Perusahaan: Gojek

  • Investor Grab-GoTo Ketahuan Pinjam Uang Rp 263 Triliun Buat Ini

    Investor Grab-GoTo Ketahuan Pinjam Uang Rp 263 Triliun Buat Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO SoftBank Group Masayoshi Son berencana meminjam uang senilai US$16 miliar (Rp263 triliun) untuk berinvestasi di sektor kecerdasan buatan (AI). Hal tersebut diungkap eksekutif perusahaan ke pihak bank pada pekan lalu, menurut laporan The Information, berdasarkan beberapa sumber dalam.

    Investor teknologi asal Jepang tersebut juga akan meminjam dana tambahan sebesar US$8 miliar (Rp131 triliun) pada awal 2026 mendatang, menurut laporan The Information, dikutip dari Reuters, Senin (3/3/2025).

    Pada Januari lalu, Reuters melaporkan SoftBank sedang dalam diskusi untuk menambah investasi senilai US$25 miliar ke OpenAI, perusahaan di balik layanan populer ChatGPT. Investasi itu di luar komitmen SoftBank senilai US$15 miliar untuk Stargate.

    Laporan The Information sebelumnya menyebut SoftBank berencana menginvestasikan total US$40 miliar ke Stargate dan OpenAI. Untuk itu, SoftBank sudah mulai berdiskusi untuk meminjam dana senilai US$18,5 miliar, dibekingi aset publik perusahaan.

    Stargate merupakan joint venture yang dibentuk Oracle, OpenAI dan SoftBank. Lembaga itu berencana mengumpulkan US$500 miliar (Rp8.240 triliun) untuk membantu AS mengalahkan China dalam dominasi AI.

    Presiden Donald Trump secara langsung mengumumkan pembentukan Stargate di Gedung Putih pada Januari lalu. Namun, Elon Musk sempat sesumbar bahwa Trump telah tertipu. Pasalnya, Son dkk tak memiliki uang untuk Stargate.

    Sejak awal booming teknologi AI, Son menjadi salah satu figur publik yang blak-blakan mendukung adopsi teknologi canggih tersebut. Ia juga menilai AI akan lebih banyak membawa manfaat ketimbang risiko, seperti yang dikhawatirkan banyak pihak.

    SoftBank sendiri diketahui sebagai salah satu perusahaan modal ventura kawakan yang banyak mendanai startup-startup kawakan, termasuk GoJek dan Grab yang populer di Indonesia.

    (fab/fab)

  • Dorong Kreativitas Anak Muda, Gojek Resmi Luncurkan Program Ambassador Alumni 2025

    Dorong Kreativitas Anak Muda, Gojek Resmi Luncurkan Program Ambassador Alumni 2025

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Gojek kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung kreativitas dan inovasi anak muda melalui program Gojek Ambassador Alumni 2025.

    Inisiatif yang melibatkan alumni dari angkatan 2023 dan 2024 ini bertujuan untuk memberdayakan para alumni program Gojek Ambassador agar terus berinovasi dan berkontribusi dalam menciptakan dampak positif bagi komunitas. 

    Tahun ini, para alumni akan berpartisipasi dalam Content Competition dan Go Create.

    Content Competition dalam program Gojek Ambassador Alumni 2025 tidak hanya berfokus pada kuantitas konten yang dihasilkan, tetapi menekankan kualitas sebagai aspek utama. 

    Setiap konten yang dibuat oleh para alumni harus memiliki daya tarik visual yang kuat, storytelling yang autentik, serta relevansi yang tinggi dengan target audiens.

    Selain itu, konten harus mengandung pesan yang selaras dengan nilai-nilai Gojek seperti inovasi, keberlanjutan, dan dampak sosial positif.

    Dengan pendekatan ini, diharapkan kampanye seperti COBAINGOJEK dan Ramadan Campaign dapat lebih efektif menjangkau dan menginspirasi masyarakat, bukan hanya sebagai materi promosi, tetapi juga menjadi ajakan yang positif bagi masyarakat dalam mendukung gaya hidup yang lebih mudah, hemat, dan berkelanjutan. 

    Sedangkan GoCreate adalah program kompetisi ide yang mengambil tema terkait kampanye Ramadan.

    Setelah melalui proses seleksi oleh tim Gojek, satu ide terbaik di setiap kota akan dipilih untuk dikembangkan.

    Ide yang terpilih harus mampu menunjukkan manfaat beragam layanan Gojek selama bulan Ramadan.

    Gojek akan memberikan dukungan dana penuh untuk implementasi kampanye tersebut, dimana pemilik ide akan bertindak sebagai project leader.

    Hal ini sengaja dilakukan agar anak muda dapat mewujudkan dan mengelola kreativitas mereka menjadi hal yang nyata.

    Harris S Riparev, Head of User Growth Gojek Regional Central & West Java menyampaikan, Gojek terus berkomitmen mendukung kreativitas anak muda, terutama mahasiswa, dalam mengeksplorasi potensi mereka melalui program Gojek Ambassador. 

    “Dengan melibatkan kembali para alumni, kami berharap mereka dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya dalam memanfaatkan teknologi dan inovasi Gojek untuk aktivitas sehari-hari dan mendorong lebih banyak talenta muda untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang selaras dengan semangat keberlanjutan dan inklusivitas.”

    “Ini sejalan dengan komitmen Gojek dalam menghadirkan teknologi yang memberi manfaat luas bagi masyarakat.”

    Salah satu alumni Gojek Ambassador 2024, Chindy Arendika Putri turut mengapresiasi program ini.

    “Mengikuti program Gojek Alumni Ambassador adalah pengalaman berharga yang membuka banyak peluang.”

    “Program ini tidak hanya mengasah keterampilan, tetapi juga membangun kepercayaan diri untuk berani berkreasi dan mengeksplorasi hal-hal baru.”

    “Melalui berbagai kegiatan dan kolaborasi, saya belajar bagaimana memberikan dampak positif bagi sekitar dan terus berkembang dalam ekosistem digital yang dinamis.”

    “Semoga pengalaman ini dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk terus berkarya dan berani mengambil peluang.”

    Dengan adanya program Gojek Ambassador Alumni 2025, Gojek semakin mempertegas perannya dalam mendukung kreativitas mahasiswa dan mengembangkan ekosistem inovasi yang berkelanjutan.

    Program ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan mereka dalam dunia digital dan aktivasi kampus. (*)

  • TikTok Mau Bangun Data Center Rp 145,6 Triliun di Thailand, Indonesia Kapan?

    TikTok Mau Bangun Data Center Rp 145,6 Triliun di Thailand, Indonesia Kapan?

    Jakarta

    TikTok memastikan akan menginvestasikan USD 8,8 miliar atau sekitar Rp 145,6 triliun untuk membangun data center di Thailand.

    Menurut Helena Lersch, VP Public Policy TikTok dalam konferensi pers di Bangkok, investasi itu akan digelontorkan selama lima tahun ke depan. Tak diketahui apakah komitmen investasi senilai USD 3,8 miliar yang Januari lalu diumumkan termasuk dalam komitmen investasi terbarunya ini.

    “Kami hadir untuk mengumumkan (investasi) USD 8,8 miliar,” kata Lersch saat bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Petongtarn Shinawatra di Bangkok, seperti dikutip detikINET dari AFP, Jumat (28/2/2025).

    Sebelum TikTok, ada juga Amazon, Google, dan Microsoft yang juga berinvestasi di Thailand.

    Menurut data dari firma analisis video commerce Tabcut.com, Thailand adalah penyumbang transaksi (gross merchandise value/GMV) terbesar ke-3 di dunia dengan nilai mencapai USD 5,743 miliar.

    Negara penyumbang GMV terbesar untuk TikTok berdasarkan data yang sama adalah Amerika Serikat, dengan nilai USD 9 miliar, dan Indonesia dengan nilai USD 6.198 miliar. Ya, GMV TikTok — menurut Tabcut.com — di Indonesia lebih besar dari Thailand.

    Pada posisi berikutnya setelah Thailand ada Vietnam, Filipina, Malaysia, Inggris, dan Singapura. Dengan nilai GMV berturut-turut adalah USD 4,454 miliar di Vietnam, USD 3,12 miliar di Filipina, USD 2,724 di Malaysia, USD 1,548 di Inggris, dan USD 391 juta di Singapura.

    Ironisnya, nilai investasi TikTok di Indonesia lebih kecil dibanding Thailand, dan bahkan Malaysia. Di Malaysia, TikTok membangun data center senilai USD 2,1 miliar pada Juni 2024 lalu.

    Sementara di Indonesia, TikTok baru mengeluarkan USD 1,5 miliar untuk membeli 75,01% saham Tokopedia dari GoTo Gojek Tokopedia, dan kemudian menggabungkan TikTok Shop dengan Tokopedia.

    (asj/asj)

  • Ramadan Dimulai, Begini Update Nasib THR Driver Ojol dari Kemnaker

    Ramadan Dimulai, Begini Update Nasib THR Driver Ojol dari Kemnaker

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia telah memasuki bulan suci Ramadan. Jika pekerja mendapatkan tunjangan hari raya (THR), para pengemudi online meminta hal serupa. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pun memberikan kabar baik kepada para mitra pengemudi online.

    Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengatakan, pemerintah akan mengimbau para perusahaan aplikator digital untuk memberikan tunjangan atau bantuan hari raya bagi para mitra pengemudi.

    “Pemerintah menyambut Hari Raya Keagamaan tahun ini komit untuk memberikan sesuatu bagi para platform digital workers sebagai journey kita untuk mewujudkan kebijakan perlindungan bagi para platform digital workers,” ujarnya, dikutip, Sabtu (1/3/2025).

    Namun, Ia mengaku pihaknya masih mengkaji formula yang ideal dalam memberikan bantuan hari raya bagi mitra pengemudi. Sebab, belum ada data yang jelas dalam mengklasifikasi mitra yang aktif dan yang tidak. “Makanya ini belum di titik temunya nanti kita cari,” sebutnya.

    Pemberian tunjangan keagamaan bagi para pengemudi online, pemerintah akan memberikan dukungan dalam bentuk Surat Edaran (SE) yang bersifat imbauan untuk para perusahaan aplikator digital. SE tersebut akan keluar pekan depan.

    “Namanya (apakah Tunjangan Hari Raya atau Bantuan Hari Raya) masih dipikirkan. Kan ada istilah apalah artis buat nama. Kalau ini berarti banget. Lagi kita pikirkan,” ungkapnya.

    Indah menekankan, pemerintah serius untuk mendukung pemberian bantuan tersebut. “Makanya kami juga imbau agar mitra-mitra, stakeholders, dan juga kementerian lain yang memang memiliki data atau akses kepada jenis pekerjaan ini. Kita perkuat lah sharing data,” imbuhnya.

    Indah menambahkan, data yang akurat menjadi kendala. Sebab, besaran bantuan bagi mitra pengemudi aktif akan berbeda dengan mitra pekerja sampingan.

    “Kalau di kami 9,1 juta. Untuk semua ya. Tapi kan itu ada yang aktif dan tidak aktif. Nah, makanya ini yang sedang kami telusuri. Berapa yang aktif, berapa yang tidak aktif. Berarti nanti kalau yang akan dikasih itu hanya untuk yang memang pure jadi ojol, atau yang memang udah sampingan, kayak kantoran. Nah, itu dia lagi kita pikirkan kan. Bisa jadi semua, bisa jadi enggak,” jelasnya.

    Hingga saat ini, perusahaan aplikator digital dan pemerintah terus membangun komunikasi untuk menentukan formula besaran bantuan tersebut.

    “Cuma formula dan berapanya ini agak sulit. Ya, karena tadi itu jumlah angkanya belum ada data yang pasti. Kedua, ada yang aktif dan tidak aktif. Ini formulanya berapa dan bagaimana, Besaran mana sih besaran aktif atau tidak aktif, Ini kan juga menjadi hal yang harus didiskusikan. Jadi nanti kita omongin minggu depan ya,” pungkasnya.

    Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) dalam pertemuan dengan Kemnaker di pekan ini menyatakan akan tetap mengawal aturan Menaker terkait THR untuk ojol, taksol dan kurir.

    Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati menyampaikan, pihaknya mendesak pemerintah agar perusahaan platform wajib membayarkan THR dalam bentuk tunai, bukan berupa barang atau bingkisan lebaran. Selain itu THR ini bersifat wajib dibayarkan perusahaan platform kepada para pekerjanya yaitu pengemudi ojol, taksol dan kurir.

    “Kami menolak THR yang hanya sekedar imbauan. Kami juga menolak THR dalam istilah yang lain seperti Bantuan Hari Raya (BHR), Tali Kasih Hari Raya dan istilah lainnya yang menjadi alasan platform untuk menghindar dari kewajiban THR,” sebutnya.

    Menurutnya, THR merupakan hak mereka sebagai pekerja, bukan mitra. Apalagi di saat harga barang-barang kebutuhan yang sudah naik saat ini, THR sangat membantu dalam mempersiapkan kebutuhan menjelang Hari Raya seperti kebutuhan pokok dan biaya mudik.

    Ia mengungkapkan, pengemudi yang aktif maupun tidak, termasuk yang sudah dipecat atau PHK, istilahnya Putus Mitra (PM), mereka semua berhak mendapatkan THR.

    Perlu dicatat, ungkapnya, bahwa pengemudi yang putus mitra tidak mendapatkan pesangon seperti aturan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Bahkan sebaliknya, uang yang masih mengendap di saldo aplikasi pengemudi, otomatis hangus diambil platform dengan alasan denda.

    Tentu praktik seperti itu sangat tidak adil dan merugikan pengemudi ojol, taksol dan kurir.

    Demikian juga dengan pengemudi yang tidak aktif juga berhak atas THR. Karena selama ini mereka mengklaim sudah bekerja bagi platform dan sudah membeli atribut yang dijual platform seperti helm, jaket dan tas barang.

    “Maka kami tegaskan bahwa platform seperti Gojek, Grab, Maxim, Lalamove, Shopee Food, InDrive, Borzo, Deliveree dan lainnya wajib mematuhi hukum ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia dan wajib membayar THR,” pungkasnya.

    (luc/luc)

  • Catat! Driver Ojol yang Malas-malasan Jangan Mimpi Dapet THR

    Catat! Driver Ojol yang Malas-malasan Jangan Mimpi Dapet THR

    Jakarta

    Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer memastikan, pemerintah dan aplikator sedang mematangkan rencana memberikan tunjangan hari raya (THR) ke ojek online (ojol). Namun, dia mengingatkan, tak semua mitra berhak menerimanya!

    Pertama, kata dia, pengemudi ojol yang menerima THR ataupun bonus adalah mereka yang rajin. Bukan yang malas-malasan. Hal tersebut bisa terlihat dari data perjalanan mitra setidaknya dalam setahun terakhir.

    “Itu kan nanti kawan-kawan aplikator ya, platform yang ngerti mana yang kerjanya tinggi, ya dia akan menjadi prioritas dibanding yang mereka yang kadang-kadang kerja, kadang nggak, nggak disamaratakan. Jadi mereka punya data soal itu, itu kita serahkan ke kawan-kawan platform digital,” ujar Noel, sapaan akrabnya, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (28/2).

    Ojek online menjadi solusi transportasi yang praktis dan cepat bagi masyarakat. Yuk lihat kesibukan para driver di tengah tuntutan dapat tunjangan hari raya (THR). Foto: Grandyos Zafna

    Kedua, pengemudi tak boleh terdaftar di dua atau lebih aplikasi transportasi online seperti yang banyak ditemukan saat ini.

    “Kemudian juga kita coba mengusulkan yang dapat THR itu mereka yang single. Single aplikasi, jadi tidak tiga, kan ada yang Shopee, Grab, Gojek. Kita mau yang single. Karena kan nanti kalau ada tiga, tiga-tiganya diambil,” tuturnya.

    THR Ojol Masih Dimatangkan

    Noel mengatakan, pihaknya masih mematangkan sejumlah pembahasan serta negosiasi bersama pemerintah dan aplikator. Sehingga keputusan akhirnya masih memerlukan waktu.

    “Yang jelas secepatnya lah. Pokoknya kan target kita itu kan ya dalam dua minggu atau seminggu ini. Masih banyak yang kita negosiasikan lah ya,” ungkapnya.

    “Semoga ada hasil yang bisa membuat kawan-kawan driver ojol ini sedikit tersenyum lah ya. Doain aja, karena ini kan perjuangan kita, yang pasti ujungnya dapat hal yang positif lah untuk kawan-kawan driver lah. kita harus perjuangkan mereka. Karena bayangkan hampir 10 tahun ya mereka tidak dapat THR,” lanjutnya.

    Ojek online menjadi solusi transportasi yang praktis dan cepat bagi masyarakat. Yuk lihat kesibukan para driver di tengah tuntutan dapat tunjangan hari raya (THR). Foto: Grandyos Zafna

    Sejauh ini, menurut hasil pembahasan terakhir, ada tiga skema bonus yang kemungkinan besar akan diberikan aplikator ke mitra driver, yakni THR, bantuan hari raya atau bonus hari raya.

    Intinya, Noel menekankan, bagaimana pun keputusan akhirnya, THR harus diberikan dalam bentuk uang tunai, bukan sembako atau barang-barang lain.

    “Iya itu antara tiga itu. Tapi tetap kita maunya maunya, mau itu bantuan, mau THR, mau bonus, itu harus berupa uang. Saya tidak mau berupa sembako. Kita maunya mereka dibantu, dikasih THR-nya dengan bentuk uang,” kata dia.

    (sfn/din)

  • Driver Gojek Cs Tak Mau SE THR Hanya Bersifat Imbauan

    Driver Gojek Cs Tak Mau SE THR Hanya Bersifat Imbauan

    Bisnis.com, JAKARTA – Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (Spai) mendesak pemerintah agar perusahaan platform wajib membayar tunjangan hari raya alias THR dalam bentuk tunai, bukan berupa barang maupun bingkisan. Pihaknya juga menolak pemberian THR hanya sebatas imbauan.

    Ketua Spai Lily Pujiati menyampaikan, THR wajib dibayar oleh perusahaan platform kepada para pekerjanya, dalam hal ini pengemudi ojek online, taksi online, dan kurir.

    “Kami menolak THR yang hanya sekedar imbauan,” tegas Lily dalam keterangannya, Jumat (28/2/2025).

    Selain itu, Spai menolak THR dengan istilah lain seperti Bantuan Hari Raya (BHR), Tali Kasih Hari Raya, dan istilah lainnya yang membuat perusahaan platform menghindar dari kewajiban THR.

    Menurutnya, THR merupakan hak para pengemudi transportasi online sebagai pekerja, bukan mitra. Apalagi, Lily menilai THR sangat membantu para pengemudi dalam mempersiapkan kebutuhan jelang hari raya, di tengah melonjaknya harga barang-barang kebutuhan pokok.

    Sebelumnya, memastikan bahwa surat edaran THR sebagai pedoman pelaku usaha dalam memberikan THR bagi pekerjanya, terbit pekan depan. 

    Pemerintah juga akan menerbitkan SE THR bagi pengemudi transportasi online. Lantaran terbit dalam bentuk SE, maka kata Indah, pemberian THR bagi pengemudi transportasi online bersifat imbauan.

    “SE kan imbauan,” ujar Indah ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (27/2/2025).

    Untuk skema pemberian THR bagi pengemudi transportasi online, Indah mengaku hingga saat ini pihaknya masih mengkaji skema yang tepat.  

    Pihaknya juga masih memikirkan istilah yang tepat untuk pemberian tunjangan hari raya bagi para pengemudi transportasi online. Sebab, pekerja dan pelaku usaha memiliki pendapat yang berbeda soal istilah tersebut.

    Indah sebelumnya sempat mengungkap, manajemen aplikator ingin agar istilah yang digunakan adalah Bantuan Hari Raya (BHR), sedangkan para pekerja ingin menggunakan istilah THR. Untuk itu, pihaknya tengah mempertimbangkan istilah mana yang paling pas digunakan. 

    Lebih lanjut, Kemenaker tengah mempertimbangkan klasifikasi penerima pengemudi transportasi daring yang berhak mendapat tunjangan hari raya. Pasalnya, ada yang menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama, dan ada pula yang menjadikan ojek online sebagai pekerjaan sampingan. 

    Selain itu, belum ada data pasti mengenai jumlah pengemudi transportasi online serta jumlah driver yang masih aktif menjadi kendala Kemnaker untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima tunjangan hari raya.  

    “Ini kan juga menjadi hal yang harus didiskusikan,” ujarnya.

  • Siap-siap! Nasib THR Ojol Bakal Ditentukan 1-2 Minggu Lagi

    Siap-siap! Nasib THR Ojol Bakal Ditentukan 1-2 Minggu Lagi

    Jakarta

    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berjanji akan menentukan nasib tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (ojok) sebentar lagi. Bahkan, paling lama, dua pekan dari sekarang!

    Immanuel Ebenezer selaku Wakil Menteri Ketenagakerjaan mengatakan, pihaknya masih mematangkan sejumlah pembahasan serta negosiasi bersama pemerintah dan aplikator. Sehingga keputusan akhirnya masih memerlukan waktu.

    “Yang jelas secepatnya lah. Pokoknya kan target kita itu kan ya dalam dua minggu atau seminggu ini. Masih banyak yang kita negosiasikan lah ya,” ujar Noel sapaan akrabnya, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (28/2).

    Ojek online menjadi solusi transportasi yang praktis dan cepat bagi masyarakat. Yuk lihat kesibukan para driver di tengah tuntutan dapat tunjangan hari raya (THR). Foto: Grandyos Zafna

    Noel memastikan, pemerintah berupaya memberikan senyuman untuk pengemudi ojek online saat menyambut Hari Raya Idulfitri dengan membawa kabar baik.

    “Semoga ada hasil yang bisa membuat kawan-kawan driver ojol ini sedikit tersenyum lah ya. Doain aja, karena ini kan perjuangan kita, yang pasti ujungnya dapat hal yang positif lah untuk kawan-kawan driver lah. kita harus perjuangkan mereka. Karena bayangkan hampir 10 tahun ya mereka tidak dapat THR,” ungkapnya.

    Sejauh ini, dia memastikan, menurut hasil pembahasan terakhir, ada tiga skema bonus yang kemungkinan besar akan diberikan aplikator ke mitra driver, yakni THR, bantuan hari raya atau bonus hari raya.

    Intinya, Noel menekankan, bagaimanapun keputusan akhirnya, THR harus diberikan dalam bentuk uang tunai, bukan sembako atau barang-barang lain.

    “Iya itu antara tiga itu. Tapi tetap kita maunya maunya, mau itu bantuan, mau THR, mau bonus, itu harus berupa uang. Saya tidak mau berupa sembako. Kita maunya mereka dibantu, dikasih THR-nya dengan bentuk uang,” tuturnya.

    “Ya pokoknya mau bentuknya bantuan, mau bentuknya THR, bonus tetap ujung-ujungnya adalah uang tunai,” tambahnya.

    Syarat Pengemudi Ojol Dapat THR

    Meski demikian, Noel memastikan, tak semua ojol berhak menerima THR dari aplikator. Pemerintah dan perusahaan terkait akan menetapkan sejumlah syarat.

    Pertama, pengemudi ojol yang menerima THR ataupun bonus adalah mereka yang rajin. Bukan yang malas-malasan dan ini akan dilihat dari data pergerakan pengemudi setidaknya dalam setahun ini.

    “Itu kan nanti kawan-kawan aplikator ya, platform yang ngerti mana yang kerjanya tinggi, ya dia akan menjadi prioritas dibanding yang mereka yang kadang-kadang kerja, kadang nggak, nggak disamaratakan kali. Jadi mereka punya data soal itu, itu kita serahkan ke kawan-kawan platform digital,” tuturnya.

    Kedua, pengemudi tidak boleh terdaftar di dua atau lebih aplikasi transportasi online seperti yang banyak ditemukan saat ini.

    “Kemudian juga kita coba mengusulkan yang dapat THR itu mereka yang single. Single aplikasi, jadi tidak tiga, kan ada yang Shopee, Grab, Gojek. Kita mau yang single. Karena kan nanti kalau ada tiga, tiga-tiganya diambil,” kata Noel.

    (sfn/rgr)

  • Ragam Tuntutan Demo Ojol: Minta THR hingga Penghapusan Sistem Aceng dan Slot
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Februari 2025

    Ragam Tuntutan Demo Ojol: Minta THR hingga Penghapusan Sistem Aceng dan Slot Megapolitan 28 Februari 2025

    Ragam Tuntutan Demo Ojol: Minta THR hingga Penghapusan Sistem Aceng dan Slot
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) yang mengatasnamakan Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia – Garda Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Merdeka Barat arah Istana Negara pada Kamis (27/2/2025). 
    Dalam aksi ini, pengemudi ojol membawa tiga tuntutan utama.
    Pertama, mereka meminta pemerintah memberi sanksi kepada perusahaan aplikator yang melanggar regulasi.
    Kedua, meminta potongan biaya aplikasi dikurangi dari 20 persen menjadi maksimal 10 persen.
    Ketiga, aplikator ojol diminta menghapuskan skema-skema program promo yang merugikan pengemudi ojol, seperti Argo Goceng (Aceng), Slot, dan sejenisnya.
    Salah seorang pengemudi ojol wanita bernama Karin meminta sistem layanan pesan antar makanan Aceng pada Gojek dan Slot pada Grab dihapuskan karena dinilai merugikan para pengemudi ojol.
    “Perempuan narik sampai tengah malam dibayar goceng, mending gua malak,” ucap Karin saat menyampaikan orasinya di lokasi, Kamis.
    Program promo Aceng dan Slot merupakan sistem zonasi. Para pengemudi ojol akan mendapatkan orderan jarak dekat dengan tarif Rp 5.000 sekali jalan.
    Karin mengaku sudah berkali-kali berunjuk rasa demi meminta payung hukum yang jelas untuk para pengemudi ojol, tetapi hasilnya nihil.
    Dengan adanya payung hukum yang jelas, aplikator diharapkan tidak membuat regulasi semena-mena, terutama dalam pemberlakuan promo seperti program Aceng dan Slot.
    Salah satu penanggung jawab aksi, Irpan Semadu, menuding pemerintah memandang pengemudi ojol lebih rendah daripada pembantu rumah tangga.
    “Pemerintah melihat kami (pengemudi ojek online) lebih rendah daripada pembantu rumah tangga,” kata Irpan saat orasi.
    Dia menilai para pengemudi ojol dibiarkan pemerintah untuk dieksploitasi oleh aplikator.
    “Kami 10 tahun dibiarkan dieksploitasi oleh aplikator layaknya pembantu rumah tangga. Namun, pembantu rumah tangga ada perlindungan hukum, kami enggak ada. Ini gila,” ucap dia.
    Massa juga meminta pemerintah memastikan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojol.
    “Pemerintah menuntut THR kepada seluruh perusahaan industri pabrik mereka bisa, kenapa satu perusahaan aplikator aja pemerintah tidak mampu mengeluarkan THR kepada driver driver-nya,” ujar pengemudi ojol bernama Beno di lokasi.
    Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah memberikan payung hukum untuk para pengemudi ojol.
    “Kita sudah dari tahun 2017, bahkan Bapak Presiden Jokowi menjanjikan kita di 2018 akan diberikan payung hukum,” ucap Beno.
    Dengan adanya payung hukum yang jelas tidak akan membuat para aplikator semena-mena dalam memberlakukan regulasi.
    Salah satunya regulasi tentang pemotongan tarif aplikasi yang semula disepakati 20 persen, tetapi kini justru menjadi 30 persen.
    Namun, sampai saat ini pemerintah belum memberikan payung hukum yang jelas untuk para pengemudi ojol.
    “Tapi, sampai dia (Jokowi) lengser kembali di mana payung hukumnya? Sampai anaknya dijadikan wakil, hanya janji,” tutur Beno.
    Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mendesak pemerintah untuk memotong biaya aplikasi layanan ojol menjadi maksimal 10 persen.
    “Kami meminta pemerintah untuk merevisi potongan aplikasi maksimal 10 persen demi keadilan driver ojek online,” ujar Igun.
    Aplikator dinilai telah melanggar kesepakatan bersama terkait biaya aplikasi. Namun pemerintah tidak mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran tersebut.
    “Biaya aplikasi yang dipotong aplikator hingga melebihi regulasi 20 persen, bahkan ada yang mencapai 50 persen, tetapi pemerintah tidak melakukan tindakan apa pun,” jelas dia.
    Para pengemudi ojol menuntut pemerintah memberikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikator yang melanggar regulasi.
    “Karena jajaran Kementerian tidak ada yang mampu memberikan sanksi tegas dan tidak berdaya menertibkan regulasi terhadap perusahaan aplikator yang melanggar regulasi,” ungkap Igun.
    Garda Indonesia menuding, pemerintah sebagai lembaga pembuat regulasi tarif ojol dan potongan biaya aplikasi tak punya kekuatan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikator yang melanggar.
    Padahal, perusahaan tersebut dinilai mengeksploitasi mitra-mitranya, baik pengemudi maupun pedagang online.
    “Salah satu platform yang awal bisnisnya dimiliki oleh perusahaan lokal Indonesia kini sebagian besar kepemilikan bisnisnya sudah dimiliki oleh investor asing, sehingga saat ini dua perusahaan platform ini merupakan milik asing,” jelas Igun.
    Massa mengaku akan kembali melakukan demonstrasi lagi, jika tuntutan mereka tidak dikabulkan.
    “Minggu depan sudah memasuki bulan puasa, lalu Idul Fitri. Jadi, kita akan kembali menuntut turun ke jalan sekitar April-Mei,” kata Igun.
    Igun mengatakan, selama Ramadhan, pengemudi ojol akan berfokus mengejar pendapatan.
    Oleh karena itu, para ojol tidak akan kembali melakukan aksi unjuk rasa pada saat Ramadhan.
    “Kami berharap driver fokus cari nafkah selama Ramadhan,” tutur Igun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Demo Minta Sistem Aceng dan Slot Dihapus, Pengemudi Ojol: Narik Sampai Tengah Malam Dibayar Goceng
                        Megapolitan

    5 Demo Minta Sistem Aceng dan Slot Dihapus, Pengemudi Ojol: Narik Sampai Tengah Malam Dibayar Goceng Megapolitan

    Demo Minta Sistem Aceng dan Slot Dihapus, Pengemudi Ojol: Narik Sampai Tengah Malam Dibayar Goceng
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Salah seorang pengemudi ojek
    online
    (ojol) wanita bernama Karin meminta sistem layanan pesan antar makanan Aceng pada Gojek dan Slot pada Grab dihapuskan karena dinilai merugikan para pengemudi ojol.
    Hal tersebut disampaikan Karin dalam aksi
    demo ojol
    yang dilakukan di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025).
    “Perempuan narik sampai tengah malam dibayar goceng, mending gua malak,” ucap Karin saat menyampaikan orasinya di lokasi.
    Program promo Aceng dan Slot merupakan sistem zonasi. Jadi, para pengemudi mendapatkan orderan jarak dekat dengan tarif Rp 5.000 sekali jalan.
    Karin mengatakan, dirinya sudah berkali-kali melakukan demo meminta payung hukum yang jelas untuk para pengemudi ojol, namun hasilnya nihil.
    “Tujuh kali demo, enggak ada hasilnya,” ucap Karin.
    Dengan adanya payung hukum yang jelas, kata Karin, pihak aplikasi diharapkan tidak membuat regulasi semena-mena terutama dalam pemberlakuan promo seperti program Aceng dan Slot yang dinilai cenderung merugikan pengemudi.
    Di sisi lain, Karin menilai, aplikasi Grab begitu mudah memberikan
    suspend
    kepada pengemudi meski kesalahan yang dilakukan tidak fatal.
    “Grab sensitif banget kaya lagi PMS,” tutur Karin.
    Di sisi lain, Karin menyayangkan rekan ojol lainnya yang tidak ikut melakukan aksi demo.
    Padahal, mereka demo di Jalan Merdeka Barat untuk membela nasib para ojol ke depannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 100 Ribu Ojol Ancam Kepung Istana, Apa yang Sebenarnya Dituntut?

    100 Ribu Ojol Ancam Kepung Istana, Apa yang Sebenarnya Dituntut?

    Jakarta

    Gabungan ojek online (ojol) seluruh Indonesia mengancam akan mengepung Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Bahkan, tak tanggung-tanggung, mitra driver yang terlibat konon mencapai 100 ribuan orang! Apa yang sebenarnya mereka tuntut?

    Kepastian ojol akan menyerbu Istana Merdeka disampaikan Raden Igun Wicaksono selaku Ketua Umum Garda Indonesia. Dia menegaskan, gerakan tersebut akan dimotori aliansi di masing-masing wilayah.

    “Aksi demonstrasi ojol akan dimotori oleh masing-masing aliansi ojol provinsi di seluruh Indonesia, yang diperkirakan akan ada 100 ribu ojol seluruh Indonesia aksi serentak. Kami monitor untuk Jakarta akan dimotori Aliansi Pengemudi Online Bersatu (APOB) dengan tujuan Istana Merdeka,” ujar Igun kepada detikOto.

    Ojek online alias ojol. Foto: Grandyos Zafna

    Bukan hanya di Jakarta dan sekitarnya, aksi yang sama juga akan berlangsung di kawasan Jawa Tengah (Jateng). Sementara jumlah pesertanya diprediksi 5-6 ribuan mitra driver.

    “Diperkirakan ada 5 ribu ojol ikut bergabung, di Jawa Tengah ada SAKO yang rencana akan turunkan sekitar seribu ojol ke kantor Gubernur Jateng,” ungkapnya.

    Di kesempatan yang sama, Igun menjelaskan tuntutan di balik aksi besar-besaran tersebut. Dia dan mitra driver se-Indonesia ingin agar pemerintah menindak aplikator seperti Gojek dan Grab yang disebut-sebut telah melanggar Permenhub PM No.12 tahun 2019 dan Kepmenhub KP No.1001 tahun 2022.

    Kedua aturan tersebut, kata dia, berisi tentang tarif dan potongan aplikasi. Kini, menurut pengamatannya, aplikator terlalu semena-mena dalam memotong upah ojol. Bahkan, potongannya mencapai 30 persen atau lebih.

    “Hingga saat ini rekan-rekan pengemudi ojol/taxol/kurol masih mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari perusahaan-perusahaan aplikator besar yang berbisnis di Indonesia,” tuturnya.

    “Maka jalan represif lain akan kami tempuh berupa Aksi Mematikan Aplikasi Massal dan Aksi Demonstrasi serentak di Jawa, untuk Jabodetabek akan ada aksi demo ke Istana Merdeka menuntut Presiden RI agar bisa tegas kepada perusahaan-perusahaan aplikator yang melanggar regulasi,” kata Igun menambahkan.

    (sfn/rgr)