Perusahaan: CATL

  • Maroef Sjamsoeddin Diangkat Jadi Dirut MIND ID, Gantikan Hendi Prio

    Maroef Sjamsoeddin Diangkat Jadi Dirut MIND ID, Gantikan Hendi Prio

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan MIND ID pada hari ini, Senin (03/03/2025) telah memutuskan untuk merombak petinggi MIND ID.

    Berdasarkan sumber CNBC Indonesia, RUPS menunjuk Maroef Sjamsoeddin sebagai Direktur Utama MIND ID, menggantikan Hendi Prio Santoso yang telah menjabat sebagai Direktur Utama MIND ID sejak 29 Oktober 2021.

    Terpantau, profil Hendi Prio Santoso sebagai Direktur Utama MIND ID sudah tidak dipublikasikan lagi di situs resmi MIND ID pada Senin (03/03/2025) siang pada pukul 15.30 WIB ini.

    Perlu diketahui, Maroef Sjamsoeddin sebelumnya juga pernah menjabat sebagai pemimpin di perusahaan pertambangan di Tanah Air. Maroef pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia pada 2015-2016.

    Adik dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ini merupakan purnawirawan TNI Angkatan Udara. Lulus dari Akademi Angkatan Udara pada 1980, Maroef pernah menjabat sebagai Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI untuk Brasil, Direktur Kontra Separatis BIN, Sahli Hankam BIN dan Wakil Kepala BIN selama periode 2011-2014.

    Kinerja Hendi

    Selama empat tahun memimpin MIND ID, Hendi telah melakukan beberapa terobosan, baik dalam proyek pertambangan maupun hilirisasi di sejumlah perusahaan tambang di bawahnya. Sejumlah megaproyek hilirisasi besar tuntas dilakukan di bawah kepemimpinannya, seperti tuntasnya pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga bernilai Rp 58 triliun yang dioperasikan PT Freeport Indonesia, lalu Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bernilai investasi hingga Rp 16 triliun di Mempawah, Kalimantan Barat.

    Beberapa proyek strategis ke depan lainnya meliputi implementasi Proyek Dragon di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dimana telah memasuki tahap joint venture dengan perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar asal China, yakni Cotemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

    Proyek strategis lainnya yakni proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berfokus pada upaya mengatasi kendala angkutan logistik. PTBA proaktif mengembangkan solusi untuk mengatasi kendala ini dengan melakukan pengembangan kapasitas angkutan lainnya.

    Selanjutnya, MIND ID melalui ANTM berupa Commodity Monetizing. Di antaranya, proyek EV Battery, Proyek Dragon dan proyek Titan yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan komoditas mineral dalam produksi baterai kendaraan listrik.

    MIND ID merupakan BUMN holding industri pertambangan yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT INALUM, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

    Dalam kurun lima tahun terakhir, total aset MIND ID mengalami pertumbuhan hingga 57,22% dari Rp164,84 triliun pada 2019 menjadi Rp259,18 triliun pada 2023.

    Sementara itu, compound annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan total aset grup MIND ID pada periode 2019 hingga 2023 tercatat sebesar 9,47%.

    (wia)

  • Kiamat Driver Online di Depan Mata, China Makin Jorjoran

    Kiamat Driver Online di Depan Mata, China Makin Jorjoran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi kendaraan tanpa awak (autonomous vehicle/AV) terus dikembangkan produsen otomotif dan raksasa teknologi di seluruh dunia. Amerika Serikat (AS), China, Uni Emirat Arab (UEA), dan Singapura, merupakan beberapa negara yang sudah mulai menggenjot uji coba mobil tanpa sopir.

    Tren ini turut memunculkan nama-nama baru di industri otomotif yang fokus menggarap taksi otomatis atau robotaxi seperti Waymo, Cruise, Didi Chixing, Baidu Apollo, hingga Tesla.

    China menjadi salah satu negara yang paling ambisius menggarap proyek robotaxi dan mobil tanpa sopir secara umum. Terbaru, raksasa mesin pencari Baidu asal China dan raksasa baterai mobil listrik CATL berkolaborasi untuk mengembangkan kendaraan tanpa sopir yang kompetitif.

    Hal tersebut diumumkan pada Kamis (27/2) waktu setempat. Sebagai bagian dari kesepakatan, keduanya akan fokus pada pengembangan intelijen digital dan teknologi mobil otomatis, dikutip dari Reuters, Jumat (28/2/2025).

    Lebih spesifik, keduanya akan mengembangkan dan mengimplementasikan daya baterai CATL, produk dan layanan pencadangan baterai, serta teknologi chassis yang dibutuhkan pada kendaraan otomatis.

    Kiamat Driver Online di China

    Laporan Reuters pada 2024 lalu menyebut saat ini ada 19 kota di China yang sudah mengimplementasikan pengujian robotaxi dan robobus. Beberapa perusahaan yang memimpin teknologi ini adalah Apollo Go, Pony.ai, WeRide, AutoX, dan SAIC Motor.

    Apollo Go mengatakan berencana untuk mengoperasikan 1.000 robotaxi di Wuhan pada akhir tahun ini. Perusahaan juga ingin berekspansi di 100 kota pada 2030 mendatang.

    Pony.ai yang dibekingi Toyota Motor dari Jepang mengoperasikan 300 robotaxi. Perusahaan berencana mengoperasikan 1.000 robotaxi pada 2026 mendatang.

    Vice President Pony.ai mengatakan robotaxi membutuhkan waktu 5 tahun untuk mendulang profit yang berkelanjutan. Pada poin itu, perusahaan akan berekspansi secara besar-besaran.

    WeRide diketahui sebagai perusahaan taki otomatis, bus, dan penyapu jalan. AutoX yang dibekingi Alibaba Group sudah beroperasi di Beijing dan Shanghai. Sementarai SAIC telah mengoperasikan robotaxi sejak akhir 2021 lalu.

    “Kami melihat adanya percepatan di China. Kini percepatan itu digenjot dengan penerbitan izin,” kata Managing Director Boston Consulting Group, Augustin Wegscheider.

    “AS bersikap lebih bertahap untuk penerapan taksi otomatis,” kata dia.

    Waymo yang merupakan anak usaha Alphabet adalah satu-satunya perusahaan yang mengoperasikan robotaxi di AS. Saat ini, perusahaan telah memiliki 1.000 kendaraan di San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix.

    Satu sumber dalam mengatakan perusahaan akan menumbuhkan operasionalnya hingga ribuan awak dalam waktu dekat.

    Cruise yang dibekingi General Motors mengulangi pengujian pada April lalu setelah salah satu kendaraannya menabrak area pejalan kaki pada tahun lalu.

    Cruise mengatakan operasionalnya akan fokus pada tiga kota dan mengutamakan keamanan. Waymo tak merespons permintaan komentar terkait fenomena ini.

    “Ada perbedaan signifikan soal keamanan di China dan AS. Pengembang robotaxi dicerca masalah keamanan yang lebih tinggi di AS,” kata mantan CEO Waymo John Krafcik.

    Sejatinya, robotaxi juga menghadapi isu keamanan di China. Namun, otoritas lebih mudah mengeluarkan izin uji coba demi mendukung tujuan ekonomi.

    China memiliki 7 juta sopir online yang terdaftar. Angka itu jauh lebih besar ketimbang 4,4 juta orang pada 2 tahun lalu.

    Data menunjukkan banyak orang beralih menjadi sopir online di tengah sulitnya bursa kerja karena kelesuan ekonomi. Efek samping robotaxi akan menimbulkan kekhawatiran baru bagi para pekerja tersebut.

    Pada Juli lalu, diskusi soal hilangnya pekerjaan karena robotaxi menjadi trending di media sosial. Banyak orang bertanya-tanya “apakah mobil tanpa awak akan mencuri mata pencarian para sopir taksi?”.

    Liu Yi (36 tahun) adalah salah satu dari 7 juta sopir online di China yang khawatir akan kehilangan pekerjaan. Pria yang berdomisili di Wuhan tersebut mulai bekerja paruh waktu sebagai sopir online pada tahun ini. Liu dan banyak sopir online lainnya khawatir soal masuknya sistem Full Self-Driving (FSD) milik Tesla ke China, yang akan mempercepat ‘kiamat’ driver online di negara tersebut.

    Sopir lainnya bernama Wang Guoqiang (63 tahun) melihat ancaman besar di depan mata dari inovasi teknologi.

    “Ride-hailing adalah pekerjaan untuk kelas bawah,” kata dia.

    “Jika Anda membunuh industri ini. Apa yang tersisa bagi kami?” ia bertanya.

    (fab/fab)

  • Xi Jinping Tiba-Tiba Kumpulkan Semua Businessman China, Ada apa?

    Xi Jinping Tiba-Tiba Kumpulkan Semua Businessman China, Ada apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China Xi Jinping mengadakan pertemuan dengan para pemimpin bisnis swasta terkemuka termasuk salah seorang pendiri Alibaba, Jack Ma, Senin (17/2/2025). Hal ini terlihat dalam sebuah rekaman media pemerintah, CCTV, sebagaimana dimuat laman AFP.

    Ini menjadi fakta baru sejak laporan minggu lalu mengatakan Xi Jinping sedang bersiap untuk bertemu dengan para tokoh bisnis terkemuka China. Diyakini hal tersebut terkait upaya Tirai Bambu menahan perlambatan ekonomi, setelah guncangan krisis real estat, konsumsi yang terus-menerus rendah, dan pengangguran kaum muda yang tinggi.

    “Pertemuan tersebut telah berlangsung di Balai Agung Rakyat Beijing,” lapor CCTV memperlihatkan video di mana Jack Ma berdiri dan bertepuk tangan saat Xi Jinping memasuki ruangan mewah meski tidak memberikan rincian tentang isi pertemuan itu.

    Sebenarnya sejak berkuasa lebih dari satu dekade lalu, Xi secara konsisten berupaya untuk memperkuat peran perusahaan negara di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Ia juga memperingatkan perluasan sektor swasta yang katanya “tidak teratur”.

    Dimasukkannya Ma dalam daftar tamu juga mengisyaratkan potensi rehabilitasi publik bagi miliarder tersebut setelah bertahun-tahun “disingkirkan” menyusul pertikaian dengan regulator. Mantan guru bahasa Inggris yang mendirikan raksasa teknologi Alibaba di 1999 dan membangunnya menjadi salah satu perusahaan swasta paling dikenal itu mendapatkan sejumlah hantaman dari pemerintah di 2020, setelah otoritas membatalkan IPO besar-besaran dari afiliasi Alibaba, Ant Group, pada menit terakhir.

    Ini terjadi setelah Ma menyampaikan pidato yang mengkritik regulator. Ma tidak lagi menjadi eksekutif di Alibaba sejak itu, tetapi diyakini masih memegang saham yang signifikan di perusahaan tersebut.

    Peserta lain dalam pertemuan hari Senin itu termasuk pendiri raksasa teknologi Huawei Ren Zhengfei. Ada pula pendiri raksasa kendaraan listrik China, BYD, Wang Chuanfu.

    Robin Zeng, pendiri perusahaan baterai terkemuka CATL juga terlihat. Ada juga Wang Xing, salah satu pendiri platform internet Meituan.

    “China telah berjuang untuk mempertahankan pemulihan yang kuat dari pandemi dan tahun lalu ekonomi tumbuh lima persen, yang merupakan salah satu yang paling lambat dalam beberapa dekade,” muat AFP.

    Beijing diperkirakan akan menargetkan tingkat pertumbuhan yang sama pada tahun 2025, tetapi mungkin menghadapi hambatan karena Presiden AS Donald Trump memperbarui kebijakan perdagangan kerasnya dengan tarif yang tinggi. Trump telah mengumumkan pungutan tambahan sebesar 10% pada semua impor dari China sementara Beijing segera membalas dengan tarifnya sendiri, yang menargetkan batu bara dan gas.

    (sef/sef)

  • Tesla Bangun Pabrik Penyimpanan Energi di Shanghai, Bisa Produksi 10 Ribu Unit per Tahun

    Tesla Bangun Pabrik Penyimpanan Energi di Shanghai, Bisa Produksi 10 Ribu Unit per Tahun

    Jakarta

    Tesla terus memperkuat industrinya di salah satu pasar pentingnya, China. Tak hanya membangun pabrik perakitan mobil yang dinamakan Gigafactory, Tesla juga membangun pabrik penyimpanan energi baterai yang diberi nama Megafactory. Pabrik ini bisa memproduksi sekitar 10 ribu unit baterai per tahun.

    Dikutip dari Carnewschina, Tesla Shanghai Megafactory akan memulai produksi massal pada 11 Februari 2025. Perusahaan Amerika itu membutuhkan waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik ini. Uji coba pruduksi telah dimulai sejak akhir 2024.

    Fakta menariknya, pabrik Megafactory Shanghai ini merupakan pabrik baterai pertama Tesla di luar Amerika Serikat.

    Tesla memulai pembangunan pabrik Megafactory pada bulan Mei 2024. Berbeda dengan Tesla Shanghai Gigafactory, Megafactory berfokus pada produksi baterai penyimpanan energi yang disebut Megapacks. Tesla bermaksud memulai produksi massal solusi ini pada Q1 2025 dengan kapasitas produksi yang direncanakan sebesar 10.000 unit per tahun. Kapasitas penyimpanan energinya adalah 40 GWh.

    Menurut Xinhua, Shanghai Megafactory yang berlokasi di distrik Lingang di Pudong, Shanghai, bakal memulai produksi massal pada tanggal 11 Februari. Pabrik tersebut bakal meningkatkan kapasitasnya selama kuartal pertama. Konsumen pertama dari Tesla Megafactory Shanghai adalah Shanghai Lingang Economic Development Group. Perusahaan tersebut menandatangani pesanan pertama untuk penyimpanan energi Megapack pada Mei tahun lalu.

    Sistem penyimpanan energi merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di China. Dalam skenario penggunaan utilitas, sistem ini membantu jaringan listrik beroperasi secara stabil sembari menggunakan energi hijau karena sistem penyimpanan energi sering kali bekerja dengan panel surya.

    Perusahaan seperti BYD, Star Charge, CATL, GoodWe, dan perusahaan lain mengembangkan infrastruktur penyimpanan energi. Jadi, Tesla memiliki persaingan yang ketat di bidang ini karena bidang ini sudah cukup ramai di negeri tirai bambu. Perlu disebutkan bahwa CATL dan BYD bertindak sebagai pemasok sel baterai untuk Megafactory.

    Tesla Megapack dapat menyimpan lebih dari 3 MWh energi. Manfaat lain dari sistem ini adalah skalabilitas dan struktur modular. Menurut sumber tersebut, energi 3MWh cukup untuk memberi daya pada 3.600 rumah di Shanghai selama satu jam. Ini akan membantu mencegah pemadaman listrik.

    (lua/din)

  • Baterai CATL Kena Black List AS, Dituduh Punya Hubungan dengan Militer China

    Baterai CATL Kena Black List AS, Dituduh Punya Hubungan dengan Militer China

    Jakarta

    Produsen baterai kendaraan listrik asal China, CATL, masuk daftar hitam Amerika Serikat karena diduga memiliki hubungan dengan militer China. Selain CATL, perusahaan teknologi terbesar di China, Tencent, juga masuk dalam daftar hitam tersebut, yang artinya tidak akan dapat bekerja sama dengan Departemen Pertahanan AS serta bisnis lokal AS yang memiliki kontrak militer.

    Dikutip dari Carscoops, kini ada 134 perusahaan yang masuk daftar hitam, di mana semuanya mempunyai beberapa operasi bisnis di AS. Sejak beberapa tahun belakangan, AS memang gencar melakukan black list terhadap perusahaan asal China. Salah satunya adalah merek smartphone China, Xiaomi.

    Setelah perusahaan teknologi, kini CATL juga dikabarkan masuk daftar hitam tersebut. CATL telah menyangkal sebagai perusahaan militer China dan mengatakan berencana untuk membantah pencantumannya dalam daftar hitam.

    CATL juga dapat melakukan tindakan hukum setelah tindakan tersebut menyebabkan penurunan harga sahamnya sebesar 2,8%, yang memangkas nilai pasarnya sebesar USD 4,4 miliar atau setara Rp 71,3 triliun.

    Berbicara kepada The New York Times, juru bicara CATL mengatakan perusahaan tersebut ‘tidak pernah terlibat dalam bisnis atau aktivitas yang berhubungan dengan militer’ dan bahwa penambahan perusahaan tersebut ke dalam daftar 1260H Departemen Pertahanan’ tidak membatasi CATL untuk melakukan bisnis dengan entitas lain. Masuknya CATL dalam daftar hitam AS diperkirakan tidak akan berdampak buruk secara substansial pada bisnis mereka.

    Banyak kendaraan listrik terpopuler di dunia menggunakan baterai yang bersumber dari CATL, bahkan beberapa model Tesla yang dijual memakai baterai CATL. Perusahaan ini juga melisensikan teknologi baterainya kepada Ford, yang akan menggunakan teknologi tersebut untuk membangun paket baterai di pabrik senilai USD 3,5 miliar (Rp 56,7 triliun) di Michigan.

    Menurut peneliti senior China di Foundation for the Defense of Democracies, Craig Singleton, kendali CATL atas data yang dikumpulkan oleh stasiun pengisian daya kendaraan listrik dan sistem manajemen baterai dapat dimata-matai oleh pemerintah Tiongkok. Ia mengatakan kepada The Washington Post bahwa hukum China mengharuskan CATL untuk memberikan akses kepada pemerintah atas semua data kepemilikan dan data pelanggannya.

    Daftar terbaru ini diterbitkan tak lama setelah Kementerian Perdagangan China menambahkan 10 perusahaan AS ke dalam ‘daftar entitas tidak dapat diandalkan’. Pada tahun 2021, Xiaomi ditambahkan ke daftar 1260H tetapi berhasil menggugat Pentagon dan dihapus, dengan alasan perusahaan itu tidak memiliki hubungan dengan militer China.

    (lua/riar)

  • 2 Perusahaan China CATL dan Tencent Masuk Daftar Hitam Pentagon

    2 Perusahaan China CATL dan Tencent Masuk Daftar Hitam Pentagon

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan baterai mobil listrik China, CATL maduk ke dalam daftar hitam Pentagon karena diduga memiliki keterkaitan dengan militer Tiongkok. Selain itu,  Tencent, salah satu perusahaan teknologi terbesar di China, juga termasuk dalam daftar tersebut.

    Melansir Carscoops, Sabtu (11/1/2025), keduanya dilarang bekerja sama dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) maupun perusahaan-perusahaan Amerika yang memiliki kontrak militer.

    Daftar hitam Pentagon tersebut dirilis pada Jumat (10/1/2025) yang mencakup 134 perusahaan yang memiliki aktivitas bisnis di AS.

    CATL membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa perusahaan mereka tidak memiliki hubungan dengan militer China dan berencana untuk menentang keputusan tersebut secara hukum.

    Langkah ini berdampak pada penurunan harga saham CATL sebesar 2,8%, yang menghapus nilai pasar sekitar US$ 4,4 miliar atau Rp 67,2 triliun.

    “Kami tidak pernah terlibat dalam aktivitas apa pun yang berkaitan dengan militer,” ucap juru bicara CATL.

    Namun, meski masuk dalam daftar daftar hitam Pentagon, CATL masih dapat menjalankan bisnis dengan entitas lain di luar Departemen Pertahanan AS dan menilai dampaknya terhadap operasional mereka cukup minimal.

    Peneliti senior Foundation for the Defense of Democracies Craig Singleton mengungkapkan, data stasiun pengisian daya mobil listrik dan sistem manajemen baterai yang dikuasai CATL berpotensi digunakan oleh pemerintah China untuk kegiatan spionase.

    Hukum di China mengharuskan perusahaan, seperti CATL memberikan akses terhadap data pelanggan dan informasi internal.

    Langkah ini diambil tak lama setelah Kementerian Perdagangan China memasukkan 10 perusahaan AS ke dalam daftar entitas tidak dapat dipercaya. Sebelumnya, Xiaomi berhasil menggugat Pentagon dan keluar dari daftar hitam pada 2021.

    Tencent, perusahaan asal China pemilik aplikasi WeChat dengan valuasi lebih dari US$ 480 miliar atau Rp 7.329 triliun, juga masuk daftar hitam, yang menyebabkan sahamnya anjlok 7,3% dan menghilangkan nilai pasar sekitar US$ 35,4 miliar atau Rp 540,3 triliun.

  • China Panas, 2 Perusahaan ‘Dibom’ AS

    China Panas, 2 Perusahaan ‘Dibom’ AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Hal ini terkait “bom” baru yang dilemparkan Washington ke Beijing.

    Departemen Keamanan Nasional AS, mengumumkan dua perusahaan dari China berafiliasi dengan militer Tirai Bambu. Mereka adalah raksasa teknologi Tencent dan produsen baterai CATL.

    “China selalu menentang keras generalisasi konsep keamanan nasional oleh pihak AS, pembentukan berbagai daftar diskriminatif, penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan-perusahaan China, dan pembatasan pembangunan berkualitas tinggi di China,” kata juru bicara kementerian luar negeri Guo Jiakun dalam jumpa pers rutin.

    Sebenarnya data itu tidak memiliki implikasi hukum langsung bagi perusahaan-perusahaan yang dimaksud. Tetapi dapat memengaruhi reputasi mereka.

    “Kami mendesak pihak AS untuk segera memperbaiki praktik-praktiknya yang salah,” kata Guo.

    “China akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak-hak perusahaan-perusahaan China,” ujarnya.

    Tencent adalah salah satu pemain teratas di sektor teknologi China yang mengoperasikan “aplikasi super” WeChat dengan penawaran lain di seluruh layanan permainan, streaming konten, dan cloud. Sementara CATL juga merupakan perusahaan besar, yang memproduksi lebih dari sepertiga baterai kendaraan listrik yang terjual di dunia.

    Seorang juru bicara Tencent mengatakan bahwa pencantuman perusahaan dalam daftar “jelas merupakan kesalahan” dan bahwa “kami bukan perusahaan atau pemasok militer”. CATL juga menyebutnya sebagai “kesalahan” dan menegaskan bahwa perusahaan tersebut “tidak terlibat dalam kegiatan terkait militer”.

    Saham Tencent anjlok lebih dari 7% di Hong Kong pada hari Selasa. Sementara saham CATL di Shenzhen anjlok 5,2%.

    (sef/sef)

  • Penjelasan Neta RI soal Baterai Mobil Listrik Baru 1,5 Tahun Drop di China

    Penjelasan Neta RI soal Baterai Mobil Listrik Baru 1,5 Tahun Drop di China

    Jakarta

    Konsumen mobil listrik Neta di Zhejiang, China, mengeluhkan baterai mobilnya ngedrop padahal baru berusia 1,5 tahun. Jarak tempuh mobil yang awalnya diklaim sampai 400 km turun drastis hingga hanya 40 km.

    Laporan ini diungkapkan oleh media CarNewsChina yang mengutip sebuah video unggahan pemilik mobil bernama He. Dalam video tersebut, He disebut sebagai pemilik model Neta Aya, yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Neta V.

    Menurut penuturan He, ia membeli mobil tersebut pada Mei 2023 dan sempat menikmati jarak tempuh maksimal hingga 401 km. Namun, sejak memasuki musim dingin, performa baterai mobilnya menurun tajam hingga jarak maksimalnya hanya mencapai 60 km.

    Menyadari adanya anomali ini, He melaporkan masalah tersebut ke dealer Anji Neta 4S untuk mendapatkan bantuan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pihak dealer menyatakan bahwa baterai mobilnya mengalami kerusakan dan perlu diganti. Sayangnya, baterai pengganti tidak tersedia sehingga dealer tidak dapat menyelesaikan masalahnya.

    Lebih buruk lagi, setelah tak mendapatkan solusi dari dealer, jarak tempuh mobilnya semakin menurun hingga hanya mampu menempuh 40 km. He bahkan mengungkapkan bahwa mobilnya kini tidak cukup untuk perjalanan pulang-pergi dari rumah ke kantor, yang berjarak total 42 km.

    Tanggapan Neta Indonesia

    After Sales Senior Manager PT Neta Auto Indonesia Januar Eka Sapta mengatakan isu di China tersebut terjadi pada unit Neta V varian paling bawah. Varian tersebut hanya dijual di China, sedangkan di Indonesia tidak ada varian itu.

    “Perihal mitigasi di Indonesia, untuk unit Neta V (CBU) dilengkapi baterai CATL, dan di warehouse kita ada stok yang lebih dari cukup, selain semua komponen baterai tegangan tinggi, ada juga untuk child partnya, serta unit NETA V yang CBU ini sudah mendapatkan garansi baterai seumur hidup untuk komponen_High Voltage Battery, Drive Motor dan Motor Control Unit,” kata Januar dalam keterangan tertulisnya kepada detikOto, Selasa (7/1/2025).

    Sementara itu, saat ini Neta juga telah meluncurkan mobil listrik terbarunya Neta V-II. Kini, Neta V-II yang sudah dirakit secara lokal di Indonesia dibekali baterai lokal.

    “Jadi baterai untuk unit NETA V-II sudah menggunakan baterai Gotion (lokal) yang pabriknya sudah ada di Indonesia, dan tentunya perakitan baterainya di lokal, serta semua child partnya ada di lokal juga,” ujarnya.

    “Adapun di Neta Auto Indonesia, kami juga mempunyai tools di semua Dealer rekanan NETA untuk baterai overhaul yang digunakan untuk pemeriksaan semua Modul & Cell dari semua baterai mobil listrik NETA, jadi dari Neta Auto Indonesia juga bisa melakukan penggantian ataupun pemeriksaan semua komponen baterai dan yang pasti semua mobil listrik NETA mendapatkan dengan Garansi Baterai tegangan tinggi selama 8 tahun atau 180.000 km,” pungkasnya.

    (rgr/din)

  • Mobil Honda Bakal Pakai Teknologi Huawei

    Mobil Honda Bakal Pakai Teknologi Huawei

    Jakarta

    Mobil Honda yang dibuat untuk pasar Cina akan mengadopsi sistem mengemudi cerdas dari Huawei untuk memenuhi harapan para investor Jepang. Mobil pertama yang akan mengadopsi sistem bantuan mengemudi ini adalah Ye S7 dan Ye P7.

    Ye adalah merek mobil listrik yang dibuat oleh Honda untuk pasar Cina. Awalnya, Honda berencana untuk meluncurkan dua model Ye tahun lalu: Crossover S7 dan P7. Mobil-mobil tersebut sebenarnya adalah dua varian yang sedikit berbeda dari satu model, yang dibuat oleh perusahaan patungan Honda yang berbeda.

    Perusahaan patungan Dongfeng-Honda akan membangun Ye S7, dan GAC Honda akan membuat Ye P7. Seperti yang dilaporkan media carnewschina, kedua SUV ini tidak memenuhi ekspektasi para investor Jepang. Jadi, Honda meminta bantuan Huawei.

    Sebelumnya, merek Honda Ye bekerja sama dengan Huawei di bidang kokpit cerdas. Sistem mengemudi cerdas dari model Ye datang langsung dari Honda. Menurut sumber tersebut, peluncuran model Ye ditunda hingga Q1 2025.

    “Komunikasi pemasaran dan teknologi cerdas merek Ye belum memenuhi ekspektasi psikologis para investor Jepang Honda,” tulis media kr32.

    Untuk meningkatkan nilainya di mata investor, Honda bekerja sama dengan Huawei untuk mengadopsi solusi Huawei Intelligent Driving.

    Huawei adalah salah satu pemasok sistem bantuan mengemudi terbesar di Cina. Sistem Qiankun ADS terbarunya dikatakan hampir sama dengan pengemudi manusia yang berpengalaman. Sistem ini mendukung Navigation Cruise Assist (NCA) dari tempat parkir ke tempat parkir. Huawei memasok solusi ini ke perusahaan-perusahaan seperti Dongfeng, Changan, GAC, BAIC, Seres, Chery, dan JAC.

    Jadi, model Honda Ye pertama akan mengadopsi sistem bantuan mengemudi Huawei. Di masa depan, model-model ini juga akan menawarkan sistem Honda Sensing 360+ secara paralel dengan solusi Huawei.

    Honda adalah salah satu merek terlaris di China selama bertahun-tahun. Namun, volume penjualannya menurun lebih dari 30% pada Januari-November 2024 (769.547 unit dalam 11 bulan pada 2024 dan 1.064.975 unit dalam 11 bulan pada 2023), menurut China EV DataTracker. Situasi ini terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan kendaraan energi baru yang cerdas. Honda mencoba menjawab tren ini dengan meluncurkan merek e:N di Cina. Namun, hal itu tidak berhasil.

    Saat ini, Honda bertujuan untuk pulih kembali di Cina dengan merek Ye. Model-modelnya dibuat secara independen oleh tim R&D dengan usia rata-rata 32 tahun. Pemasok utama Ye termasuk CATL, Huawei, dan iFlytek. Fitur utama dari crossover Ye S7 dan Ye P7 adalah AR-HUD 40 inci dan baterai NMC terner 89,8 kWh.

    (riar/din)

  • Wuling Sunshine EV Meluncur, Mobil Listrik ala Kei Car Jepang

    Wuling Sunshine EV Meluncur, Mobil Listrik ala Kei Car Jepang

    Jakarta

    Produsen mobil listrik asal China, SAIC-GM-Wuling, terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen di segmen kendaraan listrik. Terbaru, Wuling memperkenalkan EV berbentuk ala mobil kei car Jepang dengan nama, Wuling Sunshine.

    Dikutip dari Carscoops, Wuling Sunshine EV merupakan versi listrik dari LCV Wuling Sunshine, yang telah sukses di pasaran dengan unit terjual lebih dari 5,3 juta sejak dijual mulai 2002.

    Wuling Sunshine Foto: Dok. Wuling

    Desain Sunshine EV terinspirasi dari mobil kei car Jepang, dengan ciri khas bonet pendek, roda kecil, dan bodi berbentuk mengotak dengan pintu geser ganda di samping, dan pintu bagasi belakang yang besar.

    Mengutamakan kepraktisan dan kelincahan, Sunshine EV memiliki panjang 3.685 mm, lebar 1.530 mm, tinggi 1.750 mm, dengan jarak sumbu roda 2.600 mm. Lalu kapasitas kargo mobil ini mencapai 527 liter yang bisa diekspansi hingga 1.117 liter jika baris kedua dilipat.

    Wuling Sunshine Foto: Dok. Wuling

    Secara spesifikasi, Wuling Sunshine EV ditenagai motor listrik tunggal yang menghasilkan 40 dk (30 kW/41 PS), yang cukup untuk mencapai kecepatan tertinggi 100 km/jam. Adapun paket baterainya berkapasitas 17,6 kWh dan dapat memberi daya pada perangkat eksternal melalui colokan depan dan belakang.

    Dilaporkan pula bahwa EV ini juga dapat tersedia dengan baterai 26,5 kWh yang lebih besar, yang kompatibel dengan jaringan pertukaran baterai CATL. Artinya, Sunshine EV sudah mendukung sistem battery swap.

    Wuling Sunshine EV akan diluncurkan di China pada awal 2025, dan selanjutnya akan diekspor ke berbagai negara. Menurut laman Carnewschina, Wuling Sunshine EV bakal dibanderol mulai dari 50 ribu yuan atau setara Rp 110 jutaan.

    Wuling Sunshine Foto: Dok. Wuling

    (lua/rgr)