Perusahaan: Google

  • Dilacak Google 24 Jam Penuh, Netizen Minta Ganti Rugi Rp 39 Triliun

    Dilacak Google 24 Jam Penuh, Netizen Minta Ganti Rugi Rp 39 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah pengguna internet menggugat Google senilai US$2,36 miliar atau Rp 39 triliun. Penyebabnya karena raksasa teknologi itu dituduh melakukan pengumpulan data aktivitas jutaan pengguna tanpa izin.

    Pelacakan itu tetap dilakukan meskipun fitur pelacakan sudah dimatikan. Sementara uang tuntutan itu berasal dari perkiraan konservatif keuntungan yang didapatkan Google dari tindakan tersebut.

    “Juri memutuskan tindakan Google menyinggung, berbahaya, dan tanpa persetujuan,” kata para konsumen, dikutip dari Reuters, Jumat (24/10/2025).

    Sebelumnya para pengguna itu memenangkan gugatan class action senilai US$425 juta (Rp 4 triliun). Namun mereka mengatakan ganti rugi itu tak cukup memperbaiki kerugian akibat tindakan Google.

    Terkait tuntutan ini, baik Google dan pengacara penggugat tak segera menanggapi permintaan komentar.

    Sebelumnya, Google telah membantah melakukan aksi itu. Termasuk menyatakan akan melakukan banding.

    Menurut Google, data yang dikumpulkan oleh perusahaan telah dianonimkan. Alat privasi yang dikeluarkan oleh Google diklaim telah memberikan pengguna kendali terkait data mereka.

    Gugatan pada Google diajukan pada 2020. Perusahaan diperkirakan mengakses perangkat seluler pengguna selama periode delapan tahun.

    Selama waktu itu, raksasa mesin pencarian melakukan pengumpulan, menyimpan, dan menggunakan data para pengguna. Termasuk melanggaran jaminan privasi pada pengaturan akun Web & App Activity.

    Juri pengadilan memutuskan Google bertanggung jawab atas dua dari tiga tuntutan. Persidangan juga meminta ganti rugu lebih dari US$31 miliar (Rp 515,6 triliun) pada perusahaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ​Wirausaha Sosial Indonesia Bersinar di ASEAN SEDP 4.0 Regional Workshop

    ​Wirausaha Sosial Indonesia Bersinar di ASEAN SEDP 4.0 Regional Workshop

    Jakarta: Wirausaha sosial Indonesia kembali menunjukkan taringnya di kancah regional. Sebelas wirausaha sosial dari Indonesia menjadi delegasi terbanyak dalam ASEAN Social Enterprise Development Programme 4.0 (ASEAN SEDP 4.0) Regional Workshop yang diselenggarakan di Bangkok pada 20–22 Oktober 2025.

    Acara ini merupakan puncak dari fase keempat program pemberdayaan yang digagas oleh ASEAN Foundation, dengan dukungan penuh dari TikTok dan SAP, untuk 30 wirausaha sosial di Asia Tenggara.

    Tema yang diusung adalah “Empowering Social Enterprises to Drive Meaningful Change in ASEAN,” yang bertujuan untuk memperluas dampak positif dan membawa perubahan signifikan bagi masyarakat di kawasan.

    ASEAN SEDP telah menjadi katalisator bagi para wirausahawan sosial, menyediakan bantuan dana awal (seed grant), pelatihan komprehensif, pendampingan intensif, dan jejaring yang luas untuk memperkuat serta memperluas jangkauan bisnis mereka.

    Tahun ini, para peserta telah menyelesaikan 16 sesi pelatihan virtual, mendapatkan bimbingan berharga dari para mentor industri dan SAP, serta menerima total dana hibah sebesar USD51.300 yang didistribusikan kepada 27 wirausaha sosial. Sejak diluncurkan, ASEAN SEDP telah berhasil mendukung 100 wirausaha sosial, memberdayakan 401 pengusaha—lebih dari dua pertiganya adalah perempuan—dan memberikan dampak positif bagi lebih dari 4,7 juta orang.

    Dr. Piti Srisangnam, Executive Director ASEAN Foundation, menegaskan bahwa ASEAN SEDP 4.0 lebih dari sekadar program pendanaan. Ia adalah wadah yang membekali wirausahawan sosial dengan keterampilan, koneksi, dan kepercayaan diri untuk mewujudkan ide-ide besar menjadi dampak nyata. Keberhasilan program ini juga diperkuat oleh komitmen para mitra utama.

    Ara Yoo, Global Head of Social Impact TikTok, menyatakan komitmennya untuk menyediakan platform dinamis yang memungkinkan wirausaha sosial terhubung dengan komunitas yang lebih luas dan memperkuat misi mereka.

    Kulwipa Piyawattanametha, Managing Director SAP Indochina, menambahkan bahwa SAP bangga dapat menyediakan alat dan pendampingan untuk membantu mereka mengubah ide berani menjadi dampak berkelanjutan, dengan melibatkan 96 mentor dalam empat tahun terakhir.

    Wittawat Lamsam, Chair of the ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises (ACCMSME), dalam pidato utamanya menyoroti peran krusial ASEAN SEDP dalam memberdayakan UMKM dan wirausaha sosial melalui pendampingan, hibah, dan pelatihan guna mendorong pertumbuhan inklusif di kawasan.

    Pada tahun 2025, ASEAN SEDP 4.0 menerima 371 pendaftar dan memilih 30 wirausaha sosial dari berbagai negara di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara dengan jumlah peserta terbanyak, dengan 11 wirausaha sosial yang bergerak di bidang pendidikan, pengelolaan sampah, seni dan budaya, pertanian, perawatan kulit, serta ekonomi sirkular.

    Beberapa peserta unggulan dari Indonesia, seperti Yagi Forest Skincare, Duitin, su-re.co, dan WEWAW, berhasil meraih posisi terbaik pada Demo Day dan mendapatkan total hibah sebesar USD 21.000 untuk menjalankan proyek mereka dari September hingga November 2025.

    Jakarta: Wirausaha sosial Indonesia kembali menunjukkan taringnya di kancah regional. Sebelas wirausaha sosial dari Indonesia menjadi delegasi terbanyak dalam ASEAN Social Enterprise Development Programme 4.0 (ASEAN SEDP 4.0) Regional Workshop yang diselenggarakan di Bangkok pada 20–22 Oktober 2025.
     
    Acara ini merupakan puncak dari fase keempat program pemberdayaan yang digagas oleh ASEAN Foundation, dengan dukungan penuh dari TikTok dan SAP, untuk 30 wirausaha sosial di Asia Tenggara.
     
    Tema yang diusung adalah “Empowering Social Enterprises to Drive Meaningful Change in ASEAN,” yang bertujuan untuk memperluas dampak positif dan membawa perubahan signifikan bagi masyarakat di kawasan.

    ASEAN SEDP telah menjadi katalisator bagi para wirausahawan sosial, menyediakan bantuan dana awal (seed grant), pelatihan komprehensif, pendampingan intensif, dan jejaring yang luas untuk memperkuat serta memperluas jangkauan bisnis mereka.
     
    Tahun ini, para peserta telah menyelesaikan 16 sesi pelatihan virtual, mendapatkan bimbingan berharga dari para mentor industri dan SAP, serta menerima total dana hibah sebesar USD51.300 yang didistribusikan kepada 27 wirausaha sosial. Sejak diluncurkan, ASEAN SEDP telah berhasil mendukung 100 wirausaha sosial, memberdayakan 401 pengusaha—lebih dari dua pertiganya adalah perempuan—dan memberikan dampak positif bagi lebih dari 4,7 juta orang.
     
    Dr. Piti Srisangnam, Executive Director ASEAN Foundation, menegaskan bahwa ASEAN SEDP 4.0 lebih dari sekadar program pendanaan. Ia adalah wadah yang membekali wirausahawan sosial dengan keterampilan, koneksi, dan kepercayaan diri untuk mewujudkan ide-ide besar menjadi dampak nyata. Keberhasilan program ini juga diperkuat oleh komitmen para mitra utama.
     
    Ara Yoo, Global Head of Social Impact TikTok, menyatakan komitmennya untuk menyediakan platform dinamis yang memungkinkan wirausaha sosial terhubung dengan komunitas yang lebih luas dan memperkuat misi mereka.
     
    Kulwipa Piyawattanametha, Managing Director SAP Indochina, menambahkan bahwa SAP bangga dapat menyediakan alat dan pendampingan untuk membantu mereka mengubah ide berani menjadi dampak berkelanjutan, dengan melibatkan 96 mentor dalam empat tahun terakhir.
     
    Wittawat Lamsam, Chair of the ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises (ACCMSME), dalam pidato utamanya menyoroti peran krusial ASEAN SEDP dalam memberdayakan UMKM dan wirausaha sosial melalui pendampingan, hibah, dan pelatihan guna mendorong pertumbuhan inklusif di kawasan.
     
    Pada tahun 2025, ASEAN SEDP 4.0 menerima 371 pendaftar dan memilih 30 wirausaha sosial dari berbagai negara di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara dengan jumlah peserta terbanyak, dengan 11 wirausaha sosial yang bergerak di bidang pendidikan, pengelolaan sampah, seni dan budaya, pertanian, perawatan kulit, serta ekonomi sirkular.
     
    Beberapa peserta unggulan dari Indonesia, seperti Yagi Forest Skincare, Duitin, su-re.co, dan WEWAW, berhasil meraih posisi terbaik pada Demo Day dan mendapatkan total hibah sebesar USD 21.000 untuk menjalankan proyek mereka dari September hingga November 2025.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (MMI)

  • Pameran Studi Arsip Mia Bustam dari Karya, Kehidupan hingga Pemikiran

    Pameran Studi Arsip Mia Bustam dari Karya, Kehidupan hingga Pemikiran

    Yogyakarta: Dalam sejarah seni rupa di Indonesia, nama Mia Bustam selama ini seringkali hanya dilihat sebagai mantan istri seorang maestro. 

    Kiprah Mia yang meliputi kerja-kerja perawatan dalam berbagai interaksi kerja kolektif seni rupa (Seniman Indonesia Muda/SIM, Lembaga Kebudayaan Rakyat/LEKRA, dan Sanggar Pelukis Rakyat) sekaligus proses keseniannya sebagai seorang ibu tunggal dari delapan anak seolah dilupakan begitu saja. 
     

    Lahir dengan nama Sasmiyati Sri Mojoretno, Mia Bustam (1920–2011) adalah seorang seniman, penyulam, penulis, dan penerjemah. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Van Deventer Surakarta dan lulus pada 1937. 

    Lalu Mia bergabung dengan Seniman Indonesia Muda (SIM) dan Lembaga Kebudajaan Rakjat (LEKRA), bahkan sempat memimpin LEKRA Yogyakarta (1963-1965).  Ia sempat belajar di Universitas Rakyat (UNRA) dan menjadi siswa terbaik pada 1963. Karyanya, Potret Diri (1959), pernah dipamerkan keliling Eropa Timur sebelum lenyap dalam prahara politik 1965.

    Studi arsip dari majalah Api Kartini Edisi 10 Tahun 1960 mengungkapkan cita-cita Mia Bustam mengadakan pameran tunggal. 

    Sayangnya, impian ini tak pernah terwujud selama ia hidup. Ia diciduk pada 23 November 1965 di hadapan anak-anaknya, kemudian ditahan tanpa proses peradilan selama tiga belas setengah tahun berikutnya hingga akhirnya dibebaskan pada 27 Juli 1978. 

    Temuan dalam Api Kartini tentang impian Mia Bustam mengadakan pameran tunggal inilah yang memantik tim riset dan pameran yang terdiri dari Astrid Reza, Dyah Soemarno, Sylvie Tanaga, Alfian Widi, dan Balqis Nabila menginisiasi pameran tunggal Mia Bustam di bawah payung Biennale Jogja 18 “KAWRUH: Tanah Lelaku” yang dikuratori oleh Alia Swastika. 

    Meski sebagian besar karya seni lenyap dan impian pameran tunggal tak pernah terwujud, sosok Mia Bustam tetap dikenang sebagai perupa dan penulis yang gigih berkarya di tengah represi dan stigma rezim Soeharto. 

    Mengingat sebagian besar karya visual Mia telah musnah, tim riset memilih pendekatan rekonstruksi dan interpretasi dari arsip-arsip yang ada, reproduksi dokumentasi karya yang tersisa, serta penggalian narasi biografis dan sejarah personal Mia Bustam. 

    Berangkat dari tesis Astrid Reza di jenjang Magister Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma dengan topik Memoar Mia Bustam: Melampaui Melankolia Kaum Kiri (2025), tim riset menggodok pameran ini sebagai inisiatif solidaritas kebersamaan antar generasi lintas disiplin untuk menghadirkan narasi seniman masa lalu dan menemukan konteksnya pada generasi hari ini.

    Proses kesenian Mia Bustam sempat terhenti karena tragedi 1965 walaupun ia masih melukis dalam penjara sekalipun itu pesanan sipir. Ia menuangkan banyak energi kesenian dan proses meditatif yang sarat kerinduan pada anak-anaknya. 

    “Hari ini, Mia Bustam mengajarkan kita bahwa melankolia harus dilampaui. Keteguhan Mia menjadi pelajaran tentang daya tahan sekaligus semangat menggerakkan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan pembodohan,” papar Astrid Reza dalam pembukaan pameran yang berlangsung 6 Oktober 2025 petang di pelataran Benteng Vredeburg.

    Astrid pun menegaskan pameran ini mengimajinasikan kemungkinan utopis tentang sejarah seni rupa jika tragedi 1965 tidak terjadi, sekaligus menghadirkan ruang reflektif-interaktif untuk merenungkan kembali makna kehilangan, pelarangan, dan keterputusan dalam sejarah seni perempuan.

    Senada Astrid, St. Sunardi, dosen dari Universitas Sanata Dharma yang juga pembicara dalam acara pembukaan pameran menyerukan pentingnya menggarisbawahi daya hidup Mia yang jauh lebih besar daripada karya seninya itu sendiri. 

    “Daya hidup jauh lebih penting daripada ambisi diakui sebagai seniman sukses. Kehidupan Mia Bustam yang tercermin dalam memoarnya-lah yang seharusnya merevitalisasi dunia seni rupa di Indonesia, bukan sebaliknya,” ucap Sunardi. 

    Alia Swastika, kurator pameran arsip Mia Bustam, menjabarkan peran krusial Mia sebagai pendukung kiprah para seniman muda dalam gerakan internasionalisme. 

    “Merujuk pada majalah Api Kartini yang ditemukan oleh tim riset pameran, Mia terdaftar sebagai anggota Badan Hubungan Kebudayaan Indonesia dengan Uni Soviet. Ini menunjukkan  perempuan daerah seperti Mia pun bisa punya visi yang sangat besar dan sangat kosmopolitan,” kata Alia.  

    Enam anak Mia Bustam turut menghadiri pembukaan pameran tunggal ibundanya yang sangat bersejarah. 

    “Ini pertama kalinya dalam sejarah karya-karya ibu ditampilkan dalam pameran tunggal. Dari diskusi-diskusi terkait pameran ini, kami anak-anaknya baru sadar betapa istimewanya sosok ibu. Selama ini kami tak pernah berpikir sejauh itu. Kami hanya melihatnya sebagai seorang ibu,” terang Sri Nasti Rukmawati, anak kedua Mia Bustam yang juga didapuk sebagai pembicara. 

    Pameran Studi Arsip Mia Bustam berlangsung 6 Oktober hingga 20 November 2025 mendatang di Ruang Sultan Agung, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 
    Pameran masa perjalanan hidup Mia Bustam 
    Pameran antara lain menampilkan lini masa perjalanan hidup Mia Bustam, arsip, foto, tulisan tangan, dan karya-karya visual yang masih tersisa seperti lukisan, sketsa, dan sulaman. Tim juga berkolaborasi dengan lima seniman kontemporer Yogyakarta yakni Awanda B. Destia, Kemala Hayati, Nadya Hatta, Nessa Theo, dan Chandra Rossellini yang merespons jejak artistik Mia Bustam. 

    “Saya ‘menyelesaikan’ lukisan Mia yang tak selesai karena beliau keburu masuk penjara. Di sini, saya mencoba memahami bagaimana karya seni sebetulnya lekat sekali dengan kehilangan, tetapi kita juga tidak bisa mereduksi hidup sebagai kesedihan belaka. Saya bereksperimen dengan bentuk-bentuk tiga dimensi untuk merayakan perjuangan dan cita-cita mereka yang tak gentar berjuang bagi kita yang hidup hari ini,” jelas Nessa Theo yang menjuduli lukisannya The Other Side of Melancholia (2025).

    Pimpinan Produksi Pameran Mia Bustam, Dyah Soemarno, memaknai pameran ini sebagai pintu masuk mengenalkan Mia Bustam pada publik yang selama ini tidak pernah mendengar sosok Mia sebelumnya mengingat banyaknya babak sejarah yang luput dari narasi arus utama. 

    Bagi Dyah, pameran ini permulaan dari sebuah perjalanan panjang yang bahkan berkontribusi membantu keluarga penyintas seperti dirinya mengetahui apa yang sesungguhnya menimpa nenek-moyangnya. 

    “Mia Bustam meninggalkan catatan-catatan yang seolah mewakili suara hati kakek-nenek lainnya yang juga mengalami hal serupa. Keluarga tercerai-berai karena pilihan politik dan anak-cucunya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau korban langsungnya saja bingung, apalagi kita. Saya rasa pameran ini menjadi semacam jalan menuju rekonsiliasi. Catatan Mia yang sangat detail setidaknya bisa membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu, yang selama ini tidak pernah bisa dijelaskan dengan baik dalam narasi sejarah mana pun,” tutur Dyah.

    Yogyakarta: Dalam sejarah seni rupa di Indonesia, nama Mia Bustam selama ini seringkali hanya dilihat sebagai mantan istri seorang maestro. 
     
    Kiprah Mia yang meliputi kerja-kerja perawatan dalam berbagai interaksi kerja kolektif seni rupa (Seniman Indonesia Muda/SIM, Lembaga Kebudayaan Rakyat/LEKRA, dan Sanggar Pelukis Rakyat) sekaligus proses keseniannya sebagai seorang ibu tunggal dari delapan anak seolah dilupakan begitu saja. 
     

    Lahir dengan nama Sasmiyati Sri Mojoretno, Mia Bustam (1920–2011) adalah seorang seniman, penyulam, penulis, dan penerjemah. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Van Deventer Surakarta dan lulus pada 1937. 
     
    Lalu Mia bergabung dengan Seniman Indonesia Muda (SIM) dan Lembaga Kebudajaan Rakjat (LEKRA), bahkan sempat memimpin LEKRA Yogyakarta (1963-1965).  Ia sempat belajar di Universitas Rakyat (UNRA) dan menjadi siswa terbaik pada 1963. Karyanya, Potret Diri (1959), pernah dipamerkan keliling Eropa Timur sebelum lenyap dalam prahara politik 1965.

    Studi arsip dari majalah Api Kartini Edisi 10 Tahun 1960 mengungkapkan cita-cita Mia Bustam mengadakan pameran tunggal. 
     
    Sayangnya, impian ini tak pernah terwujud selama ia hidup. Ia diciduk pada 23 November 1965 di hadapan anak-anaknya, kemudian ditahan tanpa proses peradilan selama tiga belas setengah tahun berikutnya hingga akhirnya dibebaskan pada 27 Juli 1978. 
     
    Temuan dalam Api Kartini tentang impian Mia Bustam mengadakan pameran tunggal inilah yang memantik tim riset dan pameran yang terdiri dari Astrid Reza, Dyah Soemarno, Sylvie Tanaga, Alfian Widi, dan Balqis Nabila menginisiasi pameran tunggal Mia Bustam di bawah payung Biennale Jogja 18 “KAWRUH: Tanah Lelaku” yang dikuratori oleh Alia Swastika. 
     
    Meski sebagian besar karya seni lenyap dan impian pameran tunggal tak pernah terwujud, sosok Mia Bustam tetap dikenang sebagai perupa dan penulis yang gigih berkarya di tengah represi dan stigma rezim Soeharto. 
     
    Mengingat sebagian besar karya visual Mia telah musnah, tim riset memilih pendekatan rekonstruksi dan interpretasi dari arsip-arsip yang ada, reproduksi dokumentasi karya yang tersisa, serta penggalian narasi biografis dan sejarah personal Mia Bustam. 
     
    Berangkat dari tesis Astrid Reza di jenjang Magister Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma dengan topik Memoar Mia Bustam: Melampaui Melankolia Kaum Kiri (2025), tim riset menggodok pameran ini sebagai inisiatif solidaritas kebersamaan antar generasi lintas disiplin untuk menghadirkan narasi seniman masa lalu dan menemukan konteksnya pada generasi hari ini.
     
    Proses kesenian Mia Bustam sempat terhenti karena tragedi 1965 walaupun ia masih melukis dalam penjara sekalipun itu pesanan sipir. Ia menuangkan banyak energi kesenian dan proses meditatif yang sarat kerinduan pada anak-anaknya. 
     
    “Hari ini, Mia Bustam mengajarkan kita bahwa melankolia harus dilampaui. Keteguhan Mia menjadi pelajaran tentang daya tahan sekaligus semangat menggerakkan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan pembodohan,” papar Astrid Reza dalam pembukaan pameran yang berlangsung 6 Oktober 2025 petang di pelataran Benteng Vredeburg.
     
    Astrid pun menegaskan pameran ini mengimajinasikan kemungkinan utopis tentang sejarah seni rupa jika tragedi 1965 tidak terjadi, sekaligus menghadirkan ruang reflektif-interaktif untuk merenungkan kembali makna kehilangan, pelarangan, dan keterputusan dalam sejarah seni perempuan.
     
    Senada Astrid, St. Sunardi, dosen dari Universitas Sanata Dharma yang juga pembicara dalam acara pembukaan pameran menyerukan pentingnya menggarisbawahi daya hidup Mia yang jauh lebih besar daripada karya seninya itu sendiri. 
     
    “Daya hidup jauh lebih penting daripada ambisi diakui sebagai seniman sukses. Kehidupan Mia Bustam yang tercermin dalam memoarnya-lah yang seharusnya merevitalisasi dunia seni rupa di Indonesia, bukan sebaliknya,” ucap Sunardi. 
     
    Alia Swastika, kurator pameran arsip Mia Bustam, menjabarkan peran krusial Mia sebagai pendukung kiprah para seniman muda dalam gerakan internasionalisme. 
     
    “Merujuk pada majalah Api Kartini yang ditemukan oleh tim riset pameran, Mia terdaftar sebagai anggota Badan Hubungan Kebudayaan Indonesia dengan Uni Soviet. Ini menunjukkan  perempuan daerah seperti Mia pun bisa punya visi yang sangat besar dan sangat kosmopolitan,” kata Alia.  
     
    Enam anak Mia Bustam turut menghadiri pembukaan pameran tunggal ibundanya yang sangat bersejarah. 
     
    “Ini pertama kalinya dalam sejarah karya-karya ibu ditampilkan dalam pameran tunggal. Dari diskusi-diskusi terkait pameran ini, kami anak-anaknya baru sadar betapa istimewanya sosok ibu. Selama ini kami tak pernah berpikir sejauh itu. Kami hanya melihatnya sebagai seorang ibu,” terang Sri Nasti Rukmawati, anak kedua Mia Bustam yang juga didapuk sebagai pembicara. 
     
    Pameran Studi Arsip Mia Bustam berlangsung 6 Oktober hingga 20 November 2025 mendatang di Ruang Sultan Agung, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 

    Pameran masa perjalanan hidup Mia Bustam 
    Pameran antara lain menampilkan lini masa perjalanan hidup Mia Bustam, arsip, foto, tulisan tangan, dan karya-karya visual yang masih tersisa seperti lukisan, sketsa, dan sulaman. Tim juga berkolaborasi dengan lima seniman kontemporer Yogyakarta yakni Awanda B. Destia, Kemala Hayati, Nadya Hatta, Nessa Theo, dan Chandra Rossellini yang merespons jejak artistik Mia Bustam. 
     
    “Saya ‘menyelesaikan’ lukisan Mia yang tak selesai karena beliau keburu masuk penjara. Di sini, saya mencoba memahami bagaimana karya seni sebetulnya lekat sekali dengan kehilangan, tetapi kita juga tidak bisa mereduksi hidup sebagai kesedihan belaka. Saya bereksperimen dengan bentuk-bentuk tiga dimensi untuk merayakan perjuangan dan cita-cita mereka yang tak gentar berjuang bagi kita yang hidup hari ini,” jelas Nessa Theo yang menjuduli lukisannya The Other Side of Melancholia (2025).
     
    Pimpinan Produksi Pameran Mia Bustam, Dyah Soemarno, memaknai pameran ini sebagai pintu masuk mengenalkan Mia Bustam pada publik yang selama ini tidak pernah mendengar sosok Mia sebelumnya mengingat banyaknya babak sejarah yang luput dari narasi arus utama. 
     
    Bagi Dyah, pameran ini permulaan dari sebuah perjalanan panjang yang bahkan berkontribusi membantu keluarga penyintas seperti dirinya mengetahui apa yang sesungguhnya menimpa nenek-moyangnya. 
     
    “Mia Bustam meninggalkan catatan-catatan yang seolah mewakili suara hati kakek-nenek lainnya yang juga mengalami hal serupa. Keluarga tercerai-berai karena pilihan politik dan anak-cucunya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau korban langsungnya saja bingung, apalagi kita. Saya rasa pameran ini menjadi semacam jalan menuju rekonsiliasi. Catatan Mia yang sangat detail setidaknya bisa membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu, yang selama ini tidak pernah bisa dijelaskan dengan baik dalam narasi sejarah mana pun,” tutur Dyah.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (SAW)

  • Bos Baru Datang, 600 Karyawan AI Meta Dikorbankan

    Bos Baru Datang, 600 Karyawan AI Meta Dikorbankan

    Jakarta

    Meta akan memberhentikan sekitar 600 karyawan di unit AI atau kecerdasan buatan. Perusahaan mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut dalam memo dari kepala AI-nya, Alexandr Wang.

    Wang yang baru berusia 28 tahun, direkrut bulan Juni sebagai bagian investasi Meta senilai USD 14,3 miliar di Scale AI, perusahaan yang ia dirikan. Dalam PHK ini, para pegawai di seluruh unit infrastruktur AI Meta, unit Riset Kecerdasan Buatan Fundamental, dan posisi terkait produk lainnya terdampak.

    Namun, PHK tak berimbas pada karyawan di TBD Labs, yang mencakup banyak talenta AI tingkat atas dan dibayar sangat mahal. Para karyawan tersebut, diawasi langsung oleh Wang, terhindar dari PHK. Memang Zuckerberg tampaknya cenderung mengistimewakan mereka dari karyawan lama.

    “Dengan mengurangi ukuran tim kami, lebih sedikit percakapan yang diperlukan untuk membuat keputusan, dan setiap orang akan lebih mampu menanggung beban serta memiliki cakupan dan dampak yang lebih besar,” tulis Wang dalam memo kepada karyawan, mengenai alasan PHK.

    Wang adalah bagian dari pererkrutan besar-besaran pakar AI oleh Mark Zuckerberg. Ia menggencarkan perekrutan peneliti AI papan atas dengan membajak karyawan dari pesaing seperti OpenAI dan Google, ditawari penghasilan jutaan dolar. Para peneliti elit yang berhasil ia rekrut kini berada di bawah Wang.

    Zuckerberg mengatakan pada bulan Juli bahwa Meta tidak membutuhkan tim besar untuk membuat terobosan di bidang AI. “Anda sebenarnya menginginkan kelompok orang terkecil yang dapat memasukkan semuanya ke dalam kepala mereka, jadi ada premi absolut untuk orang-orang terbaik dan paling berbakat,” cetusnya.

    Zuckerberg merasa frustrasi dengan kemajuan Meta di bidang AI, terutama setelah peluncuran model Llama 4 pada bulan April yang mendapat respons kurang antusias dari para pengembang. Maka, dia pun bertindak sendiri memperkuat divisi AI.

    (fyk/fyk)

  • Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI

    Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI

    Bisnis.com, JAKARTA – kumparan AI for Indonesia kembali digelar di The Ballroom at Djakarta Theater, pada Kamis, 23 Oktober 2025, dengan tema “Accelerating Impact with Applied AI”. Forum ini menyoroti bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mendorong inovasi dan produktivitas, serta memperkuat pengambilan keputusan berbasis data yang berdampak nyata bagi masyarakat, bisnis, dan kebijakan publik.

    Tahun ini, kumparan merilis Indonesia AI Report 2025, sebuah riset kolaboratif bersama Populix yang menggambarkan bagaimana masyarakat Indonesia memandang, memanfaatkan, dan beradaptasi dengan kecerdasan buatan. Riset ini melibatkan 1.000 responden dari berbagai kota besar di Indonesia dengan latar usia dan profesi yang beragam. Hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat kini melihat AI sebagai peluang untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja baru, meski sebagian besar masih memahami manfaatnya tanpa benar-benar mengerti cara kerjanya. Indonesia AI Report 2025 dapat diunduh secara lengkap melalui platform kumparan dengan mengunjungi tautan kum.pr/aireport2025.

    Chief of AI & Corporate Strategy kumparan Andrias Ekoyuono menjelaskan bahwa perubahan akibat AI kini terlihat nyata di ruang ekonomi, sosial, dan budaya. “Sebanyak 95 persen responden percaya AI akan mengubah cara mereka bekerja dalam lima tahun ke depan, meski 68 persen juga khawatir pekerjaannya bisa tergantikan,” ujar Andrias.

    The PLAIGROUND, Indonesia AI Report 2025: How We Live, Work, and Think with AI.

    Foto: kumparan

    Andrias juga menambahkan bahwa implementasi AI di kumparan kini mendapat pengakuan global. Berdasarkan laporan terbaru Ahrefs tentang Global Top 50 Most Cited Brands in AI Assistants, kumparan tercatat sebagai salah satu brand asal Indonesia yang menjadi rujukan utama bagi ChatGPT, Perplexity, dan Google AI Overviews. “Kami ingin mendorong bagaimana AI dapat diimplementasikan secara konkret, bukan hanya membahas konsep tetapi menampilkan hasil nyata dan kolaborasi yang mempercepat dampak positif bagi masyarakat,” tambah Andrias.

    Dalam keynote speech, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, menyampaikan bahwa kecerdasan buatan bukan ancaman, melainkan peluang besar bagi bangsa jika dikembangkan dengan nilai dan etika yang benar. Lebih lanjut, Meutya menekankan bahwa kemajuan teknologi harus berpihak pada manusia dan membawa manfaat bagi semua. “AI bukan sekadar algoritma, tapi cermin dari nilai yang kita tanamkan. Karena itu, setiap langkah inovasi harus bersifat inklusif agar tidak meninggalkan siapa pun,” pesan Meutya.

    Selaras dengan hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyoroti peran penting AI sebagai pendorong efisiensi dan inovasi industri nasional. “AI telah menjadi fondasi yang penting bagi daya saing industri masa depan dan ini bukan lagi sekedar tren teknologi. Saat ini, 66% Chief Information Officer di berbagai perusahaan juga menyatakan kekhawatiran akan tertinggal dari kompetitor apabila mereka tidak segera mengimplementasikan AI dalam perusahaan masing-masing. Kondisi ini tentu menggambarkan urgency yang tinggi untuk bergerak cepat dan melakukan langkah strategis yang terukur yang bisa dibantu melalui AI,” ungkap Agus.

    Dari sisi pengembangan sumber daya manusia, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, menekankan peran pendidikan, riset, inovasi, serta kolaborasi lintas lembaga pendidikan dan industri untuk memastikan Indonesia memiliki talenta yang adaptif terhadap kemajuan teknologi AI. “AI bisa menggantikan pekerjaan tapi juga bisa menciptakan pekerjaan. AI bisa menurunkan keamanan, tetapi juga bisa mendeteksi ancaman lebih akurat. Kita bisa menggunakan AI untuk memeriksa reliabilitas informasi. Di Indonesia, kita bisa menggunakan AI sama seperti negara maju, karena AI adalah penyeimbang,” tutur Stella.

    Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, memberikan pandangan mengenai bagaimana pemanfaatan AI berpotensi besar dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, mulai dari deteksi dini penyakit, efisiensi operasional rumah sakit, hingga percepatan riset medis yang berbasis data. “AI itu ‘kan butuh belajar, butuh data. Ternyata yang kita lakukan tentang digitalisasi, konektivitas, robotik, bioteknologi, nanti akan berdampak sangat besar terhadap perkembangan AI di kesehatan, yang nanti akan berdampak sangat besar terhadap layanan kesehatan di Indonesia,” jelas Budi.

    Acara kumparan AI for Indonesia 2025 menghadirkan berbagai diskusi panel lintas sektor yang membahas kolaborasi industri, etika penggunaan AI, hingga implementasinya dalam layanan publik dan ekonomi digital. Dari sektor pemerintahan hadir Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) Otoritas Jasa Keuangan. Dari sektor swasta hadir Founder & Group CEO VIDA Niki Luhur, CTO GDP Venture & CEO GDP Labs On Lee, Chief Data & AI Officer Indosat Ooredoo Hutchison Chirag Sukhadia, VP Technology Strategy and Consumer Product Development Telkomsel Ronald Limoa, VP IT Automation & Security NeutraDC MD Septianto (Adhie), Data Science Assistant Vice President Blibli Welly Dwi Putra, Deputy EGM Digital Product Telkom Indonesia Fauzan Feisal, Group Head Enterprise Data Management & Analytics BRI Ajutorius Pinem, dan Wakil Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Mitra Netra Budi Darmulyana.

  • Kejagung Periksa Lagi Pihak Google Indonesia pada Kasus Pengadaan Laptop Chromebook

    Kejagung Periksa Lagi Pihak Google Indonesia pada Kasus Pengadaan Laptop Chromebook

    Bisnis com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memeriksa satu saksi dari Google Indonesia dalam kasus dugaan korupsi terkait pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek 2019-2022.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung RI, Anang Supriatna mengatakan saksi yang diperiksa itu berinisial OB selaku pihak Google For Education PT Google Indonesia.

    “Saksi yang diperiksa berinisial OB selaku pihak Google For Education PT Google Indonesia,” ujar Anang dalam keterangan tertulis, Jumat (14/10/2025).

    Hanya saja, Anang tidak menjelaskan materi pemeriksaan terhadap pihak Google itu secara detail. Dia hanya mengatakan bahwa OB diperiksa untuk melengkapi berkas perkara Chromebook.

    “Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud,” pungkasnya.

    Dalam catatan Bisnis, OB bukan satu-satunya pihak Google Indonesia yang pernah diperiksa dalam perkara ini. Sebab, pihak Google lainnya yakni PRA selaku Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan PT Google Indonesia juga sempat menjalani pemeriksaan di Kejagung pada Senin (6/10/2025).

    Sekadar informasi, Kejagung telah menetapkan lima tersangka dalam kasus dugaan korupsi pada Kemendikbudristek dalam program digitalisasi pendidikan periode tahun 2019–2022.

    Perinciannya, eks Mendikbudristek, Nadiem Makarim; Stafsus Mendikbudristek Nadiem, Jurist Tan selaku; dan mantan konsultan teknologi di Kemendikbudristek Ibrahim Arief (IBAM).

    Kemudian, Sri Wahyuningsih (SW) selaku eks Direktur SD di Kemendikbudristek dan Mulyatsyah selaku eks Direktur Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kemendikbudristek turut ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini.

    Adapun, Sri dan Mulyatsyah merupakan KPA dalam proyek pengadaan pendidikan ini. Di samping itu, Kejagung juga telah menaksir kerugian negara dalam perkara ini mencapai Rp1,9 triliun.

  • 3 Cara Efektif Menghapus File Gmail, Jangan Semuanya Dibuang

    3 Cara Efektif Menghapus File Gmail, Jangan Semuanya Dibuang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapasitas penyimpanan Gmail yang terbatas sering kali membuat pengguna tidak bisa menerima email baru. Padahal, ruang penyimpanan Gmail dibagi dengan Google Drive dan Google Photos, sehingga cepat penuh jika digunakan untuk mencadangkan file atau foto berukuran besar.

    Berikut beberapa langkah efektif untuk mengosongkan ruang dan membuat Gmail kembali berfungsi normal, dikutip dari laman Notion, Jumat (24/10/2025).

    1. Hapus Email Lama atau Berukuran Besar

    Email dengan lampiran besar menjadi salah satu penyebab utama cepat penuhnya ruang penyimpanan. Untungnya, Gmail memiliki fitur pencarian lanjutan yang memudahkan pengguna menemukan dan menghapus email yang memakan banyak ruang.

    Untuk mencari email dengan lampiran besar, ketik perintah berikut di kolom pencarian Gmail:

    has:attachment larger:15MB

    Setelah hasil muncul, pilih email yang ingin dihapus (atau klik kotak centang di bagian atas untuk memilih semua email di halaman tersebut), lalu klik ikon tong sampah di atas daftar email.

    Untuk mencari email lama, gunakan perintah waktu berikut:

        •    before: diikuti tanggal tertentu, misalnya before:2023/01/01.

        •    older_than: untuk menemukan email yang lebih lama dari jangka waktu tertentu, misalnya older_than:1y untuk email berusia lebih dari satu tahun.

    Setelah menghapus email, jangan lupa mengosongkan folder Trash, karena email yang berada di sana tetap memakan ruang penyimpanan.

    Caranya:

        •    Klik More di menu kiri bawah.

        •    Buka Trash.

        •    Klik Empty Trash now (Kosongkan Sampah Sekarang).

    2. Bersihkan File di Google Drive

    Banyak pengguna tidak menyadari bahwa sebagian besar ruang penyimpanan Gmail justru digunakan oleh file di Google Drive. Menghapus file besar yang sudah tidak dibutuhkan bisa menjadi solusi paling cepat untuk mengosongkan ruang.

    Langkah-langkahnya sebagai berikut:

        1.    Masuk ke Google Drive.

        2.    Klik Storage di menu sebelah kiri.

        3.    File akan otomatis diurutkan dari yang terbesar ke terkecil.

        4.    Klik kanan file besar yang tidak diperlukan, lalu pilih Move to Trash (Pindahkan ke Sampah).

    Untuk benar-benar menghapus file dan mengosongkan ruang:

        •    Buka folder Trash.

        •    Klik ikon tiga titik di kanan atas, lalu pilih Delete forever (Hapus Selamanya).

        •    Atau klik Empty Trash (Kosongkan Sampah) untuk menghapus semua file sekaligus.

    Dengan cara ini, kapasitas penyimpanan Drive dapat berkurang signifikan, dan Gmail biasanya kembali dapat menerima email baru.

    3. Hapus Foto di Google Photos

    Jika Anda mengaktifkan pencadangan otomatis di Google Photos, besar kemungkinan ruang penyimpanan Anda banyak tersita di sana. Untuk mengosongkannya:

        1.    Masuk ke Google Photos.

        2.    Pilih foto yang ingin dihapus dengan mencentang kotak di pojok kiri atas.

        3.    Klik ikon tong sampah di kanan atas dan konfirmasi penghapusan.

    Berbeda dengan Google Drive, foto yang sudah dihapus dan masuk ke folder Trash di Google Photos tidak lagi memakan ruang penyimpanan. File di folder tersebut akan terhapus otomatis setelah 60 hari.

    Dengan rutin membersihkan email lama, file di Google Drive, dan foto di Google Photos, ruang penyimpanan Gmail dapat kembali lega. Jika Anda menggunakan layanan Google untuk bekerja, sebaiknya periksa kapasitas penyimpanan secara berkala agar tidak kehabisan ruang di saat penting.

  • YouTuber di RI Makin Susah, Pendapatan Turun Drastis Gara-gara Ini

    YouTuber di RI Makin Susah, Pendapatan Turun Drastis Gara-gara Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menjadi YouTuber di Indonesia kini tak semanis yang dibayangkan. Pendapatan para kreator turun drastis akibat beberapa faktor. Mulai dari perubahan algoritma, pergeseran minat penonton, hingga makin ramainya kompetisi di dalam platform video milik Google itu.

    Meski jumlah kreator di YouTube terus bertambah, para YouTuber saat ini lebih mengandalkan kerja sama dengan brand sebagai sumber penghasilan, alih-alih bergantung pada pendapatan iklan dari platform.

    YouTuber otomotif Fitra Eri mengakui bahwa AdSense di Indonesia tidak bisa diandalkan sebagai sumber utama penghasilan. Menurutnya, nilai iklan di Indonesia jauh lebih kecil dibanding negara lain.

    “AdSense itu untuk Indonesia ukurannya kecil. Di Amerika, untuk view yang sama bisa 10 kali lipatnya Indonesia,” kata Fitra kepada CNBC Indonesia.

    Ia menjelaskan, sebagian besar konten kreator kini menganggap AdSense hanya sebagai bonus. Sedangkan penghasilan yang lebih banyak itu datang dari kerjasama brand.

    “Itu nilainya bisa berkali-kali lipatnya AdSense. Jadi sebenarnya yang dibutuhkan itu bukan nilai AdSense, tapi view. Karena kalau view kita banyak, pasti harga kita untuk ke brand pasti jadi lebih tinggi,” ujar Fitra Eri dalam sambungan telepon dengan CNBC Indonesia, Kamis (23/10/2025).

    [Gambas:Youtube]

    Fitra menambahkan, bahkan jika AdSense dihapus, para kreator tetap bisa hidup dari kerja sama brand, seperti yang terjadi di Instagram atau TikTok yang tidak memiliki sistem bagi hasil langsung.

    “Kalau konten kreator itu view-nya banyak, entah di Instagram atau di TikTok yang tidak ada AdSense, mereka dapat penghasilannya itu dari kerjasama brand. Jadi menurut saya AdSense itu bukan sesuatu yang krusial buat konten kreator,” jelasnya.

    Masa Keemasan YouTube untuk Kreator

    Menurut Fitra, masa keemasan pendapatan dari YouTube terjadi saat pandemi Covid-19. Saat itu, hampir semua orang menghabiskan waktu di rumah dan lebih sering menonton video daring.

    “Itu adalah puncaknya, lebih 2020-2021 itu puncak-puncaknya gitu. Nah setelah itu masih orang berkegiatan lagi di luar, pasti makin sedikit yang nonton,” ujarnya.

    Meski begitu, ia menilai tantangan tiap bidang berbeda. “Kalau di otomotif, mobil selalu ada yang baru, jadi bahan konten selalu segar. Tapi kalau komedi atau hiburan, kreator harus terus berpikir supaya nggak monoton,” tambah Fitra.

    Pandangan serupa datang dari Romi, Co-founder DroidLime, salah satu kanal teknologi di YouTube, sudah berkecimpung di dunia ini sejak 2014. Ia menyebut masa-masa awal YouTube masih “murni”, di mana para kreator muncul dengan ide orisinal tanpa nama besar di belakangnya.

    “Kalau dulu mulai di 2014 akhir, 2015 awal, itu benar-benar masih pure content creator, masih banyak content creator, orang-orang yang tidak tahu, bukan basic artis, atau orang-orang yang memang sudah terkenal, itu mereka bikin konten di YouTube secara original,” ujar Romi.

    [Gambas:Youtube]

    YouTube Diserbu Artis

    Namun, lima tahun terakhir peta berubah. Banyak artis dan figur publik yang sebelumnya bermain di televisi kini ikut terjun ke YouTube. Hal itu, menurut Romi, mengubah “DNA” platform yang dulunya edukatif dan informatif menjadi lebih mengarah ke entertainment.

    “Sekarang orang lebih banyak cari hiburan, jalan-jalan, grebek rumah, hal-hal yang mirip TV. Akibatnya, konten kreator yang dulu kuat di review dan tutorial mulai turun karena karakter industrinya sudah beda,” jelasnya.

    Dampak pergeseran ini turut dirasakan dari sisi AdSense, salah satu sumber pendapatan kreator YouTube. Romi menuturkan, tingkat klik iklan di Indonesia termasuk paling rendah di Asia Tenggara.

    “Untuk AdSense sendiri, untuk pendapatan sebenarnya masih sama kayak dulu di Indonesia, itu kan rate untuk iklannya, per kliknya itu kan paling rendah untuk di Asia Tenggara, sangat jauh dibanding dengan Singapura, kalau untuk pendapatan,” kata Romi.

    Meski begitu, dari sisi brand deal atau kerja sama dengan perusahaan, Romi menilai masih stabil. “Brand masih banyak alokasi di digital karena TV makin turun. Jadi masih aman, tapi views rata-rata memang turun hampir di semua channel,” katanya.

    Pendapatan AdSense Turun 6 Kali Lipat

    Senada dengan Romi, Mikhail, kreator konten teknologi di kanal GadgetApa, juga mengaku kondisi YouTube sekarang jauh berbeda dibanding masa kejayaannya pada 2016-2018.

    “Kalau dibanding tahun 2018, pendapatan dari AdSense bisa turun sampai enam kali lipat,” ungkap Mikhail.

    Menurutnya, penurunan itu bukan semata karena algoritma yang acak, tapi juga karena jumlah konten kreator yang melonjak, terutama sejak era pandemi Covid-19.

    “Tapi ini dalam artian nggak cuman hanya algoritma doang, tapi karena banyak banget konten kreator yang baru muncul. Nggak hanya satu doang, efeknya domino banget, nggak cuman karena itu aja,” terangnya.

    [Gambas:Youtube]

    Ia juga menyoroti algoritma YouTube baik di Shorts maupun untuk konten panjang, yang dinilai tidak konsisten.

    “Itu algoritma Shorts di YouTube sangat ngawur, enggak tahu kenapa dia ngasih video-video tidak relevan itu banyak banget. Pun begitu long form-nya juga entah kenapa dia banyak sekali menyajikan video-video yang sudah lama,” ungkap Mikhail

    “Karena kami kan di bidang teknologi ya, teknologi itu kan kalau misalnya HP, kan biasanya review HP-HP baru kan. Ini kadang-kadang dia ngasih referensi, HP HP lama gitu,” imbuhnya.

    Sementara itu, mengutip blog Google, untuk mulai menerima pembayaran AdSense melalui YouTube, seorang kreator harus terlebih dahulu tergabung dalam YouTube Partner Program.

    Dalam blog tersebut, penghasilan kreator konten diukur melalui Revenue per Mille (RPM) atau pendapatan per 1.000 tayangan iklan. Rumusnya:

    RPM = (Estimasi penghasilan / Jumlah tayangan) x 1.000.

    Sebagai contoh, jika estimasi penghasilan Rp1.500 dari 25 tayangan, maka RPM-nya Rp60.000.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Google Setor Rp 365 Miliar Buat Ruang Dansa Trump

    Google Setor Rp 365 Miliar Buat Ruang Dansa Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Induk perusahaan Google, Alphabet ikut menyumbang proyek pembuatan ruang dansa di sayap timur Gedung Putih. Kabarnya uang itu berjumlah US$22 juta atau Rp 365 miliar dan mewakili hampir 10% total pembangunan.

    Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dana pembangunan ruangan itu akan berasal dari dirinya dan para donatur swasta. Tak ada keterangan lebih lanjut siapa saja para donatur dan jumlahnya.

    Dalam laporan CNBC Internasional, nama Alphabet disebut jadi salah satu yang ikut menyumbang berdasarkan penyelesaian hukum dengan Trump bulan lalu. Kasus itu terkait larangan penggunaan YouTube setelah kerusuhan Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 oleh pendukung Trump.

    CNBC Internasional mencatat kontribusi perusahaan mencapai hampir 10% dari perkiraan biaya konstruksi. Uang penyelesaian akan disumbangkan atas nama Trump pada badan bebas pajak Trust for the National Mall untuk memulihkan, melestarikan, dan mengangkat National Mall, serta membantu pembangunan White House State Ballroom.

    Selain itu, Lockheed Martin mengonfirmasi ikut memberikan uangnya. Namun menolak mengungkapkan besaran sumbangan.

    Nama lain yang ikut menyumbang adalah RJ Reynolds, Booz Allen Hamilton Palanir dan NextEra Energy. Sementara perusahaan induk CNBC Internasional, Comcast juga masuk dalam daftar donatur utama, tidak disebutkan berapa jumlah uang yang disumbangkan.

    Saat ini, proses pembongkaran tengah berlangsung dan harus diselesaikan dalam minggu ini.

    Rencananya ruang dansa itu akan dibangun di kawasan seluas 90 ribu kaki persegi dengan nilai US$250 juta (Rp 4,1 triliun). Trump sebenarnya sempat berjanji tak akan melakukannya.

    Bulan Juli lalu, dia mengatakan ruang dansa akan dibangun di sebelah East Wings. Menurutnya hal ini jadi penghormatan pada bangunan yang sudah ada.

    Namun ternyata rencana itu berubah. Gambar pembongkaran itu tersebar dan memicu kemarahan publik.

    Seorang pejabat Gedung Putih kepada CNBC Internasional menyatakan rencana berubah. Dia mengatakan sayap timur akan dibuat lebih modern dan akan dinimati presiden dan ibu negara di masa depan.

    “Ini mencakup sebuah ruang dansa yang besar dan indah,” kata pejabat itu.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • QUADRA Gallery Signature Resmi Dibuka di Bali, Hadirkan Pengalaman Sintered Stone Memukau

    QUADRA Gallery Signature Resmi Dibuka di Bali, Hadirkan Pengalaman Sintered Stone Memukau

    Jakarta: QUADRA, pelopor sintered stone di Indonesia baru saja meresmikan QUADRA Gallery Signature di Kuta, Bali. Galeri yang memiliki luas 1.500 m2 ini menjadi galeri terbaru, terbesar, dan terlengkap.

    Flagship showroom ini dirancang untuk menjadi pusat pengalaman premium untuk menjadi pusat pengalaman premium bagi arsitek, desainer, dan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan material berkualitas tinggi dari QUADRA.

    “Peresmian QUADRA Gallery Signature di Bali adalah tonggak penting yang menandai sewindu perjalanan kami sebagai pelopor sintered stone di Indonesia,” ujar Chief Operating Officer QUADRA, Willie Low.

    “Dengan teknologi eksklusif dari Italia, kami telah mengubah lanskap industri material bangunan melalui inovasi dan solusi berkelanjutan, tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga melalui ekspor ke beberapa negara. Sebagai wujud komitmen untuk terus memperkuat posisi terdepan, flagship showroom seluas 1.500 m2 ini kami hadirkan dengan konsep yang secara indah menggabungkan nilai estetika, kekayaan alam, dan interaksi manusia.”

    Galeri ini merupakan hasil kolaborasi dengan 2M Design Lab, sebuah studio arsitek lokal asal Bali yang telah meraih berbagai penghargaan baik Nasional maupun Internasional. Menggabungkan arsitektur modern kontemporer dengan sentuhan budaya Bali yang kental, desain galeri ini menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga artistik dan inspiratif.
    Pengalaman Desain yang menarik dan interaktif

    QUADRA Gallery Signature dirancang untuk memberikan pengalaman holistik, terbagi dalam lima area utama yang menyoroti keindahan dan fleksibilitas material:

    Fasad: Menampilkan permainan cahaya dan bayangan pada permukaan material, menyoroti keindahan dan tekstur unik dari sintered stone.

    Museum: Area ini menampilkan setiap lempengan (slab) material dengan narasi latar belakang, menciptakan pengalaman lebih dari sekadar pameran produk.

    Implementation: Pengunjung dapat melihat aplikasi nyata QUADRA pada ruang-ruang seperti kamar tidur, dapur, dan ruangan lain memberikan inspirasi desain yang konkret.

    Representative of a Villa: Area pengaplikasian Quadra dalam bentuk Villa, membantu pengunjung melihat visualisasi Quadra pada kamar mandi hingga kolam renang.

    Quadra Architect Studio: Ruang kolaboratif ini memfasilitasi diskusi antara desainer, klien, dan tim QUADRA untuk bertukar ide dan membahas detail teknis.

    Untuk melengkapi pengalaman ini, galeri berkolaborasi dengan merek internasional. Area dapur dilengkapi teknologi Invisible Cooker dari Hafele dan pintu geser Estica dengan lapisan QUADRA slab. Sementara area kamar mandi menawarkan pengalaman mewah layaknya hotel bintang enam dengan sanitary ware dari Roca. Selain itu, tersedia Selection Corner dengan lebih dari 200 motif, 7 tampilan desain, 5 ukuran, dan 8 jenis finishing.
    Peluncuran Produk Baru, Inovasi Ketebalan, Finishing Baru
    Bertepatan dengan momentum peresmian galeri, QUADRA tidak hanya menghadirkan showroom baru, tetapi juga meluncurkan serangkaian inovasi produk.

    Inovasi pertama adalah ketebalan baru 6mm. Varian yang lebih ringan dan fleksibel ini melengkapi ketebalan 12 mm dan 9 mm yang sudah tersedia, sehingga memungkinkan aplikasi material yang lebih luas dan beragam—mulai dari meja, lantai, pintu kabinet, hingga pintu tersembunyi (camouflage door).

    Selain itu, QUADRA memperkenalkan finishing terbaru: Grit Matte. Finishing ini memiliki fitur anti-slip superior dengan nilai uji R Rating 12. Uniknya, meskipun memiliki daya cengkeram tinggi (ideal untuk area basah seperti kamar mandi dan dapur), permukaan Grit Matte tetap terasa halus, sehingga tidak mengorbankan estetika desain.

    Melengkapi peluncuran ini, QUADRA juga meluncurkan koleksi terbaru “Dewata 2.0”, sebuah kolaborasi istimewa dengan 2M Design Lab. Koleksi ini secara khusus terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Bali, merefleksikan elemen-elemen ikonik seperti pesisir Amed, motif ukiran Batik Bali, lanskap vulkanik Gunung Batur, sawah terasering Jatiluwih, pasir hitam di Canggu, dan keindahan laut Nusa Lembongan.

    Jakarta: QUADRA, pelopor sintered stone di Indonesia baru saja meresmikan QUADRA Gallery Signature di Kuta, Bali. Galeri yang memiliki luas 1.500 m2 ini menjadi galeri terbaru, terbesar, dan terlengkap.
     
    Flagship showroom ini dirancang untuk menjadi pusat pengalaman premium untuk menjadi pusat pengalaman premium bagi arsitek, desainer, dan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan material berkualitas tinggi dari QUADRA.
     
    “Peresmian QUADRA Gallery Signature di Bali adalah tonggak penting yang menandai sewindu perjalanan kami sebagai pelopor sintered stone di Indonesia,” ujar Chief Operating Officer QUADRA, Willie Low.

    “Dengan teknologi eksklusif dari Italia, kami telah mengubah lanskap industri material bangunan melalui inovasi dan solusi berkelanjutan, tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga melalui ekspor ke beberapa negara. Sebagai wujud komitmen untuk terus memperkuat posisi terdepan, flagship showroom seluas 1.500 m2 ini kami hadirkan dengan konsep yang secara indah menggabungkan nilai estetika, kekayaan alam, dan interaksi manusia.”
     
    Galeri ini merupakan hasil kolaborasi dengan 2M Design Lab, sebuah studio arsitek lokal asal Bali yang telah meraih berbagai penghargaan baik Nasional maupun Internasional. Menggabungkan arsitektur modern kontemporer dengan sentuhan budaya Bali yang kental, desain galeri ini menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga artistik dan inspiratif.

    Pengalaman Desain yang menarik dan interaktif

    QUADRA Gallery Signature dirancang untuk memberikan pengalaman holistik, terbagi dalam lima area utama yang menyoroti keindahan dan fleksibilitas material:
     
    Fasad: Menampilkan permainan cahaya dan bayangan pada permukaan material, menyoroti keindahan dan tekstur unik dari sintered stone.
     
    Museum: Area ini menampilkan setiap lempengan (slab) material dengan narasi latar belakang, menciptakan pengalaman lebih dari sekadar pameran produk.
     
    Implementation: Pengunjung dapat melihat aplikasi nyata QUADRA pada ruang-ruang seperti kamar tidur, dapur, dan ruangan lain memberikan inspirasi desain yang konkret.
     
    Representative of a Villa: Area pengaplikasian Quadra dalam bentuk Villa, membantu pengunjung melihat visualisasi Quadra pada kamar mandi hingga kolam renang.
     
    Quadra Architect Studio: Ruang kolaboratif ini memfasilitasi diskusi antara desainer, klien, dan tim QUADRA untuk bertukar ide dan membahas detail teknis.
     
    Untuk melengkapi pengalaman ini, galeri berkolaborasi dengan merek internasional. Area dapur dilengkapi teknologi Invisible Cooker dari Hafele dan pintu geser Estica dengan lapisan QUADRA slab. Sementara area kamar mandi menawarkan pengalaman mewah layaknya hotel bintang enam dengan sanitary ware dari Roca. Selain itu, tersedia Selection Corner dengan lebih dari 200 motif, 7 tampilan desain, 5 ukuran, dan 8 jenis finishing.
    Peluncuran Produk Baru, Inovasi Ketebalan, Finishing Baru
    Bertepatan dengan momentum peresmian galeri, QUADRA tidak hanya menghadirkan showroom baru, tetapi juga meluncurkan serangkaian inovasi produk.
     
    Inovasi pertama adalah ketebalan baru 6mm. Varian yang lebih ringan dan fleksibel ini melengkapi ketebalan 12 mm dan 9 mm yang sudah tersedia, sehingga memungkinkan aplikasi material yang lebih luas dan beragam—mulai dari meja, lantai, pintu kabinet, hingga pintu tersembunyi (camouflage door).
     
    Selain itu, QUADRA memperkenalkan finishing terbaru: Grit Matte. Finishing ini memiliki fitur anti-slip superior dengan nilai uji R Rating 12. Uniknya, meskipun memiliki daya cengkeram tinggi (ideal untuk area basah seperti kamar mandi dan dapur), permukaan Grit Matte tetap terasa halus, sehingga tidak mengorbankan estetika desain.
     
    Melengkapi peluncuran ini, QUADRA juga meluncurkan koleksi terbaru “Dewata 2.0”, sebuah kolaborasi istimewa dengan 2M Design Lab. Koleksi ini secara khusus terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Bali, merefleksikan elemen-elemen ikonik seperti pesisir Amed, motif ukiran Batik Bali, lanskap vulkanik Gunung Batur, sawah terasering Jatiluwih, pasir hitam di Canggu, dan keindahan laut Nusa Lembongan.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)