Perusahaan: Facebook

  • Instagram Perpanjang Durasi Reels Menjadi 3 Menit, Saingi TikTok – Page 3

    Instagram Perpanjang Durasi Reels Menjadi 3 Menit, Saingi TikTok – Page 3

    Unggahan blog Meta menyebut bahwa hal itu juga akan membatalkan perluasan misi aturan dan kebijakan, menyoroti penghapusan pembatasan pada subjek termasuk imigrasi, gender, dan identitas gender. 

    Perubahan ini terjadi ketika perusahaan teknologi dan para eksekutifnya bersiap untuk pelantikan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2025.

    Trump sebelumnya vokal mengkritik Meta dan pendekatannya terhadap moderasi konten, menyebut Facebook “musuh rakyat” pada Maret 2024.

    Tetapi hubungan antara keduanya kemudian membaik. Zuckerberg makan malam di perkebunan Trump di Mar-a-Lago pada November. Meta juga menyumbang USD 1 juta untuk dana pelantikan presiden.

    “Pemilihan baru-baru ini juga terasa seperti titik balik yang memprioritaskan kebebasan berbicara,” kata Zuckerberg dalam sebuah video.

    Penggantian Nick Clegg oleh Joel Kaplan sebagai Head of Global Affairs Meta juga diartikan sebagai sinyal perubahan pendekatan perusahaan terhadap moderasi dan perubahan prioritas politiknya.

    Kate Klonick, profesor hukum di St John’s University Law School, mengatakan perubahan tersebut mencerminkan tren yang tampaknya tak terhindarkan selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak pengambilalihan X oleh Elon Musk.

    “Tata kelola pribadi ujaran di platform ini semakin menjadi poin politik,” katanya kepada BBC News.

    “Ketika perusahaan sebelumnya menghadapi tekanan untuk membangun kepercayaan dan mekanisme keamanan dalam menangani isu-isu seperti pelecehan, ujaran kebencian, dan disinformasi, perubahan radikal ke arah yang berlawanan kini tengah berlangsung,” Klonick memungkaskan.

     

  • Meta Gercep Ingin Rebut Pasar Capcut di AS, Luncurkan Aplikasi Edits Bulan Depan

    Meta Gercep Ingin Rebut Pasar Capcut di AS, Luncurkan Aplikasi Edits Bulan Depan

    Bisnis.com, JAKARTA – Meta, induk facebook dan Instagram, baru-baru ini mengumumkan waktu peluncuran aplikasi penyuntingan video baru yang dinamakan Edits.

    Aplikasi ini diperkenalkan setelah aplikasi penyuntingan video populer milik ByteDance, CapCut yang dihapus dari App Store Apple dan Google Play Store imbas dari larangan TikTok.

    Melansir Techcrunch, Senin (20/1/2025) Adam Mosseri selaku Kepala Instagram, menyatakan bahwa Edits akan diluncurkan pada bulan depan untuk perangkat iOS, dengan versi Android yang menyusul. 

    Tidak hanya itu, Mosseri menyebutkan bahwa Meta tengah bekerja sama dengan sejumlah kreator terpilih untuk mengumpulkan masukan terkait fitur dan pengalaman pengguna aplikasi tersebut.

    “Hari ini kami umumkan aplikasi baru bernama ‘Edits’ bagi Anda yang gemar membuat video di ponsel. Ada banyak hal yang sedang terjadi saat ini, tetapi apa pun yang terjadi, tugas kami adalah menyediakan alat terbaik bagi kreator,” kata Mosseri.

    Mosseri menyampaikan, Edits dirancang dengan serangkaian alat kreatif yang canggih, di antaranya adalah tab inspirasi, tempat pengguna bisa menemukan ide-ide baru. Kemudian tab ide, yang memungkinkan kreator melacak perkembangan proyek mereka. 

    Aplikasi ini juga menyertakan kamera berkualitas tinggi untuk pengambilan gambar yang lebih baik.

    Selain itu, Edits akan memfasilitasi kolaborasi antar kreator dengan memungkinkan berbagi versi draf video ke teman atau rekan kerja. Setelah video selesai dan dipublikasikan, kreator dapat melihat wawasan mengenai performa video tersebut, terutama di Instagram.

    “Lebih lanjut, Edits ditujukan untuk kreator daripada pembuat video biasa,” ujar Mosseri.

    Langkah Meta meluncurkan Edits merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk mengisi celah yang ada di pasar kreator konten. Sebelumnya, pada 2020, Meta merilis Instagram Reels hanya beberapa hari setelah TikTok dilarang di India. 

    Di tahun 2023, perusahaan induk dari Instagram dan Facebook juga meluncurkan Threads, aplikasi jejaring sosial berbasis teks yang bersaing dengan X (sebelumnya Twitter).

    Melihat perkembangan terbaru terkait CapCut, Meta tampaknya menyadari bahwa larangan atau pembatasan aplikasi-aplikasi besar dapat membuka peluang baru bagi alat penyuntingan video alternatif. 

    Meskipun CapCut berpotensi dipulihkan, ketidakpastian ini mungkin memberi kesempatan bagi aplikasi seperti Edits untuk meraih perhatian lebih banyak kreator.

  • Senator AS Pertanyakan Motif Perusahaan Teknologi Donasi untuk Pelantikan Presiden – Page 3

    Senator AS Pertanyakan Motif Perusahaan Teknologi Donasi untuk Pelantikan Presiden – Page 3

    Meta, perusahaan induk Facebook, menyumbangkan USD 1 juta atau sekitar Rp16 miliar (dengan kurs Rp15.980) untuk pelantikan Donald Trump.

    Sumbangan ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal dan diyakini menjadi bagian dari upaya terbaru oleh Meta dan CEO-nya, Mark Zuckerberg, untuk memperbaiki hubungan dengan presiden terpilih. Kabar ini muncul beberapa minggu setelah Zuckerberg makan malam bersama Trump di Mar-a-Lago.

    Meta mengonfirmasi sumbangannya kepada The Guardian pada Kamis (12/12/2024), namun tidak memberikan rincian mengenai alasan sumbangan tersebut.

    Menurut New York Times, saat makan malam di Mar-a-Lago bulan lalu, Zuckerberg dilaporkan mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya dan keduanya berbicara santai. Zuckerberg juga bertemu dengan Senator Marco Rubio, calon menteri luar negeri Trump, serta beberapa penasihat Gedung Putih lainnya.

    Juru bicara (jubir) Meta mengatakan kepada BBC bahwa Zuckerberg berterima kasih atas undangan makan malam dengan Trump dan kesempatan untuk bertemu timnya di pemerintahan yang akan datang.

    “Ini adalah waktu yang penting untuk masa depan inovasi Amerika Serikat (AS),” ungkap jubir Meta.

    Sebelum makan malam, tim Zuckerberg sudah memberi tahu tim pelantikan Trump tentang rencana sumbangan Meta. Sumbangan ini dinilai menunjukkan perubahan sikap Meta karena sebelumnya Meta tidak menyumbang untuk dana pelantikan Trump pada 2017 atau Joe Biden pada 2021.

     

  • Kemenag: Waspada Hoaks Lowongan Kerja Petugas Haji di Media Sosial

    Kemenag: Waspada Hoaks Lowongan Kerja Petugas Haji di Media Sosial

    Jakarta (beritajatim.com)- Dalam dua tahun terakhir, informasi palsu atau hoaks mengenai lowongan kerja (loker) dan seleksi petugas haji marak beredar di media sosial. Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik (HKP) Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Fauzin, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati, tidak mudah percaya, dan selalu memverifikasi informasi melalui situs web resmi atau media sosial Kemenag.

    Berbagai bentuk hoaks terkait lowongan kerja dan seleksi petugas haji telah ditemukan. Salah satu contohnya adalah unggahan di akun Facebook “Info Terkini 2025”. Akun tersebut memposting meme yang mencantumkan logo Kemenag, BUMN, dan Garuda Indonesia, dengan pesan sebagai berikut:

    “Pemerintah buka pendaftaran rekruitmen haji 2025. Di dalam satu provinsi, pemerintah akan memilih 100 orang untuk diberangkatkan ibadah haji. Biaya ditanggung oleh pemerintah. Daftar sekarang juga.” tulis akun tersebut.

    Ahmad Fauzin dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. “Waspada, cek infonya di web dan medsos Kemenag,” ujar Fauzin melansir situs resmi Kementerian Agama.

    Fauzin menjelaskan bahwa proses seleksi petugas haji untuk tahun 1446 H/2025 M, baik di tingkat daerah maupun pusat, telah berlangsung dari November hingga Desember 2024. Saat ini, para peserta sedang menunggu pengumuman hasil seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tingkat pusat.

    “Seluruh rangkaian proses seleksi sudah berjalan. Di tingkat pusat, tinggal menunggu pengumuman hasilnya,” jelas Fauzin. Menurutnya, pengumuman hasil seleksi ini direncanakan akan diumumkan pada Januari 2025.

    Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap hoaks yang berkaitan dengan lowongan kerja atau seleksi petugas haji, terutama yang mencantumkan tautan mencurigakan. Hal tersebut berpotensi menjadi modus pencurian atau penyalahgunaan data pribadi.

    “Seleksi petugas haji 2025 sudah selesai. Tinggal pengumuman hasilnya. Waspada dengan hoaks dan modus pencurian data,” tandas Fauzin. [aje]

  • Viral Aksi Dokter Vasektomi Dirinya Sendiri, Sebut Jadi Kado buat Istri

    Viral Aksi Dokter Vasektomi Dirinya Sendiri, Sebut Jadi Kado buat Istri

    Jakarta

    Seorang dokter bedah plastik Taiwan telah menarik banyak perhatian setelah membagikan video dirinya melakukan vasektomi di media sosial. Aksi nekatnya ini dia sebut sebagai hadiah untuk istrinya.

    Diberitakan OddityCentral, Dr Chen Wei-nong, seorang ayah tiga anak yang bekerja di sebuah klinik bedah plastik di Kota Taipei, menjadi viral setelah membagikan video yang agak tidak biasa di Facebook dan Instagram-nya. Untuk menenangkan pikiran istrinya, dokter muda itu memutuskan untuk melakukan vasektomi, dan untuk memastikan tidak ada risiko mengacaukan prosedur, ia melakukannya sendiri, merekam seluruh proses untuk tujuan edukasi.

    Setelah menyajikan daftar 11 langkah yang terlibat dalam operasi, Dr Chen diberi anestesi lokal dan kemudian mulai mengerjakannya sendiri, Karena mengoperasi diri sendiri tidak terlalu umum, prosedur yang biasanya memakan waktu sekitar 15 menit akhirnya memakan waktu satu jam, tetapi berhasil.

    “Dalam kasus operasi tuba fallopi wanita, operasi ini sangat sulit, tetapi dalam kasus pria, operasi ini relatif lebih mudah karena masalah ini pada dasarnya diselesaikan dengan menemukan vas deferens di luar dan mengikatnya,” kata dia.

    https://www.instagram.com/reel/DEmij09TBeu/?igsh=OGJ5eDVkYzVqNDlj

    Videonya menjadi viral di Taiwan, ditonton lebih dari 4 juta kali hanya dalam beberapa hari, tetapi meskipun sebagian besar memuji keberanian, keterampilan, dan cintanya kepada istrinya, beberapa menyatakan kekhawatiran tentang keamanan prosedur yang dilakukan sendiri.

    Dokter muda itu mengklarifikasi bahwa ia adalah seorang ahli bedah berlisensi dan bahwa vasektomi dilakukan atas risikonya sendiri, di luar jam kerja, di bawah pengawasan seorang ahli urologi. Namun, ia memperingatkan semua orang untuk tidak mengikuti yang dia lakukan, tetapi mencari ahli urologi yang berkualifikasi untuk vasektomi.

    Dokter Taiwan itu mengatakan bahwa ia mengalami sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan pada malam operasi, tetapi ia baik-baik saja ketika bangun keesokan paginya. Ia dijuluki “pria paling berani di Taiwan” karena melakukan vasektomi pada dirinya sendiri.

    Setelah penyelidikan, Departemen Kesehatan Taipei mengonfirmasi bahwa Dr Chen, seorang dokter yang berkualifikasi, tidak menemui masalah hukum apa pun saat melakukan prosedur tersebut pada dirinya sendiri.

    (kna/kna)

  • Kemenag: Waspada Hoaks Loker Petugas Haji 2025

    Kemenag: Waspada Hoaks Loker Petugas Haji 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Agama mengimbau masyarakat untuk waspada ihwal informasi lowongan kerja petugas haji yang  di media sosial.

    Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag Ahmad Fauzin mengatakan ada banyak bentuk informasi palsu atau hoaks terkait lowongan petugas haji, salah satu hoaks tersebut ada di Laman Facebook bernama nama akun Info Terkini 2025 yang membuat postingan berlogo Kemenag, BUMN dan Garuda.

    Adapun, unggahan berita palsu tersebut berisi pembukaan pendaftaran rekruitmen haji 2025. Di dalam satu provinsi pemerintah akan memilih 100 orang untuk diberangkatkan ibadah haji. Biaya ditanggung oleh pemerintah. Daftar sekarang juga.

    “Itu jelas hoaks. Waspada, cek infonya di website dan media sosial Kemenag,” tutur Akhmad Fauzin di Jakarta, Minggu (19/1/2025).

    Dia menjelaskan proses seleksi petugas haji 1446 H/2025 M, baik daerah maupun pusat, sudah dilakukan pada November-Desember 2024.

    Menurutnya, saat ini seluruh peserta petugas haji menunggu pengumuman seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tingkat pusat.

    “Jadi seluruh rangkaian proses seleksi sudah berjalan. Di tingkat pusat, tinggal pengumuman hasil seleksinya,” katanya.

    Dia mengimbau masyarakat untuk waspada informasi hoaks seputar loker atau seleksi petugas haji. Terlebih jika ditawarkan untuk mengakses salah satu tautan (link) di dalamnya karena bisa juga menjadi modus pencurian atau penyalahgunaan data.

    “Seleksi petugas haji 2025 sudah selesai. Tinggal pengumuman hasilnya. Waspada dengan hoaks dan modus pencurian data,” ujarnya.

  • Daftar Kode Redeem FF Hari Ini, Minggu 19 Januari 2025

    Daftar Kode Redeem FF Hari Ini, Minggu 19 Januari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Ada beberapa kode redeem FF hari ini, Minggu 19 Januari 2025 yang bisa Anda tukar untuk mendapatkan hadiah spesial.

    Salah satu hal yang cukup ditunggu penggemar Free Fire adalah kode redeem.

    Sebab dengan kode ini, pengguna akan berkesempatan mendapatkan hadiah spesial dengan cuma-cuma.

    Pada hari ini, ada banyak kode redeem yang telah diumumkan Free Fire dan bisa Anda tukar secara gratis. Anda bisa menukarnya, namun satu kode redeem hanya bisa ditukar satu kali.

    Kode redeem FF hari ini, Minggu 19 Januari 2025

    RD3TZK7WME65

    F8YC4TN6VKQ9

    Cara klaim kode redeem FF

    1. Buka situs https://reward.ff.garena.com/id.

    2. Masuk atau login ke akunmu dengan beberapa alternatif cara, yaitu dari akun facebook, alamat email Google, akun Apple, VK atau Huawei, hingga akun Twitter.

    3. Masukkan salah satu kode redeem FF.

    4. Pada umumnya, kode redeem Garena berjumlah 12 sampai 16 digit. Klik konfirmasi.

    5. Jika kode tersebut masih valid, maka hadiah akan langsung dikirim ke Inbox Anda.

  • Soal Wacana Pembatasan Usia Bermain Medsos pada Anak, Ini Kata Warga

    Soal Wacana Pembatasan Usia Bermain Medsos pada Anak, Ini Kata Warga

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan wacana untuk melakukan pembatasan usia pada anak dalam bermain media sosial (medsos). Pembatasan itu diketahui guna menjaga dan melindungi anak-anak dari bahaya dan risiko negatif pada medsos.

    Sehubungan dengan wacana ini, sejumlah warga mengungkapkan pendapatnya terkat pembatasan usia bermain medsos. 

    Pertama, Leona dari Bekasi. Leona mengatakan dirinya belum mendengar secara jelas terkait wacana tersebut. Namun, dirinya mengaku setuju terkait kebijakan tersebut. 

    “Pernah dengar cuman belum viral banget beritanya belum terdengar banget berita tentang pembatasan itu,” katanya kepada Beritasatu.com di Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (19/1/2025).

    Bukan tanpa alasan, Leona mengaku setuju karena menurutnya screening time pada anak-anak di handphone sudah over atau berlebihan. Terlebih katanya dengan konten di media sosial seperti di Instagram, Tik Tok, Facebook, atau Twitter tidak bisa difilter. 

    “Jadi kita sebagai ibu atau orang tua yang terkadang pekerja juga, enggak bisa yang 24 jam mengawasi aktivitas anak di media sosial,” ujarnya. 

    “Kalau memang benar terealisasi saya setuju banget minimal 15 tahun ke atas,” tutupnya. 

    Senadanya dengan Leona, Rudi dari Jakarta juga mengaku setuju pada wacana tersebut. Menurutnya wacana itu akan menjadi kebijakan yang bagus bagi tumbuh kembang anak-anak.

    “Kalau ada atau tidaknya (wacana tersebut) saya belum tahu. Namun, kalau memang itu ada itu mungkin lebih bagus,” ujarnya tentang pembatasan usia bermain medsos. 

    “Karena selama ini kan kita tahu untuk hiburan juga di bioskop kan juga dibatasi. Nah, mungkin di medsos juga perlu dibatasi juga untuk mencegah hal-hal yang yang tidak baik,” tambahnya. 

    Selain itu, Indana dari Palmerah Jakarta juga mengaku setuju dengan wacana itu. Dia berharap kebijakan itu bisa membantu para orang tua dalam mengontrol anak dalam bermain media sosial.   

    “Iya saya sih sempat dengar cuma masih selentingan. Saya sangat setuju karena buat mengontrol anak juga untuk bermain media sosial,” tandasnya terkait pembatasan usia dalam bermain medsos. 

  • RedNote Jadi Pengganti TikTok, Pengguna AS Diingatkan Soal Keamanan Privasi

    RedNote Jadi Pengganti TikTok, Pengguna AS Diingatkan Soal Keamanan Privasi

    Jakarta

    Aplikasi TikTok akan dilarang di Amerika Serikat mulai 19 Januari 2025, pengguna internet di AS bahkan berbondong-bondong mengunduh aplikasi RedNote, sebuah aplikasi sosial buatan China yang juga populer.

    RedNote dianggap menjadi aplikasi pengganti TikTok, namun pengamat teknologi di AS mengingatkan potensi bahaya soal keamanan privasi dan data.

    Dilansir detikINET dari The Verge, Minggu (19/1/2025) lebih dari 700.000 pengguna di AS telah mengunduh RedNote, angka ini pun kemungkinan akan terus bertambah jika TikTok benar-benar dilarang.

    Perwakilan pemerintah AS mengatakan kepada CBS News, aplikasi Xiaohongshu atau dikenal RedNote, saat ini telah menghadapi sejumlah masalah yang sama dengan TikTok yang membuat TIkTok dilarang di AS.

    Bahkan disebutkan juga RedNote bisa saja menghadapi pelarangan seperti TikTok, kecuali jika RedNote bisa melepaskan diri dari perusahaan induknya (divestasi) yang berbasis di China.

    “Ini Tampaknya merupakan jenis aplikasi yang akan diterapkan undang-undang dan bisa menghadapi pelarangan yang sama seperti TikTok jika tidak divestasi,” kata pejabat anonim kepada CBS News.

    Pernyataan tersebut mengacu terhadap Undang-Undang Melindungi Orang Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan oleh Musuh Asing, sebuah undang-undang yang menjadi dasar pelarangan TikTok oleh Kongres.

    Situs The Information mengatakan, bahwa RedNote telah mulai menghapus unggahan pengguna AS yang dianggap terlalu sensitif untuk aplikasi tersebut, termasuk unggahan yang membahas topik terkait LGBT.

    Tiga orang yang mengetahui komunikasi antara pihak RedNote dan pejabat Cyberspace Administration of China mengatakan kepada The Information bahwa regulator China khawatir tentang postingan yang sensitif secara politis.

    Pejabat China mengatakan telah memberitahu kepada tim hubungan pemerintah di RedNote untuk memastikan bahwa pengguna di China tidak dapat melihat postingan dari pengguna AS.

    Pendukung privasi di AS Cooper Quintin, staf senior ahli teknologi di Electronic Frontier Foundation juga telah memperingatkan agar pengguna di AS tidak menggunakan aplikasi RedNote.

    “Siapa pun yang menganggap privasi sebagai masalah keamanan pribadi harus berpikir dua kali sebelum mengunduh RedNote, dan menambahkan bahwa EFF juga memiliki keprihatinan yang sama terhadap aplikasi yang berbasis di Amerika Serikat, seperti Facebook,” kata Quintin dalam sebuah pernyataan.

    Lebih lanjut ia menambahkan, orang-orang yang mencari aplikasi media sosial alternatif harus berhati-hati dengan dampak privasi dan keamanan dari berbagi informasi dengan aplikasi yang belum pernah mendapat pengawasan publik di luar China.

    “Ini tentu saja bukan platform yang menghargai kebebasan berbicara, namun ini adalah aplikasi yang sangat disensor di mana topik-topik seperti pidato politik, narkoba dan kecanduan, dan seksualitas dikontrol dengan lebih ketat daripada jejaring sosial serupa. Ini juga bukan platform yang akan melindungi Anda dari kapitalisme pengawasan yang berbasis di Amerika Serikat karena berbagi data dengan jaringan iklan Facebook dan Google,” jelasnya.

    (jsn/jsn)

  • Kenalan di Facebook, Siswi ini Malah Dirudapaksa Teman Barunya, Tak Berkutik usai Dijebak

    Kenalan di Facebook, Siswi ini Malah Dirudapaksa Teman Barunya, Tak Berkutik usai Dijebak

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang siswi berinisial W (14) dirudapaksa oleh kenalannya di Facebook.

    Pelaku diketahui berinisial FB (20) warga asal Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah.

    Padahal baru kenal di media sosial, FB malah langsung mengajak W untuk melakukan hubungan suami istri.

    Hingga akhirnya FB ditangkap oleh Unit PPA Satreskrim Polres Lampung Tengah.

    Tersangka ditangkap polisi usai melakukan aksi terakhirnya rudapaksa seorang siswi asal Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah.

    Korban rudapaksa seorang siswi berinisial W (14) yang baru dikenal pelaku dari media sosial Facebook pada Sabtu, 15 Juni 2024.

    Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, FB ditangkap usai dilaporkan oleh ayah korban pada Rabu, 11 Desember 2024.

    Sang ayah melapor setelah mendapati anaknya pulang dengan kondisi menangis dan trauma berulang kali dirudapaksa oleh tersangka.

    “Tersangka merudapaksa korban di perkebunan sawit Kampung Sendang Mukti, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 3 kali di waktu yang berbeda,” kata Yudhi usai menangkap tersangka, Jumat (17/1/2025).

    Nikolas menjelaskan, kronologi peristiwa bermula ketika tersangka dan korban berkenalan melalui Facebook secara random pada tahun 2024 lalu.

    Setelah menjalin komunikasi dan saling mengenal satu sama lain, tersangka pun nekat mengajak korban ketemuan.

    Nikolas mengungkapkan, saat bertemu dengan tersangka untuk pertama kali, korban sudah dirudapaksa dengan diajak ke areal perkebunan sawit dengan paksaan.

    “Baru saja berkenalan, tersangka sudah berani memaksa korban untuk melakukan hubungan suami istri di kebun sawit,” 

    “Pada kejadian pertama, korban terpaksa menuruti kemauan tersangka. Akan tetapi dia tidak berani mengadu kepada orang tua karena takut dengan ancaman dari FB,” kata Nikolas.

    Nikolas melanjutkan, dari kejadian pertama, korban pun terjebak dan kembali dipaksa oleh tersangka untuk bertemu dan melakukan hubungan suami istri di lokasi yang sama.

    Tindak rudapaksa itu pun terulang hingga 3 kali, dan membuat mental korban terganggu.

    Akhirnya, kata Nikolas, ayah korban pun datang ke Polres Lampung Tengah untuk melaporkan aksi tersangka usai mendapat pengakuan dari anaknya yang telah dirudapaksa untuk ketiga kali.

    “Tersangka sudah ditangkap oleh Unit PPA dan kini ditahan di Polres Lampung Tengah. FB dijerat tindak pidana persetubuhan terhadap anak, UU No 35 tahun 2014 tentang perubahan UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 dan atau 82,” kata Nikolas.

    Menanggapi kasus tersebut, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah menilai bahwa pergaulan anak tanpa pengawasan akan menjadi petaka terlebih jika menggunakan media sosial tanpa pikir panjang.

    Ketua LPA Lampung Tengah Eko Yuono menilai, apa bila orangtua dekat dengan anak, kejadian rudapaksa oleh tersangka yang baru dikenal di media sosial tidak akan terjadi.

    Sebab, kata Eko, anak yang dekat dengan orangtua akan terproteksi dengan perhatian dan bimbingan yang diberikan, terlebih dalam menjelajahi media sosial.

    “Dalam hal ini, orangtua perlu memahami perkembangan teknologi juga. Karena selain pergaulan bebas, orangtua perlu mengingatkan anak akan potensi kejahatan dari bermain media sosial,” 

    “Mestinya Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah sudah harus berani menyampaikan bahwa Lamteng darurat kejahatan seksual agar ada langkah-langkah konkret yang bisa diperbuat oleh orangtua dan semua stakeholder terkait,” ujar Eko saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id.

    Eko melanjutkan, ketika mitigasi tindak kejahatan seksual tidak dilakukan secara maksimal, maka suatu saat akan menjadi bom waktu.

    Sebab, kata dia, saat ini banyak masyarakat Lampung Tengah yang menganggap pergaulan bebas menjadi hal yang lumrah. 

    “Sekarang sebagian masyarakat sudah menganggap lumrah ketika anak pacaran dan melakukan hubungan badan. Masyarakat juga sudah tidak kaget lagi dengan misalnya ada kasus kejahatan sexual yang melibatkan anak-anak,” katanya.

    Sementara itu, kasus rudapaksa lainnya juga pernah terjadi di Kota Tasikmalaya.

    Akal bulus pria berinisial R, pimpinan lembaga pendidikan Rumah Tahfidz, R (45) lecehkan santriwatinya berusia 13 tahun.

    Pelecehan itu terjadi di rumah pribadi dari R.

    Diketahui, tempat kejadian berdampingan dengan tempat korban mengenyam pendidikan di rumah tahfidz di Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

    Ternyata R sudah melakukan rudapaksa sebanyak 10 kali sejak 2023 hingga 2024. 

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan kita, tersangka awal melakukan aksinya dengan cara membohonginya,” ungkap Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moh Faruk Rozi di halaman Mapolres Tasikmalaya Kota, Kamis (16/1/2025).

    Selain itu, modus tersangka terhadap anak didinya tersebut meminta membersihkan rumah pribadinya sebelum melancarkan aksi bejadnya.

    “Tersangka menyuruhnya untuk beres-beres di rumah pribadinya, dan tersangka memanggilnya saat korban tengah berada di lokasi lembaga pendidikan,” ucapnya.

    Setelah korban datang ke rumahnya, tersangka langsung menggendong korban dan membawanya ke kamar pribadinya.

    “Jadi, setelah selesai rudapaksa tersangka berkata ‘habis ini mandi besar ya, jangan dibilangin ke siapa-siapa. Ini rahasia kita’,” kata Kapolres ketika menirukan obrolan tersangka ke korban.

    AKBP Faruk pun mengungkapkan, aksi asusila ini sudah dilakukan sejak tahun 2023 hingga Desember 2024.

    “Aksi asusila ini sebanyak 10 kali hingga Desember 2024,” katanya.

    korban melaporkan aksi bejat tersangka ke Polres Tasikmalaya pada 6 Januari 2025.

    “Tersangka kita kenakan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara,” kata AKBP Faruk. 

    Sementara itu, aksi guru ngaji yang melakukan pelecehan lainnya juga pernah terjadi di Banten.

    Guru ngaji berinisial W (40) kabur setelah diduga melecehkan sejumlah muridnya.

    Polisi kini sedang mengejar keberadaan pelaku.

    Diketahui, aksi W dilakukan di Tangerang, Banten.

    W kini ditetapkan jadi tersangka setelah melarikan diri sejak November 2024.

    Kasus ini bermula setelah seorang orang tua korban, J (54), melaporkan pencabulan itu pada 23 Desember 2024. 

    Menurut laporan, ada empat murid yang diduga menjadi korban pelecehan. 

    Polisi langsung melakukan penyelidikan dan memberikan pendampingan kepada para korban.

    Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan, setelah menerima laporan, pihaknya segera melakukan visum terhadap korban untuk melengkapi administrasi penyelidikan. 

    Berita acara pemeriksaan (BAP) juga telah dilakukan terhadap pelapor, korban, dan saksi pada hari yang sama.

    Polisi menjadwalkan pemeriksaan terhadap W, namun pelaku mangkir dari dua kali panggilan yang dilakukan pada 27 dan 30 Desember 2024. 

    Setelah gelar perkara pada 3 Januari 2025, status W resmi dinaikkan menjadi tersangka.

    “Setelah melalui gelar perkara, statusnya dinaikkan ke tahap penyidikan pada 3 Januari 2025, karena terdapat bukti yang cukup,” kata Zain.

    Tersangka W diketahui meninggalkan rumahnya di Sudimara Selatan, Ciledug, sejak 29 November 2024.

    Polisi saat ini masih melacak keberadaan W dan mengimbau agar pelaku kooperatif dalam memenuhi panggilan penyidik.

    Polisi mengungkapkan bahwa dari empat korban yang melapor, kebanyakan adalah anak laki-laki. 

    Kasus ini masih terus didalami oleh Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota.

    Selain itu, polisi juga mengimbau masyarakat yang menduga anaknya menjadi korban untuk segera melapor agar proses penyelidikan bisa berjalan lebih lanjut.

    Zain juga memastikan bahwa pihak kepolisian terus memberikan pendampingan terhadap para korban, dan meminta dukungan masyarakat untuk memberikan informasi terkait keberadaan pelaku.

    Aksi lain

    Oknum guru ngaji di Tangerang Selatan, Banten ditangkap polisi.

    Hal itu karena guru ngaji tersebut menjadi tersangka rudapaksa delapan muridnya.

    Guru ngaji bernama Mahendra (40) itu melakukan aksinya menggunakan minuman yang membuat muridnya pingsan.

    Bahkan pelaku juga mengancam korbannya.

     

    “Dari delapan, yang positif tujuh, yang satunya hanya diraba dan kabur. Yang positif itu sudah divisum, tapi hasilnya nunggu lima hari,” kata Ketua RW 04 Maruga, Rachman, Selasa (1/10/2024).

    Mahendra pertama kali terungkap setelah tiga murid mengadu kepada ketua RT setempat, Dedeh, yang kemudian meneruskan laporan tersebut kepada Rachman.

    Para korban diminta untuk menceritakan kejadian yang dialami.

    “Ibu RT lapor ke saya, terus saya kumpulin semua. Setelah dikumpulin, barulah mereka ngaku kalau mendapatkan tindakan asusila,” ujar Rachman.

    Korban mengaku tindakan pelecehan tersebut terjadi setelah Mahendra memberi mereka air minum dan asap yang membuat mereka pingsan.

    Saat sadar, mereka mendapati diri mereka dalam keadaan tak berpakaian.

    “Saya tanya kenapa, dan mereka jawab katanya dikasih air minum, terus pingsan. Pas sadar, sudah telanjang,” jelas Rachman.

    Mahendra diduga membujuk korban dengan mengeklaim bahwa air dan asap yang diberikan dapat membuat mereka lebih pintar.

    Dia juga mengancam para korban agar tidak melaporkan tindakannya dengan ancaman kematian atau menjadi gila.

    “Kalau ngaku ke orang tuanya, korban diancam mati, kalau enggak mati ya bisa gila,” tambah Rachman.

    Perbuatan ini sudah dilakukan selama satu tahun, tetapi baru terungkap karena Mahendra dikenal sebagai sosok pendiam dan religius di lingkungan tempat tinggalnya.

    Dia juga sering menawarkan jasa mengajar mengaji secara privat dan terlibat dalam kegiatan keagamaan lainnya.

    Mahendra telah ditangkap oleh pihak kepolisian setelah para korban membuat laporan ke Polres Tangerang Selatan.

    “Setelah cerita, korban langsung kami bawa ke polres dan dimintai keterangan cukup lama sampai jam tiga pagi,” ungkap Rachman.

    Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Kemas Arifin, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa kasus pencabulan ini telah diteruskan ke Polres Tangerang Selatan.

    Terduga pelaku kini ditangani oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polres Tangsel.

    “Pihak korban sudah membuat laporan pada Minggu (29/9/2024), dan kasus ditangani oleh unit PPA,” ujar Kasatreskrim Polres Tangsel, AKP Alvino Cahyadi. 

    Sementara itu, kasus serupa juga pernah terjadi di Trenggalek, Jawa Timur.

    Polres Trenggalek telah menetapkan kiai di Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek berinisial S sebagai tersangka kasus kekerasan seksual santriwati di bawah umur, Selasa (1/10/2024).

    Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Zainul Abidin, menuturkan terduga pelaku telah dilakukan pemeriksaan mulai pukul 10.00 WIB yang dilanjutkan dengan gelar perkara.

    Dari gelar perkara tersebut diputuskan bahwa S menjadi tersangka persetubuhan terhadap santriwatinya sendiri hingga hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang saat ini sudah berumur lebih kurang 2 bulan.

    “Perkembangan saat ini terlapor atas nama S berdasarkan hasil gelar perkara saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka,” katanya, Selasa (1/10/2024).

    Abidin memastikan tim penyidik Satreskrim Polres Trenggalek telah menemukan lebih dari dua alat bukti yang sah termasuk keterangan dari sejumlah saksi.

    “Jumlah saksi yang telah kita mintai keterangan sekitar 6 orang, saksi sudah terbuka dan kami jadikan petunjuk,” lanjutnya.

    Abidin belum bisa memastikan apakah S akan ditahan atau tidak karena hingga berita ini ditulis pemeriksaan terhadap tersangka masih berlangsung untuk melakukan pendalaman penyidikan.

    “Untuk penahan kita harus pertimbangkan unsur obyektif bahwa yang bersangkutan dipersangkakan dengan pasal yang ancaman hukumannya lebih dari 5 tahun. Sedangkan unsur subyektif adalah apakah tersangka ini kooperatif atau tidak selama penyidikan,” jelas mantan Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya ini.

    Seperti diberitakan sebelumnya, kasus kekerasan seksual terhadap santriwati di Kecamatan Kampak menarik perhatian masyarakat.

    Terlebih lagi saat masa menggeruduk pondok pesantren dan Balai Desa Sugihan, Kecamatan Kampak meminta pertanggungjawaban kepada pimpinan pondok atas hamilnya santriwati hingga melahirkan seorang bayi laki-laki.

    Unjuk rasa tersebut dilakukan pada Minggu (22/9/2024) pagi di pondok pesantren dan dilanjutkan pada malam harinya di balai desa setempat.

    Sayangnya permintaan masa untuk dipertemukan dengan sang kiai gagal dan pulang dengan tangan hampa.