Perusahaan: CATL

  • China Ikut Garap Proyek Baterai di RI, Prabowo: Kerja Sama Menguntungkan

    China Ikut Garap Proyek Baterai di RI, Prabowo: Kerja Sama Menguntungkan

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada perusahaan China. Tepatnya, kepada raksasa elektronik CATL, yang mau ikut menggarap proyek hilirisasi di Indonesia.

    CATL yang membuat konsorsium dengan Brunp dan Lygend (CBL), melakukan kerja sama dengan Antam dan konsorsium baterai BUMN Indonesia Battery Company (IBC) untuk menggarap proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi. Proyek itu berada di Karawang dan Halmahera Selatan.

    Prabowo menilai kerja sama perusahaan Indonesia dan China ini menjadi kerja sama yang sangat menguntungkan di tengah dunia penuh konflik.

    “Saya ucapkan selamat ke semua unsur dan terima kasih kawan-kawan CATL dari Tiongkok, kerja sama ini saya kira adalah sangat penting dan saling menguntungkan. Di tengah dunia penuh konflik, kawasan kita penuh perdamaian,” ungkap Prabowo saat meresmikan groundbreaking proyek tersebut, disiarkan virtual, Minggu (29/6/2025).

    Orang nomor satu di Indonesia itu menekankan tidak ada kemakmuran tanpa perdamaian. Untuk ke sekian kalinya, dia menegaskan Indonesia akan memilih kerja sama, kolaborasi, jalan tengah, dan persahabatan pada panggung politik dunia.

    “Tidak ada kemakmuran bisa dicapai tanpa perdamaian. Indonesia selalu memilih kerja sama, kolaborasi, jalan tengah, selalu memilih persahabatan di atas permusuhan. Ingat, 1000 kawan sedikit, satu lawan sangat banyak, ini prinsip Tiongkok yang saya bawa,” tegas Prabowo.

    Dia juga menekankan hilirisasi bakal jalan terus di Indonesia. Bahkan, di pemerintahannya momentum hilirisasi bakal dipercepat untuk memperbaiki perekonomian masyarakat.

    “Hilirisasi akan jalan terus, momentumnya dipercepat. Kita harus bergerak cepat, rakyat menuntut dan mengharapkan kemajuan cepat,” pungkas Prabowo.

    (hal/kil)

  • Prabowo: Poyek Baterai Mobil Listrik Kunci Swasembada Energi RI – Page 3

    Prabowo: Poyek Baterai Mobil Listrik Kunci Swasembada Energi RI – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan waktu paling lama enam tahun untuk mencapai swasembada energi. Salah satu kunci utamanya adalah pengembangan teknologi baterai untuk menyimpan daya listrik dari pembangkit tenaga surya.

    Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi yang merupakan kerja sama antara Konsorsium ANTAM, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CBL (Contemporary Amperex Technology, Brunp, Lygend).

    Proyek ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi mencapai 15 gigawatt hour (GWh) pada tahun 2028.

    “Dan hari ini kita saksikan, tadi dilaporkan proyek ini akan menghasilkan 15 gigawatt. Kita butuh, kalau tidak salah, para pakar melaporkan kepada saya, untuk benar-benar mandiri kita memerlukan sekitar 100 gigawatt,” ujar Prabowo di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

    “Berarti, proyek ini kemungkinan besar perlu dilipatgandakan, dan saya percaya kita mampu mewujudkannya,” lanjutnya.

    Pabrik Baterai Ramah Lingkungan

    Proyek pembangunan pabrik ini digarap oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB). Ke depannya, pabrik ini tidak hanya akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik, tetapi juga baterai penyimpan daya untuk panel surya.

    Secara keseluruhan, proyek ini mencakup pengembangan ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir, terdiri atas enam proyek yang merupakan kolaborasi antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), IBC, dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL).

     

  • Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV CATL, Ekonom Soroti Hilirisasi dan Tantangan Lingkungan

    Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV CATL, Ekonom Soroti Hilirisasi dan Tantangan Lingkungan

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat memberikan sejumlah catatan terkait peresmian mega proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Karawang, Jawa Barat.

    Adapun proyek yang dimaksud adalah proyek hasil investasi bersama perusahaan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBC). CBL merupakan anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).

    Proyek tersebut pun baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, Minggu (29/6/2025). Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas awal sebesar 6,9 GWh per tahun pada fase pertama yang akan mulai beroperasi pada akhir 2026, dan akan diekspansi hingga mencapai kapasitas total 15 GWh per pada fase kedua.

    Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Muhammad Ishak Razak menilai, proyek tersebut memang memiliki potensi besar untuk memperkuat hilirisasi nikel di Indonesia. Terlebih, RI menguasai 52% cadangan nikel dunia.

    “Proyek ini dapat meningkatkan nilai ekspor, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong transfer teknologi,” ucap Ishak kepada Bisnis.

    Selain itu, proyek dengan total investasi dari proyek ini mencapai US$5,9 miliar atau setara Rp96,04 triliun (asumsi kurs Rp16.278 per US$) itu menjanjikan. Pasalnya, peresmian proyek itu seiring dengan tingginya permintaan global baterai lithium-ion.

    Menurut Ishak, proyek itu juga menjadi penting lantaran mencakup kerja sama strategis dengan investor global. Karenanya, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam rantai pasok baterai global.

    Oleh karena itu, Ishak mengingatkan pemerintah untuk tersus kepastian investasi melalui negosiasi yang transparan dan kuat. Dengan begitu, proyek pabrik baterai itu bisa berjalan kian mulus.

    Di samping itu, pemerintah juga perlu membuat strategi agar investasi ini tetap berkelanjutan. Sebab, penggunaan LFP alias Lithium Ferro Phosphate terus meningkat dibandingkan baterai berbasis nikel pada EV.

    Tak hanya itu, pemerintah perlu mendorong munculnya produsen lokal yang memiliki kemampuan untuk memproduksi EV. Dengan begitu, negara ini tidak hanya bergantung pada produsen EV asing.

    “Kita perlu belajar dari China yg sukses mengembangkan EV yg merupakan buah dari kebijakan joint venture pabrikan asing dengan domestik,” imbuh Ishak.

    Lebih lanjut, Ishak pun menyoroti isu lingkungan. Dia pun mengingatkan pemerintah harus memperhatikan hal tersebut.

    Ashak tahu saja, proyek hilirisasi nikel ini dibangun di Kawasan Industri PT Feni Haltim (FTH), Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, untuk hulu. FTH sendiri merupakan perusahaan patungan antara Hong Kong CBL Limited (HKCBL) dan ANTAM.

    Sementara untuk hilir, dibangun pabrik di kawasan Artha Industrial Hill (AIH) dan Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat. Proyek yang dibangun di atas lahan seluas 3.023 hektare (Ha) itu memiliki masa pembangunan selama lima tahun (2024-2029). Sedangkan khusus di hilir atau pabrik di Karawang dibangun di lahan seluas 43 Ha.

    Proyek ini ini mencakup enam sub proyek utama. Perinciannya, lima sub proyek di Halmahera yakni pengembangan tambang nikel laterit, peleburan pirometalurgi, peleburan hidrometalurgi, produksi material baterai, dan daur ulang baterai. Sedangkan, satu sub proyek di Karawang, yakni manufaktur baterai.

    Khusus proyek pabrik baterai lithium ion di Karawang, IBC dan CBL membentuk perusahaan patungan bernama PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).

    Ishak mengingatkan pengelolaan limbah HPAL dari tambang dan smelter nikel harus memenuhi standar ESG alias Environmental, Social, and Governance yang transparan dan sesuai dengan benchmark global.

    “Proyek ini menjadi momentum untuk menegakkan prinsip-prinsip pengelolaan tambang dan turunannya secara berkelanjutan,” ucapnya.

    Ishak menambahkan bahwa peningkatan investasi infrastruktur EV perlu diperkuat untuk mendorong pasar mobil listrik domestik. Di satu sisi, implementasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bagi produsen EV perlu dikawal agar tidak lagi molor.

    “Selain itu insentif EV dan infrastruktur SPKLU/SPBKLU masih krusial agar keberhasilan proyek dan hilirisasi nikel berkelanjutan,” kata Ishak.

    Sementara itu, Direktur Pelaksana Energy Shift Institute Putra Adhiguna mengatakan, perkembangan proyek baterai EV di Karawang perlu disikapi positif. Sebab, pabrik itu bisa memberi nilai lebih pada hilirisasi nikel.

    Dia juga berharap industri baterai itu bisa mendorong perbaikan standar lingkungan dan sosial.

    “Kelebihan kapasitas produksi baterai dunia sudah sangat besar sehingga keuntungan juga cukup tergerus, namun mengembangkan pabrikan di luar Tiongkok tetap penting,” kata Putra.

    Dia pun memberikan catatan agar pabrik baru itu kelak harus mampu memenuhi standar yang lebih tinggi seperti Uni Eropa. Sebab, 70% kendaraan listrik baru China tidak menggunakan baterai berbasis nikel.

  • Indonesia-China Garap Proyek Baterai Mobil Listrik

    Indonesia-China Garap Proyek Baterai Mobil Listrik

    Jakarta

    Perusahaan Indonesia dan China bekerja sama menggarap proyek baterai kendaraan listrik. Presiden Prabowo Subianto melakukan peresmian groundbreaking ekosistem industri baterai kendaraan listrik.

    Industri baterai kendaraan listrik terintegrasi garapan Konsorsium Antam-IBC-CBL akan berdiri di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Proyek ini digarap oleh Antam, konsorsium BUMN Indonesia Battery Corporation, dan juga konsorsium perusahaan China CATL, Brunp, dan Lygend.

    Industri baterai kendaraan listrik yang akan digarap perusahaan Indonesia dan China ini bakal memproduksi baterai kendaraan listrik dengan kapasitas maksimal 15 GWh dalam dua tahap. Tahap pertama akan menghasilkan 6,9 GWh pada tahun depan.

    “Groundbreaking ini bukti keseriusan pimpinan kita, kerja sama kita dengan mitra, sahabat, mitra kita kawan kita saudara kita dari Tiongkok kita bekerja sama dengan program yang menurut saya bisa dikatakan kolosal,” kata Prabowo dalam peresmian yang ditayangkan secara virtual, seperti dikutip detikFinance, Minggu (29/6/2025).

    “Bisa dikatakan ini terobosan luar biasa. Dari sini kita hasilkan energi terbarukan dan ramah lingkungan, ini yang dicita-citakan seluruh dunia,” ujar Prabowo.

    Proyek ini mencakup enam sub proyek proyek utama. Lima di antaranya bertempat di Kabupaten Halmahera Timur dan satunya lagi di Kabupaten Karawang.

    Pertama di Halmahera, Antam bekerja sama dengan Hong Kong CBL Limited (HK CBL) resmi membentuk perusahaan patungan PT Feni Haltim (PT FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.

    Kawasan Industri ini mencakup lima subproyek utama, yaitu, pertambangan nikel, proyek smelter pirometalurgi, proyek smelter hidrometalurgi, proyek Bahan Baterai dengan produk Bahan Katoda Nickel Cobalt Manganese (NCM), hingga proyek daur ulang baterai menghasilkan produk Nikel Cobalt Mangan Sulfat dan Lithium dan Lithium Karbonat.

    Kedua, berlokasi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, telah dimulai proyek pengembangan pabrik baterai Lithium Ion yang merupakan perusahaan patungan antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium CBL.

    Prabowo mengapresiasi kerja keras kebinetnya mewujudkan hilirisasi. Ia berharap hilirisasi akan terwujud dalam waktu dekat.

    “Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini, hari Minggu, 29 Juni 2025, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, dengan penuh kebanggaan, meresmikan groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi. Konsorsium ANTAM, Indonesia Battery Corporation, dan CBL, Contemporary Brunt Ligand. Terima kasih. Dengan demikian, saya nyatakan dimulai,” ujar Prabowo.

    (rgr/lua)

  • Bahlil Ungkap Nego Alot di Balik Proyek Baterai RI-China Rp 95,43 T

    Bahlil Ungkap Nego Alot di Balik Proyek Baterai RI-China Rp 95,43 T

    Jakarta

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada negosiasi alot di balik proyek pengembangan ekosistem industri baterai listrik terintegrasi garapan perusahaan Indonesia dan China. Antam dan konsorsium baterai BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC), bekerja sama dengan konsorsium China, CATL, Brunp, Lygend (CBL) menggarap proyek ini.

    Menurut Bahlil proyek dengan nilai investasi US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 95,43 triliun (kurs Rp 16.175) tersebut sudah dibesut sejak 4 tahun lalu. Namun, ada sekitar 3 tahun lamanya proyek ini mandek karena negosiasi yang alot antara semua pihak.

    Laporan ini diungkapkan Bahlil di depan Presiden Prabowo Subianto yang meresmikan groundbreaking pabrik pengembangan di Karawang dan juga proyek di Halmahera Selatan.

    “Bapak Presiden, perlu saya laporkan, proyek ini, Pak, akan dikerjakan sudah 4 tahun, saya sama Pak Erick, sama Pak Tiko, dan Danantara. Ini negosiasinya, Pak, alot. Sejak di awal, dengan Menteri Perindustrian, kita juga berkoordinasi. Pasang surut, BUMN maunya A, CBL maunya B. Tapi, akhirnya kita jadi wasit yang baik,” papar Bahlil dalam sambutan yang disiarkan virtual, Minggu (29/6/2025).

    Setelah 3 tahun lamanya proyek mandek, per April kemarin Prabowo meminta proyek ini segera berjalan. Bahlil yang juga ditugasi sebagai Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional segera menindaklanjuti instruksi Prabowo.

    “Dan masa mengambang itu lebih dari 3 tahun, tidak ada keputusan. Berkat arahan Bapak Presiden Prabowo dalam ratas kita pada bulan April, arahan tegas memutuskan untuk segera dijalankan,” sebut Bahlil.

    “Atas perintah itu, kami dari Satgas langsung mulai mengeksekusi. Tidak ada lagi persoalan. Dan hari ini bisa kita sama-sama menyaksikan groundbreaking,” lanjutnya menekankan.

    (hal/kil)

  • Kata Prabowo, Indonesia Bisa Hemat 58 Miliar Dollar AS Per Tahun jika Sudah Swasembada Energi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Juni 2025

    Kata Prabowo, Indonesia Bisa Hemat 58 Miliar Dollar AS Per Tahun jika Sudah Swasembada Energi Nasional 29 Juni 2025

    Kata Prabowo, Indonesia Bisa Hemat 58 Miliar Dollar AS Per Tahun jika Sudah Swasembada Energi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden RI
    Prabowo Subianto
    mengatakan Indonesia dapat menghemat hingga USD 58 miliar per tahun jika sudah mencapai tujuan
    swasembada energi
    .
    Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam peresmian
    groundbreaking
    Ekosistem
    Industri Baterai Listrik
    Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di
    Kawasan Artha Industrial Hills
    (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
    “Kita bertekad, saya katakan swasembada energi, dengan swasembada energi kita akan menghemat kurang lebih USD 58 miliar tiap tahun,” ujar Prabowo.
    Prabowo menjelaskan, angka itu didapat dari penghematan subsidi bahan bakar dan listrik, serta dari berkurangnya biaya impor bahan bakar.
    Prabowo pun optimistis Indonesia akan mencapai taraf swasembada energi dalam kurun 4-5 tahun lagi.
    “Saya sangat optimis, 4 atau 5 tahun lagi pembangunan akan malah lebih kita percepat lagi,” katanya.
    Prabowo menyinggung bahwa Indonesia harus mampu memproduksi 100 gigawatt (GWh) untuk mencapai tujuan swasembada energi.
    Sementara, proyek
    industri baterai listrik
    yang diresmikan hari ini baru mampu memproduksi 15 gigawatt, atau setara baterai untuk 250 ribu sampai 300 ribu mobil.
    “Kita butuh kalau tidak salah para pakar laporan sama saya untuk benar-benar mandiri kita perlu mungkin 100 gigawatt,” imbuh Prabowo.
    Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC CBL ini terdiri dari 6 proyek secara terintegrasi yang dikembangkan bersama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, Lygend (CBL).
    Sebanyak lima proyek dikembangkan di Kawasan FHT Halmahera Timur dan 1 proyek dikembangkan di Karawang.
    Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar 5,9 miliar dollar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektar.
    Proyek ini disebut mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo: Nilai Tambah Proyek Baterai Listrik Rp779 Triliun, 8 Kali Lipat Investasi

    Prabowo: Nilai Tambah Proyek Baterai Listrik Rp779 Triliun, 8 Kali Lipat Investasi

    Bisnis.com, KARAWANG — Presiden Prabowo Subianto memperkirakan nilai tambah dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi konsorsium anak usaha CATL dan BUMN Indonesia bisa mencapai delapan kali nilai investasinya.

    Hal itu disampaikan Prabowo saat meresmikan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik hulu ke hilir itu di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

    Proyek terintegrasi yang berlokasi di Karawang dan Halmahera Timur, Maluku Utara itu disebut menelan investasi sekitar US$5,9 miliar (atau Rp95,7 triliun sesuai kursi Jisdor BI 26 Juni 2025 Rp16.233 per dolar AS).

    Prabowo menyebut nilai tambah yang dihasilkan dari mega proyek baterai listrik itu bisa delapan kalinya nilai investasi proyek, sehingga bisa sekitar US$48 miliar (Rp779 triliun sesuai kurs Jisdor BI 26 Juni 2025 Rp16.233 per dolar AS).

    “Proyek ini terobosan dengan investasi US$5,9 miliar akan menghasilkan nilai US$48 miliar, diperkirakan 8 kali nilai tambahnya. Nilai tambah sebesar itu tidak hanya Maluku Utara yg dipercepat pembangunannya, provinsi lain akan menikmatinya, seluruh bangsa akan menikmatinya,” tutur Prabowo di Karawang, Minggu (29/6/2025).

    Selain menghasilkan nilai tambah, lanjut Prabowo, adanya ekosistem baterai listrik terintegrasi itu bisa mendorong adopsi kendaraan dengan energi terbarukan.

    Harapannya, hal itu bisa juga menghemat pengeluaran negara dalam bentuk subsidi bahan bakar dan listrik, serta impor bahan bakar. Nilainya yakni US$58 miliar per tahun (setara Rp941,5 triliun sesuai kurs Jisdor BI 26 Juni 2025 Rp16.233 per dolar AS).

    “Kita akan hemat kurang lebih US$58 miliar tiap tahun. Menghemat dari subsidi bahan bakar dan listrik, dan impor bahan bakar dari luar. Saya optimis, 4-5 tahun lagi pembangunan akan dipercepat lagi,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, proyek ekosistem baterai mobil listrik terintegrasi itu berada di Karawang, Jawa Barat, serta di Halmahera Timur, Maluku Utara. Sebagian besar proyek yang merupakan hulu pengolahan nikel termasuk smelter berada di Halmahera Timur, sedangkan pabrik baterainya berlokasi di Karawang.

    Pabrik baterainya berada di Artha Industrial Hill, milik grup konglomerat Artha Graha yang dipimpin Tommy Winata, dan merupakan bagian dari Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat.

    Keseluruhan proyek baterai listrik hulu ke hilir ini merupakan milik konsorsium antara PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM), PT Indonesia Battery Corporation (IBC) dan anak usaha CATL yaitu CATL, Brunp and Lygend (CBL). Konsorsium membentuk perusahaan patungan yakni PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).

    Ekosistem baterai mobil listrik terintegrasi itu meliputi enam proyek industri dari hulu ke hilir. Ada lima proyek yang dikembangkan di Halmahera Timur, sedangkan satu berada di Karawang.

    Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek hilirisasi nikel dari hulu ke hilir ini menelan investasi sekitar Rp100 triliun. Proyek ini diperkirakan bisa menghasilkan daya sebesar 15 gigawatt per hour (GWh).

  • Prabowo: Pembangunan bangsa perjalanan panjang dan penuh perjuangan

    Prabowo: Pembangunan bangsa perjalanan panjang dan penuh perjuangan

    Karawang, Jawa Barat (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa pembangunan sebuah bangsa merupakan proses perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan.

    “Bahwa sejarah suatu bangsa adalah sejarah yang panjang. Pembangunan bangsa adalah perjalanan yang sangat panjang. Bisa dikatakan long march,” kata Prabowo dalam sambutannya pada acara groundbreaking proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, Minggu.

    Presiden menilai setiap negara memiliki perjalanan sejarah tersendiri dalam membangun bangsanya. Dia mencontohkan China yang memiliki perjalanan panjang dalam membangun bangsa mereka, yang penuh dengan liku, pengorbanan, keringat, darah, dan air mata.

    Indonesia, ucapnya, memiliki perjalanan panjang yang penuh perjuangan, mulai dari perjuangan merebut kemerdekaan hingga perjuangan untuk mengisi kemerdekaan.

    Presiden mengatakan tujuan kemerdekaan suatu bangsa adalah memastikan rakyatnya hidup dalam keadaan yang baik, bebas kemiskinan, kelaparan, dan penuh keadilan.

    “Dan ini bisa terwujud apabila bangsa itu pandai menggunakan karunia yang diberikan oleh yang maha kuasa. Kita mengerti, kita bersyukur luar biasa keberuntungan bangsa kita tapi kita juga wajib introspeksi diri kita harus pandai mengelola,” kata Kepala Negara.

    Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya percepatan kerja pemerintah, khususnya dalam menjalankan program hilirisasi. Adapun peresmian peletakan batu pertama proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Karawang merupakan bagian dari percepatan hilirisasi tersebut.

    Menurutnya, proyek tersebut merupakan langkah besar dan terobosan luar biasa dalam pengembangan energi terbarukan dan ramah lingkungan yang menjadi cita-cita global.

    Acara peresmian tersebut turut dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dan Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong.

    Proyek industri baterai ini merupakan kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL).

    Proyek baterai kendaraan listrik ini dikembangkan dari hulu ke hilir dengan total enam subproyek, lima di antaranya berlokasi di Halmahera Timur dan satu di Karawang.

    Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), nilai investasi proyek mencapai 5,9 miliar dolar AS (sekitar Rp95 triliun) dan mencakup area seluas 3.023 hektare, dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 8.000 orang, serta pengembangan 18 proyek infrastruktur, termasuk dermaga multifungsi.

    Pewarta: Fathur Rochman/Andi Firdaus
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Proyek Baterai EV Jalan, RI Bisa Hemat Impor BBM 300 Ribu Kilo Liter

    Proyek Baterai EV Jalan, RI Bisa Hemat Impor BBM 300 Ribu Kilo Liter

    Karawang, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia bisa menghemat impor 300 ribu kilo liter bahan bakar minyak (BBM). Hal ini jika, Indonesia berhasil mengoperasikan pabrik sel baterai electric vehicle/EV yang memiliki kapasitas total hingga 15 Giga Watt hour (GWh).

    “Ini bisa menghemat impor BBM sekitar 300.000 kiloliter per tahun kalau hanya 15 GWh,” jelasnya dalam acara peresmian Groundbreaking Ekosistem Baterai Terbesar di Asia, di Karawang Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

    Dia mengatakan proyek dengan nilai investasi mencapai US$ 5,9 miliar setara Rp 96,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.278 per US$) itu juga menjadi upaya pemerintah untuk mencapai visi Prabowo khususnya pada swasembada energi.

    “Pak Presiden, kami juga laporkan, proyek ini mendukung arahan Bapak Presiden terkait dengan kemandirian energi kita,” tegasnya.

    Asal tahu saja, proyek tersebut dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend

    Berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), Karawang, Jawa Barat, Prabowo secara simbolis meresmikan groundbreaking pembangunan proyek hulu-hilir baterai tersebut.

    Proyek Industri Baterai Terintegrasi Terbesar di Asia

    Proyek tersebut terdiri dari total enam usaha patungan (Joint Venture/JV) mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.

    Hulu:

    JV 1: Proyek pertambangan nikel PT Sumberdaya Arindo (SDA) kapasitas produksi nikel saprolite 7,8 juta wet metric ton (wmt) dan limonite 6 juta wmt, total 13,8 juta wmt dengan porsi kepemilikan saham PT Antam sebesar 51% dan CBL sebesar 49%. Proyek ini sudah mulai berproduksi sejak tahun 2023 lalu.

    JV 2: Proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis Rotary Kiln Electric Furnace(RKEF) PT Feni Haltim (FHT) kapasitas 88 ribu ton refined nickel alloy per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT Antam sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2027 mendatang.

    JV 3: Proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO) kapasitas 55 ribu ton MHP per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT Antam sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.

    Hilir:

    JV 4: Proyek material baterai yang akan memproduksi bahan katoda, kobalt sulfat, dan prekursor terner kapasitas 30 ribu ton Li-hydroxide berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.

    JV 5: Proyek sel baterai PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC). Proyek ini terbagi menjadi fase 1 dengan kapasitas 6,9 GWh/tahun dan fase 2 kapasitas 8,1 GWh/tahun, total kapasitas 15 GWh/tahun. Adapun, porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2026 mendatang untuk fase 1, dan pada tahun 2028 mendatang untuk fase 2.

    JV 6: Proyek daur ulang baterai berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kapasitas 20 ribu ton logam/tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT IBC sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan tahun 2031 mendatang.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo Pamer Indonesia Penuh Perdamaian di Tengah Konflik Dunia, Singgung Filosofi "Seribu Kawan"
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Juni 2025

    Prabowo Pamer Indonesia Penuh Perdamaian di Tengah Konflik Dunia, Singgung Filosofi "Seribu Kawan" Nasional 29 Juni 2025

    Prabowo Pamer Indonesia Penuh Perdamaian di Tengah Konflik Dunia, Singgung Filosofi “Seribu Kawan”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo Subianto
    memamerkan kondisi Indonesia yang tetap penuh perdamaian, meski dunia sedang dipenuhi oleh konflik saat ini.
    Dia menyinggung itu di tengah-tengah sambutannya saat 
    groundbreaking
    Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
    Awalnya, Prabowo menyebut investor asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), yang turut mengembangkan proyek ini. 
    “Saudara-saudara, saya ucapkan selamat kepada semua unsur dan terima kasih, kawan-kawan kita dari CATL, dari Tiongkok. Kerja sama ini saya kira adalah sangat penting dan menguntungkan semua pihak,” ujar Prabowo.
    “Di tengah dunia penuh konflik, kawasan kita penuh perdamaian. Dan tidak ada kemakmuran yang bisa kita capai tanpa perdamaian,” sambungnya.
    Prabowo mengatakan, Indonesia memang selalu memilih jalan tengah dan kolaborasi.
    “Dan Indonesia selalu memilih kerja sama, selalu memilih kolaborasi, selalu memilih jalan tengah. Selalu memilih persahabatan di atas permusuhan,” jelas Prabowo.
    “Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Ini filosofi Tiongkok yang saya ambil alih,” imbuhnya.
    Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC CBL ini merupakan pengembangan industri dari hulu ke hilir.
    Proyek ini terdiri dari 6 proyek secara terintegrasi yang dikembangkan bersama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, Lygend (CBL).
    Sebanyak lima proyek dikembangkan di Kawasan FHT Halmahera Timur dan 1 proyek dikembangkan di Karawang.
    Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar 5,9 miliar dollar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektar.
    Proyek ini disebut mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.