Perusahaan: Daily Mail

  • Wanita Ini Pakai Mainan Seks saat Jalani Tes MRI, Berakhir Mengenaskan

    Wanita Ini Pakai Mainan Seks saat Jalani Tes MRI, Berakhir Mengenaskan

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 22 tahun mengalami cedera parah saat menjalani pemeriksaan kesehatan dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Ini disebabkan mainan seks atau sex toys yang ia gunakan di dalam anusnya.

    Kasus ini viral setelah diunggah oleh pengguna X (sebelumnya Twitter), DreadPirateZero, pada Mei 2023. Unggahan tersebut menjelaskan bagaimana daya magnet yang kuat pada alat MRI berpengaruh pada mainan seks tersebut.

    Pasien tersebut dilaporkan menggunakan mainan seks yang diklaim ‘100 persen silikon’ saat menjalani pemindaian. Namun, ternyata benda tersebut memiliki inti logam yang dapat bereaksi terhadap gaya magnetik ini.

    Sejauh ini, belum ada rincian lebih jelas terkait kasus tersebut. Namun, berdasarkan laporan petugas kesehatan, pasien berteriak setelah menjalani MRI dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

    Petugas kesehatan yang tidak disebutkan namanya mengatakan pasien tidak memberitahu bahwa ada mainan seks di dalam tubuhnya sebelum pemindaian dimulai.

    “Ia menjalani MRI, saat selesai dan teknisi menarik meja keluar, pasien mulai berteriak. Pasien mengatakan bahwa ia merasa mual, kesakitan, dan merasa seperti akan pingsan,” tutur petugas kesehatan, dikutip dari Daily Mail.

    “Saat diperiksa oleh ahli radiologi sebelum MRI, pasien baik-baik saja. Setelah kejadian itu, pasien masih belum sadar dan kami terus mencoba dan menindaklanjuti untuk melihat keadaannya,” sambungnya.

    Menurut hasil pemindaian, terlihat ada objek asing yang ternyata adalah mainan seks. Objek itu terseret dari rektum ke rongga dadanya, yang berpotensi merusak organ dan jaringan di sepanjang jalan.

    Para ahli mengatakan bahwa seseorang dapat mengalami cedera serius akibat kejadian tersebut.

    Profesor Adam Taylor, seorang ahli anatomi manusia di Universitas Lancaster, mengatakan mainan seks, yang memiliki magnet seperti seperti klip kertas atau jepit rambut, dapat dengan mudah mencapai kecepatan 60 km/jam jika berada dalam medan magnet.

    “Kecepatan pergerakan bahan feromagnetik dalam medan MRI sebanding dengan massa objek dan seberapa jauh dari medan magnet itu,” jelas Prof Taylor.

    “Karena ‘mainan’ ini sebagian besar terbuat dari silikon dengan inti logam, ada kemungkinan ia bergerak dengan kecepatan tetapi tidak mendekati kecepatan suara,” sambungnya.

    Prof Taylor menegaskan jika kejadian itu benar-benar terjadi, dapat berdampak serius pada kesehatan.

    “Objek internal yang memiliki interaksi feromagnetik dapat bergerak di dalam tubuh dan merusak pembuluh darah utama, saraf, atau organ yang menyebabkan cedera traumatis dan bahkan berpotensi kematian,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Dikira Cuma Terkilir, Wanita Ini Ternyata Punya Tumor di Kakinya

    Dikira Cuma Terkilir, Wanita Ini Ternyata Punya Tumor di Kakinya

    Jakarta

    Wanita di Los Angeles, Amerika Serikat bernama Ashley Christine menceritakan pengalaman tidak mengenakkan mengidap tumor langka di kakinya. Dokter sempat salah mendiagnosis dan menyebut kakinya hanya terkilir.

    Semuanya berawal ketika ia mengalami nyeri di kaki hingga tidak dapat berjalan selama sebulan. Ketika diperiksa pertama kali, dokter menyebut masalah yang dialami oleh Ashley adalah cedera fisik. Ashley disebut kemungkinan mengalami robek pada ligamen.

    “Saya tahu rasa sakit dan saya tahu cedera. Saya pada saat itu merasa, ‘itu bukan ligamen yang robek atau tulang yang patah’. Ada sesuatu yang salah,” kata Ashley dikutip dari Daily Mail, Minggu (5/1/2024).

    Ashley menuding dokter tersebut meremehkan rasa khawatirnya. Setelah beberapa kali pergi ke tenaga medis, Ashley meminta seorang dokter untuk melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) untuk pemeriksaan lebih jelas.

    Ternyata benar, dokter menemukan adanya massa besar di area tungkai Ashley. Massa tersebut adalah tumor sel raksasa yang jarang terjadi.

    Umumnya tumor ini bertumbuh dengan jinak, artinya tidak menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker. Namun, ini dapat menimbulkan masalah karena dapat tumbuh dengan cepat, merusak tulang, dan jaringan lainnya.

    Ashley menceritakan bahwa ia sempat mengalami kesulitan untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis onkologi. Sampai akhirnya pada malam Natal 2024, ia akhirnya bisa berkonsultasi.

    Dokter yang melihat kondisi kaki menuturkan bahwa Ashley harus segera menjalani tindakan pengangkatan tumor.

    “Dokter itu melihat sekilas dan berkata, ‘kita harus segera mengeluarkannya’,” cerita Ashley.

    Pada saat ini, Ashley tengah menunggu hasil pemeriksaan biopsi untuk mengetahui apakan tumor yang ada di kakinya bersifat kanker atau tidak. Pemeriksaan juga dilakukan untuk melihat jenis perawatan yang tepat untuk Ashley.

    (avk/naf)

  • Curhat Wanita Korban Salah Diagnosis, Dikira Sakit Kulit Ternyata Kena Kanker

    Curhat Wanita Korban Salah Diagnosis, Dikira Sakit Kulit Ternyata Kena Kanker

    Jakarta

    Seorang wanita di Australia bernama Em Davey (41) menceritakan pengalamannya mengidap kanker payudara. Karena gejala yang dialaminya, Davey sempat dikira mengidap penyakit kulit, kok bisa?

    Semua berawal di tahun 2021 ketika Davey menyadari bahwa kulit di bagian payudara kanannya mengalami kering dan bersisik. Ketika pergi ke rumah sakit, dokter yang memeriksa mengatakan bahwa itu kemungkinan adalah penyakit kulit, eksim.

    Eksim merupakan suatu kondisi peradangan pada kulit yang biasanya dapat menimbulkan gatal dan bercak kemerahan.

    Davey tidak memiliki alasan untuk mempertanyakan diagnosis dokter. Bercak yang iritasi itu disebut dokter terkait dengan aktivitas menyusui dua anak Davey dalam 5 tahun sebelumnya.

    “Saya sedang mandi ketika saya melihat puting kanan saya tampak cukup kering tepat di bagian tengah dan sedikit kulit berkerak mengelupas,” kata Davey dikutip dari Daily Mail, Kamis (2/1/2024).

    Namun, beberapa bulan berjalan, kondisi Davey justru semakin parah. Wanita yang juga bekerja sebagai blogger kesehatan itu mulai menyadari adanya borok dan koreng di sekitar putingnya. Hal itu membuatnya semakin khawatir.

    Lagi-lagi, dokter memberinya diagnosis eksim dan meresepkan krim anti-jamur.

    Sampai pada musim gugur tahun ini, seorang dokter umum lain memintanya untuk melakukan biopsi. Pada September, Davey didiagnosis mengidap paget, sebuah kondisi yang memengaruhi puting yang dikaitkan dengan kanker payudara pada setengah kasus.

    Pemeriksaan lebih lanjut akhirnya dilakukan dan mengungkap adanya benjolan kanker di belakang putingnya. Selain itu hasil pemeriksaan menemukan adanya sel pra-kanker di saluran ASI-nya.

    Davey menuturkan saat itu ia mengalami serangkaian proses perubahan pada puting payudara kanannya. Ia merasakan gatal, iritasi, sensasi terbakar, hingga kesemutan. Gejalanya sempat membaik, sebelum akhirnya kembali memburuk.

    Kondisi itu membuat puting payudara kanannya menjadi rata, atau dikenal sebagai kondisi puting terbalik. Kondisi ini merupakan salah satu tanda peringatan kanker payudara.

    “Sayangnya, karena penyakit paget pada payudara cukup langka, penyakit ini sering salah didiagnosis sebagai eksim puting susu selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, yang sayangnya terjadi pada saya. Saya tidak ingin hal ini terjadi pada orang lain,” ujar Davey.

    Davey akhirnya harus menjalani pengangkatan puting dan sebagian jaringan payudara di sekitarnya. Tidak hanya itu, ia juga baru saja memulai proses kemoterapi yang akan dijalankan selama setahun.

    (avk/kna)

  • Pria Umur 18 Tahun Jalani Operasi Plastik, Before-Afternya bak Beda Orang

    Pria Umur 18 Tahun Jalani Operasi Plastik, Before-Afternya bak Beda Orang

    Jakarta

    Seorang ahli bedah yang mengelola Instituto Maxilofacial, Barcelona, Dr Frederico Alfaro mengungkapkan cerita salah satu pasiennya. Pasien tersebut merupakan seorang pria muda dari Spanyol.

    Klinik yang dikelola Dr Alfaro mengunggah banyak transformasi pasiennya secara daring. Hal ini yang menjadi salah satu cara untuk menarik pasien dari luar negeri untuk mengubah rahang mereka.

    “Dengan sekitar 50 persen pasien mencari prosedur tersebut untuk tujuan kosmetik,” katanya yang dikutip dari Daily Mail.

    Dr Alfaro mengatakan banyak pasien klinik memiliki masalah medis. Misalnya seperti maloklusi atau ketidaksejajaran gigi atas dan bawah, dan sleep apnea yang dapat disebabkan oleh tulang yang menyempitkan saluran udara.

    Klinik tersebut juga menawarkan prosedur kosmetik, termasuk pengencangan wajah, pembesaran pipi, dan blepharoplasty atau operasi untuk mengurangi jumlah kulit di atas mata.

    Pasien yang ditanganinya dari Spanyol utara, Gustavo, baru berusia 18 tahun. Gustavo merasa operasi yang dilakukannya membuatnya merasa jauh lebih percaya diri.

    Ia dirujuk ke klinik tersebut karena maloklusi kelas II pada tahun 2020. Di mana gigi atas secara signifikan tumpang tindih dengan gigi bawah yang menyebabkan masalah mengunyah.

    Saat masuk, kuesioner juga mengungkapkan bahwa ia memiliki kekhawatiran yang signifikan tentang penampilannya dan juga mengalami sleep apnea ringan.

    “Dalam kasus Gustavo, ia memiliki semua masalah ini. Tetapi, perhatian utamanya adalah estetika wajah, dan saya harus mengatakan bahwa mungkin 50 persen dari perhatian utama pasien saya adalah estetika wajah,” terang Dr Alfaro.

    Proses Operasi

    Selama operasi, pertama dokter melakukan osteotomy sagittal split bilateral atau pemotongan tulang rahang bawah dan diposisikan ulang lebih ke depan untuk menyelaraskan gigi. Kemudian, tulang tersebut dapat diamankan menggunakan pelat dan sekrup titanium.

    Gustavo kemudian menjalani osteotomie Le Fort I, di mana sayatan horizontal dibuat di rahang atas. Kemudian, digerakkan ke bawah untuk memperlebar saluran udara.

    Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah tidur. Tulang tersebut mungkin juga diamankan menggunakan pelat dan sekrup titanium.

    Dan terakhir, dokter melakukan mentoplasty peningkatan dan penurunan atau peningkatan dagu. Ini dilakukan dengan memposisikan ulang tulang dagu melalui pembedahan untuk meningkatkan bentuk, posisi, dan proyeksinya.

    Dr Alfaro mengungkapkan sebagai bagian dari operasi di kliniknya, mereka juga dapat menyuntikkan cangkok lemak ke pipi dan bibir untuk lebih meningkatkan penampilan pasien dan memastikan mereka puas dengan hasilnya.

    Dampaknya, ada pembengkakan dan memar setelah operasi, yang dapat memakan waktu hingga empat minggu untuk sembuh. Banyak pasien kembali beraktivitas normal setelah pembengkakan berkurang, meskipun butuh waktu sekitar enam bulan agar tulang pulih sepenuhnya.

    Testimoni Gustavo

    Gustavo mengatakan bahwa hasil pascaoperasi terasa luar biasa. Ia bahkan tidak percaya bahwa apa yang dilihatnya di cermin adalah dirinya.

    “Bahkan sekarang, ketika saya melihat foto yang saya ambil malam sebelum operasi untuk membandingkan hasilnya, saya masih tidak percaya itu saya,” ungkap Gustavo.

    “Seiring dengan semakin percaya diri saya, keadaan menjadi lebih baik. Sebenarnya sebelum operasi, saya bahkan tidak mencoba berbicara dengan seorang gadis, dengan asumsi saya tidak akan mendapat hasil apapun,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Penjelasan Medis Kenapa Pasien Kritis Bisa Tiba-tiba Sembuh Sebelum Meninggal

    Penjelasan Medis Kenapa Pasien Kritis Bisa Tiba-tiba Sembuh Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Julie McFadden seorang perawat layanan hospice di California, Amerika Serikat mengungkapkan sebuah fenomena unik yang mungkin pernah didengar oleh masyarakat. Yang dimaksud adalah fenomena pasien sakit parah di rumah sakit yang bisa tiba-tiba sembuh sebelum akhirnya meninggal dunia.

    McFadden menuturkan bahwa fenomena tersebut dikenal dengan istilah terminal lucidity. Kondisi ini terjadi ketika pasien yang sakit parah mengalami semacam ledakan energi, kejernihan mental, dan kewaspadaan secara tiba-tiba.

    Ketika ini terjadi, pasien mungkin nampak memiliki peningkatan daya ingat dan fungsi kognitif, atau tiba-tiba dapat bangun dari tempat tidurnya. Mereka mungkin juga mengalami perubahan halus dalam suasana hati mereka.

    Kemudian, hanya dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam kemudian, pasien akhirnya meninggal. Meski perubahan ini mungkin nampak menggembirakan, McFadden menuturkan bahwa hal itu bukan berarti pasien benar-benar sembuh.

    “Bagian yang sulit adalah menikmatinya saat hal itu terjadi dan mengetahui bahwa mereka kemungkinan akan meninggal tak lama setelahnya,” kata McFadden dikutip dari Daily Mail, Rabu (1/1/2025).

    McFadden menyebut terminal lucidity merupakan fenomena paling umum dari orang-orang yang akan meninggal, khususnya selama ia berpraktik di layanan hospice. Layanan hospice adalah sejenis perawatan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami penyakit serius atau stadium akhir.

    Pasien biasanya akan nampak seperti tidak sakit sama sekali atau bahkan mereka meminta makanan favorit mereka. Hal ini biasanya terjadi selama beberapa jam hingga satu atau dua hari.

    Diperkirakan sebanyak satu dari tiga orang yang sekarat mengalami terminal lucidity sebelum akhirnya meninggal.

    Hingga saat ini, para ahli tidak mengetahui secara pasti apa yang memicu terminal lucidity. Namun, penelitian terkini menunjukkan orang yang sekarat mungkin mengalami lonjakan aktivitas otak atau neurotransmitter terkait dengan stres, yang memberi mereka aliran energi terakhir.

    Penelitian yang diterbitkan tahun lalu menyebut bahwa otak yang sekarat mengalami kekurangan oksigen dan mungkin dapat menghasilkan peningkatan aktivitas gelombang gamma. Gelombang gamma merupakan gelombang otak tercepat yang terjadi saat pasien sangat waspada dan secara aktif memproses informasi sensorik.

    Para ahli juga percaya otak melepaskan ‘banjir’ neurotransmitter seperti serotonin tepat sebelum kematian, yang dapat meningkatkan suasana hati.

    “Tidak ada yang terbukti secara ilmiah atau dipelajari untuk memberi tahu kita secara pasti mengapa hal itu terjadi. Cobalah untuk tetap hadir di saat orang yang Anda kasihi mengalami hari yang sangat baik. Anggaplah itu sebagai berkat, hampir seperti hadiah yang diberikan orang yang Anda kasihi kepada Anda,” tandas McFadden.

    (avk/up)

  • Kisah Pria Idap Kanker Stadium 4 di Usia 25, Ini Gejala Awal yang Dirasakan

    Kisah Pria Idap Kanker Stadium 4 di Usia 25, Ini Gejala Awal yang Dirasakan

    Jakarta

    Seorang pelatih kebugaran di Inggris bernama Dilan Patel menceritakan kisahnya mengidap kanker di usia muda. Ia menjalani kehidupan normal seperti anak muda usia 20-an lainnya, tapi semuanya berubah pada suatu malam.

    Ia terbangun tengah malam dan menyadari sesuatu yang aneh. Tubuhnya pada saat itu tiba-tiba berkeringat parah.

    “Saya terbangun di tengah malam dengan keringat yang bercucuran. Maksud saya basah kuyup. Pakaian saya, tempat tidur saya, semuanya basah. Itu terjadi 2-3 kali tiap malam,” kata Patel dikutip dari Daily Mail, Senin (30/12/2024).

    Patel awalnya mengira itu hanya karena suhu ruangannya saat itu sedikit hangat. Namun, kondisi tersebut ia alami selama berbulan-bulan.

    Sampai akhirnya 2 tahun kemudian, ia memutuskan untuk pergi ke dokter umum mencari bantuan karena gejalanya sudah tidak tertahankan.

    Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, ia didiagnosis mengidap limfoma Hodgkin, sejenis kanker darah langka yang berkembang di jaringan pembuluh dan kelenjar di seluruh tubuh. Kondisi ini berkembang ketika sel-sel limfosit (sejenis sel darah putih) tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor di kelenjar getah bening, sumsum tulang, atau organ lain.

    Hal ini tersebut cukup mengejutkan Patel karena pada saat itu usianya masih 25 tahun. Ini merupakan salah satu jenis kanker yang langka di dunia.

    Patel mengungkapkan tubuh berkeringat di malam hari bukan satu-satunya tanda. Ia menuturkan bahwa tubuhnya juga sering sekali merasa gatal.

    “Kulit saya sangat gatal, begitu gatal sampai saya bawa losion ke mana-mana, yakin itu hanya kulit kering. Saya bahkan melihat benjolan di leher saya, tetapi saya pikir itu adalah otot saya yang tumbuh dari semua latihan saya di pusat kebugaran,” ceritanya.

    Dari pemeriksaan Patel memiliki total lima tumor di tubuhnya, termasuk satu di paru-paru. Kanker yang diidap oleh Patel sudah pada stadium empat.

    Patel mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala-gejala kanker yang mungkin dapat muncul. Apabila gejala muncul, sebaiknya segera mencari pertolongan medis untuk memeriksa apakah gejala tersebut memang berkaitan dengan kanker atau tidak.

    “Jika ada satu hal yang saya pelajari dari pengalaman ini, itu adalah untuk memperhatikan tubuh Anda. Tanda-tanda dan gejala-gejala kecil itu? Itu ada karena suatu alasan. Jangan menunggu sampai terlambat,” tandas Patel.

    (avk/kna)

  • Mayat Ditemukan di Kompartemen Roda Pesawat yang Baru Mendarat di Hawaii, Bagaimana Bisa? – Halaman all

    Mayat Ditemukan di Kompartemen Roda Pesawat yang Baru Mendarat di Hawaii, Bagaimana Bisa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pihak berwenang menemukan mayat di kompartemen roda pesawat United Airlines yang baru saja mendarat di Hawaii dari Chicago, AS, Selasa (24/12/2024).

    Mengutip USA TODAY, pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Chicago O’Hare dan mendarat di Bandara Kahului, Pulau Maui, Hawaii.

    Setibanya di sana, mayat ditemukan di salah satu ruang roda pendaratan utama.

    Dua hari berlalu, siapa orang itu dan bagaimana ia bisa berada di ruang roda masih belum jelas.

    Meskipun penumpang gelap sebelumnya pernah menggunakan ruang roda pesawat untuk menyelinap, pihak berwenang dan pejabat maskapai belum memberikan alasan pasti bagaimana orang itu bisa ditemukan di sana.

    Berikut beberapa hal yang perlu diketahui:

    Bagaimana seseorang bisa mengakses kompartemen roda pesawat?

    Ruang roda (wheel well) adalah bagian di mana roda pesawat tersimpan, terutama saat pesawat terbang dan roda ditarik masuk.

    United Airlines mengatakan dalam pernyataan kepada USA TODAY bahwa penyelidik belum mengetahui bagaimana atau kapan orang tersebut masuk ke ruang roda.

    Ruang itu hanya dapat diakses dari luar pesawat, menurut United.

    Maskapai menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan tersebut.

    Departemen Kepolisian Maui mengonfirmasi kepada USA TODAY pada hari Rabu bahwa mereka sedang menyelidiki penemuan seorang individu yang meninggal dalam penerbangan dari daratan utama.

    Siapa orang yang ditemukan meninggal itu?

    Hingga Kamis pagi waktu setempat, pihak berwenang maupun maskapai belum menyebutkan identitas atau informasi lain terkait orang yang ditemukan di ruang roda tersebut.

    Kompartemen roda sering digunakan oleh penumpang gelap

    Ilustrasi kompartemen roda pesawat (via Daily Mail)

    Meskipun belum jelas apakah orang tersebut mencoba menyelinap dalam penerbangan, bukan hal aneh bagi penumpang gelap untuk menggunakan ruang roda, hidung pesawat, atau area tanpa tekanan lainnya untuk menyelinap.

    Penumpang gelap yang berada di area tak bertekanan harus menghadapi kondisi ekstrem, termasuk suhu beku yang dapat mencapai antara -58°F hingga -76°F, menurut Reuters.

    Selain kekurangan oksigen, risiko tertimpa roda juga membuat aksi ini sering kali mematikan.

    Namun, meskipun risiko kematian sangat tinggi, ada beberapa kasus di mana penumpang gelap selamat dari cobaan ini.

    Tahun lalu, seseorang ditemukan selamat di ruang roda pesawat milik maskapai Aljazair di Paris.

    Pada Januari 2022, seorang pria selamat setelah ditemukan di roda depan pesawat kargo yang terbang dari Afrika Selatan ke bandara Schiphol, Amsterdam.

    Selain itu, seorang pria berhasil bertahan di ruang roda pesawat American Airlines dari Guatemala ke Miami pada tahun 2021 sebelum dibawa ke rumah sakit setibanya di AS.

    Pada 2014, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dilaporkan selamat setelah bersembunyi di ruang roda pesawat Hawaiian Airlines selama penerbangan lima setengah jam dari San Jose ke Maui.

    Bagaimana orang-orang tersebut bisa selamat?

    Mengutip Daily Mail dalam laporan mengenai kasus penumpang gelap pada tahun 2014, kondisi yang dialami penumpang gelap di ruang roda pesawat sangat ekstrem. 

    Sebagian besar insiden berakhir fatal.

    Menurut Institut Medis Dirgantara Sipil milik Administrasi Penerbangan Federal (FAA), peluang bertahan hidup penumpang gelap di ruang roda pesawat komersial hanya sekitar 24 persen.

    Tantangan pertama adalah menghindari tergencet saat roda pesawat ditarik.

    Selanjutnya, penumpang harus menghadapi hipotermia, hipoksia (kekurangan oksigen), dan risiko jatuh saat roda diturunkan.

    Ruang roda tidak memiliki sistem pemanas, oksigen, atau tekanan udara.

    Pada ketinggian 18.000 kaki, oksigen mulai menipis, menyebabkan penumpang kehilangan kesadaran.

    Pada ketinggian di atas 33.000 kaki, paru-paru membutuhkan tekanan buatan agar bisa berfungsi normal.

    Sebagai perbandingan, Gunung Everest memiliki ketinggian 29.029 kaki, dan hanya 5 persen dari lebih dari 3.000 pendaki yang berhasil sampai ke puncak tanpa bantuan oksigen.

    Pada ketinggian 38.000 kaki, suhu bisa turun hingga -81°F (sekitar -62,78°C), yang dapat berakibat fatal dalam hitungan menit.

    Jika pesawat mendarat, dan penumpang gelap tersebut masih sadar, ia harus menghindari tertimpa roda atau jatuh dari ketinggian ribuan kaki hingga tewas.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Kisah Pria Umur 30 Kena Stroke, Berakhir Separuh Tubuhnya Alami Lumpuh

    Kisah Pria Umur 30 Kena Stroke, Berakhir Separuh Tubuhnya Alami Lumpuh

    Jakarta

    Seorang pria asal Inggris mengalami stroke di usia yang sangat muda. Liam Rudd, seorang mekanik dari Guildford yang kini tinggal di Australia mengidap serangan stroke ketika usianya masih 30 tahun hingga akhirnya mengalami kelumpuhan.

    Ia mengalami serangan pada 11 November di kamar mandi dan ditemukan oleh pasangannya, Stella Slinger Thompson (30). Ketika menemukan Rudd tidak bergerak, Stella langsung menghubungi ambulans.

    “Ia muntah-muntah, jadi kami pikir ia mengalami gegar otak yang sangat parah, kami tidak menyadari apa itu saat itu,” kata Stella dikutip dari Daily Mail, Jumat (27/12/2024).

    Setelah kejadian tersebut, Rudd mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kirinya. Rudd harus menjalani rehabilitasi intensif setidaknya selama satu setengah tahun.

    Stella menceritakan bahwa dirinya tidak mengira hal ini bisa terjadi pada Rudd. Terlebih menurut Stella selama ini Rudd sangat menjaga makanannya.

    Ia menuturkan bahwa pasangannya itu mungkin akan hidup dengan kursi roda seumur hidupnya. Di tengah ketidakpastian, Stella mencoba tetap berpikir dan bertindak positif.

    Dokter yang memeriksa mengatakan Rudd harus menjalani operasi darurat untuk mengangkat gumpalan darah di otaknya. Akan tetapi, gumpalan darah tersebut ‘berisiko tinggi’, sehingga operasi ditunda sampai keesokan harinya. Operasi dilakukan sebanyak dua kali dengan membuat Rudd dibuat koma secara induksi.

    Rudd tetap dibius selama tiga hari berikutnya, sebelum tim dokter akhirnya memutuskan ia aman untuk dibangunkan.

    Dokter belum bisa menentukan apa penyebab pasti dari stroke tersebut. Mereka menduga ini berkaitan dengan fibroelastoma, tumor jinak yang dapat tumbuh pada katup jantung dan memicu pembekuan darah.

    Rudd saat ini masih menjalani pemeriksaan berkala oleh tim dokter. Ia diperiksa sebanyak lima kali sehari dan dijaga oleh Stella.

    Hingga saat ini biaya pengobatan Rudd masih gratis karena adanya kerjasama Inggris dan Australia. Namun, biaya tersebut tidak meliputi biaya rehabilitasi karena ia bukan warga negara Australia.

    Ia disarankan untuk kembali ke Inggris untuk menjalani perawatan secara gratis di negaranya.

    “Saat ini ia berada di bangsal stroke, tetapi begitu dipindahkan bangsal rehabilitasi, biayanya akan mungkin dikeluarkan. Dari tahap rehabilitasi, biayanya akan sangat mahal dan menjadi beban keuangan hingga mencapai 8 ribu pounds (Rp 162 juta) per minggu,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bikin Seseorang Mudah Pikun

    Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bikin Seseorang Mudah Pikun

    Jakarta

    Ilmuwan dalam penelitian terbaru menemukan faktor-faktor utama yang membuat orang lebih berisiko mengalami demensia. Demensia merupakan gangguan fungsi otak yang dapat menurunkan ingatan atau pikun, kemampuan kognitif, bahasa, hingga kemampuan menyelesaikan masalah sehari-hari.

    Peneliti di Amerika Serikat menganalisis lebih dari 20 ribu orang dewasa berusia di atas 50 tahun untuk memperkirakan kemungkinan penyebab mereka terkena kondisi tersebut. Ahli menemukan ada 12 variabel utama yang memengaruhi risiko demensia.

    Mengidap stroke, kesehatan fisik buruk, hingga diabetes dan body mass index (BMI) lebih dari 35 menjadi beberapa tanda-tandanya. Selain itu, terdapat juga tiga faktor demensia yang berkaitan dengan kepribadian seseorang, misalnya kebanyakan nganggur atau tidak kerja selama beberapa tahun, kurang teliti, dan tidak memiliki hobi.

    Risiko lain yang berkaitan adalah terlalu sering mengonsumsi alkohol, tidak pernah berolahraga, nilai rendah pada tes fisik, dan kemampuan kognitif rendah.

    Peneliti mengingatkan bahwa temuan ini hanya untuk menunjukkan hubungan antara faktor-faktor tersebut dan demensia. Faktor-faktor tersebut bukan penyebab secara langsung kondisi tersebut.

    “Orang lanjut usia yang berusaha mempertahankan fungsi kognitif yang tinggi untuk waktu yang lebih lama mungkin mendapat manfaat dari perubahan gaya hidup dini, seperti melakukan latihan fisik, bekerja lebih lama, menekuni hobi, dan aktivitas informasi baru setelah pensiun, dan menjaga kesehatan fisik yang baik,” tulis laporan tersebut dikutip dari Daily Mail, Selasa (24/12/2024).

    Peneliti berharap, temuan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait faktor risiko demensia. Masyarakat dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan terkena kondisi tersebut.

    Pada bulan Juli, sebuah studi yang berbeda menunjukkan setengah dari semua kasus alzheimer dapat dicegah dengan pencegahan faktor gaya hidup pada masa kanak-kanak. Peneliti menemukan faktor risiko baru, yaitu kolesterol tinggi dan masalah penglihatan.

    Ketika dua faktor tersebut digabungkan, keduanya menjadi penyebab hampir 1 per 10 kasus demensia di seluruh dunia.

    Dengan mengabaikan faktor-faktor yang tidak dapat dihindari seperti timbulnya susunan genetik pada penuaan, para ahli menyebut merokok, kurang olahraga, alkohol berlebihan, isolasi sosial, dan polusi udara merupakan faktor 4 per 10 kasus kondisi tersebut.

    (avk/suc)

  • Makan Apel Setiap 2 Hari Sekali Bisa Tekan Risiko Penyakit Jantung

    Makan Apel Setiap 2 Hari Sekali Bisa Tekan Risiko Penyakit Jantung

    Jakarta, Beritasatu.com – Apel dikenal sebagai salah satu buah yang kaya manfaat. Penelitian terbaru menunjukkan, kebiasaan makan apel setiap dua hari sekali bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan berbagai penyakit berbahaya lainnya.

    Dilansir dari Daily Mail, Selasa (24/12/2024), sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Nutrition mengungkapkan, konsumsi empat apel dalam seminggu atau setiap dua hari sekali dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga hampir 40%.

    Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Rumah Sakit Yangtze di Jinzhou, Tiongkok, yang melacak 2.184 pria dan wanita paruh baya dengan kadar kolesterol tinggi selama 10 tahun.

    Hasilnya, mereka yang rajin makan apel atau pisang memiliki kemungkinan 39% lebih kecil untuk meninggal karena berbagai penyebab dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

    Mengapa apel begitu ampuh? Buah ini kaya akan serat, antioksidan, dan nutrisi penting yang membantu menjaga kesehatan jantung dan sistem peredaran darah. Apel mengandung senyawa bernama flavonoid yang dikenal mampu mengurangi peradangan dan menurunkan tekanan darah.

    Dr Jonathan Hodgson dari Fakultas Kedokteran dan Farmakologi Universitas Western Australia mengatakan, keunggulan Apel terletak pada tingginya konsentrasi serat dan flavonoid pada kulit.

    Senyawa ini telah lama terkenal karena efek antioksidannya, yang diyakini membantu mencegah kerusakan sel, sehingga baik untuk mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.

    “Apel merupakan salah satu penyumbang utama asupan flavonoid total,” kata Jonathan.