Geger CCTV Kota Semarang Tampilkan Aktivitas Pribadi di Media Sosial
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Warga Semarang mendadak ramai membahas kejanggalan yang muncul dari sistem pengawasan CCTV milik Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah.
Alih-alih menampilkan situasi jalanan kota, kamera CCTV tersebut justru merekam aktivitas sehari-hari warga di dalam sebuah rumah sederhana.
Foto-foto tangkapan layar dari CCTV tersebut beredar luas di media sosial.
Salah satu akun Facebook membagikan sejumlah foto yang menunjukkan suasana di sebuah rumah di kawasan Kuningan, Semarang Utara.
Dalam foto-foto itu, terlihat seorang pria, perempuan, dan anak-anak sedang bercengkerama. Bahkan salah satu foto menunjukkan penghuni rumah sedang tidur.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kominfo Kota Semarang, Sunarto, membenarkan keberadaan CCTV tersebut.
“Lokasi di Kuningan,” kata Sunarto saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/12/2014).
CCTV tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Kota Semarang untuk RT 8 dan RW 3 di Kelurahan Kuningan.
Namun, kamera tersebut mengalami kerusakan.
“Di pertigaan kampung, dan kemudian dibetulkan secara mandiri oleh warga,” ujarnya.
Hasil pengecekan mandiri oleh teknisi Pemerintah Kota Semarang menunjukkan, kerusakan pada kamera CCTV tersebut disebabkan oleh kabel yang putus.
“Karena jarak lokasi kamera CCTV yang rusak ke NVR cukup jauh, sekitar 50 meter, dan kebetulan teknisi yang dipanggil tidak membawa kabel sepanjang itu,” ucap Sunarto.
Atas inisiatif sekretaris RT, kamera CCTV tersebut dipasang di rumahnya, yang kemudian menjadi viral di media sosial.
“Hari Senin akan dilakukan perbaikan atau penggantian kabel oleh Kominfo, sekaligus menindaklanjuti laporan pak RW perihal beberapa RT di RW 3 yang mengalami kerusakan,” lanjutnya.
Dengan kejadian ini, CCTV milik Pemerintah Kota Semarang yang seharusnya berfungsi untuk pengawasan publik, kini justru merekam aktivitas di dalam rumah warga, menimbulkan keprihatinan dan pertanyaan di kalangan masyarakat.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Perusahaan: Facebook
-

Iran Cabut Larangan Penggunaan WhatsApp dan Google Play
Jakarta, CNN Indonesia —
Pihak berwenang Iran telah mencabut larangan terhadap pesan instan milik Meta, Whatsapp, dan Google Play sebagai langkah awal untuk mengurangi pembatasan internet.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang mulai menjabat sebagai presiden pada bulan Juli 2024, telah berjanji untuk meringankan pembatasan internet.
Selama bertahun-tahun, warga Iran terbiasa menggunakan jaringan pribadi virtual, atau VPN, untuk melewati pembatasan internet.
Platform media sosial populer lainnya, termasuk Facebook, X (sebelumnya Twitter), dan YouTube, tetap diblokir setelah dilarang pada tahun 2009.
Instagram dan WhatsApp ditambahkan ke daftar blokir setelah protes nasional meletus pada September 2022.
-

Trump Kirim Surat ke Mahkamah Agung AS Minta Tunda Pemblokiran TikTok
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengajukan surat pada hari Jumat (27/12) yang mendesak Mahkamah Agung negara itu untuk menghentikan sementara undang-undang yang akan melarang TikTok.
Permintaan Trump itu diminta dipenuhi sehari sebelum pelantikannya pada tanggal 20 Januari 2025, apabila TikTok tidak dijual ke AS oleh pemiliknya di China, ByteDance.
“Mengingat kebaruan dan sulitnya kasus ini, pengadilan harus mempertimbangkan untuk menunda batas waktu menurut undang-undang guna memberikan lebih banyak ruang untuk mengatasi masalah ini,” tulis tim hukum Trump, seperti dilansir CNN.
Trump sangat menentang TikTok selama masa jabatan pertamanya tahun 2017-2021 dan mencoba dengan sia-sia untuk melarang aplikasi berbagi video tersebut dengan alasan keamanan nasional.
Partai Republik yang mengusung Trump menyuarakan kekhawatiran, yang juga disuarakan oleh para pesaing politiknya, bahwa Pemerintah Tiongkok mungkin menyadap data pengguna TikTok AS atau memanipulasi apa yang mereka lihat di platform tersebut.
Pejabat AS juga telah menyuarakan kekhawatiran atas popularitas TikTok di kalangan anak muda, dengan menuduh bahwa perusahaan induknya tunduk pada Beijing dan bahwa aplikasi tersebut digunakan untuk menyebarkan propaganda, klaim yang dibantah oleh perusahaan dan Pemerintah China.
Trump meminta perusahaan AS untuk membeli TikTok, dengan Pemerintah berbagi harga jual, tapi penggantinya di kursi Presiden AS kala itu, Joe Biden, melangkah lebih jauh, menandatangani undang-undang untuk melarang TikTok karena alasan yang sama.
Namun, Trump kini telah membalikkan haluan. Pada konferensi pers minggu lalu, Trump mengatakan bahwa ia memiliki solusi untuk TikTok dan bahwa pemerintahannya akan melihat aplikasi tersebut dan potensi larangannya.
Awal bulan ini, presiden terpilih tersebut bertemu dengan CEO TikTok Shou Zi Chew di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida. Baru-baru ini, Trump mengatakan kepada Bloomberg bahwa ia telah berubah pikiran tentang aplikasi tersebut.
“Sekarang (setelah) saya memikirkannya, saya mendukung TikTok, karena Anda membutuhkan persaingan. Jika Anda tidak punya TikTok, Anda punya Facebook dan Instagram – dan itu, Anda tahu, itu Zuckerberg,” ucap Trump.
Facebook, yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan bagian dari kerajaan teknologi Meta miliknya, termasuk di antara jaringan media sosial yang melarang Trump setelah serangan oleh para pendukungnya di US Capitol pada 6 Januari 2021.
Larangan tersebut didorong oleh kekhawatiran bahwa Trump akan menggunakan platform tersebut untuk mempromosikan lebih banyak kekerasan. Larangan tersebut pada platform media sosial utama milik Zuckerberg itu kemudian dicabut.
(wiw/wiw)
[Gambas:Video CNN]
-

Kode Redeem FF Hari Ini, Sabtu 28 Desember 2024
Bisnis.com, JAKARTA – Di bawah ini adalah update kode redeem FF hari ini, Sabtu 28 Desember 2024 yang bisa Anda tukar dengan berbagai hadiah spesial.
Free Fire memiliki kode redeem yang bisa digunakan oleh pemain untuk mendapatkan hadiah gratis.
Kode redeem sendiri merupakan susunan huruf dan angka yang berisi hadiah. Anda hanya perlu menukarkannya ke situs Free Fire untuk mendapatkan hadiah tersebut.
Meski demikian, Anda harus bergegas unuk menukarkannya, sebab satu kode redeem hanya berlaku satu kali saja.
Daftar kode redeem FF hari ini, Sabtu 28 Desember 2024
FXK2NDY5QSMX
NPTFYW7QPXN2
VY2KFXT9FQNC
Cara klaim kode redeem
1. Buka situs https://reward.ff.garena.com/id.
2. Masuk atau login ke akunmu dengan beberapa alternatif cara, yaitu dari akun facebook, alamat email Google, akun Apple, VK atau Huawei, hingga akun Twitter.
3. Masukkan salah satu kode redeem FF.
4. Pada umumnya, kode redeem Garena berjumlah 12 sampai 16 digit. Klik konfirmasi.
5. Jika kode tersebut masih valid, maka hadiah akan langsung dikirim ke Inbox Anda.
-

Mutasi Baru Flu Burung Ditemukan di AS, Penularan Melalui Kucing yang Meresahkan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Penyebaran flu burung yang terus terjadi di Amerika Serikat (AS) telah membuat para ahli khawatir.
Bukan hanya karena kasus pada manusia yang menyebabkan penyakit parah, tetapi juga karena kasus baru infeksi pada kucing yang meresahkan.
Sampel virus yang ditemukan pada pasien sakit kritis di Amerika Serikat telah menunjukkan tanda-tanda bermutasi agar lebih cocok dengan saluran pernapasan manusia, meskipun tidak ada indikasi virus tersebut telah menyebar ke luar individu tersebut, demikian laporan pihak berwenang.
Awal bulan ini, para pejabat mengumumkan bahwa seorang pasien lanjut usia di Louisiana berada dalam “kondisi kritis” karena infeksi H5N1 yang parah.
Sebuah analisis yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 27 Desember 2024 mengungkapkan bahwa sebagian kecil virus di tenggorokan pasien membawa perubahan genetik yang dapat meningkatkan kemampuan virus untuk mengikat reseptor sel tertentu yang ditemukan di saluran pernapasan bagian atas manusia.
CDC mencatat bahwa perubahan ini belum terdeteksi pada unggas – termasuk pada kawanan unggas halaman belakang yang diyakini menjadi sumber infeksi awal pasien.
Sebaliknya, badan tersebut mengatakan mutasi tersebut “kemungkinan besar dihasilkan oleh replikasi virus ini pada pasien dengan penyakit lanjut,” dan menekankan bahwa tidak ada penularan strain yang bermutasi ke manusia lain yang telah diidentifikasi.
Beberapa ahli yang dihubungi AFP, Jumat (27/12/2024), memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan apakah perubahan ini akan membuat virus lebih mudah menular atau lebih parah pada manusia.
Dr Angela Rasmussen, seorang ahli virus di Universitas Saskatchewan di Kanada, menjelaskan bahwa meskipun mutasi dapat membantu virus memasuki sel dengan lebih mudah, bukti tambahan – seperti pengujian pada hewan – diperlukan untuk mengonfirmasi adanya efek pada penularan.
Selain itu, mutasi serupa telah terjadi pada pasien sakit kritis sebelumnya tanpa menyebabkan wabah yang lebih luas.
“Senang rasanya mengetahui bahwa kita harus mewaspadai hal ini,” kata Dr. Rasmussen, “namun hal ini tidak benar-benar memberi tahu kita, ‘Wah, kita kini semakin dekat dengan pandemi.’”
Profesor Thijs Kuiken, dari Erasmus University Medical Center di Belanda, setuju.
“Penempelan yang efisien pada sel saluran pernapasan atas manusia diperlukan, tetapi tidak cukup, untuk penularan yang lebih efisien antarmanusia,” katanya.
Seraya menambahkan bahwa proses tersebut hanyalah satu dari beberapa langkah yang diperlukan untuk replikasi virus yang berhasil.
Prof Kuiken menegaskan, alih-alih memperparah penyakit, adaptasi semacam itu justru dapat mengakibatkan infeksi yang lebih ringan dengan mengutamakan sel-sel di saluran pernapasan atas – yang menyebabkan gejala seperti pilek atau sakit tenggorokan – alih-alih memengaruhi saluran pernapasan bawah, yang menyebabkan pneumonia yang lebih parah.
‘Lompatan evolusi yang cepat’ mungkin terjadi
Dr. Rasmussen mengemukakan kekhawatiran yang lebih besar mengenai banyaknya jumlah flu burung yang beredar saat ini.
CDC telah melaporkan 65 kasus manusia yang terkonfirmasi pada tahun 2024, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak terdeteksi di antara pekerja peternakan sapi perah dan unggas.
Sirkulasi yang meluas ini, Dr. Rasmussen memperingatkan, meningkatkan kemungkinan virus tersebut bercampur dengan influenza musiman, yang berpotensi memicu “lompatan evolusi yang cepat,” mirip dengan peristiwa yang menyebabkan pandemi flu tahun 1918 dan 2009.
Para peneliti juga terus mencermati meningkatnya kasus infeksi flu burung pada kucing.
Seekor kucing di Oregon mati setelah mengonsumsi makanan hewan peliharaan mentah yang dipastikan terkontaminasi H5N1, yang memicu penarikan kembali makanan hewan peliharaan mentah dan beku Feline Turkey Recipe dari Northwest Naturals.
“Kucing ini benar-benar kucing rumahan, ia tidak terpapar virus di lingkungannya,” kata dokter hewan negara bagian Ryan Scholz dalam sebuah pernyataan.
Pengurutan genom menunjukkan bahwa virus dalam makanan hewan peliharaan tersebut sama persis dengan jenis yang ditemukan pada kucing tersebut.
“Di Negara Bagian Washington, dua puluh kucing besar di tempat perlindungan juga mati baru-baru ini setelah tertular flu burung,” tulis Pusat Advokasi Kucing Liar Washington di Facebook.
Dr. Rasmussen memperingatkan bahwa kucing luar yang terinfeksi dapat kembali ke rumah dan menularkan virus kepada manusia melalui kontak dekat.
“Jika Anda memiliki kucing yang tinggal di luar rumah dan tertular H5 setelah memakan burung yang mati,” jelasnya,
“Dan kucing itu kembali ke rumah Anda dan Anda memeluknya, Anda tidur dengannya, hal itu akan menimbulkan risiko paparan tambahan.”
-

TikTok Segera Diblokir Permanen, Trump Muncul Jadi Juru Selamat
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengajukan dokumen hukum kepada Mahkamah Agung untuk meminta penundaan undang-undang yang akan melarang TikTok sehari sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025, kecuali aplikasi tersebut dijual oleh pemiliknya dari China, ByteDance.
Trump, yang selama masa jabatan pertamanya pada 2017-2021 bersikeras untuk melarang TikTok dengan alasan keamanan nasional, kini mengambil langkah berbeda. Dalam dokumen yang diajukan, tim hukumnya meminta agar tenggat waktu divestasi TikTok ditunda guna memberikan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut secara politik.
“Mengingat sifat unik dan kompleksitas kasus ini, pengadilan sebaiknya mempertimbangkan untuk menunda tenggat waktu yang ditetapkan dalam undang-undang demi memberikan ruang bernapas untuk menangani isu-isu ini,” tulis tim hukum Trump dalam dokumen tersebut, dilansir AFP, Sabtu (28/12/2024).
Dalam dokumen hukum yang diajukan, Trump sejatinya tidak mengambil sikap atas legalitas kasus TikTok saat ini.
“Presiden Trump tidak mengambil posisi atas substansi hukum dalam perselisihan ini,” tulis John Sauer, pengacara Trump, dalam dokumen yang dikenal sebagai amicus curiae atau “teman pengadilan”.
Sebagai gantinya, Trump meminta pengadilan untuk menunda tenggat waktu divestasi hingga 19 Januari 2025. Hal ini, menurut Sauer, akan memungkinkan pemerintahan Trump yang akan datang untuk mencari resolusi politik terhadap permasalahan tersebut.
“Dia dengan hormat meminta pengadilan mempertimbangkan untuk menunda tenggat waktu dalam undang-undang divestasi hingga pengadilan memutuskan perkara ini, sehingga memberikan kesempatan bagi Pemerintahan Trump yang akan datang untuk mengejar penyelesaian politik atas pertanyaan-pertanyaan dalam kasus ini,” tambahnya.
Sikap Berbeda
Selama masa jabatan pertamanya, Trump bersikap keras terhadap TikTok. Dia mengeklaim bahwa aplikasi berbagi video yang populer di kalangan anak muda Amerika itu berpotensi digunakan oleh pemerintah China untuk mengakses data pengguna di AS atau memanipulasi konten yang mereka lihat.
Kekhawatiran ini juga diungkapkan oleh sejumlah pejabat dan politisi lain, termasuk dari partai oposisi.
Trump saat itu meminta agar TikTok dijual kepada perusahaan AS dengan sebagian hasil penjualannya masuk ke pemerintah. Meski langkah ini gagal dilakukan selama masa jabatannya, penerusnya, Presiden Joe Biden, melangkah lebih jauh dengan menandatangani undang-undang yang melarang aplikasi tersebut dengan alasan serupa.
Namun, baru-baru ini, Trump menyatakan perubahan sikapnya terhadap TikTok.
Dalam wawancara dengan Bloomberg sebagaimana dikutip dari AFP, dia mengatakan bahwa TikTok penting untuk menjaga persaingan di dunia media sosial.
“Sekarang saya berpikir ulang, saya mendukung TikTok, karena Anda butuh persaingan,” kata Trump. “Jika tidak ada TikTok, Anda hanya punya Facebook dan Instagram-dan itu, Anda tahu, hanya Zuckerberg.”
Komentar ini merujuk pada Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan CEO Meta, perusahaan teknologi yang juga memiliki Instagram.
(luc/luc)
-

Pemerintah Iran Melunak, Blokir WhatsApp dan Google Play Dibuka
Jakarta –
Pemerintah Iran membuka akses untuk WhatsApp dan Google Play, yang menjadi langkah pertama mereka dalam melonggarkan pembatasan internet di negaranya itu.
Seperti diketahui, Iran adalah salah satu negara yang paling ketat dalam membatasi akses internet untuk warganya. Namun, banyak warganya yang tetap bisa mengakses layanan-layanan yang diblokir seperti Facebook, X, dan YouTube dengan menggunakan virtual private network (VPN).
“Mayoritas suara positif sudah tercapai untuk membuka pembatasan akses untuk beberapa platform asing populer seperti WhatsApp dan Google Play,” tulis Kantor Berita Republik Islam Iran (IRNA).
“Hari ini langkah pertama untuk membuka pembatasan internet sudah diambil,” kata Menteri Informasi dan Tekonlogi Komunikasi Iran Sattar Hashemi.
Banyak platform media sosial yang sudah diblokir sejak tahun 2009, seperti Facebook, X, dan YouTube. Namun pada tahun 2022, pemerintah Iran menambahkan Instagram dan WhatsApp — dan kemudian Signal — ke dalam daftar pemblokiran itu.
Tepatnya setelah aksi protes nasional terjadi pada September 2022, yaitu setelah kematian Mahsa Amini, perempuan Kurdi Iran yang ditangkap karena menolak menggunakan hijab. Aplikasi pengiriman pesan instan itu dianggap dipakai untuk mengorganisir aksi demonstrasi dan menyebarkan hoax.
Anggota parlemen Iran menyerukan pemblokiran berbagai platform itu, kecuali mereka berkomitmen pada nilai masyarakat Islam dan mematuhi hukum-hukum Iran.
Pemblokiran ini sampai membuat Pemerintah Amerika membujuk Elon Musk agar menggelar layanan internet satelit Starlink di Iran.
Layanan Starlink di Iran tersebut diharapkan bisa membantu warga Iran mengatasi berbagai pemblokiran internet yang dilakukan di negara tersebut. Terutama setelah aksi demo besar-besaran memprotes kematian Mahda Amini setelah ditahan polisi moral.
(asj/rns)
/data/photo/2024/12/29/6770e83bddfc8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


