Perusahaan: Facebook

  • Ini kronologi Bima dari dilaporkan hilang hingga ditemukan polisi

    Ini kronologi Bima dari dilaporkan hilang hingga ditemukan polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polisi membeberkan kronologi perjalanan Bima Permana Putra (BPP) sejak dilaporkan hilang saat demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat pada akhir Agustus 2025 hingga ditemukan polisi di Kota Malang, Jawa Timur.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa Bima meninggalkan Kota Jakarta segera setelah aksi unjuk rasa berakhir, yakni pada 1 September 2025.

    “Bima bekerja sebagai staf pemeliharaan di gudang penyimpanan ikan milik PT. RAS, Penjaringan, Jakarta Utara. Selama periode ini, yang bersangkutan tinggal di mes perusahaan,” katanya.

    Kemudian, pada 1 September 2025, BPP berkendara dari Jakarta menuju Tegal menggunakan sepeda motor pribadinya, Yamaha Aerox.

    Setibanya di Tegal, kata Ade Ary, Bima menginap di Hotel Red Doors dan langsung menjual sepeda motornya dengan sistem tunai di tempat (cash on delivery/COD) di depan hotel dengan harga Rp5 juta melalui akun Facebook Shiba Taiju.

    “Pada 2 September 2025, Bima memesan layanan Grab motor untuk menuju Stasiun Tegal dan melanjutkan perjalanan ke Malang,” kata Ade Ary.

    Setibanya di Malang, Bima beristirahat di Pom Bensin Mergosono. Lalu, ia memesan kamar di Hotel Java Boutique melalui aplikasi Traveloka dan menginap selama dua malam.

    Selanjutnya, pada 5 September 2025, setelah meninggalkan hotel, Bima pergi ke sebuah Vihara di daerah Klenteng Eng An Kiong, Jalan R.E. Martadinata No.1, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.

    “Di situ Bima mulai berjualan (mainan) barongsai yang dibelinya dari akun tiktok shop seharga Rp400 ribu,” kata Ade Ary.

    Bima berjualan mulai ​5 – 16 September 2025 di depan Klenteng Eng An Kiong. Untuk beristirahat, ia selalu kembali ke Pom Bensin Mergosono.

    “Pada ​17 September 2025, Bima ditemukan oleh anggota Resmob Polda Metro Jaya di lokasi tempatnya berjualan. Hingga kemudian ia dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk penanganan lebih lanjut,” kata Ade Ary.

    Sebelumnya, tiga orang yang dilaporkan hilang sejak 31 Agustus 2025 itu adalah Bima Permana Putra, Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syaputradewo.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mark Zuckerberg Mau Rilis Perangkat Pengganti HP, Segini Harganya

    Mark Zuckerberg Mau Rilis Perangkat Pengganti HP, Segini Harganya

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Meta (Facebook, WhatsApp, Instafram), Mark Zuckerberg, pernah menyebut kacamata pintar (smart glasses) akan menjadi teknologi masa depan yang menggantikan fungsi HP.

    Zuckerberg mengatakan ada 1-2 miliar orang di dunia yang menggunakan kacamata setiap hari. Berdasarkan fakta tersebut, peralihan HP ke smart glasses bukan hal aneh.

    “Kacamata pintar akan secara bertahap menggantikan ponsel pada 2030, mirip dengan bagaimana perangkat seluler menyalip komputer tanpa sepenuhnya menggantikannya,” kata Zuckerberg di acara tahunan Connect Meta 2024, dikutip dari Forbes.

    Optimisme Zuckerberg berbanding lurus dengan upayanya menelurkan smart glasses yang kian canggih dari tahun-ke-tahun. Kabarnya, Meta akan meluncurkan smart glasses teranyar di ajang Connect Meta 2025 pada pekan ini.

    Peningkatan smart glasses terbaru Meta diprediksi tampak pada kemampuan realitas tertambah (augmented reality) berbasis kecerdasan buatan (AI) yang makin mumpuni.

    Smart glasses ini dikatakan akan menjadi yang pertama digelontorkan untuk konsumen dengan layar built-in. Analis memprediksi harga ritelnya mencapai US$800 (Rp13 jutaan), dikutip dari Reuters, Rabu (17/9/2025).

    Secara internal, smart glasses tersebut memiliki nama kode “Hypernova”. Namun, saat dirilis kabarnya namanya berubah menjadi “Celeste”.

    Analis mengatakan smart glasses ini akan memiliki layar digital kecil di bagian kanan lensa untuk fungsi standar seperti notifikasi.

    Diketahui, Zuckerberg sudah menggelontorkan uang sebesar US$60 miliar sejak 2020 untuk mengembangkan unit augmented reality Meta.

    Sebelumnya, Meta juga cukup berhasil dalam menjual smart glasses yang menggandeng Ray-Ban. Menurut laporan, smart glasses tersebut sudah terjual 2 juta unit sejak 2023.

    Namun, jika benar harga smart glasses terbaru Meta tembus US$800, analis menilai akan sulit meraup pangsa pasar. Pasalnya, smart glasses Meta Ray-Ban yang cukup berhasil hanya dipatok mulai US$299.

    Kita tunggu saja seperti apa smart glasses terbaru Meta dan berapa harga pastinya saat resmi meluncur!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dealer Motor Suzuki Berbenah, Bisa Jual 650 Unit per Bulan

    Dealer Motor Suzuki Berbenah, Bisa Jual 650 Unit per Bulan

    Jakarta

    Suzuki bukan anak kemarin sore di industri otomotif Indonesia. Sepak terjang produsen asal Jepang ini tidak perlu diragukan, dan transformasi untuk bisa lebih baik terus dilakukan termasuk dalam industri roda dua atau sepeda motor. Kini Suzuki menunjuk PT Indo SunMotor Gemilang (ISG) sebagai subsidiaries dari PT Suzuki Indomobil Sales.

    Sebagai main dealer sepeda motor Suzuki paling besar dengan jangkauan terluas, PT ISG saat ini telah memiliki total 11 lokasi di Indonesia. Fasilitas serta layanan lengkap meliputi sales, service, dan spare parts (3S). Melalui wajah baru, Suzuki memberi pengalaman menyenangkan dan selalu memuaskan pelanggan.

    “Kantor pusat kami ada di Semarang, Jawa Tengah. Kami memiliki seluruh cabang Suzuki wilayah Jawa dan Sumatera Utara tepatnya di Medan. Tidak menutup kemungkinan kami juga akan memegang wilayah lainnya,” kata Direktur Operasional PT Indo SunMotor Gemilang, Ellya Masula, saat presentasi.

    Saat ini 11 dealer Suzuki motor di bawah PT ISG tersebar di beberapa wilayah:

    Jakarta & Jawa Barat: 4 cabang, termasuk di Sunter Jakarta Utara, Parung, Tajur Bogor, dan Tambun Bekasi.Jawa Tengah & Yogyakarta: 3 cabang, berlokasi di Semarang, Solo, dan Yogyakarta.Jawa Timur: 2 cabang, yaitu di Surabaya dan Malang.Sumatera Utara: 2 cabang, di Medan Adam Malik dan Medan SM Raja.

    “Sebagai salah satu penunjang utama operasional Suzuki Indonesia, ISG berfokus pada pembangunan bisnis sepeda motor yang terpercaya. Caranya dengan memberi kualitas layanan penjualan, servis, dan suku cadang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Misi tersebut bertujuan agar kami bisa mewujudkan visi sebagai perusahaan terkemuka di bidang otomotif sepeda motor,” Elliya menambahkan.

    PT ISG Main dealer Suzuki motor. Foto: M Luthfi Andika/detik.com

    Menjadi wajah baru dealer Suzuki motor, ISG memastikan ketersediaan stok semua tipe sepeda motor Suzuki dan melayani pembelian tunai maupun kredit di seluruh wilayah Indonesia. Calon konsumen juga dapat melakukan test ride untuk meyakinkan diri terhadap kenyamanan serta kualitas produk. Penjualan juga dilayani secara daring melalui situs web resmi, berbagai platform media sosial (Facebook, Instagram, TikTok) dan WhatsApp setiap cabang.

    “Total penjualan PT Indo Sunmotor Gemilang dengan 11 cabang rata-rata 650 unit per bulan. Kami memiliki team penjualan di mana produktivitas penjualan sales digital 15 unit per orang per bulan,” terang Elliya.

    Tidak hanya terbatas pada penjualan ke calon konsumen pribadi, ISG juga melayani pembelian dalam jumlah besar baik atas nama perusahaan maupun instansi. Program promo menarik selalu tersedia setiap bulan dengan tema berbeda.

    Pada sisi layanan perawatan kendaraan didukung oleh mekanik dan teknisi bersertifikat global melalui Suzuki Service Qualification System (SSQS). Bengkel resmi berstandar modern telah dilengkapi dengan peralatan lengkap beserta sistem diagnosa canggih seperti Suzuki Diagnostic System II (SDS II) untuk menjamin kualitas servis secara optimal.

    PT ISG Main dealer Suzuki motor. Foto: M Luthfi Andika/detik.com

    Aktivitas servis pun lebih lengkap dengan menyediakan berbagai layanan penunjang. Sebut saja seperti service booking, service contract, dan service kunjung demi kemudahan pelanggan. Menariknya, ISG menjalankan Suzuki Emergency Road Assistant (SERA) yang bekerja sama dengan Halo Suzuki guna memberi layanan towing bagi unit sepeda motor yang sedang mengalami gangguan berat.

    Seluruh outlet ISG menyediakan suku cadang asli (Suzuki Genuine Parts), oli resmi Suzuki Ecstar, serta berbagai aksesori dan souvenir baik untuk unit sepeda motor maupun pengendara. Selain di tempat, pembelian suku cadang juga dapat dilakukan secara daring melalui website resmi ISG ataupun aplikasi MySuzuki.

    “Perluasan jaringan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Suzuki dan memperkuat posisi PT Indo Sunmotor Gemilang sebagai dealer terdepan di Indonesia,” ujar Ellya.

    Sebagai catatan, dealer Suzuki motor atau Suzuki roda dua saat ini mencapai 73 dealer. Dengan pembagian wilayah sebagai berikut:

    – Jabodetabek: 15
    – Jawa Barat: 7
    – Jawa Tengah: 10
    – Jawa Timur: 7
    – Bali: 1
    – Indonesia Timur: 2
    – Kalimantan: 15
    – Sulawesi: 7
    – Sumatera: 9

    Penjualan Wholesales roda 2 Suzuki Januari-Agustus 2025:

    – Underbone 150: 4.558 unit.
    – Scooter 110: 2.384 unit.
    – Scooter 125: 2.403 unit.
    – Sport 150: 266 uni.
    – Sport >150: 150 unit.

    (lth/rgr)

  • Mutilasi di Surabaya, Pemilik Kos Ungkap Alvi Tak Pernah Serahkan Dokumen Identitas

    Mutilasi di Surabaya, Pemilik Kos Ungkap Alvi Tak Pernah Serahkan Dokumen Identitas

    Surabaya (beritajatim.com) – Rekontruksi yang dilakukan penyidik Polres Mojokerto menyisakan cerita tersendiri dari sosok Alvi Maulana (25), tersangka pemutilasi pasangannya, Tiara Angelina di kamar kos di RT 001 RW 001, Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025).

    Budiyanto, pemilik kos yang sehari-harinya tinggal di Menganti, Gresik ini tampak hadir di lokasi rekontruksi. Sebagai tuan rumah atau pemilik kos-kosan yang ditempati Alvi, Budiyanto mengaku tak pernah bertemu dengan Alvi maupun Tiara.

    “Selama ini komunikasi hanya melalui telepon,” ujar Budiyanto, Rabu (17/9/2025).

    Lebih lanjut Budiyanto mengatakan, Alvi mengetahui kos-kosan milik Budiyanto dari iklan Facebook. Di iklan tersebut, tercantum nomor teleponnya.

    “Kemudian dia menghubungi saya dan berminat menyewa kos-kosan saya,” ujar Budiyanto.

    Budiyanto menambahkan, Alvi menyewa kos-kosan tersebut selama satu tahun dan sudah dibayarkan uang sebesar Rp6,5 juta.

    “Alvi bilang ke saya kalau mau dia tinggali bersama istrinya. Saya kemudian meminta Alvi untuk menyerahkan identitas KTP dan surat nikah agar diserahkan ke Ketua RT,” ujar Budiyanto.

    Namun, lanjut Budiyanto Alvi tak juga menyerahkan dokumen yang diminta tersebut. Alvi selalu meminta waktu ketika dokumen tersebut diminta Budiyanto.

    “Ya dia selalu bilang mari ngene pak tak wenei datae (setelah ini saya berikan datanya),” ujar Budiyanto.

    Data tersebut pun tak pernah diterima oleh Budiyanto hingga peristiwa tragis ini terjadi. Bahkan, Budiyanto mengaku mengetahui kabar adanya kejadian mutilasi juga dari tetangga dan dari media.

    “Saya ya kaget kalau ada kejadian seperti ini, tapi memang saya tidak pernah kenal dengan Alvi maupun Tiara,” ujarnya.

    Seperti diketahui, saat datang di lokasi, Alvi sempat Dicaci maki oleh warga yang datang untuk melihat rekontruksi yang dilakukan oleh tim penyidik Polres Mojokerto tersebut.

    Begitu datang, Alvi diminta untuk menyampaikan adegan ketika dia datang ke lokasi dan dikunci oleh Tiara dari dalam kos.

    Karena tak juga dibukakan pintu, Alvi kemudian duduk jongkok di depan pintu. Begitu Tiara membukakan pintu, dengan wajah cemberut Tiara mengatakan ke Alvi ” Tidak Tahu Malu”.

    Kata-kata Tiara ini tidak direspon Alvi, kemudian Alvi masuk dan keduanya kemudian menuju lantai dua.

    “Kamu tidak menjawab apapun ketika korban bilang ke kamu tidak tahu malu?” ujar salah satu anggota tim penyidik yang dijawab gelengan kepala oleh Alvi.

    Sebelum dibukakan pintu, Alvi sempat menelepon Tiara dan mengirimkan chat. Namun tak mendapat respon dari Tiara.

    Saat ini, penyidik dari Mojokerto sedang melakukan olah TKP di dalam kos-kosan. Karena TKP terlalu kecil sehingga wartawan tidak diperkenankan untuk ikut memasuki lokasi.

    Perlu diketahui, Alvi mengahabisi pasangannya, Tiara Angelina Sarawasti (25). Atas perbuatannya, Alvi dijerat pidana mati atau penjara seumur hidup. Kasus ini menunjukkan sisi kemanusiaan yang hilang demi sekadar menghilangkan barang bukti. Sebagian kalangan menyebut hukuman berat layak diberikan pada pelaku demi keadilan bagi korban dan keluarganya.

    Sebelumnya, Alvi membunuh Tiara di . Setelah membunuh, di tempat yang sama, Alvi, warga Labuhanbatu, Sumatera Utara, lalu memutilasi korban, warga Desa Made, Lamongan, Jatim. [uci/beq]

  • Gus Nur Soal Aturan Rahasiakan Dokumen Capres-Cawapres: Peraturan yang Absurd Kongkalikong

    Gus Nur Soal Aturan Rahasiakan Dokumen Capres-Cawapres: Peraturan yang Absurd Kongkalikong

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sugi Nur Raharja atau Gus Nur menyoal aturan rahasiakan dokumen Capres-Cawpres. Meski aturan itu sudah dibatalkan, ia memaparkan sejumlah persoalan.

    “Lamar kerja saja harus transparan, yang gajinya cuma UMR. Lamar kerja yang cuma urusan perusahaan kecil,” kata Gus Nur dikutip dari video yang diunggah akun Facebook Abi Fahrur, Rabu (7/9/2025).

    Ia membandingkan dengan Capres dan Cawapres. Menurutnya, jabatan tersebut mengurus hal besar.

    “Ini Presiden cawapres, urusi sebesar ini. Masih ada peraturan yang absurd. Kongkalikong,” ujarnya.

    Bagi Gus Nur, hal itu efek dari revolusi mental. Revolusi mental sendiri merupakan slogan yang digunakan Presiden ke-7 Jokowi saat Pemilihan Presiden 2014.

    “Ini gara-gara efek revolusi mental rezim terkutuk 10 tahun yang lalu. Terus ini akan melahirkan kerusakan baru. Efek Gibran ijazah SMA nya lagi dipekerjakan,” ujarnya.

    Saat ini, ia mengatakan Indonesia hanya mengurusi Geng Solo. Sebutan untuk Jokowi dan kerabatnya.

    “Indonesia sampai detik ini itu, masih muter urusi Geng Solo. Muter urusan ternak,” ucap Gus Nur.

    Bagi Gus Nur, kerusakan yang terjadi sejak era Jokowi sangat ruwet. Dampaknya akan sampai di kemudian hari.

    “Padahal dulu-dulu tidak. Enam kali ganti presiden begitu. Ini presiden ketujuh ini ruwet. Ruwetnya sampai nanti, sampai anak cucu kita,” imbuhnya.

    Ia lalu membandingkan negara lain. Saat sains dan teknologinya sudah maju, Indonesia masih berkutat pada Geng Solo.

    “Negara lain, sudah sampai ke bulan. Negara lain sudah memberikan terbaik ke rakyatnya. Negara Konoha ini muter-muter ngurusi ternak, ngurusi Geng Solo. Ngurusi pagar laut belum selesai, kuota haji,” pungkasnya.

  • Sejarah Baru AI Ditunjuk Jadi Menteri di Negara Ini, Begini Tugasnya

    Sejarah Baru AI Ditunjuk Jadi Menteri di Negara Ini, Begini Tugasnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Albania mencatat sejarah baru dalam pemerintahan dengan langkah yang tak biasa.

    Untuk pertama kalinya, negara di Eropa Tenggara itu menunjuk menteri yang bukan berasal dari kalangan manusia, melainkan robot AI bernama ‘Diella’.

    Diella sendiri memiliki arti ‘Matahari’ dalam bahasa Albania. Diella ditugaskan untuk mengurus program pengadaan publik, sehingga kebal terhadap suap, ancaman, atau upaya untuk menjilat.

    Perdana Menteri Albania, Edi Rama, mengatakan Diella akan mengelola dan memberikan penunjukkan untuk semua tender publik. Sebagai informasi, biasanya pemerintah mengontrak perusahaan swasta untuk berbagai proyek.

    “Diella adalah anggota kabinet pertama yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi diciptakan secara virtual oleh AI,” kata Rama dalam pidato saat mengumumkan kabinet baru, dikutip dari Reuters, Selasa (16/9/2025).

    “Diella akan membuat Albania sebagai negara dengan tender publik yang 100% bebas korupsi,” ia menambahkan.

    Pemberian kontrak pemerintah ke swasta telah lama menjadi sumber skandal korupsi di Albania. Menurut para ahli, negara Balkan tersebut merupakan pusat bagi geng-geng mafia yang berusaha mencuci uang mereka dari perdagangan narkoba dan senjata di seluruh dunia. Korupsi merajalela di Albania.

    Citra tersebut mempersulit upaya Albania untuk bergabung dengan Uni Eropa, yang ingin dicapai Rama pada tahun 2030, tetapi menurut para analis politik terlalu ambisius.

    Pemerintah tidak memberikan perincian tentang pengawasan manusia yang mungkin ada terhadap Diella, atau membahas risiko bahwa seseorang dapat memanipulasi bot AI.

    Diella mulanya dirilis pada awal tahun ini sebagai asisten virtual berbasis AI pada platform e-Albania. Platform tersebut membantu warga dan bisnis untuk mengurus dokumen negara.

    Mengenakan pakaian tradisional Albania, Diella memberikan bantuan melalui perintah suara dan menerbitkan dokumen dengan stempel elektronik, sehingga mengurangi penundaan birokrasi.

    Tidak semua orang yakin. Seorang pengguna Facebook berkata: “Bahkan Diella akan dikorupsi di Albania.”

    Pengguna lain berkata: “Pencurian akan terus berlanjut dan Diella akan disalahkan.”

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com Megapolitan 14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Matahari mulai beranjak tegak. Kami berkumpul di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tirta Jaya Depok, Jawa Barat.
    Semua berbaju hitam, berdiri mengelilingi sebuah makam.
    “Seneng banget
    die
    hari ini,” kata Nur Aprinawati (45), perempuan yang satu-satunya berbaju pink itu.
    Akrab disapa Ina, ia adalah istri dari almarhum Muhammad Latief (43), wartawan
    Kompas.com
    yang berpulang pada 28 Desember 2019. 
    Pagi itu, Sabtu (13/9/2025), kami berziarah ke makam Latief, sahabat dan keluarga kami di
    Kompas.com
    . Di kantor, ia sering disapa Kong Latiep. Kami datang, Kong.
    Ada Kadek, Obet, Ambar, Bestari, Jessi, Dea, dan Dita. Oh iya, Kong. Dita itu keluarga baru kita di
    Kompas.com
    . Sekarang,
    handle
    rubrik Nasional.
    Kalau yang lain, aman
    ye
    Kong. Muka-muka lama semua di
    Kompas.com. 
    Terakhir kali sebelum “pergi”, yang kami ingat, Kong Latiep bikin nasi liwetan bareng tim Latip Ads, pelesetan dari tim
    native ad
    s alias nama lain divisi 
    content marketing
    .

    Nasi liwet bikinan Mpoknya itu. Sebelum natalan,
    die
    bilang mau liwetan sama temen-temen kantornye,” kata Ina dengan logat betawinya yang kental. 
    Saat itu, Kong Latiep sama timnya gelar nasi liwet di atas daun pisang.
    Ngariung.
    Semua tampak lahap. Ada 15 orang yang masing-masing duduk berhadapan di dalam ruangan kantor.
    Kita-kita kalau cerita urusan makanan pasti semangat. Semua juga pasti semangat. Termasuk Kadek, salah satu Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com.
    Kadek mengenang kala itu Kong Latiep mengusulkan masak semur jengkol buat tambahan lauk nasi tumpeng.
    Kok bisa?
    Iya, saat itu, 
    Kompas.com
    lagi ikutan lomba masak lintas unit di Kompas Gramedia. Ya, walaupun kalah juga sama saudara yang memang niat
    banget 
    masaknya.
    “Waktu itu kita mau bikin nasi kuning. Semur jengkol idenya Kong Latiep. Eh ternyata pas jadi yang antre panjang banget mau nyobain semur jengkol,” kata Kadek sambil tertawa mengingat kenangan itu.
    “Grup Santika yang menang akhirnya. Memang niat masaknya, chef semua,” tambah dia.
    Oh iya, 5C adalah nilai-nilai keutamaan Kompas Gramedia yang terdiri dari
    Caring
    (peduli),
    Credible
    (dapat dipercaya),
    Competent
    (kompeten),
    Competitive
    (kompetitif), dan
    Customer Delight
    (kepuasan pelanggan).
    Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman perilaku bagi seluruh karyawan Kompas Gramedia dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, yang bertujuan untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat sesuai dengan filosofi perusahaan.
    Obet nih misalnya. Ia cerita bahwa suatu saat Kong Latiep pernah membimbing liputannya terkait properti yang mangkrak. Obet mengenang, Kong Latiep memanggilnya untuk berdiskusi.
    “Waktu itu gue ke rumahnya, diskusi. Sempet diseduhin teh juga. Nah kita ngobrol-ngobrol soal liputan,” kata Obet.
    Obet saat itu bertugas sebagai reporter desk megapolitan. Sementara itu, Kong Latiep sebagai editor desk properti.
    Tentu, dengan pengalamannya meliput soal properti, Kong Latiep punya segudang solusi soal peliputan tentang properti.
    Bagi saya, Kong Latiep adalah mentor. Mentor lengkap. Urusan upgrade ilmu pengetahuan, diskusi pekerjaan sampai urusan hidup.
    Kong Latiep selain satu atap untuk mencari nafkah, ia juga satu seragam pencinta alam di kampus dengan saya di Universitas Indonesia. Begitu tahu sekantor, saya dan Kong Latiep seringkali pulang bareng ke rumah di Depok naik kereta rel listrik (KRL).
    Saya masih ingat soal nasihatnya soal riset sebelum menulis itu penting.
    Soal cicil rumah pakai skema KPR, maaf Kong. Saya belum nyicil. Mending nabung. Sabarin aja,
    hehe
    .
    Kalau lagi di kantor, setiap ada Kong Latiep pasti suasana gembira. Apalagi ada tandemnya, almarhum Ervan Hardoko yang akrab disapa Mas Koko.
    Di sofa deket kaca ruang redaksi
    Kompas.com
     gedung lama, Kong Latiep pasti main gitar. 
    Ingatan saya mungkin sedikit bagi yang rekan-rekan yang sudah lebih lama bersentuhan dengan Kong Latiep.
    Namun, solutif dan peduli adalah dua kata yang melekat dengan Kong Latiep semasa hidup dan kini untuk bisa dikenang.
    Saya dan Kong Latiep sempat mendaki Gunung Gede untuk Jambore 50 Tahun Mapala UI pada tahun 2014.
    Ia mendaki bersama rekan-rekan seangkatannya, sedangkan saya juga bersama rekan-rekan seangkatannya. 
    Di tengah pendakian, beberapa kali saya berpapasan dengan Kong Latiep. Waktu itu, saya belum satu kantor di
    Kompas.com.
    “Boy,
    fotoin dong,” kata Kong Latiep.
    Saya kemudian ambil foto Kong Latiep dan angkatannya. Di sana, salah satu persimpangan saya di gunung.
    Sesampainya di Suryakencana, kami pun berkumpul pada pagi hari yang dingin dan berkabut. Upacara bendera kami lakukan di tengah Lembah Suryakencana.
    Jelang kematiannya, Kong Latiep juga terakhir kali mendaki Gunung Pangrango.
    Ia waktu itu terlibat dalam acara penaburan abu tokoh jurnalis senior dan anggota Mapala UI, Aristides Katoppo pada Jumat (15/11/2019) di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango.
    Abu jenazah Aristides ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI termasuk Kong Latiep, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.
    Mendaki gunung adalah salah satu hobi Kong Latiep selain memancing.
    Kalau memancing, belakangan semasa hidupnya memang biasa dilakukan di akhir pekan. Sering banget Kong Latiep pamer kebahagiaannya menang lomba mancing di Facebook.
    Pada saat ziarah, anak almarhum Latief, Nadhif Azzam (17) juga ikut mengenang ayahnya.
    Beberapa minggu lalu, Azzam naik Gunung Pangrango bersama rekan-rekan sekolahnya.
    “Karena dimimpiin bapaknye disuruh nengok Pangrango. Pulang sekolah ke rumah, barang-barang naik gunung punya bapaknye udah bersih, dia naek gunung sama temen-temennya,” kata Ina.
    Azzam bilang, sang ayah mampir ke mimpinya. Saat itu, Kong Latiep ada di gerbang pintu pendakian Gunung Gede Pangrango jalur Cibodas.
    “Dimimpiian ayah, dia ada di pintu gerbang pendakian. Ayah bilang Azzam masih kecil terus bilang nanti kalo udah gede, kamu bisa naik gunung,” kata Azzam.
    Sebelum mendaki, tepat di kaki Gunung Gede Pangrango, Kong Latiep kembali hadir di mimpi Azzam.
    “Di
    basecamp
    sempat tidur, dimimpiin lagi, tapi ayah cuma senyum,” kenang Azzam.
    Ia pun naik Gunung Pangrango pada dini hari. Berbekal alat-alat gunung milik almarhum ayahnya, Azzam mendaki sampai Puncak Gunung Pangrango dan kembali dengan selamat sampai di rumah.
    Setidaknya, Azzam bisa mulai mengikuti hobi ayahnya mendaki gunung.
    Ziarah kubur adalah tradisi tahunan menyambut HUT
    Kompas.com.
    Kami berziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia dan rekan-rekan kerja yang mendahului untuk menghadap Sang Pencipta.
    Ziarah waktu itu diawali dengan gerakan bersepeda, berziarah, dan berbagi sejak 2020, ketika
    Kompas.com
    berulang tahun ke-25.
    Artinya, sudah lima tahun kami berziarah ke tempat para pendiri dan pendahulu kami.
    Kadek mewakili jajaran redaksi
    Kompas.com
    mengatakan, rekan-rekan sangat gembira bisa berziarah bersama istri dan Azzam.
    “Mas Latiep bukan sekedar rekan kerja ya, tapi
    part of family,” 
    ujar Kadek.
    Kami menaburkan bunga dan membersihkan nisan Kong Latiep.
    Makamnya kini dipenuhi taburan bunga. Warnya cerah, secerah langit pada pagi itu. 
    Ina berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang terus mengingat dan berziarah ke makam
     
    Latief.
    Ia pun berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang telah peduli dengan keluarganya.
    Puncak acara HUT
    Kompas.com
    dilakukan pada Senin, 15 September 2025 yakni dengan gelaran Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
    Acara pamungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam. Keseluruhan rangkaian perayaan HUT
    Kompas.com
    ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
    Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata
    Kompas.com
    hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp, dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Mengenang Ervan Hardoko, Canda Tawa dan Warna di Perjalanan 30 Tahun Kompas.com
                        Megapolitan

    8 Mengenang Ervan Hardoko, Canda Tawa dan Warna di Perjalanan 30 Tahun Kompas.com Megapolitan

    Mengenang Ervan Hardoko, Canda Tawa dan Warna di Perjalanan 30 Tahun Kompas.com
    Penulis
    SERATUS
    tiga puluh tahun berlalu sejak HG Wells memperkenalkan mesin waktu lewat novelnya,
    The Time Machine
    (1895). Namun, hingga detik ini tidak ada satu pun manusia yang mampu melintasi waktu, pun sekadar lintang pukang tanpa kurun tertentu.
    Meski begitu, mengutip Wells, tiap kita menyimpan mesin waktunya masing-masing. Memori dan kenangan bisa membawa kita ke masa lalu, serta impian yang mengarung ke masa depan.
    Sebuah posting di Facebook pun bisa berubah jadi mesin waktu. Ini terjadi saat saya melihat foto anak laki-laki yang terakhir bertemu beberapa tahun lalu, berpose dalam jas dan dasi saat mengikuti pelepasan atau wisuda SMK.
    Saya pun menghitung, ternyata sudah enam tahun berlalu sejak kami kehilangan rekan dan teman baik di ruang redaksi
    Kompas.com.
    Enam tahun sudah Ervan Hardoko, bapak dari anak laki-laki yang wisuda SMK itu, tutup usia.
    Ervan Hardoko, yang biasa saya panggil Mas Koko, meninggal dunia 8 Agustus 2019 saat berusia 45 tahun. Dia meninggalkan istri dan seorang anak yang saat itu baru masuk SMP. Empat puluh lima tahun, usia yang terbilang muda bagi manusia.
    Mas Koko meninggal setelah berjuang melawan penyakit ginjal yang baru disadari delapan bulan terakhir dalam hidupnya.
    Setelah libur Natal dan Tahun Baru, dia dirawat di rumah sakit. Dia tidak berpikir sakitnya serius karena masih berpikir bisa mengubah jadwal kereta dan segera berkantor di Solo seperti biasa.
    Kabar buruk pun datang. Dokter mengindikasikan ginjalnya bermasalah dan perlu pemeriksaan laboratorium.
    Saya agak lupa seperti apa hasilnya, tetapi fungsi ginjalnya tidak baik. Kalau enggak salah ingat, fungsi ginjal Mas Koko di bawah 10 persen. Ini berarti Mas Koko harus rutin cuci darah, membatasi makan dan minum karena ginjalnya tidak lagi bisa bekerja keras seperti biasa.
    Pada masa-masa awal menjalani cuci darah, Mas Koko belum bisa balik ke Solo. Saat
    Kompas.com
    membentuk tim redaksi yang berkantor di Solo, dia memang ditunjuk sebagai kepala kantor.
    Mas Koko cukup antusias menerima penugasan itu karena orangtuanya tinggal di Salatiga. Jarak Solo ke Salatiga yang bisa ditempuh dengan perjalanan 1 jam bermotor salah satu alasan dia menerima penugasan ini.
    Dia bahkan berpikir untuk memindahkan anak dan istrinya ke Solo. Namun, rencana ini ditunda hingga Avinko, anak laki-lakinya, lulus SD. Banyak sekolah bagus di Solo yang biayanya terjangkau, apalagi jika dibandingkan sekolah-sekolah di Kelapa Gading, tempat dia tinggal di Jakarta.
    Dalam banyak obrolan tentang masa depan, Avinko memang selalu dalam perencanaannya.
    He was a true family man.
    Kami yang berkantor di Solo sudah paham kalau
    handphone-
    nya berdering saat sore atau malam, itu adalah waktu bagi Mas Koko membantu Avinko mengerjakan PR.
    Urusan sekolah merupakan hal penting, dan Mas Koko tidak ingin absen mendampingi anaknya, meskipun terpaut jarak lebih dari 500 kilometer.
    Mas Koko juga seorang suami penyayang. Ada kejadian yang saya ingat dalam suatu rapat kerja redaksi
    Kompas.com,
    setelah jadwal
    meeting
    yang panjang kami melepas penat dengan bernyanyi dan bermain gitar layaknya di tongkrongan.
    Setelah tiga atau empat lagu The Beatles kami nyanyikan, celetuknya membuat kami terdiam: “Duh, gue kangen bini gue nih”.
    Saat dunia rumah tangga penuh drama perselingkuhan, orang-orang seperti Mas Koko yang akan membuat kita sadar bahwa kesetiaan itu masih ada.
    Setelah dinyatakan ginjalnya bermasalah, yang dia pikirkan juga soal keluarga.
    Saya masih ingat, semangatnya muncul untuk terus bertahan hidup termasuk bergabung dengan grup WhatsApp para penyintas cuci darah.
    “Di situ (grup WhatsApp) ada juga yang sudah belasan tahun masih bertahan. Meskipun tetap rutin cuci darah ya. Kalau belasan tahun gue masih hidup, berarti gue masih bisa lihat anak gue lulus kuliah,” kata Mas Koko, sewaktu saya menjenguknya di rumah Kelapa Gading.
    Masa awal bekerja di
    Kompas.com,
    meja kerja saya berhadap-hadapan dengan Mas Koko. Karakternya yang
    easy going
    memang membuat dia gampang berteman dengan siapa saja.
    Meski usia terpaut lebih dari lima tahun, mungkin karena
    joke-joke
    lawas dan perbincangan bergaya “mati ketawa ala Orba”-lah yang membuat kami akrab.
    Entah dari mana munculnya inspirasi itu, tetapi selalu terselip nama-nama pejabat Orde Baru dalam guyonan kami. Nama-nama seperti Radius Prawiro, Syarwan Hamid, juga Joop Ave kerap terselip dalam perbincangan, yang tentunya tidak pernah terlalu serius.
    Nama Ervan Hardoko juga dikenal sebagai jurnalis yang bergelut di berbagai bidang, terutama isu internasional. Pengalamannya bekerja di
    BBC Indonesia
    membuatnya mumpuni saat ditunjuk menjadi pengampu desk internasional.
    Akan tetapi, tentu saja karakter Mas Koko yang menganut paham
    “why so serious?”
    ala Joker membuat desk internasional di
    Kompas.com
    penuh warna.
    Dari sekian banyak peristiwa yang terjadi di dunia, selalu ada saja artikel yang membuat kita tersenyum saat membaca.
    Atau hal menarik lain, entah mengapa dia sangat tertarik dengan Zimbabwe atau mantan presidennya, Robert Mugabe. Ada saja berita Robert Mugabe yang dia temukan, lalu ditulisnya, dan membuat kita yang membaca jadi tersenyum.
    Saking tertariknya dengan Zimbabwe, dia bahkan menyimpan uang kertas Zimbabwe senilai 20 milliar dollar. Uang kertas itu memang ada karena Zimbabwe mengalami hiperinflasi yang membuat nilai mata uangnya sangat jatuh.
    Satu lagi yang menjadi karakter desk internasional saat diampu Mas Koko adalah “Hari Ini dalam Sejarah”. Dia selalu konsisten menulis peristiwa menarik yang ada dalam sejarah dunia.
    Karakternya memang menyenangkan dan membuat kita yang berada di dekatnya tertawa. Saat saya kemudian diminta untuk menenami Mas Koko bertugas di Solo untuk memegang rubrik viral di media sosial dan cek fakta, kami sepakat untuk membuat suasana kantor menyenangkan.
    “Kami” di sini tidak hanya saya dan Mas Koko, tetapi juga Inggried yang juga ditunjuk kantor untuk mengembangkan tim
    Kompas.com
     di Solo.
    Dalam hal pekerjaan, kami meminta para reporter untuk serius dan teguh dalam memegang prinsip dan kode etik jurnalistik. Kami tegas dalam hal verifikasi, serta menerapkan disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan.
    Meski begitu, kami tidak berupaya membatasi obrolan atau aktivitas kami di kantor sekadar urusan pekerjaan.
    Sebab, ide-ide tulisan atau program kerja yang berbasis kreativitas tidak akan bisa hadir dari rutinitas. Kreativitas tidak akan muncul dari suasana pekerjaan yang tidak menyenangkan, apalagi jika hanya dipaksa untuk memburu angka.
    Mas Koko mengingatkan kami bahwa kreativitas di ruang redaksi bisa muncul dari obrolan guyon di meja panjang kantin atau bangku bundar di taman, bukan cuma dari ruang rapat.
    Ide segar akan hadir dalam suasana menyenangkan, dan tidak akan pernah lahir dalam keadaan tertekan.
    Selamat beristirahat, Mas Koko. Terima kasih telah menjadi bagian dari 30 tahun perjalanan
    Kompas.com.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jejak Yuda Sebelum Ditemukan Kerangka dalam Pohon Aren, Hilang 2023 tapi Tetangga Ngaku Lihat Dia di 2024

    Jejak Yuda Sebelum Ditemukan Kerangka dalam Pohon Aren, Hilang 2023 tapi Tetangga Ngaku Lihat Dia di 2024

    GELORA.CO –  Setelah tak kembali ke rumah ternyata Muhammad Yuda masih sempat dilihat tetangga. Diduga Yuda tidak pergi merantau.

    Kini keluarga panik bukan kepalang setelah ditemukan kerangka dalam batang pohon aren di Desa pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai, Sumatera Utara.

    Kerangka manusia itu pertama kali ditemukan warga bernama Rian pada Selasa (9/9/2025).

    Jasad yang sudah dalam kondisi tinggal kerangka ini diyakini sebagai Muhammad Yuda.

    Pria berusia 23 tahun anak dari Amelia (53).

    Ia begitu yakin bahwa kerangka tersebut merupakan Yuda karena ada sejumlah barang petunjuk.

    “Saya yakin, tengkorak itu anak saya,” kata Amelia.

    Amelia sudah tak bertemu sejak Yuda pamit merantau pada Agustus 2023 silam.

    Kanit Reskrim Polsek Firdaus Iptu Anggiat Sidabutar menjelaskan keluarga Amelia yakin karena melihat celana di kerangka manusia tersebut.

    “Adik korban sempat melihat terduga korban (Yuda) menggunakan celana yang ditemukan di lokasi sebelum menghilang,” katanya.

    Meski begitu polisi masih menuggu hasul otopsi dari tes DNA untuk mengetahui identitas asli dari kerangka manusia dalam batang pohon aren tersebut.

    “Kami masih menunggu hasil otopsi dan analisis DNA untuk memastikan identitas jenazah tersebut,” katanya.

    Kakak Muhammad Yuda, Cut Meutia Sari bercerita adiknya pergi dari rumah sejak dua tahun lalu.

    “Saya kehilangan kabar adik saya sejak 2 tahun,” katanya.

    Namun begitu akun Facebook Fitri mengaku sebagai tetangga Yuda. Jarak rumahnya ke rumah Yuda sekitar 5 menit jalan kaki.

    Jika Yuda disebut pergi sejak Agustus 2023, Fitri mengungkap pernah bertemu Yuda pada Maret 2024.

    “Aku lahiran aja bln 3-2024 aku masi jumpa adekmu,” tulisnya di Facebook.

    Namun begitu menurut Meutia, Yuda memang benar-benar tak pernah pulang ke rumah.

    “Tapi dia gak pernah mijak rumah dari bulan Agustus 2023,” balasnya.

    Fitri mengungkap jejak terakhir Muhammad Yuda.

    Menurutnya Yuda sempat datang ke rumahnya dan bermain.

    Padahal adiknya bukan lah teman main Yuda.

    Yuda juga tak biasanya main ke rumah Fitri.

    “Terakhir kali kunampak adekmu kalitu maen⊃2; kerumahku pas malam⊃2; pas aku lhiran tempat mamakku pas ankku masik bayi dy maen hp sma adekku disamping mudah⊃2;an adekmu sehat⊃2; aja aminn,” kata Fitri.

    Ia tak mengetahui pasti Yuda pulang kemana setelah dari rumahnya.

    Keluarga semakin yakin bahwa identitas kerangka manusia dalam batang pohon itu adalah Yuda karena barang-barang yang ditemukan.

    Barang yang ditemukan di antaranya :

    Baju bertuliskan ‘Just Run’Handphone NokiaCelana panjang hitamGelang silver.

    “Walau aku dejavu liat ini langsung ingat sama adek ku…. Tapi aku haraaap ini bukan adk ku” tulis Cut Meutia Sari.

  • Pertama di Dunia, Albania Angkat Bot AI Jadi Menteri untuk Tangkal Korupsi

    Pertama di Dunia, Albania Angkat Bot AI Jadi Menteri untuk Tangkal Korupsi

    Tirane

    Perdana Menteri (PM) Albania Edi Rama mengangkat seorang “menteri” yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI untuk menangkal korupsi dan mendorong transparansi serta inovasi dalam kabinet barunya.

    Sebagai bot yang dihasilkan oleh AI, sang menteri baru itu diyakini akan kebal terhadap suap, ancaman, atau upaya untuk menjilat.

    PM Rama yang segera memulai masa jabatan keempatnya, seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Sabtu (13/9/2025), mengumumkan penunjukan bot AI yang bernama Diella sebagai menteri baru dalam pernyataannya pada Kamis (11/9). Dalam bahasa Albania, Diella adalah bentuk perempuan dari kata “matahari”.

    “Diella merupakan anggota kabinet pertama yang tidak hadir secara fisik, tetapi secara virtual diciptakan oleh AI,” kata PM Rama dalam pidato peresmian kabinet barunya.

    Dijelaskan oleh PM Rama bahwa Diella akan bertugas mengelola dan memutuskan pemberian semua tender publik, di mana pemerintah mengontrak perusahaan swasta untuk berbagai proyek.

    PM Rama juga mengatakan bahwa Diella akan membantu untuk memastikan bahwa “tender publik akan 100 persen bebas dari korupsi” dan akan membantu pemerintah bekerja lebih cepat dan dengan transparansi penuh.

    Tender publik telah sejak lama menjadi sumber skandal korupsi di Albania, sebuah negara Balkan, yang menurut para pakar, merupakan pusat bagi geng-geng yang ingin mencuci uang mereka dari perdagangan narkoba dan senjata di seluruh dunia, dan di mana korupsi telah mencapai koridor kekuasaan.

    Citra tersebut telah mempersulit upaya Albania untuk bergabung dengan Uni Eropa, yang ingin diwujudkan PM Rama pada tahun 2030 mendatang. Namun menurut para analis politik, target itu merupakan hal yang ambisius.

    PM Albania Edi Rama Foto: Leon Neal/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights

    Pemerintah Albania tidak menjelaskan lebih lanjut tentang pengawasan manusia yang mungkin dilakukan terhadap Diella, atau membahas risiko manipulasi bot AI tersebut.

    Diella awalnya diluncurkan sebagai asisten virtual AI dalam platform layanan publik e-Albania, yang membantu warga dan pelaku bisnis untuk mendapatkan dokumen negara.

    Diella, yang digambarkan sebagai sosok wanita mengenakan pakaian tradisional Albania, memberikan bantuan melalui perintah suara dan menerbitkan dokumen dengan stempel elektronik, sehingga mengurangi penundaan birokrasi.

    Diciptakan pada awal tahun ini dalam kerja sama dengan Microsoft, menurut situs web Badan Nasional untuk Masyarakat Informasi Albania, Diella menggunakan model dan teknik AI terkini untuk menjamin akurasi dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

    Merespons penunjukan itu, tidak semua orang meyakini apa yang disampaikan oleh PM Rama. Seorang pengguna Facebook mengatakan: “Bahkan Diella akan dikorupsi di Albania”. Yang lainnya berkata: “Pencurian akan terus berlanjut dan Diella akan disalahkan.”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)