Perusahaan: Dana

  • 14 Tahun Terpuruk, Argentina Akhirnya Kelebihan Anggaran Negara Usai Potong Gaji 30.000 Pejabatnya

    14 Tahun Terpuruk, Argentina Akhirnya Kelebihan Anggaran Negara Usai Potong Gaji 30.000 Pejabatnya

    PIKIRAN RAKYAT – Argentina akhirnya mencatat surplus anggaran pertamanya dalam lebih dari satu dekade pada 2024, menandai kemenangan besar bagi Presiden libertarian Javier Milei.

    Data yang dirilis pada Januari 2025 lalu menunjukkan bahwa kebijakan penghematan yang ketat dan pemotongan drastis terhadap belanja publik telah membuahkan hasil.

    Langkah Berani sang Presiden

    Menurut laporan Kementerian Ekonomi, surplus anggaran negara mencapai 1,76 triliun peso (Rp16,6 triliun), atau setara dengan 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

    Sementara itu, neraca fiskal primer, yang tidak termasuk pembayaran utang, mencapai surplus 10,41 triliun (Rp155 triliun) peso atau sekitar 1,8% dari PDB.

    “Nol defisit adalah kenyataan. Janji dipenuhi,” kata Javier Milei.

    Presiden yang mulai menjabat pada Desember 2023 itu langsung memangkas anggaran besar-besaran dalam upaya mengendalikan inflasi yang sempat mencapai hampir 300% pada April 2023.

    Salah satu kebijakan utamanya adalah memotong gaji serta merumahkan sekitar 30.000 pejabat pemerintah, menghentikan proyek-proyek publik, serta memangkas subsidi energi dan transportasi.

    Hasil Penghematan yang Drastis

    Menteri Ekonomi Argentina, Luis Caputo menegaskan bahwa strategi penghematan pemerintah akan tetap diberlakukan hingga 2025.

    Meskipun anggaran bulan Desember masih menunjukkan defisit sebesar 1,30 triliun peso (Rp15,9 triliun) untuk defisit fiskal primer dan 1,56 triliun peso (Rp16,3 triliun) untuk defisit keuangan, hal ini disebabkan oleh faktor musiman. Sebab, Desember 2023 adalah bulan dengan pengeluaran pemerintah yang tinggi.

    “Hasil fiskal hari ini harus dipahami sebagai tonggak sejarah kita. Tidak ada lagi defisit di Argentina,” tutur Luis Caputo.

    Argentina terakhir kali mencapai surplus anggaran selama periode booming komoditas lebih dari satu dekade lalu. Sejak saat itu, negara ini terus mengalami defisit dan krisis ekonomi yang berulang akibat inflasi yang tidak terkendali dan utang yang membengkak.

    Tantangan dan Dukungan Publik

    Meski kebijakan Javier Milei tergolong ekstrem, popularitasnya tetap tinggi. Survei yang dilakukan LatAm Pulse dan AtlasIntel untuk Bloomberg News menunjukkan bahwa tingkat persetujuan Milei mendekati 50% pada Desember 2024.

    Banyak warga Argentina optimistis dengan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

    “Terlepas dari penolakan politik, mereka telah mempertahankan kredibilitas mereka dengan melakukan pilihan sulit pada fiskal. Jadi itu adalah kartu as mereka di tangan mereka,” kata Stuart Sclater-Booth, manajer portofolio utang pasar berkembang di Stone Harbor Investment Partners, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Buenos Aires Times.

    Berkat kebijakan pemotongan anggaran dan stabilitas makroekonomi yang dicapainya, Javier Milei berhasil menurunkan inflasi tahunan dari hampir 300% menjadi 118% pada Desember 2024.

    Meskipun terapi kejut ekonominya memperparah resesi pada paruh pertama tahun itu, ekonomi Argentina mulai menunjukkan pertumbuhan pada kuartal ketiga. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan Argentina akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada tahun 2025.

    Masa Depan Ekonomi Argentina

    Dengan pencapaian surplus ini, Argentina kini memiliki peluang untuk membangun kembali ekonominya setelah lebih dari satu dekade mengalami krisis. Kebijakan penghematan Milei telah membawa hasil nyata, namun tantangan besar masih menanti, termasuk memastikan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang dan mengembalikan kepercayaan investor.

    Seiring dengan stabilitas ekonomi yang mulai terbentuk, masyarakat dan dunia internasional akan terus mengamati apakah Argentina dapat mempertahankan surplus anggaran ini di tahun-tahun mendatang.

    Milei telah membuktikan bahwa strategi penghematan yang drastis bisa membawa hasil, tetapi apakah Argentina benar-benar telah keluar dari krisis atau hanya sekadar mencapai titik keseimbangan sementara? Waktu yang akan menjawab.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Diskon Listrik 50% Tidak Diperpanjang! Ini Penjelasan Lengkap dari PLN!

    Diskon Listrik 50% Tidak Diperpanjang! Ini Penjelasan Lengkap dari PLN!

    PIKIRAN RAKYAT – Program diskon tarif listrik 50 persen yang diberikan kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA resmi berakhir pada 28 Februari 2025.

    PT PLN (Persero) memastikan bahwa tidak ada perpanjangan atas program ini.

    Mengapa Diskon Listrik Tidak Diperpanjang?

    Keputusan untuk tidak memperpanjang diskon tarif listrik 50 persen diambil berdasarkan berbagai pertimbangan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Beberapa alasan utama yang mendasari keputusan ini antara lain:

    Menyesuaikan dengan Kebijakan Pemerintah

    Diskon tarif listrik 50 persen merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi yang telah ditetapkan berlaku selama dua bulan, yaitu Januari dan Februari 2025. Tidak adanya perpanjangan program ini mengikuti Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024 yang sejak awal menetapkan bahwa diskon hanya berlaku dalam jangka waktu tersebut.

    Konsekuensi Anggaran Negara

    Pemberian diskon tarif listrik 50 persen berdampak signifikan terhadap anggaran negara. Program ini menyasar 81,42 juta pelanggan, yang berarti subsidi yang diberikan dalam dua bulan tersebut membutuhkan alokasi dana yang besar. Pemerintah belum mengalokasikan tambahan anggaran untuk memperpanjang program ini.

    Kondisi Ekonomi Makro yang Stabil

    Pemerintah menetapkan tarif listrik berdasarkan parameter ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), inflasi, dan harga batu bara acuan (HBA). Meskipun ada tekanan terhadap biaya produksi listrik, pemerintah memutuskan untuk mempertahankan tarif listrik non-subsidi tetap stabil hingga Maret 2025 tanpa adanya kenaikan.

    Fokus pada Efisiensi dan Keandalan Pasokan Listrik

    Setelah masa diskon tarif listrik 50 persen berakhir, PLN diharapkan tetap menjaga efisiensi operasional dan meningkatkan pelayanan tanpa adanya tambahan subsidi dari pemerintah. Dengan tarif yang kembali normal, PLN dapat lebih optimal dalam menjaga kestabilan pasokan listrik nasional.

    Tarif Listrik Setelah Diskon Berakhir (Per 1 Maret 2025)

    Setelah berakhirnya program diskon, tarif listrik kembali normal sesuai dengan skema tarif adjusment triwulan I tahun 2025. Berikut daftar tarif listrik untuk masing-masing golongan pelanggan:

    Rumah Tangga

    450 VA: Rp 415 per kWh (subsidi tetap berlaku) 900 VA: Rp 1.352 per kWh 1.300 VA: Rp 1.444,70 per kWh 2.200 VA: Rp 1.444,70 per kWh 3.500-5.500 VA: Rp 1.699,53 per kWh 6.600 VA ke atas: Rp 1.699,53 per kWh

    Bisnis

    6.600 VA – 200 kVA (B-2/TR): Rp 1.444,70 per kWh Di atas 200 kVA (B-3/TM): Rp 1.114,74 per kWh

    Industri

    Di atas 200 kVA (I-3/TM): Rp 1.114,74 per kWh 30.000 kVA ke atas (I-4/TT): Rp 996,74 per kWh

    Pemerintah

    6.600 VA – 200 kVA (P-1/TR): Rp 1.699,53 per kWh Di atas 200 kVA (P-2/TM): Rp 1.522,88 per kWh Penerangan Jalan Umum (P-3/TR): Rp 1.699,53 per kWh

    Layanan Khusus

    Golongan L/TR, TM, TT: Rp 1.644,52 per kWh Dampak Berakhirnya Diskon Listrik

    Dengan kembalinya tarif listrik ke harga normal, pelanggan rumah tangga yang sebelumnya menikmati potongan 50% harus kembali membayar penuh sesuai dengan tarif yang berlaku. Hal ini tentu dapat memengaruhi pengeluaran bulanan, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada tarif diskon selama dua bulan terakhir.

    PLN mengimbau masyarakat untuk mulai mengelola konsumsi listrik secara lebih bijak dan efisien. Penggunaan peralatan hemat energi dan pengurangan pemakaian listrik yang tidak diperlukan dapat membantu mengontrol pengeluaran listrik pasca berakhirnya diskon.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rohingya Protes Dana Bantuan Dipangkas: Kami Dibiarkan Mati Pelan-pelan

    Rohingya Protes Dana Bantuan Dipangkas: Kami Dibiarkan Mati Pelan-pelan

    Jakarta

    Para pengungsi Rohingya kini menghadapi situasi kritis pascapemangkasan dana bantuan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Januari lalu. Beberapa pengungsi bahkan mengatakan hidup mereka kian tidak pasti dan merasa seperti dibiarkan mati pelan-pelan di tengah ketidakpastian.

    Perwakilan IOM di Jakarta menjelaskan pemotongan dana bantuan untuk pengungsi ini dilatari oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan sementara pendanaan bantuan luar negeri. Karenanya, IOM harus mematuhi kebijakan tersebut dan menerapkannya.

    Pengamat kebijakan hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dafri Agussalim, sangat menyayangkan keputusan Trump yang menghentikan pendanaan bantuan luar negerinya.

    Sebab negara-negara yang menampung para pengungsi harus “kena getahnya”. Di Indonesia, menurut Dafri, bisa saja terjadi kriminalitas jika para pengungsi terdesak oleh kebutuhan hidup mereka.

    Adakah yang bisa dilakukan pemerintah atas persoalan ini?

    ‘Hidup kami makin sulit’

    Sebuah rumah sederhana berukuran 6×12 meter persegi yang berada di dalam gang kecil di Kota Medan, dihuni satu keluarga dalam ketidakpastian.

    Bangunan bercat hijau dengan lantai polos tanpa keramik tersebut ditempati Hosen, istri, dan empat anaknya.

    Sekitar tiga pekan lalu, keluarga pengungsi Rohingya itu terpaksa harus angkat kaki dari tempat penampungan yang selama ini disediakan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pada Kamis (13/02) lalu, BBC News Indonesia diperbolehkan bertamu ke rumah Hosen.

    Tak banyak barang-barang di dalamnya, tapi yang menarik perhatian sebuah foto keluarga Hosen yang dibingkai seadanya terpajang di dinding.

    Karena bangunan ini bentuknya memanjang, tiap ruangan yang disulap jadi kamar disekat dengan triplek dan ditutup dengan tirai.

    “Hidup kami semakin sulit karena pengurangan bantuan, sementara kami harus mencari dan membayar tempat tinggal sendiri,” tuturnya pasrah.

    “Kami mohon dikembalikan seperti dulu,” sambungnya.

    ANTARA FOTOPara imigran etnik Rohingya asal Myanmar berada dalam tenda pengungsian sementara di lapangan sepak bola Seunebok Rawang, Aceh Timur, Aceh, Minggu (02/02).

    Pengurangan dana bantuan dari IOM kepada pengungsi Rohingya, katanya, sudah berlangsung sejak Januari 2025.

    Organisasi yang mengurusi para imigran dan pencari suaka ini disebut tidak lagi membiayai penginapan sebagian besar pengungsi Rohingya di Medan.

    Akibatnya, selain Hosen ada puluhan orang bernasib sama.

    Kepada BBC News Indonesia, pria 38 tahun ini bercerita dulu hidupnya sangat damai bersama keluarga di Hasyurata, desa kecil di Kota Maungdaw, Rakhine, Myanmar. Ia bekerja sebagai nelayan.

    Namun ketenangannya sirna pada 2012, ketika puluhan ribu warga Rohingya diusir dari permukiman mereka.

    Berselang lima tahun kemudian, ungkapnya, militer yang didukung pemerintah Myanmar melancarkan operasi brutal yang disebutnya mengarah pada genosida.

    Orang-orang Rohingya mati dibunuh, ujar Hosen, termasuk saudara laki-laki dan ayah kandungnya. Warga lain tak luput disiksa secara sadis dan diperlakukan tak manusiawi.

    Ladang dan rumah mereka diberangus hingga akhirnya keberadaan mereka tak diakui sebagai warga negara.

    Situasi ini membuat ratusan ribu warga Rohingya kabur dari Rakhine demi menyelamatkan diri.

    Hosen sempat tinggal di kamp pengungsian Cox’s Bazar Bangladesh, sebelum terombang-ambing di lautan selama enam bulan bersama ratusan orang lainnya.

    Pada 7 September 2020 malam, kapal kayu yang ditumpanginya kandas di perairan Aceh. Mereka diboyong ke Kota Lhokseumawe.

    Tapi, tak semuanya berhasil menginjakkan kaki dengan selamat. Ia berkata, banyak pengungsi yang mati karena berdesak-desakan dan kelaparan.

    Dia, istri, dan tiga anaknya mampu bertahan hidup.

    Dalam hitungan bulan, Hosen sekeluarga dipindahkan ke Kota Medan. Mereka ditampung di suatu penginapan di Jalan Jamin Ginting. Di sini, anak bungsunya lahir.

    Selain tempat tinggal, mereka juga diberi uang bulanan.

    Untuk orang dewasa besarannya Rp1.250.000 per orang/bulan dan anak di bawah 18 tahun mendapatkan Rp500.000 per orang/bulan.

    ANTARA FOTOAnak-anak imigran etnik Rohingya asal Myanmar berada dalam tenda pengungsian sementara di lapangan sepak bola Seunebok Rawang, Aceh Timur, Aceh, Minggu (02/02).

    Para orang tua juga diberi tambahan Rp200.000 per bulan sebagai uang transportasi sekolah anak mereka. Ada juga asuransi kesehatan. Khusus bagi satu keluarga yang terdiri dari enam orang diberi bantuan dua unit kamar.

    Namun dana sokongan tersebut, belakangan dipangkas.

    “Kami dibawa ke tempat penampungan ini secara resmi, bukan keinginan sendiri. Tapi setelah empat tahun ditampung, kenapa tiba-tiba bantuan penginapan dihentikan? Bagaimana kami hidup?” tanyanya penuh cemas.

    Kabar buruk soal pemangkasan bantuan itu, terjadi di penghujung 2024.

    IOM, kata Hosen, menerapkan kebijakan baru: pengungsi yang tiba di Aceh dan Sumatra Utara sejak 2018 ke atastermasuk diatak akan memperoleh fasilitas tempat tinggal. Bantuan bulanan kena potong.

    Sebaliknya, klaim Hosen, pengungsi Rohingya yang tiba sejak 2018 ke bawah mendapatkan tambahan dana bantuan dari yang awalnya Rp1.250.000 menjadi Rp1.750.000. Sedangkan untuk anak-anak Rp800.000.

    Sejak itulah, sejumlah pengungsi hanya dapat bantuan uang tunai antara Rp700.000 – Rp1.050.000 per orang/bulan. Tak ada pula tambahan uang transportasi, tempat tinggal, maupun asuransi.

    Padahal, kata Hosen, kebutuhan hidup di Kota Medan cukup tinggi.

    “Jika ditotal sebulan kami sekeluarga dapat Rp4.300.000, uang itu dipakai untuk menyewa rumah Rp1.300.000… selebihnya makan, minum.”

    “Saya juga tidak bisa mencari tambahan, karena dilarang bekerja. Sekarang anak pertama dan kedua saya sudah putus sekolah.”

    “Mimpi saya anak-anak punya ilmu yang tinggi untuk mengubah masa depan keluarga.”

    ‘Untuk beli susu anak saja tidak bisa’

    Apa yang dialami Hosen sekeluarga, juga dirasakan 88 orang pengungsi Rohingya lainnya di Kota Medan. Dua di antaranya Salam (30 tahun) dan Yaser (27 tahun). Keduanya tiba di Indonesia pada 2012 dan 2022.

    Salam termasuk beruntung karena tak kena pengurangan bantuan, tapi tidak dengan istrinya yang sampai di sini pada 2020.

    Agar tetap bisa tinggal sekamar di tempat penampungan, Salam harus membayar uang sewa penginapan sekitar Rp1.000.000 per bulan.

    Sisa uangnya Rp2.800.000 inilah yang dipakai menghidupi istri beserta dua anaknya. Dia bilang, jumlah uang tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi istrinya sedang hamil tujuh bulan.

    “Terkadang pedih hati saya. Untuk beli susu anak-anak saja tidak bisa,” tutur Salam.

    Nanda Fahriza BatubaraSeorang pengungsi Rohingya memperlihatkan isi kamar kos di sekitar Jl. Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (16/02).

    Yaser juga sama merananya.

    Sekarang istrinya hamil muda. Mereka menikah di tempat penampungan pada 2022. Ia tiba lebih dulu di Kota Lhokseumawe pada 2020, adapun sang istri dua tahun kemudian.

    Gara-gara kebijakan baru IOM, Yaser dan istri harus angkat kaki dari penampungan dan menyewa kontrakan seharga Rp800.000 per bulan.

    Dengan total bantuan Rp1.050.000 per bulan, maka uang yang tersisa cuma Rp200.000 saja yang pasti mustahil mencukup kebutuhan hidup. Ujung-ujungnya dia berutang dan kini totalnya sudah Rp6.000.000.

    “Istri saya delapan bulan di sini tidak dapat bantuan medis dan makanan, mohon bantu istri saya apalagi dia sedang hamil. Kami perlu bantuan karena tak bisa bekerja,” ucapnya penuh harap.

    Kesengsaraan juga dialami Umar, pria yang sudah tiba di Indonesia 13 tahun silam.

    Sore itu lelaki berbadan tegap ini sedang duduk-duduk di halaman tempat penginapan kelas melati di Jalan Jamin Ginting.

    Umar mengatakan, “kadang merasa seperti dibiarkan mati pelan-pelan di tengah ketidakpastian ini”.

    Pria yang menikah pada 2019 ini dikaruniai empat anak. Seperti halnya Salam, dia mengaku tidak mengalami pemangkasan dana bantuan. Namun, tidak bagi istrinya yang tiba pada 2018.

    Dia bilang setiap bulan harus membayar uang sewa Rp1.000.000 untuk bisa tetap tinggal di kamar penginapan yang sama.

    “Mungkin kami ini ingin dibunuh diam-diam, sekarang saja tempat tinggal sudah tidak ada, bantuan juga dikurangi,” ungkapnya.

    Nanda Fahriza BatubaraSeorang pengungsi Rohingya menyewa kos tersebut lantaran tidak lagi memeroleh bantuan kamar di tempat penampungan sebelumnya.

    Melihat beberapa keluarga temannya sengsara, sejumlah pria muda Rohingya memilih tak menikah lantaran merasa tak punya masa depan yang jelas.

    Amran, salah satunya.

    Pria 28 tahun ini sampai di Kota Lhokseumawe pada 2020 sendirian, tanpa keluarga. Orang tuanya, masih berada di kamp pengungsian di Bangladesh. Komunikasi dengan keluarga tersambung lewat telepon.

    “Saya tidak mau orang tua saya menyusul ke sini dan juga tidak berencana menikah di sini, karena tidak bisa cari makan untuk keluarga. Saya sedih dengan masa depan saya,” akunya.

    Sementara pemuda lain, Sukur (24 tahun) berkata masa depannya terasa gelap. Akibat keputusan baru IOM, dia hanya mendapat Rp1.050.000 per bulan.

    Uang itu akan dipotong untuk sewa kamar kos Rp600.000, sehingga tersisa Rp450.000 untuk kebutuhan sehari-hari.

    “Uangnya tidak cukup, jadi sehari-hari saya hanya makan sekali. Saya juga tidak tahu apa saya masih punya harapan masa depan atau tidak.”

    Apa alasan IOM memangkas dana bantuan untuk pengungsi?

    Perwakilan IOM di Jakarta menjelaskan pemotongan dana bantuan untuk pengungsi ini dilatari oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan sementara pendanaan bantuan luar negeri.

    Karenanya, IOM mengaku harus mematuhi kebijakan tersebut dan menerapkannya.

    “Keputusan ini sedianya juga berdampak pada staf, kegiatan, dan orang-orang yang kami layani.”

    “Tapi IOM tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan dan terus terlibat secara konstruktif dengan donor dan mitratermasuk Amerika Serikatuntuk mempertahankan layanan penting.”

    Data terbaru UNHCR menyebutkan ada sekitar 2.800 pengungsi Rohingya di Indonesia. Pada 2025, tercatat ada 400 lebih pengungsi tiba.

    UNHCR bersama IOM mengeklaim telah memberikan bantuan kepada para pengungsi yang mencakup tempat tinggal, sanitasi, layanan kesehatan, makanan, dan barang-barang non-makanan.

    Pengungsi Rohingya menghadapi situasi kritis

    Pengamat kebijakan hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dafri Agussalim, sangat menyayangkan keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan pendanaan bantuan luar negerinya.

    Sebab banyak lembaga internasional yang perhatian pada persoalan kemanusiaan, pengungsi, hak asasi manusia, dan demokrasi, bergantung pada dana tersebut.

    Pendanaan ini pun, kata dia, sebetulnya menjadi upaya diplomasi AS untuk menunjukkan dirinya sebagai “role model” bagi negara-negara lain.

    “Tapi dengan penghentian pendanaan ini menunjukkan soft power Amerika Serikat mulai mundur. AS tidak bisa lagi bicara soal hak asasi manusia dan seterusnya, atau mengajari negara-negara lain kalau dia sendiri tidak peduli dengan masalah-masalah tersebut,” jelas Dafri Agussalim kepada BBC News Indonesia, Senin (25/02).

    Getty ImagesAnak-anak dan relawan berpose dengan spanduk Hari Migran Internasional di kamp pengungsi Rohingya di Padang Tiji, provinsi Aceh, Indonesia pada 18 Desember 2024.

    “Dan dicabutnya bantuan untuk WHO dan IOM misalnya, itu contoh bahwa AS sudah mengalami degradasi dari sisi moral publik internasional.”

    Direktur Eksekutif ASEAN Studies Center UGM ini juga menilai dengan kondisi begini para pengungsi Rohingya kini menghadapi situasi kritis. Mereka dan negara-negara yang menampung para pengungsi harus “kena getahnya”.

    Di Indonesia, menurut Dafri, bisa saja terjadi kriminalitas jika para pengungsi terdesak oleh kebutuhan hidup mereka.

    Pasalnya saat ini saja di beberapa wilayah seperti Aceh, masyarakat setempat sudah mulai resah lantaran ada dugaan kasus pelecehan di antara sesama pengungsi.

    Selain itu, beberapa pengungsi ketahuan melarikan diri ke Malaysia menggunakan jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    “Jika Indonesia tidak bisa menangani pengungsi itu dengan baik, maka dampaknya terhadap Indonesia. Di mata internasional, Indonesia dianggap gagal atau lalai dalam mengurus masalah kemanusiaan ini.”

    “Dan itu tidak baik, tentunya.”

    Dafri Agussalim berkata sebetulnya ada jalan keluar yang bisa ditempuh pemerintah Indonesia untuk membantu para pengungsi ini, yakni mengupayakan diplomasi dengan negara-negara ASEAN agar mendapatkan dukungan berupa dana bantuan.

    Cara lain, mempekerjakan para pengungsi di sektor-sektor informal seperti yang dilakukan Malaysia.

    Meskipun, diakuinya, langkah itu bakal ditentang oleh masyarakat di tengah kondisi banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Selain itu secara hukum pun, katanya, Indonesia yang belum meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 sehingga tak ada kewajiban mengurus pengungsitermasuk memberikan pekerjaan.

    “Kendati dari sisi idealisme, enggak ada masalah. Itu bisa memberi ruang kepada pengungsi untuk dapat hidup. Tapi dari sisi praktiknya, pasti akan ada penolakan dari masyarakat lokal.”

    Solusi terakhir, menurutnya, dalam keadaan darurat sekarang ini IOM bisa meminta tambahan dana ke negara-negara pendonor selain AS.

    Lihat juga Video: Imigrasi Aceh Usul Pulau Khusus untuk Menampung Pengungsi Rohingya

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Komdigi: Sinergi Pelaku Industri Bersama Pemerintah dan Stakeholder Bisa Ciptakan Teknologi AI Inovatif – Page 3

    Komdigi: Sinergi Pelaku Industri Bersama Pemerintah dan Stakeholder Bisa Ciptakan Teknologi AI Inovatif – Page 3

    Acara dialog ini terbagi tiga sesi, dimana setiap sesinya memiliki pembahasan yang berbeda-beda untuk merefleksikan perkembangan di era Indonesia Digital.

    Pada sesi pertama, membahas mengenai Pemerintahan dan Infrastruktur Digital. Sesi ini membahas perkembangan industri digital saat ini karena peningkatan akses dan kualitas internet di Indonesia, serta bagaimana kedepannya penguatan infrastruktur digital serta strategi pemerintah dan industri dalam mengatasi digital divide, baik berkaitan dengan akses maupun literasi digital.

    Prasetya Dwicahya, Digital Government Principal, Think Policy, mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, Indonesia sudah berhasil untuk meningkatkan akses internet dan juga porsi ekonomi digital berkali-kali lipat. Akan tetapi ada banyak konsekuensi sosial yang juga terjadi bersamaan dengan pertumbuhan tersebut seperti masifnya perundungan digital dan judi online. 

    “Oleh karena itu, fokus transformasi digital untuk beberapa tahun ke depan adalah memastikan transformasi digital tersebut harus bermakna, transformasi digital yang bisa memberikan nilai tambah kepada seluruh lapisan masyarakat dan membuat masyarakat merasa aman berinteraksi di dalam ruang digital,” katanya.

    Dari sisi industri OTT video streaming, Ketua Bidang Hubungan Pemerintah AVISI, Hafil Naufal Rahman, menjelaskan terdapat tantangan bersama dalam literasi digital saat ini. “Aksesibilitas tidak hanya menghasilkan peluang untuk berkembang, tetapi juga meningkatnya ancaman yang merugikan bagi industri OTT video streaming.”

    Salah satu masalah utama, ungkapnya, adalah pembajakan atau penyiaran konten secara ilegal di Indonesia menjadi perhatian serius karena mengancam ekonomi digital serta perkembangan industri kreatif. “Survei AVISI tahun 2023 mengungkap bahwa meskipun sebagian besar masyarakat menyadari risiko pembajakan, banyak yang tetap memilih untuk melanjutkan mengakses konten ilegal. Kolaborasi antara pemerintah, AVISI, dan para pemangku kepentingan lainnya penting untuk mengatasi masalah ini.”  

    Sesi kedua, yang dimoderatori oleh Maria Angelica selaku perwakilan ITF sekaligus VP of Public Affairs Bukalapak, membahas mengenai Kebijakan Digital dan Peluang Industri dalam Era AI. Sesi ini membahas pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas industri dan daya saing global. Diskusi mencakup rekomendasi strategi pemerintah, inovasi AI di industri, tantangan implementasi, dampak sosial, serta masukan untuk mendukung inovasi dan pertumbuhan digital.

    CTO DANA, Norman Sasono, berbicara mengenai urgensi investasi dalam infrastruktur digital yang memungkinkan inovasi berbasis AI berkembang pesat di Indonesia. “Industri memiliki peran penting dalam mengadopsi dan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) secara strategis di tengah perubahan teknologi yang berlangsung cepat. Penerapan AI sebaiknya tidak sekadar mengikuti tren, tetapi harus didasarkan pada kebutuhan yang jelas dan tujuan yang terukur.”

    Menurutnya, perusahaan perlu memahami tantangan spesifik yang ingin diselesaikan dan manfaat yang dapat diberikan AI, baik bagi bisnis maupun konsumen. “AI harus diterapkan untuk menjawab permasalahan yang konkret dan memberikan dampak nyata. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing dalam ekosistem digital,” kata Norman Sasono.

  • Meta Dikabarkan Godok Proyek Infrastruktur AI Senilai Rp3.280 Triliun

    Meta Dikabarkan Godok Proyek Infrastruktur AI Senilai Rp3.280 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan induk Facebook, Meta Platforms Inc., dilaporkan sedang merencanakan pembangunan pusat data (data center) infrastruktur kecerdasan buatan (AI) senilai US$200 miliar atau Rp3.280 triliun (kurs: Rp16.401) yang akan mencakup jutaan chip khusus AI. 

    Dilansir dari Reuters, Rabu (26/2/2025), proyek raksasa ini bertujuan menciptakan sistem komputasi generasi berikutnya untuk mendukung pengembangan model AI canggih dan metaverse. 

    Sumber rahasia menyebutkan dana tersebut mencangkup pembangunan data center di beberapa lokasi. Meta berambisi untuk menandingi Google dan Microsoft, yang jor-joran dalam mengembangkan AI.   

    Meta tidak memberikan tanggapan atas kabar tersebut. Namun, CEO Meta Mark Zuckerberg sempat menyampaikan rencana besarnya soal pengembangan AI skala besar yang ditargetkan rampung secara bertahap pada 2030. 

    Sementara itu Channel Asia melaporkan  Proyek ini akan menjadi salah satu investasi infrastruktur teknologi terbesar dalam sejarah perusahaan, dengan fokus pada pengembangan kapasitas komputasi AI generatif dan model pembelajaran mesin skala besar.

    Sebelumnya, CEO Google Sundar Pichai menyampaikan bahwa pada 2025 pihaknya akan memiliki fokus utama pada pengembangan dan peluncuran lebih lanjut dari model kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) Gemini. 

    Melansir dari Techcrunch, Minggu (29/12/2024) Pichain melihat bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang kritis. Maka dari itu, Pichai menilai penting bagi perusahaan untuk mempercepat pengembangan di sektor kecerdasan buatan (AI). 

    Salah satu inisiatif utama yang akan menjadi prioritas bagi Google adalah pengembangan Gemini, sebuah model AI baru yang diharapkan dapat memperkuat posisi Google di pasar teknologi canggih.  

    Pichai mengakui bahwa perusahaan perlu mengejar ketertinggalan dari pesaingnya dalam hal AI, tetapi dirinya juga menilai bahwa Gemini memiliki momentum yang kuat.

  • Trump Tegas Sebut AS Tak Akan Beri Bantuan Militer ke Ukraina, Singgung soal Pengembalian Uang – Halaman all

    Trump Tegas Sebut AS Tak Akan Beri Bantuan Militer ke Ukraina, Singgung soal Pengembalian Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menegaskan bahwa Washington tidak akan memberikan bantuan militer lagi kepada Ukraina.

    Donald Trump bersikeras bahwa para pembayar pajak Amerika harus mendapatkan kembali uang mereka yang telah diinvestasikan.

    Sementara itu, Donald Trump menuntut negara-negara Eropa dan NATO untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk keamanan Ukraina.

    Dikutip dari Russia Today, Trump juga menuntut akses ke sumber daya alam Ukraina sebagai kompensasi atas bantuan yang telah diberikan kepada Kyiv selama perang.

    Ketika ditanya apa yang akan didapatkan Kyiv sebagai balasannya, Trump menyatakan bahwa Ukraina telah menerima $350 miliar dalam bentuk peralatan, perlengkapan militer, dan hak untuk terus bertempur, dan awalnya hak untuk bertempur.

    “Lihat… tanpa Amerika Serikat beserta uang dan peralatan militernya, perang ini akan berakhir dalam waktu yang sangat singkat,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

    “Tanpa peralatan Amerika, perang ini akan berakhir dengan cepat – uang Amerika juga, banyak sekali,” lanjutnya.

    Ketika ditanya tentang keberlanjutan pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina, Trump mengatakan pengiriman dapat terus berlanjut untuk sementara waktu, mungkin sampai mencapai kesepakatan dengan Rusia.

    “Lihat, kita perlu mencapai kesepakatan dengan Rusia, kalau tidak, ini akan terus berlanjut.”

    “Ini bisa berlangsung lama, atau bisa juga diselesaikan dengan cepat. Saya berbicara dengan Presiden Putin, dan saya pikir dia ingin menyelesaikannya,” tegas Trump.

    “Saya baru saja memberi tahu Anda. Saat ini, kami tidak menyediakan apa pun,” klaim Trump, saat didesak apakah AS akan mengirim pertahanan udara tambahan ke Kyiv.

    Saat ditanya apakah Washington akan melanjutkan dukungan militer di masa mendatang, ia menegaskan kembali bahwa “Eropa akan bertanggung jawab besar atas hal itu”.

    Kiev membantah perkiraan Trump soal bantuan sebesar $350 miliar, dengan bersikeras bahwa Washington sebenarnya telah memberikan kurang dari $100 miliar.

    Sejak Februari 2022, Kongres AS telah mengalokasikan $183 miliar untuk Ukraina, termasuk lebih dari $66 miliar dalam bentuk bantuan keamanan langsung, menurut Pentagon dan Pengawasan Ukraina, kelompok antarlembaga yang bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan kepada Kongres.

    Pemerintahan Trump telah berulang kali mengisyaratkan niatnya untuk meminimalkan keterlibatan AS setelah gencatan senjata potensial tercapai, sebaliknya bertujuan untuk mentransfer beban keuangan dan logistik untuk mendukung Kiev ke sekutu regional.

    Zelensky Sepakat Soal Tanah Jarang

    Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi kepada Kyiv Independent bahwa kesepakatan soal logam tanah jarang dengan AS telah tercapai.

    Negosiasi seputar kesepakatan tersebut telah memicu ketegangan antara Trump dan Zelensky dalam seminggu terakhir.

    Financial Times melaporkan bahwa Ukraina telah mendapatkan persyaratan yang lebih menguntungkan selama negosiasi dan membingkai kesepakatan tersebut sebagai cara untuk memperkuat hubungan dengan AS.

    Kabinet Menteri Ukraina diperkirakan akan merekomendasikan pada Selasa (26/2/2025) agar kesepakatan tersebut ditandatangani, sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Bloomberg.

    Zelensky kemungkinan akan menuju Washington untuk menghadiri upacara penandatanganan dalam beberapa minggu mendatang, menurut Financial Times.

    Penandatanganan tersebut dapat dilakukan paling cepat pada 28 Februari 2025, menurut laporan seorang pejabat senior Ukraina kepada AFP.

    Trump mengatakan kepada wartawan pada tanggal 25 Februari 2025 bahwa Zelensky akan mengunjungi Gedung Putih untuk upacara penandatanganan pada tanggal 28 Februari 2025.

    Versi final perjanjian tersebut, tertanggal 24 Februari, menetapkan dana yang akan disumbangkan Ukraina sebesar 50 persen dari hasil “monetisasi masa depan” sumber daya mineral milik negara , termasuk minyak, gas, dan logistik terkait.

    Dana tersebut akan diinvestasikan dalam proyek-proyek di Ukraina.

    Kesepakatan itu mengecualikan sumber daya yang sudah berkontribusi pada anggaran negara Ukraina, yang berarti tidak akan mencakup operasi oleh Naftogaz dan Ukrnafta, produsen minyak dan gas terbesar di negara itu.

    Perjanjian tersebut tidak mencakup jaminan keamanan dari AS, yang awalnya ditekankan oleh Kyiv.

    Ketika ditanya apa yang Ukraina dapatkan dari kesepakatan tersebut, Trump mengatakan Ukraina menerima “peralatan militer dan hak untuk terus bertempur”.

    Tidak jelas apakah “peralatan militer” dalam hal ini merujuk pada senjata yang dikirim sebelumnya atau bantuan masa depan untuk Kyiv.

    Draf perjanjian terbaru tersebut membatalkan tuntutan AS sebelumnya atas klaim sebesar $500 miliar atas sumber daya alam Ukraina, yang telah menjadi titik kritis utama, menurut media Ukraina Economic Pravda, yang telah melihat perjanjian tersebut.

    Berdasarkan ketentuan yang direvisi, dana tersebut akan menerima 50 persen pendapatan dari infrastruktur terkait sumber daya alam Ukraina, termasuk pelabuhan.

    Kepemilikan bersama akan ditentukan berdasarkan kontribusi keuangan aktual, dan meskipun pengelolaan akan dibagi, AS akan memiliki kewenangan pengambilan keputusan berdasarkan hukumnya sendiri.

    Pertanyaan tentang saham AS dalam dana tersebut dan ketentuan “kepemilikan bersama” akan dibahas dalam perjanjian lanjutan, menurut Financial Times.

    Zelensky sebelumnya menolak usulan AS, dengan alasan kurangnya jaminan keamanan dan keberatan dengan struktur pembayaran 1:2, yang mengharuskan Ukraina mengembalikan dua dolar untuk setiap satu dolar bantuan yang diterima.

    Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menuntaskan kesepakatan tersebut dalam beberapa minggu terakhir, dengan Trump menyerang Zelensky secara terbuka, menyebutnya sebagai “diktator tanpa pemilu” dan mendesaknya untuk “bergerak cepat, atau dia tidak akan punya negara lagi”. (*)

  • Prabowo Curhat Susah Efisiensi Anggaran, Singgung Studi Banding ke Luar Negeri

    Prabowo Curhat Susah Efisiensi Anggaran, Singgung Studi Banding ke Luar Negeri

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan tantangan pemerintahannya dalam melakukan efisiensi atau penghematan anggaran.

    Dalam pidato di Kongres VI Demokrat di Jakarta pada Selasa (25/2/2025) malam, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia saat ini berupaya efisiensi dan merealokasikan dana untuk program-program yang lebih penting. 

    “Inilah bernegara, ada kekurangan, tapi kita punya potensi yang kuat. Kita melihat di mana-mana kita bisa menghemat, itu baik, untuk dipakai di bidang yang lebih penting,” katanya dalam forum itu.

    Namun, kata Prabowo, efisiensi itu nyatanya tidak mudah dilakukan karena terdapat orang-orang yang sudah nyaman dan tidak ingin terganggu dengan pengalihan dana tersebut. 

    Dia mengatakan salah satu efisiensi yang dilakukan, yakni memangkas studi banding ke luar negeri. Menurutnya, luar negeri itu “begitu-begitu saja” dan lebih penting fokus untuk kesejahteraan rakyat.

    “Memang kadang-kadang sulit, orang yang sudah nyaman. Banyak pergi studi [banding] ke luar negeri, saya paham. Rakyat masih butuh kami selesaikan dulu berapa tahun, tingkatkan kesejahteraan. Rakyat kuat, sejahtera, anggaran cukup. Saya katakan Indonesia akan berhasil menjadi negara makmur,” tegas Prabowo.

    Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan pemerintah batal melakukan studi banding pembangunan Kawasan Legislatif dan Yudikatif Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke sejumlah negara.

    Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti menjelaskan bahwa pembatalan studi banding itu dilakukan lantaran adanya efisiensi anggaran kementerian yang baru-baru ini dilakukan. 

    ”Iya, kayaknya ditangguhkan dulu [proses studi bandingnya] karena ada efisiensi,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kemenko IPK, Jumat (21/2/2025).

    Namun demikian, Diana memastikan bahwa proses pendalaman desain untuk Kawasan Legislatif dan Kawasan Yudikatif itu bakal tetap dijalankan melalui skema studi lainnya. 

    Wamen PU itu menegaskan, keputusan penundaan melakukan studi banding itu dilakukan sebagaimana perintah Presiden Prabowo Subianto.

    ”Alhamdulillah, kita sudah mengikuti arahan-arahan Presiden dan mudah-mudahan kita bisa maju lagi, tapi sedikit perbaikan-perbaikan lagi lah nanti,” tegasnya. 

    Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkap kabar terbaru mengenai rencana pembangunan kawasan legislatif dan yudikatif di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

    Dody menjelaskan, dalam rapat terbarunya Presiden Prabowo meminta agar Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melakukan studi banding ke negara timur untuk merumuskan desain kawasan tersebut.   

    “Rapat terakhir [terkait pembangunan kawasan yudikatif dan legislatif] dengan Pak Prabowo mengatakan diminta studi banding ke seingat saya tiga negara deh. Mesir, Turki dan India,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Kamis (13/2/2025).

  • Apple Siap Investasi Rp 8.145 T di Amerika, Trump Terima Kasih

    Apple Siap Investasi Rp 8.145 T di Amerika, Trump Terima Kasih

    Jakarta

    Apple bakal menggelontorkan investasi sebesar USD 500 miliar atau sekitar Rp 8.145 triliun di Amerika Serikat untuk empat tahun ke depan.

    Dalam investasi ini, Apple salah satunya akan membangun pabrik besar untuk memproduksi server kecerdasan buatan (AI) dan merekrut 20 ribu pegawai baru di sektor riset dan pengembangan.

    Termasuk juga di dalamnya adalah anggaran untuk membeli komponen dari pemasok di Amerika hingga proses produksi serial TV dan film untuk layanan Apple TV+. Namun Apple tak mau mengungkap berapa banyak dana yang sebelumnya memang sudah dianggarkan untuk pembelian di Amerika, misalnya untuk Corning yang memproduksi lapisan kaca untuk iPhone.

    Rencana ini diungkap Apple setelah CEO Tim Cook bertemu dengan Presiden Donald Trump. Seperti diketahui, saat ini banyak produk Apple yang dirakit di China, dan produk-produk tersebut akan terkena aturan pajak baru, berupa tambahan pajak sebesar 10% jika dikirimkan ke Amerika.

    Trump menanggapi rencana Apple ini secara posifit. Dalam postingannya di Truth Social, Trump berterima kasih pada Apple dan Cook dan menyebut langkah ini memperlihatkan kepercayaan Apple pada pemerintahan Trump.

    Sebelumnya produk Apple juga mendapat keringanan pajak saat Trump menjabat sebagai presiden pada periode pertamanya, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (26/2/2025).

    “Komitmen ini menjadi gestur politis terhadap pemerintahan Trump,” kata Gil Luria,” analis dari D.A Davidson, yang sebelumnya memperkirakan Apple sudah berkomitmen untuk mengeluarkan dana sebesar USD 150 miliar pertahun di Amerika Serikat.

    “Bahkan tanpa menambah (investasi) besar, mereka hanya perlu tiga sampai empat tahun untuk memenuhi kewajibannya,” tambah Luria.

    Sebelumnya Apple pernah mengeluarkan pernyataan serupa soal investasinya di Amerika Serikat pada 2018, saat periode pertama Trump menjadi presiden Amerika Serikat. Saat itu, Apple menyebut akan berkontribusi sebesar USD 350 miliar selama lima tahun.

    Saat ini banyak produk consumer Apple dirakit di luar Amerika. Hanya ada beberapa komponen yang dibuat di Amerika, antara lain adalah chip dari Broadcom, Skyworks Solutions, dan Qorvo.

    (asj/afr)

  • AS dan Ukraina Disebut Setujui Syarat Kesepakatan soal Sumber Daya Alam

    AS dan Ukraina Disebut Setujui Syarat Kesepakatan soal Sumber Daya Alam

    Jakarta

    Salah satu pejabat Ukraina menyebut Amerika Serikat (AS) dan Ukraina telah menyetujui syarat kesepakatan sumber daya alam dan rekonstruksi. Pejabat Ukraina itu mengatakan hal ini dilakukan agar Ukraina aman dan damai.

    Dilansir CNN, Rabu (26/2/2025), sumber yang merupakan pejabat Ukraina mengatakan persyaratan tersebut disetujui setelah “segala sesuatu yang tidak dapat diterima dikeluarkan dari perjanjian, dan sekarang dijelaskan dengan lebih jelas bagaimana perjanjian ini akan berkontribusi terhadap keamanan dan perdamaian Ukraina”.

    AS sendiri belum mengonfirmasi apakah syarat-syarat kesepakatan telah disepakati. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington dalam beberapa hari mendatang.

    “Saya dengar dia akan datang pada hari Jumat. Tentu saja saya tidak keberatan jika dia mau, dan dia ingin menandatanganinya bersama saya. Dan saya memahami bahwa ini adalah masalah besar, masalah yang sangat besar,” kata Presiden AS Donald Trump, Selasa (25/2).

    Untuk diketahui, kabar mengenai kesepakatan syarat ini muncul setelah sumber yang sama mengatakan kepada CNN pada Senin (24/2) bahwa Ukraina siap menyetujui kesepakatan yang akan memberi Amerika Serikat akses terhadap mineral tanah jarang sebagai imbalan atas keterlibatan AS dalam dana rekonstruksi untuk Ukraina.

    Sumber tersebut mengatakan Amerika menolak jaminan keamanan yang dimasukkan dalam rancangan tersebut. Kata-kata yang tepat mengenai keamanan Ukraina dalam rancangan terbaru tersebut masih belum jelas.

    Untuk diketahui, Trump meminta tanah jarang dan mineral lainnya di Ukraina senilai USD 500 miliar sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan AS kepada Kyiv. Namun, permintaan itu ditolak Zelensky.

    Seorang sumber mengatakan kepada CNN, Zelensky tidak dapat menerima versi kesepakatan tersebut karena tidak memuat “kewajiban” Amerika, sementara Ukraina “diharapkan untuk menyediakan segalanya.” Sejak saat itu, ada tanda-tanda bahwa kedua pemimpin semakin mendekati kesepakatan.

    Lihat juga Video: Trump Sebut Zelensky akan ke AS, Bahas Apa?

    (zap/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Setujui Perjanjian Mineral, Trump: Zelensky akan ke AS Hari Jumat untuk Tanda Tangan – Halaman all

    Ukraina Setujui Perjanjian Mineral, Trump: Zelensky akan ke AS Hari Jumat untuk Tanda Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina menyetujui persyaratan kesepakatan logam tanah jarang dengan Amerika Serikat (AS), menurut pernyataan seorang pejabat Ukraina.

    “Pejabat pemerintah kini tengah mengerjakan rinciannya,” kata pejabat Ukraina yang meminta identitasnya dirahasiakan.

    Pejabat itu mengatakan AS telah menghapus paragraf yang tidak dapat diterima dari perjanjian mineral.

    “Washington menghapus semua item yang tidak sesuai dengan kami, terutama yang terkait dengan 500 miliar dolar,” katanya, mengacu pada permintaan AS agar Ukraina mengembalikan bantuan dari AS dengan mineral yang setara dengan nilai tersebut.

    Surat kabar Financial Times melaporkan, “Washington akan mengambil 50 persen pendapatan dari dana logam tanah jarang di Ukraina.”

    “Perjanjian logam langka antara Kyiv dan Washington juga mencakup minyak dan gas,” lanjut laporan tersebut.

    Sementara itu, Bloomberg mengutip sumber informasi yang mengatakan perjanjian logam antara Amerika Serikat dan Ukraina tidak mencakup jaminan keamanan khusus apa pun.

    Para pejabat AS mengatakan kepada Bloomberg bahwa menghubungkan Ukraina secara ekonomi dengan Amerika Serikat akan memberikan perisai keamanan de facto.

    Trump: Zelensky akan ke Washington untuk Tandatangani Perjanjian Mineral

    Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Rabu (26/2/2025), bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, akan tiba di Washington pada hari Jumat (28/2/2025) untuk menandatangani perjanjian logam tanah jarang.

    “Zelensky ingin datang ke Washington untuk menandatangani perjanjian tanah jarang. Saya dengar Zelensky akan berada di Washington pada hari Jumat,” kata Donald Trump.

    “Kesepakatan logam dengan Ukraina bisa bernilai satu triliun dolar, dan kami menghabiskan 350 miliar dolar di Ukraina dan kami ingin mendapatkannya kembali,” lanjutnya.

    Presiden AS menyatakan keyakinannya bahwa masalah perang di Ukraina akan segera teratasi.

    Ia juga mencatat kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian yang dapat diterima semua pihak di Ukraina.

    Donald Trump menekankan pengiriman senjata ke Ukraina dapat terus berlanjut hingga kesepakatan damai tercapai.

    Sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang ingin segera mengakhiri perang.

    Ukraina Minta Jaminan Keamanan dari AS dan Sekutu Eropa

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan ia mungkin akan menandatangani perjanjian tersebut dengan syarat AS harus memberikan jaminan keamanan.

    Selain dari AS, Zelensky juga meminta jaminan keamanan dari negara-negara pendukungnya di Eropa.

    Selasa kemarin, Zelensky mengatakan Inggris, Norwegia, dan Spanyol akan memberikan sekitar 10,5 miliar dolar dalam bentuk bantuan militer, energi, dan kemanusiaan untuk Ukraina.

    Swedia juga akan memberikan dukungan pertahanan udara kepada negaranya, sementara Denmark, Norwegia, Estonia, dan Lithuania akan memberikan paket dukungan militer.

    Dua minggu lalu, Donald Trump mengatakan ia ingin menjadi penengah dalam perundingan antara Rusia dan Ukraina yang akan mengakhiri perang kedua negara tersebut yang berlangsung sejak tahun 2022.

    Donald Trump juga menekan Ukraina untuk mengembalikan bantuan senilai 500 miliar dolar yang diberikan AS kepada Ukraina untuk melawan Rusia dan menuntut pengembaliannya dalam bentuk perjanjian logam tanah jarang atau mineral apapun di Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina