Perusahaan: Deezer

  • Spotify Rilis Fitur Transfer Playlist dari YouTube Hingga Apple Music

    Spotify Rilis Fitur Transfer Playlist dari YouTube Hingga Apple Music

    Jakarta

    Spotify merilis fitur baru yang dapat memudahkan pengguna beralih dari platform streaming musik lain. Kini pengguna Apple Music, YouTube Music, dan lain-lain bisa memanfaatkan fitur impor playlist untuk hijrah ke Spotify.

    Fitur impor playlist merupakan kolaborasi Spotify dengan TuneMyMusic. Fitur ini sudah terintegrasi dengan aplikasi mobile Spotify, jadi pengguna tidak perlu download aplikasi tambahan atau membuat akun baru untuk mengimpor playlist.

    TuneMyMusic merupakan salah satu layanan pihak ketiga yang populer di kalangan penggemar musik untuk memindahkan playlist dari satu platform ke platform lain. Namun TuneMyMusic membatasi pengguna hanya bisa mengimpor 500 lagu secara gratis, dan harus membayar jika ingin memindahkan lebih banyak lagu.

    Untungnya, karena Spotify kini sudah mendukung integrasi dengan TuneMyMusic secara resmi, pengguna bisa memindahkan playlist favoritnya yang berisi ribuan lagu atau lebih tanpa dipungut biaya tambahan.

    Spotify mengatakan fitur ini mulai digulirkan untuk seluruh pengguna secara bertahap. Pengguna dapat mengakses fitur ini di tab ‘Your Library’ di aplikasi mobile Spotify.

    Setelah itu scroll sampai bagian paling bawah lalu ketuk ‘Import Your Music’ untuk mengakses TuneMyMusic lalu ikuti petunjuk di layar. Kemudian pilih platform asal playlist yang ingin dipindahkan, dan setelah selesai playlist akan muncul di library Spotify.

    Cara transfer playlist ke Spotify Foto: Spotify

    Proses ini tidak akan menghapus playlist asli yang ada di platform asal karena hanya akan disalin ke Spotify. Saat ini TuneMyMusic mendukung impor playlist dari layanan streaming lainnya seperti Amazon Music, Apple Music, YouTube Music, Deezer, Pandora, Soundcloud, dan masih banyak lagi.

    Spotify mengikuti langkah kompetitornya yang sudah menyediakan fitur impor playlist yang terintegrasi. Pengguna Apple Music juga bisa memindahkan playlist dari platform lain berkat integrasi dengan SongShift yang diumumkan beberapa waktu yang lalu.

    YouTube Music juga menawarkan fitur impor playlist dari platform lain untuk pelanggan Premium. Google juga merekomendasikan TuneMyMusic sebagai metode untuk memindahkan playlist dari layanan lainnya ke YouTube Music.

    (vmp/hps)

  • Kebangkitan Sens Setelah Tertidur Dua Dekade

    Kebangkitan Sens Setelah Tertidur Dua Dekade

    JAKARTA – Absen berkarya selama hampir dua dekade, Sens – band asal Jakarta yang digawangi Dika Aleandra (vokal), Shena Ariyandi (gitar), dan Andika Putra Maulana (drum)- melepas single anyar bertajuk Tanda Mata Kedua.

    Lagu ini mengisahkan tentang fenomena sosial kehidupan kaum urban kota besar yang memiliki pola hubungan tanpa berlandaskan komitmen.

    “Jadi, sekadar seks saja. One night stand atau sejenisnya,” ungkap Dika Aleandra kepada VOI, Sabtu, 16 November. Dengan kata lain, Tanda Mata Kedua menyuarakan kehampaan arti dari sebuah hubungan tanpa cinta, atau asmara semu. 

    Proses penggarapan lagu ini memakan waktu dua bulan dan mengalami perubahan aransemen beberapa kali.

    “Ini merupakan format aransemen keempat setelah sebelumnya dikemas dalam kontur yang berbeda-beda. Musik di lagu ini lebih simpel, modern sound dan aransemen yang tidak njlimet,” jelas Shena Ariyandi.

    Dibungkus dalam balutan musik yang dideskripsikan dengan nama ‘neo soul’, lagu ini ditulis oleh Dika Aleandra dan diaransemen oleh Shena Ariyandi dengan bantuan Helvi Eriyanti pada departemen bass dan Biem Fake Hero pada sisi mixing dan mastering.  Untuk penampilan panggung, band ini dibantu oleh Adib Syah (gitar), Kris (kibor), dan Novia Watung (vokal latar).

    Ungkapan ‘see your life from another point of view’ adalah pernyataan yang tepat untuk menggambarkan mengapa orang harus mendengarkan lagu ini, karena temanya yang tidak seperti kisah cinta pada umumnya.

    “Ada sudut  pandang berbeda untuk melihat suatu permasalahan,” drumer Andika Putra Maulana mencoba meyakinkan para pendengar.

    Single pertama dari album ketiga ini sudah tersedia di sejumlah platform streaming semisal iTunes, Spotify, Deezer, dan lain-lain. Sambil menunggu video klipnya dirilis, kita tonton dulu video liriknya di bawah:

    Sens dibentuk dengan konsep yang diberi nama expressive romantic pop. Band ini banyak dipengaruhi  gaya bermusik Sting, Toto, Chicago dan sejenisnya. Merasa perlu ruang gerak yang lebih luas, album pertama pun dirilis secara indepeden dan menggandeng Virgo Ramayana Records. Dibantu oleh Bongky Ismail Marcel (BIP), lahirlah album Musim Berganti pada 1998.

    Banyak menampilkan unsur perkusi dan gitar akustik nylon, album ini dianggap cukup berkarakter dan mempunyai ciri. Walaupun secara penjualan hanya sanggup menembus angka 20 ribu keping, Sens dianggap sudah mempunyai ‘distinctive sound’ karena faktor tidak banyak pertimbangan komersil/industri.

    Pada tahun 2000, dibantu oleh Harry Budiman dan Pay ‘BIP’, Sens dikontrak oleh perusahaan rekaman Universal Music Indonesia. Banyak bermain di area pop yang lebih ringan dan lebih ke arah musik adult contemporary, peluncuran album kedua ini kurang sukses secara komersial karena kurangnya promosi dari label rekaman bersangkutan.

    Album kedua yang diberi judul Seribu Malam Menanti ini tetap menelurkan radio hit di Jawa Tengah, Karena Kau Ada, yang sampai saat ini masih diminati sejumlah penikmat musik Indonesia era ’90an. 

  • Audio Analog dan Digital: Sejarah, Perkembangan & Perbedaannya

    Audio Analog dan Digital: Sejarah, Perkembangan & Perbedaannya

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenis audio digital dan analog masih menjadi perdebatan para penikmat musik di tengah gempuran bermacam teknologi gawai saat ini.

    Padahal, dua jenis audio tersebut telah melewati perkembangan zaman yang tidak singkat. Arswendo Swissrianto, Founder Rumah Audio Indonesia, membagikan pandangannya mengenai perdebatan antara audio digital atau analog di sela-sela pameran Portable Audio Party Indonesia (PAPI) 2024, Sabtu (30/11/2024).

    Pada mulanya perangkat audio dimulai menggunakan teknologi analog. Pertama kali yang melakukan eksperimen audio adalah Thomas Alva Edison yang menciptakan alat yang dapat merekam dan memutar suara bernama fonograf pada 1877 di Menlo Park, New Jersey.

    Waktu itu fonograf menggunakan pita suara yang dipasang di lapisan film metal tipis. Gelombang suara dipancarkan melalui membran ke baut logam (jarum) yang bergetar cepat. Baut tersebut menggores pita di silinder yang berputar, sehingga menghasilkan suara yang diperkeras dengan bantuan corong.

    Kemudian, teknologi pemutar suara tersebut berkembang menjadi piringan hitam atau vinyl record. Kecepatan putar piringan hitam juga berubah dari yang awalnya 78 rpm menjadi 33 1/3 rpm untuk long playing album dan 45 rpm untuk single atau extended play.

    Pemutar audio analog. Dok. AsawendoPerbesar

    Lebih lanjut, piringan hitam tersebut berkembang lagi menjadi kaset menggunakan pita magnetik yang populer sejak tahun 1960-an hingga awal 2000-an.

    Sementara, jenis audio digital menggunakan teknologi modern dan memiliki kualitas suara yang lebih detail dibandingkan dengan jenis analog.

    Teknologi audio digital dikembangkan oleh akademisi dan peneliti, dimulai dengan penciptaan Pulse Code Modulation (PCM) digunakan untuk mewakili sinyal analog tersampel secara digital oleh Denon pada 1968.

    Kemudian, Sony melanjutkan penelitian dan bekerja sama dengan Philips dari Belanda untuk menghasilkan teknologi compact disc (CD) pada 1982. Kehadiran CD tersebut telah merevolusi dunia audio dengan mengubah format analog seperti piringan hitam dan kaset menjadi format digital yang lebih jernih dan ringkas.

    Arswendo yang akrab disapa Wendo ini menjelaskan perbedaan keluaran suara analog dan digital. Untuk suara analog lebih lembut atau tidak terdengar tajam (warm) dengan resolusi yang terbatas. Adapun, suara digital lebih menonjolkan detail semua frekuensi sehingga terdengar lebih jelas (clear).

    Dia menuturkan perkembangan jenis audio analog di Indonesia dimulai sejak 1980-an hingga awal 2000-an. Akan tetapi sejak era 1990-an, kaset mulai ditinggalkan seiring dengan kemunculan CD.

    Teknologi audio digital mulai makin berjaya setelah 2000-an dengan menjamurnya MP3 player hingga iPod yang kian menggeser audio analog.

    Mulai 2020, pemutar musik digital makin populer dengan menawarkan kualitas suara yang lebih baik daripada CD dan MP3. Namun, konsekuensinya ukuran file musik menjadi berukuran lebih besar.

    Wendo menyebut musik audio digital yang awalnya masih berbentuk fisik, kini turut berganti menjadi data yang bisa diakses melalui layanan streaming. Namun, penggunanya perlu membayar biaya layanan secara periodik untuk bisa terus menikmati musik dengan akses tak terbatas.

    Ilustrasi audio digital./ BISNIS – Rio Sandy P.Perbesar

    Layanan streaming musik semakin populer di kalangan anak muda usai pandemi Covid-19. Tercatat terdapat sejumlah layanan streaming musik yang populer mulai dari Spotify, Joox, YouTube Music, Deezer, hingga Tidal.

    Kendati demikian, layaknya tren fashion yang selalu berulang, lanjutnya, kini banyak penikmat musik yang kembali menyukai hal-hal yang bersifat analog.

    Mulai bermunculan kembali toko-toko khusus yang menjual peralatan audio analog. Pelanggannya juga bukan hanya orang berusia tua, tetapi juga banyak anak muda.

    “Pada intinya, audio hanyalah salah satu sarana untuk menghibur, bukan untuk diperdebatkan mana yang lebih baik. Kedua jenis audio tersebut memiliki sisi keunikannya masing-masing, tergantung pada selera kita sebagai pendengarnya,” ujarnya.

  • Pemerintah himpun pajak Rp29,97 triliun dari sektor ekonomi digital

    Pemerintah himpun pajak Rp29,97 triliun dari sektor ekonomi digital

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah menghimpun pajak senilai Rp29,97 triliun dari sektor ekonomi digital per 31 Oktober 2024.

     

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kementerian Keuangan Dwi Astuti dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, merinci penerimaan itu berasal dari pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) sebesar Rp23,77 triliun, pajak kripto sebesar Rp942,88 miliar, pajak fintech (P2P lending) sebesar Rp2,71 triliun, dan pajak yang dipungut oleh pihak lain atas transaksi pengadaan barang dan/atau jasa melalui Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah (pajak SIPP) sebesar Rp2,55 triliun.

     

    Untuk PPN PMSE, dari 170 PMSE telah melakukan pemungutan dan penyetoran PPN PMSE sebesar Rp23,77 triliun, dengan setoran khusus tahun 2024 senilai Rp6,86 triliun.

     

    Adapun total PMSE yang telah ditunjuk pemerintah mencapai 193 pelaku usaha, termasuk 15 penunjukan baru dan tiga pembetulan data PMSE pada Oktober 2024.

     

    Pemungut PMSE yang baru ditunjuk pemerintah di antaranya FM Priv LLC, Midjourney, Inc., Arc Games Inc., DEEZER, Rebecca Hall, YOUZU GAMES HONGKONG LIMITED, ARENANET, LLC, NERIS Analytics Limited, Circle Internet Services, Inc., Vimeo.com, Inc., TP Global Operations Limited, BETTERME INTERNATIONAL LIMITED, Actitech Limited, BETTERME LIMITED, dan Lumen Research Limited. Sementara pembetulan dilakukan terhadap pelaku PMSE NEXWAY SASU, HOTJAR LIMITED, dan FOXIT SOFTWARE INCORPORATED.

     

    Pemerintah masih akan terus menunjuk para pelaku usaha PMSE yang melakukan penjualan produk maupun pemberian layanan digital dari luar negeri kepada konsumen di Indonesia guna menciptakan keadilan dan kesetaraan berusaha bagi pelaku usaha, baik konvensional maupun digital.

     

    Selanjutnya, penerimaan pajak kripto telah terkumpul sebesar Rp942,88 miliar sampai dengan Oktober 2024, dengan serapan khusus tahun ini sebesar Rp475,6 miliar.

     

    Penerimaan pajak kripto tersebut terdiri dari Rp441,57 miliar penerimaan PPh 22 atas transaksi penjualan kripto di exchanger dan Rp501,31 miliar penerimaan PPN dalam negeri (DN) atas transaksi pembelian kripto di exchanger.

     

    Pajak fintech (P2P lending) juga telah menyumbang penerimaan pajak sebesar Rp2,71 triliun, dengan serapan tahun 2024 sebesar Rp1,15 triliun.

     

    Penerimaan dari pajak fintech berasal dari Rp446,39 miliar penerimaan tahun 2022, Rp1,11 triliun penerimaan tahun 2023, dan Rp1,15 triliun penerimaan tahun 2024. Pajak fintech tersebut terdiri atas PPh 23 atas bunga pinjaman yang diterima wajib pajak dalam negeri (WPDN) dan bentuk usaha tetap (BUT) sebesar Rp789,49 miliar, PPh 26 atas bunga pinjaman yang diterima wajib pajak luar negeri (WPLN) sebesar Rp488,86 miliar, dan PPN DN atas setoran masa sebesar Rp1,43 triliun.

     

    Sementara total penerimaan dari pajak SIPP sebesar Rp2,55 triliun, dengan penerimaan khusus 2024 sebesar Rp1,03 triliun.

     

    Penerimaan pajak SIPP terdiri dari PPh sebesar Rp172,68 miliar dan PPN sebesar Rp2,38 triliun.

     

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sri Mulyani Kantongi Pajak Digital Sentuh Rp 29,97 Triliun hingga Oktober 2024 – Page 3

    Sri Mulyani Kantongi Pajak Digital Sentuh Rp 29,97 Triliun hingga Oktober 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penerimaan dari sektor usaha ekonomi digital sebesar Rp 29,97 triliun hingga 31 Oktober 2024.

    Jumlah penerimaan dari sektor usaha ekonomi digital itu berasal dari Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) sebesar Rp 23,77 triliun, pajak kripto sebesar Rp 942,88 miliar. Selain itu, pajak fintech (P2P lending) sebesar Rp 2,71 triliun, dan pajak yang dipungut oleh pihak lain atas transaksi pengadaan barang dan atau jasa melalui Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah (pajak SIPP) sebesar Rp 2,55 triliun.

    Sementara itu, sampai dengan Oktober 2024 pemerintah telah menunjuk 193 pelaku usaha PMSE menjadi pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Jumlah tersebut termasuk lima belas penunjukan pemungut PPN PMSE dan tiga pembetulan atau perubahan data pemungut PPN PMSE pada Oktober.

    Penunjukan pada Oktober 2024 yaitu FM Priv LLC, Midjourney, Inc., Arc Games Inc., DEEZER, Rebecca Hall, YOUZU GAMES HONGKONG LIMITED, ARENANET, LLC, NERIS Analytics Limited, Circle Internet Services, Inc., Vimeo.com, Inc., TP Global Operations Limited, BETTERME INTERNATIONAL LIMITED, Actitech Limited, BETTERME LIMITED, dan Lumen Research Limited. Pembetulan di bulan Oktober 2024 yaitu NEXWAY SASU, HOTJAR LIMITED, dan FOXIT SOFTWARE INCORPORATED.

    Dari keseluruhan pemungut yang telah ditunjuk, 170 PMSE telah melakukan pemungutan dan penyetoran PPN PMSE sebesar Rp23,77 triliun.

    “Jumlah tersebut berasal dari Rp731,4 miliar setoran tahun 2020, Rp3,90 triliun setoran tahun 2021, Rp5,51 triliun setoran tahun 2022, Rp6,76 triliun setoran tahun 2023, dan Rp6,86 triliun setoran tahun 2024,” kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Dwi Astuti seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (13/11/2024).

    Penerimaan pajak kripto telah terkumpul sebesar Rp942,88 miliar sampai dengan Oktober 2024. Penerimaan tersebut berasal dari Rp246,45 miliar penerimaan 2022, Rp220,83 miliar penerimaan 2023, dan Rp475,6 miliar penerimaan 2024.

    Penerimaan pajak kripto tersebut terdiri dari Rp441,57 miliar penerimaan PPh 22 atas transaksi penjualan kripto di exchanger dan Rp501,31 miliar penerimaan PPN DN atas transaksi pembelian kripto di exchanger.