Perusahaan: Daily Mail

  • Dokter Suarakan Kekhawatiran Kesehatan Astronot NASA Usai Mendarat di Bumi

    Dokter Suarakan Kekhawatiran Kesehatan Astronot NASA Usai Mendarat di Bumi

    Jakarta

    Setelah sembilan bulan bertugas di luar angkasa, astronot Sunita Williams dan Barry Wilmore akhirnya kembali mendarat di Bumi. Namun, meskipun berhasil menyelesaikan misi mereka, perjalanan panjang untuk pemulihan fisik tampaknya baru saja dimulai.

    NASA merilis foto-foto yang menunjukkan keduanya berjalan hati-hati dan berjabat tangan dengan personel NASA setelah menjalani pemeriksaan kesehatan awal. Namun, penampilan Williams, khususnya, menarik perhatian para dokter yang mengkhawatirkan dampak lingkungan luar angkasa terhadap tubuhnya.

    Sunita Williams, wanita berusia 59 tahun yang telah menghabiskan waktu lama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), tampak berbeda setelah misinya. Foto-foto sebelum dan sesudah kepulangannya menunjukkan rambutnya yang kini lebih putih, kerutan yang lebih dalam di wajahnya, serta wajah yang terlihat lebih tirus.

    Para ahli kesehatan menilai perubahan ini sebagai tanda-tanda kerasnya kondisi ruang angkasa terhadap tubuh manusia. Dokter yang diwawancarai oleh Daily Mail mencatat bahwa pergelangan tangan Williams yang “tampak kurus” bisa menjadi indikasi penurunan berat badan yang signifikan, penyusutan otot di lengan, dan bahkan hilangnya kepadatan tulang-dampak umum dari paparan gravitasi mikro dalam waktu lama.

    Salah satu foto menonjol menunjukkan infus yang terpasang di pergelangan tangan Williams. Menurut para dokter, ini “kemungkinan besar” merupakan bagian dari upaya untuk mengembalikan hidrasi dan elektrolit tubuhnya.

    Di lingkungan gravitasi mikro, tubuh cenderung membuang cairan yang sebenarnya dibutuhkan, sehingga astronot sering mengalami dehidrasi setelah kembali ke Bumi. Meski demikian, fakta bahwa Williams dan Wilmore mampu berjalan kurang dari 24 jam setelah mendarat menjadi tanda positif. Banyak yang awalnya memperkirakan mereka akan kehilangan kemampuan berjalan untuk sementara waktu akibat adaptasi kembali ke gravitasi Bumi.

    Dr. John Jaquish, seorang insinyur biomedis dari Jaquish Biomedical, menjelaskan bahwa durasi panjang di luar angkasa sangat melelahkan bagi tubuh. “Bayangkan terus-menerus berada dalam kondisi seperti ‘perut terbalik’,” ujarnya.

    Kondisi ini menyulitkan sistem pencernaan untuk memproses makanan secara efisien, menyebabkan astronot makan lebih sedikit dan menunggu lebih lama antara waktu makan. Akibatnya, penurunan berat badan dan kekurangan nutrisi menjadi risiko yang nyata.

    Dr. Vinay Gupta, dokter spesialis paru-paru dan veteran Angkatan Udara, juga menambahkan perspektifnya. “Gravitasi diperlukan untuk melatih otot-otot Anda. Tanpa gravitasi, otot tidak mendapat perlawanan apa pun,” katanya. Akibatnya, terjadi atrofi otot-penyusutan dan penipisan massa otot-yang dapat meningkatkan risiko patah tulang bahkan dari gerakan kecil.

    Wanita, seperti Williams, memiliki risiko lebih tinggi karena tulang mereka yang lebih kecil dan ringan, ditambah penurunan hormon pelindung seperti estrogen setelah menopause. “Saya tidak terkejut melihat dia mengalami beberapa masalah, karena wanita cenderung lebih terdampak oleh kondisi ini dibandingkan pria,” tambah Dr. Gupta.

    Perjalanan Williams dan Wilmore dimulai pada Juni 2024, dengan rencana awal hanya tinggal selama delapan hari di ISS menggunakan pesawat antariksa mereka. Namun, misi tersebut berubah drastis ketika kendaraan mereka mengalami kebocoran helium, yang merusak sistem pendorong.

    Akibatnya, mereka terpaksa tinggal di ISS hingga Februari 2025, dengan rencana kepulangan menggunakan pesawat SpaceX Crew Dragon. Penundaan kembali terjadi, tetapi akhirnya pada 14 Maret 2025, SpaceX meluncurkan Crew Dragon 10 dari Pusat Antariksa Kennedy NASA di Florida untuk menjemput Williams, Wilmore, serta dua anggota Crew-9 lainnya, Aleksandr Gorbunov dan komandan Nick Hague.

    Kapsul Crew Dragon bernama Endurance berhasil ditangkap oleh ISS pada 16 Maret 2025, tepat setelah tengah malam waktu ET. Williams mengakhiri misinya dengan pesan penuh rasa syukur kepada kendali misi: “Houston, terima kasih telah mendengarkan pagi ini. Hari yang indah. Senang melihat teman-teman kita datang. Terima kasih banyak.”

    (afr/afr)

  • Ilmuwan Ungkap Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah

    Ilmuwan Ungkap Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah

    Jakarta

    Umat Islam, Kristen, dan Yahudi menganggap aksi Nabi Musa membelah Laut Merah sebagai salah satu mukjizat Tuhan yang paling mengesankan. Penelitian terbaru menunjukkan dasar ilmiah untuk mitos keagamaan tersebut.

    Al-Qur’an dan Alkitab mengisahkan bahwa Musa, seorang nabi utusan Allah SWT, memerintahkan perairan terdalam di Laut Merah untuk membuka jalan bagi bangsa Israel melarikan diri dari Fir’aun Mesir yang menindas, yang kemudian pasukannya langsung tersapu oleh gelombang yang datang.

    Namun, menurut para ahli di National Center for Atmospheric Research, untuk mencapai hal ini, angin yang bertiup pada kecepatan dan sudut yang tepat secara layak dapat membuka sebuah saluran. Sehingga, orang dapat lewat dengan berjalan kaki, kemudian menelan siapa pun yang ada di sana begitu angin bertiup dengan kekuatan tsunami.

    “Penyeberangan Laut Merah adalah fenomena supranatural yang mengandung komponen alamiah, keajaibannya terletak pada waktu yang tepat,” kata ahli kelautan Carl Drews dikutip dari Daily Mail, Rabu (19/3/2025).

    Model komputer memperkirakan fenomena seperti itu memerlukan angin berkecepatan lebih dari 96 km per jam untuk menghantam air pada sudut tertentu, sehingga membuka terowongan air selebar 4 km.

    Citra Google Earth Laut Merah, terletak di antara Mesir dan Jazirah Arab. Foto: Google Earth

    “Ketika angin kencang bertiup ke arah selatan dari hulu Teluk selama sekitar satu hari, air akan terdorong ke arah laut, sehingga dasar yang sebelumnya terendam air akan tersingkap,” kata Nathan Paldor, ilmuwan kelautan dari Hebrew University of Jerusalem.

    Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah konon terjadi di Teluk Aqaba, yang memisahkan Semenanjung Sinai di Mesir dari Arab Saudi dan selatan Yordania. Bagian Laut Merah ini merupakan salah satu yang terdalam dengan kedalaman maksimum 1.800 meter.

    Akan tetapi, penelitian geologi membantah pernyataan ini karena angin badai sebesar apa pun tidak akan dapat membantu orang menyeberangi Teluk Aqaba yang berbahaya.

    Cerita itu juga menyatakan bahwa angin yang memecah laut itu datang dari timur, sedangkan perhitungan ilmiah menunjukkan angin itu pasti datang dari barat daya.

    Sebaliknya, para arkeolog telah mengajukan hipotesis lokasi alternatif untuk peristiwa cuaca ekstrem yang dapat membuka jalan bagi mukjizat Musa.

    Ilmuwan menganalisis kemungkinan angin yang mendorong perairan Teluk Suez kembali ke laut, dengan ilustrasi punggungan bawah air. Foto: Doron Norf dan Nathan Paldor

    Terletak di antara daratan Mesir dan semenanjung, Teluk Suez hanya memiliki kedalaman hingga 30 meter dengan dasar yang relatif datar, yang diketahui dapat terjadi jika ada pasang surut yang kuat di bagian ini.

    Bruce Parker, mantan kepala ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration, meyakini Musa menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.

    “Musa hidup di alam liar di dekat situ pada masa kecilnya, dan dia tahu di mana kafilah menyeberangi Laut Merah saat air surut,” tulis Park untuk The Wall Street Journal pada 2014.

    “Dia tahu langit malam dan metode kuno untuk memprediksi pasang surut, berdasarkan posisi Bulan di atas kepala dan seberapa penuh Bulan itu,” jelasnya.

    Namun, teori Suez tidak dapat mendukung klaim Book of Exodus (Kitab Keluaran atau kitab kedua dalam Alkitab Perjanjian Lama) bahwa angin timur bertiup membelah laut.

    Dalam laporan yang diterbitkan di PLOS One, Drews mengusulkan Danau Tannis di Delta Nil sebagai lokasi yang paling masuk akal untuk peristiwa tersebut, sesuai dengan terjemahan alternatif Alkitab Ibrani yang merujuk pada lautan ‘alang-alang’ yang tumbuh rapat di perairan payau tersebut, bukan ‘Laut Merah’.

    “Pemodelan samudra, dan sebuah laporan dari 1882, menunjukkan bahwa angin kencang di atas delta Nil bagian timur akan menerbangkan air setinggi dua meter, sehingga daratan yang kering tersingkap untuk sementara waktu berkat struktur unik danau tersebut yang menyediakan ‘mekanisme hidrolik untuk membagi air’,” kata peneliti samudra tersebut.

    Meskipun teori ilmiahnya masuk akal, Drews mengakui bahwa sebagai penganut Kristen, imannya membuatnya percaya bahwa kisah itu tetaplah ajaib.

    “Secara pribadi, saya seorang Lutheran yang selalu memahami bahwa iman dan sains dapat dan harus selaras. Adalah wajar dan tepat bagi seorang ilmuwan untuk mempelajari komponen alami dari narasi ini,” tutupnya.

    (rns/fay)

  • Curhat Nikocado Avocado Usai BB Turun 113 Kg, Sempat Stres Kulit Bergelambir

    Curhat Nikocado Avocado Usai BB Turun 113 Kg, Sempat Stres Kulit Bergelambir

    Jakarta – Youtuber Nikocado Avocado menceritakan pengalamannya setelah berhasil menurunkan berat badan hingga lebih dari 250 pon (113,4 kg). Vlogger bernama asli Nicholas Perry ini memulai perjalanan di industri konten sejak satu dekade lalu.

    Bertahun-tahun berlalu, berat badannya terus meningkat karena konten mukbang. Karakter yang ditonjolkan di setiap videonya juga berubah menjadi lebih provokatif dan ekstrem.

    Konten tersebut mendapatkan jutaan penonton. Rupanya semua hal ekstrem itu bagian dari misi tersembunyinya.

    “Saya berkata bahwa saya akan terus memaksakan diri untuk makan, menjadi gemuk semampu saya sampai berusia 30 tahun, dan kemudian setelah berusia 30 tahun, saya akan melakukan penurunan berat badan secara rahasia dan mengejutkan di internet,” cerita Perry dikutip dari Daily Mail, Selasa (18/3/2025).

    Sesuai dengan rencananya, pada 2022 ketika ulang tahun yang ke-30, ia diam-diam menurunkan berat badan. Ia menyebut apa yang dilakukannya itu sebagai eksperimen sosial.

    Saat memulai perjalanan penurunan berat badan, ia mengalami sleep apnea, masalah pernapasan, hingga jantung berdebar-debar.

    Dalam proses penurunan berat badan, Perry masih terus mengunggah video makan baru yang sudah disiapkan sebelumnya. Penonton akhirnya dibuat terkejut, ketika Perry akhirnya berhasil menurunkan berat badan yang tadinya sekitar 411 pon (199,9 kg) menjadi 158 pon (71,7 kg).

    Meski berhasil menurunkan berat badan, tidak semuanya berjalan baik bagi Perry. Ia sempat stres karena kulit bergelambir yang ada di tubuhnya.

    Masalah terbesarnya ada di kulit bagian perut. Akibatnya, ia harus memasukkan kulit bergelambir itu ke dalam celananya.

    “Ada banyak kulit kendur di sekitar puting susu, ketiak, kaki, yang terus-menerus membuat saya kehilangan keseimbangan saat berolahraga. Saya sangat muak merasakannya di tubuh saya. Itu membebani saya,” ceritanya.

    Demi mengatasi hal tersebut, Perry harus menjalani delapan kali operasi pengangkatan kulit yang kendur. Ia harus berjuang melawan efek samping yang cukup menyakitkan dari operasi tersebut.

    Selama dua minggu, ia harus menggunakan kursi roda dan diminta untuk meminimalkan gerakan untuk menghindari risiko jahitan terbuka. Perry juga mengalami sembelit lima hari tanpa henti yang membuatnya cukup tersiksa.

    Perry saat ini tengah memulihkan diri di rumahnya di Florida, Amerika Serikat. Dirinya mengaku cukup lelah dengan operasi yang dijalani dan berharap tidak ada operasi lanjutan nantinya.

    (avk/naf)

  • Pengakuan Wanita Cuma Makan Buah Selama 30 Hari, Ini yang Terjadi Pada Tubuhnya

    Pengakuan Wanita Cuma Makan Buah Selama 30 Hari, Ini yang Terjadi Pada Tubuhnya

    Jakarta

    Seorang wanita di New York, Amerika Serikat, mengungkapkan pengalamannya diet ekstrem hanya dengan makan buah selama 30 hari. Ternyata, ada beberapa efek samping yang terjadi pada tubuhnya.

    Shade Martin, 36, menjalani diet setelah mengalami nyeri bahu yang membuatnya lemah. Bahkan, terapi fisik dan obat-obatan masih gagal untuk meredakannya.

    Kemudian, ia pun membaca bahwa buah-buahan alkali, seperti nanas, buah beri, pisang, dan mangga, memiliki sifat antiinflamasi. Diyakini dengan mengonsumsi makanan tersebut dapat membantu meredakan nyeri di tubuhnya.

    Martin mulai diet ketatnya dengan hanya makan semangka pada selama minggu pertama. Kemudian, dilanjutkan dengan makan anggur selama enam hari.

    Ia juga mencampurkan berbagai macam buah ke dalam mangkuk untuk asupan sehari-harinya.

    Meski dietnya sangat terbatas, Martin mengatakan dirinya memiliki lebih banyak energi dari biasanya. Hal itu terjadi karena pelepasan gula alami yang lambat dan membantunya berpikir lebih jernih.

    Penelitian menunjukkan bahwa buah dapat meningkatkan fungsi otak. Satu studi yang dilakukan oleh Harvard Medical School menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi dua atau lebih porsi stroberi dan blueberry setiap minggu dapat menunda penurunan daya ingat hingga dua setengah tahun.

    Hampir Tak Pernah Merasa Kram Menstruasi

    Keuntungan lain yang dialami Martin adalah tidak merasakan kram menstruasi dan berat badannya turun sekitar 4 kg.

    “Soal siklus menstruasi saya, hanya sedikit rasa sakit atau bahkan tidak sama sekali. Pada skala 1 sampai 10, itu tidak sampai satu,” tutur Martin, dikutip dari Daily Mail.

    Meskipun Martin mengatakan bahwa ia memperoleh lebih banyak manfaat daripada kerugian dari dietnya. Ia mengakui bahwa diet tersebut tidak cocok untuk semua orang.

    Ia sudah menjadi vegan dan telah melakukan pembersihan jus serval di masa lalu, jadi perubahannya tidak terlalu radikal dibandingkan dengan yang dialami sebagian orang.

    Mudah Buang Air Besar

    Selain itu, sebagian besar buah rendah kalori yang memicu kurangnya asupan kalori, yang menyebabkan kelelahan. Karena alasan inilah diet seperti yang dijalani Martin dapat menyebabkan kekurangan gizi.

    Martin mengakui bahwa diet buah yang dilakukannya memiliki beberapa efek yang tidak begitu bagus. Saat dia tidak makan apapun kecuali anggur, Martin mengatakan bahwa dia batuk dengan dahak yang sangat banyak.

    “Batuknya terus keluar. Itu benar-benar mengejutkan saya,” kenangnya.

    Buah juga mengandung banyak serat, sehingga membuat Martin lebih sering buang air besar dari biasanya. Hal inilah yang diharapkannya.

    Kondisi Kulitnya Membaik

    Hal positif lainnya yang didapat Martin setelah makan buah selama 30 hari adalah perubahan pada kulitnya. Ia merasa kulitnya lebih cerah akibat detoksifikasi yang membuat semua racun dari kulitnya keluar.

    Meskipun hal ini menyebabkan munculnya beberapa jerawat di dahinya, ia mengatakan hasil akhirnya adalah kulitnya tampak dan terasa lebih baik. Setelah hanya mengonsumsi semangka dan anggur selama hampir dua minggu, Martin mulai mengonsumsi berbagai jenis buah.

    Dalam pola makan hariannya, ia akan memulai hari dengan segelas besar air lemon atau jeruk nipis. Sekitar 20 menit kemudian, ia akan membuat smoothie dengan beberapa buah favoritnya, seperti pisang, kurma, blueberry, dan ceri.

    Sepanjang hari, ia akan ngemil buah-buahan. Menurut Martin, bagian tersulit dalam dietnya adalah saat melihat suami dan putrinya makan makanan ‘yang normal’.

    Jadi ia harus mengalihkan perhatiannya saat hal ini terjadi untuk mencegah keinginan. Secara keseluruhan, Martin berhasil menurunkan sekitar 4 kg akibat diet tersebut.

    Martin mengklaim masalah terbesar dari diet buahnya ini adalah kesalahpahaman bahwa buah mengandung terlalu banyak gula. Ia menyimpulkan bahwa setiap manusia membutuhkan buah dalam pola makannya.

    ‘Anda tahu, gula olahan dan semua hal lainnya. Anda mulai menghilangkan beberapa hal tersebut dari pola makan dan Anda akan melihat bahwa [buah] bukanlah masalahnya. Tetapi, kita membutuhkannya untuk kekuatan otak, kita membutuhkannya untuk energi dan kekuatan tubuh kita,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Bocah 2 Tahun Buta Sebelah usai Tertular Herpes, Diduga gegara Dicium Orang Lain

    Bocah 2 Tahun Buta Sebelah usai Tertular Herpes, Diduga gegara Dicium Orang Lain

    Jakarta

    Seorang bocah 2 tahun di Namibia mengalami kebutaan di mata kiri akibat terinfeksi virus Herpes. Bocah bernama Juwan itu diduga tertular virus tersebut akibat dicium oleh orang lain

    Bola mata Juwan melepuh dan memunculkan lubang berukuran 4 mm di korneanya. Luka terbuka itu menyebabkan sejumlah infeksi lanjutan. Meski dokter sudah berusaha menanganinya, kerusakan pada mata bocah tersebut terlalu parah. Nasib bocah tersebut mengalami kebutaan.

    Semua berawal pada Agustus 2024, ketika kedua orang tua Juwan mengira anaknya mengalami infeksi mata. Mereka membawa putra mereka itu ke rumah sakit dan dokter saat itu hanya memberi antibiotik.

    “Dua hari kemudian, kami melihat ada yang salah dengan matanya. Sepertinya ada sesuatu yang tumbuh di dalam bola matanya,” cerita ibunda Juwan, Michelle Saaiman (36), dikutip dari Daily Mail, Rabu (13/3/2025).

    Michelle lalu kembali membawa putranya itu ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan Juwan mengalami cold sore di matanya, disebabkan oleh virus herpes simpleks.

    Hasil pemeriksaan lanjutan menunjukkan kedua orang tua Juwan negatif virus tersebut. Dokter berteori bahwa seseorang dengan infeksi herpes simpleks tanpa sadar menularkan virus tersebut melalui ciuman.

    “Virus herpes kemungkinan besar hanya dapat ditularkan oleh seseorang yang memiliki lepuh aktif, mencium bayi kami di, atau dekat mata, atau di tangannya yang kemudian ia sentuhkan ke matanya,” jelas Michelle.

    Butuh waktu berminggu-minggu bagi petugas medis untuk mengendalikan infeksi yang dialami Juwan, tapi saat itu kerusakan matanya sudah parah. Kornea Juwan sudah rusak dan tidak dapat mengirimkan sinyal lagi ke otak.

    Keluarga memiliki satu harapan melalui operasi pemindahan saraf dari kaki ke rongga mata. Diharapkan prosedur ini dapat memulihkan koneksi antara bola mata dan otak anaknya. Jika ini berhasil Juwan dapat memenuhi syarat untuk transplantasi kornea.

    Untuk sementara ini, dokter harus menjahit kelopak matanya agar tertutup untuk melindungi organ-organ yang tersisa.

    “Apakah penglihatannya dapat dipulihkan masih belum diketahui pada tahap ini, tetapi kami telah menerima kenyataan bahwa ia kemungkinan besar akan buta permanen pada mata kirinya,” tandas Michelle.

    (avk/suc)

  • Pria Ini Sukses Pangkas 25 Kg dalam 90 Hari, Transformasinya Bikin Pangling

    Pria Ini Sukses Pangkas 25 Kg dalam 90 Hari, Transformasinya Bikin Pangling

    Jakarta

    Seorang pria di Belanda berhasil menurunkan berat badannya secara drastis dalam waktu 90 hari. Joachim Scheffer, yang dikenal di media sosial sebagai ‘ThatFatFreeRunner’, itu berjuang untuk menurunkan berat badan dengan berbagai program diet jangka pendek dan tidak ada hasilnya.

    Namun, pada 2024 memulai tantangan baru untuk mengubah rutinitas latihannya, gaya hidup sehari-hari, dan kebiasaan makannya hanya dalam waktu tiga bulan.

    Scheffer mengalami obesitas dengan berat sekitar 114 kg. Di bawah program intensif yang ditetapkan oleh pelatihnya, Stan Browney, ia berhasil menurunkan berat badannya hingga 25,5 kg.

    Selama berprogram penurunan berat badan, Scheffer menggabungkan latihan angka beban dan latihan dengan alat gym.

    Pola Makan Diatur

    Pola makan Scheffer juga diperhatikan dan diatur. Dia tidak lagi boleh mengonsumsi pizza dan beralih ke makanan yang rendah kalori serta tinggi protein.

    Pada minggu pertama, ia berhasil menurunkan berat badan hingga 3 kg hanya dengan mengikuti rutinitas latihan pembakar lemak di tempat gym secara konsisten.

    Namun, perjalanan diet Scheffer tidak mulus. Ia sempat berada pada titik jenuh pada hari ke-10 dan berat badannya tidak turun.

    “Berat badannya tidak turun, saya tidak tahu persis mengapa,” kata Browney, dikutip dari Daily Mail.

    Penurunan Berat Badan yang Drastis

    Browney merinci rutinitas olahraga yang dijalani Scheffer selama program dietnya. Ia lari bebas dan berjalan kaki hingga berhasil membawanya untuk kembali produktif menurunkan berat badan.

    Bahkan, Browney meminta Scheffer menggunakan pelacak di ponselnya untuk memastikan ia berhasil mencapai 10.000 langkah per hari.

    “Saya tidak terlalu suka berjalan ke mana pun, jadi saya membuatnya lebih menyenangkan dengan mendengarkan musik,” kata Scheffer .

    “Namun, dengan berjalan kaki dapat membakar lebih banyak kalori,” sambungnya.

    Pada hari ke-11, berat badannya turun dari 114 menjadi 109 kg.

    “Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali saya masuk dalam kategori di bawah 110 kg, itu gila. Begitu banyak kemajuan saat saya bercermin,” tuturnya.

    Setelah 30 hari, ia melakukan pemeriksaan penurunan berat badan lengkap pertamanya. Scheffer mengukur lingkar dada dan pinggangnya, yang masing-masing turun 13 cm dan 15 cm.

    Berat badannya juga turun menjadi 103 kg, yang menandakan beratnya turun sebanyak 11 kg.

    Pada hari ke-50, berat badannya mencapai 98 kg dan pada hari ke-60, 93,6 kg yang menandai penurunan 18 kg dari awal tantangan ini dilakukan.

    Dengan hanya 10 hari tersisa di hari ke-80, berat badannya terus turun menjadi 90 kg. Penurunan berat badan yang mengejutkan sebesar 23 kg.

    “Gaya hidup saya telah berubah, saya melihat begitu banyak hal baik, manfaat yang baik,” beber Scheffer .

    Pada penimbangan terakhir di hari ke-90 lingkar pinggangnya turun menjadi 86 cm, turun 25 cm. Sementara lingkar perutnya turun sekitar 27 cm, menjadi perutnya hanya 94 cm.

    Berat akhir keseluruhannya tercatat sebesar 88,5 kg, 25,5 kg lebih rendah daripada saat ia memulai tantangan tersebut.

    “Anda tampak seperti orang yang sama sekali berbeda, saya tidak mengenali Anda, kawan,” ujar Browney.

    (sao/kna)

  • James Bond Tetap Pria Sejati, Amazon Studios Bantah Isu LGBT

    James Bond Tetap Pria Sejati, Amazon Studios Bantah Isu LGBT

    Jakarta, Beritasatu.com – Para penggemar James Bond bisa bernapas lega. Meskipun franchise ini kini berada di bawah kendali Amazon Studios—yang dikenal mendukung gerakan LGBT—karakter ikonik agen 007 dipastikan tidak akan mengalami perubahan gender atau orientasi seksual.

    Akuisisi waralaba Bond oleh Amazon Studios senilai 770 juta pound sterling sempat memicu kekhawatiran di kalangan penggemar. Mereka takut James Bond akan mengalami perubahan besar, termasuk berganti gender atau kebangsaan.

    Namun, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (9/3/2025), Amazon menegaskan bahwa Bond akan tetap seperti yang dikenal selama ini: pria asal Inggris atau negara Persemakmuran.

    “Ada banyak rumor keliru tentang masa depan Bond. Amazon berkomitmen menjaga karakternya tetap autentik, dan itu berarti James Bond tetap pria sejati,” ujar seorang sumber dalam Amazon.

    Daniel Craig masih memerankan tokoh James Bond dalam film “No Time to Die”, yang akan tayang 20 November 2020. – (Instagram/Istimewa)

    Sebelumnya, hak waralaba James Bond dipegang oleh Barbara Broccoli dan Michael G. Wilson melalui Eon Productions sejak 1995. Keduanya dikenal sangat menjaga keaslian karakter James Bond. Bahkan sebelum menjual hak kreatif kepada Amazon, Broccoli berulang kali menegaskan bahwa Bond harus tetap berkarakter Inggris.

    Spekulasi soal perubahan karakter Bond semakin berkembang setelah muncul kabar bahwa Amazon akan mengembangkan spin-off baru, seperti serial tentang masa muda sekretaris M, Miss Moneypenny. Namun, sumber internal Amazon membantah rumor bahwa Bond akan berubah.

    “Jeff (Bezos) memahami apa yang membuat Bond begitu spesial. Itu sebabnya memo ini diedarkan untuk meyakinkan semua pihak bahwa James Bond tetap pria sejati,” tambah sumber tersebut.

    Pierce Brosnan sebagai James Bond. – (007.com)

    Meski demikian, diskusi terkait aspek lain dari Bond tetap berlangsung, termasuk kemungkinan memilih aktor berkulit berwarna untuk memerankannya. Namun satu hal yang pasti, karakter ini tidak akan kehilangan identitasnya sebagai agen rahasia pria asal Inggris yang telah melegenda.

    Film No Time To Die (2021), yang dibintangi oleh Daniel Craig dan Léa Seydoux, menjadi film terakhir sebelum transisi ke era Amazon. Kini, dengan pernyataan resmi ini, para penggemar bisa tenang: James Bond tetap seperti yang selama ini mereka kenal.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1107: Macron, Zelensky, dan Starmer Mau ke Amerika untuk Temui Trump – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1107: Macron, Zelensky, dan Starmer Mau ke Amerika untuk Temui Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Konflik Rusia vs Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1107 pada Kamis (6/3/2025).

    Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang mempertimbangkan untuk kembali ke Washington bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

    Hal ini disampaikan oleh juru bicara pemerintah Prancis, Sophie Primas, pada Rabu (5/3/2025), dikutip dari Al Arabiya.

    Primas memberikan keterangan tersebut setelah rapat mingguan Kabinet Prancis, yang menandakan upaya diplomatik untuk memfasilitasi pertemuan antara para pemimpin ini dan Presiden Trump.

    Simak rangkuman peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1107:
    AS Setop Pembagian Informasi Intelijen dengan Ukraina

    Amerika Serikat menghentikan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina.

    Langkah terbaru pemerintahan Presiden Donald Trump ini tampaknya berpotensi menghambat kemampuan militer Ukraina dalam menargetkan pasukan Rusia di medan perang.

    Keputusan ini diumumkan setelah Senin (3/3/2025) kemarin Gedung Putih mengumumkan membekukan sementara bantuan militer ke Ukraina, setelah pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Trump di Ruang Oval berujung debat pedas.

    Bagi militer Ukraina, dukungan intelijen AS sangat penting dalam mengidentifikasi dan menyerang target-target strategis Rusia, Financial Times melaporkan.

    Informasi intelijen yang diterima dari AS selama ini memungkinkan Ukraina untuk melaksanakan serangan presisi, termasuk terhadap pasukan yang bergerak atau sasaran yang sulit dijangkau.

    Dengan penghentian ini, Ukraina kehilangan salah satu keunggulan utama di medan perang.

    Keputusan AS untuk melarang sekutunya memberikan informasi intelijen kepada Ukraina pertama kali dilaporkan oleh Daily Mail.

    AS telah secara resmi memblokir sekutunya untuk berbagi intelijen dengan Ukraina.

    Beberapa pejabat menyatakan bahwa negara-negara yang memiliki akses intelijen domestik kemungkinan akan tetap berbagi informasi yang relevan.

    Namun, ini tidak berlaku untuk data intelijen sensitif dan bernilai tinggi yang dibutuhkan Ukraina untuk menyerang target yang bergerak cepat, seperti pasukan Rusia yang dapat dipindahkan.

    Seorang pejabat senior di negara Barat mengatakan bahwa jika keputusan ini tidak segera dibalik, Ukraina akan menghadapi kesulitan besar.

    “Ini akan menghilangkan keunggulan mereka di medan perang,” katanya.

    Rudal Rusia Hantam Hotel di Kryvyi Rih, Dua Tewas dan 28 Terluka

    Sebuah rudal Rusia menghantam sebuah hotel di kota Kryvyi Rih, Ukraina bagian tengah, pada Rabu (5/3/2025) malam.

    Serangan tersebut menewaskan dua orang dan melukai 28 lainnya, menurut keterangan dari gubernur setempat, The Guardian melaporkan.

    Gubernur Dnipropetrovsk Serhiy Lysak menyampaikan informasi tersebut melalui Telegram.

    Di unggahan tersebut, ia juga menyebutkan bahwa seorang anak termasuk di antara yang terluka. Beberapa korban dilaporkan mengalami luka parah.

    Ledakan di Wilayah Kyiv, Pertahanan Udara Aktif

    Pertahanan udara beroperasi di wilayah Kyiv setelah adanya serangan, demikian laporan dari Otoritas Wilayah Kyiv (OVA).

    Peringatan udara telah diumumkan di wilayah tersebut, Suspilne melaporkan.

    Angkatan Udara Ukraina juga melaporkan adanya serangan pesawat tak berawak yang terjadi di daerah tersebut..

    Rusia Serang Sumy, Pesawat Tak Berawak Hantam Gudang

    Di Sumy, sebuah pesawat tak berawak Rusia menghantam sebuah gudang, seperti yang dilaporkan oleh penjabat walikota, Kobzar.

    Tim penyelamat saat ini sedang berusaha memadamkan api yang timbul akibat serangan tersebut

     Namun, hingga saat ini, tidak ada informasi terkait korban tewas atau terluka.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Ilmuwan Peringatkan Bencana Akibat Arus Laut Terkuat Bumi Melambat

    Ilmuwan Peringatkan Bencana Akibat Arus Laut Terkuat Bumi Melambat

    Jakarta

    Ilmuwan telah memperingatkan bahwa arus laut terkuat di Bumi melambat karena perubahan iklim, dengan konsekuensi yang berpotensi membawa bencana.

    Antarctic Circumpolar Current (ACC) atau Arus Sirkumpolar Antartika mengangkut sekitar 173 juta meter kubik air setiap detik dalam lingkaran yang tidak terputus di seluruh benua Antartika.

    Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa ACC dapat menjadi 20% lebih lambat pada 2050 karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

    Jika pelambatan terjadi, hal itu dapat menyebabkan ‘lingkaran setan’ dari es yang mencair dengan cepat, naiknya permukaan laut, dan suhu global yang meningkat.

    Lebih dari empat kali lebih kuat dari Gulf Stream, ACC adalah bagian penting dari ‘sabuk pengangkut laut’ yang mendorong air, panas, dan nutrisi di seluruh planet.

    Tetapi ketika air tawar dari es laut yang mencair dibuang ke beberapa area Antartika, proses yang menggerakkan sabuk pengangkut itu akan mulai melemah.

    “Lautan sangatlah kompleks dan sangat seimbang. Jika ‘mesin’ saat ini rusak, akan ada konsekuensi yang parah, termasuk variabilitas iklim yang lebih besar, dengan kondisi ekstrem yang lebih parah di wilayah tertentu, dan pemanasan global yang lebih cepat karena berkurangnya kapasitas lautan untuk bertindak sebagai penyerap karbon,” kata peneliti utama studi, Dr. Bishakhdatta Gayen, profesor di University of Melbourne, dikutip dari Daily Mail.

    Sama seperti sepupunya yang lebih terkenal di utara, Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) atau Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik, ACC digerakkan oleh air dingin dan asin.

    Saat es terbentuk di lautan, air yang tertinggal menjadi sangat asin dan dingin, sehingga menjadi sangat padat. Air dingin dan padat itu tenggelam dengan cepat ke zona ‘abyssal’ terdalam di lautan dan menyapu ke utara, membawa oksigen dan CO2, serta mengaduk sedimen kaya nutrisi di dasar laut.

    Air kemudian ditarik ke permukaan melalui proses yang disebut upwelling di area seperti Samudra Selatan di selatan Australia, membawa nutrisi ke permukaan dan menggerakkan siklus arus laut. Namun, seiring dengan menghangatnya iklim, es di sekitar Antartika mencair dengan kecepatan yang semakin cepat.

    Es Laut Anjlok

    Penelitian terkini menunjukkan bahwa es laut di sekitar benua selatan anjlok ke rekor terendah tahun lalu. Menurut data yang dikumpulkan oleh US National Snow and Ice Data Center (NSIDC), luas es laut Antartika adalah 2,07 juta km persegi (per 15 Februari 2025).

    Angka ini turun drastis di bawah rata-rata pada 15 Februari untuk periode referensi historis antara 1981 hingga 2010, yakni 2.932 juta km persegi.

    “Lembaran es yang mencair membuang sejumlah besar air tawar ke lautan asin,” Dr Gayen berkata.

    “Perubahan mendadak dalam ‘kadar garam’ laut ini memiliki serangkaian konsekuensi, termasuk melemahnya tenggelamnya air laut permukaan ke dasar laut dalam, yang disebut Air Dasar Antartika, dan, berdasarkan penelitian ini, melemahnya aliran samudra kuat yang mengelilingi Antartika,” jelasnya.

    Dengan menggunakan superkomputer terkuat di Australia, Dr. Gayen dan rekan-rekannya memodelkan bagaimana proses ini akan memengaruhi ACC dalam skenario ’emisi tinggi’, skenario ketika emisi gas rumah kaca terus meningkat.

    Simulasi menunjukkan bahwa pencairan es saja akan menyebabkan perlambatan ACC sebesar 20% pada 2050. Meskipun mereka tidak memodelkan dampak iklim dari perubahan ini dalam makalah mereka, penelitian terkini menunjukkan bahwa pelambatan seperti itu akan berdampak luas pada iklim.

    Ini karena ACC bertindak sebagai penghalang fisik dan oseanografi, melindungi Samudra Selatan dari bagian dunia lainnya.

    Arus Laut Mengubah Iklim

    Rekan penulis Dr Taimoor Sohail, seorang peneliti pascadoktoral di University of Melbourne, mengatakan bahwa salah satu cara ACC berperan penting dalam mengatur iklim kita adalah dengan mengendalikan seberapa banyak panas yang masuk ke Antartika dan ke Lapisan Es Antartika.

    “Jadi, pelambatan ACC dapat menyebabkan lebih banyak panas berpindah ke selatan dari Utara yang lebih hangat, dan itu akan mempercepat pencairan es,” ujarnya.

    Dr Sohail menjelaskan bahwa hal ini menciptakan ‘lingkaran setan’ dengan pencairan es melemahkan ACC yang pada gilirannya, memungkinkan es mencair lebih cepat dan semakin melemahkan arus pelindung.

    Lapisan Es Antartika menampung sekitar 90% dari semua air tawar di Bumi dan berpotensi menyebabkan peningkatan besar pada permukaan laut jika mencair.

    Meskipun makalah ini tidak menunjukkan bahwa Lapisan Es Antartika akan segera menghilang, bahkan percepatan kenaikan permukaan laut yang sederhana dapat menjadi bencana bagi 230 juta orang yang tinggal dalam jarak 90 cm dari garis pasang surut saat ini.

    Siklus setan ini akan semakin parah jika kemampuan ACC untuk memoderasi kadar CO2 dan panas di atmosfer berkurang. Di beberapa bagian lautan, air permukaan yang bersentuhan dengan atmosfer memanas dan menyerap CO2 sebelum dengan cepat ditarik ke dalam laut dalam melalui ‘proses ventilasi’.

    ‘Air dasar Antartika’ yang dihasilkan memerangkap sejumlah besar CO2 dan panas dunia. Namun, penelitian menunjukkan bahwa proses yang menarik air permukaan ke kedalaman dikendalikan oleh kekuatan ACC.

    Atmosfer saat ini menyerap lebih dari 90% panas yang terperangkap dalam sistem iklim, tetapi jika ACC melemah, proses tersebut mungkin akan terhenti, yang menyebabkan pemanasan lebih cepat.

    Pelambatan ACC juga akan mempercepat perubahan siklus air, yang menyebabkan cuaca yang lebih ekstrem di seluruh dunia. Selain itu, pelambatan ACC akan menjadi bencana bagi ekosistem Antartika yang sudah rapuh. Arus yang bersirkulasi cepat tersebut bertindak sebagai penghalang yang mencegah spesies invasif menyeberang ke benua tersebut.

    Menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research Letters ini, satu-satunya cara untuk mencegah perubahan ini adalah dengan menghentikan pencairan cepat es laut Antartika.

    “Poin utama dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang jelas antara pencairan es dan perlambatan ACC. Jadi, jika kita dapat mencoba mengurangi seberapa banyak pencairan es yang terjadi, melalui mitigasi iklim, maka ada kemungkinan besar proyeksi ini tidak akan benar-benar terbukti,” ujarnya.

    (rns/rns)

  • Dikira Ruam Biasa, Ternyata Ada Cacing Parasit Bersarang di Bawah Kulit Remaja Ini

    Dikira Ruam Biasa, Ternyata Ada Cacing Parasit Bersarang di Bawah Kulit Remaja Ini

    Jakarta

    Jurnal The New England Journal of Medicine mengungkapkan sebuah studi kasus unik seorang remaja 19 tahun di California Selatan, Amerika Serikat mengalami ruam melengkung di lehernya. Remaja yang bekerja sebagai penjaga pantai itu mengeluhkan ruam menonjol dan merah, tapi tidak menimbulkan rasa nyeri.

    Dokter yang memeriksa sempat melakukan tes jamur, tapi hasilnya negatif. Mereka kemudian mendiagnosis pasien tersebut dengan larva migrans kulit, sebuah infeksi kulit parasit yang disebabkan larva cacing tambang, cacing bayi yang belum berkembang menjadi dewasa.

    Kondisi ini biasanya dialami seseorang yang berjalan kaki tanpa alas kaki di atas pasir atau tanah yang terkontaminasi. Kontaminasi bisa berasal dari kotoran anjing atau kucing, tempat larva berkembang biak.

    Menurut laporan Petugas medis West Los Angeles Medical Center pasien tersebut memiliki dua ruam serupa di bagian lehernya.

    “Ruam paling sering muncul di kaki dan pergelangan kaki, tetapi munculnya ruam serupa di leher diduga terkait dengan kebiasaannya berbaring di pasir,” tulis jurnal tersebut, dikutip dari Daily Mail, Sabtu (1/3/2025).

    Dokter lantas memberikan pengobatan anti-parasit pada pasien tersebut. Pada pemeriksaan lanjutan, dokter menemukan ruam pada remaja itu sembuh dengan cepat.

    Cacing tambang hidup di usus anjing dan kucing yang terinfeksi. Saat hewan tersebut buang air, terkadang kotorannya mengandung telur cacing tambang.

    Ketika seseorang menginjak, duduk, atau menyentuh tanah tersebut, larva dapat masuk ke dalam kulit. Larva tersebut dapat bergerak di bawah kulit dan membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi. Inilah yang memicu munculnya garis merah yang meradang dan bergelombang yang merupakan ciri khas kondisi tersebut.

    Infeksi ini sebenarnya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan karena larva biasanya mati di bawah kulit dengan sendirinya. Tapi, jika infeksi tersebut membuat pasien gatal, hal itu dapat memicu luka sehingga dokter memilih mengobatinya dengan obat-obatan.

    (avk/suc)