Perusahaan: Facebook

  • Begini Cara Mengembalikan Akun Instagram Ditangguhkan, Lakukan Tips-tips Berikut

    Begini Cara Mengembalikan Akun Instagram Ditangguhkan, Lakukan Tips-tips Berikut

    YOGYAKARTA – Anda mungkin pernah mengalami penangguhan akun Instagram. Akun Instagram yang ditangguhkan tentunya dapat menjadi masalah serius, khususnya bagi pengguna yang memanfaatkan platform ini untuk kebutuhan profesional ataupun personal.  Lantas bagaimana cara mengembalikan akun Instagram yang ditangguhkan?

    Penangguhan biasanya terjadi karena dugaan pelanggaran kebijakan atau aktivitas mencurigakan yang terdeteksi oleh sistem. Dalam situasi tersebut, Anda memerlukan langkah-langkah yang tepat dan terukur agar proses pemulihan akun dapat berjalan lancar dan meminimalkan risiko penangguhan berkepanjangan.

    Dengan menerapkan prosedur secara cermat dan mengikuti pedoman yang berlaku, peluang untuk memulihkan akses akun akan lebih besar dan membantu Anda mencegah penangguhan yang sama di masa selanjutnya.

    Cara Mengembalikan Akun Instagram Ditangguhkan

    Periksa e-mail dari Instagram  

    Setelah sebuah akun ditangguhkan, biasanya Instagram akan mengirimkan email berisi alasan penangguhan dan juga panduan pemulihan. Email ini dapat berisi tautan atau instruksi khusus dalam pengajuan banding. Pastikan Anda memeriksanya dengan detail, termasuk folder Spam atau Promotions.

    Lakukan instruksi resmi

    Jika dalam email tersebut berisi tautan atau langkah dalam pengajuan banding, sebaiknya ikuti dengan cermat. Jangan lewatkan tahapan yang diminta, sebab kesalahan kecil akan membuat proses pemulihan semakin lambat.

    Gunakan pusat bantuan Instagram

    Jika Anda tidak mendapatkan email, buka Help Center Instagram dan cari formulir “My Instagram Account Was Deactivated”. Isi formular dengan informasi yang tepat, seperti nama pengguna dan penjelasan singkat tentang kasus Anda. Tambahkan data pendukung jika memang tersedia.

    Ajukan banding dengan penjelasan yang tepat

    Isi formulir banding dengan bahasa sopan dan ringkas. Tuliskan mengapa Anda yakin penangguhan tersebut merupakan kesalahan. Hindari penggunaan nada marah atau defensif, sebab hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penilaian pihak Instagram.

    Tunggu tanggapan

    Setelah proses banding dikirimkan, proses peninjauan akan menghabiskan waktu beberapa hari hingga dua minggu. Bersabarlah dan hindari mengirim banding berulang kali dalam waktu singkat, sebab hal tersebut justru akan memperlambat respon.

    Langkah-langkah pengajuan banding Instagram Suspend

    Buka formulir banding resmi Instagram melalui Facebook Help Center atau Pusat Bantuan Instagram. Pastikan Anda sudah mengakses tautan resmi untuk menghindari situs palsu.

    Tambahkan informasi yang diminta secara lengkap dan akurat, meliputi:  nama lengkap sesuai identitas, username akun Instagram, alamat e-mail yang terdaftar di akun, serta deskripsi singkat jika diminta mengenai masalah pribadi.

    Untuk akun pribadi: unggah foto jelas KTP, SIM, atau paspor.Untuk akun bisnis: tambahkan dokumen pendukung misalnya tagihan utilitas, surat izin usaha, atau dokumen legal yang lain. Pastikan dokumen terlihat dengan jelas dan tidak buram.

    Setelah semua data Anda isi dengan benar, klik “Submit”. Tidak perlu langsung menyegarkan halaman atau mengirim ulang; tunggu respon yang diberikan pihak Instagram.

    Tips agar banding lebih kuat

    Manfaat perangkat dan koneksi internet yang biasa Anda gunakan untuk login akun tersebut.Ajukan satu banding yang lengkap dan jelas, hindari mengirimkan formulir ganda untuk kasus yang sama.Ungkapkan alasan banding dengan jujur, ringkas, dan sopan.Jika diminta, unggah foto identitas dalam resolusi tinggi dan tanpa edit.Jangan mengirim dokumen palsu atau memanipulasi berkas asli.Jangan gunakan nada kalimat yang marah, memaksa, atau defensif.

    Demikianlah ulasan mengenai cara mengembalikan akun instagram ditangguhkan. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Demo Anti Pemerintah, Pejabat Negara Nepal Ditelanjangi dan Diarak Warga

    Demo Anti Pemerintah, Pejabat Negara Nepal Ditelanjangi dan Diarak Warga

    GELORA.CO –  Demonstrasi anti pemerintah pepcah di Nepal. Demonstrasi itu berujung pada persekusi ke sosok yang diyakini merupakan Menteri Keuangan Bishu Paudel.

    Pria 65 tahun itu, dilaporkan terekam kamera dikejar-kejar di jalan, ditendang dan ditelanjangi hingga tercebur ke sungai.

    Mengutip laman Times of India dan NDTV World, ditunjukkan dalam sebuah rekaman bagaimana Paudel, terlihat berlari di jalanan Kathmandu, diikuti puluhan orang. Seorang pengunjuk rasa muda, dari arah berlawanan, melompat dan menendang sang menteri hingga terjatuh, yang kemudian kehilangan keseimbangan dan menabrak tembok merah bahkan jatuh ke tanah.

    Hal ini juga dimuat laman The Indian Express, dikutip Rabu (10/9/2025).

    Sementara itu, dalam sebuah video lain di media sosial, dilaporkan pula bagaimana pria yang diyakini sebagai Paudel diseret di sepanjang jalan oleh massa yang menangkapnya. Ia kemudian ditelanjangi dan hanya memakai pakaian dalam.

    Video lain dimuat laman RT India, juga menunjukkan bagaimana ia masuk ke sungai. Massa mengelilinginya yang hanya menggunakan pakaian dalam.

    Sayangnya laman-laman itu tidak bisa mengonfirmasi video tersebut. Hingga berita diturunkan pemerintah Nepal juga belum memberikan konfirmasi.

    Sementara itu, mengutip laman Newsweek, Rabu, pembakaran yang dilakukan massa berujung kematian istri mantan perdana menteri (PM). Dilaporkan bagaimana istri NepalJhalaNathKhanal, Rajyalaxmi Chitrakar, tewas setelah terbakar hidup-hiduo ketika rumahnya dibakar warga yang marah, Selasa.

    Demo anti pemerintahan telah menyebar di negara itu, akibat larangan 26 aplikasi media sosial- termasuk Facebook dan X-, yang merembet ke kecaman pada pemerintah yang korup. Dalam update Rabu siang, total 22 orang tewas dalam demo dan kerusuhan Nepal dan 500 orang lain terluka. (*)

  • Update Terkini Chaos Nepal: Pemerintahan Kolaps, Militer Kuasai Negeri

    Update Terkini Chaos Nepal: Pemerintahan Kolaps, Militer Kuasai Negeri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Nepal dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan ibu kota Kathmandu pada Rabu (10/9/2025) dalam upaya memulihkan ketertiban setelah gelombang protes besar-besaran yang berujung pada pembakaran gedung parlemen serta pengunduran diri perdana menteri.

    Kerusuhan ini disebut sebagai yang terburuk dalam dua dekade terakhir di negara Himalaya tersebut.

    Dengan pengeras suara, tentara mengumumkan pemberlakuan jam malam sementara kendaraan lapis baja melintas di antara bangkai mobil dan gedung-gedung yang hangus terbakar. Kepala Staf Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyerukan para demonstran agar “menghentikan aksi protes dan terlibat dalam dialog.”

    Adapun kerusuhan berawal pada Senin di Kathmandu sebagai bentuk kemarahan atas kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan media sosial dan kasus dugaan korupsi. Gelombang protes yang dipimpin generasi muda dan menamakan diri gerakan “Gen Z” itu kemudian berubah menjadi ledakan kemarahan nasional, dengan sejumlah gedung pemerintah dibakar menyusul penindakan aparat yang menewaskan sedikitnya 19 orang.

    Militer memperingatkan bahwa “vandalisme, penjarahan, pembakaran, atau serangan terhadap individu dan properti atas nama protes akan diperlakukan sebagai tindak pidana yang bisa dihukum.”

    Bandara internasional Kathmandu diperkirakan kembali beroperasi pada Rabu setelah lumpuh akibat kerusuhan. Asap masih mengepul dari gedung-gedung pemerintah, rumah politikus, hingga pusat perbelanjaan yang jadi sasaran massa.

    Di dinding parlemen yang menghitam akibat kebakaran, tampak coretan pesan perpisahan kasar kepada pemerintah yang tumbang, bertuliskan mereka telah memilih “lawan yang salah,” ditandatangani dengan nama “Gen Z.”

    Kerusuhan juga menyasar rumah mantan perdana menteri empat periode sekaligus pemimpin Partai Komunis, KP Sharma Oli (73), yang diserang dan dibakar massa pada Selasa. Oli kemudian mengundurkan diri untuk memberi jalan “menuju solusi politik”, meski hingga kini keberadaannya tidak diketahui.

    “Ini akibat dari perbuatan buruk para pemimpin kita,” kata Dev Kumar Khatiwada (60), pensiunan polisi, saat berbincang dengan rekan-rekannya di sebuah warung teh, sebagaimana dikutip AFP.

    Namun, ia menambahkan bahwa pembakaran gedung-gedung besar tidak bisa dibenarkan. “Vandalisme bukanlah jalan keluar yang tepat dari masalah ini.”

    Mengutip Newsweek, pembakaran yang dilakukan massa juga berujung kematian istri Oli. Jhala Nath Khanal tewas setelah terbakar hidup-hidup ketika rumahnya dibakar warga yang marah pada Selasa.

    Reaksi Internasional

    Kelompok think tank International Crisis Group menyebut krisis ini sebagai “titik balik besar dalam pengalaman demokrasi Nepal yang penuh ketidakpastian.”

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar semua pihak menahan diri demi mencegah eskalasi lebih jauh. “Perlu ada pengendalian diri untuk menghindari peningkatan kekerasan,” ujar juru bicara Stephane Dujarric dalam pernyataannya.

    Namun arah politik Nepal pascakerusuhan masih samar. “Para demonstran, pemimpin yang mereka percayai, dan militer harus duduk bersama untuk membuka jalan menuju pemerintahan sementara,” kata pengacara konstitusi Dipendra Jha kepada AFP.

    Analis Crisis Group, Ashish Pradhan, juga menegaskan perlunya “pengaturan transisi yang harus segera digagas dan melibatkan tokoh-tokoh yang masih dipercaya masyarakat, khususnya kaum muda.”

    Meski demikian, dengan cepatnya pergerakan massa yang didorong generasi muda, belum jelas siapa sosok yang dapat menjadi figur pemersatu.

    Krisis Generasi Muda

    Lebih dari 20% warga Nepal berusia 15-24 tahun saat ini menganggur, menurut data Bank Dunia. Produk domestik bruto (PDB) per kapita hanya sebesar US$1.447, menambah alasan frustrasi kaum muda yang merasa terpinggirkan.

    Sebelum kerusuhan, pemerintah sempat memblokir akses ke 26 platform media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X. Namun setelah pencabutan larangan tersebut, video di TikTok-yang tidak sempat diblokir-justru menjadi wadah penyebaran pesan perlawanan.

    Banyak video viral menyoroti kesenjangan antara kehidupan rakyat biasa dengan anak-anak pejabat yang memamerkan barang mewah serta liburan mahal.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: PHK Agustus Turun – Nepal Dihantam Krisis

    Video: PHK Agustus Turun – Nepal Dihantam Krisis

    Jakarta, CNBC Indonesia -Di tengah mencuatnya kabar pemutusan hubungan kerja (PHK), Kementerian Ketenagakerjaan mencatat tren penurunan angka PHK di dalam negeri.

    Sementara itu, Nepal tengah menghadapi krisis multidimensi dengan gelombang demonstrasi besar-besaran. aksi protes meledak setelah pemerintah memblokir sejumlah media sosial seperti facebook dan Instagram.

    Simak informasi selengkapnyadalam program Evening Up CNBC Indonesia, Rabu (10/09/2025).

  • Jangan lelah dan jangan putus asa mencintai Indonesia

    Jangan lelah dan jangan putus asa mencintai Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akun Facebook-nya menuliskan,”Tetap Jangan Lelah Mencintai Indonesia”. Sementara itu beberapa pengguna media sosial menggunakan ungkapan berbeda: “Jangan putus asa mencintai Indonesia”.

    Kedua ungkapan yang bermunculan di berbagai platform media sosial ini berbeda, tapi saling melengkapi dalam menyikapi situasi dan kondisi Indonesia, akhir-akhir ini.

    Mencintai Indonesia hari ini tampaknya bukan perkara mudah. Demokrasi yang dulu diperjuangkan dengan darah dan air mata, kini kerap dirasakan hanya sebagai ritual prosedural.

    Pemilu sering direduksi menjadi perebutan kekuasaan, bukan perebutan gagasan. Politik uang masih terasa, nepotisme dan korupsi masih terus terjadi.

    Sementara itu, hukum terasa masih timpang, kesenjangan sosial-ekonomi kian melebar. Dalam situasi seperti ini, wajar bila banyak orang merasa lelah, bahkan putus asa.

    Namun, di tengah kelelahan dan keputusasaan itu, dua ajakan yang diungkapkan tokoh-tokoh publik dan masyarakat bisa menjadi pegangan moral kita: “Jangan lelah mencintai Indonesia” dan “Jangan putus asa mencintai Indonesia.” Meski mirip, keduanya memiliki makna yang berbeda dan saling melengkapi.

    “Jangan lelah” adalah seruan agar kita tetap tekun dalam tindakan sehari-hari. Cinta pada Tanah Air bukan sekadar kata-kata, melainkan kerja nyata yang sering kali melelahkan.

    Guru yang tetap mengajar meski gaji pas-pasan, tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di pelosok, warga kampung yang gotong royong menjaga kebersihan lingkungan, itulah wujud cinta yang tidak boleh berhenti.

    Filsuf politik Hannah Arendt pernah menekankan bahwa manusia sungguh hadir di dunia melalui tindakan (vita activa). Politik, dalam makna sejati, bukan hanya urusan parlemen atau istana, melainkan ruang tindakan bersama, ruang publik tempat warga hadir sebagai pelaku, bukan sekadar penonton.

    Karena itu, jangan lelah, berarti jangan berhenti bertindak. Sebab, ketika warga berhenti, ruang publik menjadi kosong. Dan kosongnya ruang publik berarti kematian demokrasi.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Brutal! Demonstran Pukuli Menlu Nepal-Menkeu Dikejar Massa

    Brutal! Demonstran Pukuli Menlu Nepal-Menkeu Dikejar Massa

    Kathmandu

    Unjuk rasa berdarah di Nepal diwarnai aksi brutal sejumlah demonstran yang menyerang para pejabat tinggi negara tersebut. Salah satunya Menteri Luar Negeri (Menlu) Arzu Deuba yang dipukuli dan ditendang oleh sejumlah demonstran yang menyerbu kediamannya.

    Tindak kekerasan brutal itu, seperti dilansir NDTV, Rabu (10/9/2025), terekam kamera yang beredar di media sosial, dengan beberapa video bahkan tampak direkam oleh para demonstran sendiri, yang nekat menerobos masuk ke dalam kediaman sang Menlu.

    Tidak diketahui secara jelas bagaimana demonstran bisa masuk ke kediaman menlu.

    Rekaman video yang dilaporkan NDTV, menunjukkan Deuba sedang menyeka darah dari wajahnya, dengan dikelilingi para demonstran yang merekam dirinya.

    Tak lama kemudian, video tersebut menunjukkan menteri wanita berusia 63 tahun itu ditendang dari belakang dan dipukul wajahnya oleh sejumlah demonstran yang marah. Belum diketahui secara jelas kondisi Deuba setelah rekaman video itu beredar.

    Deuba menjadi salah satu target kemarahan demonstran, yang awalnya dipicu oleh langkah pemerintah memblokir akses media sosial, seperti Facebook, X dan YouTube, pekan lalu, karena perusahaan media sosial itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah Nepal.

    Pemblokiran media sosial telah dicabut pada Senin (8/9) malam, namun unjuk rasa tidak mereda. Unjuk rasa justru berubah menjadi kerusuhan dan meluas menjadi kritikan yang lebih luas terhadap pemerintah Nepal, juga melibatkan tuduhan korupsi di kalangan elite politik negara tersebut.

    Sejumlah demonstran nekat membakar rumah beberapa pejabat tinggi Nepal dan membakar gedung parlemen.

    Situasi semakin memburuk setelah kepolisian Nepal melepas tembakan ke arah demonstran, hingga menewaskan sedikitnya 22 orang.

    PM Khadga Prasad Sharma Oli telah mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/9). Namun, hal itu tidak cukup untuk meredam kemarahan demonstran. Kediaman PM Oli juga ikut dibakar oleh para demonstran.

    Menkeu Nepal Dikejar Demonstran di Jalan

    Selain Menlu Deuba, Menteri Keuangan (Menkeu) Nepal Bisnhu Paudel juga menjadi sasaran kemarahan demonstran. Sebuah rekaman video, yang dilaporkan NDTV, menunjukkan Paudel yang berusia 65 tahun sedang berlari di tengah jalanan ibu kota Kathmandu, dengan banyak orang mengejar dirinya.

    Salah satu demonstran dari arah berlawanan, seperti terlihat dalam rekaman video, melompat dan menendang Paudel hingga dia terjatuh ke tanah. Sang menteri kehilangan keseimbangan dan tubuhnya menghantam tembok merah di sebelahnya.

    Namun Paudel, tampak dalam rekaman video, kembali berdiri dan tanpa membuang waktu dia terus berlari menjauhi orang-orang yang mengejar dirinya. Rekaman video terputus pada adegan tersebut. Tidak diketahui secara jelas kondisi Paudel dan keberadaannya saat ini.

    Lihat Video: Demo Berdarah di Nepal, Massa Bakar Rumah dan Serang Menteri

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 26 Medsos yang Sempat Diblokir di Nepal hingga Picu Ricuh, Instagram-YouTube Cs

    26 Medsos yang Sempat Diblokir di Nepal hingga Picu Ricuh, Instagram-YouTube Cs

    Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Nepal sempat melakukan pemblokiran terhadap 26 platform media sosial. Larangan tersebut kini telah dicabut lantaran memicu demonstrasi besar-besaran di sana.  

    Adapun daftar media sosial tersebut antara lain Facebook, Messenger, Instagram, YouTube, WhatsApp, X (sebelumnya Twitter), LinkedIn, Snapchat, Reddit, Discord, Pinterest, Signal, Threads, WeChat, Quora, Tumblr, Clubhouse, Mastodon, Rumble, VK, Line, IMO, Zalo, Soul, Hamo Patro, dan BeReal. 

    Menurut laporan Kathmandu Post, Rabu (10/9/2025) pemblokiran tersebut awalnya dilakukan karena sejumlah platform besar tidak mematuhi kewajiban registrasi dengan pemerintah. 

    Tenggat waktu pendaftaran selama tujuh hari telah berakhir pada pekan lalu. 

    Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli yang kini telah mundur dari jabatannya, menekankan langkah tersebut bukan soal sensor, melainkan masalah kedaulatan dan penegakan hukum.

    “Kemandirian bangsa lebih penting daripada kehilangan pekerjaan segelintir orang. Tidak bisa diterima jika ada pihak yang melawan hukum, mengabaikan konstitusi, dan meremehkan martabat serta kedaulatan negara,” kata Oli dikutip dari laman The Economic Times.

    Tidak semua platform terkena dampak larangan. Beberapa aplikasi masih beroperasi karena telah memenuhi aturan registrasi, seperti halnya Viber, TikTok, Wetalk, hingga Nimbuzz.  

    Sementara itu, Telegram dan Global Diary sedang dalam proses pendaftaran dan berpotensi segera kembali tersedia secara resmi.

    Pemerintah berdalih sudah sejak lama meminta perusahaan media sosial mendirikan entitas hukum di Nepal. Namun, kritik menyebut pemblokiran ini terlalu tergesa-gesa, apalagi rancangan undang-undang yang menjadi dasar kebijakan Operation, Use, and Regulation of Social Media in Nepal belum disahkan oleh parlemen.

    Sebelumnya, Nepal diguncang gelombang protes besar yang menyebabkan belasan orang tewas dan memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur dari jabatannya.

    Aksi ini dipicu protes pemblokiran media sosial, namun itu hanya sebagai pemicu. Alasan utama gelombang protes ini mirip dengan demonstrasi besar di Indonesia beberapa waktu lalu, yakni ketidakpuasan terhadap pemerintah dan maraknya korupsi di Nepal.

    Pemerintah Nepal pekan lalu memutuskan memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Alasannya, untuk menekan penyalahgunaan platform digital seperti penyebaran ujaran kebencian, hoaks, hingga kejahatan siber. Namun, kebijakan itu justru menyulut kemarahan publik, khususnya generasi muda.

    Sekitar 90% dari 30 juta penduduk Nepal terhubung dengan internet, sehingga pemblokiran tersebut dinilai membatasi ruang berekspresi dan menambah daftar panjang kekecewaan publik atas maraknya korupsi serta terbatasnya lapangan kerja.

    Kritikus menilai kebijakan itu bukan sekadar soal regulasi, melainkan upaya membungkam kampanye antikorupsi yang kian menguat. Walau larangan tersebut dicabut pada Senin malam, amarah massa terlanjur meledak.

    Senin lalu, bentrokan pecah di Kathmandu dan sejumlah kota lain. Polisi menembakkan gas air mata, meriam air, hingga peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa. Sedikitnya 19 orang tewas dalam satu hari, dan jumlah korban jiwa meningkat menjadi 22 orang pada Selasa. Sejumlah demonstran berhasil menembus pagar gedung parlemen, memaksa aparat memberlakukan jam malam di sekitar pusat pemerintahan.

    Gelombang aksi tak berhenti. Selasa, massa membakar gedung parlemen di Kathmandu, markas partai politik, serta rumah beberapa tokoh, termasuk mantan perdana menteri Sher Bahadur Deuba. Laporan menyebutkan tiga orang tambahan tewas dan puluhan lainnya terluka. Rumah sakit kewalahan menangani korban dengan luka tembak dan cedera akibat peluru karet.

    Panglima Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyatakan bahwa demonstran telah melakukan penjarahan dan pembakaran, serta memperingatkan bahwa semua institusi keamanan, termasuk militer, siap turun tangan penuh jika kerusuhan berlanjut.

    Meski begitu, ia juga menyerukan dialog dengan para pengunjuk rasa sebagai jalan menuju penyelesaian politik atas krisis terburuk Nepal dalam beberapa dekade terakhir.

    Pemblokiran Medsos Bukan Isu Utama

    Kerusuhan besar di Nepal tidak semata-mata dipicu oleh pemblokiran media sosial. Melansir India Times, salah satu unggahan panjang di platform Reddit yang ditulis oleh seorang warga Nepal mengungkap bahwa larangan itu hanyalah pemicu dari ketidakpuasan yang jauh lebih dalam atas praktik korupsi, nepotisme, dan jurang ketidaksetaraan ekonomi.

    Menurut unggahan tersebut, pemerintah beralasan bahwa pembatasan akses berkaitan dengan masalah pajak dan registrasi. Namun, dugaan sebenarnya adalah upaya penyensoran, yakni memberi ruang bagi pemerintah untuk menghapus kritik di dunia maya sekaligus menjerat para pengkritik dengan hukuman penjara.

  • 4 Aplikasi AI Terbaik untuk Membuat Miniatur dan Cara Menggunakannya, Simak Baik-Baik Ya!

    4 Aplikasi AI Terbaik untuk Membuat Miniatur dan Cara Menggunakannya, Simak Baik-Baik Ya!

    YOGYAKARTA – Teknologi image generator berbasis AI (artificial intelligence) memungkinkan pengguna untuk mengubah foto menjadi gambar miniatur atau action figure. Meski begitu, banyak di antara kita yang belum mengetahui aplikasi AI terbaik untuk membuat miniatur.

    Padahal, hal ini menjadi tren di media sosial seperti X, Facebook, dan Instaram. Platform tersebut diramaikan oleh postingan gambar miniatur dengan karakter yang menyerupai diri pengguna. Action figure yang dihasilkan oleh image generator terlihat seperti mainan asli.  

    Lantas, apa saja aplikasi AI terbaik untuk membuat miniature? Yuk simak informasi selengkapnya dalam ulasan di bawah ini.

    Aplikasi AI Terbaik untuk Membuat Miniatur

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa aplikasi AI yang bisa dimanfaatkan untuk membuat gambar miniatur atau action figure:

    Gemini

    Gemini merupakan asisten AI generatif dari Google yang dikembangkan untuk mengerjakan berbagai tugas, mulai dari menulis email dan merangkum dokumen hingga menghasilkan gambar miniature.

    Untuk membuat minature AI via Gemini, pengguna hanya perlu menggunggah foto diri ke aplikasi, lalu memasukkan perintah atau prompt untuk mengubahnya menjadi miniature yang dilengkapi boks.

    Berikutnya, Gemini akan menyajikan gambar miniatur dengan karakter seperti foto yang diunggah pengguna.

    Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara membuat miniature AI melalui Gemini berikut:

    Buka situs https://gemini.google.comLogin dengan akun Google (akun Gmail)Pada kolom pengetikan pesan, klik ikon tambah dan unggah foto yang hendak dijadikan miniatur AIMasukkan prompt untuk mengubah foto tersebut menjadi action figureKirim prompt ke GeminiTunggu proses rendering selesaiUnduh hasil gambar

    Grok AI

    Selain Gemini, aplikasi AI terbaik untuk membuat miniatur yang berikutnya adalah Grok AI. image generator ini mampu menghasilkan gambar action figure yang realistis dan cepat.

    Untuk membuat miniatur melalaui Grok AI, ikuti langkah-langkah berikut:

    Buka situs https://grok.comPada kolom pengetikan pesan, klik ikon attach file untuk mengunggah foto.Masukkan prompt untuk mengubah foto tersebut menjadi miniatur AI.Tunggu proses rendering selesai.Unduh hasil gambar.

    Dreamina

    Dreamina merupakan generator gambar berbasis AI yang dirancang untuk mengubah teks menjadi karya seni visual yang memukau.

    Mespikun tampilan user interface-nya lebih berfokus pada pembuatan video, pengguna Dreamina AI tetap bisa mengekspor avatar ke format gambar untuk dijadikan miniatur.

    Berikut tutorial membuat miniature melalui Dreamina AI:

    Buka situs https://dreamina.capcut.comKlik menu AI AvatarKlik Start Creating, lalu unggah fotoPilih template avatar (chibi, kartun, atau realistis)Masukkan promt untuk mengubah foto menjadi action figureTunggu gingga proses rendering selesaiUnduh hasil gambar

    OpenArt

    Openart merupakan image generator AI yang menyediakan berbagai macam tools untuk membuat, mengedit, dan meningkatkan gambar, termasuk membuat action figure yang karakternya mirip pengguna.

    Berikut langkah-langkah membuat miniatur AI melalui OpenArt:

    Buka situs https://openart.aiDaftar akun untuk mendapatkan 40 kredit gratisPilih model gaya “miniature realism”.Masukkan promt untu mengubah foto menjadi action figureGunakan fiture Image Guidance jika menginginkan input dari foto asliUnggah gambar, lalu klik kualitas gambar dan create.Unduh hasil gambar

    Demikian informasi tentang AI terbaik untuk membuat miniatur. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • Ngeri! Istri Eks PM Nepal Tewas Usai Rumahnya Dibakar Demonstran

    Ngeri! Istri Eks PM Nepal Tewas Usai Rumahnya Dibakar Demonstran

    Kathmandu

    Unjuk rasa berdarah di Nepal terus memakan korban jiwa. Istri salah satu mantan Perdana Menteri (PM) Nepal tewas pada Selasa (9/9) waktu setempat, setelah para demonstran membakar rumahnya di ibu kota Kathmandu.

    Rajyalaxmi Chitrakar, yang merupakan istri dari mantan PM Jhalanath Khanal, seperti dilansir NDTV, Rabu (10/9/2025), tewas setelah terjebak di dalam rumahnya yang dibakar oleh para demonstran pada Selasa (9/9) waktu setempat. Khanal menjabat PM Nepal selama enam bulan pada tahun 2011 lalu.

    Insiden mematikan itu terjadi di kediaman Khanal dan istrinya di area Dallu ibu kota Kathmandu, saat unjuk rasa ricuh berlangsung.

    Chitrakar, menurut pihak keluarga, dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Luka Bakar Kirtipur. Namun dia meninggal dunia saat menjalani perawatan medis. Tidak diketahui keberadaan atau kondisi Khanal usai rumahnya dibakar para demonstran.

    Rumah Khanal dan Chitrakar turut menjadi sasaran kemarahan demonstran, yang dipimpin oleh Gen Z di Nepal, yang memprotes pemblokiran akses media sosial, seperti Facebook, X dan YouTube, di negara tersebut. Pemblokiran dilakukan karena perusahaan media sosial itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah Nepal.

    Pemblokiran itu telah dicabut pada Senin (8/9) malam waktu setempat, namun unjuk rasa tidak mereda. Unjuk rasa justru menjadi ricuh dan semakin melebar menjadi kritikan yang lebih luas terhadap pemerintah Nepal dan tuduhan korupsi di kalangan elite politik negara tersebut.

    Para demonstran nekat membakar rumah beberapa pejabat tinggi Nepal dan membakar gedung parlemen. Bandara di ibu kota Kathmandu terpaksa ditutup, dengan helikopter militer mengangkut sejumlah menteri ke lokasi yang aman.

    Situasi semakin memburuk ketika para personel Kepolisian Nepal melepas tembakan ke arah para demonstran, hingga menewaskan sedikitnya 22 orang — menurut data BBC. Para demonstran yang marah dengan kematian sesama demonstran terus melanjutkan aksi protes mereka.

    Saat situasi semakin memanas, PM Khadga Prasad Sharma Oli mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/9) waktu setempat. Namun, pengunduran dirinya itu tidak cukup untuk meredam kemarahan warga Nepal. Kediaman PM Oli juga ikut dibakar oleh para demonstran.

    Salah satu video yang beredar, menurut NDTV, menunjukkan Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel (65) dikejar-kejar di jalanan ibu kota Kathmandu. Tayangan video itu menunjukkan Paudel ditendang dan dipukuli secara brutal.

    Kemarahan warga Nepal tampaknya sulit dibendung, yang menurut NDTV, turut dikobarkan oleh perilaku anak-anak para politisi Nepal yang memamerkan gaya hidup mewah dan berbagai keuntungan yang mereka dapatkan, saat sebagian besar anak muda di negara itu kesulitan mencari pekerjaan.

    Tonton juga video “PM Nepal Mengundurkan Diri Buntut Demo Ricuh Tewaskan 19 Orang” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kronologi Demo Chaos Nepal: Bendera One Piece, Rumah PM-Menkeu Dibakar

    Kronologi Demo Chaos Nepal: Bendera One Piece, Rumah PM-Menkeu Dibakar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Demonstrasi berujung kerusuhan besar terjadi di Nepal. Protes telah menyeruak di seluruh negeri sejak Kamis pekan lalu dan makin menggila hingga sekarang.

    Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kronologinya?

    Kronologi

    Mengutip AFP, Rabu (10/9/2025), demonstrasi Nepal bermula dari blokir yang dilakukan pemerintah ke dua lusin platform media sosial. Platform tersebut dianggap gagal memenuhi tenggat waktu pendaftaran di negara tersebut.

    Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi telah menginstruksikan otoritas telekomunikasi untuk menonaktifkan akses ke 26 platform tidak terdaftar yang beroperasi di negara tersebut. Ini terrmasuk Facebook, YouTube, X, dan LinkedIn milik Meta.

    “Platform media sosial yang tidak terdaftar akan dinonaktifkan mulai hari ini dan seterusnya,” kata juru bicara kementerian, Gajendra Kumar Thakur.

    “Platform-platform tersebut akan segera dibuka kembali setelah mereka mengajukan pendaftaran,” tambahnya.

    Pemblokiran merupakan keputusan kabinet setelah adanya perintah Mahkamah Agung pada September tahun lalu. Pada tahun 2023, negara tersebut mengeluarkan arahan yang mewajibkan platform media sosial untuk mendaftar dan membangun kehadiran lokal.

    “Meskipun telah ada beberapa pemberitahuan dan upaya, platform-platform besar belum mengajukan pendaftaran,” kata petugas informasi kementerian, Rabindra Prasad Poudel.

    “Jika sebuah platform media sosial digunakan di Nepal, platform tersebut harus diatur terhadap aktivitas ilegal atau konten yang tidak diinginkan,” tambahnya.

    Diketahui hanya lima platform, termasuk TikTok dan Viber, yang telah terdaftar secara resmi dan dua lainnya sedang dalam proses. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan X memiliki jutaan pengguna di Nepal dengan akun untuk hiburan, berita, dan bisnis.

    “Ini secara langsung melanggar hak-hak dasar publik,” kata Presiden Digital Rights Nepal, Bholanath Dhungana, mengatakan bahwa penutupan mendadak ini menunjukkan pendekatan “mengendalikan” pemerintah.

    “Meregulasi media sosial memang tidak salah, tetapi pertama-tama kita perlu memiliki infrastruktur hukum untuk menegakkannya. Penutupan mendadak seperti ini merupakan bentuk pengendalian,” tegasnya.

    Nepal telah membatasi akses ke platform daring populer di masa lalu. Akses ke aplikasi perpesanan Telegram diblokir pada bulan Juli, dengan alasan meningkatnya penipuan daring dan pencucian uang.

    Pada bulan Agustus tahun lalu, pemerintah mencabut larangan sembilan bulan terhadap TikTok. Ini setelah aplikasi itu setuju untuk mematuhi peraturan Nepal.

    Demo Pecah Bawa Bendera One Piece

    Hal ini kemudian membuat demo pecah menjadi kerusuhan. Para demonstran memulai protes mereka dengan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum meneriakkan penolakan terhadap pemblokiran media sosial dan korupsi.

    Mahasiswa Ikshama Tumrok, 20 tahun, mengatakan ia memprotes “sikap otoriter” pemerintah. Meniru Indonesia, dari beberapa laporan foto, pendemo membawa bendera one piece dalam aksi.

    Foto: Demo di Nepal. (X/Ayrtxn__)
    Demo di Nepal. (X/Ayrtxn__)

    “Kami ingin melihat perubahan. Orang lain telah mengalami ini, tetapi ini harus diakhiri oleh generasi kami,” katanya.

    Ada beberapa kasus korupsi yang dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir, melibatkan menteri, mantan menteri, dan pejabat tinggi lainnya. Sejak larangan tersebut, video yang membandingkan perjuangan rakyat Nepal biasa dengan anak-anak politisi yang memamerkan barang-barang mewah dan liburan mahal telah menjadi viral di TikTok.

    “Ada gerakan-gerakan di luar negeri yang menentang korupsi, dan mereka khawatir hal itu juga akan terjadi di sini,” kata pengunjuk rasa Bhumika Bharati.

    Foto: Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

    Senin, dilaporkan bagaimana aksi keras polisi membubarkan demonstran membuat 19 orang tewas. Polisi menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan ketika para demonstran menerobos kawat berduri dan mencoba menyerbu area terlarang di dekat gedung parlemen.

    “Tujuh belas orang tewas,” ujar Shekhar Khanal, juru bicara kepolisian Lembah Kathmandu, kepada AFP.

    Dua orang lainnya tewas di Distrik Sunsari di Nepal timur, lapor media lokal. Khanal mengatakan sekitar 400 orang terluka, termasuk lebih dari 100 polisi.

    Beberapa saksi mengatakan mereka melakukan protes damai namun dibalas aparat dengan kekerasan. Dilaporkan bagaimana sirene meraung-raung di seluruh kota saat para korban luka dibawa ke rumah sakit.

    “Saya berada di sana untuk protes damai, tetapi pemerintah menggunakan kekerasan,” kata Iman Magar, 20 tahun, pendemo yang terkena tembakan di lengan kanannya.

    “Itu bukan peluru karet, melainkan peluru logam, dan peluru itu melukai sebagian tangan saya. Dokter mengatakan saya perlu menjalani operasi,” ujarnya.

    “Saya belum pernah melihat situasi yang begitu meresahkan di rumah sakit,” kata Ranjana Nepal, petugas informasi di Rumah Sakit Sipil, yang menerima banyak korban luka.

    Pada Senin malam, Menteri Dalam Negeri Nepal Ramesh Lekhak mengundurkan diri dalam rapat kabinet mendadak. PBB menuntut penyelidikan yang cepat dan transparan atas kekerasan tersebut.

    Selasa, Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli juga mengundurkan diri. Ia memberi surat resmi ke Presiden Nepal.

    “Saya telah mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri efektif mulai hari ini… untuk mengambil langkah lebih lanjut menuju solusi politik dan penyelesaian masalah,” ujar politisi Partai Komunis itu.

    Ketidakpuasan semakin meningkat dengan ketidakstabilan politik, korupsi, dan lambatnya pembangunan ekonomi di negara Himalaya berpenduduk 30 juta jiwa ini. Menurut statistik pemerintah, penduduk berusia 15-40 tahun mencakup hampir 43% dari populasi sementara tingkat pengangguran berkisar sekitar 10% dan PDB per kapita menurut Bank Dunia hanya US$1.447 (sekitar Rp 23 juta)

    Negara ini menjadi republik federal pada tahun 2008 setelah perang saudara selama satu dekade dan kesepakatan damai yang membawa kaum Maois ke dalam pemerintahan, serta penghapusan monarki.

    Sejak saat itu, pergantian perdana menteri yang menua dan budaya tawar-menawar telah memicu persepsi publik bahwa pemerintah tidak peka ke kondisi masyarakat.

    Foto: Para demonstran merayakan setelah memasuki kompleks Parlemen selama protes terhadap pembunuhan 19 orang pada hari Senin setelah protes antikorupsi yang dipicu oleh larangan media sosial, yang kemudian dicabut, selama jam malam di Kathmandu, Nepal, 9 September 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)

    Parlemen & Rumah PM Dibakar-Menkeu Diarak

    Di sisi lain kemarin,sejumlah video menunjukkan bagaimana demonstran Nepal membakar parlemen pada hari Selasa saat PM Oli mengundurkan diri. Para demonstran membanjiri jalan-jalan ibu kota Kathmandu di mana beberapa bersuka cita dan merayakan, yang lain membakar gedung-gedung pemerintah dan mengacungkan senapan otomatis.

    Pembakaran juga terjadi di rumah eks PM Oli. Bukan hanya itu, Menteri Keuangannya, Bishnu Prasad Paudel, juga dikejar di jalanan di Ibu Kota Kathmandu.

    Video menunjukkan Paudel, 65 tahun, berlari di jalanan Kathmandu dengan puluhan orang di belakangnya. Seorang pengunjuk rasa muda dari arah berlawanan melompat dan menendang sang menteri hingga jatuh, yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan menabrak tembok merah.

    Video tersebut menunjukkan, menteri Nepal itu tidak membuang waktu dan langsung bangkit, lalu kembali berlari. Video terputus pada titik ini.

    “Para pengunjuk rasa, para pemimpin yang mereka percayai, dan tentara harus bersatu untuk membuka jalan bagi pemerintahan sementara,” ujar pengacara konstitusi Dipendra Jha.

    Analis Crisis Group, Ashish Pradhan, sependapat dengan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa “pengaturan transisi sekarang perlu segera disusun dan melibatkan tokoh-tokoh yang masih memiliki kredibilitas di mata rakyat Nepal, terutama kaum muda negara ini”.

    Foto: Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, bersama istrinya, diarak massa dari rumahnya pada Selasa (9/9/2025), di tengah demo yang berujung kerusuhan. (X/@ashoswai)

    Balendra Shah, insinyur sekaligus rapper berusia 35 tahun yang terpilih sebagai wali kota Kathmandu pada tahun 2022, dan yang dipandang sebagai tokoh populer dalam transisi mendatang, menggunakan Facebook untuk menyerukan agar masyarakat “menahan diri”.

    “Kami telah menegaskan: ini murni gerakan Gen Z,” tulis Shah setelah pengunduran diri Oli, merujuk pada anak muda yang sebagian besar berusia 20-an.

    Diketahui, protes-protes keras yang dipicu oleh ketidakpuasan atas ketimpangan dan fasilitas mewah bagi anggota parlemen telah mengguncang Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Setahun yang lalu, pemberontakan rakyat yang dipimpin mahasiswa atas kuota pekerjaan menggulingkan pemimpin lama di Bangladesh.

    Foto: Asap mengepul setelah demonstran membakar gerbang utama Parlemen, selama protes terhadap pembunuhan 19 orang pada hari Senin setelah protes antikorupsi yang dipicu oleh larangan media sosial, yang kemudian dicabut, selama jam malam di Kathmandu, Nepal, 9 September 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]