Perusahaan: Dana

  • Komdigi Segera Bertemu Kemenhub Bahas Biaya Aplikasi Grab-Gojek Cs

    Komdigi Segera Bertemu Kemenhub Bahas Biaya Aplikasi Grab-Gojek Cs

    Bisnis.com, TANGERANG – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bakal berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Ketenagakerjaan terkait dengan aturan biaya aplikasi bagi ojek online.

    Diketahui, perusahaan aplikasi transportasi daring diduga saat ini masih memotong biaya aplikasi melebihi batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 20%.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan bahwa koordinasi ini dilakukan karena aturan ini tidak hanya berada dalam ruang lingkup Komdigi.

    “Karena sebetulnya persoalan itu (biaya aplikasi) bukan cuma hanya di Komdigi tapi itu melibatkan banyak sektor lain,” kata Nezar saat ditemui di kawasan BSD, Rabu (22/1/2025).

    Terkait ditanya apakah koordinasi dengan dua Kementerian tersebut akan memunculkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri atau tidak, Nezar enggan untuk menjawab tersebut.

    Namun dirinya menuturkan pertemuan dengan dua Kementerian tersebut perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah biaya aplikasi yang seharusnya berada diangka 20%.

    “Ya dibutuhkan satu pertemuan dulu ya antar Kementerian terkait nanti kalau sudah ada hasilnya saya kasih tau,” ucapnya.

    Asosiasi Minta Biaya Aplikasi di Bawah 20%

    Adapun, Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia meminta agar pemerintah dan aplikator Grab-Gojek menurunkan potongan biaya aplikasi menjadi 10% dari sebelumnya 20%.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KP No.1001 Tahun 2022, potongan biaya aplikasi untuk pengemudi maksimal sebesar 20%. 

    Namun, kenyataannya di lapangan, sejumlah aplikator bahkan memotong hingga 30%, dengan alasan dana tersebut akan dikembalikan untuk kesejahteraan mitra. 

    Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyampaikan rasa kekecewaan karena pihak regulator tidak dapat berbuat banyak dalam pemotongan biaya aplikasi. 

    Biaya aplikasi yang besar membuat mitra driver sengsara sehingga dia berharap biaya tersebut dapat diturunkan menjadi 10%. Pemerintah juga diminta menindak tegas aplikator yang menaikan biaya aplikasi melebih batas. 

    “Kami menyayangkan pihak pemerintah atau regulator tidak bisa berbuat apapun ataupun berikan sanksi kepada aplikator yang melanggar regulasi resmi dari pemerintah,” kata Igun.

  • Naik Tank Amfibi, Titiek Soeharto Turun Gunung Tinjau Pembongkaran Pagar Laut Tangerang

    Naik Tank Amfibi, Titiek Soeharto Turun Gunung Tinjau Pembongkaran Pagar Laut Tangerang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto turun langsung memantau pembongkaran pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu, (22/1/2025).

    Titiek bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menaiki tank amfibi jenis LVT-7. Ada dua kendaraan tempur LVT yang diturunkan.

    Hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Trenggono dan Wamen KKP Didit Herdiawan.

    Petugas targetkan pencabutan pagar laut sampai 5 Km hari ini. Dan akan dilakukan secara bertahap. Sebelumnya telah dicabut sepanjang 2,2 kilometer saat pencabutan pada 18 Januari lalu.

    Titek meminta agar pelaku pemagaran laut diusut tuntas dan menuntut biaya ganti rugi dalam proses pembongkaran yang menggunakan biaya.

    “Saya berharap siapa yang menanam, kan pakai uang yang nyabut mestinya mereka juga. Kalau toh sekarang aparat kita nyabut kan pakai dana, mudah-mudahan kita (bisa) tuntut mereka harus ganti,” kata Titiek.

    Sebelumnya, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid menyatakan, pagar laut itu telah bersertifikat.

    Terdapat 263 bidang yang memiliki sertifikat hak guna bangunan (HGB). Rinciannya, milik PT Intan Agung Makmur sebanyak 234 bidang, milik PT Cahaya Inti Sentosa sebanyak 20 bidang. Lalu 9 bidang atas nama perorangan dan 17 bidang yang memiliki surat hak milik (SHM).

    “263 bidang dalam bentuk SHGB. Atas nama PT Intan Agung Makmur sebanyak 234 bidang dan atas nama PT Cahaya Inti Sementara Sentosa sebanyak 20 bidang,” ungkap Nusron Wahid, belum lama ini. (*)

  • Mandiri Remittance Perkuat Layanan Transfer untuk PMI di Malaysia

    Mandiri Remittance Perkuat Layanan Transfer untuk PMI di Malaysia

    Jakarta

    Bank Mandiri melalui anak usahanya, Mandiri International Remittance Sdn Bhd (MIR), memperkokoh komitmen dalam menghadirkan layanan keuangan inklusif bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan nasabah, MIR telah meluncurkan aplikasi inovatif bertajuk MANDIRI REMIT pada Semester II 2024 lalu.

    Aplikasi ini, dirancang khusus untuk memudahkan proses transfer dana lintas negara dengan efisiensi tinggi, keamanan, serta biaya yang sangat kompetitif. MANDIRI REMIT memberikan kemudahan bagi PMI untuk mengirimkan dana dari Malaysia ke Indonesia, maupun ke sembilan negara lainnya seperti Bangladesh, Nepal, Pakistan, Singapura, Thailand, Filipina, India, Hong Kong, dan Vietnam.

    Presiden Direktur MIR Fitri Wahyu Adihartati menjelaskan, sebagai perusahaan pengiriman uang dengan lisensi dari Bank Negara Malaysia sejak 2009, MIR telah mengelola lebih dari 100 ribu rekening nasabah, yang mayoritas merupakan PMI di Malaysia.

    “Dengan adanya MANDIRI REMIT, nasabah dapat menikmati biaya administrasi yang murah dan kurs transfer yang sangat kompetitif, menjadikan layanan ini sebagai solusi ideal bagi PMI,” ujar Fitri dalam keterangan tertulis, Selasa (21/1).

    Lewat rangkaian inovasi tersebut, frekuensi transaksi remitansi MIR terus meningkat, mencapai 80 ribu lebih pada tahun 2024, meningkat 8,9% secara year on year (YoY). Di samping itu, pada periode yang sama volume transaksi remitansi turut meningkat sebesar 17,2% secara YoY.

    “Kami memahami pentingnya pengiriman dana yang cepat, aman, dan terjangkau bagi PMI di Malaysia. Dengan MANDIRI REMIT, kami ingin memberikan pengalaman transaksi yang lebih baik, sekaligus mendukung pengelolaan keuangan mereka secara keseluruhan,” ujar Fitri.

    Tidak hanya fokus pada transaksi, MIR juga aktif dalam mendukung pemberdayaan PMI melalui program Mandiri Sahabatku. Program yang telah berjalan sejak 2007 ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan PMI, membantu mereka memahami pengelolaan keuangan, serta memberikan bekal kewirausahaan untuk mendukung kesiapan finansial mereka saat kembali ke Tanah Air serta meningkatkan lapangan kerja.

    Program Mandiri Sahabatku lanjut Fitri, merupakan inisiatif strategis Bank Mandiri untuk meningkatkan kemandirian ekonomi PMI yang selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Dengan fokus pada edukasi perencanaan keuangan dan pengembangan keterampilan usaha, program ini diharapkan dapat mendukung PMI dalam membangun stabilitas finansial secara berkelanjutan.

    MIR juga terus mempererat kolaborasinya dengan Bank Mandiri, dalam menghadirkan inovasi layanan perbankan yang semakin inklusif. Kini, melalui superapp Livin’ by Mandiri, PMI di Malaysia dapat dengan mudah membuka rekening secara digital dan menikmati beragam solusi finansial, selaras dengan visi Kementerian BUMN Membina usaha mikro dan usaha kecil agar lebih tangguh dan mandiri.

    “Seluruh inisiatif ini, mencerminkan komitmen Bank Mandiri dalam memimpin transformasi digital perbankan melalui akselerasi layanan yang inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Fitri.

    (anl/ega)

  • Australia Selidiki Kapal Asing Termasuk dari RI yang Jumlahnya Tak Pernah Sebanyak Ini

    Australia Selidiki Kapal Asing Termasuk dari RI yang Jumlahnya Tak Pernah Sebanyak Ini

    Jakarta

    Suatu hari, di tengah badai musim hujan, sebuah helikopter bergerak dengan cepat menukik di sepanjang pantai utara Australia, menjelajahi hutan bakau dan sungai untuk mencari target yang bersembunyi.

    Ini adalah taktik terbaru untuk membereskan masalah kapal asing yang beroperasi secara ilegal di perairan Australia.

    Menurut pihak berwenang, jumlahnya “tidak pernah sebanyak ini.”

    Pertanyaan tentang siapa yang sebenarnya membiayai armada tersebut juga muncul, dengan pihak keamanan mengonfirmasi mereka sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan dengan kejahatan terorganisasi di luar Australia.

    Bila dilihat dari atas, kapal-kapal tersebut sulit dikenali.

    Foto dan video terbaru memperlihatkan kapal-kapal kecil dan datar yang sengaja disembunyikan di sungai-sungai pesisir, dicat dengan warna gelap dan ditutupi dengan cabang-cabang pohon.

    Seorang awak kapal penangkap ikan Indonesia ditemukan di hutan bakau di Arnhem Land, pada bulan Desember 2024. (Foto: Northern Land Council)

    Perahu Indonesia lainnya ditemukan oleh sebuah perusahaan produksi film di pesisir Kimberley. (Foto: Wild Pacific Media)

    Kapal-kapal tersebut sulit dikenali dari udara. (Foto: Wild Pacific Media)

    “Medannya sangat terjal, dengan pasang surut yang besar, buaya, hiu, lumpur yang dalam, suhu dan kelembaban yang tinggi,” ujar pengawas Australian Border Force Justin Donaldson.

    “Jadi, ini adalah area yang sangat sulit untuk beroperasi.”

    Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah federal Australia telah menambah sumber daya manusia untuk mencoba mencegat kapal-kapal tersebut.

    Mereka seolah bermain kucing-kucingan di sepanjang puluhan ribu kilometer garis pantai.

    Beberapa kapal ini telah mengantarkan sekelompok pencari suaka dan migran ke tepi pantai, tetapi sebagian besar darinya adalah kapal nelayan dari Indonesia.

    Penjaga hutan Aborigin dan operator pariwisata lokal menemukan pria China berkeliaran di jalur semak-semak, dan nelayan Indonesia melambaikan tangan dari pantai yang indah.

    Muncul kekhawatiran terhadap kesejahteraan nelayan muda miskin, yang beberapa meninggal di perairan Australia karena putus asa ketika mencari tangkapan bernilai tinggi.

    “Sah-sah saja untuk menganggap ini sebagai masalah pelik, tidak ada satu solusi mudah,” ujar peneliti Natasha Stacey.

    Menurutnya banyak yang setuju Australia perlu mencari cara baru, selain menghentikan kapal, untuk mengatasi masalah penawaran dan permintaan yang berujung perdagangan.

    “Hampir mustahil untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal Indonesia di perairan Australia, karena kualitas ikan kita yang terbaik di dunia — yang akan sangat menggoda nelayan di seberang laut,” katanya.

    “Saya kira sudah saatnya kita mencoba sesuatu yang baru.”

    Sejarah panjang nelayan Indonesia

    Penduduk Asia Tenggara telah tinggal di kawasan pantai utara, yang kini disebut Australia, selama ratusan tahun.

    Awak kapal Makassar mendirikan kemah jauh sebelum perantau dari Inggris menginjakkan kaki.

    Batas-batas maritim saat ini baru ditetapkan pada tahun 1970-an dan 80-an, sementara jumlah kapal naik dan turun selama beberapa dekade sejak saat itu, tetapi tidak pernah berhenti.

    Otoritas Pengelolaan Perikanan Australia (AFMA) menggambarkan masuknya kapal saat ini sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    “Bisa dibilang ini belum pernah terjadi sebelumnya, sejak 2023 jumlahnya sangat tinggi,” kata manajer umum perikanan AFMA, Justin Bathurst.

    “Faktor yang mendorong kenaikan ini adalah keuangan.

    “Ada risiko ekonomi dan keselamatan terkait penangkapan ikan ilegal, tetapi sayangnya yang kami lihat adalah keuntungan finansial yang lebih besar daripada risikonya — itulah umpan balik yang kami terima dari para nelayan Indonesia.”

    Menurut Pemerintah Indonesia, sekitar setengah dari awak kapal berlayar dari Sulawesi Tenggara.

    Para pria dari pesisir terus menangkap ikan di perairan setempat, tetapi dengan semakin sedikitnya jumlah ikan dan hilangnya teripang di terumbu karang, semakin banyak yang berlayar lebih jauh ke selatan ke perairan Australia.

    Apakah ini kejahatan terorganisasi?

    Pertanyaannya kini beralih ke siapa yang membiayai armada kapal.

    Penduduk pesisir seperti Peter Tucker percaya perdagangan ilegal kini lebih terorganisasi daripada oportunistik.

    Dia mengelola tempat penyewaan perahu penangkap ikan dari sebuah kamp di pesisir Kimberley yang terpencil, dan dalam beberapa bulan terakhir telah membantu memandu perahu patroli ke tempat para nelayan bersembunyi.

    “Selama setahun terakhir jumlah perahu telah meningkat pesat, dan yang menonjol adalah betapa santai dan beraninya para nelayan,” katanya.

    “Jika ini terjadi di pantai timur Australia, akan ada unjuk rasa di seluruh negeri.

    “Dan dengan jumlah kapal saat ini, saya rasa mereka tidak akan datang untuk membawa pulang makanan, saya yakin mereka memasok rantai komersial besar yang memasok ke Asia Raya.”

    AFMA telah mengonfirmasi mereka bekerja sama dengan Kepolisian Federal Australia di lapangan untuk melakukan penyelidikan.

    “Sejumlah [kapal] penangkap ikan ilegal yang kami lihat didanai, baik melalui kejahatan terorganisasi atau melalui cara lain,” ujar Justin dari AFMA.

    “Ini belum tentu hanya usaha penangkapan ikan kecil yang dijalankan pemilik dan operator.

    “Kami ingin mengetahui dari mana datangnya dana itu sehingga kami dapat menangani masalah ini dari akarnya, dan itu juga bagian dari pembicaraan kami dengan pihak berwenang di Indonesia.”

    Lebih dari 100 nelayan ditangkap dan dituntut tahun lalu, dan sidang pengadilan telah mengungkap latar belakang kemiskinan dari para pemuda yang terlibat.

    Sebagian besar berpendidikan rendah, menghidupi keluarga, dan beberapa akan kembali ke rumah setelah menjalani hukuman penjara di Australia dengan utang ribuan dolar, harus membayar kembali kapal-kapal yang dibakar di laut oleh otoritas Australia.

    Dalam sebuah sidang baru-baru ini, seorang pengacara yang mewakili beberapa nelayan merangkum situasi mereka.

    “Kami berpikir orang-orang ini bisa sampai ke sini karena faktor kemiskinan, dan pada akhirnya datang mencari uang untuk kehidupan yang lebih baik. Mereka hampir tidak menemukan cara untuk membayar denda,” kata pengacara tersebut di hadapan pengadilan.

    “Ini adalah operasi yang agak tidak canggih, tanpa lemari es di atas kapal, tidak ada sistem GPS berteknologi tinggi, para pria itu mengandalkan kompas dan telepon untuk berlayar.”

    Hakim mengaku kesulitan dalam menerapkan hukuman, dan mengatakan bahwa: “Meskipun pengadilan tidak ingin menjebloskan nelayan Indonesia ke penjara … Anda harus tahu bahwa jika Anda kembali, hukumannya akan lebih tinggi dan lebih berat.”

    Kekhawatiran lainnya adalah para nelayan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melakukan perjalanan ilegal, dengan laporan tentang orang yang tenggelam dalam badai siklon dan nelayan yang dibunuh buaya.

    Jadi, apa yang diperlukan untuk mengubah pengambilan keputusan agar tidak mendekati benua Australia secara ilegal?

    Mencari solusi jangka panjang

    Natasha Stacey adalah ilmuwan sosial yang telah meneliti komunitas nelayan Indonesia selama dua dekade.

    Ia mengatakan undang-undang dan batas wilayah saat ini perlu dikaji ulang.

    “Salah satu masalah dengan [nota kesepahaman] tahun 1974 dan amandemennya adalah bahwa nota tersebut pada dasarnya sudah ketinggalan zaman,” jelasnya.

    “Jadi selama 30 tahun terakhir, akademisi dan komentator telah meminta pemerintah Australia dan Indonesia untuk berdiskusi dan mempertimbangkan kembali pengaturan tersebut.”

    Undang-undang saat ini mengizinkan awak kapal Indonesia untuk menangkap ikan dengan cara “tradisional” di wilayah seluas 50.000 kilometer persegi di sepanjang perbatasan laut.

    Namun, sebagian besar nelayan menggunakan perahu bermotor yang dilarang, sehingga apa yang disebut kotak MOU sebagian besar tidak diperlukan lagi.

    Profesor Stacey mengatakan Australia gagal memenuhi komitmennya untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang kehilangan akses ke perairan tempat mereka mencari ikan selama ratusan, bahkan ribuan tahun.

    “Kami benar-benar melihat sangat sedikit pembangunan masyarakat, jadi ada peluang di sana,” katanya.

    “Apa yang akan terjadi jika Australia dan Indonesia dapat bekerja sama dengan masyarakat nelayan terpilih selama periode lima hingga 10 tahun, dan menerapkan beberapa kegiatan pembangunan yang dapat … mengurangi keterlibatan mereka dalam kegiatan ilegal dari waktu ke waktu?

    “Kami juga dapat melihat beberapa peluang untuk memberi lisensi kepada beberapa nelayan dengan kepentingan historis yang mapan, untuk memberi mereka semacam kuota.”

    Muncul kebingungan mengenai rencana jangka panjang apa yang menjadi prioritas pemerintah Australia dan Indonesia.

    Dalam pernyataan terbarunya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk mengembangkan “program mata pencaharian alternatif bagi nelayan Indonesia yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis masing-masing wilayah”.

    Namun, Pasukan Perbatasan Australia, yang telah menandatangani serangkaian perjanjian baru-baru ini dengan Indonesia terkait penangkapan ikan ilegal, tidak mengonfirmasi pernyataan ini.

    Artikel ini diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Kapal Ikan Vietnam Kabur Dikejar Petugas di Laut Natuna’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • YBM PLN dan LMI Pasuruan Luncurkan Budidaya Lele di Rusunawa Tambaan

    YBM PLN dan LMI Pasuruan Luncurkan Budidaya Lele di Rusunawa Tambaan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN bekerja sama dengan Laznas LMI (Lembaga Manajemen Infaq) Pasuruan resmi meluncurkan program agropreneur Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Ternak Lele Mandiri Bersatu di Rusunawa Tambaan. Program ini dirancang untuk memberdayakan ekonomi masyarakat setempat melalui budidaya ternak lele, khususnya bagi warga di lingkungan Rusunawa Tambaan.

    Perwakilan Kelurahan Tambaan, Mamuk Eko, menyampaikan harapannya agar program ini dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian warga sekitar.

    “Harapan kami mewakili Bapak Camat Tambaan semoga program ini dapat berdampak dalam rangka menopang perekonomian masyarakat Tambaan, terutama di lingkungan Rusunawa ini,” ujar Mamuk Eko.

    Hal senada disampaikan oleh perwakilan Dinas Perikanan Pasuruan, Wawan, yang menjelaskan bahwa program ini dilaksanakan melalui budidaya ikan lele dengan fasilitas tiga kolam yang telah dibangun.

    “Diharapkan dapat memunculkan potensi masyarakat agar berkembang lebih baik lagi di masa mendatang,” ungkapnya.

    Perwakilan dari Laznas LMI, Iqbal, mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai pihak. Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil sinergi antara YBM PLN dan Laznas LMI, didanai oleh zakat pegawai PLN.

    “Program bantuan ini merupakan sinergi antara YBM PLN dan Laznas LMI yang sumbernya berasal dari alokasi dana zakat para pegawai PLN selaku donatur. Maka dari itu, kami juga menyampaikan salam permohonan maaf dan doanya dari teman-teman YBM PLN agar rezekinya semakin dilimpahkan dan urusannya dilapangkan oleh Allah SWT,” ujar Iqbal.

    Tokoh masyarakat setempat yang diwakili oleh Ibu RW dan UPT Rusunawa juga menyampaikan rasa syukur atas peluncuran program ini. Mereka berharap program ini dapat berjalan secara berkelanjutan dengan dukungan pendampingan dan monitoring rutin.

    Acara ini diakhiri dengan peninjauan lokasi budidaya ternak lele di tiga kolam yang terletak di samping bangunan Rusunawa. Para anggota KUBE Mandiri Bersatu tampak antusias menjelaskan potensi dan rencana prospek budidaya lele tersebut.

    Program agropreneur KUBE Ternak Lele Mandiri Bersatu ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di sektor perikanan. Dukungan dari dinas terkait dan fasilitator diharapkan dapat memperkuat keberlangsungan program ini. [ada/beq]

  • Opini: Memilih Kembali Nuklir

    Opini: Memilih Kembali Nuklir

    Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis energi sepanjang 2024 ditandai dengan beramai-ramainya perusahaan digital memilih nuklir sebagai sumber energi untuk data centre-nya. Amazon, Microsoft, dan Google berkomitmen untuk memanfaatkan nuklir guna mendukung pertumbuhan bisnis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang pesat.  

    Nuklir saat ini menyumbang sekitar 10% dari pasokan listrik dunia dan signifikan mendukung dekarbonisasi di berbagai negara (IEA, 2024). Per Mei 2024, terdapat 440 reaktor nuklir beroperasi di 32 negara dengan kapasitas 392 GW.

    Amerika Serikat mempunyai nuklir terbanyak yaitu 94 unit, disusul oleh China dan Perancis yang sama-sama mengoperasikan 56 unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Disamping yang sudah beroperasi, terhitung Juli 2024, sebanyak 59 PLTN sedang dikembangkan di China dan satu unit di Pakistan. 

    Pertumbuhan energi nuklir mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan teknologi, dinamika geopolitik, isu lingkungan, dan persepsi publik. Kecelakaan nuklir di Three Mile Island pada 1975, Chernobyl pada 1986, dan Fukushima pada 2010, jelas berimbas signifikan terhadap perkembangan nuklir global.

    Setelah medio 2012—2020, banyak negara mengendorkan pengembangan PLTN, meskipun China dan India justru intensif membangun nuklir untuk mendukung pertumbuhan ekonominya. Kapasitas nuklir kembali tumbuh kendati lambat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) 0,6%, dari kapasitas 370 GW pada 2010 menjadi 392 GW pada 2020.

    Berbeda dengan pandangan publik, beberapa studi menunjukkan bahwa nuklir memiliki risiko tingkat kematian paling rendah dibanding pembangkit listrik lainnya.

    Jika PLTU batu bara memiliki laju kematian antara 24,62—32,73 per TWh listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik BBM mencapai 18,43TWh; biomassa 4,63 TWh; pembangkit berbahan bakar gas 2,82 TWh; pembangkit hidro 1,3 TWh; energi angin 0,04 TWh, dan nuklir hanya 0,03 TWh, disusul paling rendah pembangkit surya 0,02 TWh (Markandya & Wilkinson, 2007; Sovacool et al., 2016; UNSCEAR, 2008; & 2018). 

    DAMPAK LINGKUNGAN RENDAH

    Nuklir juga memiliki dampak lingkungan paling rendah dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Untuk setiap 1 GWh produksi listrik, pembangit listrik tenaga uap (PLTU) menghasilkan emisi CO2 970 ton, disusul pembangkit BBM 720 ton, pembangkit gas 440 ton, biomassa 78—230 ton, pembangkit hidro 24 ton, energi angin 11 ton, dan nuklir 6 ton (IPP ARS, 2014; UNECE, 2020; Ember Energy, 2021).

    Sebenarnya Indonesia telah memposisikan dirinya sebagai negara nuklir sejak 1956, sesudah Presiden Soekarno mengadakan kunjungan kenegaraan ke AS dan mencanangkan “Nuklir Untuk Maksud-Maksud Damai”.

    Pada 1958 dibentuklah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Setelah itu dibangunlah reaktor atom pertama di Bandung yang mulai beroperasi pada 1965, disusul reaktor atom RA Kartini di Yogyakarta pada 1979, dan reaktor atom GA Siwabessy di Serpong Jawa Barat pada 1987.  

    Namun di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang dikenal antinuklir, persiapan pengembangan PLTN stagnan dan malah mundur ke belakang. Pada 2011, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah dicanangkan rencana pembangunan PLTN ini, dan digelontorkan dana yang besarnya signifikan untuk kegiatan studi kelayakan, survei lokasi dan sosialisasi kepada masyarakat.  

    Di era Presiden Joko Widodo, isu nuklir seolah-oleh terlupakan dan jalan di tempat. Alih-alih melanjutkan rencana pengembangan PLTN, Jokowi malah meggenjot pembangunan PLTU batu bara secara masif lewat program nasional 35.000 MW pembangkit listrik.

    Isu nuklir kembali hangat di Tanah Air setelah Hasjim Djojohadikusimo, Ketua Delegasi Indonesia untuk COP-29, menyatakan pada 19 November 2024 di Baku, Azerbaijan bahwa Indonesia akan membangun PLTN berkapasitas 5 GW hingga 2040.

    Sebelumnya pembangunan PLTN sudah masuk dalam dokumen Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) pada 2023. 

    Merujuk pada kriteria dan pendekatan strategic planning (Johson and Schols, 1993), jika memang Indonesia serius mau memanfaatkan nuklir sebagai salah pemasok listrik beban dasar, pertanyaan fundamentalnya berapa kapasitas yang layak dibangun, kapan, dan di mana?

    Selanjutnya berdasarkan teori adopsi teknologinya Rogers (1962), terdapat beberapa faktor penentu yang perlu dipertimbangkan yaitu skala penerimaan publik, risiko operasional khususnya risiko geologi, pengelolaan limbah nuklir, dan ketergantungan bahan bakar serta teknologi.

    Diperlukan inovasi untuk pembangunan serta pengoperasian jenis pembangkit nuklir dengan penggunaan seminimal mungkin sumber daya seperti air baku, tanpa mengurangi keandalan produksi listrik, tingkat keamanan, dan bisa mengurangi dampak lingkungan secara signifikan.

    Dalam jangka panjang, pemanfaatan unit produksi bahan bakar nuklir yang sudah ada misalnya, akan lebih efisien dan memberi banyak benefit dibanding membangun unit produksi baru (Merk et al, 2017).

    Indonesia perlu belajar dari Finlandia bagaimana bisa membangun pembangkit nuklir Olkiluoto 3 dan sukses beroperasi sejak 2013, tanpa resistensi yang berarti dari masyarakat bahkan sesudah terjadinya kecelakaan PLTN Fukushima.

    Aspek yang tak kalah pentingnya adalah faktor ketergantungan terutama pasokan bahan bakar maupun teknologi kepada pihak luar.

    Jangan sampai pengembangan nuklir malah membuat Indonesia menjadi tergantung kepada suatu negara atau institusi asing. Hal yang jelas tidak sejalan dengan semangat “swa sembada energi” dari Presiden Prabowo Subianto. 

     

  • Rahasia Manfaatkan January Effect Tanpa Jual Aset Berharga

    Rahasia Manfaatkan January Effect Tanpa Jual Aset Berharga

    Jakarta

    Periode perdagangan di bulan Januari biasanya menjadi momen yang ditunggu oleh para pelaku pasar saham. Hal ini disebabkan oleh fenomena penguatan saham, atau yang dikenal dengan sebutan ‘January Effect’.

    Banyak yang percaya, pasar saham cenderung naik di awal tahun pada bulan Januari. Tentu ini menjadi peluang emas bagi para investor yang ingin meningkatkan portofolio mereka. Namun apakah fenomena ‘January Effect’ benar adanya?

    Mengenal January Effect, Apa Itu?

    Secara sederhana, January Effect merupakan istilah yang merujuk pada keadaan pasar modal, di mana harga-harga saham sedang mengalami kenaikan atau cenderung menguat di dua minggu pertama bulan Januari. Adapun fenomena musiman ini pertama kali diamati oleh bankir investasi Sidney B. Wachtel pada 1942.

    Berdasarkan teori, di awal tahun khususnya di bulan Januari biasanya para investor-investor ritel menerima bonus akhir tahun. Dengan uang bonus tersebut, biasanya sering digunakan oleh para investor untuk memborong beberapa saham, setelah aksi jual akhir tahun untuk kebutuhan pajak atau aliran dana baru dari bonus akhir tahun.

    Kiat Manfaatkan January Effect untuk Raup Cuan

    Di Indonesia, jika melihat track record pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode bulan Januari setiap tahun, sejak tahun 2014 hingga 2024, cenderung menguat. Tercatat IHSG berada di level 7.163 pada hari pertama perdagangan awal tahun Kamis (2/1). Indeks saham menguat 83,30 poin atau plus 1,18 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Kenaikan ini memberi angin segar bagi investor setelah IHSG babak belur di 2024. Dengan dibukanya penguatan pada awal Januari 2025 dengan baik, tak menutup kemungkinan pada Januari 2025 akan mendapatkan berkah dari January Effect. Lantas bagaimana mengoptimalkannya untuk mengejar cuan maksimal di awal tahun?

    1. Lakukan Riset Mendalam

    Sebelum mengambil keputusan investasi, Anda perlu melakukan riset menyeluruh terhadap saham yang berpotensi menguat di bulan Januari. Perhatikan faktor fundamental seperti kinerja perusahaan, laporan keuangan, dan prospek bisnis ke depan. Pilih saham dengan fundamental kuat untuk meminimalkan risiko.

    2. Manfaatkan Diversifikasi Saham

    Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko dalam investasi. Jadi, jangan hanya berpatok pada satu jenis saham atau sektor tertentu. Sebagai gantinya, alokasikan dana Anda ke berbagai sektor dan jenis aset, seperti saham berkapitalisasi kecil, saham berkapitalisasi besar, reksa dana, atau ETF. Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya memanfaatkan peluang January Effect tetapi juga melindungi portofolio dari volatilitas pasar.

    3. Fokus pada Saham Berkapitalisasi Kecil

    Tips selanjutnya yaitu Anda bisa melirik saham small cap. Sebab saham dengan kapitalisasi kecil sering kali menunjukkan penguatan yang lebih signifikan selama January Effect dibandingkan saham berkapitalisasi besar. Hal ini karena saham kecil cenderung lebih sensitif terhadap aliran dana baru dari investor individu.

    Itulah tadi 3 strategi investasi bagi Anda yang ingin ‘memanen’ cuan maksimal di momentum January Effect ini.

    Nah, bagi Anda yang ingin mempertahankan portofolio tanpa menjual aset, bisa memanfaatkan layanan Gadai Efek dari Pegadaian.

    Gadai Efek bisa menjadi solusi mendapatkan akses ke dana pinjaman untuk menambah portofolio investasi, tanpa khawatir karena tidak menghilangkan status kepemilikan aset berharga seperti jika menjualnya. Adapun kelebihan Gadai Efek Pegadaian antara lain:

    – Proses pengajuan mudah dan dapat dilakukan secara online melalui Call Center Pegadaian.

    – Sewa modal (bunga) terjangkau.

    – Kepemilikan saham tidak berpindah.

    – Jangka waktu pelunasan fleksibel.

    – Bisa diperpanjang selama memenuhi kriteria pinjaman.

    Selain itu, layanan Gadai Efek juga aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menggunakan gadai efek pegadaian untuk memanfaatkan January Effect dapat menjadi strategi yang cerdas bagi investor yang ingin memaksimalkan peluang pasar.

    Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat memanfaatkan fenomena January Effect secara optimal tanpa mengorbankan stabilitas portofolio Anda. Informasi selengkapnya kunjungi laman sahabat.pegadaian.co.id/produk-gadai-efek.

    (ega/ega)

  • Mendagri apresiasi Desa Wantilan kelola sampah berbasis BUMDes 

    Mendagri apresiasi Desa Wantilan kelola sampah berbasis BUMDes 

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi terobosan pengelolaan sampah di Desa Wantilan, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang mengelola sampah dengan berbasis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan melibatkan masyarakat.

    Desa tersebut melakukan upaya pengolahan sampah dengan memprosesnya menjadi berbagai produk. Misalnya, dalam pengolahan sampah organik, pihak desa memanfaatkannya untuk budidaya maggot.

    “Dan itu (maggot) bisa dijual, bisa dipakai juga sendiri, karena BUMDes ini juga mengelola tanaman, ya, jagung, kemudian juga mengelola peternakan ayam, peternakan kambing,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Maggot ini kemudian diolah menjadi pakan ternak dan pupuk, sedangkan sampah non-organik diolah menjadi berbagai produk seperti kerajinan tangan.

    Selain itu, perekonomian masyarakat juga turut meningkat karena dilibatkan dalam proses pengolahan sampah. Strategi ini tentu bakal membentuk karakter budaya menjaga kebersihan, sehingga tak ada penumpukan sampah.

    “Karena [sampah] sudah ditangani dari awal, dari hulu. Bukan ditaruh semua di hilir,” jelasnya.

    Tito mengapresiasi Kepala Desa Wantilan Komarudin yang berupaya menghidupkan BUMDes dengan memanfaatkan potensi pengelolaan sampah.

    Ia mengaku baru pertama kali melihat penanganan sampah dikelola oleh BUMDes. Langkah tersebut diyakini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), sehingga memiliki kapasitas fiskal yang kuat.

    Dirinya menekankan pentingnya membangun desa mandiri secara keuangan. Menurutnya, Dana Desa yang selama ini diberikan pemerintah pusat hanyalah stimulus untuk menggerakkan desa dalam meningkatkan ekonomi melalui berbagai terobosan.

    “Buatlah ide, [Dana Desa] bukan untuk dihabisin saja. Kalau gitu nanti menengadahkan tangan terus kepada pusat,” ujar Tito.

    Kapasitas fiskal yang memadai bakal mendukung pelaksanaan berbagai program kerja yang dicanangkan pemerintah desa. Hal itu mencakup program di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

    Oleh karena itu, Tito menekankan perlunya desa berupaya meningkatkan pendapatan agar lebih tinggi dibanding belanja.

    Lebih lanjut, dia mengatakan pentingnya menjadikan desa sebagai sentra ekonomi bagi masyarakat setempat. Langkah ini diyakini akan membuat masyarakat tetap memilih desa sebagai tempat tinggal.

    Dengan demikian, masyarakat desa tidak lagi menjadikan kota sebagai tujuan untuk mencari nafkah.

    Ia tak menampik saat ini urbanisasi menjadi tantangan yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk negara maju.

    Terbukti penduduk desa berbondong-bondong pindah ke kota untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik. Akibatnya, berbagai potensi yang sebenarnya dimiliki desa tidak dapat dimanfaatkan secara optimal dan justru terabaikan.

    “Jadi kalau bahasa kita, bahasa saya, di desa itu harus dibuat masyarakatnya punya rezeki kota, tapi tinggal di desa. Rezekinya rezeki kota, gajinya gaji kota, supaya enggak berbondong-bondong lari ke kota,” pungkasnya.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • KPK Sempat Geledah Rumah Anggota DPR Satori di Cirebon untuk Dalami Kasus CSR BI

    KPK Sempat Geledah Rumah Anggota DPR Satori di Cirebon untuk Dalami Kasus CSR BI

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap telah menggeledah rumah anggoota DPR Satori di Cirebon terkait dengan kasus dugaan korupsi corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI). 

    Pada konferensi pers, Selasa (21/1/2025), Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan bahwa tim penyidik telah menggeledah beberapa lokasi untuk mencari bukti kasus tersebut. Beberapa lokasi dimaksud adalah kantor BI, kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta rumah Satori yang berada di Cirebon. 

    “Jadi beberapa waktu lalu selain penggeledahan di BI, OJK, juga kita menggeledah beberapa tempat. Salah satunya di Cirebon. Itu di tempatnya saudara S [Satori, red],” ujar Asep, dikutip Rabu (22/1/2025). 

    Pada kesempatan terpisah, Asep turut mengungkap bahwa penyidik turut menggeledah rumah dan tempat tertutup lainnya di Cirebon. Namun, dia tak memerinci lebih lanjut soal tempat-tempat yang digeledah itu. Perwira Polri bintang satu itu menyebut lokasi-lokasi yang digeledah di Cirebon memiliki keterkaitan dengan kasus dugaan korupsi CSR yang disalurkan BI.

    Asep menyebut penyidiknya saat ini telah meneliti bukti-bukti yang didapatkan dari rumah Sator maupun tempat-tempat lainnya yang digeledah. 

    Menurut Asep, lembaga antirasuah menduga bahwa dana CSR yang disalurkan bank sentral itu diterima oleh penyelenggara negara melalui yayasan. KPK menduga terjadi penyimpangan, di mana CSR diberikan ke penyelenggara negara melalui yayasan yang direkomendasikan namun tak sesuai peruntukannya. 

    Uang dana CSR, atau Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) itu pun, kata Asep, diduga sempat berpindah-pindah rekening sebelum terkumpul lagi ke satu rekening yang diduga merupakan representasi penyelenggara negara. Bahkan, dana itu sudah ada yang berubah bentuk ke aset seperti bangunan hingga kendaraan. 

    Sebagaimana dana CSR, bantuan sosial itu harusnya disalurkan ke dalam bentuk seperti perbaikan rumah tidak layak huni hingga beasiswa. 

    “Ada yang dalam bentuk bangunan, ada yang dalam bentuk kendaraan dan lain-lain. Jadi di situ penyimpangannya tidak sesuai peruntukkannya. Harusnya, dana CSR yang diberikan kepada mereka, dititipkan lah karena mereka merekomendasikan yayasan. Harusnya disalurkan.

    Untuk diketahui, KPK telah memeriksa sejumlah saksi terkait dengan kasus dugaan korupsi CSR BI. Beberapa di antaranya adalah politisi DPR yang pada periode sebelumnya menjabat di Komisi XI atau Komisi Keuangana DPR, yakni Satori dan Heri Gunawan.

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, KPK juga di antaranya telah menggeledah kantor BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2024 lalu. Salah satu ruangan yang digeledah di kompleks kantor BI adalah ruangan kerja Gubernur BI Perry Warjiyo. 

    Lembaga antirasuah mendalami bagaimana pemilihan yayasan penerima dana PSBI itu. Ada dugaan yayasan dimaksud mendapatkan dana CSR bank sentral melalui rekomendasi, atau karena terafiliasi dengan anggota Komisi XI DPR. 

    Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso memastikan bahwa penyaluran CSR BI dilakukan dengan tata kelola/ketentuan yang benar. 

    “Proses pemberian PSBI senantiasa dilakukan sesuai tata kelola/ketentuan yang benar, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan kemanfaatan,” tuturnya, Minggu (29/12/2024). 

  • Trump Kembali Berkuasa Bikin Cemas Komunitas Sains Global

    Trump Kembali Berkuasa Bikin Cemas Komunitas Sains Global

    Jakarta

    Donald Trump resmi menjalankan tugasnya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47. Kembalinya Trump berkuasa menjadi Presiden AS untuk yang kedua kali memunculkan kekhawatiran di kalangan komunitas sains global.

    Para ilmuwan di seluruh dunia telah memberikan peringatan tentang dampak kebijakannya terhadap sains, kesehatan masyarakat, iklim, dan pendanaan penelitian.

    Para ilmuwan khawatir tentang konsekuensi penarikan diri AS dari Perjanjian Iklim Paris, seperti yang terjadi di bawah pemerintahan Trump sebelumnya, saat ia menjadi Presiden ke-45 pada 2017-2021, dan Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

    Sejumlah kandidat yang disiapkan Trump untuk jabatan lembaga federal utama dalam sains juga menimbulkan kekhawatiran. Ada kecemasan atas dampaknya terhadap dunia sains. Antara lain, Robert F Kennedy Jr yang dikenal skeptis akan vaksin, kemungkinan akan memimpin Department of Health and Human Services, yang mengambil alih keterlibatan pemerintah federal di berbagai bidang mulai dari penelitian medis hingga keamanan pangan.

    Sosok lainnya termasuk para kritikus pandemi COVID-19, Jay Bhattacharya, yang diusulkan sebagai direktur National Institutes of Health (NIH), dan Lee Zeldin, yang dinominasikan sebagai direktur Environmental Protection Agency.

    “AS memiliki peran penting untuk dimainkan dalam memajukan sains dan kesehatan global. Keamanan kesehatan untuk semua negara juga bergantung pada kolaborasi global,” kata Kepala Eksekutif Wellcome John-Arne Røttingen, dikutip dari Research Professional News.

    “Pemerintahan Trump, dan departemen kesehatan yang dipimpin oleh Robert F Kennedy Jr, akan menimbulkan tantangan baru bagi sains, kesehatan, dan kesetaraan,” jelasnya.

    Berjuang untuk Sains

    Sebuah organisasi nirlaba AS, Union for Concerned Scientists, menerbitkan dua surat terbuka yang menggalang dukungan untuk sains menjelang pelantikan Trump.

    Surat pertama, yang ditandatangani oleh lebih dari 50 ribu pendukung sains, ilmuwan, dan pakar, meminta Kongres untuk menentang upaya politisasi atau menghilangkan peran, lembaga, dan penelitian federal ilmiah yang melindungi kesehatan, lingkungan, dan masyarakat.

    Surat kedua ditujukan kepada 99 senator, beberapa di antaranya memiliki peran dalam konfirmasi calon lembaga federal Trump, atas nama 28 organisasi yang mendukung integritas ilmiah. Surat itu meminta mereka untuk mempertimbangkan rasa hormat terhadap sains.

    “Secara khusus, kami mendesak Anda untuk memberikan suara menentang calon yang tidak memiliki kualifikasi yang diperlukan, memiliki konflik kepentingan yang serius, atau gagal mengakui konsensus ilmiah yang relevan dengan lembaga mereka,” tambahnya.

    Menentang Pengukuhan

    Awal sidang pengukuhan untuk Zeldin sebagai administrator Environmental Protection Agency menuai kritik dari para pencinta lingkungan. Mantan anggota kongres tersebut memiliki rekam jejak yang buruk dalam undang-undang lingkungan, sebagaimana dicatat oleh US League of Conservation Voters.

    “Dalam peran terakhirnya di pemerintahan, anggota Kongres Zeldin saat itu secara teratur memberikan suara untuk lebih banyak polusi dan lebih sedikit perlindungan kesehatan masyarakat. Ia menentang upaya untuk mendanai program asuransi banjir nasional, bahkan ketika naiknya permukaan air laut terus mengancam kampung halamannya sendiri (di Long Island) dan ia memberikan suara untuk memangkas dana secara drastis untuk badan yang sekarang ia klaim ingin ia pimpin,” kata Melinda Pierce, direktur legislatif organisasi lingkungan Sierra Club.

    “Lee Zeldin telah menyerukan pencabutan standar yang melindungi udara bersih dan air bersih. Kami menyerukan kepada anggota Senat AS untuk menentang pengukuhannya dan melindungi kehidupan dan mata pencaharian generasi ini dan semua generasi mendatang,” tegasnya.

    Kekhawatiran Ilmiah

    Para peneliti juga menyampaikan kekhawatiran atas pilihan Bhattacharya untuk memimpin NIH, yang menggambarkan dirinya sebagai penyandang dana publik terbesar di dunia untuk penelitian biomedis.

    Bhattacharya dikenal sebagai sosok kontroversial terkait perdebatan tentang karantina wilayah COVID-19. Ia menulis surat terbuka yang menyerukan strategi alternatif untuk melindungi mereka yang berisiko paling tinggi sambil membiarkan mereka yang berisiko minimal untuk ‘menjalani hidup secara normal untuk membangun kekebalan’. Seruannya ini telah membuatnya dicap sebagai ‘dokter pro-infeksi’ yang secara keliru mengklaim bahwa satu infeksi menyebabkan kekebalan yang kuat dan permanen.

    “Mengingat betapa anehnya nominasi Trump untuk jabatan tinggi, kurangnya kualifikasi Dr. Bhattacharya untuk menjadi direktur NIH seharusnya tidak mengejutkan,” kata Martin McKee, profesor bidang kesehatan masyarakat Eropa dan direktur medis di London School of Tropical Hygiene and Medicine.

    “Nominasi ini juga mengkhawatirkan mengingat kurangnya pengalamannya dalam memimpin sesuatu yang rumit. Namun, tidak mungkin untuk mengetahui apa konsekuensi dari nominasi ini dan nominasi lainnya,” tambahnya.

    “Secara ilmiah, sangat mengkhawatirkan bahwa seseorang yang sangat salah memahami pandemi harus berada di posisi ini,” kata Stephen Griffin, profesor virologi kanker di Leeds University menambahkan.

    AS Hilang dari Panggung Dunia

    Para ilmuwan juga khawatir tentang hilangnya keahlian AS dan pendanaan dari kolaborasi ilmiah global. Secara khusus, dengan AS meninggalkan WHO, akan berdampak besar. AS adalah negara donor utama WHO, yang telah menyumbang USD 1.284 miliar selama periode dua tahun dari 2022-2023.

    “Para pemimpin kesehatan di AS membawa keahlian teknis, kepemimpinan, dan pengaruh yang luar biasa dan potensi kerugian mereka dari panggung dunia akan memiliki implikasi yang sangat buruk, yang akan membuat AS dan kesehatan global menjadi lebih lemah sebagai akibatnya,” kata Røttingen.

    “Skala tantangan kesehatan yang kita semua hadapi berarti adalah kepentingan semua orang, bahwa WHO dapat beroperasi dengan kekuatan penuh dan dengan semua negara sebagai anggota yang terlibat yang memengaruhi prioritas mereka,” tutupnya.

    (rns/fay)