mencatat tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, dari Sumatera hingga Papua. Survei dilakukan pada 3–10 Oktober 2025.

    “Relatif hampir merata di semua kewilayahan yang kita lakukan cross tabulation (tabulasi silang) mengapresiasi positif atau puas terhadap kinerja pemerintah,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda Rasyid dalam paparannya bertajuk Survei Nasional Evaluasi 1 Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran, di akun YouTube Poltracking TV, Minggu (19/10/2025).

    Responden yang paling merasa puas terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran berasal dari Jawa Timur, yakni 85,4 persen. Kemudian, disusul oleh responden asal Kalimantan sebanyak 83,9 persen dan Sumatera sebanyak 83,2 persen.

    Selain itu, sebanyak 78,7 persen asal Jawa Barat juga mengaku puas, sementara responden asal wilayah Jakarta-Banten yang mengaku puas terhadap kinerja Prabowo-Gibran berjumlah 77,1 persen.

    Sebaran responden puas lainnya, antara lain, 72,4 persen asal Sulawesi, 70,7 persen asal Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta, 67,2 persen asal Bali-Nusa Tenggara, dan 63,1 persen asal Maluku-Papua.

    “Wilayah Sumatera dan Jatim tingkat kepuasan di atas 80 persen dan merata di semua wilayah,” jelas Hanta, dilansir Antara.

    Poltracking Indonesia juga menunjukkan total 78,3% responden mengaku puas dengan kinerja Prabowo-Gibran. 19,2% responden menilai sebaliknya. Sementara sebanyak 2,5% responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

    “Responden mengaku puas total 78,3% terdiri dari 9,7% mengaku sangat puas dan 68,6% menjawab cukup puas. Dan 19,2% adalah gabungan jawaban dari 17,5% yang mengaku kurang puas dan 1,7% yang memilih jawaban tidak puas,” tutur Hanta.

     

     

  • Prabowo–Gibran Genap Setahun, Perlindungan di Ruang Digital Jadi Sorotan Positif – Page 3

    Prabowo–Gibran Genap Setahun, Perlindungan di Ruang Digital Jadi Sorotan Positif – Page 3

    Keseriusan pemerintah Prabowo-Gibran menjaga anak di ruang digital dibuktikan dalam kurun waktu setahun terakhir. Melalui kebijakan dan regulasi yang diberi nama Peraturan Tata Kelola Perlindungan Anak di Ruang Digital ini mewajibkan platform digital untuk lebih proaktif dalam melindungi pengguna muda.

    Media sosial kini menjadi pedang bermata dua bagi anak-anak, membuka dunia, sekaligus mengancam kesehatan mental mereka. Ketika konten negatif kian merajalela dan memengaruhi kepercayaan diri serta kestabilan emosional, pemerintah tak bisa lagi menunda kehadiran regulasi yang kokoh untuk menjaga masa depan generasi muda Indonesia.

    Platform digital kini tak bisa lagi bersembunyi di balik kebebasan pengguna. Mereka dituntut ikut bertanggung jawab melindungi keamanan, khususnya bagi anak-anak. Regulasi baru hadir untuk memastikan teknologi pengamanan makin canggih dan edukasi kepada masyarakat berlangsung lebih luas dan berkelanjutan.

    Meski sudah mengantongi PP Nomor 71 Tahun 2019 dan Permen Kominfo Nomor 5 Tahun 2020, yang mewajibkan platform seperti Google, Facebook, dan TikTok untuk mendaftar dan diverifikasi, kemudian Komdigi juga terus melakukan pemblokiran terhadap situs-situs berbahaya.

    Kesadaran dan literasi digital adalah benteng pertama bagi anak-anak di dunia maya. Pemerintah boleh bergerak, tetapi kewaspadaan masyarakat tak kalah penting. Jika regulasi diperkuat, literasi diperluas, dan semua pihak terlibat aktif, ruang digital Indonesia bisa menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar dan bertumbuh.

    Pemerintah memperkuat komitmennya melindungi anak-anak dan kelompok rentan di dunia maya melalui penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS).

    Regulasi yang ditetapkan pada 28 Maret 2025 dan mulai berlaku pada 1 April 2025 ini menjadi dasar hukum kuat bagi negara untuk menghadirkan ruang digital yang aman, sehat, dan berkeadilan.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa PP TUNAS adalah respons strategis pemerintah untuk mengatasi persoalan ini secara sistematis.

    “Kami di Komdigi tidak hanya melihat dampaknya (ruang digital) terhadap anak-anak, tetapi kepada keseluruhan. Bagaimana ruang digital ini berdampak kepada seluruh warga negara yang menggunakan,” ujar Meutya Hafid dalam Podcast Merdekast di Jakarta Selatan, Jumat (2/5/2025).

    Data terbaru menunjukkan, 48 persen pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Karena itu Meutya menyoroti makin meningkatnya risiko yang dihadapi anak-anak saat menggunakan internet dan media sosial. Dalam pandangannya, tidak semua platform digital layak diakses bebas oleh anak. Sebab, terdapat konten yang berisiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan psikologis mereka.

    “Platform dengan risiko tinggi hanya boleh diakses oleh anak-anak berusia 16 tahun ke atas, dan itu pun harus dengan pendampingan orang tua,” ujarnya.

    Dalam PP Tunas, setiap platform digital memiliki klasifikasi batas usia anak yang berbeda-beda sesuai tingkat risikonya. Klasifikasi usia anak mengakses platform digital dibagi dalam beberapa jenjang.

    Pertama, di bawah 13 tahun, hanya boleh mengakses platform yang sepenuhnya aman, seperti situs edukasi atau platform anak. Kedua, 13–15 tahun, diperbolehkan mengakses platform dengan risiko rendah hingga sedang. Ketiga, 16–17 tahun, bisa mengakses platform dengan risiko tinggi, tetapi harus dengan pendampingan orang tua. Keempat, 18 tahun ke atas, diperbolehkan mengakses secara independen semua kategori platform.

    Sejalan dengan itu, pemerintah pun meluncurkan Indonesia Game Rating System (IGRS) sebagai panduan bagi masyarakat dan orang tua untuk memilih gim yang aman sesuai usia anak. IGRS menjadi pedoman bagi para orang tua untuk mengetahui gim yang layak dimainkan oleh anak.

    Dalam regulasi ini, seluruh produk gim, baik lokal ataupun global yang beredar di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan kelompok usia, yakni 3+, 7+, 13+, 15+, dan 18+. Langkah ini menandai komitmen pemerintah menciptakan ruang digital yang aman sekaligus mendukung industri kreatif nasional.

    “Penerapan IGRS ini dilakukan untuk melindungi industri gim, tapi di saat yang bersamaan juga melindungi para gamers, khususnya anak-anak,” ujar Menteri Meutya saat bertemu awak media usai acara Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) Conference 2025 di The Stones Hotel, Bali, Sabtu (11/10/2025).

    Bagi Rendra Nuris (32) asal Jakarta, perubahan itu nyata terasa. Sosialisasi tentang literasi digital semakin masif, dan orang tua kini tak lagi hanya menonton dari jauh, mereka perlahan seolah diajak pemerintah untuk bisa mendampingi anak-anaknya berinternet dengan bijak.

    “Kalau dilihat selama setahun ini, langkah pemerintah Prabowo-Gibran soal pelindungan anak di dunia digital itu udah mulai kelihatan hasilnya sih. Edukasinya juga makin gencar, orang tua juga secara nggak langsung diajak terlibat,” kata dia. Sebagai orang tua dengan anak berusia sembilan tahun, ia merasakan betul pentingnya pembatasan usia di media sosial. Aturan itu, katanya, kini mulai tampak dijalankan lebih serius.

    “Sekarang sih sudah mulai ditegaskan kayaknya ya. Jadi anak-anak yang belum cukup umur enggak bisa sembarangan bikin akun dan nonton konten yang enggak sesuai sama umurnya. Itu penting banget tuh buat ngejaga perkembangan mental dia,” ungkap Rendra.

    Harapannya sederhana, agar pemerintahan Prabowo–Gibran semakin berani menegakkan aturan dan menjatuhkan sanksi tegas kepada platform digital yang melanggar privasi anak. Karena di dunia maya sekalipun, anak-anak tetap berhak atas perlindungan yang nyata.

  • Samsung Rilis Galaxy XR, Pesaing Apple Vision Pro Harganya Rp 30 Juta

    Samsung Rilis Galaxy XR, Pesaing Apple Vision Pro Harganya Rp 30 Juta

    Jakarta

    Samsung akhirnya meluncurkan headset extended reality Galaxy XR setelah beberapa kali dipamerkan lewat teaser. Perangkat ini hadir sebagai penantang langsung Apple Vision Pro tapi dengan harga yang lebih murah.

    Headset yang sebelumnya dikenal dengan nama Project Moohan ini merupakan perangkat pertama yang menjalankan sistem operasi Android XR. Perangkat ini diotaki chipset Snapdragon XR2+ Gen 2 yang dikembangkan Qualcomm bersama Samsung dan Google.

    Galaxy XR mengusung display micro OLED yang memiliki 29 juta pixel dengan resolusi 3552 x 3840 pixel dengan gamut warna DCI-P3 96%. Display-nya memiliki refresh rate 90Hz, lebih rendah dibandingkan 120Hz di Vision Pro.

    Dengan layar ini, pengguna bisa menikmati video dan film dalam resolusi 4K lewat mode teater virtual. Pengguna juga bisa mengakses konten VR 180 derajat dan 360 derajat serta konten 3D lewat tab ‘Spatial’. Pengguna yang mengenakan kacamata juga bisa menyematkan lensa tambahan jika diperlukan.

    Sama seperti Vision Pro, Galaxy XR juga mendukung passthrough yang memungkinkan pengguna melihat area di sekitarnya dibantu dengan dua kamera high-res. Perangkat ini juga dilengkapi enam kamera eksternal untuk melacak posisi benda-benda di sekitar dan dua sensor pelacak mata.

    Pengguna bisa mengontrol Galaxy XR dengan hand tracking dan gestur, tapi headset ini juga bisa dikendalikan menggunakan kontroler fisik. Headset ini juga bisa dihubungkan dengan keyboard dan mouse atau dipasangkan ke PC untuk mengakses desktop secara virtual.

    Samsung Galaxy XR Foto: Samsung

    Samsung mengklaim Galaxy XR dirancang untuk mengedepankan kenyamanan pengguna. Perangkat ini memiliki bobot 545 gram, jauh lebih ringan dibandingkan Vision Pro yang beratnya 750 gram. Ada baterai eksternal untuk Galaxy XR yang bobotnya 302 gram.

    “Rangka headset yang ergonomis dan seimbang mendistribusikan tekanan di sekitar dahi dan bagian belakang kepala, meminimalisir ketidaknyamanan di wajah sekaligus memberikan dukungan yang stabil,” kata Samsung dalam keterangan persnya, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (22/10/2025).

    Karena menggunakan Android XR, pengguna Galaxy XR bisa mengunduh semua aplikasi dan game yang ada di Google Play Store. Pengguna bisa menggunakan Gemini untuk berkeliling Google Maps dan meminta rekomendasi sambil menikmati visual 3D.

    Google Photos bisa membuat foto dan video 2D terlihat lebih hidup dengan auto spatialization. Sama seperti di Vision Pro, pengguna Galaxy XR bisa mengambil foto dan video 3D menggunakan headset ini. Google juga menyediakan fitur Circle to Search dan versi baru aplikasi Google TV, Chrome, dan Meet yang dirancang khusus untuk Android XR.

    Galaxy XR dilengkapi dua speaker yang mendukung Dolby Atmos dan enam mikrofon. Konektivitasnya menggunakan Wi-Fi 7 dan Bluetooth 5.4. Baterainya dapat bertahan dipakai menonton video hingga 2,5 jam dalam sekali pengisian.

    Samsung Galaxy XR sudah dapat dibeli di Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan harga USD 1.800 atau sekitar Rp 30 juta. Sebagai perbandingan, Apple Vision Pro dijual dengan harga USD 3.499 atau sekitar Rp 58 jutaan.

    Samsung juga menyediakan aksesoris berupa Galaxy XR Travel Case dan Galaxy XR Controller yang dijual terpisah dengan harga USD 250. Setiap pembelian Galaxy XR hingga akhir tahun ini akan mendapatkan bonus berupa langganan Google AI Pro, YouTube Premium, dan Google Play Pass selama 12 bulan, serta bundle aplikasi NFL Pro Era, Project Pulsar, Calm, dan Asteroid.

    (vmp/vmp)

  • Festival Russia in the Heart of Indonesia Dibuka di Jakarta

    Festival Russia in the Heart of Indonesia Dibuka di Jakarta

    Jakarta: Festival “Russia in the Heart of Indonesia” resmi dibuka di Jakarta, mempertemukan para pelajar, pendidik, dan tamu undangan dalam rangkaian kegiatan budaya dan edukasi. Festival ini berlangsung selama beberapa hari di Universitas Krisnadwipayana dan Madrasah Aliyah Negeri.
     
    “Russia in the Heart of Indonesia” diselenggarakan oleh Ural State Pedagogical University yang bekerja sama dengan My History Foundation for the Support of Humanitarian Studies, serta didukung oleh Kementerian Pendidikan Federasi Rusia.
     
    Festival ini menjadi ajang spesial bagi para guru, mahasiswa, dan pelajar yang memiliki ketertarikan terhadap Rusia, bahasa, dan budayanya. Acara ini mempertemukan perwakilan institusi pendidikan, organisasi budaya, serta lembaga publik, sehingga menciptakan ruang dialog terbuka dan persahabatan antara Rusia dan Indonesia.
     
    Upacara pembukaan berlangsung hangat, penuh senyuman dan antusiasme.
    Para siswa Madrasah Aliyah Negeri menampilkan pertunjukan penuh warna dengan lagu dan tarian tradisional, menyambut para tamu dari Rusia dengan keramahan dan energi positif.

     
    Sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut, di antaranya Veronika Novoseltseva, Minister-Counsellor Kedutaan Besar Federasi Rusia di Republik Indonesia; Maria Hionaki, Wakil Direktur Russian House di Jakarta; Dr. Ade Reza Hariyadi, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Krisnadwipayana; serta Pramesti Indraningsih, Kepala Madrasah.
     
    Mewakili Penjabat Rektor USPU, Dr. Yuri Biktuganov, sambutan disampaikan oleh Sergey Porkhachev selaku Penasihat Rektor Bidang Kerja Sama Internasional. Ia menegaskan bahwa festival ini merupakan langkah penting dalam memperkuat dialog budaya dan pendidikan antara kedua negara.
     
    Momen hangat tercipta ketika Veronika Novoseltseva mengajak seluruh hadirin menyanyikan lagu Rusia terkenal “Ochi Chornye” (Dark Eyes). Para pelajar dan tamu Indonesia ikut menyanyikan lagu secara bergantian dalam bahasa Rusia dan Indonesia. Suasana menjadi penuh tepuk tangan dan senyuman, menciptakan rasa persatuan, kegembiraan, dan inspirasi bersama.
     
    Usai pembukaan, para pendidik dari Rusia menggelar serangkaian lokakarya interaktif yang mengajak peserta mengenal keindahan dan karakter unik bahasa Rusia.
     

     
    Sesi pertama berjudul “False Friends in the Russian Alphabet” dipandu Anastasia Petukhova, membantu peserta mengenal dan mengingat huruf-huruf Sirilik dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Dilanjutkan sesi “Cyrillic for Beginners” oleh Dr. Daria Starkova, yang mengupas sejarah dan asal-usul aksara Sirilik.
     
    Peserta paling aktif mendapatkan suvenir dan hadiah kecil bernuansa Rusia, yang semakin menambah kenangan manis dari pertemuan budaya tersebut.
     
    Sebuah pameran budaya turut menyedot perhatian banyak pengunjung. Mereka melihat langsung pakaian tradisional, literatur, simbol, dan suvenir khas Rusia. Pameran ini segera menjadi area favorit untuk berfoto, bertanya, dan berbagi pengalaman.

     
    Salah satu sudut yang paling diminati adalah bagian pakaian tradisional Rusia. Staf USPU membantu menjelaskan sejarah dan tradisi di balik busana tersebut, sekaligus membantu pengunjung berfoto dan merasakan pengalaman menjadi bagian dari budaya Rusia.
     
    Hari pertama festival ditutup dengan coffee break yang tetap menghadirkan suasana ramah dan akrab. Para tamu menikmati makanan ringan, teh, kopi, dan susu manis—minuman kesukaan pelajar Indonesia. Percakapan mengalir santai dipenuhi tawa, menutup hari dengan hangat dan penuh kebersamaan.
     
    Festival “Russia in the Heart of Indonesia” menjadi contoh nyata bagaimana budaya mampu menyatukan manusia melampaui jarak dan bahasa. Senyuman, tawa, dan rasa ingin tahu memenuhi seluruh ruangan. Bagi banyak warga Indonesia, Rusia tetap menjadi negara yang menarik dan penuh misteri, dan festival ini mempererat hubungan kedua bangsa melalui bahasa, musik, tradisi, dan kedekatan antarmanusia yang tulus.
     
    Bahkan setelah acara selesai, para peserta enggan berpisah. Banyak yang menghampiri tim dari Rusia untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan berfoto bersama. Sejenak, para pendidik Rusia merasa seperti selebritas, bukan karena ketenaran, tetapi karena sambutan hangat dan penghormatan yang mereka terima. Para tamu dari Rusia pun turut merasa terinspirasi dan tersentuh oleh keterbukaan serta keramahan sahabat baru mereka di Indonesia.

     

    Jakarta: Festival “Russia in the Heart of Indonesia” resmi dibuka di Jakarta, mempertemukan para pelajar, pendidik, dan tamu undangan dalam rangkaian kegiatan budaya dan edukasi. Festival ini berlangsung selama beberapa hari di Universitas Krisnadwipayana dan Madrasah Aliyah Negeri.
     
    “Russia in the Heart of Indonesia” diselenggarakan oleh Ural State Pedagogical University yang bekerja sama dengan My History Foundation for the Support of Humanitarian Studies, serta didukung oleh Kementerian Pendidikan Federasi Rusia.
     
    Festival ini menjadi ajang spesial bagi para guru, mahasiswa, dan pelajar yang memiliki ketertarikan terhadap Rusia, bahasa, dan budayanya. Acara ini mempertemukan perwakilan institusi pendidikan, organisasi budaya, serta lembaga publik, sehingga menciptakan ruang dialog terbuka dan persahabatan antara Rusia dan Indonesia.
     
    Upacara pembukaan berlangsung hangat, penuh senyuman dan antusiasme.
    Para siswa Madrasah Aliyah Negeri menampilkan pertunjukan penuh warna dengan lagu dan tarian tradisional, menyambut para tamu dari Rusia dengan keramahan dan energi positif.
     

     
    Sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut, di antaranya Veronika Novoseltseva, Minister-Counsellor Kedutaan Besar Federasi Rusia di Republik Indonesia; Maria Hionaki, Wakil Direktur Russian House di Jakarta; Dr. Ade Reza Hariyadi, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Krisnadwipayana; serta Pramesti Indraningsih, Kepala Madrasah.
     
    Mewakili Penjabat Rektor USPU, Dr. Yuri Biktuganov, sambutan disampaikan oleh Sergey Porkhachev selaku Penasihat Rektor Bidang Kerja Sama Internasional. Ia menegaskan bahwa festival ini merupakan langkah penting dalam memperkuat dialog budaya dan pendidikan antara kedua negara.
     
    Momen hangat tercipta ketika Veronika Novoseltseva mengajak seluruh hadirin menyanyikan lagu Rusia terkenal “Ochi Chornye” (Dark Eyes). Para pelajar dan tamu Indonesia ikut menyanyikan lagu secara bergantian dalam bahasa Rusia dan Indonesia. Suasana menjadi penuh tepuk tangan dan senyuman, menciptakan rasa persatuan, kegembiraan, dan inspirasi bersama.
     
    Usai pembukaan, para pendidik dari Rusia menggelar serangkaian lokakarya interaktif yang mengajak peserta mengenal keindahan dan karakter unik bahasa Rusia.
     

     
    Sesi pertama berjudul “False Friends in the Russian Alphabet” dipandu Anastasia Petukhova, membantu peserta mengenal dan mengingat huruf-huruf Sirilik dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Dilanjutkan sesi “Cyrillic for Beginners” oleh Dr. Daria Starkova, yang mengupas sejarah dan asal-usul aksara Sirilik.
     
    Peserta paling aktif mendapatkan suvenir dan hadiah kecil bernuansa Rusia, yang semakin menambah kenangan manis dari pertemuan budaya tersebut.
     
    Sebuah pameran budaya turut menyedot perhatian banyak pengunjung. Mereka melihat langsung pakaian tradisional, literatur, simbol, dan suvenir khas Rusia. Pameran ini segera menjadi area favorit untuk berfoto, bertanya, dan berbagi pengalaman.
     

     
    Salah satu sudut yang paling diminati adalah bagian pakaian tradisional Rusia. Staf USPU membantu menjelaskan sejarah dan tradisi di balik busana tersebut, sekaligus membantu pengunjung berfoto dan merasakan pengalaman menjadi bagian dari budaya Rusia.
     
    Hari pertama festival ditutup dengan coffee break yang tetap menghadirkan suasana ramah dan akrab. Para tamu menikmati makanan ringan, teh, kopi, dan susu manis—minuman kesukaan pelajar Indonesia. Percakapan mengalir santai dipenuhi tawa, menutup hari dengan hangat dan penuh kebersamaan.
     
    Festival “Russia in the Heart of Indonesia” menjadi contoh nyata bagaimana budaya mampu menyatukan manusia melampaui jarak dan bahasa. Senyuman, tawa, dan rasa ingin tahu memenuhi seluruh ruangan. Bagi banyak warga Indonesia, Rusia tetap menjadi negara yang menarik dan penuh misteri, dan festival ini mempererat hubungan kedua bangsa melalui bahasa, musik, tradisi, dan kedekatan antarmanusia yang tulus.
     
    Bahkan setelah acara selesai, para peserta enggan berpisah. Banyak yang menghampiri tim dari Rusia untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan berfoto bersama. Sejenak, para pendidik Rusia merasa seperti selebritas, bukan karena ketenaran, tetapi karena sambutan hangat dan penghormatan yang mereka terima. Para tamu dari Rusia pun turut merasa terinspirasi dan tersentuh oleh keterbukaan serta keramahan sahabat baru mereka di Indonesia.

     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Ini Cara Samsung dan Google Lindungi Pengguna AI dari Celah Keamanan Berbahaya – Page 3

    Ini Cara Samsung dan Google Lindungi Pengguna AI dari Celah Keamanan Berbahaya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Melihat perubahan pola perilaku pengguna smartphone, Samsung mendapati tren penggunaan kecerdasan buatan (AI) meningkat drastis, khususnya di Indonesia.

    Menurut Associate Director Kantar Indonesia, Ummu Hani, Selasa (21/10/2025) di Jakarta, meskipun penggunaan AI kerap dikaitkan dengan pandangan negatif, uniknya perubahan di Indonesia justru terlihat sangat baik karena digunakan sebagai alat bantu dalam mencari ide untuk kreativitas dan ilmu keterampilan.

    “Berdasarkan data yang kami temukan, kreativitas pengguna dalam menggunakan AI ditujukan untuk menunjang produktivitas. Beberapa di antaranya: pembuatan konten, upgrade skills, dan berbagai macam hal untuk meningkatkan keterampilan,” ujar Hani saat memaparkan data temuannya pada acara Samsung di Jakarta.

    Melanjutkan pemparan materi di atas, Hani menyebutkan faktor utama pembentuk dua sektor peningkatan itu sebenarnya disebabkan oleh ‘Dualisme Motivasi’ yang mendasar pada perbedaan tujuan kedua generasi: Gen-Z dan Milenial, dalam menggunakan AI.

    “Gen Z menggunakan AI untuk menaikkan personal branding dan informasi secepat mungkin, sementara itu Milenial lebih berfokus pada penggunaan AI untuk meningkatkan skills dalam satu bidang profesional yang telah ditekuni,” ujarnya.

    Jadi, walaupun memiliki satu output yang sama-sama berujung pada peningkatan untuk diri sendiri, ternyata Gen-Z dan Milenial memiliki perbedaan yang sangat mencolok dalam memanfaatkan AI.

    Menanggapi perbedaan yang ada, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronic Indonesia, Ilham Indrawan, menerangkan temuan dari perusahaan.

    “Berdasarkan data temuan kami, meningkatnya tren penggunaan AI, ternyata terjadi tepat setelah Samsung memperkenalkan AI Multi-Modal untuk Galaxy S24 series,” ia memaparkan.

    Menurut Ilham, fitur berbasis AI seperti Galaxy AI sering sekali dimanfaatkan oleh pengguna, hingga pada satu titik menyebabkan pola perilaku keseharian pengguna berubah dari konvensional menjadi serba mudah dan cepat.

    Kesimpulannya, meskipun penggunaan AI memberikan banyak dampak baik bagi pengguna di Indonesia, pada akhirnya, output itu sendiri tetap berlandas akan motivasi para penggunanya. Jadi, potensi adanya ancaman besar (celah keamanan berbahaya) selalu menanti kapan saja.

  • Jakarta masuk tiga besar kasus investasi bodong

    Jakarta masuk tiga besar kasus investasi bodong

    Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat provinsi DKI Jakarta masuk dalam peringkat tiga besar laporan kasus aktivitas investasi bodong sejak tahun 2017 hingga Juni 2025, dengan 1.107 kasus (12 persen).

    “Walaupun Jakarta dengan akses informasi yang banyak, tinggal search by Google legal atau ilegal, tapi ternyata masih mendominasi dalam peringkat top 3 pengaduan investasi yang ilegal,” kata Kepala Divisi Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Jabodebek, Andes Novytasary dalam Podcast Rabu Belajar bertema “Pengenalan Produk Investasi dan Waspada Investasi Ilegal” di Jakarta, Rabu,

    Dia menjelaskan, Jawa Barat menduduki peringkat pertama untuk pengaduan layanan investasi ilegal melalui Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) yakni sebanyak 1.850 kasus (21 persen), diikuti Jawa Timur dengan 1.115 kasus (13 persen).

    Penyebab lainnya, yakni gaya hidup termasuk tak mau ketinggalan saat orang-orang membeli produk investasi tertentu dan khawatir dianggap ketinggalan zaman atau tak masuk lingkaran pertemanan bila tak ikut tren.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.