Perusahaan: Facebook

  • Meta Uji Community Notes ala X, Pengguna Bisa Koreksi Info di Facebook dan Instagram – Page 3

    Meta Uji Community Notes ala X, Pengguna Bisa Koreksi Info di Facebook dan Instagram – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta akan mulai uji coba fitur Community Notes ala X (Twitter) di Facecook, Instagram, dan Threads minggu depan. 

    Sebelumnya, platform ini mengandalkan program cek fakta pihak ketiga untuk menangkal misinformasi. Tapi, sejak Januari lalu, Meta memilih untuk menggatinya dengan sistem berbasis komunitas yang lebih terbuka dan beragam.

    Siapa yang Bisa Berkontribusi?

    Meta membuka pendaftaran buat pengguna di AS yang ingin menjadi kontributor Community Notes. Syaratnya memiliki minimal usia 18 tahun, akun sudah aktif lebih dari 6 bulan, punya autentikasi dua faktor (2FA), dan memiliki rekam jejak yang bagus.

    Mengutip Android Police, Senin (17/3/2025), saat ini sudah ada sekitar 200 ribu orang yang mendaftar, dan Meta masih buka antrean bagi pengguna yang ingin bergabung.

    Para kontributor ini nantinya bisa menambahkan catatan atau konteks di unggahan orang lain, mirip seperti yang ada di X (Twitter). 

    Meta berjanji tidak akan ikut campur dalam prosesnya. Uniknya, catatan hanya akan muncul kalau kontributor dengan sudut pandang berbeda sepakat kalau info tersebut benar-benar berguna.

    Jadi, bukan sistem “siapa yang paling banyak vote menang,” tapi lebih ke apakah informasinya benar-benar membantu atau tidak.

    Cara Kerja Community Notes

    Kontributor bisa menulis catatan hingga 500 kata dengan bahasa yang netral, jelas, dan dilengkapi sumber terpercaya. Jika sebuah posting-an punya Community Note, nantinya akan ada label “People added a community note” yang bisa diklik untuk melihat detailnya.

    Nama penulisnya juga tidak akan ditampilkan. Meta mengatakan, mereka lebih fokus ke apakah catatannya bermanfaat, bukan siapa yang menulisnya.

  • Apa Itu Meta AI yang Ada di WhatsApp, Instagram, dan Facebook? – Page 3

    Apa Itu Meta AI yang Ada di WhatsApp, Instagram, dan Facebook? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta mengklaim asisten kecerdasan buatan (AI) besutannya yaitu Meta AI, telah digunakan oleh lebih dari 400 juta orang setiap bulan. Lantas, apa itu Meta AI yang saat ini ada di WhatsApp, Instagram, dan Fecebook?

    Mengutip laman resmi Meta, Senin (17/3/2025), Meta AI adalah layanan opsional dari Meta yang bisa menjawab pertanyaan, mengajari sesuatu, atau memberikan ide baru.

    Meta AI  hadir sebagai asisten virtual yang membantu pengguna di berbagai platform Meta, menjawab pertanyaan, menerjemahkan bahasa, dan bahkan membuat gambar. 

    Fungsi Meta AI sangat beragam, mulai dari asisten virtual interaktif hingga alat bantu kreativitas. Di Instagram, ia dapat membantu membuat stiker dan animasi untuk Stories.

    Sementara di WhatsApp, pengguna bisa memanfaatkannya untuk membuat draft pesan dan bahkan memanggilnya dengan mengetik @MetaAI dalam grup.

    Belum lama ini, Meta AI memiliki fitur multimoda baru berkat model Llama 3.2 yang membuatnya lebih pintar, bermanfaat, dan menyenangkan. Kamu dapat menggunakan suara untuk berbicara dengan Meta AI di WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

    Saat fitur ini mulai diluncurkan, kamu dapat memilih dari berbagai pilihan suara untuk asisten, termasuk beberapa suara yang sudah dikenal seperti suara AI dari Awkwafina, Dame Judi Dench, John Cena, Keegan Michael Key, dan Kristen Bell.

    Di update terbaru Meta AI, kamu bisa dengan mudah membagikan gambar yang dihasilkan AI sehingga teman-teman kamu dapat melihat, bereaksi, atau menirunya. Meta AI juga dapat menyarankan teks untuk Stories di Facebook dan Instagram.

    Kamu pun dapat memilih dari daftar tema obrolan di Facebook Messenger dan DM Instagram yang mengubah latar belakang dan warna gelembung teks untuk semua orang dalam obrolan.

    Meta juga memperluas AI ke ribuan bisnis yang menggunakan iklan untuk mengirim pesan di WhatsApp dan Messenger dalam bahasa Inggris, sehingga mereka dapat dengan cepat menyiapkan AI bisnis yang dapat berbicara dengan pelanggan mereka, menawarkan dukungan, dan memfasilitasi perdagangan.

  • Trump Mulai PHK Massal Staf Voice of America

    Trump Mulai PHK Massal Staf Voice of America

    Jakarta

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai pemecatan massal di Voice of America (VOA) dan media-media lain yang didanai AS. Keputusan Trump ini memperjelas niatnya untuk melucuti media yang telah lama dianggap penting bagi pengaruh AS.

    Hanya sehari setelah semua karyawan diliburkan, para staf yang bekerja berdasarkan kontrak, menerima email yang memberi tahu mereka bahwa mereka diberhentikan pada akhir Maret mendatang.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (17/3/2025), email tersebut, yang dikonfirmasi kepada AFP oleh beberapa karyawan, memberi tahu karyawan kontrak bahwa “Anda harus segera menghentikan semua pekerjaan dan tidak diizinkan untuk mengakses gedung atau sistem agensi mana pun.”

    Para pekerja kontrak merupakan sebagian besar tenaga kerja VOA dan mendominasi staf dalam layanan bahasa non-Inggris, meskipun angka terbaru belum tersedia.

    Banyak dari pekerja kontrak tersebut bukan warga negara AS.

    Adapun para staf penuh waktu (full-time) di VOA, yang memiliki lebih banyak perlindungan hukum, tidak segera diberhentikan, tetapi tetap menjalani cuti administratif dan telah diberitahu untuk tidak bekerja.

    Voice of America, yang dibentuk selama Perang Dunia II, disiarkan ke seluruh dunia dalam 49 bahasa dengan misi menjangkau negara-negara tanpa kebebasan media.

    Sebelumnya, Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Jumat lalu, yang menargetkan US Agency for Global Media atau Badan Media Global AS, selaku induk VOA, dalam pemangkasan anggaran besar-besaran terbaru dalam lingkungan pemerintah federal.

    Badan tersebut memiliki 3.384 karyawan pada tahun fiskal 2023. Badan tersebut telah meminta US$950 juta untuk tahun fiskal saat ini.

    Pemotongan anggaran besar-besaran tersebut juga membekukan Radio Free Europe/Radio Liberty, yang dibentuk dalam Perang Dingin untuk menjangkau bekas blok Uni Soviet, dan Radio Free Asia, yang didirikan untuk menyediakan laporan ke China, Korea Utara, dan negara-negara Asia lainnya dengan media yang sangat dibatasi.

    “Saya sangat sedih karena untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, Voice of America yang tersohor itu dibungkam,” kata Direktur VOA, Michael Abramowitz, dalam pernyataan yang diposting di akun Facebook pribadinya, dikutip oleh NPR, Minggu (16/3).

    Abramowitz, yang termasuk dalam 1.300 korban pemutusan hubungan kerja (PHK), mengakui bahwa VOA memang membutuhkan reformasi agar lebih baik. Namun, ujarnya, keputusan ini justru menghambat misi VOA dalam menyampaikan berita dan program budaya kepada dunia.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Meta Buka Monetisasi Facebook Stories! Kreator Bisa Cuan dari Konten Harian – Page 3

    Meta Buka Monetisasi Facebook Stories! Kreator Bisa Cuan dari Konten Harian – Page 3

    Di sisi lain, Meta dikabarkan berencana meluncurkan aplikasi mandiri untuk asisten AI mereka, Meta AI. Hal ini dilakukan guna memperkuat persaingan dengan chatbot AI seperti ChatGPT dari OpenAI dan Gemini dari Google.

    Menurut laporan CNBC, aplikasi mandiri Meta AI diprediksi akan dirilis pada kuartal fiskal berikutnya (sekitar April–Juni 2025). Saat ini, Meta AI hanya dapat diakses melalui platform Meta seperti Facebook dan WhatsApp.

    Mengutip TechCrunch, Senin (3/3/2025), Meta juga dilaporkan tengah mengembangkan layanan berlangganan untuk Meta AI. Layanan ini disebut akan menawarkan fitur tambahan yang belum diumumkan. Sejauh ini, rincian harga layanan ini pun belum diketahui.

    Dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan, Meta AI menjadi bagian penting dari strategi Meta untuk memperkuat posisinya di bidang AI. Perusahaan ini juga aktif merilis model AI terbuka seperti Llama, yang diharapkan mampu membangun ekosistem saingan bagi OpenAI.

    Sementara itu, sebelumnya diungkap kalau Meta berencana menggelar konferensi pengembang bertajuk LlamaCon pada akhir April. Konferensi pengembang ini akan berfokus pada pengembangan teknologi AI.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Meta memang semakin gencar memperkuat persaingannya di industri kecerdasan buatan (AI). 

  • Meta Sebut Pembatasan Konten Ala Komdigi Bukan Solusi untuk Lindungi Anak

    Meta Sebut Pembatasan Konten Ala Komdigi Bukan Solusi untuk Lindungi Anak

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, mendukung adanya regulasi untuk perlindungan anak di internet. Namun, tidak sepaham dengan pembatasan akses internet.

    Wakil Presiden Kebijakan Publik untuk Asia-Pasifik Meta, Simon Milner menyampaikan pihaknya sangat mendukung adanya aturan keselamatan anak di ruang digital.

    Namun, Simon menyebut adanya pembatasan internet bukan solusi tepat untuk dilakukan.

    “Meta mendukung regulasi terkait keselamatan remaja di dunia daring, namun membatasi akses terhadap teknologi bagi jutaan remaja di Indonesia bukan solusi yang tepat,” kata Simon dalam keteranganya dikutip, Senin (17/3/2025).

    Adapun, pada pekan lalu atau hari Selasa (11/3/2025) perwakilan Meta melakukan pertemuan dengan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Simon menyampaikan banyak hal dalam pertemuan tersebut. 

    Lebih lanjut, Simon mengatakan proses konsultasi yang tepat dan transparansi harus dilakukan dalam membuat regulasi baru.

    Maka dari itu, Simon meminta agar pemerintah dalam hal ini Komdigi untuk membuka rancangan kebijakan tersebut kepada stakeholder terkait.

    “Kami mendorong pemerintah untuk membagikan rancangan tersebut kepada pemangku kepentingan terkait dan mengadakan konsultasi publik yang transparan, sehingga orang tua, organisasi masyarakat sipil dan para pelaku industri dapat memberikan masukan,” ujarnya.

    Tidak hanya terkait transparansi, dalam pertemuan tersebut pihak Meta menyodorkan dua opsi lainnya selain pembatasan akses.

    Simon menyarankan agar pemerintah Indonesia perlu melakukan verifikasi usia di toko aplikasi dan sistem operasi dan tidak melalukan pembatasan akses.

    “Kami percaya bahwa verifikasi usia di toko aplikasi dan sistem operasi adalah cara terbaik untuk mendukung orang tua dan merupakan solusi efektif untuk menjaga keamanan pengguna dunia digital,” ucap Simon.

    Adapun, Meta baru-baru ini meluncurkan Akun Remaja Instagram di Indonesia. Akun ini dilengkapi dengan perlindungan bawaan yang secara otomatis membatasi siapa yang dapat terhubung dengan remaja dan jenis konten yang mereka lihat. 

    Remaja di bawah 16 tahun memerlukan izin orang tua untuk mengubah pengaturan tersebut. Selain itu, Meta juga meluncurkan Rekomendasi Ulang, sebuah fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk mengatur ulang rekomendasi konten mereka di explore, reels, dan feed.

    Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengembalikan akun mereka seperti baru serta meninjau dan berhenti mengikuti akun yang tidak ingin mereka lihat lagi. Rentang waktu yang komprehensif tentang fitur dan alat keamanan kami dapat dibaca di sini.

  • Viral Mobil Lawan Arah di Lajur Kanan Jalan Tol, Pengemudinya Lansia

    Viral Mobil Lawan Arah di Lajur Kanan Jalan Tol, Pengemudinya Lansia

    Jakarta

    Di Malaysia sempat viral video mobil melawan arah di lajur kanan jalan tol. Mobil yang melawan arah di lajur cepat jalan tol itu hampir menyebabkan kecelakaan beruntun.

    Dikutip Paultan, peristiwa itu terjadi di Malaysia, tepatnya di Malaysia-Singapore Second Link. Seorang pengendara dengan kamera dasbor merekam detik-detik mobil Proton Saga melawan arah di lajur kanan jalan tol.

    Menurut sebuah video yang diunggah oleh pengguna Facebook Roda Johor, insiden itu terjadi di arah selatan dekat pintu keluar Iskandar Puteri.

    Rekaman kamera dasbor itu menunjukkan sebuah mobil hampir bertabrakan dengan Proton Saga yang melaju melawan arah dan di jalur cepat. Pengemudi mobil tersebut, serta Proton Exora di depan dan Proton Perdana di belakang, semuanya mengambil manuver menghindari sedan yang melawan arah itu.

    Diberitakan media lokal Malaysia, Harian Metro, pengemudi mobil yang melawan arah itu dipastikan seorang warga lansia berusia 85 tahun. Asisten Komisaris Kepala Polisi Distrik Iskandar Puteri M Kumarasan mengatakan lansia tersebut datang ke Divisi Investigasi dan Penegakan Lalu Lintas Distrik Iskandar Puteri untuk membantu penyelidikan.

    “Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lansia itu mengemudi melawan arus secara berbahaya dan gegabah di Kilometer 14,3 (arah utara) Linkedua kemarin, karena ia secara tidak sengaja memasuki jalur saat dalam perjalanan kembali ke rumahnya di Tampoi,” katanya.

    “Warga lansia itu kemudian diyakini keluar melalui pintu keluar Gelang Patah dan melaju menuju Mutiara Rini, sebelum mobil yang dikendarainya kehabisan bahan bakar. Dia kemudian ditolong oleh warga dan kembali ke rumah menggunakan layanan e-hailing,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

    Perlu ditegaskan lagi, tindakan mengemudi melawan arus adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab. Berkendara melawan arus telah menyebabkan banyak kecelakaan yang dapat melukai bahkan membunuh pengguna jalan lain.

    Jika pintu keluar tol terlewat, satu-satunya hal yang benar dan aman untuk dilakukan adalah terus melaju dan cari alternatif pintu tol lainnya. Mencari alternatif pintu tol di depan yang mungkin dianggap memakan waktu jauh lebih baik dibanding mempertaruhkan banyak nyawa dengan mengemudi melawan arah atau bahkan mundur beberapa meter.

    Praktisi keselamatan berkendara yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan seharusnya pengendara yang terlewat gerbang keluar tol mencari alternatif lain. Memaksa keluar di gerbang tol yang terlewat justru bisa memicu kecelakaan.

    “Kalau arah exit tol sudah terlewat, etikanya ya keluar di exit berikutnya. Bukan melambat, berhenti atau bahkan mundur,” ucap Sony kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Sony juga menyarankan, jika hendak mengambil pintu keluar tol, biasakan melaju di lajur kiri agar mudah membaca rambu atau petunjuk arah.

    Agar tidak terlewat keluar tol, Sony menyarankan pengendara untuk selalu melakukan perencanaan perjalanan dengan matang.

    “Tekankan untuk tidak melanggar aturan lalu lintas. Ketika kendaraan sudah terlewat belokannya, jangan berhenti bahkan sampai mundur atau gilanya putar arah berlawanan. Terus aja cari arah keluar di depannya. Memang lebih jauh tapi itu konsekuensi terhadap keselamatan bersama,” ujarnya.

    (rgr/din)

  • Putri Ditolak Polisi Lapor Penipuan Rp450 Ribu, Telepon Damkar Malah Ditanggapi: Disuruh ke Kantor

    Putri Ditolak Polisi Lapor Penipuan Rp450 Ribu, Telepon Damkar Malah Ditanggapi: Disuruh ke Kantor

    TRIBUNJATIM.COM – Wanita asal Pekalongan, Jawa Tengah, bernama Rindika Putri mengalami nasib apes.

    Pasalnya korban penipuan ini mengaku ditolak saat lapor polisi di Polres Pemalang. 

    Hingga akhirnya ia memilih menelepon Damkar untuk mengadukan masalahnya.

    Diketahui, peristiwa ini terjadi pada Jumat (14/3/2025) malam.

    Awalnya, Putri hendak membeli sepeda motor listrik yang diiklankan di marketplace Facebook.

    Sebelumnya, ia mengaku sudah melakukan pembayaran uang muka sebesar Rp150 ribu dan Rp300 ribu, total Rp450 ribu.

    Uang muka ini disebut untuk keperluan administrasi dan keluarnya faktur, sebelum sepeda motor listrik diambil di salah satu toko Kota Pemalang.

    Dengan penuh harap, Putri pun berangkat mengambil sepeda motor listrik di sebuah toko di Pemalang.

    Namun sesampainya di toko, ia mendapati bahwa ternyata uang muka yang dibayarkan lewat transfer tersebut tidak diterima pihak toko.

    Sepeda listrik yang dijual seharga Rp1.600.000 tersebut itu pun tidak bisa dibawa pulang Putri.

    “Sampai di toko, kokone (pemilik) bilange itu bukan dari karyawan saya mbak, terus enggak ada solusi apapun,” kata Putri.

    Bahkan, Putri disebut pemilik toko menjadi orang keenam yang menjadi korban penipuan.

    “Itu bukan dari kita mbak, sudah ada enam orang juga yang jadi korban,” ucap Putri menirukan ucapan pihak toko seperti dikutip dari video di kanal YouTube tvOneNews, Sabtu (15/3/2025).

    “Mending mbaknya melapor ke Polres,” lanjutnya.

    Tangkapan layar unggahan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu (15/3/2025). Putri yang menjadi korban penipuan di Pemalang malah ditolak saat lapor ke polisi. (YouTube/tvOneNews)

    Mendapati hal itu, ia berusaha melapor ke Polres Pemalang, namun laporannya malah ditolak.

    Ia lalu menelepon Damkar Pekalongan untuk melaporkan kasus penipuan ini.

    Petugas Damkar yang menerima telepon Putri, awalnya mengira ada laporan kebakaran.

    Ternyata Putri menelepon Damkar untuk curhat kejadian penipuan yang baru saja dialaminya.

    Tak disangka, ia justru diminta ke kantor untuk menjelaskan bagaimana penipuan yang dia alami.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak Tribun Jateng masih meminta konfirmasi dari pihak Damkar dan Polres Pemalang.

    Sementara itu, siswa SMA di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut), Pandu Brata Siregar (18) tewas usai ditendang oknum polisi.

    Ia tewas karena ditendang oleh oknum polisi lantaran dituduh memakai narkoba.

    Kini cita-cita dan harapan Pandu menjadi anggota TNI pupus sudah.

    Tuduhan terkait penggunaan narkoba tersebut sempat disampaikan Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, dalam rilis pers yang disampaikan pada Rabu (12/3/2025).

    “Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif,” ungkapnya, dikutip dari Tribunnews.com.

    Terpisah, rekan Pandu yang menemani saat keduanya menjalani tes urine mengatakan bahwa hasil dari tes tersebut sempat dinyatakan negatif dan diulang sampai sebanyak dua kali.

    “Saya tahu, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar,” ungkapnya.

    “Kami keluar duduk di depan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba,” lanjut dia.

    Keluarga Pandu Brata Siregar pun tidak menerima perlakuan polisi terhadap anaknya hingga menghembuskan napas terakhir.

    Pihak keluarga korban menyatakan secara tegas tidak terima dengan pernyataan dari pihak Polres Asahan tersebut.

    Keluarga korban yang enggan disebutkan namanya ini menganggap bahwa pernyataan tersebut adalah fitnah yang kejam.

    Menurutnya, Pandu adalah sosok siswa yang memiliki gaya hidup sehat.

    “Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tahu persis kehidupan dia (korban),” ujar dia.

    “Jangankan sabu, rokok pun tidak,” tegasnya.

    Korban Pandu Brata Siregar (18), pelajar sekolah menengah atas (SMA) swasta di Kabupaten Asahan diduga dianiaya oleh oknum polisi pada Minggu (9/3/2025). (Tribun Medan – Tribun Bengkulu)

    Dia mengatakan, Pandu memiliki cita-cita untuk masuk menjadi anggota TNI.

    Sehingga, tuduhan bahwa korban memakai narkoba adalah fitnah.

    Pandu juga adalah seorang atlet lari berprestasi.

    “Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tahu dia juga pelari, dia berprestasi.”

    “Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya,” tegasnya.

    Senada dengan kerabat korban, rekan Pandu tersebut juga mengatakan bahwa almarhum memang tengah menyiapkan diri untuk mencoba seleksi masuk TNI apabila sudah lulus.

    Menurut kerabat korban, kronologi tewasnya Pandu berawal ketika almarhum tengah menonton balap lari bersama rekannya.

    Lalu, di saat yang bersamaan, lewatlah polisi di lokasi dengan mengendarai sepeda motor.

    “Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong.”

    “Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima,” tuturnya.

    Kemudian, aksi kejar-kejaran pun terjadi antara polisi dan sepeda motor yang ditumpangi korban.

    Namun, Pandu justru melompat dari sepeda motor dan mengaku ditendang sebanyak dua kali.

    “Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi.”

    “Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali,” kata kerabat korban.

    Foto Pandu Brata Siregar (18) siswa SMA swasta di Kabupaten Asahan yang diduga meninggal usai ditendang oleh oknum polisi merupakan siswa berprestasi. Pandu sering juara lomba lari dan bercita-cita sebagai TNI. (Instagram/pndu_srg_)

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Pandu disebut mengalami kebocoroan di lambung diduga akibat tendangan oleh polisi tersebut.

    Selain itu, juga terdapat beberapa luka lain di bagian kepala dan wajah korban.

    Berdasarkan dari foto rontgen yang diterima Tribun Medan, terdapat beberapa luka dalam dan terdapat luka di alis korban.

    Kini keluarga masih berembuk terkait rencana melaporkan kejadian ini ke Propam Polres Asahan.

    “Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga,” katanya.

    Sementara itu, Kanit Propam Polres Asahan, Iptu Jefri Helmi mengaku, saat ini belum ada menerima laporan terkait hal itu.

    “Belum ada laporan, makasih informasinya akan kami dalami,” ujar Jefri.

    Sementara, menurut Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, mengungkapkan pihaknya tidak bisa memberikan rekaman CCTV saat melakukan penangkapan terhadap Pandu.

    Dia hanya mengatakan bahwa Pandu diamankan dalam kondisi baik dan hal itu terekam kamera CCTV.

    “Di TKP, karena itu pedesaan dan suasana gelap, kemungkinan CCTV tidak ada.”

    “Berdasarkan hasil keterangan sebelumnya, jarak antara mobil patroli petugas dan yang bersangkutan lompat dari sepeda motor ada 50 meter, artinya tidak ada kontak fisik saat pengejaran,” katanya.

    Ketika ditanya terkait adanya luka dalam berdasarkan hasil rontgen, Sanusi mengatakan pihaknya belum melakukan penyelidikan lebih lanjut.

    “Di media sosial ada saya lihat, tapi nanti kami juga akan mengecek langsung ke rumah sakit terkait itu.”

    “Dapat enggaknya nanti pihak rumah sakit yang bisa menjelaskan kalau ada tindakan penganiayaan atau tindakan kekerasan lainnya, akan kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Trump Hentikan Pendanaan Media Kondang AS VOA, 1.300 Karyawan Dirumahkan Laptop Ikut Disita – Halaman all

    Trump Hentikan Pendanaan Media Kondang AS VOA, 1.300 Karyawan Dirumahkan Laptop Ikut Disita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali merilis kebijakan kontroversial. Ia memangkas total pendanaan untuk media AS yang didanai pemerintah per Sabtu (15/3/2025).

    Informasi tersebut mencuat usai Kari Lake, penasihat senior yang ditunjuk Trump mengunggah pemberitahuan di platform X agar karyawan US Agency for Global Media yang menaungi Voice of America (VOA) memeriksa surat elektronik mereka.

    Dalam sebuah video pendek yang diunggah di platform X, Kari Lake menjelaskan bahwa pemerintah Trump saat ini tengah menggelar  pemangkasan dana, menargetkan program prodemokrasi lainnya yang didanai pemerintah.

    Lake menilai pemangkasan anggaran dilakukan karena lembaga-lembaga pemerintah, termasuk Badan Media Global AS dianggap sebagai pemborosan anggaran negara.

    Dengan melakukan pemotongan dana, bertujuan untuk memastikan pajak rakyat tidak lagi digunakan untuk propaganda radikal.

    Imbas kebijakan ini media massa kondang AS Voice of America (VOA) ikut terdampak, bahkan akibat pemangkasan anggaran yang dilakukan Trump, portal berita menyiarkan berita berbahasa Spanyol ke Kuba melalui TV dan Radio Marti ini harus memberhentikan 1.300 karyawan.

    Tak sampai disitu, para karyawan juga dilarang menggunakan fasilitas Agency for Global Media serta diminta mengembalikan perangkat kerja seperti ponsel dan laptop.

    Hal tersebut juga dibenarkan Direktur VOA Michael Abramowitz, ia mengungkap bahwa seluruh karyawan VOA, termasuk dirinya telah dirumahkan sementara akibat keputusan Trump.

    “Saya sangat sedih karena untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, Voice of America yang tersohor itu dibungkam,” kata Direktur VOA, Michael Abramowitz, dalam pernyataan yang diunggah di akun Facebook pribadinya, dikutip dari Reuters, Minggu(16/3/2025).

    Ia mengakui bahwa VOA memang membutuhkan reformasi agar lebih baik. Namun, menurutnya, keputusan Trump memangkas anggaran justru menghambat misi VOA dalam menyampaikan berita dan program budaya kepada dunia.

    “VOA memang membutuhkan reformasi yang matang, dan kami telah membuat kemajuan ke arah itu. Namun, tindakan hari ini akan membuat VOA tidak dapat menjalankan misinya yang sangat penting,” ujar Abramowitz.

    Meski pemecatan ini berpotensi memicu gelombang pengangguran, namun dalam surat pemberitahuan yang dirilis kepada karyawan Gedung Putih menyatakan bahwa mereka akan tetap memberikan gaji dan tunjangan kepada karyawan terdampak hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

    Merespon keputusan terbaru Trump yang memicu gelombang pemecatan di VOA, mantan Kepala Keuangan Badan Media Global AS, Grant Turnet, menyebut keputusan pemberhentian karyawan VOA ini sebagai ‘Sabtu Berdarah’ bagi lembaga pers dan jaringannya.

    Turnet juga menyoroti bahwa keputusan ini berpotensi menghambat penyebaran berita, informasi, dan nilai-nilai Amerika ke seluruh dunia.

    Pernyataan ini dilontarkan lantaran pemangkasan anggaran negara tak hanya berpengaruh terhadap pembekuan media VOA.

    Namun juga berpotensi mengakhiri kontrak pemerintah dengan lembaga penyiaran internasional swasta yang didanai, seperti Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio Free Asia, dan Middle East Broadcasting Networks.

    “Voice of America telah menjadi aset tak ternilai bagi Amerika Serikat, memainkan peran penting dalam perang melawan komunisme, fasisme, dan penindasan, serta dalam perjuangan untuk kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia,” ujar Turnet​.

    “Butuh waktu puluhan tahun untuk membangun niat baik ini dan audiensi ratusan juta orang setiap minggu. Namun melihat pembakar membakar semuanya sungguh mengerikan,” imbuhnya.

    Senada dengan yang lainnya, kelompok advokasi Reporters Without Borders mengecam keputusan Trump, dengan mengatakan bahwa hal itu mengancam kebebasan pers di seluruh dunia dan meniadakan 80 tahun sejarah Amerika dalam mendukung arus informasi yang bebas.

  • Rindika Putri: Laporan Penipuan Ditolak, Polisi Malah Tawarkan Nastar – Halaman all

    Rindika Putri: Laporan Penipuan Ditolak, Polisi Malah Tawarkan Nastar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita bernama Rindika Putri (23) dari Kota Pekalongan menjadi korban penipuan saat membeli sepeda listrik melalui Facebook Marketplace.

    Meskipun mengalami kerugian, laporan Putri ke Polres Pemalang justru ditolak.

    Putri mengaku tertipu saat melihat sepeda listrik dengan harga Rp 1.650.000 di Facebook Marketplace.

    “Sebenarnya kalau pun itu barang second tidak apa-apa,” ujarnya.

    Setelah berkomunikasi dengan penjual, ia diyakinkan bahwa barang tersebut baru.

    Penjual meminta uang untuk membuat nota pembelian.

    “Saya kan orang awam, tidak tahu kalau itu penipuan. Penjual minta ditransfer dengan alasan untuk membuat nota,” ungkapnya.

    Putri pun mentransfer uang sebesar Rp 450 ribu.

    Setelah mendapatkan nota, Putri pergi ke toko sepeda listrik yang tertera di nota tersebut di Kabupaten Pemalang.

    Namun, karyawan toko menyatakan bahwa nota itu bukan dari toko mereka.

    “Pemilik toko menyatakan bahwa saya adalah orang keenam yang mengalami kejadian serupa dan menyarankannya untuk melapor ke polisi,” jelasnya.

    Saat tiba di Polres Pemalang untuk membuat laporan, Putri mengalami kekecewaan.

    “Laporannya ditolak, malah saya ditawari kue nastar sama polisi di sana,” tambahnya.

    Karena kecewa, Putri kemudian menghubungi petugas Damkar Kota Pekalongan untuk curhat.

    Petugas Damkar Kota Pekalongan, Yuda Wiyaja, membenarkan bahwa saat itu mereka menerima telepon dari Putri yang mengaku menjadi korban penipuan.

    “Kejadiannya itu pada Jumat, 14 Maret 2025 malam sekitar 19.30 WIB,” kata Yuda.

    Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Andika Oktavian, menyatakan bahwa laporan yang diajukan Putri akan diproses.

    “Karena tempat kejadian perkara (TKP) dugaan tindak pidana penipuan yang dilaporkan berada di wilayah hukum Polres Pekalongan, kita langsung melaksanakan koordinasi dengan Polres Pekalongan untuk penanganannya,” ujarnya.

    Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Yoyok Agus Waluyo, juga mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan dan menindaklanjuti kasus tersebut.

    “Kami telah menindaklanjuti pengaduan dari korban dengan kerugian kurang lebih Rp 450 ribu dan saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan oleh Satreskrim Polres Pekalongan Kota,” tuturnya.

    Putri merasa bersyukur karena laporannya sudah ditindaklanjuti. “Alhamdulillah ternyata sudah ditindaklanjuti, terima kasih pada Polres Pemalang dan Polres Pekalongan Kota yang sudah menindaklanjuti kasus yang saya alami,” imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul UPDATE : Ditolak saat Laporan ke Polres Pemalang, Putri Korban Penipuan Curhat ke Damkar

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Indra Dwi Purnomo)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump Bekukan Media yang Didanai Pemerintah AS, Termasuk Voice of America

    Trump Bekukan Media yang Didanai Pemerintah AS, Termasuk Voice of America

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi cuti kepada jurnalis di Voice of America dan lembaga penyiaran lain yang didanai AS. Dia tiba-tiba membekukan media yang telah berdiri selama puluhan tahun yang telah lama dianggap penting untuk melawan serangan informasi Rusia dan China.

    Dilansir AFP, Minggu (16/3/2025), ratusan staf di VOA, Radio Free Asia, Radio Free Europe, dan media lain menerima email akhir pekan yang isinya menyatakan mereka akan dilarang masuk ke kantor dan harus menyerahkan kartu pers serta perlengkapan yang disediakan kantor.

    Trump, yang telah mengecam keras badan bantuan global AS dan Departemen Pendidikan, pada hari Jumat mengeluarkan perintah eksekutif yang mencantumkan Badan Media Global AS sebagai salah satu ‘elemen birokrasi federal yang telah ditetapkan presiden sebagai tidak diperlukan’.

    Pendukung Trump yang bersemangat dan ditugaskan memimpin badan media tersebut, Kari Lake, mengatakan dalam email kepada media tersebut bahwa uang hibah federal tidak lagi melaksanakan prioritas badan tersebut. Gedung Putih mengatakan pemotongan itu dilakukan agar para pembayar pajak tidak lagi terikat pada ‘propaganda radikal’ yang menandai perubahan nada dramatis terhadap jaringan media dengan tujuan memperluas pengaruh AS di luar negeri.

    Pejabat pers Gedung Putih Harrison Fields menulis ‘selamat tinggal’ di X dalam 20 bahasa, sebuah sindiran terhadap liputan multibahasa media tersebut. Direktur VOA Michael Abramowitz mengatakan dia termasuk di antara 1.300 staf yang diberhentikan pada hari Sabtu (15/3).

    “VOA membutuhkan reformasi yang matang, dan kami telah membuat kemajuan dalam hal itu. Namun tindakan hari ini akan membuat Voice of America tidak dapat melaksanakan misi vitalnya,” katanya di Facebook yang mencatat bahwa liputannya — dalam 48 bahasa — telah menjangkau 360 juta orang setiap minggu.

    “Para ayatollah Iran, pemimpin komunis China, dan para otokrat di Moskow dan Minsk akan merayakan kehancuran RFE/RL setelah 75 tahun,” kata pemimpin RFE, Stephen Capus, dalam sebuah pernyataan.

    Media yang didanai AS telah mengubah orientasi mereka sejak berakhirnya Perang Dingin, dengan menghentikan sebagian besar program yang ditujukan untuk negara-negara Eropa Tengah dan Timur yang baru demokratis dan berfokus pada Rusia dan China. Media yang didanai negara China telah memperluas jangkauan mereka secara tajam selama dekade terakhir, termasuk dengan menawarkan layanan gratis kepada outlet di negara-negara berkembang yang seharusnya membayar kantor berita Barat.

    Kebijakan tersebut telah membuat marah beberapa orang di sekitar Trump, yang telah lama mencela media dan menyarankan agar outlet yang didanai pemerintah mempromosikan kebijakannya. Langkah untuk mengakhiri media yang didanai AS kemungkinan akan menghadapi tantangan, seperti pemotongan besar-besaran Trump lainnya.

    Kongres, bukan presiden, memiliki kekuasaan konstitusional atas keuangan dan Radio Free Asia khususnya telah menikmati dukungan bipartisan di masa lalu. Selain itu, kelompok advokasi Reporters Without Borders mengecam keputusan tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu mengancam kebebasan pers di seluruh dunia dan meniadakan 80 tahun sejarah Amerika dalam mendukung arus informasi yang bebas.

    Gregory Meeks, politikus Demokrat tingkat atas di Komite Urusan Luar Negeri DPR, dan anggota kongres senior Demokrat Lois Frankel mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa langkah Trump akan menyebabkan kerusakan yang bertahan lama pada upaya AS untuk melawan propaganda di seluruh dunia. Seorang karyawan VOA, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menggambarkan pesan hari Sabtu sebagai ‘contoh sempurna dari kekacauan dan sifat proses yang tidak siap’ dengan staf VOA berasumsi bahwa program yang dijadwalkan dibatalkan tetapi tidak diberitahu secara langsung.

    Seorang karyawan Radio Free Asia berkata hal ini bukan hanya tentang kehilangan penghasilan.

    “Kami memiliki staf dan kontraktor yang takut akan keselamatan mereka. Kami memiliki wartawan yang bekerja di bawah radar di negara-negara otoriter di Asia. Kami memiliki staf di AS yang takut dideportasi jika visa kerja mereka tidak berlaku lagi. Melenyapkan kami dengan goresan pena sungguh mengerikan,” ujar staf tersebut.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu