Perusahaan: Gojek

  • GoTo menyambut baik upaya pemerintah merger GoTo-Grab

    GoTo menyambut baik upaya pemerintah merger GoTo-Grab

    GoTo berkomitmen untuk senantiasa mendukung arahan dan kebijakan pemerintah.

    Jakarta (ANTARA) – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menyambut baik upaya berkelanjutan Pemerintah Indonesia dalam memperkuat ekosistem digital nasional, termasuk upaya melakukan merger GoTo dengan Grab.

    GoTo memastikan komitmen untuk mendukung dan mematuhi kebijakan serta regulasi pemerintah, yang bertujuan membangun industri efisien, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk mitra pengemudi, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta konsumen di seluruh Indonesia.

    “GoTo berkomitmen untuk senantiasa mendukung arahan dan kebijakan pemerintah,” ujar Direktur Legal dan Group Corporate Secretary RA Koesoemohadiani sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Senin.

    Di sisi lain, Koesoemohadiani mengungkapkan sampai saat ini belum ada suatu keputusan ataupun kesepakatan terkait rencana merger antara GoTo dan Grab.

    Ia memastikan setiap langkah yang diambil perseroan akan senantiasa patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi perusahaan publik.

    “Dengan tetap memprioritaskan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. serta menjaga kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, serta seluruh pemangku kepentingan,” ujar Koesoemohadiani.

    Ia mengatakan perseroan saat ini berada pada posisi terkuat dalam beberapa tahun terakhir, didukung oleh rencana strategis dan kemajuan menuju profitabilitas berkelanjutan, tercermin dari kinerja kuartal III-2025.

    “Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini dan berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan mitra pengemudi, mitra UMKM, serta konsumen di seluruh Indonesia yang memungkinkan pencapaian ini,” ujar Koesoemohadiani.

    Terkait agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), ia memastikan tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun dan informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada saat perseroan melakukan pemanggilan RUPSLB pada 25 November 2025.

    “Direktur utama, direksi, dan manajemen terus berkomitmen penuh untuk bertindak secara profesional serta mengutamakan kepentingan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Koesoemohadiani.

    Dia menekankan fokus perseroan saat ini tetap pada eksekusi agar dapat mencapai sasaran strategis, guna menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dan seluruh ekosistem GoTo.

    Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut adanya rencana penggabungan GoTo dan Grab. “Rencana begitu,” kata Prasetyo.

    Prasetyo mengatakan bahwa pembahasan penggabungan tersebut merupakan bagian dari diskusi yang lebih luas mengenai rancangan peraturan presiden (perpres) terkait ojek daring.

    Ia mengatakan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) akan terlibat dalam proses penggabungan dua perusahaan tersebut. “Kira-kira begitu (Danantara terlibat),” ujar Prasetyo.

    Dia menyampaikan bahwa rencana penggabungan kedua perusahaan itu masih dalam tahap pencarian bentuk, yang bisa berupa merger ataupun akuisisi. “Ya ini lagi dicari skemanya,” ujarnya lagi.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sinyal Merger Grab-GoTo Menguat, Pengamat Ingatkan Dampak Monopoli bagi Pengguna

    Sinyal Merger Grab-GoTo Menguat, Pengamat Ingatkan Dampak Monopoli bagi Pengguna

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerhati industri digital khawatir penggabungan dua aplikator ride hailing, Gojek dan Grab, akan berdampak pada harga layanan yang mahal dan kerugian di masyarakat.

    Rencana penggabungan dua raksasa aplikasi transportasi daring, Grab dan GoTo Gojek Tokopedia (GoTo), kembali mencuat usai Istana memberi sinyal isu tersebut sedang dibahas dalam penyempurnaan akhir Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol). 

    Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai rencana merger tersebut berpotensi memunculkan monopoli pasar yang merugikan publik.

    “Apabila ditotalkan itu kurang lebih 90% pangsa pasar mereka. Jadi sisanya memang pemain-pemain kecil yang pegang seperti Maxim,” kata Tesar kepada Bisnis pada Senin (10/11/2025). 

    Dia mencontohkan kasus serupa yang pernah terjadi di Singapura, ketika Grab dan Uber berupaya bergabung namun diblokir karena melanggar aturan antimonopoli. 

    Dia menilai situasinya berbeda di Indonesia, yang menurutnya justru tampak memberi lampu hijau terhadap rencana serupa itu. 

    Menurut Tesar, seharusnya pemerintah mengantisipasi hal ini karena  yang paling dirugikan dari penggabungan dua entitas besar ini adalah pengguna. 

    “Karena tarifnya mereka akan mengatur. Angka admin sekarang kan kalau dilihat sudah jauh lebih mahal,” tegasnya.

    Dia juga memperkirakan adanya dampak terhadap mitra pengemudi, termasuk kemungkinan sebagian dari mereka terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). 

    Tesar menekankan persoalan komisi yang telah lama menjadi tuntutan driver pun hingga kini belum diselesaikan. Tesar juga menilai pemerintah tampak tidak aktif mengambil peran dalam dinamika ini. 

    “Pemerintah juga saya lihat tidak terlalu ingin ikut campur terkait dengan hal ini,” katanya. 

    Dia menegaskan bahwa pihak yang paling diuntungkan tetap korporasi. Dia menyoroti terkait dengan iklan yang menjadi salah satu penyumbang pendapatan. 

    Dalam laporannya, Grab memang mencatat kenaikan performa pada kuartal III/2025, termasuk pertumbuhan bisnis iklan. 

    Selama periode tersebut, jumlah pengiklan aktif di platform iklan mandiri Grab meningkat 15% menjadi 228.000, sementara belanja iklan rata-rata naik 41% dibandingkan tahun sebelumnya. 

    “Potongan iklannya juga tinggi, walaupun pendapatan tingggi,” kata Tesar. 

    Sementara itu, dari sisi regulasi, Istana memberikan sinyal isu merger Grab–GoTo menjadi bagian dari pembahasan lintas kementerian. 

    Regulasi baru yang sedang difinalkan pemerintah disebut akan mengatur pembagian komisi mitra pengemudi sekaligus membuka ruang terkait skema penggabungan antara kedua perusahaan tersebut.

    Prasetyo juga membenarkan isu penggabungan Grab–GoTo memang ikut dibahas. “Ya salah satunya,” ujarnya. 

    Ketika dikonfirmasi apakah benar Grab akan dibeli oleh GoTo, dia hanya menjawab singkat dan mengamini. Dia menambahkan bentuk penggabungan masih dikaji lebih lanjut.

  • Keluh Serikat Pekerja Ojol di Balik Kinerja Moncer Grab dan GoTo

    Keluh Serikat Pekerja Ojol di Balik Kinerja Moncer Grab dan GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati merespons meningkatnya keuntungan perusahaan platform seperti Grab dan GoTo. 

    Dia menyoroti ketimpangan antara keuntungan tersebut dengan kesejahteraan para pengemudi ojek online (ojol), taksi online (taksol), dan kurir yang justru semakin terpuruk.

    Menurut Lily, para pekerja di sektor transportasi daring itu tidak mendapatkan imbas positif dari kenaikan laba dan pendapatan dua raksasa teknologi tersebut. Sebaliknya, mereka justru terhimpit oleh rendahnya pendapatan dan tingginya potongan dari platform.

    “Pendapatan kami sangat minim, di bawah standar upah minimum. Kami sehari hanya mendapatkan Rp50.000–Rp 100.000,” kata Lily kepada Bisnis pada Sabtu (8/11/2025). 

    Lily menjelaskan, pendapatan yang diterima para pengemudi itu belum termasuk berbagai biaya operasional yang harus mereka tanggung sendiri, seperti bahan bakar, paket data, pulsa, parkir, cicilan atribut seperti helm, jaket, dan tas, hingga biaya servis, penggantian suku cadang, serta cicilan kendaraan.

    Dia menjelaskan kondisi tersebut terjadi karena tingginya potongan yang diambil perusahaan platform dari setiap pesanan yang diselesaikan mitra pengemudi.

    Dia mengatakan, perusahaan platform mengambil keuntungan dari potongan yang tinggi, yakni berkisar antara 30% hingga 70% dari setiap pesanan yang diselesaikan pengemudi.

    “Potongan ini pun dilanggar platform dari aturan potongan maksimal 20% dan tanpa sanksi dari pemerintah,” ungkapnya.

    Selain potongan besar, Lily menyebutkan berbagai skema yang justru semakin menggerus pendapatan para pengemudi, mulai dari tarif hemat, slot, hub, hingga sistem “argo goceng” dan tingkatan level yang menentukan peluang mendapat order.

    Akibat sistem yang menekan ini, banyak pengemudi terpaksa bekerja lebih lama di jalanan hanya untuk menutupi kebutuhan harian.

    “Kami seperti budak yang bekerja 12 hingga 18 jam per hari tanpa upah lembur, tidak ada waktu istirahat dan hari libur. Apalagi bagi pengemudi ojol perempuan tidak mendapatkan cuti haid, melahirkan,” kata Lily.

    Selain pendapatan rendah, Lily menyoroti minimnya perlindungan sosial bagi para pengemudi termasuk Jaminan Sosial berupa BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. 

    “Kedua jaminan sosial itu kami yang bayar, bukan perusahaan platform,” imbuhnya.

    Lily menambahkan, perusahaan platform kerap bertindak sewenang-wenang dengan memberikan sanksi suspend atau pemutusan kemitraan tanpa pesangon. Para pengemudi pun tidak memiliki kesempatan untuk membela diri karena keberadaan serikat pekerja tidak diakui oleh pihak platform.

    Lily menegaskan, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan Peraturan Presiden yang dapat melindungi para pekerja platform seperti pengemudi ojek online, taksi online, dan kurir, serta mengakui mereka sebagai pekerja.

    “Selama ini platform selalu berlindung di balik status mitra sebagai dalih untuk menghindar dari kewajiban platform untuk memenuhi hak-hak pekerja kepada pengemudi ojol, taksol dan kurir,” kata Lily.

    Kinerja Keuangan GRAB dan GOTO

    Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) melaporkan kinerja keuangan positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba bersih sebesar US$17 juta, setara Rp284 miliar (kurs Rp16.690 per dolar AS).

    Mengutip laporan keuangan perusahaan, capaian tersebut naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Grab meningkat 22% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$873 juta atau sekitar Rp14,57 triliun, dan naik 17% jika disesuaikan dengan fluktuasi kurs mata uang.

    Pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh segmen On-Demand, yang mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$5,8 miliar atau Rp96,8 triliun, tumbuh 24% dibandingkan tahun lalu.

    Dari sisi profitabilitas, adjusted EBITDA mencapai US$136 juta atau sekitar Rp2,27 triliun, melonjak 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Sementara adjusted free cash flow tercatat US$203 juta atau Rp3,39 triliun, naik US$54 juta (sekitar Rp901 miliar) secara tahunan. Dalam basis 12 bulan terakhir, nilainya mencapai US$283 juta atau Rp4,72 triliun.

    Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mencatatkan kinerja positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, menandai pertama kalinya perseroan meraih laba sebelum pajak positif sejak berdiri.

    GoTo juga mencatat adjusted EBITDA Grup sebesar Rp516 miliar, melonjak 239% YoY. Capaian tersebut menandai EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut, dengan nilai Rp369 miliar, membaik Rp455 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Seiring dengan hasil tersebut, GoTo menaikkan panduan kinerja adjusted EBITDA Grup untuk setahun penuh 2025, dari Rp1,4–1,6 triliun menjadi Rp1,8–1,9 triliun.

    Dari sisi operasional, total nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) Grup mencapai Rp176 triliun, tumbuh 28% YoY. GTV inti Grup tercatat Rp102,8 triliun, naik 43% YoY. Pendapatan bersih juga meningkat 21% menjadi Rp4,7 triliun, sementara jumlah pengguna bertransaksi tahunan (Annual Transacting Users/ATU) di Indonesia naik 33% menjadi 61,1 juta, setara sekitar 30% populasi dewasa di Tanah Air.

    Selain itu, GoTo membukukan adjusted free cash flow positif sebesar Rp247 miliar, mencerminkan perbaikan kinerja operasional dan efisiensi biaya. Dari lini e-commerce, imbalan jasa Tokopedia mencapai Rp211 miliar per kuartal III/2025.

    Perseroan juga menegaskan kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas, setara kas, dan deposito jangka pendek sebesar Rp18 triliun (setara US$1,1 miliar) per 30 September 2025.

  • Asosiasi Ojol Soroti Kontrasnya Laba Grab-GoTo dengan Pendapatan Driver

    Asosiasi Ojol Soroti Kontrasnya Laba Grab-GoTo dengan Pendapatan Driver

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia menyoroti kontrasnya peningkatan laba perusahaan transportasi daring seperti Grab dan GoTo dengan pendapatan para pengemudi ojek online (ojol) yang dinilai stagnan bahkan cenderung menurun. 

    Ketua Umum Garda, Raden Igun Wicaksono, mengatakan wajar jika perusahaan menginginkan margin pendapatan yang positif. 

    Namun, dia menilai kenaikan laba tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan mitra pengemudi yang menjadi tulang punggung operasional perusahaan. Dia menyebut untuk saat ini, pendapatan rata-rata sebagian besar ojol hanya bisa mendapatkan Rp100.000–Rp300.000 per hari secara bruto, belum termasuk belanja modal (capital expenditure/capex) dan biaya operasional (operating expenditure/Opex).

    “Jadi, rata-rata pendapatan bersih [netto] yang diterima seorang pengemudi ojol hanya sekitar Rp50.000–Rp150.000,” kata Igun kepada Bisnis, Sabtu (8/11/2025).

    Igun menambahkan, para pengemudi harus bekerja 12 hingga 18 jam per hari untuk memperoleh pendapatan tersebut. Namun, hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. 

    Di sisi lain, perusahaan aplikator justru menikmati margin keuntungan yang dinilainya sangat signifikan.

    Dia juga menyoroti lemahnya peran pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam mengawasi praktik bagi hasil antara perusahaan aplikator dan mitra pengemudi. Garda Indonesia mendesak pemerintah agar segera mengatur skema pembagian hasil yang lebih adil antara aplikator dan pengemudi. 

    Menurut Igun, pihaknya mengusulkan agar pengemudi memperoleh 90% hasil pendapatan, sementara perusahaan aplikator hanya berhak atas 10% komisi.

    “Cukup sudah bertahun-tahun pengemudi ojol dipotong pendapatannya sebesar 20% sampai hampir 50%,” katanya.

    Asosiasi tersebut juga mendesak Presiden Prabowo Subianto agar segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pembagian hasil bagi ojol sebesar 90% dan aplikator 10%. Igun menegaskan, pihaknya akan terus memperjuangkan tuntutan tersebut melalui aksi unjuk rasa apabila pemerintah dan perusahaan aplikator tidak menanggapi aspirasi para pengemudi.

    “Kami sebagai asosiasi akan terus perjuangkan melalui berbagai aksi unjuk rasa atau demonstrasi memperjuangkan bagi hasil tersebut hingga ojol menang melawan arogansi perusahaan aplikator yang terus memotong secara sepihak hingga mencapai hampir 50%,” pungkasnya.

    Kinerja Keuangan GRAB dan GOTO

    Per Kuartal III/2025, Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) melaporkan kinerja keuangan positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba bersih sebesar US$17 juta, setara Rp284 miliar (kurs Rp16.690 per dolar AS).

    Mengutip laporan keuangan perusahaan, capaian tersebut naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Grab meningkat 22% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$873 juta atau sekitar Rp14,57 triliun, dan naik 17% jika disesuaikan dengan fluktuasi kurs mata uang.

    Pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh segmen On-Demand, yang mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$5,8 miliar atau Rp96,8 triliun, tumbuh 24% dibandingkan tahun lalu.

    Dari sisi profitabilitas, adjusted EBITDA mencapai US$136 juta atau sekitar Rp2,27 triliun, melonjak 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Sementara adjusted free cash flow tercatat US$203 juta atau Rp3,39 triliun, naik US$54 juta (sekitar Rp901 miliar) secara tahunan. Dalam basis 12 bulan terakhir, nilainya mencapai US$283 juta atau Rp4,72 triliun.

    Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mencatatkan kinerja positif pada kuartal III/2025 dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, menandai pertama kalinya perseroan meraih laba sebelum pajak positif sejak berdiri.

    GoTo juga mencatat adjusted EBITDA Grup sebesar Rp516 miliar, melonjak 239% YoY. Capaian tersebut menandai EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut, dengan nilai Rp369 miliar, membaik Rp455 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Seiring dengan hasil tersebut, GoTo menaikkan panduan kinerja adjusted EBITDA Grup untuk setahun penuh 2025, dari Rp1,4–1,6 triliun menjadi Rp1,8–1,9 triliun.

    Dari sisi operasional, total nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) Grup mencapai Rp176 triliun, tumbuh 28% YoY. GTV inti Grup tercatat Rp102,8 triliun, naik 43% YoY. Pendapatan bersih juga meningkat 21% menjadi Rp4,7 triliun, sementara jumlah pengguna bertransaksi tahunan (Annual Transacting Users/ATU) di Indonesia naik 33% menjadi 61,1 juta, setara sekitar 30% populasi dewasa di Tanah Air.

    Selain itu, GoTo membukukan adjusted free cash flow positif sebesar Rp247 miliar, mencerminkan perbaikan kinerja operasional dan efisiensi biaya. Dari lini e-commerce, imbalan jasa Tokopedia mencapai Rp211 miliar per kuartal III/2025.

    Perseroan juga menegaskan kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas, setara kas, dan deposito jangka pendek sebesar Rp18 triliun (setara US$1,1 miliar) per 30 September 2025.

  • Grab dan GOTO Kembali Diisukan Merger, Intip Kinerja Keuangannya

    Grab dan GOTO Kembali Diisukan Merger, Intip Kinerja Keuangannya

    Bisnis.com, JAKARTA— Grab Holdings Limited (NASDAQ: GRAB) melaporkan kinerja keuangan positif per kuartal III/2025 dengan membukukan laba bersih senilai US$17 juta atau setara Rp284 miliar (asumsi kurs Rp16.690 per dolar AS).

    Mengutip laporan keuangan perusahaan, Sabtu (8/11/2025), capaian tersebut naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Grab meningkat 22% secara tahunan (year-on year/yoy) menjadi US$873 juta atau sekitar Rp14,57 triliun.

    Pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh segmen on-demand, yang mencatatkan gross merchandise value (GMV) sebesar US$5,8 miliar atau Rp96,8 triliun, tumbuh 24% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Dari sisi profitabilitas, EBITDA yang disesuaikan mencapai US$136 juta atau sekitar Rp2,27 triliun, melonjak 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. 

    Sementara itu, arus kas bebas yang disesuaikan (adjusted free cash flow) tercatat US$203 juta atau Rp3,39 triliun, naik US$54 juta (sekitar Rp901 miliar) secara tahunan. Dalam basis 12 bulan terakhir, nilainya mencapai US$283 juta atau Rp4,72 triliun.

    Chief Financial Officer Grab Peter Oey mengatakan, hasil kuartal ini menegaskan ketahanan model bisnis perusahaan.

    “Kami mempercepat pertumbuhan sembari memperbaiki margin EBITDA dan arus kas bebas. Karena itu, kami menaikkan panduan pendapatan tahunan Grup menjadi US$3,38–3,40 miliar atau sekitar Rp56,4–Rp56,7 triliun, dan memperbarui panduan EBITDA yang disesuaikan menjadi US$490–500 juta atau Rp8,18–Rp8,34 triliun,” katanya.

    Secara operasional, jumlah pengguna transaksi bulanan Grup (MTUs) meningkat 14% menjadi 47,7 juta. Nilai transaksi per pengguna juga naik 7% menjadi US$133 atau sekitar Rp2,22 juta. Grab mencatat peningkatan insentif bagi mitra sebesar 40% menjadi US$263 juta atau Rp4,39 triliun, mencerminkan pertumbuhan ekosistem pengemudi dan merchant.

    Segmen pengantaran (deliveries) menjadi penopang utama kinerja dengan pendapatan naik 23% yoy menjadi US$465 juta (Rp7,76 triliun). Nilai transaksi (GMV) di segmen ini juga melonjak 26% menjadi US$3,73 miliar (Rp62,3 triliun). EBITDA yang disesuaikan untuk deliveries tumbuh 42% menjadi US$78 juta (Rp1,3 triliun), dengan margin 2,1% terhadap GMV.

    Selama kuartal berjalan, jumlah pengiklan aktif di platform iklan mandiri Grab meningkat 15% menjadi 228.000, sementara belanja iklan rata-rata naik 41% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Dari sisi neraca, likuiditas kas bruto Grab mencapai US$7,4 miliar atau sekitar Rp123,5 triliun per akhir September 2025, naik dari US$6,1 miliar (Rp101,8 triliun) pada periode yang sama tahun lalu. Kas bersih perusahaan juga tetap solid di US$5,3 miliar atau Rp88,5 triliun.

    Kinerja GOTO

    Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga mencatatkan kinerja positif per kuartal III/2025 dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, menandai pertama kalinya perseroan meraih laba sebelum pajak positif sejak berdiri.

    GoTo juga membukukan EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp516 miliar, melonjak 239% secara tahunan (yoy). Capaian tersebut menandai EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut, dengan nilai Rp369 miliar, membaik Rp455 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Seiring hasil tersebut, GoTo menaikkan panduan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan untuk setahun penuh 2025, dari Rp1,4–1,6 triliun menjadi Rp1,8–1,9 triliun. 

    Dari sisi operasional, total nilai transaksi bruto (GTV) Grup mencapai Rp176 triliun, tumbuh 28% yoy. GTV inti Grup tercatat Rp102,8 triliun, naik 43% yoy.

    Pendapatan bersih juga meningkat 21% menjadi Rp4,7 triliun, sementara jumlah pengguna bertransaksi tahunan (annual transacting users/ATU) di Indonesia naik 33% menjadi 61,1 juta, setara sekitar 30% populasi dewasa di Tanah Air.

    Selain itu, GoTo membukukan arus kas bebas yang disesuaikan positif sebesar Rp247 miliar, mencerminkan perbaikan kinerja operasional dan efisiensi biaya. Dari lini e-commerce, imbalan jasa Tokopedia mencapai Rp211 miliar per kuartal III/2025.

    Perseroan juga menegaskan kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas, setara kas, dan deposito jangka pendek sebesar Rp18 triliun (setara US$1,1 miliar) per 30 September 2025.

    Isu Merger Grab dan GOTO

    Istana memberi sinyal adanya kemungkinan penggabungan Grab dan GoTo di tengah penyempurnaan akhir Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol). 

    Regulasi tersebut akan mengatur sejumlah aspek penting, termasuk pembagian komisi mitra pengemudi dan skema penggabungan antara dua raksasa aplikasi transportasi daring yakni Grab dan GoTo Gojek Tokopedia (GoTo). Menurutnya, sejumlah kementerian dan lembaga ikut terlibat dalam pembahasan tersebut.

    “Dalam hal ini macam-macam. Karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ. Karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan. Makanya minta tolong sabar dulu,” katanya, Jumat (7/11/2025). 

    Dia membenarkan bahwa isu penggabungan antara Grab dan GoTo menjadi bagian dari diskusi lintas kementerian.

    “Ya salah satunya,” ujarnya saat dikonfirmasi mengenai isu merger.

    Ketika ditanya apakah benar Grab akan dibeli oleh GoTo, Prasetyo menjawab singkat dan mengamini. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa bentuk penggabungan masih dikaji lebih lanjut.

    “Dilihat dari bentuknya, iya. Intinya penggabungan mereka berdua, gitu,” katanya.

    Namun, Prasetyo menegaskan langkah tersebut bukan untuk menciptakan monopoli, melainkan untuk menjaga keberlanjutan industri transportasi daring nasional.

    “Enggak [monopoli]. Tujuannya tuh enggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya. Supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu, jumlahnya cukup besar dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi,” tegasnya.

    Terkait kabar tersebut, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia merespons. Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir mengaku pihaknya tidak dalam posisi berkomentar mengenai rencana merger tersebut.

    “Danantara Indonesia tidak dalam posisi untuk memberikan komentar atas keputusan investasi spesifik yang dilakukan oleh Goto maupun entitas lainnya,” ujarnya dihubungi Bisnis, Jumat (7/11/2025).

    Menurutnya, setiap perusahaan memiliki pertimbangan, strategi korporasi dan momentum investasi, yang dijalankan sesuai mandat serta tata kelola masing-masing.

  • Terpopuler, pelaku bom di SMAN 72 hingga redenominasi rupiah

    Terpopuler, pelaku bom di SMAN 72 hingga redenominasi rupiah

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita unggulan akhir pekan ini masih layak untuk disimak, antara lain bom di SMAN 72 diduga dibawa oleh siswa yang kerap dirundung (bullly).

    Selain itu Pemerintah menyiapkan RUU Redenominasi Rupiah yang ditargetkan rampung 2027. Berikut berita-berita tersebut:

    1.⁠ ⁠Bom rakitan di SMAN 72 diduga dibawa oleh siswa yang kerap di “bullly”

    Salah satu siswa kelas XI SMAN 72 Jakarta Sela menyebutkan bom rakitan atau bom molotov yang ditemukan di masjid sekolah diduga dibawa oleh siswa yang kerap di “bully” atau dirundung oleh siswa lain.

    Menurut dia, ledakan terjadi saat khutbah Jumat selesai dan akan dilanjutkan dengan Iqomah. Saat itu, ada ledakan besar terjadi.

    Baca selengkapnya di sini

    2.⁠ ⁠Prabowo lantik 10 anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri yang diketuai Jimly

    Presiden Prabowo Subianto melantik sepuluh anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat sore, yang diketuai oleh Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2003–2008 Jimly Asshiddiqie.

    Baca selengkapnya di sini

    3.⁠ ⁠KPK: OTT Bupati Ponorogo terkait mutasi dan rotasi jabatan

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko terkait mutasi dan rotasi jabatan.

    Sementara itu, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan tim lembaga antirasuah masih berada di lapangan dalam rangkaian OTT tersebut.

    Baca selengkapnya di sini

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berjalan menuju ruang pemeriksaan setibanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Sabtu (8/11/2025). KPK memeriksa Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Ponorogo, Jawa Timur pada Jumat (7/11). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/bar

    4.⁠ ⁠Istana sebut ada rencana penggabungan GoTo dan Grab

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut adanya rencana penggabungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab.

    Baca selengkapnya di sini

    5.⁠ ⁠Pemerintah siapkan RUU Redenominasi Rupiah, ditargetkan rampung 2027

    Pemerintah tengah menyiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi), dengan target rampung pada 2027.

    Penyiapan RUU tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Tiara Hana Pratiwi
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ada Rencana Penggabungan GoTo dan Grab, Danantara Terlibat

    Ada Rencana Penggabungan GoTo dan Grab, Danantara Terlibat

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah mengonfirmasi adanya rencana penggabungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, rencana masih dalam tahap pembahasan dan menjadi bagian dari kajian pemerintah terkait ekosistem transportasi daring nasional.

    “Rencana begitu,” ujar Prasetyo singkat saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/11/2025).

    Ia menjelaskan bahwa pembahasan mengenai rencana penggabungan dua perusahaan besar di sektor transportasi digital ini merupakan bagian dari diskusi yang lebih luas tentang rancangan peraturan presiden (perpres) terkait ojek daring.

    Prasetyo juga menyebut bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan berperan dalam proses penggabungan tersebut. 

    “Kira-kira begitu (Danantara terlibat),” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah masih mencari bentuk terbaik dari skema penggabungan, apakah akan dilakukan melalui merger ataupun akuisisi.

    “Ya, ini lagi dicari skemanya,” tambahnya.

    Menurut Prasetyo, langkah ini tidak semata-mata soal korporasi, tetapi juga berkaitan dengan upaya pemerintah menyeimbangkan kepentingan mitra pengemudi dan perusahaan aplikator, termasuk menyangkut kebijakan tarif layanan dan keberlanjutan ekosistem transportasi daring.

    “Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang di situ tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu jumlahnya cukup besar. Kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi, menggerakkan ekonomi. Jadi tujuan utamanya arahnya ke situ,” kata Prasetyo.

    Terkait progres pembentukan perpres ojek daring, ia mengungkapkan bahwa regulasi tersebut masih dalam tahap penyempurnaan dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan mitra pengemudi maupun perusahaan aplikator.

    “Sedang terus disempurnakan. Dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak, baik teman-teman mitra ojol maupun teman-teman aplikator,” pungkasnya.
     

  • Istana Ungkap Bocoran Perpres Ojol, Bahas Rencana Merger Grab dan GoTo

    Istana Ungkap Bocoran Perpres Ojol, Bahas Rencana Merger Grab dan GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol) saat ini sedang dalam tahap penyempurnaan akhir.

    Regulasi tersebut akan mengatur sejumlah aspek penting, termasuk pembagian komisi mitra pengemudi dan skema penggabungan antara dua raksasa aplikasi transportasi daring yakni Grab dan GoTo Gojek Tokopedia (GoTo).

    “Sudah terus disempurnakan. Ya, dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak ya. Dari teman-teman mitra ojol maupun teman-teman aplikator,” ujar Prasetyo usai mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait Komisi Percepatan Reformasi Polri, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

    Menurutnya, sejumlah kementerian dan lembaga ikut terlibat dalam pembahasan tersebut.

    “Dalam hal ini macam-macam. Karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ. Karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan. Makanya minta tolong sabar dulu,” katanya.

    Prasetyo juga membenarkan bahwa isu penggabungan antara Grab dan GoTo menjadi bagian dari diskusi lintas kementerian.

    “Ya salah satunya,” ujarnya saat dikonfirmasi mengenai isu merger.

    Ketika ditanya apakah benar Grab akan dibeli oleh GoTo, Prasetyo menjawab singkat dan mengamini. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa bentuk penggabungan masih dikaji lebih lanjut.

    “Dilihat dari bentuknya, iya. Intinya penggabungan mereka berdua, gitu,” katanya.

    Namun, Prasetyo menegaskan langkah tersebut bukan untuk menciptakan monopoli, melainkan untuk menjaga keberlanjutan industri transportasi daring nasional.

    “Enggak [monopoli]. Tujuannya tuh enggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya. Supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu, jumlahnya cukup besar dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi,” tegasnya.

    Terkait isu pembagian komisi mitra pengemudi yang sempat memicu aksi protes, Prasetyo memastikan hal itu juga menjadi perhatian pemerintah.

    “Dari awal kan memang diminta oleh teman-teman mitra ojol kan. Makanya di situlah dibicarakan untuk titik temu,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, dia menyebut proses pembahasan terus dilakukan secara intensif bersama pihak aplikator dan mitra ojol.

    “Kita kalau kerja kan secepatnya. Yang penting ketemu titik temu,” tuturnya.

    Meski belum bisa memastikan bentuk akhir regulasi tersebut, Prasetyo memastikan pemerintah akan menempuh instrumen hukum yang paling sesuai, baik melalui Perpres maupun bentuk lain.

    “Tunggu dulu nanti,” pungkasnya.

  • GoRide, GoCar dan GoFood Raih Penghargaan Pilihan Konsumen di BILA 2025

    GoRide, GoCar dan GoFood Raih Penghargaan Pilihan Konsumen di BILA 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Layanan andalan dalam ekosistem PT GoTo GojekTokopedia Tbk (GOTO), yakni layanan ride hailing GoRide dan GoCar serta layanan pengantaran makanan GoFood, berhasil meraih penghargaan dalam ajang Bisnis Indonesia Logistic Award (BILA) 2025.

    Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil jajak pendapat publik yang menilai kinerja dan kontribusi para penyedia layanan transportasi dan logistik di Indonesia.

    Jajak pendapat tersebut melibatkan lebih dari 400 responden, pada periode 6 Agustus-1 September 2025 di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali, serta Sumatra dan sekitarnya.

    Penilaian dilakukan secara online dengan memanfaatkan jaringan dan dukungan berbagai platform digital di bawah BisnisIndonesia Group, termasuk DataIndonesia.id, guna memastikan jangkauan responden yang lebih luas.

    GoFood dinobatkan sebagai pemenang dalam Kategori Penyedia Layanan Pengantaran Makanan Terbaik, sementara Gojek, lewat layanan GoRide dan GoCar, terpilih sebagai pemenang dalam Kategori Penyedia Layanan Ride Hailing Terbaik.

    Penghargaan tersebut diterima oleh Ade Mulya, Director of Public Affairs and Communications GoTo, dan Steven Halim, Head of GoRide and GoFood Mass Market, yang mewakili GoTo dalam acara penganugerahan, Rabu malam (5/10/2025).

    Foto: Steven Halim, Head of GoRide and GoFood Mass Market (kanan) mewakili Gojek menerima penghargaan BILA 2025 yang diserahkan Chamdan Purwoko, Direktur Bisnis Indonesia Gagaskreasitama. (Dok.GoTo)

    Ajang BILA 2025 diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia Group sebagai bentuk apresiasi terhadap peran penting sektor transportasi dan logistik di Tanah Air. Tahun ini, BILA memberikan penghargaan kepada:

    9 perusahaan transportasi dan logistik kategoriperusahaan terbuka (emiten),
    5 perusahaan berdasarkan hasil jajak pendapat publik,
    12 perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) maupun anak usaha BUMN,
    8 penghargaan khusus, serta
    1 penghargaan untuk CEO dari korporasi transportasi dan logistik.

    Melalui ajang ini, Bisnis Indonesia menyoroti peran vital sektor logistik sebagai tulang punggung rantai pasok dan penggerak utama perekonomian nasional.

  • Isi Aturan Terbaru Ojol soal Kecelakaan Kerja, Begini Bocorannya

    Isi Aturan Terbaru Ojol soal Kecelakaan Kerja, Begini Bocorannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah tengah menyiapkan aturan terkait ojek online (online). Ada beberapa hal yang masuk dalam peraturan nantinya, termasuk untuk jaminan kecelakaan kerja.

    Ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (29/10/2025), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan aturan itu sedang dalam proses.

    Selain Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Airlangga juga mengatakan ada beberapa hal yang masuk dalam aturan. Termasuk Jaminan Kematian (JKM) serta hal teknis lainnya.

    “Fasilitas kemanfaatan untuk driver yang sekarang kita sudah berikan seperti fasilitas JKK, JKM, nanti ada hal-hal teknis,” kata Airlangga.

    Airlangga mengatakan tak ada pembahasan soal batas tarif. Status kerja para pengemudi ojol juga tak dibahas dalam proses tersebut.

    Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan draf aturan ojol masih dikaji. Pemerintah juga akan berkomunikasi dengan semua pihak terlibat termasuk pengemudi dan aplikator dalam proses tersebut.

    Dia menjelaskan aturan itu akan membahas soal perlindungan dan peningkatan kesejahteraan untuk pengemudi.

    “Masa yang perlu dikomunikasikan dengan semua pihak. Kami cari jalan keluar terbaik,” kata Prasetyo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Tanggapan Grab dan Gojek

    Terkait aturan itu, Grab Indonesia mengatakan apresiasinya pada inisiatif pemerintah. Diharapkan regulasi baru akan meningkatkan kesejahteraan pengemudi transportasi online.

    Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menjelaskan pihaknya menghormati penyusunan regulasi dan kebijakan yang bebrimbang bisa memperkuat ekosistem transportasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    “Grab berkomitmen untuk terus memperkuat dukungan terhadap Mitra Pengemudi melalui model kemitraan yang memberikan fleksibilitas dan peluang ekonomi bagi jutaan masyarakat Indonesia,” ujar Tirza dalam keterangan resmi.

    Terpisah, GoTo juga menyatakan dukungannya pada inisiatif pemerintah itu. Regulasi dinilai penting menciptakan ekosistem untuk semua pihak termasuk pengemudi yang adil dan berkelanjutan.

    “Kami memandang penyusunan Peraturan Presiden ini sebagai peluang strategis untuk memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Direktur Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]