Perusahaan: Gojek

  • GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    Jakarta, Beritasatu.com – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membantah berita merger dengan Grab Holdings Ltd (Grab) seperti yang ramai diberitakan. Ditegaskan pihak GoTo, hingga saat ini pihaknya tidak melakukan transaksi merger dengan pihak mana pun, termasuk Grab.

    Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Grab Holdings Ltd sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. 

    Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian. Salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak mana pun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” tulis Corporate Secretary R A Koesoemohadiani GoTo dalam keterangan resmi, Rabu (5/2/2025). 

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang beredar di media massa sejauh ini tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan.

  • Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memberikan reaksi terkait dengan kabar sinergi berupa merger hingga akuisisi dengan Grab Holdings Ltd. yang beredar di publik.

    Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

    Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

    Faktanya, kabar tersebut terhitung sudah tiga kali beredar ke publik tanpa adanya kelanjutan yang jelas.

    Kabar burung penggabungan dua entitas itu pertama kali muncul sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 dan jauh sebelum GOTO melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

    Kala itu, pembahasan merger Grab dan Gojek—sebelum penggabungan dengan Tokopedia—baru pada tahap awal. Menurut sumber Bloomberg, kedua entitas itu bahkan masih jauh dari tahap penilaian bisnis. 

    Kali kedua wacana penggabungan GOTO dan Grab muncul pada tahun lalu atau sebelum perhelatan Pilpres 2024.

    Laporan Bloomberg, Jumat (9/2/2024), menyebutkan bahwa merger GOTO dan Grab juga masih berada dalam tahap diskusi awal. Namun, salah satu opsi potensial yang muncul dalam pembicaraan itu adalah Grab yang berbasis di Singapura, akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. 

    Terbaru, melansir Bloomberg, kedua perusahaan dikabarkan tengah menargetkan untuk menyelesaikan diskusi merger tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menuturkan kesepakatan merger harus terjadi pada 2025 atau tidak sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” tulis Bloomberg, Selasa (4/2/2025).

    Kabar tersebut bahkan berkembang menjadi opsi akuisisi yang sedang dipertimbangkan Grab terhadap GOTO dengan valuasi lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp115,8 triliun (kurs Jisdor BI 3 Februari 2025 Rp16.543 per dolar AS).

    Melansir Bloomberg, Grab tengah mempertimbangkan akuisisi terhadap rivalnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$7 miliar. Narasumber Bloomberg menyebut salah satu skenario yang tengah dibahas adalah pembelian seluruh saham GOTO senilai Rp100 per saham.

    Nilai tersebut mencerminkan harga yang premium atau lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini pada level Rp88 per saham.

  • Beredar Kabar Merger dengan Grab, GOTO Buka Suara

    Beredar Kabar Merger dengan Grab, GOTO Buka Suara

    Jakarta

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menanggapi kabar soal merger dengan Grab. Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani membantah kabar aksi korporasi tersebut.

    Koesoemohadiani mengatakan tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger seperti kabar yang beredar. Kabar tersebut merupakan kabar yang berembus dalam beberapa tahun terakhir dan hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa. Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita- berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tulis Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2/2025).

    Koesoemohadiani menegaskan berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan perseroan. “Berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha Perseroan,” terang dia.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan perusahaan transportasi dan pengiriman makanan daring Asia Tenggara, Grab dikabarkan tengah membahas lanjutan terkait rencana merger dengan kompetitornya asal Indonesia, GoTo. Disebutkan aksi korporasi tersebut sebagai langkah untuk mengatasi kerugian perusahaan yang terjadi selama bertahun-tahun.

    Pembahasan terkait merger kedua perusahaan tersebut terakhir kali diadakan pada 2024, dilanjutkan pada Desember. Para investor berharap adanya kesepakatan pada 2025. Sumber Reuters menyebut kesepakatan mungkin tidak akan terjadi dengan negosiasi yang serupa seperti tahun-tahun sebelumnya yang berujung gagal. Identitas sumber disembunyikan karena pembicaraan tersebut bersifat tertutup.

    (hns/hns)

  • Elon Musk Bilang Tak Punya Uang, Investor Grab-GoTo Buka Suara

    Elon Musk Bilang Tak Punya Uang, Investor Grab-GoTo Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di pengujung Januari 2025, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan program investasi sebesari US$500 miliar atau sekitar Rp8.100 triliun untuk membangun infrastruktur kecerdasan buatan (AI) sebagai upaya melawan China.

    Program investasi yang dinamai ‘Stargate’ tersebut didukung oleh perusahaan kawakan seperti OpenAI, SoftBank, dan Oracle. Mereka berambisi membangun komplek data center dan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.

    Namun, orang terkaya dunia Elon Musk menanggapi program tersebut dengan sinisme. Ia mengatakan Trump tertipu janji para raksasa teknologi untuk berinvestasi AI.

    Pasalnya, Musk mengklaim perusahaan-perusahaan yang mendukung Stargate sejatinya tak punya uang. Secara spesifik, Musk mengatakan SoftBank hanya punya uang kurang dari US$10 miliar atau sekitar Rp160 triliun.

    “Mereka tidak punya uang,” kata Musk menanggapi soal Stargate.

    Menanggapi hal ini, pendiri SoftBank Masayoshi Son mengatakan perusahaannya berkomitmen untuk mewujudkan Stargate. SoftBank diketahui sebagai salah satu perusahaan modal ventura kawakan yang banyak mendanai startup-startup kawakan, termasuk GoJek dan Grab yang populer di Indonesia.

    “Kami bukan bank, kami SoftBank. Saya tak ada keraguan akan mewujudkannya [Stargate],” kata dia.

    Selain itu, Son membahas potensi penciptaan nilai AI yang eksponensial.

    “Hasil dari peningkatan intelijen secara linear bersifat eksponensial dalam hal nilai/ Pendapatannya mengikuti tren yang sama,” ia menuturkan, dikutip dari AnalyticsIndiaMag, Selasa (4/2/2025).

    CEO OpenAI, Sam Altman juga ikut berkomentar soal klaim Musk. Dia membalas langsung unggahan Musk dan mengatakan pernyataan orang terkaya dunia tersebut terkait Softbank salah.

    “Saya menyadari yang baik bagi negara tidak selalu optimal untuk perusahaan Anda, namun untuk peran baru Anda, saya harapkan lebih mengutamakan (emoji bendera Amerika),” tulisnya.

    (fab/fab)

  • Driver Ojol-Taksol Mau Demo Tuntut THR, Kemnaker Minta Aplikator Dengarkan

    Driver Ojol-Taksol Mau Demo Tuntut THR, Kemnaker Minta Aplikator Dengarkan

    Jakarta

    Beredar kabar driver ojek online (ojol) hingga taksi online (taksol) bakal demonstrasi pada 17 Februari menuntut Tunjangan Hari Raya (THR). Tuntutan mereka meminta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mewajibkan THR buat driver ojol, taksol, hingga kurir paket.

    Merespons hal itu Kemnaker pun buka suara. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI JSK) Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengatakan pihaknya sudah mengetahui rencana aksi tersebut.

    Kemnaker juga tidak mempermasalahkan karena aksi itu bagian dari kebebasan dalam berpendapat.

    “Ya nggak apa-apa, aksi kan bagian dari kebebasan mengemukakan pendapat. Nggak apa-apa. Mereka sudah informasi,” kata Indah saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).

    Indah menerangkan Kemnaker akan mendengarkan aspirasi yang menjadi tuntutan driver ojol. Dia juga berharap dalam persoalan tersebut bukan hanya pemerintah saja yang mendengarkan. Namun, juga api juga aplikator ojol.

    “Kita dengarkan dan juga harapan kami tentunya bukan cuma pemerintah mendengarkan, perusahaan, aplikatornya juga mendengarkan apa aspirasi mereka,” terang Indah.

    Sebelumnya, Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) akan melakukan aksi pada 17 Februari 2025 dengan tuntutan pemberian THR untuk ojol dan juga pekerja platform lainnya seperti taksol dan kurir.

    Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati mengatakan pihaknya menuntut meminta kepada Kementrian Ketenagakerjaan untuk tidak lagi berpihak kepada platform dan jangan lagi memberikan imbauan kepada platform dan bukan lagi berupa insentif.

    “Kami menuntut kepada Kementerian Ketenagakerjaan untuk mewajibkan THR ojol kepada platform seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Lalamove, Maxim, InDrive, Borzo dan lainnya. Pemberian THR ini harus mengikuti aturan THR yang berlaku sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003,” kata Lily dalam keterangannya.

    Dia juga menagih janji Kemnaker memberikan perlindungan kepada pekerja platform, seperti ojol, taksol dan kurir untuk segera mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan.

    “Selain itu untuk janji Kemnaker memberikan perlindungan kepada pekerja platform seperti ojol, taksol dan kurir untuk segera mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan yang menetapkan kami sebagai pekerja tetap dalam hubungan kerja, bukan lagi hubungan kemitraan,” imbuh Lily.

    (hns/hns)

  • Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) buka suara usai diberitakan akan melakukan merger dengan Grab Holdings Ltd pada tahun ini. Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani membantah kabar transaksi merger tersebut melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2).

    Ia menjelaskan, perseroan mengetahui adanya spekulasi di media dan rumor mengenai adanya rencana transaksi merger antara GOTO dengan Grab di beberapa media. Dengan pemberitaan ini, GOTO memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun.

    “Tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” ujar Koesoemohadiani.

    GOTO juga kabar merger yang santer terdengar dari beberapa tahun terakhir  hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tegasnya.

    Saham GOTO cetak rekor

    Saham GOTO mengalami lonjakan 7,41% menjadi Rp87 pada Selasa pukul 16.43 WIB. Transaksi saham GOTO tercatat sebanyak 11,6 miliar lembar dengan total nilai transaksi mencapai Rp997 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 36.200 kali.

    Sementara itu, saham GRAB yang terdaftar di Nasdaq juga tercatat menguat sebesar 6,83% menjadi 4,85 dolar AS pada sesi pre-market pada 4 Februari pukul 04.51 GMT+5, setelah mengalami penurunan 0,87% pada penutupan perdagangan sebelumnya.

    Catatan harga saham GOTO hari ini mencatatkan level tertinggi dan memecahkan rekor dalam setahun terakhir, sejak Februari 2024.

    Adapun sentimen penguatan karena adanya pemberitaan soal transaksi merger. Mengacu pada pembicaraan mengenai merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd terdengar kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada tahun ini.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha untuk menyelesaikan diskusi merger tersebut tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai pada 2025, atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    Laporan Bloomberg menyatakan, Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Grab Indonesia pun buka suara mengenai kabar merger Grab-GOTO yang disebut semakin intens.

    “Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,” kata Narasumber Grab kepada Fortune Indonesia, Selasa (4/2).

  • Akhiri Persaingan, Grab Dikabarkan Pertimbangkan Akuisisi GoTo

    Akhiri Persaingan, Grab Dikabarkan Pertimbangkan Akuisisi GoTo

    Jakarta, Beritasatu.com – Grab Holdings Ltd dilaporkan sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian.

    Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025), salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Dalam skema ini, saham GoTo akan dihargai lebih dari Rp 100 per lembar, lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini di level Rp 88/saham.

    Dari ulasan Stockbit Sekuritas, pemberitaan Bloomberg tersebut muncul setelah DealStreetAsia melaporkan bahwa GoTo Gojek Tokopedia dan Grab Holdings tengah mempercepat pembicaraan merger dan menargetkan kesepakatan dapat tercapai pada 2025.

    Stockbit Sekuritas menyampaikan, kedua perusahaan ride hailing tersebut telah mengadakan pembicaraan merger sejak beberapa tahun lalu, yang ditujukan untuk mengurangi biaya dan tekanan persaingan. Namun, rencana merger tersebut menghadapi sejumlah tantangan, antara lain ketidaksepakatan antara para pihak dan potensi hambatan dari regulasi antimonopoli.

    “Narasumber Bloomberg pun mengatakan pembicaraan merger saat ini mungkin tidak akan menghasilkan transaksi apa pun,” tulis ulasan Stockbit.

  • GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif

    GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif

    Pembicaraan tentang Merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada 2025.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha menyelesaikan diskusi merger tersebut pada 2025. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai tahun ini atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Hal ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    GOTO dan Grab masih berdiskusi

    Laporan Bloomberg menyatakan Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Selain itu, di bawah manajemen Patrick Walujo, Grup GOTO disebut kian terbuka akan pilihan ‘kawin’ dengan Grab. Lebih lanjut, laporan yang sama juga menyebut investor kedua perusahaan teknologi itu menyokong rencana itu serta mendorong adanya diskusi lanjutan.

    Menanggapi kabar ini, baik perwakilan GOTO maupun Grab Holdings belum bisa memberikan informasi mendetail.

    Head of Corporate Communications GOTO, Sinta Setyaningsih pada tahun lalu menyangkal diskusi merger. Sejauh yang ia tahu, kabar itu tak benar.

    Ia juga mengatatakan, “Kami tak dapat menanggapi rumor di pasar.” Pun begitu dengan Chief Communications Officer Grab Indonesia, Mayang Schreiber yang enggan mengomentari kabar tersebut.

  • Driver Gojek Cs Geruduk Kantor Kemenaker 17 Februari, Tuntut THR Ojol

    Driver Gojek Cs Geruduk Kantor Kemenaker 17 Februari, Tuntut THR Ojol

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengemudi transportasi online yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (Spai) akan menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) pada Senin (17/2/2025). Aksi kali ini menuntut hak tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (ojol), taksi online, dan kurir.

    Ketua Spai Lily Pujiati menyampaikan, aksi tersebut akan melibatkan sekitar 1.000 pengemudi transportasi online dan komunitas ojol. Diantaranya, Serikat Demokrasi Pengemudi Indonesia (Sdpi) Sukabumi, Serikat Pengemudi Roda Dua (Serdadu) Serang, Serikat Pengemudi Online Indonesia (SePOI), hingga Maxim Jalur DKI.

    “Kami menuntut kepada Kementerian Ketenagakerjaan untuk mewajibkan THR ojol kepada platform seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Lalamove, Maxim, InDrive, Borzo dan lainnya,” kata Lily dalam keterangannya, Selasa (4/2/2025).

    Menurutnya, pemberian THR kepada pengemudi transportasi online harus mengikuti ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

    Pihaknya juga menuntut agar THR diberikan paling lambat 30 hari sebelum hari raya Idulfitri, dengan besaran THR satu kali upah minimum provinsi (UMP) di masing-masing daerah.

    “Kami meminta kepada Kementerian Ketenagakerjaan untuk tidak lagi berpihak kepada platform dan jangan lagi memberikan imbauan kepada platform dan bukan lagi berupa insentif,” ujarnya.

    Selain itu, Lily menagih janji Kemenaker memberikan perlindungan kepada para pekerja transportasi online untuk segera menerbitkan regulasi yang menetapkan para pekerja ini sebagai pekerja tetap dalam hubungan kerja.

    “…untuk segera mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan yang menetapkan kami sebagai pekerja tetap dalam hubungan kerja, bukan lagi hubungan kemitraan,” tegasnya.

    Sebelumnya, SPAI telah mendesak Kemnaker untuk segera menyusun regulasi pemberian THR bagi pekerja platform online. Menurut Lily, THR merupakan hak bagi setiap pengemudi ojol, taksi online, dan kurir lantaran termasuk di dalam hubungan kerja antara pengusaha/platform dan pekerja/pengemudi ojol yang meliputi unsur pekerjaan, upah dan perintah sebagaimana diatur dalam UU No.13/2003.

    Dia mengatakan, THR bagi para pekerja juga menjadi tambahan pendapatan di saat pendapatan yang kecil karena upah (tarif) murah yang diterapkan oleh perusahaan platform. Belum lagi potongan platform yang melanggar ketentuan 20% yang kian membebani para pengemudi ojol dan taksi online. 

    Menurutnya, Kemenaker harus tegas mewajibkan platform transportasi online untuk memberikan THR bagi para pengemudinya, jika memang ingin memberikan perlindungan bagi para pekerja ini.  

    “Kemenaker harus secara tegas mewajibkan platform seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, InDrive, Lalamove, Borzo untuk memberikan THR ojol,” ujarnya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan menyebut bahwa Kemnaker tengah mengkaji aturan bagi tenaga kerja luar hubungan kerja layanan angkutan berbasis aplikasi (LHKLABA), termasuk ojol.

    “Itu sedang kita kaji, kita akan melakukan kajian-kajian karena itu menjadi PR [pekerjaan rumah] kita di Kemnaker,” kata Noel saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta, Jumat (31/1/2025).

  • Transaksi TikTok di RI Capai Rp100 Triliun, Investasi Jumbo di Malaysia

    Transaksi TikTok di RI Capai Rp100 Triliun, Investasi Jumbo di Malaysia

    Bisnis.com, JAKARTA — TikTok Shop Indonesia mencatatkan total Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$6,198 miliar atau Rp101,8 triliun (kurs Rp16.435). Adapun angka ini tumbuh 39% (YoY) dan menjadikan GMV TikTok Shop Indonesia menjadi nomor dua teratas di dunia. 

    Melansir dari Momentum Works, Senin (3/2/2025) berdasarkan data perdagangan video Tabcut.com GMV TikTok Shop global mencapai sekitar US$32,6 miliar dan Amerika Serikat (AS) menempati posisi teratas dengan GMV sekitar US$9 miliar.

    Indonesia kini tercatat sebagai pasar terbesar kedua untuk TikTok Shop, diikuti oleh Thailand yang juga menunjukkan angka yang signifikan. 

    Namun, perlu dicatat bahwa angka GMV untuk kawasan Asia Tenggara mungkin akan berbeda dengan laporan yang akan dirilis oleh Momentum Works dalam laporan Ecommerce di Asia Tenggara 2025, yang akan mencakup definisi dan cakupan statistik yang berbeda.

    Produk kecantikan dan perawatan pribadi tetap menjadi kategori dominan di seluruh pasar TikTok Shop. 

    Di Indonesia, sembilan dari sepuluh toko teratas dan delapan dari sepuluh produk terlaris berasal dari kategori ini. 

    Di AS, Key Opinion Leaders (KOL) kecantikan berperan besar, menghasilkan 14 dari 20 sesi langsung terlaris.

    Meskipun harga transaksi barang rata-rata di AS mencapai US$19,64, harga tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Singapura yang tercatat US$19,77.

    Logo TikTokPerbesar

    Untuk harga transaksi barang rata-rata di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$4,98 dan Malaysia berada di angka US$4,64.

    Adapun, pendapatan yang didapatkan TikTok Shop ini berbanding terbalik dengan komitmen investasi TikTok di Indonesia.

    Tercatat, kerja sama antara pemilik TikTok yaitu ByteDance Ltd dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hanya menggelontorkan dana sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp23 triliun untuk membeli 75,01% saham Tokopedia.

    Sementara di pasar Thailand, yang memiliki GMV Rp8 triliun lebih rendah dari Indonesia, bakalan diguyur investasi sebesar Rp61,1 triliun. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari investasi ditaruh TIkTok di Indonesia. 

    Sementara itu pada Juni 2024, Induk TikTok, ByteDance, menggelontorkan Rp34 triliun untuk membangun data center AI di Malaysia.