Perusahaan: Business Insider

  • Ukraina Sudah Gunakan Rudal Neptune Versi Upgrade, Jangkau 1.000 Km ke Dalam Teritorial Rusia – Halaman all

    Ukraina Sudah Gunakan Rudal Neptune Versi Upgrade, Jangkau 1.000 Km ke Dalam Teritorial Rusia – Halaman all

    Ukraina Gunakan Rudal Neptune Versi Upgrade, Jangkau 1.000 Km ke Dalam Teritorial Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina memiliki versi baru rudal jelajah Neptune buatannya untuk serangan jarak jauh ke dalam teritorial Rusia.

    Rudal jelajah Neptune versi upgrade ini menambah variasi amunisi serangan jarak jauh negara itu.

    “Ukraina mengatakan telah menggunakan senjata itu terhadap Rusia,” kata laporan Business Insider, dikutip Selasa (18/3/2025).

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Sabtu kalau dia menerima berita “penting” tentang program rudal negara itu.

    Secara khusus, kabar yang diterima Zelensky itu menyatakan kalau rudal “Long Neptune” telah diuji dan berhasil digunakan dalam pertempuran.

    “Rudal Ukraina baru, serangan yang akurat. Jangkauannya seribu kilometer (atau 620 mil),” kata Zelenskyy dalam sebuah posting di platform pesan Telegram.

    “Terima kasih kepada pengembang, produsen, dan militer Ukraina. Kami terus bekerja untuk menjamin keamanan Ukraina.”

    Rudal Neptune Ukraina (Kementerian Pertahanan Ukraina)

    Seputar Rudal Neptune

    Rudal Long Neptune adalah versi yang lebih besar dari rudal antikapal R-360 Neptune buatan Kyiv, amunisi yang diluncurkan dari truk dengan kecepatan subsonik yang sebelumnya dimodifikasi Ukraina untuk menyerang target di darat.

    Rudal ini dibuat oleh produsen pertahanan Ukraina, Luch Design Bureau.

    Rudal baru ini telah dikerjakan selama beberapa waktu.

    Tahun lalu, menteri pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan kalau produksi serial rudal Neptune telah diperluas dan rudal tersebut sedang ditingkatkan untuk menyerang pada jarak yang lebih jauh.

    Amunisi tersebut sebelumnya dapat mengenai target yang berjarak lebih dari 200 mil.

    Ukraina telah menggunakan rudal Neptune untuk menyerang target-target Rusia yang bernilai tinggi, termasuk kapal penjelajah Moskva, yang pernah menjadi kapal induk Armada Laut Hitam, pada hari-hari awal invasi besar-besaran Rusia.

    Rudal tersebut juga telah digunakan untuk menyerang baterai pertahanan udara dan terminal minyak kelas atas.

    JANGKAUAN 1.000 KM – Ukraina meluncurkan rudal jelajah jarak jauh Neptune buatan dalam negeri. Kiev menyatakan, versi upgrade Rudal Neptune bisa menjangkau 1000 kilometer di dalam teritorial Rusia.

    Hantam Kilang Minyak Rusia

    Ukrainska Pravda mengatakan sumber-sumber mengatakan kalau rudal Long Neptune digunakan akhir minggu lalu untuk menyerang kilang minyak di kota Tuapse, Rusia, sekitar 300 mil dari garis depan.

    “Itu akan menandai salah satu serangan terbaru Ukraina yang menargetkan sektor energi Moskow karena Kiev berupaya merampas pendapatan penting tetangganya,” kata laporan BI

    Rudal baru tersebut melampaui jangkauan rudal yang diluncurkan dari darat dan udara yang diterima Ukraina dari mitra-mitra Baratnya.

    Senjata itu muncul saat industri pertahanan Kyiv yang sedang berkembang pesat menjadi semakin mandiri.

    Neptune merupakan bagian dari persenjataan amunisi rakitan yang terus bertambah seiring Ukraina berupaya memperkuat kemampuan serangan mendalamnya dengan rudal dan pesawat nirawak.

    Kiev telah menggunakan persenjataannya untuk menyerang lapangan udara utama Rusia, gudang penyimpanan amunisi, dan fasilitas energi.

     

    (oln/BI/*)

  • Ramai ‘Boycott USA!’ Gegara Tarif Impor Trump

    Ramai ‘Boycott USA!’ Gegara Tarif Impor Trump

    Jakarta

    Negara-negara Skandinavia dan Kanada berada di garis depan tren internasional yang berkembang, di mana para konsumen meninggalkan produk-produk AS akibat keputusan Presiden Donald Trump mengenakan tarif impor tinggi pada berbagai produk dari negara-negara tertentu.

    Beberapa grup Facebook telah dibentuk dalam beberapa minggu terakhir untuk mengorganisir boikot dan kampanye. Salah satu grup asal Swedia bernama “Bojkotta varor fran USA” yang artinya “Boikot produk dari AS,” sudah memiliki hampir 80.000 anggota pada saat artikel ini ditulis.

    Grup ini menyatakan, tujuannya adalah untuk “melindungi demokrasi, kedaulatan, dan keamanan,” dan berharap boikot ini dapat memberikan tekanan pada pemerintahan Trump. Penggunaan platform Facebook dianggap sebagai “senjata terbaik.”

    Beberapa grup serupa di Kanada juga mulai bermunculan di Facebook, sementara grup Prancis bernama “BOYCOTT USA: Achetez Francais et Europeen!” — BOYCOTT USA: Beli produk Prancis dan Eropa! — telah memiliki lebih dari 20.000 anggota.

    Ada juga dukungan untuk sikap serupa di Jerman. Sebuah survei oleh kelompok riset Civey untuk surat kabar bisnis Handelsblatt menemukan bahwa 64% warga Jerman lebih memilih untuk menghindari produk AS, jika memungkinkan. Sebagian besar mengaku bahwa kebijakan Trump sudah mempengaruhi pilihan mereka saat berbelanja.

    Garritt van Dyk, seorang pengajar sejarah di Universitas Waikato di Selandia Baru, mengatakan bahwa aksi boikot yang dilakukan konsumen jadi populer dalam beberapa tahun terakhir karena orang-orang melihatnya sebagai pilihan tambahan selain memilih dalam pemilu untuk menyatakan pendapat politik.

    “Mungkin mereka memilih dengan harapan tertentu, tetapi kenyataannya berbeda, atau mereka tidak mendapatkan hasil yang mereka inginkan,” katanya kepada DW. “Mereka mencari cara lain untuk melaksanakan kewenangan mereka.”

    Penjualan mobil Tesla turun di tengah kemarahan terhadap Elon Musk

    Penjualan Tesla di Eropa anjlok pada bulan Januari, demikian menurut data dari Asosiasi Pabrikan Mobil Eropa, turun 45% dibandingkan periode yang sama pada 2024. Penjualan Tesla di Eropa turun sepanjang tahun 2024, dengan penurunan 13% di seluruh Uni Eropa.

    Van Dyk mengatakan boikot ini mulai populer di berbagai kalangan politik, dengan contoh boikot bir Bud Light di AS yang dimulai pada April 2023. Boikot ini terjadi sebagai respons terhadap kampanye iklan Bud Light yang dibintangi oleh seorang transgender, yang menyebabkan reaksi balik dari konservatif Amerika Serikat dan penurunan signifikan dalam penjualan bir tersebut. “Hal itu bisa datang dari arah mana saja,” kata van Dyk. “Ini bukan hanya alat progresif.”

    Kampanye ‘Beli (Produk) Kanada’ di tengah sentimen anti-Trump

    Sentimen menentang produk AS tampaknya sangat kuat di Kanada. Trump terus melanjutkan tarif 25% terhadap Kanada meskipun kedua negara adalah sekutu lama dan berbagi perbatasan sepanjang hampir 9.000 kilometer.

    Trump juga sering berbicara tentang menjadikan Kanada negara bagian ke-51 AS . Ia melakukannya dengan cara mengolok-olok perdana menteri Kanada yang habis masa jabatannya tahun ini, Justin Trudeau, sebagai “Gubernur Trudeau”, yang tampaknya dimaksudkan untuk merendahkan orang nomor satu di negara itu.

    Hal ini memicu reaksi keras dari masyarakat Kanada. Sentimen anti-Trump yang meningkat membuat Partai Liberal, yang sebelumnya dipimpin oleh Trudeau dan kini dipimpin oleh perdana menteri baru Mark Carney, meraih pemulihan dukungan dramatis dalam jajak pendapat. Pada awal 2025, mereka tertinggal 25% dari Partai Konservatif, tetapi sekarang mereka memimpin suara di banyak jajak pendapat.

    Sentimen ini semakin tercermin di kalangan konsumen. Dylan Lobo menjalankan situs web bernama “Made in CA,” yang bertujuan menyediakan direktori online produk-produk buatan Kanada. Dia mengatakan kepada majalah Business Insider bahwa situs webnya baru-baru ini mengalami lonjakan pengunjung.

    “Banyak patriotisme di negara ini,” katanya kepada majalah tersebut. “Ada perasaan membuncah bahwa orang Kanada ingin mendukung sesama orang Kanada.”

    Beberapa aplikasi bahkan muncul, seperti Buy Beaver dan Maple Scan, yang membantu pembeli mengidentifikasi produk AS saat berbelanja.

    Banyak bisnis Kanada juga mengambil tindakan dengan kampanye “Beli (produk) Kanada.” Di Ontario, Dewan Pengendalian Minuman Beralkohol provinsi itu mengumumkan akan berhenti memasok produk buatan AS seperti bourbon dan anggur di toko-tokonya. Provinsi lain, seperti British Columbia dan New Brunswick, juga melakukan tindakan serupa.

    Perdana Menteri Ontario Doug Ford juga membatalkan kontrak senilai CA$100 juta (sekitar US$69 juta) dengan Starlink, perusahaan telekomunikasi milik Elon Musk. “Ontario tidak akan melakukan bisnis dengan orang-orang yang bertekad menghancurkan ekonomi kami,” kata Ford di platform media sosial X.

    Proteksionisme AS memicu reaksi balik di Eropa

    Beberapa perusahaan Eropa juga mengambil tindakan terhadap perusahaan AS. Pengecer terbesar di Denmark, Salling Group, mengatakan akan memberi label bintang hitam pada produk-produk Eropa di toko-tokonya untuk membantu pelanggan mengenalinya. Perusahaan ini tetap akan menjual produk AS, tetapi CEO-nya, Anders Hagh, menulis di LinkedIn bahwa label baru ini merupakan “layanan tambahan bagi pelanggan yang ingin membeli barang dengan merek Eropa.”

    Sementara itu, beberapa perusahaan mengambil tindakan yang lebih tegas. Haltbakk Bunkers dari Norwegia, yang menyediakan minyak dan bahan bakar untuk kapal, baru-baru ini mengumumkan akan berhenti memasok bahan bakar untuk kapal-kapal Angkatan Laut AS.

    Di luar Eropa dan Kanada, banyak pemimpin bisnis menyadari potensi reaksi terhadap produk AS dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi bisnis mereka. Takeshi Niinami, CEO dari raksasa minuman Jepang Suntory Holdings — yang memiliki merek seperti Jim Beam — memperingatkan beberapa minggu setelah Trump kembali ke Gedung Putih bahwa merek AS akan menjadi sasaran konsumen internasional.

    “Kami sudah merencanakan strategi dan anggaran untuk 2025, dengan harapan produk-produk Amerika, termasuk wiski Amerika, akan lebih sulit diterima oleh negara-negara di luar AS karena pertama, tarif, dan kedua, emosi,” katanya kepada Financial Times.

    Hal ini menunjukkan bahwa boikot dan perilaku konsumen bisa mempengaruhi penjualan perusahaan AS di Kanada, Eropa, dan tempat lainnya, dengan data yang akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang, di mana kemungkinannya akan diperhatikan secara seksama.

    Van Dyk mengatakan bahwa reaksi balik terhadap produk AS memiliki kemiripan dengan kampanye “freedom fries” yang terkenal pada tahun 2003, ketika oposisi Prancis terhadap invasi Irak menyebabkan penggantian nama kentang goreng menjadi “freedom fries” di beberapa bagian AS.

    “Ada kalanya di masa lalu di mana kita mendapatkan reaksi aneh seperti ini: ‘Kami tidak ingin itu menjadi bagian dari budaya kami lagi,’” katanya.

    Dia percaya bahwa kerusakan reputasi yang dialami oleh perusahaan dan produsen AS bisa sangat signifikan pada akhirnya. “Dari segi kerusakan pada merek dan reputasi, situasi ini bisa mempengaruhi karena di pasar yang penuh sesak, orang bisa membuat pilihan,” kata van Dyk.

    Seorang juru bicara untuk The European Consumer Organisation, yang mewakili kepentingan konsumen di seluruh Eropa, mengatakan bahwa mereka belum memiliki posisi terkait masalah boikot ini, dan mereka fokus pada “mempelajari bagaimana tarif akan mempengaruhi konsumen.”

    Dalam sebuah pernyataan kepada DW, organisasi ini juga mengatakan mereka bekerja sama dengan kelompok konsumen AS mengenai “bagaimana menjaga kerja sama transatlantik tetap berfungsi demi kepentingan konsumen.”

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Kebijakan Tarif Impor Trump Bikin Kanada Meradang

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Brigade Artileri Ukraina Diklaim Hancurkan S-400 Rusia, Pakar Singgung Ada Perubahan Strategi – Halaman all

    Brigade Artileri Ukraina Diklaim Hancurkan S-400 Rusia, Pakar Singgung Ada Perubahan Strategi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Media Ukraina diramaikan dengan pemberitaan yang menyebut pasukan dari Brigade Artileri Terpisah ke-43, berhasil menghancurkan sebuah peluncur dari sistem pertahanan udara S-400 milik Rusia.

    Menurut laporan yang diunggah 12 Maret 2025 lalu, unit pengintaian Ukraina berhasil mendeteksi pergerakan peluncur sebelum serangan dilakukan.

    Sumber-sumber Ukraina memperkirakan bahwa biaya dari peralatan yang hancur tersebut melebihi 1 miliar dollar, angka yang terkait dengan sistem S-400 secara keseluruhan.

    Namun, beberapa pihak meragukan apakah angka ini merujuk pada satu peluncur saja atau seluruh baterai.

    Insiden ini memicu diskusi mengenai dampak finansial dan strategis dari kerugian semacam ini dalam konflik Rusia-Ukraina yang kini telah memasuki tahun ketiga.

    Meskipun rincian tentang insiden tersebut masih minim, media Ukraina mengisyaratkan bahwa operasi ini bergantung pada intelijen yang dikumpulkan oleh tim pengintaian brigade yang melacak posisi peluncur.

    Setelah teridentifikasi, unit tersebut mengoordinasikan serangan, meskipun jenis senjata yang digunakan belum diungkapkan.

    Video yang menyertai laporan tersebut menunjukkan ledakan yang diklaim oleh pasukan Ukraina sebagai hasil dari penghancuran peluncur.

    Namun, tanpa data geografis yang tepat atau konfirmasi independen, skala penuh dari peristiwa ini sulit untuk diverifikasi.

    Rusia, untuk bagiannya, belum memberikan komentar resmi mengenai klaim ini, sehingga narasi ini sebagian besar berada di tangan sumber-sumber Ukraina.

    Aspek finansial dari cerita ini menarik perhatian khusus.

    Media Ukraina mengeklaim bahwa kompleks S-400 secara keseluruhan memiliki harga yang melebihi 1 miliar dollar.

    Angka ini sejalan dengan perkiraan yang sering dikutip dalam diskusi mengenai perangkat keras militer Rusia, terutama selama operasi berprofil tinggi atau kesepakatan ekspor.

    Namun, para analis mencatat bahwa angka ini biasanya mencerminkan biaya dari seluruh baterai S-400, yang terdiri dari beberapa peluncur, radar, pos komando, dan rudal, bukan hanya satu komponen seperti peluncur.

    Rusia tidak merilis harga resmi untuk bagian-bagian individu dari sistem tersebut, sehingga setiap perkiraan biaya melibatkan beberapa dugaan.

    Kurangnya transparansi ini memicu perdebatan mengenai apakah klaim Ukraina tentang kerugian senilai satu miliar dollar dapat dipertanggungjawabkan atau jika itu melebih-lebihkan dampak dari penargetan satu bagian dari sistem.

    Untuk memahami lebih jauh, berbagai laporan menunjukkan bahwa sistem S-400 lengkap, termasuk empat hingga delapan peluncur tergantung pada konfigurasinya, berkisar antara 1 miliar hingga 12 miliar dollar.

    Dalam konteks ini, kesepakatan tahun 2017 antara Rusia dan Turki yang melibatkan penjualan empat baterai S-400 seharga 2,5 miliar dollar memberikan gambaran lebih jelas, yang berarti sekitar 625 juta dollar per baterai.

    Jika satu baterai mencakup beberapa peluncur—katakanlah empat hingga delapan—biaya satu peluncur beserta rudal dan peralatan pendukungnya mungkin berkisar antara 100 juta hingga 300 juta dollar.

    Kisaran ini, meskipun kasar, menunjukkan bahwa perkiraan Ukraina mungkin membesar-besarkan kerugian kecuali komponen tambahan juga terkena dampak dalam serangan tersebut.

    Memahami S-400 itu sendiri menjelaskan mengapa harga dan penghancurannya sangat penting.

    S-400 Triumf, yang dikenal NATO sebagai SA-21 Growler, adalah sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh yang dirancang untuk menghadapi berbagai ancaman udara.

    Sebuah baterai biasanya mencakup beberapa komponen kunci, termasuk pos komando 55K6E, radar deteksi 91N6E Big Bird, dan peluncur yang biasanya merupakan model 5P85TE2 atau 5P85SE2.

    Dengan struktur yang kompleks ini, kehilangan satu peluncur tidak akan menonaktifkan seluruh baterai, tetapi dapat mengurangi kapasitasnya, terutama jika suku cadang atau rudal sulit didapat.

    Kerugian S-400 di Ukraina, setidaknya menurut laporan Ukraina, bukanlah hal baru.

    Sejak perang dimulai pada Februari 2022, Kyiv telah mengklaim beberapa serangan terhadap sistem ini.

    Pada Agustus 2023, badan intelijen Ukraina melaporkan penghancuran peluncur S-400 di Krimea menggunakan rudal Neptune yang dimodifikasi, momen yang terekam dalam rekaman drone yang memperlihatkan bola api besar.

    Sebulan kemudian, serangan lain di dekat Yevpatoria diduga melumpuhkan radar, lagi-lagi di Krimea.

    Pada November 2023, Kementerian Pertahanan Inggris memperkirakan bahwa Ukraina kemungkinan telah menghancurkan sedikitnya empat sistem S-400 dalam satu minggu, tiga di antaranya di wilayah Luhansk.

    Baru-baru ini, pada Mei 2024, pasukan Ukraina mengklaim telah menyerang dua peluncur di dekat Donetsk menggunakan rudal ATACMS yang dipasok AS.

    Jika akurat, insiden ini menunjukkan pola penargetan aset S-400, meskipun jumlah totalnya—kadang-kadang disebut sebanyak 31 oleh sumber Ukraina—masih belum diverifikasi oleh pengamat independen.

    Peran sistem dalam konflik ini menggarisbawahi nilai dan kerentanannya.

    Rusia mengerahkan S-400 untuk melindungi area-area penting, seperti Krimea atau zona garis depan, dari pesawat, pesawat nirawak, dan rudal Ukraina.

    Di awal perang, sistem ini membatasi angkatan udara Ukraina, memaksa pilot untuk terbang rendah atau menghindari beberapa wilayah sama sekali.

    Jangkauannya yang panjang—hingga 400 kilometer dengan rudal yang tepat—memungkinkannya untuk mencakup wilayah yang sangat luas, melindungi pangkalan, jalur pasokan, dan kota.

    Namun, Ukraina telah beradaptasi, menggunakan pesawat nirawak untuk menemukan target dan senjata jarak jauh seperti rudal ATACMS atau Storm Shadow untuk menyerang dari jauh.

    Jika berhasil, serangan ini mengungkap celah dalam jaringan pertahanan udara Rusia, yang berpotensi mengurangi tekanan pada operasi darat Ukraina atau membuka jalan bagi serangan yang lebih dalam.

    Namun, desain berlapis S-400 berarti satu kali kehilangan tidak akan menghancurkan sistem. Hanya “pukulan” bukan kekalahan telak.

    Para pakar Barat telah mengamati hal ini dengan saksama, dan memberikan pandangan yang beragam tentang kinerja S-400.

    David Hambling, seorang analis militer Inggris, mencatat pada tahun 2023 bahwa meskipun sistem tersebut awalnya menghambat operasi udara Ukraina, kehilangannya baru-baru ini menandakan adanya perubahan.

    Ia menyarankan kepada Newsweek bahwa kemampuan Ukraina untuk menargetkan S-400 mungkin mencerminkan kecanggihan yang berkembang dalam taktik Kyiv, yang mungkin dibantu oleh intelijen NATO.

    Sidharth Kaushal, dari Royal United Services Institute di London, mengatakan kepada media yang sama bahwa harga setiap baterai sebesar $200 juta membuat penghancurannya menjadi kemunduran yang mahal bagi Rusia, meskipun dapat diganti.

    Sementara itu, Bulgarian Military berpendapat bahwa S-400 tetap tangguh tetapi tidak terkalahkan.

    Mereka menunjukkan bahwa tanpa sistem jarak pendek seperti Pantsir atau Buk untuk menjaganya, S-400 kesulitan menghadapi rudal atau pesawat nirawak yang terbang rendah—kelemahan yang dieksploitasi Ukraina dengan alat seperti ATACMS.

    Pandangan ini sejalan dengan beberapa penilaian AS, yang melihat sistem tersebut canggih tetapi bergantung pada jaringan yang lebih luas untuk bersinar.

    Perbandingan dengan sistem Patriot Amerika sering muncul. Mattias Eken, pakar pertahanan rudal di RAND Corporation, mengatakan kepada Business Insider pada tahun 2024 bahwa kemampuan S-400 menyaingi Patriot, tetapi kerugiannya di Ukraina mengisyaratkan kelemahan operasional.

    Tidak seperti Patriot, yang telah menjatuhkan rudal Rusia tanpa kerugian yang dikonfirmasi dalam perang ini, S-400 telah diserang berulang kali, setidaknya demikian menurut klaim Ukraina. 

    Mick Ryan, pensiunan jenderal Australia, menggemakan hal ini, yang menunjukkan pendekatan sistematis Ukraina—menggabungkan tipu daya, pesawat nirawak, dan serangan presisi—telah mengalahkan pertahanan Rusia.

    Pendapat ini tidak mengabaikan kekuatan S-400, tetapi menyoroti bagaimana pertempuran di dunia nyata menguji bahkan teknologi terbaik secara berbeda dari yang diprediksi dalam lembar spesifikasi.

    Saat perang terus berlanjut, S-400 tetap menjadi hotspot. 

    Kehancurannya, baik satu peluncur atau banyak, membawa dampak yang lebih besar daripada sekadar uang—setiap kerugian membentuk kembali keseimbangan medan perang.

    Serangan terbaru, yang diklaim oleh Brigade ke-43, sesuai dengan pola ini. Bukti video, estimasi biaya, dan pernyataan Ukraina menggambarkan serangan berisiko tinggi, tetapi pertanyaan tetap ada.

    Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022

    Pada akhir Februari 2022, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, yang meningkatkan konflik yang telah memanas sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014.

    Serangan awal menargetkan kota-kota besar Ukraina seperti Kyiv, Kharkiv, dan Mariupol, dengan pasukan Rusia yang mengincar kemenangan cepat.

    Namun, perlawanan militer dan sipil Ukraina terbukti tangguh secara tak terduga, yang menyebabkan perang kota dan parit yang berkepanjangan.

    Sanksi internasional segera dijatuhkan kepada Rusia, dan negara-negara NATO meningkatkan dukungan militer ke Ukraina, yang secara signifikan mengubah dinamika konflik.

  • Garis Nasib Elon Musk Berubah Total, Ini Tanda Kehancurannya

    Garis Nasib Elon Musk Berubah Total, Ini Tanda Kehancurannya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda-tanda kehancuran Elon Musk mulai terjadi satu per satu. Kerajaan bisnis orang terkaya di dunia itu kian terpuruk sejak ia bergabung ke Pemerintahan Trump.

    Musk ditunjuk Trump sebagai pemimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah atau DOGE. Lembaga itu berfungsi untuk membedah birokrasi pemerintah, memangkas regulasi yang berlebihan, menghapus anggaran yang tidak bermanfaat, serta melakukan restrukturisasi lembaga-lembaga federal.

    Namun ternyata, bergabungnya Musk ke Gedung Putih malah membawa petaka bagi perusahaan mobil listrik Tesla miliknya.

    Saham Tesla merosot tajam sejak Musk ditunjuk sebagai nakhoda DOGE. Bahkan, ada gerakan anti Elon Musk dan anti Tesla menggema.

    Selain itu ada tanda-tanda kehancuran lain yang menunjukkan kemerosotan bisnis lainnya.

    Apa saja? Berikut CNBC Indonesia rangkum apa saja yang menjadi tanda kehancuran Elon Musk sejak bergabung ke Gedung Putih.

    Tesla tak laku

    Pemilik Tesla ramai-ramai memasang stiker yang menghujat Elon Musk. Mereka seakan terjebak, sebab harga mobil Tesla anjlok dan tak menguntungkan jika dijual.

    Mengutip Business Insider, penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir, sejak penghormatan kontroversial CEO Tesla itu di kampanye umum Trump. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan ‘Elon Killed My Resale Value’ dalam sehari.

    Tesla. (REUTERS/Mike Blake/File Photo)

    “Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu. Mereka tidak dapat menjualnya karena nilainya telah turun dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan,” kata salah satu penjual stiker itu, Matthew Hiller.

    Penjualan mobil Tesla juga mengalami penurunan di Eropa dan beberapa wilayah lain.

    Seperti yang disebutkan, Musk menjadi pendukung garis terdepan Trump saat kampanye Pilpres AS. Publik sudah mulai mengkritik hal tersebut, tetapi kemarahan mereka memuncak saat Musk terang-terangan memasang pose yang mengingatkan dengan Nazi.

    Harga saham anjlok

    Saham Tesla telah turun selama tujuh minggu sejak Musk bekerja untuk pemerintah. Saham Tesla akhir minggu lalu ditutup US$270,48, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (13/3/2025).

    Saham tersebut menurun lebih dari 10%. Tesla pernah berada di level terendah pada pemilihan presiden 5 November lalu yakni US$251,44.

    Saham perusahaan mobil listrik itu sempat menanjak hingga pada puncaknya yang mencapai US$480 pada 17 Desember 2024 lalu. Namun, kembali anjlok hampir setengahnya pada pekan lalu.

    Sejak pertengahan Desember itu, kapitalisasi pasar Tesla juga ambles lebih dari US$800 miliar.

    Dua kali roket SpaceX meledak

    Roket Starship dari SpaceX milik Musk meledak di angkasa saat menjalani uji terbang kedelapan, Kamis (6/3). Roket setinggi 123 meter ini meluncur dari lokasi Starbase di Texas Selatan pada pukul 17.30 waktu setempat.

    Kecelakaan ini menandai kegagalan kedua SpaceX secara berturut-turut untuk menyebarkan satelit tiruan di bawah program roket Mars yang gencar digembar-gemborkan.

    Beberapa video yang tersebar di media sosial menunjukkan puing-puing berapi yang tampak di langit wilayah selatan Florida dan Bahama, setelah Starship hancur lebur di angkasa.

    Roket pendorong mega SpaceX Starship kembali ke landasan peluncuran selama penerbangan uji coba dari Starbase di Boca Chica, Texas, Kamis, 16 Januari 2025. (AP Photo/Eric Gay)

    Dalam siaran langsung SpaceX, tampak mesin Starship mati dan membuat roket tersebut berputar tak terkendali. Sesaat kemudian, Starship meledak berkeping-keping.

    Pada Januari lalu, Starship ke-7 yang diluncurkan Musk juga meledak dan gagal. Kegagalan beruntun ini terjadi pada fase awal misi Mars.

    Padahal, dalam misi-misi sebelumnya, fase awal selalu mudah dilampaui SpaceX. Hal ini menunjukkan kemunduran serius bagi program yang ingin dipercepat Musk tahun ini.

    “Sayangnya, kecelakaan ini juga terjadi sebelumnya. Namun, sekarang kami sudah mendapat latihan lebih banyak,” kata juru bicara SpaceX Dan Huot, dikutip dari CNBC International.

    Starlink ditinggal

    Ruang angkasa yang selama ini dikuasai Starlink milik Elon Musk akan makin ramai. Starlink kedatangan penantang baru yang siap bersaing untuk mendominasi internet satelit berkecepatan tinggi.

    Saingan tersebut tak lain adalah SpaceSail yang didukung pemerintah China. Pada November lalu, SpaceSail yang berbasis di Shanghai telah menandatangani perjanjian untuk masuk ke Brasil.

    SpaceSail juga mengumumkan sedang dalam pembicaraan dengan lebih dari 30 negara. Saat ini, perusahaan sudah mulai beroperasi di Kazakhstan, menurut keterangan kedutaan besar Kazakhstan di Beijing, demikian dikutip dari laporan Reuters.

    Starlink (Starlink.com)

    Sejak 2020, Starlink telah meluncurkan banyak satelit ke orbit rendah Bumi (LEO) dengan ketinggian kurang dari 2.000 km. Jumlahnya lebih banyak daripada gabungan semua pesaingnya.

    Secara global, hanya sedikit saingan Musk yang memiliki ambisi yang sama dengan SpaceSail. SpaceSail telah mengumumkan rencana untuk mengerahkan 648 satelit LEO tahun ini dan sebanyak 15.000 2030 mendatang.

    Sementara, Starlink saat ini memiliki sekitar 7.000 satelit, dan telah menetapkan target untuk mengoperasikan 42.000 satelit pada akhir dekade ini.

    Di Kanada, pemerintah negara bagian Ontario memutus kontrak senilai US$ 100 juta dengan Starlink.

    Cybertruck gagal total

    Setelah diperkenalkan pertama kali pada 2019, Tesla akhirnya resmi merilis mobil listrik pick up Cybertruck pada akhir 2023. Musk awalnya mengumbar estimasi penjualan tahunan Cybertruck tembus 250.000 unit.

    Namun, kenyataannya jauh berbeda. Para analis memprediksi Cybertruck hanya mampu terjual 48.500 unit pada tahun ini. Sementara itu, secara keseluruhan mobil jenis pickup terjual 2 unit setiap tahunnya.

    Cybertruck Tesla (Dok. Tesla)

    Ada banyak tantangan yang dihadapi Tesla dalam menjual Cybertruck. Salah satunya soal isu keamanan. Tahun lalu, Cybertruck sudah 6 kali ditarik dari pasar karena kendala teknis.

    Setiap pekan, ada saja berita terbaru soal insiden Cybertruck. Mulai dari kebocoran minyak, kegagalan sistem, hingga tiba-tiba mati di tengah salju.

    Ada banyak juga keluhan pengguna terkait kinerja Cybertruck yang tak seperti klaim Musk saat memperkenalkan produk tersebut. Salah satunya, soal jarak tempuh yang dikatakan bisa sampai 350-mil, padahal kenyataannya lebih rendah.

    (dem/dem)

  • Kia Pakai Iklan Mobil Listrik Nyeleneh, Singgung Elon Musk Edan!

    Kia Pakai Iklan Mobil Listrik Nyeleneh, Singgung Elon Musk Edan!

    Jakarta

    Citra negatif Tesla imbas sikap politik Elon Musk sedang hangat diperbincangkan. Brand asal Korea Selatan, Kia, diduga memanfaatkan situasi tersebut dengan mengunggah iklan yang nyeleneh.

    Dikutip dari Carscoops dan Inside EV, Rabu (12/3/2025), Kia baru saja mencuri sorotan di Norwegia. Bukan peluncuran produk mobil listrik baru, tapi langkah pemasaran yang berani: Kia Norwegia mempromosikan SUV listrik EV3 dengan menampilkan stiker “i bought this after elon went crazy” atau yang berarti “saya membeli ini setelah elon menjadi gila”.

    Postingan itu dihapus setelah iklan tersebut mendapat respons yang tidak diinginkan dari berbagai outlet media sosial, termasuk salah satu dari investor Tesla terkenal Sawyer Merritt.

    Postingan yang diunggah bulan lalu itu sudah dihapus pada 10 Maret 2025. Materi tersebut tidak mewakili Kia secara global.

    “Kia Corporation mengetahui sebuah postingan media sosial oleh Kia Norwegia, yang sejak itu telah dihapus,” kata Kia dalam sebuah pernyataan setelah penghapusan postingan tersebut dikutip dari Korea JoongAng Daily.

    “Unggahan itu adalah inisiatif lokal yang sepenuhnya independen yang tidak mencerminkan posisi Kia Eropa atau Kia Corporation,” tambahnya lagi.

    Kia beroperasi di Norwegia melalui Kia Bil Norge AS, yang bertanggung jawab untuk mengimpor dan mendistribusikan kendaraan Kia di negara tersebut. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari Bertel O. Steen AS, sebuah grup otomotif Norwegia terkemuka.

    Kemunculan kelompok Anti Elon Musk belakangan ini jadi perbincangan hangat. Gelombang protes, pembakaran infrastruktur, hingga vandalisme terhadap Tesla. Hal ini terjadi sejak Elon Musk mendapat jabatan di pemerintah AS dan sederet sikap politiknya.

    Imbasnya para pengguna mobil Tesla mengganti logo dengan merek lain. Salah satu contohnya Cybertruck menggunakan merek Toyota, seperti pada model Hilux.

    Mengutip Business Insider, salah satu penjual stiker, Hiller menyebut penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan ‘Elon Killed My Resale Value’ dalam sehari.

    “Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu. Mereka tidak dapat menjualnya karena nilainya telah turun dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan,” katanya.

    Musk belum berbicara tentang meningkatnya protes secara keseluruhan, tetapi dalam menanggapi video seorang pria yang merusak Tesla, yang diposting oleh pihak berwenang di Massachusetts.

    “Merusak properti orang lain, alias vandalisme, bukanlah kebebasan berbicara!” cuit Musk.

    (riar/rgr)

  • Armada F-16 Ukraina Terancam karena Trump Tangguhkan Bantuan Militer, Bisakah Eropa Menggantinya? – Halaman all

    Armada F-16 Ukraina Terancam karena Trump Tangguhkan Bantuan Militer, Bisakah Eropa Menggantinya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – F-16 dari Amerika Serikat adalah jet tempur Barat pertama yang tiba di Ukraina dan sejak itu berperan penting dalam mempertahankan negara tersebut dari serangan udara Rusia.

    Namun, keputusan Presiden Donald Trump untuk menangguhkan sementara bantuan militer AS ke Ukraina pekan lalu telah menimbulkan kekhawatiran baru.

    Dilansir Business Insider, dengan absennya dukungan AS, Eropa—rumah bagi sekutu-sekutu terdekat Ukraina—mungkin harus mencari cara untuk mengisi kekosongan, termasuk dalam aspek pertahanan udara.

    Bisakah Eropa Menggantikan Peran AS?

    Beberapa negara Eropa memiliki jet tempur yang cocok untuk Ukraina, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan F-16 yang disediakan AS.

    Beralih ke jenis pesawat lain akan membawa berbagai tantangan yang sulit ditanggung Ukraina, mulai dari pelatihan pilot hingga kesiapan infrastruktur.

    Ukraina telah meminta pesawat tempur F-16 sejak awal invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

    F-16 UKRAINA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) bersama Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren di Pangkalan Udara Eindhoven di Belanda, 20 Agustus 2023. Ukraina menerima F-16 dari Belanda. (Dutch Ministry of Defence)

    Pada Agustus 2024, Ukraina akhirnya menerima jet tempur tersebut yang dipasok oleh sekutu-sekutu Eropa, meskipun pesawat itu sendiri dibuat oleh Lockheed Martin di AS.

    Sejak kedatangannya, F-16 telah mencatat sejumlah keberhasilan penting, termasuk menembak jatuh drone dan rudal jelajah Rusia serta menyerang target darat di dekat garis depan.

    Namun, meskipun F-16 terbukti efektif, Ukraina masih kekurangan sistem pertahanan udara yang memadai untuk menandingi kekuatan Rusia.

    Beberapa sekutu Ukraina memiliki lebih banyak F-16 yang bisa mereka kirim, dan tindakan Trump mungkin memotivasi mereka untuk menyuplai lebih banyak jet tempur.

    Namun, karena F-16 adalah buatan AS, Trump dapat memblokir pengiriman lebih lanjut ke Ukraina.

    Trump juga bisa menghentikan pasokan suku cadang yang diperlukan untuk operasional pesawat tempur ini.

    Meskipun negara-negara Eropa memiliki stok suku cadang, mereka tetap membutuhkan izin dari AS untuk mentransfernya ke Ukraina.

    Jika izin ini tidak diberikan, armada F-16 Ukraina bisa perlahan-lahan tidak dapat digunakan lagi.

    Alternatif Jet Tempur dari Eropa

    Ukraina saat ini telah menerima Mirage 2000, jet tempur buatan Prancis, tetapi hanya enam unit yang dilaporkan telah dikirim.

    Meskipun Mirage 2000 dapat membantu pertahanan udara Ukraina, jet ini belum tentu menjadi pilihan terbaik untuk pertempuran yang terjadi saat ini.

    Sementara itu, Gripen—jet tempur buatan Swedia Saab—dianggap sebagai pilihan yang bahkan lebih baik daripada F-16.

    Gripen dirancang khusus untuk menghadapi ancaman dari Rusia, dengan keunggulan berupa kemampuannya lepas landas dari jalan raya sipil serta kemudahan dalam perawatan.

    Justin Bronk, pakar kekuatan udara dari Royal United Services Institute (RUSI), menyatakan, dalam hampir setiap aspek, Gripen lebih cocok untuk kebutuhan Ukraina dibandingkan F-16.

    Namun, hingga kini, belum ada satu pun Gripen yang dikirim ke Ukraina.

    Jet tempur lain seperti Eurofighter Typhoon juga tersedia di Eropa, tetapi sejauh ini belum ada keputusan untuk mengirimnya ke Ukraina.

    Kendala Pergantian ke Jet Tempur Baru

    Masalah utama yang dihadapi Ukraina adalah, seluruh program pertahanan udaranya telah diatur untuk menggunakan F-16.

    Beralih ke jet tempur lain berarti Ukraina harus melatih ulang pilot dan teknisi, serta membangun kembali sistem logistik dan perawatan.

    Bulan lalu, Menteri Pertahanan Swedia, Pål Jonson, mengatakan kepada Business Insider, bnegaranya telah berdialog dengan Ukraina dan anggota Koalisi Angkatan Udara—sekelompok negara yang berkomitmen untuk mendukung kekuatan udara Ukraina.

    Namun, ia menekankan, menggunakan jet tempur lain akan jauh lebih sulit bagi Ukraina.

    Akibatnya, Swedia lebih memilih untuk fokus pada pengiriman sensor udara guna meningkatkan komando dan kendali atas F-16.

    Justin Bronk menambahkan, meskipun Gripen bisa menjadi opsi yang sangat baik bagi Ukraina, transisi dari F-16 ke Gripen tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

    Selain pelatihan pilot, teknisi dan sistem logistik yang telah disiapkan untuk F-16 juga harus diadaptasi untuk pesawat baru, yang dapat memakan waktu lama dan sumber daya besar.

    Mark Cancian, pakar pertahanan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), menegaskan, tantangan utama bukanlah memilih antara F-16 atau jet tempur Eropa, melainkan persoalan waktu, jumlah pesawat, dan biaya.

    Jumlah Jet Tempur Eropa Tidak Sebanyak F-16

    Salah satu alasan utama mengapa F-16 dianggap sebagai pilihan terbaik bagi Ukraina adalah karena pesawat ini tersedia dalam jumlah besar, memiliki banyak suku cadang, serta teknisi yang berpengalaman dalam merawatnya.

    Sebaliknya, jet tempur Eropa seperti Gripen hanya dioperasikan oleh beberapa negara, sehingga jumlahnya lebih sedikit, dan tidak banyak pilot yang terlatih untuk menggunakannya.

    George Barros, pakar Rusia dari Institute for the Study of War, menyebut F-16 sebagai model ideal karena sifatnya yang serba guna dan banyak digunakan di berbagai negara.

    Ia juga menambahkan, pelatihan pilot untuk pesawat seperti Gripen lebih sulit dilakukan karena relatif lebih sedikit negara yang mengoperasikannya.

    Eropa Bisa Membantu, tapi Tantangannya Besar

    Eropa telah berjanji untuk terus mendukung Ukraina, tetapi kehilangan bantuan dari AS akan memerlukan peningkatan besar dalam anggaran pertahanan.

    Di samping itu, beberapa jenis senjata akan lebih sulit untuk digantikan.

    Jet tempur lain bisa menjadi opsi bagi Ukraina jika pasokan F-16 terhenti, tetapi perubahan ini akan menghadapi berbagai hambatan teknis dan operasional.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Tentara Ukraina: Jika Kami Kehabisan Peluru dari Amerika, Kami Akan Cari Senjata Lain – Halaman all

    Tentara Ukraina: Jika Kami Kehabisan Peluru dari Amerika, Kami Akan Cari Senjata Lain – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Ukraina mengungkapkan dampak dari keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memangkas dukungan militer untuk melawan serangan Rusia.

    Sejumlah tentara yang bertugas di unit pertahanan udara dekat Kyiv berbagi pandangan mereka dengan Business Insider pada Jumat (8/3/2025).

    Demi alasan keamanan, mereka meminta untuk hanya disebut dengan nama depan.

    Para tentara ini mengungkapkan kekecewaan mereka, tetapi menegaskan mereka akan tetap menemukan cara untuk bertahan dan berjuang.

    “Ini bukan keputusan rakyat Amerika, tetapi keputusan satu orang,” kata Oleksiy, salah satu tentara Ukraina.

    “Sangat disayangkan, tetapi kami akan terus berjuang.”

    Jeda Bantuan Militer AS Membuat Ukraina Rentan

    Trump memerintahkan penghentian sementara bantuan militer ke Ukraina pada 3 Maret 2025.

    Hal itu dilakukan untuk menekan Ukraina agar mau bernegosiasi dalam proses perdamaian dengan persyaratan yang dianggap tidak menguntungkan.

    Tak hanya bantuan militer, AS juga memangkas akses Ukraina ke informasi intelijen serta membatasi penggunaan citra satelit penting.

    Keputusan ini membuat Ukraina semakin rentan terhadap serangan Rusia, yang semakin berani di medan perang dan luar wilayah konflik.

    Beberapa pejabat Ukraina bahkan melaporkan, Rusia kini tengah memperluas serangannya.

    Selain itu, beberapa senjata terbaik Ukraina tidak dapat digunakan secara maksimal, sementara kekhawatiran tentang pasokan amunisi terus meningkat.

    Prajurit Ukraina: Akan Gunakan Senjata Apa Pun yang Tersedia

    Pejabat Ukraina mengatakan dampak penuh dari penghentian bantuan AS masih harus dipantau, tetapi konsekuensinya bisa terasa di seluruh sektor pertahanan.

    Salah satu yang terdampak adalah unit pertahanan udara dari Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina.

    Mereka mengandalkan senapan mesin Browning M2 kaliber .50, yang dipasang di truk, untuk menembak jatuh pesawat nirawak Rusia yang membawa bahan peledak.

    “Jika kami kehabisan amunisi untuk senapan mesin Amerika, kami akan menggunakan senjata lain,” ujar Oleksiy.

    Meskipun kalibernya lebih kecil, ia menegaskan mereka tetap akan menjalankan tugas mereka.

    Sementara itu, Oleksiy lainnya—wakil komandan unit pertahanan udara—mengatakan nyawa warga Ukraina sangat bergantung pada bantuan militer AS.

    “Kami berharap masalah ini segera terselesaikan,” katanya.

    “Kami berjuang di tanah kami sendiri dan akan terus mempertahankannya.”

    Ketidakpastian Masa Depan Ukraina Tanpa Dukungan AS

    ZELENSKY DAN TRUMP – Foto ini diambil pada Rabu (5/3/2025) dari YouTube The White House, memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berbincang dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat, 28 Februari 2025. Tentara Ukraina mengatakan bahwa mereka kecewa dengan keputusan Trump memotong bantuan militer tetapi mereka akan terus berjuang. (YouTube The White House)

    Pada akhir Februari lalu, dalam sebuah perdebatan sengit dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Ruang Oval, Trump menyatakan bahwa ragu Ukraina bisa memenangkan perang melawan Rusia.

    Kini, ketidakpastian terkait masa depan Ukraina terus meningkat jika bantuan AS terus dihentikan.

    Beberapa pejabat dan anggota parlemen Ukraina berharap negara mereka bisa bertahan dengan mengandalkan industri pertahanan yang berkembang pesat serta dukungan dari negara-negara Eropa.

    Namun, sebagian besar dukungan AS, terutama dalam pertahanan udara, dinilai sangat krusial.

    Serhiy Rakhmanin, anggota Komite Parlemen Ukraina untuk Keamanan Nasional, Pertahanan, dan Intelijen, mengatakan kepada Business Insider, meskipun Ukraina dapat mengelola operasi taktis di garis depan tanpa AS, keterlibatan Washington tetap sangat penting dalam strategi perang jangka panjang.

    “Sulit untuk mengatakannya, kita lihat saja nanti,” ujar Svitlana, satu-satunya perempuan di unit pertahanan udara.

    Pejabat Ukraina Peringatkan Dampak Global

    Beberapa pejabat Ukraina menganggap keputusan AS dapat membawa konsekuensi lebih luas.

    Oleksandr Markushyn, komandan TDF sekaligus wali kota Irpin, kota di pinggiran Kyiv, mengaku terkejut dengan kebijakan Trump.

    Berbicara melalui penerjemah dalam wawancara terpisah pada Sabtu (9/3/2025), Markushyn memperingatkan, jika AS tidak lagi membantu Ukraina, Rusia bisa memperluas agresinya ke negara-negara Eropa lainnya.

    Sebagai pemimpin pertahanan Ukraina di Irpin selama minggu-minggu awal invasi, ia menegaskan, hanya Amerika Serikat yang memiliki kekuatan untuk menghentikan Rusia.

    “Amerika Serikat adalah negara yang kuat,” katanya. “Jika bukan AS, tidak ada yang akan menghentikan Rusia.”

    Rusia Diprediksi Akan Manfaatkan Situasi

    Hingga kini, belum jelas berapa lama jeda bantuan militer AS akan berlangsung.

    Trump kerap menyuarakan ketidakpuasannya terhadap pendekatan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam upaya AS mengakhiri invasi Rusia, yang kini telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Menurut Institute for the Study of War, sebuah lembaga kajian konflik yang berbasis di Washington DC, Rusia kemungkinan besar akan memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan serangan rudal dan drone terhadap Ukraina.

    Pejabat Ukraina mengonfirmasi, serangan terbaru Rusia pada akhir pekan menewaskan lebih dari 12 orang dan melukai belasan lainnya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Ramai-ramai Mobil Tesla ‘Nyamar’ Jadi Toyota-Honda cs Gegara Takut Dirusak

    Ramai-ramai Mobil Tesla ‘Nyamar’ Jadi Toyota-Honda cs Gegara Takut Dirusak

    Jakarta

    Fenomena unik muncul di kalangan pengguna mobil Tesla. Mereka mengubah lencana Tesla menjadi merek lain. Apa sebabnya?

    Dikutip dari Express, Minggu (9/3/2025) pemilik mobil Tesla yang mengganti lencana atau logo Tesla mulai bermunculan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghindari aksi vandalisme.

    Seperti diketahui Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk CEO Tesla Elon Musk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency (DOGE). Agensi ini disebut sudah memangkas ribuan pekerja sejak didirikan pada bulan Januari, demikian seperti dikutip dari CBSNews.

    Musk juga membuat pernyataan publik yang menjadi kontroversial pada bulan Januari, menjelang Hari Peringatan Holocaust. Dia mengatakan kepada ribuan orang di partai politik sayap kanan Jerman.

    “Anak-anak seharusnya tidak bersalah atas dosa-dosa orang tua mereka, apalagi kakek buyut mereka,” kata Elon Musk.

    Tidak hanya mendukung partai politik sayap kanan Jerman secara terbuka, Musk juga melontarkan serangkaian komentar kontroversial terhadap para pemimpin lembaga demokrasi tertinggi di Jerman.

    Sejak Elon Musk mendapat jabatan di pemerintah dan sederet sikap politiknya. Aksi vandalisme hingga perusakan terhadap mobil Tesla meningkat.

    Imbasnya para pengguna mobil Tesla mengganti logo dengan merek lain. Salah satu contohnya Cybertruck menggunakan merek Toyota, seperti pada model Hilux.

    Ada juga gambar Tesla Model S yang dipasang logo Mazda di bagian belakang. Kemudian Tesla Model 3 dengan lencana Honda, dan Model 3 lainnya dengan empat cincin Audi di bagasi.

    Some U.S. Tesla owners are swapping their car logos for brands like Honda or Mazda to dodge vandalism and protest Elon Musk’s political stances. Anti-Musk demonstrations have popped up across the U.S. and Europe, with protesters boycotting Tesla, smashing vehicles, and… pic.twitter.com/OdaeM4nGi3

    — 𝕏 Ali Al Samahi 🇦🇪علي السماحي (@ali_alsama7i) March 5, 2025

    Gelombang protes dan kekerasan atas peran Elon Musk dalam pemerintahan Trump. Coretan pada dealer Tesla, molotov dilemparkan ke dealer, stasiun pengisian daya Tesla terbakar.

    “Pemilik Tesla menyamarkan mobil mereka sebagai kendaraan lain dalam apa yang mungkin merupakan upaya untuk menghindari vandalisme,” tulis New York Post.

    Tesla sudah menjadi target pencoretan setelah gestur Musk yang ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai penghormatan kepada Nazi. Di momen itu, Elon Musk yang tampil dan berbicara dalam perayaan pelantikan Trump memicu perdebatan, lantaran bentuk tangannya lurus separuh diangkat, mirip dengan salam hormat Nazi.

    Penggunaan hormat Nazi tersebut sekarang dianggap tindak kejahatan karena sejarah kelam penuh darah dan salam itu dilarang di sejumlah negara dunia.

    Peredaran stiker anti Elon Musk di antara pengemudi Tesla juga marak.

    Mengutip Business Insider, salah satu penjual stiker, Hiller menyebut penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan ‘Elon Killed My Resale Value’ dalam sehari.

    “Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu.Mereka tidak dapat menjualnya karena nilainya telah turun dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan,” katanya.

    Musk belum berbicara tentang meningkatnya protes secara keseluruhan, tetapi dalam menanggapi video seorang pria yang merusak Tesla, yang diposting oleh pihak berwenang di Massachusetts, Musk merespons:

    “Merusak properti orang lain, alias vandalisme, bukanlah kebebasan berbicara!” cuit dia.

    (riar/din)

  • Mobil Tesla Tak Ada Harganya, Pemilik Ramai-ramai Hujat Elon Musk

    Mobil Tesla Tak Ada Harganya, Pemilik Ramai-ramai Hujat Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peredaran stiker anti Elon Musk di antara pengemudi Tesla kian marak. Hal ini disampaikan oleh salah satu penjual stiker itu, Matthew Hiller, yang melihat adanya kenaikan signifikan dalam permintaan stiker tersebut.

    Mengutip Business Insider, Hiller menyebut mengatakan penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir, sejak penghormatan kontroversial CEO Tesla itu di kampanye umum Trump. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan ‘Elon Killed My Resale Value’ dalam sehari.

    “Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu. Mereka tidak dapat menjualnya karena nilainya telah turun dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan,” katanya.

    Mengacu pada beberapa komentar yang ditinggalkan di toko online miliknya, ia berkata bahwa banyak konsumen yang mengaku dapat mengendarai mobil tanpa rasa malu. Sebagian juga mengaku akan tetap menempelkan ini di mobil saya sampai dapat menjualnya.

    Hiller kemudian menyebut beberapa pembeli stiker menganggap dukungan Musk terhadap politik sayap kanan sebagai sentimen negatif. Penjualan dan saham Tesla telah jatuh di tengah keresahan di beberapa kalangan tentang politik Musk.

    “Hal yang sangat tidak menarik. Respons terhadap stiker tersebut sejak ia bersekutu dengan Trump sungguh luar biasa,” tuturnya.

    “Seorang pelanggan dengan paket baterai Tesla Powerwall juga mengatakan mereka membeli stiker untuk ditempel di rumah mereka.”

    Stiker, yang harganya antara US$ 6,28 (Rp 102 ribu) dan US$ 12,54 (Rp 204 ribu), telah menjadi populer di luar AS juga, dengan Hiller menerima pesanan dari pelanggan di Prancis, Norwegia, Jepang, Kanada, Estonia, Malaysia, dan Irlandia.

    Gerakan menentang Tesla telah mendapatkan daya tarik dalam beberapa minggu terakhir, dengan demonstrasi di luar puluhan ruang pamer Tesla di seluruh AS.

    Saham Tesla telah jatuh sekitar sepertiga tahun ini, sementara penjualan telah merosot di Eropa. Penurunan tersebut juga berdampak pada kekayaan bersih Musk, meskipun ia tetap menjadi orang terkaya di dunia.

    (fab/fab)

  • Profil Miliarder Ray Dalio yang Peringatkan AS Soal Utang Jumbo – Page 3

    Profil Miliarder Ray Dalio yang Peringatkan AS Soal Utang Jumbo – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pendiri perusahaan hedgefund Bridgewater Ray Dalio menarik perhatian. Apalagi namanya masuk dalam daftar pencarian di google tren pada pekan ini.

    Hal ini bukan tanpa alasan. Ray Dalio memberi peringatan tentang melonjaknya utang Amerika Serikat (AS). Ia memperingatkan AS harus bertindak sebelum menderita setara dengan “serangan jantung” secara keuangan, demikian mengutip Business Insider, Kamis (27/2/2025).

    “Utang terakumulasi seperti plak dalam sistem keuangan, dan itu menimbulkan masalah bagi pemerintah karena pembayaran bunga habiskan semakin banyak anggarannya,” ujar dia.

    Ia membandingkan dirinya dengan seorang dokter yang beri tahu pasien tentang penumpukan plak. “Pada dasarnya, Anda berisiko tinggi terkena serangan jantung, dan sekarang apa yang akan Anda lakukan?,” ujar dia.

    “Jangan menunggu hal ini terjadi lalu mencoba memperbaikinya,” ia menambahkan.

    Pemerintah federal AS habiskan USD 6,75 triliun pada tahun fiskal lalu tetapi hanya kumpulkan pendapatan sebesar USD 4,92 triliun yang berarti alami defisit USD 1,8 triliun, menurut situs Departemen Keuangan. Utang nasional naik lebih dari tiga kali lipat sejak 2000 menjadi USD 36,2 triliun.

    Seiring peringatan yang diberikan salah satu miliarder dunia ini, menarik untuk diketahui profil Ray Dalio termasuk kisah suksesnya.

    Ray Dalio dikenal sebagai pendiri Bridgewater Associates, perusahaan hedge fund terbesar di dunia. Ia mampu membangun kerajaan investasi sehingga kelola aset lebih dari USD 112 miliar.

    Dalio bukan hanya seorang investor ulung, tetapi juga inovator strategi investasi. Ia dikenal dengan pendekatan uniknya seperti risk parity, alpha overlay, dan All Weather yang telah merevolusi cara institusi global mengelola investasi. Keberhasilannya ini membuatnya masuk dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time dan Bloomberg Markets.

    Selain kesuksesan finansial, Dalio juga dikenal akan kepeduliannya terhadap sesama. Ia telah menyumbangkan lebih dari USD 1 miliar untuk kegiatan filantropi. Buku-bukunya yang menjadi best seller, “Principles” dan “Principles for Dealing with the Changing World Order,” juga telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Berikut profil dan kisah Ray Dalio.