Perusahaan: Freeport

  • Industri Bukan Musuh, Tapi Kunci Masa Depan RI

    Industri Bukan Musuh, Tapi Kunci Masa Depan RI

    Jakarta

    Dulu sunyi, kini sibuk. Morowali dan Halmahera menjadi saksi bagaimana nikel mengubah wajah Indonesia, bukan hanya sebagai tambang, tapi tumpuan masa depan. Di tengah gejolak geopolitik dan dorongan global menuju energi bersih, Indonesia punya satu keunggulan langka: cadangan dan kesiapan untuk memimpin.

    Kawasan industri yang dulu dianggap asing dan jauh dari hiruk-pikuk pembangunan, kini menjelma jadi pusat pertumbuhan baru. Di balik deru mesin dan asap cerobong, banyak cerita tentang pekerja muda yang pulang kampung, keluarga yang menggantungkan harapan, dan desa-desa yang berubah wajah karena hadirnya infrastruktur.

    Nikel, komoditas andalan yang dulu hanya diekspor mentah, kini menjadi pion penting dalam strategi hilirisasi nasional. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dan itulah modal utama dalam membangun ekosistem industri kendaraan listrik dan energi bersih.

    Hingga saat ini, mayoritas nikel global masih digunakan untuk produksi stainless steel. Namun, tren menunjukkan bahwa permintaan dari sektor kendaraan listrik (EV) akan melonjak seiring peralihan global ke energi ramah lingkungan.

    Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, mengatakan prospek industri nikel Indonesia sangat cerah seiring tren elektrifikasi global. “Nikel kan komponen utama dalam baterai kendaraan motor listrik. Komponen utama ini nanti akan membuat orang beralih ke motor listrik, jadi permintaannya ke depan akan terus berkembang,” ujar Hendra kepada detikcom.

    Lebih dari sekadar komoditas, nikel telah menjadi katalisator pertumbuhan di berbagai wilayah. Kawasan seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara mengalami pertumbuhan pesat, tak hanya secara ekonomi, tetapi juga sosial.

    “Pertumbuhan ekonomi atau penciptaan lapangan pekerjaan di beberapa daerah, seperti di Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, termasuk di Morowali, sudah cukup mengangkat perekonomian daerah. Selain itu, nilai tambahnya juga tercipta,” lanjut Hendra.

    Ferdy Hasiman, pengamat tambang dan energi, menambahkan bahwa perubahan di kawasan industri nikel terasa nyata. “Dulu sepi, sekarang sudah ramai. Itu menunjukkan bahwa kehadiran industri di sana benar-benar memompa perekonomian daerah,” katanya. Ia membandingkan perubahan tersebut dengan transformasi kawasan Gresik karena kehadiran Freeport.

    Menurutnya, satu perusahaan besar saja bisa membawa perubahan besar bagi daerah. “Itu memompa ekonomi di salah satu kabupaten besar dan provinsi yang luas. Jadi hanya dengan satu perusahaan saja, pembangunan di seluruh daerah bisa terdorong,” imbuhnya.

    Sementara itu, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menekankan pentingnya hilirisasi sebagai jembatan menuju industrialisasi. Ia menilai langkah ini bisa membawa Indonesia naik kelas sebagai negara industri.

    “Selama ini Indonesia mengandalkan konsumsi. Kalau manufaktur berkembang karena adanya industrialisasi, maka Indonesia punya peluang besar menjadi negara maju yang berbasis industri,” ujar Fahmy, dikutip dari Antara.

    Beberapa perusahaan telah menjadi pionir dalam hilirisasi nikel, termasuk Harita Nickel yang beroperasi di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Bersama pemain lain seperti Vale Indonesia dan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), mereka bukan hanya membangun smelter, tapi juga membangun harapan.

    Jika dulu industri hanya dilihat sebagai tambang dan asap, kini saatnya kita melihatnya sebagai harapan dan masa depan Indonesia. Dengan dukungan regulasi, investasi, dan keterlibatan masyarakat, industri nikel berpotensi menjadi motor transformasi ekonomi nasional.

    Pemerintah sendiri menjadikan hilirisasi sebagai strategi utama memperkuat daya saing nasional. Ini sejalan dengan visi menuju net zero emission 2060, di mana industri baterai dan kendaraan listrik memegang peran krusial.

    Dengan cadangan nikel dan mineral penting lainnya yang melimpah, Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem energi hijau global. Jika dikelola dengan berkelanjutan dan inklusif, sektor ini bukan hanya menghasilkan ekspor, tapi juga membuka lapangan kerja, mempercepat pembangunan, dan mengangkat martabat bangsa.

    Tonton juga video “Hasil Studi Dampak Lingkungan dan Kesehatan di Sekitar Kawasan Tambang” di sini:

    (fdl/fdl)

  • Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

    Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

    Jakarta

    PT Freeport Indonesia (PTFI) siap memulai produksi katoda tembaga perdana dari smelter Manyar, Gresik dengan target tahunan sebesar 441.000 ton. Momentum ini dinilai menjadi strategi pembangunan ekonomi yang menyentuh masyarakat secara langsung.

    Dalam laporan riset Laporan Akhir Membangun Kemitraan antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) tahun 2024, Gresik disebut sebagai contoh keberhasilan model kemitraan yang melibatkan masyarakat lokal sejak tahap awal pembangunan industri. Salah satu bentuk kolaborasi itu adalah forum ‘Rembuk Akur’ yang memfasilitasi perekrutan tenaga kerja dari sembilan desa Ring 1 di sekitar kawasan industri smelter.

    Riset FEB UB tersebut juga mencatat bahwa keterlibatan pelaku usaha lokal telah membuka ruang partisipasi ekonomi yang lebih luas. UMKM tidak hanya berperan sebagai penyedia jasa katering dan logistik, tetapi juga didorong melalui pengembangan sentra IKM seperti Songkok Kemuteran dan Mesin Logam Pelemwatu Menganti di Gresik.

    “Dengan kemitraan strategis, pelaku UMKM dapat mengambil peran lebih besar dalam rantai pasok industri, yang pada akhirnya memperkuat ekosistem ekonomi lokal,” kata salah satu peneliti laporan tersebut, Hendi Subandi dalam keterangan, Rabu (23/7/2025).

    Lebih jauh, laporan ini menekankan bahwa manfaat hilirisasi akan jauh lebih berkelanjutan bila dilakukan melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan enam unsur utama: perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, media, dan NGO. Pendekatan hexahelix ini dianggap penting untuk menjaga kesinambungan antara kepentingan ekonomi dan pembangunan sosial di tingkat lokal.

    “Dengan melibatkan berbagai aktor dalam model kemitraan hexahelix, hilirisasi dapat menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat lokal,” lanjut Hendi.

    Hal ini sejalan dengan temuan tim riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berjudul Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika, yang menyoroti bahwa hilirisasi di sejumlah daerah, termasuk Gresik, berdampak pada peningkatan indikator sosial.

    Studi mereka mencatat perbaikan dalam rata-rata lama sekolah, umur harapan hidup, serta penurunan angka stunting, sebagai bagian dari dampak tidak langsung pembangunan industri dan pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Dana Bagi Hasil (DBH).

    FEB UI juga mencatat bahwa hilirisasi dapat memperkuat belanja pembangunan di sektor-sektor publik seperti pendidikan dan kesehatan, karena peningkatan pendapatan daerah membuka ruang fiskal yang lebih besar. Dalam konteks jangka panjang, model ini dipandang mampu mendongkrak kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan industri.

    “Dengan pendapatan daerah yang meningkat, daerah-daerah hilirisasi kini memiliki kapasitas fiskal yang lebih baik untuk membiayai layanan dasar. Ini menunjukkan bahwa manfaat hilirisasi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI Nur Kholis.

    Produksi katoda tembaga dari smelter Manyar akan menyuplai kebutuhan bahan baku untuk kabel listrik, kendaraan listrik, dan teknologi energi terbarukan. Dengan kapasitas pengolahan yang besar dan proses produksi yang terintegrasi, fasilitas ini memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri global.

    “Lebih dari sekadar angka produksi, langkah ini memberi gambaran bahwa pembangunan industri bisa diarahkan untuk menciptakan nilai bersama. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat punya peran yang saling menguatkan. Gresik menunjukkan bahwa hilirisasi bukan hanya agenda nasional, tapi juga proses yang bisa menghidupkan ekonomi daerah dari dekat,” tutupnya.

    (akn/ega)

  • Menteri ESDM sebut ekspor tembaga ke AS akan sesuai aturan RI

    Menteri ESDM sebut ekspor tembaga ke AS akan sesuai aturan RI

    andaikan pun ada yang harus kita kirim tembaga, semuanya dalam kerangka aturan yang berlaku

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengiriman tembaga ke Amerika Serikat akan sesuai dengan aturan Indonesia, yakni tembaga yang sudah melalui proses hilirisasi.

    “Dalam negosiasi itu, aturan-aturan yang di dalam negeri tetap diterapkan. Jadi, andaikan pun ada yang harus kita kirim tembaga, semuanya dalam kerangka aturan yang berlaku,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat.

    Pernyataan tersebut terkait dengan ketertarikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan tembaga Indonesia.

    Bahlil menyampaikan akan berkoordinasi kembali dengan Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ihwal apa saja yang akan diekspor ke Amerika Serikat, termasuk kemungkinan ekspor tembaga.

    Akan tetapi, sejauh ini Bahlil meyakini tembaga yang diekspor ke Amerika Serikat merupakan hasil dari hilirisasi, bukan bahan mentah.

    “Sepengetahuan saya, semuanya sesuai aturan yang berlaku di negara kita. Tapi nanti saya akan mengecek lagi, minta arahan Presiden Prabowo dan Pak Menko,” ucap Bahlil.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan Indonesia memiliki tembaga dengan kualitas tinggi, menyusul pengumuman penurunan tarif balasan atau resiprokal dari semula 32 persen menjadi 19 persen.

    Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan masih menunggu detail kepastian tarif ekspor produk tambang, khususnya tembaga ke Amerika Serikat (AS).

    “Detailnya belum tahu. Tapi tadi dipuji (oleh Presiden AS Donald Trump) bahwa tembaga di Indonesia itu kualitasnya bagus,” kata Tony saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (16/7).

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump umumkan kesepakatan tarif, Prabowo buktikan kelasnya

    Trump umumkan kesepakatan tarif, Prabowo buktikan kelasnya

    Presiden Pabowo menghindarkan Indonesia dari jebakan zero-sum game dan berhasil memosisikan negeri ini sebagai mitra strategis dalam tatanan global yang makin multipolar.

    Jakarta (ANTARA) – Diplomasi bukan soal siapa yang paling lantang, tapi siapa yang paling digugu dan dihormati.

    Prabowo tak banyak bicara. Namun, saat ia datang, peta berubah dan dunia mendengarkan.

    Di tengah gelombang proteksionisme global yang makin menguat, terutama setelah Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan tarif tinggi terhadap berbagai negara, banyak mitra dagang Amerika mulai limbung. Negara-negara eksportir besar di Asia dan Eropa menghadapi lonjakan bea masuk yang mengancam keberlanjutan industri mereka.

    Ketika sebagian pemimpin dunia bereaksi gugup terhadap langkah Trump, Indonesia memilih jalur yang berbeda. Tanpa kecaman emosional atau keluhan terbuka, Presiden Prabowo langsung bekerja. Ia menyiapkan strategi diplomatik yang tegas, mengutamakan kepentingan nasional di atas panggung retorika.

    Hasilnya bukan sekadar wacana. Presiden Prabowo Subianto justru mendapat pengakuan langsung dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Bukan dari juru bicara, bukan dari dokumen bocor, tapi dari mulut sang pemimpin negara adidaya.

    “Kesepakatan besar baru saja dibuat dengan Indonesia. Saya berurusan langsung dengan presiden mereka yang sangat dihormati,” ujar Trump dalam pernyataannya, Selasa (15/7).

    Inilah bentuk paling nyata dari diplomasi yang bekerja dalam diam. Saat banyak negara gagal menyelamatkan diri dari hantaman tarif proteksionis, Indonesia justru berhasil menjalin “deal besar” yang diumumkan langsung oleh Trump. Itu bukan sekadar kesepakatan dagang, melainkan validasi bahwa Indonesia kini dipandang sebagai kekuatan ekonomi dan mitra strategis yang diperhitungkan, bahkan oleh pemimpin paling keras sekalipun.

    Memang, bagi sebagian pihak, penjelasan Trump bahwa Indonesia akan memberikan akses penuh ke produk dan investasi AS, sementara AS “tidak membayar apa pun” dan Indonesia tetap dikenai tarif 19 persen, tampak berat sebelah. Namun jika dibaca secara lebih cermat, kesepakatan ini bukan bentuk menyerah. Ia adalah kompromi strategis, bargain jangka panjang yang membuka ruang negosiasi lanjutan, sekaligus menghindarkan benturan yang bisa melukai kepentingan nasional.

    Istilah “akses penuh” yang diucapkan Trump sebetulnya juga bukan berarti Indonesia membuka pintu tanpa syarat. Akses yang dimaksud merupakan bagian dari kerja sama yang saling menguntungkan, dalam kerangka kendali nasional yang kuat. Apalagi, tambang emas dan tembaga Freeport di Papua misalnya, sekarang mayoritas dikuasai oleh Indonesia melalui holding BUMN. Jadi, ini bukan soal obral, tapi justru bentuk penguatan kontrol dan leverage dalam negosiasi global.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Getok Tarif Tembaga 50%, Bos Freeport: Permintaan Bisa Berkurang

    Trump Getok Tarif Tembaga 50%, Bos Freeport: Permintaan Bisa Berkurang

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) menyebut rencana pengenaan tarif 50% untuk tembaga impor yang masuk pasar Amerika Serikat (AS) berpotensi mengurangi permintaan di pasar global. 

    Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, pengenaan tarif tinggi tersebut tidak berdampak langsung terhadap produk tembaga PTFI. Hal ini lantaran produk tembaga PTFI tidak dijual ke AS, melainkan mayoritas dipasarkan ke China. 

    Hanya saja, menurut Tony, permintaan tembaga di pasar global bisa saja secara tidak langsung terdampak.

    “Mungkin itu bisa dipikirkan apakah industri turunannya dari China, atau industri turunan yang beli dari kami dikenakan tarif AS ya tentu saja demand akan berkurang,” kata Tony kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Rabu (16/7/2025). 

    Di sisi lain, Tony menegaskan komitmen PTFI melakukan hilirisasi lewat pembangunan smelter katoda tembaga di Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa importasi tembaga dari Tanah Air tidak lagi berupa raw material atau konsentrat. 

    Terlebih, baru-baru ini Trump mengincar tembaga Indonesia untuk kebutuhan AS pascanegosiasi tarif berjalan mulus hingga turun ke 19%.

    Tony mengatakan, hilirisasi yang dilakukan PTFI telah berprogres dan direncanakan dapat memproduksi 441.000 ton katoda tembaga tahun ini. 

    “Kita smelternya sudah jadi, sudah beroperasi, sudah akan segera produksi katoda tembaga, mulai minggu depan emas batangan sudah diproduksi, perak batangan sudah diproduksi. Ini kan akan sangat baik buat ekosistem hilirisasi dalam negeri,” ujar Tony.

    Kapasitas produksi katoda tembaga tersebut datang dari smelter PTFI di Gresik yang baru rampung diperbaiki pascainsiden kebakaran tahun lalu. 

    Tak hanya itu, Tony juga menerangkan bahwa hilirisasi dari sektor tambang di Indonesia sudah di tahap final. Artinya, yang diperlukan saat ini yakni industrialisasi atau pengolahan ke hilir untuk komoditas yang ada, termasuk tembaga. 

    “Hilirisasi dari sektor tambang tuh sudah final. Hilirisasi lanjutan yang kita butuhkan di manufacturing side. Kami kan 99,99% metal sudah diproduksi dalam negeri,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa AS telah mendapatkan akses penuh terhadap produk Indonesia termasuk komoditas tambang. 

    Adapun, hal ini menjadi kesepakatan dalam negosiasi tarif Trump yang semula dikenakan 32% menjadi 19%. 

    “Kami memiliki akses penuh ke Indonesia, semuanya. Indonesia sangat kuat dalam tembaga berkualitas sangat tinggi yang akan kami gunakan,” kata Trump dikutip dari akun Youtube, Rabu (16/7/2025).

    “Indonesia memiliki beberapa produk hebat dan mereka juga memiliki beberapa tanah jarang yang sangat berharga dan berbagai material lainnya,” jelasnya.

  • PHE raih dua penghargaan internasional di Malaysia

    PHE raih dua penghargaan internasional di Malaysia

    tetapi juga membangun kepercayaan dan menjaga keberlangsungan budaya perusahaan yang positif

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menerima dua penghargaan dari ASEAN PR Network (APRN), yakni Best Government PR dan ASEAN Innovative Impact Leadership for Internal Communication.

    “Dalam menjalankan program komunikasi internal pada perusahaan energi dan pertambangan, kami menghadapi berbagai tantangan,” kata Internal Communication Manager PT PHE Anggadewi Widyastuti dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu.

    Namun, lanjut dia, departemen komunikasi internal PHE tidak hanya menyebarkan informasi atau kebijakan perusahaan secara internal, tetapi juga membangun kepercayaan dan menjaga keberlangsungan budaya perusahaan yang positif.

    “Ini menjadikan setiap karyawan sebagai bagian dari perusahaan,” ucapnya.

    Anggadewi menerima penghargaan bersama para pemimpin dan juga praktisi Public Relations (PR) lainnya, yaitu Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas , Prof. Dato’ Sri Dr Syed Arabi Bin Syed Abdullah dari International Islamic University Malaysia, Boy Kelana Soebroto dari PT Astra International Tbk, serta Nurhayati Subakat dari PT Paragon Technology & Innovation dengan berbagai kategori.

    Penghargaan diberikan dalam acara The Kuala Lumpur International PR Conference (KLIP) yang diselenggarakan oleh APRN, Institute of Public Relations Malaysia (IPRM), World Comm Malaysia and Global Alliance for Public Relations and Communication Management.

    “Kami yakin ini dapat menjadi sebuah strategi untuk meningkatkan keterlibatan karyawan agar terus berdedikasi kepada perusahaan dan membangun pondasi yang kuat untuk meraih kesuksesan,” tuturnya.

    PT Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah bagian dari PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang hulu minyak dan gas.

    PHE berperan sebagai subholding upstream Pertamina, mengelola portofolio dan operasional di berbagai wilayah kerja (blok) baik di dalam maupun luar negeri, serta terlibat dalam kegiatan hilir migas dan layanan terkait.

    PHE mengelola sejumlah wilayah kerja (blok) migas, baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai subholding, PHE bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan kegiatan hulu migas Pertamina, termasuk eksplorasi, eksploitasi dan produksi.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Minggu Depan Freeport Produksi Katoda Tembaga Perdana

    Minggu Depan Freeport Produksi Katoda Tembaga Perdana

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Freeport Indonesia (PTFI) memastikan bahwa fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) tembaga Gresik saat ini sudah selesai dibangun. Bahkan, rencananya minggu depan akan dimulai produksi pertama dari smelter baru ini.

    Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan smelter baru PTFI di Gresik saat ini sudah selesai dibangun dan siap memulai produksi katoda tembaga.

    “Rencananya minggu depan produksi pertama dari smelter baru. Tahun ini rencana total 441 ribu ton katoda tembaga, semuanya diproduksi di dalam negeri,” katanya di Gedung DPR RI, Rabu (16/7/2025).

    Di sisi lain, saat disinggung terkait kemungkinan permintaan AS untuk mengimpor bijih tembaga RI, Tony menegaskan bahwa saat ini pihaknya telah memproduksi logam murni di dalam negeri.

    “Emas batangan sudah diproduksi, perak batangan sudah diproduksi, ini kan akan sangat baik untuk ekosistem dalam negeri,” katanya.

    Menurut dia, hilirisasi dari sektor tambang sudah final. Sehingga yang saat ini pihaknya butuhkan adalah hilirisasi lanjutan di sisi manufaktur.

    “Hilirisasi dari sektor tambang tuh sudah final. Hilirisasi lanjutan yang kita butuhkan di manufacturing side. Kami kan 99,99 persen metal sudah diproduksi dalam negeri,” ujarnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pabrik Freeport Sudah Produksi 11 Ton Emas Batangan

    Pabrik Freeport Sudah Produksi 11 Ton Emas Batangan

    Jakarta

    PT Freeport Indonesia (PTFI) melaporkan telah menghasilkan sebanyak 11 ton emas batangan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur hingga 14 Juni 2025.

    Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan bahwa hasil produksi tersebut sebagian besar diserap oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam. Fasilitas tersebut mulai produksi emas pada 30 Desember 2024.

    “Sehingga 14 Juli total produksi emas batangan telah mencapai 11 ton. Dan ini sebagian besar di-offtake oleh PT Antam,” kata Tony dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Rabu (17/6/2025).

    Selain emas, Tony mengatakan PTFI juga telah menghasilkan perak batangan sebanyak 6 ton hingga 14 Juli 2025. Ia mengatakan produksi perak batangan tersebut dimulai pada 5 Juni 2025.

    “Dan juga kita telah memproduksi perak batangan sejumlah 6 ton,” katanya.

    Dalam rapat tersebut, Tony juga menyampaikan bahwa perbaikan Common Gas Cleaning Plant (CGCP) di area Pabrik Asam Sulfat pada tanggal 14 Oktober 2024 yang terjadi kebakaran telah selesai dilakukan.

    “Kalau kita lihat di bulan Juli itu kapasitasnya sudah bisa 40%, jadi produksi smelternya sudah bisa mencapai 40%, dan sampai dengan kemarin itu, tanggal 14 Juli itu sudah memproses atau memurnikan 115 ribu ton konsentrat dan menghasilkan anoda tembaga sebanyak 350 ton,” katanya.

    Selain itu emas batangan dan perak batangan, Tony menyampaikan bahwa smelter PTFI juga menghasilkan produk sampingan yaitu copper slag sebanyak 31 ribu ton, asam sulfat sebanyak 76 ribu ton, gypsum sebanyak 6 ribu ton.

    “Dan dalam optimalisasi ini kita akan terus lakukan dan dengan ramp up schedule yang akan bisa mencapai 100% pada bulan Desember tahun 2025 ini,” katanya.

    Tonton juga Video: Prabowo Resmikan Smelter Emas Milik PT Freeport di Gresik

    (acd/acd)

  • Pabrik Emas Raksasa Antam di Gresik Mulai Produksi 2027

    Pabrik Emas Raksasa Antam di Gresik Mulai Produksi 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam akan membangun pabrik pengolahan logam mulia di Gresik, Jawa Timur yang ditargetkan mulai produksi pada kuartal IV/2027. 

    Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan, rencana pembangunan pabrik baru tersebut merupakan upaya perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. 

    “Kami sudah mempunyai proyek yang namanya proyek Avere itu berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Itu tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi kepingan-kepingan emas yang kita jual ke masyarakat,” kata Achmad dalam RDP Komisi XII DPR RI, Rabu (16/7/2025). 

    Proyek tersebut diberi nama Avere dengan investasi senilai US$70 juta atau setara Rp1,14 triliun. Adapun, pabrik baru ini direncanakan memiliki kapasitas produksi hingga 30 ton emas yang akan diolah menjadi 5 juta keping emas berbentuk gold minted dan gold coins. 

    Pihaknya berharap sumber bahan baku akan dipasok dari tambang-tambang eksis dalam negeri. Dalam hal ini, Antam juga bekerja sama dengan anak usaha MIND ID, PT Freeport Indonesia untuk bahan baku emas. 

    “Saat ini kita juga sudah bekerjasama dengan anak perusahaan MIND ID juga yaitu Freeport untuk bisa memanfaatkan secara maksimal emas yang dihasilkan oleh Freeport dan untuk dimanfaatkan juga oleh bangsa Indonesia dibeli dalam bentuk kepingan-kepingan emas yang merupakan produk asli dari bangsa Indonesia,” tuturnya. 

    Adapun, Antam mencatatkan laba bersih Rp2,32 triliun pada kuartal I/2025 atau melonjak 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp210,59 miliar. 

    Selain itu, Antam mencatatkan peningkatan EBITDA sebesar 518% menjadi Rp3,26 triliun, naik signifikan dari Rp527,61 miliar pada kuartal pertama 2024.

  • Antam Mau Bikin Pabrik Emas Raksasa di Gresik!

    Antam Mau Bikin Pabrik Emas Raksasa di Gresik!

    Jakarta

    PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam bakal membangun pabrik manufaktur logam mulia yang diberikan nama Avere di Gresik, Jawa Timur. Pembangunan pabrik tersebut dilakukan sebagai respons atas tingginya permintaan emas di dalam negeri.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Antam Achmad Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (16/7/2025).

    “Penjualan emas PT Antam melalui brand nasionalnya Logam Mulia juga terus meningkat sehingga sangat membutuhkan bahan baku emas. Nah saat ini kami sudah mempunyai proyek yang namanya proyek Avere itu berlokasi di Gersik, Jawa Timur. Itu tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi kepingan-kepingan emas yang kita jual ke masyarakat,” katanya.

    Achmad mengatakan saat ini proyek tersebut masih dalam tahap pra konstruksi, dan ditargetkan dimulai pada kuartal IV tahun 2025. Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai sekitar US$ 70 juta.

    “Diharapkan di tahun 2027 nanti di kuartal IV sudah bisa commissioning,” katanya.

    Achmad mengatakan proyek ini ditargetkan mampu mengolah hingga 30 ton emas yang dapat menghasilkan sekitar 5 juta keping emas dalam bentuk gold minted dan gold coins.

    “Diharapkan nanti kita bisa mengolah 30 ton di proyek Avere di Jawa Timur ini sehingga bisa menghasilkan kurang lebih 5 juta keping gold minted dan coins yang bisa dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia,” katanya.

    Terkait dengan bahan baku, Achmad mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai pemasoknya.

    “Saat ini kita juga sudah bekerjasama dengan anak perusahaan MIND ID juga yaitu Freeport untuk bisa memanfaatkan secara maksimal emas yang dihasilkan oleh Freeport dan untuk dimanfaatkan juga oleh bangsa Indonesia dibeli dalam bentuk kepingan-kepingan emas yang merupakan produk asli dari bangsa Indonesia,” katanya.

    Tonton juga video “Harga Emas Meroket, Tembus Rp 2 Juta!” di sini:

    (acd/acd)