Perusahaan: Gojek

  • Harapan Pupus, Pengemudi Ojol Kecewa Besaran BHR Jauh dari Ekspektasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Maret 2025

    Harapan Pupus, Pengemudi Ojol Kecewa Besaran BHR Jauh dari Ekspektasi Megapolitan 26 Maret 2025

    Harapan Pupus, Pengemudi Ojol Kecewa Besaran BHR Jauh dari Ekspektasi
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan tentang Bantuan Hari Raya (BHR) bagi pengemudi ojek online (ojol) sempat memicu harapan besar di kalangan mitra driver. Namun, kenyataan di lapangan tak sesuai ekspektasi.
    Banyak pengemudi berharap menerima BHR hingga Rp 500.000, sesuai dengan perhitungan 20 persen dari total pendapatan bulanan dikalikan 12 bulan.
    Sayangnya, sebagian besar driver justru mendapatkan jumlah yang jauh lebih kecil—bahkan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali.
    Nadi (42), seorang pengemudi ojol yang beroperasi di sekitar Stasiun Tanah Abang, mengaku kecewa setelah mengetahui dirinya tidak menerima BHR dari perusahaan aplikasinya.
    “Ancang-ancang saya sekitar Rp 500.000 patokannya. Sekarang? Enggak dapat,” kata Nadi, Rabu (26/3/2025).
    Setiap hari, Nadi menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp 200.000.
    Jika merujuk pada ketentuan yang ada, ia seharusnya menerima sekitar Rp 480.000 sebagai BHR.
    Namun, realitas berkata lain.
    Senada dengan Nadi, Edi (42), pengemudi ojol yang telah beroperasi lebih dari delapan tahun di Tangerang Selatan, juga mengungkapkan kekecewaannya.
    “Kalau dari impian angan-angan driver ya seenggaknya Rp 300.000 atau Rp 500.000 lah. Lah, ini cuman Rp 50.000, ya sudahlah,” ujar Edi.
    Pemerintah sebelumnya telah mengimbau agar perusahaan aplikasi memberikan BHR kepada pengemudi ojol sesuai dengan Surat Edaran No. M/3/HK.04.00/III/2025.
    Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra driver dan kurir online.
    Gojek, salah satu platform transportasi online terbesar di Indonesia, menetapkan nominal BHR tertinggi hingga Rp 900.000.
    Namun, baik Nadi maupun Edi belum menemukan rekan sesama pengemudi yang benar-benar menerima jumlah tersebut.
    “Dengernya sih Rp 900.000, tapi saya belum lihat. Belum ketemu sama orangnya. Kebanyakan dapatnya antara Rp 50.000-Rp100.000,” kata Edi saat ditemui di Jl Cendrawasih, Bintaro.
    Perbedaan nominal BHR ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan pengemudi ojol.
    Banyak yang bertanya-tanya mengenai transparansi dan mekanisme penentuan besaran BHR oleh perusahaan aplikasi.
    Seiring dengan kekecewaan para pengemudi, mereka berharap ada evaluasi lebih lanjut dari pemerintah dan perusahaan aplikasi agar keadilan dalam pemberian BHR benar-benar terwujud.
    (Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heboh BHR Ojol Rp 50 Ribu, Wamenaker Ungkap Alasan Grab-Gojek

    Heboh BHR Ojol Rp 50 Ribu, Wamenaker Ungkap Alasan Grab-Gojek

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah driver ojek online (ojol) protes terkait pencairan Bonus Hari Raya (BHR) Rp50 ribu yang dianggap terlalu kecil. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel menyebut driver ojol yang mendapat Rp50 ribu merupakan pekerja paruh waktu.

    “Jadi, kenapa mendapatkan Rp50 ribu itu? Karena pertimbangan mereka, mereka itu pekerja part-time,” ujarnya saat dimintai keterangan pada Selasa (25/3/2025).

    Dalam rilisnya, Noel mengungkapkan setiap perusahaan memiliki masing-masing kriteria dan pertimbangan dalam pemberian nilai upah, dimana Gojek mempertimbangkan Tingkat produktivitas, kontribusi, serta tetap disesuaikan dengan kapasitas finansial perusahaan. Pengemudi Roda Dua mendapat BHR Rp50.000 – Rp900.000, serta Roda Empat di Rp50.000 – Rp1.600.000. Penerimanya ratusan ribu pengemudi.

    Grab mempertimbangkan tingkat pencapaian mitra selama 12 bulan terakhir. Penentuan penerima ini juga mempertimbangkan kedisiplinan mitra dalam mematuhi kode etik Grab, dengan BHR Roda Dua sebesar Rp50.000 – Rp850.000 serta Roda Empat Rp50.000 – Rp1.600.000. Penerimanya 500 ribu pengemudi.

    Sedangkan Maxim persyaratannya untuk pengemudi aktif dalam menjalankan orderan secara regular dan bukan hanya pengemudi yang terdaftar. Kedua pengemudi yang memiliki rating tinggi dan ulasan positif, dan tidak memiliki pelanggaran atau keluhan dari customer. Nilai BHR untuk Roda Dua dan Roda Empat berkisar Rp500.000 – Rp1.200.000. Namun jumlah penerimanya hanya ribuan pengemudi.

    Saat mendapat informasi adanya driver ojol yang mendapat BHR Rp50 ribu, Noel langsung melakukan klarifikasi ke pihak aplikator. Pihak aplikator yang menerima Rp50 ribu itu disebabkan karena mereka masuk kategori paling bawah.

    “Karena memang kebanyakan narasinya bahwa mereka mendapatkan Rp50 ribu. Kita tanya, kenapa mendapatkan Rp50 ribu? Kita telepon Gojek, kita telepon Grab. Akhirnya mereka ceritakan, ada kategori 1, 2, 3, 4, 5. Akhirnya kita tanya, kenapa mendapatkan Rp50 ribu? Itu, Pak, mereka itu kategorinya yang 4 dan 5. Mereka itu kerja part-time. Banyak yang nggak aktif juga, pekerja sambilan,” bebernya.

    Meski begitu, Noel menyebut ada juga ojol yang menerima BHR hingga Rp1 juta lebih. Ia juga mengingatkan pada dasarnya BHR untuk ojol baru bersifat imbauan.

    “Dan itu Maxim minimal Rp500 ribu. Sebetulnya juga banyak yang mendapatkan Rp1 juta lebih. Di Grab, di Gojek, di Maxim, dan semuanya banyak,” ujar Noel.

    (fab/fab)

  • Grab Cari Utang Rp 33,16 Triliun Buat Caplok GoTo

    Grab Cari Utang Rp 33,16 Triliun Buat Caplok GoTo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Grab dikabarkan mencari pinjaman US$ 2 miliar (Rp 33,16 triliun) untuk membiayai rencana akuisisi GoTo.

    Kabar tersebut dilaporkan oleh Reuters yang mengutip laporan Bloomberg berdasarkan informasi dari beberapa narasumber yang mengetahui isu tersebut.

    Narasumber Bloomberg menyatakan Grab dalam diskusi awal dengan sejumlah bank untuk bridge loan dengan tenor 12 bulan. Sehabis mengamankan pinjaman tersebut, Grab disebut mempertimbangkan penerbitan obligasi atau menarik pinjaman dengan jaminan sahamnya.

    GoTo menolak untuk berkomentar setelah dikonfirmasi Reuters, sedangkan Grab tidak merespons permintaan komentar.

    Pekan lalu, GoTo menyatakan bahwa tidak ada perjanjian dengan pihak mana pun terkait potensi transaksi. Pernyataan tersebut untuk merespons laporan di media bahwa Grab berencana mencaplok GoTo.

    GoTo adalah perusahaan induk dari Gojek, platform aplikasi berbagi tumpangan dan pesan antar makanan saingan Grab di Indonesia. GoTo adalah kombinasi nama dari Gojek dan Tokopedia, yang melakukan merger sebelum melepas saham di bursa Indonesia. Pada awal 2024, GoTo telah melepaskan kepemilikan mayoritas di Tokopedia ke TikTok.

    Grab, yang beroperasi di semua negara di Asia Tenggara, adalah perusahaan asal Malaysia yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham Amerika Serikat. Salah satu pemegang saham Grab adalah Uber, yang hengkang dari pasar Asia Tenggara setelah menjual bisnisnya kepada Grab.

    Kabar merger antara Grab dan GoTo (sebelumnya Gojek) telah berulang kali mencuat sejak Gojek dikabarkan berencana melakukan IPO. Reuters menyatakan salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh merger antara Grab dan Gojek adalah potensi pelanggaran regulasi anti-monopoli di berbagai negara.

    Badan pengawas persaingan usaha Singapura, menurut Reuters, menyatakan belum menerima notifikasi, baik dari Grab maupun GoTo, soal potensi merger.

    (dem/dem)

  • Kok Bisa Ojol Dapet ‘THR’ Cuma Rp 50 Ribu? Begini Hitung-hitungannya

    Kok Bisa Ojol Dapet ‘THR’ Cuma Rp 50 Ribu? Begini Hitung-hitungannya

    Jakarta

    Perusahaan ride-hailing asal Indonesia, Gojek mengurai hitung-hitungan bonus hari raya (BHR) yang diterima sejumlah mitra driver. Mereka juga mengungkap alasan sebagian pengemudi hanya menerima bantuan sebesar Rp 50 ribu!

    Chief of Public Policy & Government Relations Goto, Ade Mulya mengatakan, BHR yang diberikan ke mitra driver sejatinya dibagi dalam lima kategori. Setiap kategorinya merujuk pada sejumlah indikator, termasuk tingkat keaktifan mitra.

    “Nominal setiap kategori disesuaikan dengan tingkat keaktifan, kinerja, konsistensi, dan produktivitas, serta tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan,” ujar Ade Mulya, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (26/3).

    ojol. Foto: Grandyos Zafna

    Kelima kategori tersebut, kata Ade, merupakan Mitra Juara Utama, Mitra Juara, Mitra Unggulan, Mitra Andalan, dan Harapan. Ade menegaskan, pembagian kategori tersebut dimaksudkan agar BHR tepat sasaran.

    “Dengan pembagian ini, BHR dapat tepat sasaran dan menjangkau mitra-mitra yang telah berkontribusi nyata dalam ekosistem dan terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” tuturnya.

    Lebih jauh, dia menjelaskan, Gojek telah memenuhi imbauan pemerintah untuk pemberian BHR setara 20% penghasilan rata-rata bulanan Mitra Juara Utama. Sementara BHR di luar kategori Mitra Juara Utama diberikan sesuai arahan Kementerian Ketenagakerjaan dan sesuai kemampuan perusahaan.

    “Atas dasar itikad baik perusahaan, kami menambah empat kategori tambahan di luar Mitra Juara Utama, agar manfaat BHR dapat dirasakan lebih banyak mitra,” kata Ade.

    Rincian dan Syarat BHR untuk Driver Gojek

    Roda Dua

    1. Kategori Mitra Juara Utama – Rp 900.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulanJam online minimal 200 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian mulai Maret 2024 – Februari 2025

    2. Kategori Mitra Juara – Rp 450.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulanJam online minimal 200 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian mulai September 2024 – Februari 2025

    3. Mitra Unggulan – Rp 250.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulanJam online minimal 200 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian mulai Desember 2024 – Februari 2025

    4. Mitra Andalan – Rp 100.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulanJam online minimal 200 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian Februari 2025

    5. Mitra Harapan – Rp 50.000

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan,Periode pencapaian Februari 2025Roda Empat

    1. Kategori Mitra Juara Utama – Rp 1.600.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulanJam online minimal 160 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian mulai Maret 2024 – Februari 2025

    2. Kategori Mitra Juara – Rp 800.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulanJam online minimal 160 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian mulai September 2024 – Februari 2025

    3. Mitra Unggulan – Rp 500.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulanJam online minimal 160 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian mulai Desember 2024 – Februari 2025

    4. Mitra Andalan – Rp 100.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulanJam online minimal 160 jam/ bulanTingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian Februari 2025

    5. Mitra Harapan – Rp 50.000

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulanPeriode pencapaian di Februari 2025.

    (sfn/rgr)

  • Grab Dikabarkan Cari Pinjaman Rp33,1 Triliun untuk Akuisisi GOTO

    Grab Dikabarkan Cari Pinjaman Rp33,1 Triliun untuk Akuisisi GOTO

    Bisnis.com, JAKARTA — Grab, perusahaan transportasi daring dan pengiriman makanan yang berbasis di Singapura, dikabarkan tengah mencari pinjaman sebesar US$2 miliar atau Rp33,1 triliun untuk mendukung akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

    Melansir dari Reuters, Rabu (26/3/2025) pinjaman tersebut, yang dikenal sebagai pinjaman jembatan, diperkirakan memiliki tenor sekitar 12 bulan, dengan pembicaraan Grab dengan sejumlah bank masih dalam tahap awal.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa setelah memperoleh pinjaman jembatan, Grab juga mempertimbangkan opsi untuk menarik obligasi atau ekuitas guna mendukung langkah strategis tersebut. Meski demikian, Grab belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini.

    GOTO, yang merupakan induk dari platform transportasi daring dan pengiriman makanan Gojek, menanggapi isu akuisisi dengan menegaskan bahwa belum ada kesepakatan dengan pihak manapun mengenai potensi transaksi tersebut. 

    Pihak perusahaan menambahkan bahwa mereka tidak berkomentar lebih lanjut mengenai rumor akuisisi ini.

    Sebelumnya, pembicaraan mengenai potensi merger antara Grab dan GOTO telah berlangsung beberapa kali, namun belum menghasilkan kesepakatan. 

    Salah satu hambatan utama adalah kekhawatiran terkait persaingan di pasar, mengingat keduanya adalah pemain besar di industri layanan transportasi dan pengiriman makanan Asia Tenggara.

    Pihak pengawas persaingan di Singapura juga menegaskan bahwa hingga kini, mereka belum menerima pemberitahuan terkait usulan merger antara Grab dan GOTO.

    Diberitakan sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyampaikan klarifikasi atas kabar merger dengan Grab Holdings Ltd. GOTO menyebut tidak ada kesepakatan antara GOTO dengan pihak manapun hingga saat ini.

    Corporate Secretary GOTO RA Koesoemohadiani mengatakan sampai saat ini tidak ada perubahan informasi sejak disampaikannya keterbukaan informasi pada 4 Februari 2025. 

    Dia menuturkan sampai dengan tanggal keterbukaan ini, tidak ada kesepakatan antara GOTO dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah diberitakan di media massa. 

    “Perseroan beserta jajaran manajemen terus fokus pada kegiatan usaha dan pencapaian kinerja perusahaan,” kata Koesoemohadiani, Rabu (19/3/2025).

    Sebelumnya, Direktur Utama dan CEO Goto Patrick Walujo dalam conference callterkini GOTO, Rabu (12/3/2025), menanggapi rumor merger GOTO dengan Grab tersebut. Menurut Patrick, GOTO menyadari adanya spekulasi media yang berulang tentang diskusi potensial merger dan akuisisi ini.

    “Saya ingin merujuk para analis dan investor pada keterbukaan informasi yang telah kami sampaikan di Bursa Efek Indonesia pada Februari tahun ini, ketika kami dimintai klarifikasi oleh Bursa Efek Indonesia mengenai rumor tersebut, dan sejak saat itu tidak ada perubahan,” ucap Patrick.  

  • Ojol Protes ‘THR’ Cuma Rp 50 Ribu, Gojek Bilang Begini

    Ojol Protes ‘THR’ Cuma Rp 50 Ribu, Gojek Bilang Begini

    Jakarta

    Gojek Indonesia menanggapi keluhan mitra driver yang hanya menerima bonus hari raya (BHR) sebesar Rp 50 ribu. Mereka menegaskan, nominal tersebut sudah sesuai skema hitung-hitungan yang berlaku.

    Chief of Public Policy & Government Relations Goto, Ade Mulya mengatakan, BHR yang diberikan ke mitra driver sejatinya dibagi dalam lima kategori. Setiap kategorinya merujuk pada sejumlah indikator, termasuk tingkat keaktifan mitra.

    “Nominal setiap kategori disesuaikan dengan tingkat keaktifan, kinerja, konsistensi, dan produktivitas, serta tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan,” ujar Ade Mulya, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (26/3).

    Kata Gojek soal BHR ojol. Foto: Grandyos Zafna

    Kelima kategori tersebut, kata Ade, merupakan Mitra Juara Utama, Mitra Juara, Mitra Unggulan, Mitra Andalan, dan Harapan. Ade menegaskan, pembagian kategori tersebut dimaksudkan agar BHR tepat sasaran.

    “Dengan pembagian ini, BHR dapat tepat sasaran dan menjangkau mitra-mitra yang telah berkontribusi nyata dalam ekosistem dan terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” tuturnya.

    Lebih jauh, dia menjelaskan, Gojek telah memenuhi imbauan pemerintah untuk pemberian BHR setara 20% penghasilan rata-rata bulanan Mitra Juara Utama. Sementara BHR di luar kategori Mitra Juara Utama diberikan sesuai arahan Kementerian Ketenagakerjaan dan sesuai kemampuan perusahaan.

    “Atas dasar itikad baik perusahaan, kami menambah empat kategori tambahan di luar Mitra Juara Utama, agar manfaat BHR dapat dirasakan lebih banyak mitra,” kata Ade.

    Ojek online alias ojol. Foto: Grandyos Zafna

    Secara rinci, driver ojol yang masuk kategori Mitra Juara Utama mendapat BHR sebesar RP 900 ribu dengan keaktifan 25 hari/bulan dan tingkat penerimaan bid 90 persen/bulan. Sementara mereka yang menerima Rp 50 ribu masuk kategori mitra harapan.

    Sebagai catatan, sejumlah driver ojol dan asosiasi terkait ramai-ramai komplain soal besaran BHR yang dianggap tak sesuai harapan. Mereka, yang merujuk pada pernyataan Presiden Prabowo Subianta, berharap angkanya bisa lebih banyak.

    “Rata-rata nilai BHR yang diterima ojol sebagian besar Rp 50 ribu, banyak dari rekan-rekan ojol yang sudah menjadi ojol di satu platform aplikator lebih dari 5 tahun, namun tetap saja hanya terima Rp 50 ribu,” ujar Ketua Umum (Ketum) asosiasi ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono kepada detikOto.

    “Hal ini kami protes keras dan mengecam aplikator yang kami anggap telah melakukan akal-akalan menipu Presiden RI, membangkang Menaker RI dan membohongi Ojol seluruh Indonesia hanya demi menjaga citra baik di mata Presiden RI,” kata Igun menambahkan.

    (sfn/sfn)

  • Telkomsel & Gojek Tawarkan Paket RoaMAX dan Diskon GoCar di Singapura

    Telkomsel & Gojek Tawarkan Paket RoaMAX dan Diskon GoCar di Singapura

    Bisnis.com, JAKARTA – Telkomsel dan Gojek memperkuat sinergi untuk menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih praktis dan terintegrasi bagi pelanggan yang bepergian ke Singapura. Melalui Paket RoaMAX Singapura, pelanggan dapat menikmati layanan roaming berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau, ditambah voucher GoCar untuk mempermudah mobilitas, baik di Indonesia maupun Singapura.

    Berdasarkan Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023/2024, preferensi terhadap perjalanan wisata yang didukung oleh teknologi tanpa hambatan (seamless technology) semakin meningkat. Layanan transportasi berbagi (shared mobility), yang memungkinkan masyarakat menyewa kendaraan untuk penggunaan pribadi dalam jangka waktu tertentu, dapat membantu perjalanan wisata menjadi lebih efisien dan terjangkau dengan memungkinkan penghematan biaya serta mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

    Sebagai wujud inovasi bersama Telkomsel dan Gojek dalam menjawab kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis, Paket RoaMAX Singapura menyediakan tiga jenis pilihan dengan kuota internet besar:

    RoaMAX Internet (tanpa tethering), mulai dari Rp60.000, dengan opsi masa berlaku 1–15 hari, dan kuota internet hingga 180 GB.
    RoaMAX Hotspot (dengan tethering), mulai dari Rp65.000, dengan opsi masa berlaku 1–30 hari, dan kuota internet hingga 20 GB.
    RoaMAX Combo (gabungan internet, telepon, dan SMS), mulai dari Rp70.000, dengan opsi masa berlaku 1–7 hari, dan kuota internet hingga 100 GB.

    Seluruh Paket RoaMAX tersebut sudah mencakup akses ke jaringan 5G di Singapura dengan kecepatan hingga 100 Mbps, memungkinkan pelanggan menikmati internet cepat dengan latensi rendah untuk berbagai keperluan.

    Pelanggan yang mengaktifkan Paket RoaMAX Singapura akan mendapatkan voucher GoCar dengan nilai total hingga SGD 20 untuk seluruh perjalanan di Singapura, termasuk dari dan menuju Bandara Changi, serta voucher senilai total hingga Rp400.000 untuk perjalanan dari dan ke seluruh bandara di Indonesia. Voucher berlaku untuk semua jenis perjalanan GoCar, termasuk tipe layanan GoCar Comfort yang menawarkan armada kendaraan dengan kenyamanan ekstra dan tahun yang lebih baru, serta GoCar Luxe yang menawarkan armada kendaraan premium.

    Setelah membeli Paket RoaMAX Singapura di aplikasi MyTelkomsel dan mengaktifkan paket tersebut, pelanggan akan mendapatkan kode unik voucher lewat SMS 777. Pelanggan dapat dengan mudah melakukan klaim voucher di aplikasi Gojek dengan mengakses tautan yang tertera pada SMS.

    VP Postpaid Consumer & International Roaming Telkomsel, Danang Andrianto, menyatakan, “Kolaborasi ini merupakan wujud transformasi digital lintas ekosistem. Bagi Telkomsel, kehadiran RoaMAX Singapura sekaligus voucher GoCar menjadi solusi lengkap yang mendukung konektivitas dan kenyamanan mobilitas pelanggan. Kami berharap langkah ini akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperluas pangsa pasar kami di segmen internasional. Dengan jaringan terluas hingga ke 199 negara dan beragam paket roaming terjangkau, Telkomsel telah dan terus berinovasi menghadirkan manfaat bagi pelanggan dan ekosistem digital secara menyeluruh.”

    Head of Transport Gojek, Steven Halim, mengatakan, “Gojek berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman mobilitas terbaik lewat ragam layanan dan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui sinergi dengan Telkomsel, kami memperkuat jangkauan layanan serta menawarkan paket perjalanan hemat baik di Indonesia maupun Singapura. Hal ini memperkuat langkah Gojek dalam mendukung mobilitas masyarakat yang bepergian di dalam maupun luar negeri, lewat hadirnya layanan GoCar Bandara yang beroperasi secara resmi di 17 bandara di Indonesia. Lewat layanan ini masyarakat dapat langsung berangkat dari bandara menuju tujuan akhir dengan armada kendaraan yang sudah tersedia di titik penjemputan.”

    Informasi lebih lanjut mengenai Paket RoaMAX x Gojek dapat diakses di tsel.id/gocar.

  • Gojek (GOTO) Tegaskan BHR 20% Diambil dari Penghasilan Bulanan, Bukan Tahunan

    Gojek (GOTO) Tegaskan BHR 20% Diambil dari Penghasilan Bulanan, Bukan Tahunan

    Bisnis.com, JAKARTA — Gojek, layanan ride hailing milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memastikan telah memberikan Bantuan Hari Raya (BHR) kepada mitranya sesuai imbauan pemerintah atau kurang lebih 20% dari penghasilan.

    Chief of Public Policy & Government Relations, GoTo, Ade Mulya mengatakan BHR 20% tersebut diambil dari penghasilan perbulan mitra Gojek.

    “BHR setara dengan ±20% penghasilan bersih rata-rata per bulan kepada Mitra Juara Utama. Perlu kami luruskan bahwa perhitungan 20% tersebut bukan dari pendapatan per tahun,” kata Ade kepada Bisnis, Selasa (25/3/2025).

    Ade menjelaskan, selain Mitra Juara Utama Ade menyebut pihaknya telah memberikan BHR sesuai dengan arahan Kementerian Ketenagakerjaan

    Pemberian BHR tersebut, kata Ade disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Maka dari itu, Gojek menambah jumlah kategorisasi dalam pemberian BHR.

    “Atas dasar itikad baik perusahaan, kami menambah empat kategori tambahan di luar Mitra Juara Utama, agar manfaat BHR dapat dirasakan lebih banyak mitra,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Ade menuturkan nominal setiap kategori disesuaikan dengan tingkat keaktifan, kinerja, konsistensi, dan produktivitas, serta tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan.

    “Dengan pembagian ini, BHR dapat tepat sasaran dan menjangkau mitra-mitra yang telah berkontribusi nyata dalam ekosistem dan terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ucap Ade.

    Besaran BHR ….

  • Ojol Cuma Terima Bonus Hari Raya Rp50 Ribu, Asosiasi Sebut Prabowo Kena Tipu Aplikator

    Ojol Cuma Terima Bonus Hari Raya Rp50 Ribu, Asosiasi Sebut Prabowo Kena Tipu Aplikator

    GELORA.CO –  Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia mengecam perusahaan aplikasi ride-hailing alias aplikator yang hanya memberikan bonus hari raya (BHR) sebesar Rp50 ribu kepada mitra driver.

    Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono menyebut perusahaan-perusahaan tersebut telah menipu Presiden Prabowo Subianto.

    “Terlebih kepada dua perusahaan aplikasi yang telah diundang Presiden Prabowo ke dalam Istana Merdeka yang ternyata telah menipu Presiden RI,” ujar Igun, Selasa (25/3), dikutip dari detik.

    Igun menjelaskan para aplikator sebelumnya menyampaikan kepada Presiden bahwa BHR ojol mencapai hampir Rp1 juta. Namun kenyataannya banyak mitra hanya menerima Rp50 ribu.

    “Bentuk penipuan yang kami maksud adalah perusahaan aplikasi menyampaikan kepada Presiden RI bahwa BHR untuk ojol senilai hampir Rp1 juta, namun para pengemudi ojol mitra aplikator sebagian besar hanya menerima Rp50 ribu saja,”tambahnya.

    Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Kementerian Ketenagakerjaan, mitra driver berhak menerima BHR sebesar 20 persen dari penghasilan bulanan selama setahun terakhir. Jika ada yang hanya mendapat Rp50 ribu, berarti penghasilan mereka hanya sekitar Rp250 ribu per bulan.

    “Lembaga kepresidenan ditipu, kementerian dibangkang, ojol seluruh Indonesia dijadikan pengemis BHR, jika sudah terjadi seperti ini, maka kami akan mempersatukan ojol se-NKRI untuk melawan arogansi aplikator,” kata Igun.

    Keluhan driver ojol terkait BHR Rp50 ribu ini ramai diperbincangkan di media sosial. Bahkan, ada yang menerima lebih rendah dari nominal tersebut.

    Salah satu aplikator, Gojek, menyatakan bahwa BHR diberikan berdasarkan kategori mitra, mulai dari Mitra Harapan hingga Mitra Juara Utama.

    “Mitra dalam kategori Mitra Juara Utama mendapatkan BHR yang dihitung sekitar 20 persen dari rata-rata penghasilan bersih di kategori tersebut. Besaran BHR yang diterima dalam kategori tertinggi adalah Rp900 ribu untuk mitra roda dua dan Rp1.600.000 untuk mitra roda empat,” kata Chief of Public Policy & Government Relations GoTo, Ade Mulya.

  • Driver Ojol Protes THR Rp 50 Ribu, Gojek Buka-bukaan Besaran BHR

    Driver Ojol Protes THR Rp 50 Ribu, Gojek Buka-bukaan Besaran BHR

    Daftar Isi

    Berikut besaran penerima BHR di tiap kategori tersebut:

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para aplikator transportasi online sudah menyalurkan Bonus Hari Raya (BHR) untuk para pekerja ojek online (ojol) dan kurir online, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang kemudian tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) tentang Tunjangan Hari Raya (THR) yang mencakup BHR. 

    Kendati demikian, beberapa mitra ojol protes karena hanya menerima BHR sebesar Rp 50.000. Beberapa mitra ojol lantas menyambangi kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Ada yang menyebut pendapatan tahunan bisa Rp 93 juta, tetapi cuma menerima BHR Rp 50.000. Ada juga yang mengaku sudah bekerja 15 tahun sebagai mitra ojol, tetapi cuma dapat BHR Rp 50.000.

    Sebelumnya, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesian (SPAI) Lily Pujiati, mengungkap ada mitra pekerja ojol dengan penghasilan tahunan Rp 33 juta yang juga mendapatkan BHR Rp 50.000

    Gojek sebagai salah satu aplikator kawakan di RI buka suara soal BHR yang diberikan kepada para mitra pekerja ojol. Perusahaan itu mengatakan besaran BHR dibagi menjadi 5 kategori. Setiap kategori merujuk pada beberapa indikator, termasuk tingkat keaktifan mitra.

    “Nominal setiap kategori disesuaikan dengan tingkat keaktifan, kinerja, konsistensi, dan produktivitas, serta tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan,” kata Chief of Public Policy & Government Relations Goto, Ade Mulya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (25/3/2025).

    Adapun kategori yang dimaksud adalah Mitra Juara Utama, Mitra Juara, Mitra Unggulan, Mitra Andalan, dan Harapan. Ade mengatakan pembagian kategori ini dimaksudkan agar BHR lebih tepat sasaran.

    “Dengan pembagian ini, BHR dapat tepat sasaran dan menjangkau mitra-mitra yang telah berkontribusi nyata dalam ekosistem dan terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” jelasnya.

    Ade menjelaskan Gojek telah memenuhi imbauan pemerintah untuk pemberian BHR setara dengan 20% penghasilan bersih rata-rata bulanan Mitra Juara Utama. Dia mengatakan perhitungan 20% bukanlah dari pendapatan per tahun.

    Sementara, untuk BHR pada pengemudi di luar kategori Mitra Juara Utama diberikan sesuai arahan Kementerian Ketenagakerjaan dan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

    “Atas dasar itikad baik perusahaan, kami menambah empat kategori tambahan di luar Mitra Juara Utama, agar manfaat BHR dapat dirasakan lebih banyak mitra,” ujar Ade.

    Berikut besaran penerima BHR di tiap kategori tersebut:

    Roda Dua

    1. Kategori Mitra Juara Utama – Rp 900.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulan

    Jam online minimal 200 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian mulai Maret 2024 – Februari 2025

    2. Kategori Mitra Juara – Rp 450.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulan

    Jam online minimal 200 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian mulai September 2024 – Februari 2025

    3. Mitra Unggulan – Rp 250.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulan

    Jam online minimal 200 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian mulai Desember 2024 – Februari 2025

    4. Mitra Andalan – Rp 100.000

    Hari aktif minimal 25 hari/ bulan

    Jam online minimal 200 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian Februari 2025

    5. Mitra Harapan – Rp 50.000

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan,

    Periode pencapaian Februari 2025

    Roda Empat

    1. Kategori Mitra Juara Utama – Rp 1.600.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulan

    Jam online minimal 160 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian mulai Maret 2024 – Februari 2025

    2. Kategori Mitra Juara – Rp 800.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulan

    Jam online minimal 160 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian mulai September 2024 – Februari 2025

    3. Mitra Unggulan – Rp 500.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulan

    Jam online minimal 160 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian mulai Desember 2024 – Februari 2025

    4. Mitra Andalan – Rp 100.000

    Hari aktif minimal 20 hari/ bulan

    Jam online minimal 160 jam/ bulan

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian Februari 2025

    5. Mitra Harapan – Rp 50.000

    Tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip minimal 90%/ bulan

    Periode pencapaian di Februari 2025.

    (fab/fab)