Perusahaan: Daily Mail

  • Penyakit Misterius Picu 143 Warga DR Kongo Tewas, Ini Gejala yang Dikeluhkan

    Penyakit Misterius Picu 143 Warga DR Kongo Tewas, Ini Gejala yang Dikeluhkan

    Jakarta

    Republik Demokratik Kongo (DRC) tengah diserang penyakit misterius yang menewaskan 143 orang. Kondisi tersebut membuat khawatir pada pejabat kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Kematian tercatat di Provinsi Kwango, di barat daya DR Kongo dan di perbatasannya dengan Angola. Pejabat setempat mengatakan para wanita dan anak-anak menjadi yang paling parah terdampak penyakit tersebut.

    Pasien yang terkena penyakit misterius tersebut mengeluhkan beberapa gejala. Tanda atau gejala yang muncul seperti flu, termasuk demam tinggi dan sakit kepala yang parah.

    Menteri Kesehatan Apollinaire Yumba mengatakan gejala lainnya yang diamati pada pasien meliputi batuk dan anemia. Yumba menyarankan penduduk untuk berhati-hati dan menahan diri dari kontak dengan mayat agar tidak terjadi kontaminasi.

    Belum Bisa Diidentifikasi

    Wakil gubernur provinsi tersebut Remi Saki dan Apollinaire Yumba mengatakan sedang mengumpulkan sampel dan melakukan analisis, untuk mengidentifikasi penyakit di balik wabah tersebut.

    “Situasinya sangat mengkhawatirkan dan jumlah korban tewas meninggal dengan cepat. Pada 25 November, dilaporkan ada 67 kematian akibat penyakit tersebut,” beber para pejabat kesehatan yang dikutip dari Daily Mail.

    Pasien yang mengidap penyakit tersebut dilaporkan meninggal di rumah mereka sendiri dan berjuang untuk mendapatkan perawatan. DRC saat ini juga tengah menghadapi wabah cacar monyet.

    Namun, sampai saat ini pejabat kesehatan setempat belum melaporkan hasil apapun dari tes tersebut. Masih belum jelas apakah pasien telah dites negatif untuk penyakit umum lainnya.

    Belum ada data yang dirilis mengenai jumlah pasien yang diduga terinfeksi atau dirawat di rumah sakit. Tidak jelas penyakit apa yang dapat menyebabkan kematian tersebut.

  • Berkaca dari Kasus Edoardo Bove, Kenapa Pesepakbola Kolaps di Lapangan?

    Berkaca dari Kasus Edoardo Bove, Kenapa Pesepakbola Kolaps di Lapangan?

    Jakarta

    Gelandang klub Italia Fiorentina, Edoardo Bove (22) membuat heboh setelah tiba-tiba kolaps dalam pertandingan melawan Inter Milan beberapa hari lalu. Ia akhirnya dibawa ke rumah sakit dan pertandingan pun akhirnya dibatalkan.

    Kondisi ini menjadi perhatian khusus mengingat Edoardo berusia masih sangat muda dan memiliki tubuh bugar seperti atlet pada umumnya. Hal yang juga menjadi pertanyaan adalah situasi ini bukan pertama kalinya terjadi, melainkan sudah berulang.

    Beberapa di antaranya seperti pesepakbola Uruguay Juan Izquierdo yang pingsan di lapangan dan akhirnya meninggal di rumah sakit, lalu ada kapten dari klub Luton Town, Tom Lockyer yang mengalami serangan jantung di lapangan, hingga pesepakbola Denmark Christian Eriksen yang pingsan saat Euro 2020.

    Kematian Izquierdo terungkap sebagai infeksi virus yang memberikan tekanan ekstra pada jantungnya, sehingga berdetak tidak teratur sesuai ritme. Sedangkan pada kasus pingsannya Tom disebabkan oleh fibrilasi atrium dan Eriksen disebabkan oleh fibrilasi ventrikel, yang juga menyebabkan gangguan irama jantung.

    Peneliti akademi klinis Universitas St George London, Dr Raghav Bhatia mengatakan kasus-kasus seperti ini seringkali disebabkan masalah jantung yang tidak terdeteksi. Salah satunya masalah jantung bawaan sejak lahir, tapi belum pernah menimbulkan masalah atau gejala apapun.

    “Meskipun program skrining yang dirancang untuk mendeteksi masalah kesehatan tersebut ada untuk atlet, seperti pemindaian atau tes medis apa pun, program tersebut masih tidak sempurna dan ada kemungkinan sejumlah kecil kasus tidak lolos,” kata Bhatia dikutip dari Daily Mail, Selasa (3/12/2024).

    Semenjak kejadian tersebut, beberapa ahli jantung menyerukan pemeriksaan jantung berkala di usia muda, usia 20-an, dan usia 30-an untuk atlet sepakbola. Untuk di Inggris sendiri, pemeriksaan jantung pada atlet sepakbola diwajibkan pada usia 16 tahun saja, sedangkan pemeriksaan lanjutan hanya berupa rekomendasi.

    Pemeriksaan tambahan tidak hanya akan membantu menemukan masalah jantung yang awalnya mungkin luput, namun ini juga dapat membantu mengidentifikasikan pesepakbola yang mungkin memiliki masalah jantung di kemudian hari.

    “Jika seorang pemain diperiksa pada usia 16 tahun, kami tidak dapat memberikan jaminan bahwa saat ia berusia 29 tahun semuanya masih normal,” kata ahli dari Sports Cardiology Clinic at the Institute of Sport, Exercise and Health Prof Guido Pieles.

    “Beberapa penyakit muncul di akhir usia 20-an atau 30-an, itulah sebabnya kami juga merekomendasikan skrining longitudinal,” sambungnya.

    Penelitian sebelumnya juga menunjukkan atlet yang memainkan olahraga yang disebut ‘start-stop’ atau ‘stop and go’, termasuk sepak bola, yang ditandai dengan ledakan aktivitas fisik yang berat diikuti oleh ketidakaktifan relatif lebih mungkin mengalami serangan jantung.

    Hal ini disebabkan oleh tuntutan mendadak yang berulang pada jantung. Ini dapat menyebabkan ketegangan ekstra yang memperburuk masalah jantung yang mungkin dialami pemain.

    (avk/kna)

  • Tempat Bahtera Nuh Digali, Arkeolog Yakin Akan Temukan Sisa Kapal

    Tempat Bahtera Nuh Digali, Arkeolog Yakin Akan Temukan Sisa Kapal

    Jakarta

    Peneliti dari berbagai universitas di Turki dan Amerika Serikat meyakini bahwa mereka mungkin telah menemukan reruntuhan Bahtera Nuh di Gunung Ararat, gunung tertinggi di Turki.

    Kisah Alkitab dan Al-Qur’an menceritakan tentang perintah Tuhan kepada Nuh untuk membangun sebuah bahtera guna menyelamatkan umatnya dan hewan-hewan dari banjir yang akan datang.

    Bahtera Nuh dikatakan telah terdampar di pegunungan Ararat setelah banjir selama 150 hari sekitar 5.000 tahun yang lalu. Kini, para peneliti meyakini bahwa mereka telah menemukan aktivitas manusia di dekat formasi berbentuk perahu tersebut dari antara tahun 5500 hingga 3000 SM.

    “Dalam hal penanggalan, disebutkan bahwa ada kehidupan di wilayah ini juga,” kata Faruk Kaya, wakil rektor profesor di American International Christian University (AICU), dikutip dari The Daily Mail, Senin (2/12/2024).

    “Hal ini terungkap dalam hasil laboratorium,” imbuhnya.

    Namun, hal ini tidak membuktikan keakuratan kisah Alkitab. Para arkeolog telah menegaskan berkali-kali bahwa pembentukan itu alami dan bukan akibat dari sebuah kapal karam.

    Tidak ada pula catatan geologis tentang banjir global seperti yang dijelaskan dalam teks-teks keagamaan. Dan sementara beberapa orang percaya bahwa banjir lokal mungkin saja terjadi, hal ini juga masih diperdebatkan.

    “Dengan penanggalan tersebut, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa kapal itu ada di sini. Kita perlu bekerja lama untuk mengungkapnya,” kata Kaya kepada media berita Turki Hurriyet.

    Pada penelitian periode berikutnya, para peneliti sepakat untuk melakukan studi bersama di bawah pimpinan ITU, Andrew University, dan AICU. “Tiga universitas akan melanjutkan pekerjaan mereka di bidang ini di masa mendatang,” tukasnya.

    (rns/rns)

  • Usai Kalah dari Liverpool, Busnya Tabrak Truk

    Usai Kalah dari Liverpool, Busnya Tabrak Truk

    Jakarta

    Bus Real Madrid mengalami kecelakaan di kawasan Warwickshire, Inggris. Bus menabrak bagian ‘pantat’ truk, untungnya tidak ada yang mengalami luka parah dalam peristiwa tersebut.

    Dikutip dari Express dan ESPN, Jumat (29/11/2024), kecelakaan itu terjadi usai Real Madrid kalah 2-0 dari Liverpool. Video bus Real Madrid yang mengalami kecelakaan menyebar di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (28/11/2024) sekitar pukul 13.15 siang waktu setempat.

    Kepolisian Warwickshire mengkonfirmasi bahwa kecelakaan bus Real Madrid itu melibatkan mobil, dan sebuah truk. Dari video yang menyebar di media sosial, Bus menabrak ‘pantat’ truk.

    “Kejadiannya mungkin sekitar lima menit sebelum saya sampai di sana. Saya hampir menabrak mobil di depan saya karena semua orang tiba-tiba berhenti,” ujar saksi mata yang dikutip dari Daily Mail.

    “Saya tidak tahu apakah ada tim yang berada di dalam mobil itu, tetapi jelas sekali mobil itu punya Real Madrid, dengan semua logonya. Itu sangat jelas,” tambahnya lagi.

    “Itu benar-benar hancur parah di bagian depan, yang telah menabrak bagian belakang truk putih.”

    “Ada beberapa orang di sana tetapi ketika saya lewat saya tidak melihat pemain atau siapa pun yang mengenakan pakaian olahraga,” tegas dia.

    Just been sent this, Madrid’s coach has crashed on the M40. pic.twitter.com/cQXVSgOCXj

    — dave (@UTFR93) November 28, 2024

    Dilaporkan Independent, terdapat dua pengemudi dan dua anggota staf klub yang berada di dalam bus saat perjalanan kembali ke Spanyol.

    “Petugas kami menanggapi laporan tabrakan yang melibatkan mobil, truk, dan bis tim sepakbola terkenal di M40 arah selatan, antara persimpangan 16 untuk Hockley Heath dan persimpangan 15 untuk Warwick,” kata pernyataan kepolisian.

    “Untungnya, tidak ada yang terluka parah. Para pemain dari tim sepak bola terkenal tidak berada di dalam bus saat itu,” bunyi keterangan kepolisian Warwickshire.

    Real Madrid, seperti kebanyakan klub besar Eropa, selalu menggunakan bus sendiri untuk digunakan dalam pertandingan tandang guna alasan pemasaran dan logistik.

    Saat melakoni laga tandang Liga Champions, klub mengirim bus terlebih dahulu. Bus bertugas menjemput para pemain pada saat kedatangan di terminal bandara, lalu membawa ke hotel, lalu ke stadion dan kembali ke bandara. Bus lalu dibawa kembali ke Spanyol menggunakan jalur darat.

    Skuad Madrid dan staf pelatih tidak berada di dalam bus. Mereka pulang lebih dulu dengan pesawat dari Liverpool pada Rabu malam.

    (riar/din)

  • Sedih, YouTuber Petualang Kirim Pesan Terakhir Sebelum Wafat Kena Badai

    Sedih, YouTuber Petualang Kirim Pesan Terakhir Sebelum Wafat Kena Badai

    Jakarta

    Storm De Beul, YouTuber petualang berusia 22 tahun, meninggal dalam badai salju dahsyat di alam liar Swedia. Ia meninggal tak lama setelah mengirim pesan terakhir yang memilukan kepada neneknya.

    Storm yang kerap mendokumentasikan petualangannya di channel YouTube StormOutoodrsy, ditemukan tewas di Lapland pada 30 Oktober 2024 setelah menghabiskan sebagian besar tahun ini dengan mendaki sendirian melalui wilayah Jokkmokk yang terpencil.

    Dikutip dari Daily Mail, dia terjebak dalam badai salju pada malam sebelumnya. Ia sempat memberi kabar pada neneknya dalam pesan terakhir. “Di sini turun salju lebat. Tapi jangan khawatir, aku akan selamat dan pulang ke rumah,” ucapnya.

    Storm juga mengirim video kepada seorang temannya yang menunjukkan bagaimana hujan salju yang lebat telah memenuhi sepatu dan ranselnya, sementara angin menghantam tendanya.

    “Malam ini, (badai) akan semakin parah. Ya Tuhan,” kata Storm dalam video tersebut.

    Temannya memperingatkannya tentang risikonya, tetapi Storm tampak berani dan tidak khawatir pada saat itu. “Dia seperti itu. Rasanya saya belum pernah melihatnya ketakutan,” kata ayahnya, Bout.

    Tidak jelas mengapa ia meninggalkan tempat penampungannya. Namun menurut ibunya, Elisabeth Rademaker, kondisi tersebut mungkin membuatnya tak punya pilihan.

    “Pohon-pohon tumbang malam itu. Mungkin tendanya juga tertiup angin dan ia tidak punya pilihan selain harus segera meninggalkan tempat itu,” duga sang ibu.

    Foto: Screenshot YouTube StormOutoodrsy

    “Saat itu suhunya -6C, dan karena badai itu bahkan terasa seperti -18C. Kaki dan tungkai bawahnya membeku. Tangannya tidak, ia mungkin masih membawa penghangat tangannya,” jelasnya.

    Rademaker mengatakan putranya juga mengalami patah hidung saat ditemukan, yang menunjukkan bahwa ia terjatuh. “Ia pasti menderita dalam waktu yang lama dan meninggal sendirian. Saya terus membayangkan saat-saat terakhirnya. Itu membuat hati saya hancur,” tutur Rademaker dengan pilu.

    Storm ditemukan tewas di Lapland pada 30 Oktober setelah menghabiskan sebagian besar tahun dengan berpetualang sendirian di wilayah tersebut. Pemuda itu menghabiskan sebagian besar tahunnya di alam liar Swedia dan mencintai alam terbuka.

    Orang tua Storm menyadari bahwa putranya mungkin akan selamat jika bantuan lebih cepat datang dan Storm masih sanggup bertahan sehari lagi. Pasalnya, Storm sebenarnya sudah dekat dengan mobilnya untuk segera pulang. Ia juga menghubungi layanan darurat larut malam untuk memberi tahu mereka bahwa dia terluka dan butuh bantuan. Sayangnya, badai kencang terlanjur menghantam.

    Pihak berwenang tidak dapat mengirim bantuan karena cuaca buruk, dan ketika sebuah helikopter akhirnya dapat dikerahkan untuk menemukannya keesokan harinya, sudah terlambat.

    Foto: Screenshot YouTube StormOutoodrsy

    Petualang muda itu ditemukan agak jauh dari tendanya dan ranselnya hampir kosong, hanya ada kantong tidur dan sikat gigi di dalamnya. Tim penyelamat tidak dapat mencari secara ekstensif di lokasi tempat dia ditemukan setelah terputus oleh kondisi beku.

    Ayahnya berjanji akan kembali ke sana setelah salju mencair di musim semi untuk mencari barang-barang milik putranya. “Video-videonya adalah hal berharga bagi kami. Kameranya ada di sana, di suatu tempat di tengah salju, penuh dengan gambar-gambar dari perjalanan terakhirnya. Kami sangat ingin mendapatkannya kembali,” kata sang ayah.
    Ia mengatakan bahwa begitu salju mulai mencair pada Mei, ia akan menyusuri tempat putranya ditemukan, dengan harapan menemukan barang-barang penting milik Storm.

    “Semoga kamera beserta kartu memorinya masih ada di sana. Saya tahu kemungkinannya kecil, tetapi saya harus mencoba,” Bout tak dapat menahan kesedihannya.

    Storm memiliki lebih dari 1.000 subscriber di YouTube-nya StormOutdoorsy, dan secara rutin mengunggah konten tentang dirinya yang berkemah di lokasi terpencil.

    Orang tuanya mengatakan bahwa kisah hidup dan kematiannya memiliki banyak kemiripan dengan film Into the Wild. Film yang disutradarai oleh Sean Penn ini didasarkan pada kisah nyata seorang pria yang pergi ke alam liar Alaska sendirian.

    Tragisnya, dia juga meninggal sendirian. Sangat mirip. Bukan berarti kami ingin menjadikan Storm pahlawan. Kami hanya ingin dia dikenang sebagaimana adanya. Putra kami bagaikan air yang sangat tenang dan tanah yang sangat dalam,” kata ibunya.

    (rns/fay)

  • Curhat Wanita Dilecehkan Obgyn, Benda Aneh Dimasukkan ke Miss V saat Berobat

    Curhat Wanita Dilecehkan Obgyn, Benda Aneh Dimasukkan ke Miss V saat Berobat

    Jakarta

    Kasus dokter obgyn melecehkan nyaris 100 pasiennya bikin heboh Norwegia. Pasalnya di antara korban tersebut, dua di antaranya masih berusia anak-anak.

    Perilaku keji oknum dokter obgyn bernama Arne Bye itu ketahuan setelah polisi menyita video berdurasi lebih dari 6 ribu jam untuk mengungkap kasusnya. Bye diduga memasukkan benda ‘seperti deodoran’, ‘seperti botol’, dan benda berbentuk silinder ke dalam tubuh wanita tersebut tanpa alasan medis.

    Dalam kesaksian yang mengejutkan di pengadilan di Trøndelag, seorang wanita mengatakan bahwa pengalaman itu sangat menyakitkan “sampai-sampai saya pikir saya akan mati”, kata dia dikutip dari Daily Mail, Selasa (26/11/2024).

    Korban ke-18, sebagaimana ia disebut selama persidangan, mengatakan kepada pengadilan bahwa dia sempat berobat ke dokter umum dengan keluhan sakit tenggorokan sebelum dirujuk ke klinik milik Bye. Saat itu dia diperiksa hanya dengan pakaian dalam tanpa mengetahui maksud sebenarnya.

    “Saya pikir dia adalah doker saya, jadi saya melakukan apa yang dia katakan,” ucapnya.

    Para wanita tersebut masing-masing menggambarkan pengalaman yang tidak menyenangkan dan invasif selama pemeriksaan ginekologis, banyak yang mengatakan bahwa Bye memberi mereka ‘pijat perut’.

    Kekhawatiran pertama tentang Bye muncul pada tahun 2006 oleh dokter lain di bangsal ginekologi di rumah sakit setempat. Salah satu pasien Bye, yang datang ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut, melaporkan bahwa dokter itu telah memijat area genitalnya selama pemeriksaan.

    (kna/kna)

  • Pria India Terbangun Saat Dikremasi Berujung 3 Dokter Kena Sanksi

    Pria India Terbangun Saat Dikremasi Berujung 3 Dokter Kena Sanksi

    Jakarta

    Seorang pria tiba-tiba terbangun saat jenazahnya hendak dikremasi membuat gempar warga di Rajasthan, India. Tiga orang dokter dijatuhi sanksi skorsing usai dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya.

    Dilansir The Times of India dan Daily Mail, Senin (25/11/2024), insiden ini terjadi pada Kamis (21/11) pekan lalu ini. Seorang pria bernama Rohitash Kumar (25), yang mengalami kesulitan berbicara dan mendengar, jatuh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Bhagwan Das Khetan (BDK) yang dikelola pemerintah di distrik Jhunjhunu, negara bagian Rajasthan.

    Pada saat itu, Kumar disebut mengalami serangan epilepsi, dan dokter menyatakan dia sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit tersebut. Namun beberapa jam kemudian, ketika Kumar telah dibaringkan di atas tumpukan kayu untuk dikremasi sesuai ritual Hindu, dia tiba-tiba terbangun.

    Usai kejadian ini, tiga dokter pada rumah sakit tersebut telah dijatuhi sanksi skorsing atas tuduhan kelalaian oleh otoritas setempat.

    Ketiga dokter itu diidentifikasi sebagai kepala petugas medis RS BDK dr Sandeep Pachar, kemudian pemeriksa medis kesehatan masyarakat dr Yogesh Jumar Jakhar dan pemeriksa medis rumah sakit dr Navneet Meel.

    Dalam pernyataan kepada AFP, kepala pemeriksa medis untuk rumah sakit di distrik Jhunjhunu, D Singh, mengatakan bahwa dokter telah “menyiapkan laporan postmortem tanpa benar-benar melakukan postmortem, dan jenazahnya kemudian dikirimkan untuk dikremasi”.

    Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ramavatar Meena, yang merupakan district collector atau pejabat yang memimpin distrik Jhunjhunu. Dia mengatakan bahwa postmortem yang dilakukan dokter itu “hanyalah di atas kertas” atau tidak dilakukan secara fisik.

    Disebutkan bahwa para dokter di RS BDK itu sempat melakukan resusitasi atau CPR pada Kumar, namun melihat detak jantungnya datar pada elektrokardiogam, maka dokter secara resmi menyatakan dia telah meninggal dunia.

    Setelah itu, bukannya melakukan pemeriksaan atau autopsi postmortem untuk memastikan penyebab kematian Kumar, dokter justru mengirimkan jenazahnya ke kamar mayat untuk selanjutnya dilakukan proses kremasi sesuai ritual Hindu.

    Singh menuturkan bahwa jenazah Kumar “mulai bergerak” sesaat sebelum tumpukan kayu yang menjadi alasnya berbaring dibakar. Disebutkan oleh Singh bahwa Kumar “masih hidup dan bernapas” saat akan dikremasi.

    Kumar kemudian dilarikan ke unit perawatan intensif di RS BDK, namun kondisinya tidak mengalami peningkatan. Kemudian dilakukan upaya untuk memindahkannya ke Rumah Sakit Sawai Man Singh (SMS) di area Jaipur yang berjarak lebih dari 160 kilometer demi mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

    Namun, Kumar kehilangan nyawanya dalam perjalanan ke rumah sakit tersebut dan dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit tersebut — kali ini, tanpa kesalahan — pada Jumat (22/11) sore waktu setempat.

    Insiden ini memicu keraguan pada diagnosis di rumah sakit di distrik Jhunjhunu.

    “Ini adalah kelalaian serius. Tindakan akan diambil terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab,” tegas Meena dalam pernyataannya.

    “Gaya kerja para dokter itu juga akan diselidiki secara menyeluruh,” ujarnya

    Dia menambahkan bahwa sebuah komite khusus telah dibentuk untuk menyelidiki insiden ini secara menyeluruh.

    (lir/lir)

  • Ahli Saraf Ungkap Sakit Kepala yang Perlu Diwaspadai, Bisa Jadi Tanda Tumor Otak

    Ahli Saraf Ungkap Sakit Kepala yang Perlu Diwaspadai, Bisa Jadi Tanda Tumor Otak

    Jakarta

    Sakit kepala merupakan kondisi umum yang bisa disebabkan banyak faktor. Pada beberapa kasus, sakit kepala juga dapat menjadi gejala utama dari kondisi yang lebih berbahaya, seperti perdarahan otak, tumor, hingga kanker.

    Seorang ahli saraf di Amerika Serikat, Dr Baibing Chen memberikan cara untuk membedakan antara sakit kepala yang berbahaya dan yang tidak. Ia menyebut ada dua gejala spesifik yang menjadi tanda bahaya.

    “Jika sakit kepala tiba-tiba terasa berbeda, seperti tersambar petir atau berlangsung lebih lama (dari biasanya), bisa jadi itu adalah sesuatu yang serius seperti pendarahan, tumor, atau aneurisma,” terangnya yang dikutip dari Daily Mail.

    Sakit kepala seperti tersambar atau dikenal sebagai fenomena cuaca (weather phenomenon), adalah rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa. Kondisi yang dirasakan terasa mirip seperti terbentur di kepala.

    Kondisi tersebut dianggap sebagai keadaan darurat medis. Karenanya, orang yang mengalaminya disarankan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

    Sakit kepala yang tiba-tiba seperti tersambar petir mungkin merupakan tanda pecahnya pembuluh darah di otak, yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, koma, dan bahkan kematian.

    Rasa sakit di bagian kepala juga bisa menjadi tanda tumor otak. Hal ini yang membuat dokter biasanya menyarankan untuk mengunjungi dokter umum jika sakit kepala baru atau lebih sering terjadi.

    Selain mengungkap tanda-tanda gangguan otak, Dr Chen juga memberikan tips untuk mencegah kondisi neurologis, termasuk ‘sindrom terkunci’ (locked in syndrome) yang mengerikan.

    Kondisi tersebut terjadi saat batang otak rusak parah. Hal ini menyebabkan kelumpuhan otot-otot sukarela, kecuali yang mengendalikan gerakan mata vertikal (atas dan bawah).

    Mereka yang mengalami gangguan tersebut sadar dan memiliki kemampuan kognitif yang biasa, tetapi mereka tidak dapat berbicara atau bergerak. Menurut Dr Chen, salah satu kebiasaan yang dapat memicu kondisi itu adalah neck manipulation atau manipulasi leher.

    Teknik ini melibatkan manipulasi tulang-tulang di tulang belakang bagian atas secara manual untuk meredakan nyeri leher. Biasanya dilakukan dengan meregangkan atau menggerakkan bagian atas tulang belakang.

    Dr Chen mengatakan bahwa ia tidak akan pernah menjalani teknik tersebut sendiri karena risiko serius, meskipun kecil, namun berpotensi terjadinya hal yang sangat buruk.

    “Penyesuaian leher yang dipaksakan dapat menimbulkan risiko yang jarang tetapi serius, yaitu diseksi arteri vertebralis,” tegas Dr Chen.

    Arteri vertebralis merupakan kondisi adanya robekan pada salah satu arteri di leher yang mengalirkan darah kaya oksigen ke batang otak. Cedera seperti itu berisiko menyebabkan stroke.

    “Stroke di batang otak dapat menyebabkan salah satu hal paling menakutkan yang pernah saya lihat dan itu disebut ‘sindrom terkunci”, di mana Anda sepenuhnya sadar tetapi tidak dapat bergerak atau berbicara,” lanjutnya.

    Hal terakhir yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya sakit kepala yang parah adalah waktu tidur yang cukup. Biasanya, pada orang dewasa membutuhkan sekitar tujuh hingga sembilan jam tidur yang berkualitas per harinya.

    “Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko demensia dan menyebabkan sejumlah masalah neurologis,” kata Dr Chen.

    “Jadi, meskipun jadwal saya padat di rumah sakit dan harus pulang ke rumah dengan dua anak kecil, saya berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan tidur yang berkualitas dan tidur setidaknya enam jam jika memungkinkan,” pungkasnya.

    (sao/suc)

  • Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

    Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

    New Delhi

    Tiga dokter di wilayah Rajasthan, India, dijatuhi sanksi skorsing atau dinonaktifkan dari tugasnya setelah insiden menghebohkan publik, ketika seorang pria sempat hidup kembali saat jenazahnya akan dikremasi. Ketiga dokter itu dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya yang berujung insiden tersebut.

    Dalam insiden yang terjadi pada Kamis (21/11) pekan lalu ini, seorang pria bernama Rohitash Kumar (25), yang mengalami kesulitan berbicara dan mendengar, jatuh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Bhagwan Das Khetan (BDK) yang dikelola pemerintah di distrik Jhunjhunu, negara bagian Rajasthan.

    Pada saat itu, Kumar disebut mengalami serangan epilepsi, dan dokter menyatakan dia sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit tersebut. Namun beberapa jam kemudian, ketika Kumar telah dibaringkan di atas tumpukan kayu untuk dikremasi sesuai ritual Hindu, dia tiba-tiba terbangun.

    Setidaknya tiga dokter pada rumah sakit tersebut, seperti dilansir The Times of India dan Daily Mail, Senin (25/11/2024), telah dijatuhi sanksi skorsing atas tuduhan kelalaian oleh otoritas setempat.

    Ketiga dokter itu diidentifikasi sebagai kepala petugas medis RS BDK dr Sandeep Pachar, kemudian pemeriksa medis kesehatan masyarakat dr Yogesh Jumar Jakhar dan pemeriksa medis rumah sakit dr Navneet Meel.

    Dalam pernyataan kepada AFP, kepala pemeriksa medis untuk rumah sakit di distrik Jhunjhunu, D Singh, mengatakan bahwa dokter telah “menyiapkan laporan postmortem tanpa benar-benar melakukan postmortem, dan jenazahnya kemudian dikirimkan untuk dikremasi”.

    Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ramavatar Meena, yang merupakan district collector atau pejabat yang memimpin distrik Jhunjhunu. Dia mengatakan bahwa postmortem yang dilakukan dokter itu “hanyalah di atas kertas” atau tidak dilakukan secara fisik.

  • Bikin Mewek, Curhat Ibu yang Anaknya Kena Kanker Otak Langka di Umur 5 Tahun

    Bikin Mewek, Curhat Ibu yang Anaknya Kena Kanker Otak Langka di Umur 5 Tahun

    Jakarta

    Seorang Ibu berusia 31 tahun asal Clacton-on-Sea, Essex, Inggris, yang bernama Holly Brown menceritakan gejala kanker otak yang diidap oleh putrinya yang berusia 5 tahun, Olivia.

    Pada mulanya, Olivia merasakan gejala muntah pada suatu pagi di bulan Mei. Namun, Brown hanya mengira bahwa putrinya itu terlalu lama berjemur di bawah sinar matahari.

    Gejala penyakit yang diidap Olivia tidak berhenti sampai minggu itu. Kondisi Olivia semakin parah sehingga membuat tubuhnya merasakan kelelahan yang melumpuhkan.

    Akhirnya, pada bulan pertengahan Juni, Brown membawa putrinya ke UGD untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

    Pada titik tersebut, kondisi tubuh Olivia menunjukkan berbagai gejala tambahan, seperti kakinya yang ‘goyang’ dan salah satu matanya ‘miring’. Merasa khawatir dengan kondisi Olivia, petugas medis melakukan berbagai pemeriksaan, termasuk dengan pemindaian terperinci.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Olivia mengidap tumor otak, walaupun dokter belum sepenuhnya yakin jenisnya atau tingkat keparahan dari penyakitnya.

    Olivia segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi darurat guna memasangkan sistem drainase ventrikel eksternal guna menghilangkan penyumbatan yang menghalangi cairan tulang belakangnya terkuras.

    5 persen sisanya terlalu dekat dengan otak untuk dihilangkan tanpa menyebabkan kerusakan.

    Seminggu kemudian, dokter memberikan kabar kepada keluarga Brown bahwa Olivia mengidap medulloblastoma tingkat 3, sejenis tumor yang tumbuh di otak kecil di bagian belakang otak, area yang bertanggung jawab untuk keseimbangan dan pergerakan.

    Dokter juga menemukan bahwa kanker yang diidap oleh Olivia telah menyebar ke tulang belakangnya.

    “Saya menangis tersedu-sedu, saya benar-benar hancur,” kata Brown, dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (23/11/2024).

    Menurut Brain Tumor Research, jenis tumor otak ini biasanya didiagnosis dalam 5 tahun pertama kehidupan.

    (kna/kna)