Perusahaan: Boeing

  • SpaceX Terbangkan Misi Penyelamatan Astronaut yang Terdampar

    SpaceX Terbangkan Misi Penyelamatan Astronaut yang Terdampar

    Jakarta

    SpaceX meluncurkan misi penyelamatan dua astronot yang terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS. Kapsul Dragon itu membawa kru yang lebih sedikit untuk membawa dua astronaut itu pulang ke Bumi tahun depan.

    Astronaut Nick Hague dari NASA dan Alexander Gorbunov dari Rusia menjemput Butch Wilmore dan Suni Williams yang belum bisa kembali karena wahana Boeing Starliner yang membawa mereka bermasalah.

    Karena NASA merotasi kru ISS kira-kira tiap enam bulan, penerbangan SpaceX dengan dua kursi kosong untuk Wilmore dan Williams ini takkan kembali sampai akhir Februari. Para pejabat mengatakan tidak ada cara membawa mereka pulang lebih awal di SpaceX tanpa mengganggu misi terjadwal lainnya.

    Pada saat kembali, pasangan itu akan mencatat lebih dari delapan bulan di luar angkasa. Mereka diperkirakan akan pergi hanya seminggu ketika jadi astronot pertama yang dibawa Starliner bulan Juni silam. NASA akhirnya memutuskan Starliner terlalu berisiko setelah serangkaian masalah pendorong dan kebocoran helium.

    NASA pun memangkas dua astronot dari peluncuran SpaceX ini untuk memberi ruang bagi Wilmore dan Williams. Wilmore dan Williams menyaksikan pesawat SpaceX yang akan menyelamatkan mereka lepas landas melalui sebuah link.

    Hague menyebut perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan dalam penerbangan luar angkasa. “Selalu ada sesuatu yang berubah. Mungkin kali ini sedikit lebih terlihat oleh publik,” katanya yang dikutip detikINET dari Associated Press.

    Hague ditunjuk sebagai komandan untuk misi penyelamatan ini berdasarkan pengalamannya. Adapun astronot pemula NASA Zena Cardman dan astronaut veteran Stephanie Wilson ditarik dari penerbangan ini setelah NASA memutuskan bekerja sama dengan SpaceX untuk membawa pulang astronot yang terjebak.

    “Tiap peluncuran berawak yang pernah saya saksikan benar-benar membuat saya sangat terharu. Peluncuran hari ini sungguh unik. Sulit untuk tidak menyaksikan roket itu lepas landas tanpa berpikir Itu roket saya dan itu kru saya,” kata Cardman.

    Beberapa saat sebelum lepas landas, Hague memberi penghormatan kepada dua rekannya yang tidak jadi terbang. Begitu berada di orbit, ia menyebutnya sebagai perjalanan yang indah dan berterima kasih kepada semua pihak yang memungkinkan hal itu terjadi.

    (fyk/fyk)

  • Nego Mandek, Serikat Pekerja Tolak Tawaran Boeing Naik Gaji

    Nego Mandek, Serikat Pekerja Tolak Tawaran Boeing Naik Gaji

    Jakarta

    Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional (IAM) menyebut perundingan terkait gaji dan kontrak kerja baru antara karyawan dengan Boeing (BA.N) terhenti tanpa kemajuan alias belum mencapai kesepakatan.

    Perlu diketahui, dalam perundingan kontrak kerja baru dengan para pekerja, IAM menuntut kenaikan gaji sebesar 40%. Selain itu mereka juga meminta pengembalian pemberian manfaat pensiun yang telah dicabut dalam kontrak satu dekade lalu.

    Namun Boeing mengajukan tawaran yang disebut-sebut sebagai ‘tawaran terbaik dan terakhir’ kepada para pekerja kenaikan gaji sebesar 30% selama empat tahun dan mengembalikan bonus kinerja.

    Tapi serikat pekerja mengatakan dalam survei mereka terhadap para anggotanya menemukan bahwa jumlah tersebut tidak cukup. Kondisi inilah yang membuat perundingan kontrak kerja baru ini mencapai titik buntu.

    “Kami tetap terbuka untuk perundingan dengan perusahaan, baik secara langsung maupun melalui mediasi,” kata IAM dalam sebuah posting di X seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/9/2024).

    Di sisi lain, Boeing mengaku akan terus berupaya melanjutkan negosiasi dengan para pekerja terkait masalah kenaikan gaji dalam kontrak kerja baru mereka. Terlebih mengingat bagaimana perusahaan harus menyelesaikan kontrak ini untuk mengakhiri pemogokan para pekerja.

    “Boeing tetap berkomitmen untuk mengatur ulang hubungannya dengan karyawan yang diwakilinya dan ingin mencapai kesepakatan sesegera mungkin,” kata juru bicara perusahaan dalam sebuah email.

    “Kami siap untuk bertemu kapan saja,” tambah Boeing dalam keterangannya itu.

    Sebagai informasi, sebelumnya lebih dari 32.000 pekerja Boeing di wilayah Seattle dan Portland, Oregon, melakukan aksi mogok kerja pada 13 September 2024 lalu.

    Pemogokan ini menyebabkan penghentian sementara produksi pesawat perusahaan, termasuk Boeing 737 MAX. Ini merupakan aksi mogok pertama serikat pekerja Boeing tersebut sejak 2008 lalu.

    (eds/eds)

  • NASA Diprediksi di Ambang Krisis, Ada Apa Nih?

    NASA Diprediksi di Ambang Krisis, Ada Apa Nih?

    Jakarta

    Dalam sebuah laporan baru, sekelompok ahli kedirgantaraan menyatakan bahwa NASA akan berada di titik kritis. Salah langkah, maka badan ini bisa tamat.

    Diberitakan oleh Washington Post, laporan baru berjudul ‘NASA at a Crossroads’ diterbitkan atas permintaan Kongres oleh Akademi Nasional Sains, Teknik, dan Kedokteran, menyoroti dengan jelas betapa parahnya kondisi yang dihadapi NASA.

    Selama beberapa waktu terakhir, NASA kehilangan banyak talenta terbaiknya. Para insinyur handalnya pensiun atau berpindah ke pekerjaan di sektor swasta yang menawarkan gaji lebih tinggi.

    Hal ini terjadi di tengah pemotongan anggaran yang terus-menerus. NASA masih mengerjakan misi yang rumit dan menarik perhatian, seperti peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb. Namun misi lain, seperti Mars Sample Return mengalami penundaan dan memberi peluang bagi saingan seperti China untuk maju. Hal ini membuat AS tertinggal dalam kompetisi luar angkasa.

    Laporan sekitar 200 halaman ini berisi rekomendasi dari komite yang terdiri dari puluhan ahli, baik dari entitas publik maupun swasta, termasuk SpaceX, Planetary Society, dan beberapa universitas.

    Menurut Washington Post, konsensus yang dicapai oleh para pakar ini adalah bahwa NASA terlalu fokus pada tujuan jangka pendek dan kurang dalam merencanakan strategi jangka panjang.

    “Seseorang cenderung mengabaikan hal-hal yang mungkin kurang glamor tetapi akan menentukan kesuksesan di masa depan,” kata Norman Augustine, mantan CEO Lockheed Martin yang juga ketua tim penyusun laporan tersebut.

    Untuk mengatasi kekurangan talenta dan anggaran, NASA dalam satu dekade terakhir semakin bergantung pada sektor swasta. Hasilnya beragam, seperti yang terlihat saat NASA memberikan kontrak kepada Boeing untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional menggunakan pesawat Starliner. Namun, karena Starliner belum siap, NASA terpaksa meminta SpaceX untuk membawa mereka kembali dengan kapsul Crew Dragon.

    “NASA akan kesulitan merekrut insinyur yang inovatif dan kreatif. Insinyur yang inovatif dan kreatif tidak ingin hanya mengawasi pekerjaan orang lain,” ujar Norman.

    Administrator NASA Bill Nelson, sangat menekankan persaingan luar angkasa antara AS dan China serta merupakan pendukung kuat kemitraan NASA dengan sektor swasta. Dia mengatakan bahwa laporan tersebut sejalan dengan upaya mereka untuk memastikan bahwa mereka memiliki infrastruktur, tenaga kerja, dan teknologi yang dibutuhkan NASA untuk dekade-dekade mendatang.

    Namun, tampaknya Nelson mungkin melewatkan hal-hal penting dari laporan tajam ini atau dalam hal ini, bintang-bintang di balik pesawat luar angkasa.

    *Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fay/fyk)

  • Hindari Mogok Buruh, Boeing Turuti Serikat Pekerjanya untuk Naikkan Gaji

    Hindari Mogok Buruh, Boeing Turuti Serikat Pekerjanya untuk Naikkan Gaji

    Jakarta

    Para pekerja di perusahaan raksasa pesawat terbang, Boeing, mengancam mogok kerja bila hak-haknya tidak dipenuhi oleh perusahaan. Tak mau perusahaannya kena dampak, Boeing kemudian menyetujui kesepakatan awal dengan serikat pekerjanya.

    Dilansir AFP, Senin (9/9/2024), Boeing menyetujui kontrak kesepakatan awal dengan para pemimpin serikat pekerjanya di kawasan Seattle, Amerika Serikat (AS), Minggu (8/9) waktu setempat. Kesepakatan awal itu meliputi kenaikan upah yang tinggi.

    Kesepakatan itu meliputi kenaikan gaji 25 persen selama masa kontrak. Kontrak ini disetujui Boeing dan Asosiasi Internasional Pekerja Mesin dan Dirgantara (IAM) Distrik 751, yang mewakili lebih dari 30.000 pekerja.

    Tuntutan lainnya adalah masalah jaminan kesehatan. Pekerja menuntut biaya yang lebih rendah untuk jaminan kesehatan mereka. Buruh-buruh Boeing juga menuntut pengurangan kewajiban lembur, menuntut adanya cuti orang tua berbayar (paid parental leave) selama 12 pekan, dan menuntut ratifikasi atas komitmen kesepakatan tersebut pekan depan supaya pekerja dapat membangun pesawat baru lagi di daerah Puget Sound.

    Kesepakatan awal itu disetujui beberapa pekan setelah kedatangan CEO Boeing yang baru yakni Kelly Ortberg. Dia punya ‘pekerjaan rumah’ membalikkan citra Boeing yang tercoreng oleh masalah keselamatan penerbangan dan pelbaagai isu lain.

    IAM, serikat pekerja Boeing di Seattle tersebut, merasa pihak majikan dan buruh di perusahaannya masih “terpisah jauh”. Ortberg berjanji akan “me-reset” relasi bos dan pekerja di Boeing.

    Presiden distrik IAM, Jon Holden, mengatakan saat ini pihaknya dalam kondisi “kuat, solid, dan bersatu” dan telah menghasilkan “kontrak terbaik yang pernah kami bikin.” Holden menyeru para anggotanya untuk membaca dan mengulas kontrak itu secara hati-hati.

    “Suara ini sekarang ada di tangan Anda, sebagaimana mestinya,” tandasnya.

    (dnu/yld)

  • Pesawat Air India Boeing 787 Rute Inggris Mendarat Darurat di Moskow

    Pesawat Air India Boeing 787 Rute Inggris Mendarat Darurat di Moskow

    Moskow

    Pesawat jenis Boeing 787-800 yang dioperasikan maskapai Air India tujuan Inggris terpaksa melakukan pendaratan darurat di Moskow, Rusia. Pendaratan darurat dilakukan setelah pesawat mengalami “masalah teknis” saat mengudara.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (5/9/2024), pesawat maskapai Air India yang memiliki rute New Delhi-Birmingham itu dilaporkan berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia, pada Rabu (4/9) waktu setempat.

    Disebutkan bahwa pesawat tersebut membawa total 258 penumpang dan 17 awak penerbangan ketika pendaratan darurat harus dilakukan.

    Otoritas Bandara Sheremetyevo menyebut pendaratan darurat dilakukan dengan selamat tanpa adanya cedera pada penumpang dan awak.

    Tidak dijelaskan lebih lanjut soal “masalah teknis” yang dialami pesawat jenis Boeing 787-800 tersebut.

    Pesawat tersebut dijadwalkan untuk kembali lepas landas pada pukul 21.35 waktu Moskow, untuk membawa para penumpang ke tujuan.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Pesawat Jeju Air Batal Mendarat di Fukuoka Gegara Badai’:

    Insiden semacam ini juga pernah dialami Air India lainnya pada Juli lalu, ketika salah satu penerbangannya dengan rute New Delhi-San Francisco terpaksa melakukan pendaratan darurat di wilayah Siberia, Rusia, setelah awak kokpit mendeteksi potensi masalah di area ruang kargo pesawat.

    Kemudian pada Juli 2023 lalu, pesawat Boeing milik Air India dengan rute yang sama, dari New Delhi menuju ke San Francisco, terdampar selama sehari setelah melaporkan masalah teknis.

    Maskapai Air India sampai harus mengirimkan pesawat lainnya sehari kemudian untuk menjemput para penumpang yang terdampar.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Pesawat Jeju Air Batal Mendarat di Fukuoka Gegara Badai’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Teori Terbaru di Balik Hilangnya MH370 yang Masih Misterius

    Teori Terbaru di Balik Hilangnya MH370 yang Masih Misterius

    Canberra

    Seorang ilmuwan Australia kembali menghidupkan minat terhadap misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang masih menjadi misteri selama 10 tahun. Ilmuwan bernama Vincent Lyne itu mengklaim berhasil mengidentifikasi ‘tempat peristirahatan terakhir’ MH370 di Samudra Hindia bagian selatan.

    Dilansir Newsweek, Rabu (28/8/2024), Lyne yang merupakan peneliti tambahan pada Institut Studi Kelautan dan Antartika di Universitas Tasmania mengumumkan teori terbarunya itu dalam postingan LinkedIn berjudul ‘Misteri MH370 Terpecahkan oleh Sains’.

    Dalam teorinya, Lyne menguraikan apa yang diyakininya sebagai lokasi akhir atau konklusif dari pesawat yang statusnya hilang misterius tersebut. Teori yang dibeberkan oleh Lyne berpusat pada ‘lubang’ sedalam 20.000 kaki atau setara 6.096 meter di area bernama Broken Ridge, sebuah dataran tinggi samudra yang terletak di bagian tenggara Samudra Hindia.

    Lyne mengklaim MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014 itu telah secara sengaja diterbangkan ke medan bawah air yang terpencil dan terjal tersebut oleh pilotnya yang bernama Zaharie Ahmad Shah. Menurut Lyne, lanskap bawah laut yang menantang karena diwarnai perbukitan curam dan jurang yang dalam di dasar samudera itu menjadi ‘tempat persembunyian yang sempurna’ bagi MH370.

    “Pekerjaan ini mengubah narasi hilangnya MH370,” sebut Lyne, sembari menjelaskan bahwa momen-momen terakhir MH370 itu bukanlah akibat dari kecelakaan yang dipicu kekurangan bahan bakar, melainkan tindakan ‘ditching’ yang telah diperhitungkan dan dikendalikan.

    Lyne mengklaim lokasi ‘peristirahatan terakhir’ MH370 ditentukan oleh persimpangan garis bujur Bandara Penang dengan jalur penerbangan tersebut dari simulator yang ada di rumah sang pilot — jalur yang sebelumnya dianggap ‘tidak relevan’ oleh Biro Investigasi Federal (FBI) dan penyelidik lainnya.

    “Lokasi tersebut perlu diverifikasi sebagai prioritas utama,” tulis Lyne dalam teorinya.

    “Apakah akan diperiksa atau tidak, itu terserah pada para pejabat dan perusahaan pencarian, tapi sejauh menyangkut sains, kita mengetahui mengapa pencarian-pencarian sebelumnya gagal,” imbuhnya.

    “Sains telah dengan jelas menunjukkan di mana keberadaan MH370,” sebut Lyne.

    Potensi signifikansi lokasi tersebut disoroti oleh perbandingan yang dilakukan Lyne dengan pesawat US Airways dengan nomor penerbangan 1549 yang secara terkenal didaratkan secara darurat di Sungai Hudson oleh pilotnya kapten Chesley ‘Sully’ Sullenberger tahun 2009 silam.

    Lyne menilai puing-puing MH370 akan menunjukkan tanda-tanda serupa dengan tindakan ditching yang dilakukan secara terkendali, yang semakin memperkuat teorinya soal pesawat itu secara sengaja diterbangkan ke “tempat peristirahatan terakhirnya’.

    Teori terbaru ini diungkapkan Lyne sekitar 10 tahun setelah MH370 menghilang misterius dengan membawa 239 penumpang dan awak di dalamnya. Pesawat itu menghilang saat mengudara dari Kuala Lumpur menuju ke Beijing.

    Upaya pencarian telah dilakukan secara menyeluruh di area seluas 120.000 kilometer persegi di Samudra Hindia. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil sehingga resmi dihentikan tahun 2017 lalu.

    Misteri hilangnya MH370 telah menjadi subjek berbagai teori, namun tidak ada yang memberikan bukti konklusif. Meskipun kebenaran klaim Lyne masih harus diuji, teori yang disampaikannya menarik banyak perhatian dan mungkin mendorong eksplorasi lebih lanjut di Samudra Hindia bagian selatan. Pencarian jawaban terus berlanjut dan misteri MH370 masih menjadi salah satu enigma paling abadi dalam sejarah penerbangan modern.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Teori Lain soal MH370

    Selain dari Lyne, teori seputar hilangnya MH370 juta sempat muncul beberapa tahun lalu. Ada yang menyebut pesawat itu hilang di hutan Kamboja, namun belum juga ditemukan.

    Pada 2021, para penyelidik mengklaim ada citra satelit yang diduga lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Lokasi itu berada di hutan belantara Kamboja.

    Dilansir dari Express.co.uk, Selasa (21/12/2021), lokasi diduga jatuhnya pesawat MH370 itu berada pada koordinat 12°05’20.0″N 104°09’05.0″E. detikcom kemudian memasukkan koordinat tersebut ke aplikasi Google Maps.

    Pada mode satelit, terlihat titik tersebut berada di area hijau, yakni hutan. Jika diperbesar, maka terlihat gambar berwarna putih. Objek berwarna putih itulah yang diduga para penyelidik merupakan badan pesawat MH370 yang hilang sejak 2014.

    Pada 2018, Daily Star juga sempat mengangkat cerita dari seorang pilot yang terobsesi menemukan pesawat Boeing 777 MH370 Malaysia Airlines. Pilot bernama Daniel Boyer itu meyakini Google Maps mendeteksi puing pesawat tersebut di hutan Kamboja.

    Kembali ke artikel Express.co.uk, para penyelidik telah membandingkan citra satelit sebelum dan sesudah peristiwa hilangnya MH370. Hasilnya, ada perbedaan pada titik tersebut yang diduga merupakan dampak tabrakan pesawat MH370.

    Citra satelit diduga lokasi jatuhnya MH370 di Kamboja (Tangkapan layat Google Maps)

    Penyelidik bernama Andre Milne dari Unicorn Aerospace mengatakan telah melakukan referensi silang gambar dengan kontaknya di Pentagon AS dan Gedung Putih. Komunikasi terakhir awak MH370 terekam di atas Laut Cina Selatan sekitar 38 menit setelah lepas landas. Tak lama setelah itu, pengendali lalu lintas udara kehilangan jejak pesawat, tetapi masih terlacak oleh radar militer selama sekitar 1 jam.

    Data radar menunjukkan pesawat menyimpang dari rute yang direncanakan dan menghilang sekitar 200 mil laut barat laut Pulau Penang, Malaysia. Milne percaya pesawat itu mungkin jatuh di atas Kamboja yang terletak di timur laut Malaysia, di antara Thailand dan Vietnam. Dugaan ini muncul setelah beberapa bukti menunjukkan pesawat yang hilang itu terakhir kali di-ping ke seluruh negeri tetapi informasi itu awalnya diabaikan.

    “Kontak Pentagon saya pada dasarnya memerintahkan saya untuk mendapatkan tim pengintaian rahasia di lapangan sesegera mungkin. Dua tim akhirnya dibentuk oleh kru pengintai rahasia terbaik yang pernah saya tangani yang setelah berbulan-bulan perencanaan pergi ke hutan Kamboja Senin lalu dan menetapkan lokasi kecelakaan hampir tidak mungkin untuk dicapai dengan berjalan kaki dan kemudian dikirim dengan drone pengintai. untuk mengkonfirmasi keadaan lokasi kecelakaan yang sekarang telah sepenuhnya ditumbuhi vegetasi hutan. Artinya, satu-satunya cara seseorang mencapai lokasi itu sekarang adalah dengan helikopter pengintai. Itu sedang dikerjakan sekarang,” ujarnya.

    “Saya ingat bahwa sinyal terakhir yang sebenarnya diterima dari MH370 ke Kontrol Operasi Malaysia sebenarnya dari Kamboja tetapi secara keliru diabaikan karena dugaan data Samudera Hindia Selatan Inmarsat dianggap lebih dapat diandalkan yang kita semua tahu sekarang bagaimana misi pencarian MH370 berakhir. dalam kegagalan total,” sambungnya.

    Meski muncul berbagai teori, keberadaannya MH370 masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Apa yang terjadi pada Boeing 777-200ER dan 239 orang di dalamnya tidak diketahui.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Roda Pesawat Boeing 757 Delta Air Lines Meledak, 2 Orang Tewas

    Roda Pesawat Boeing 757 Delta Air Lines Meledak, 2 Orang Tewas

    Jakarta

    Dua pekerja maskapai penerbangan Delta Air Lines tewas dan satu orang lainnya luka parah setelah kecelakaan di fasilitas pemeliharaan pesawat di Atlanta, Amerika Serikat.

    Dilansir BBC, Rabu (28/8/2024), para pekerja tersebut sedang melakukan pemeliharaan pesawat Delta di bengkel roda dan rem milik maskapai tersebut di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson, Atlanta tak lama setelah pukul 05:00 waktu setempat pada hari Selasa (27/8).

    Kejadian tragis ini terjadi di hanggar bandara ketika para pekerja sedang mengganti ban pesawat sekitar pukul 5 pagi waktu setempat. Menurut pernyataan dari Delta, ledakan tersebut terjadi saat para pekerja sedang bekerja pada pesawat Boeing 757-232 yang tiba dari Las Vegas pada Minggu malam waktu setempat.

    Pihak berwenang medis setempat mengidentifikasi kedua korban tewas sebagai Mirko Marweg, 58 tahun, dan Luis Aldarondo, 37 tahun. Nama korban luka tidak disebutkan.

    Dalam sebuah pernyataan, maskapai tersebut mengatakan: “Keluarga Delta sangat berduka atas kehilangan dua anggota tim dan cederanya satu orang lagi setelah insiden pagi ini di fasilitas Pemeliharaan Operasi Teknis Atlanta.

    “Kami sekarang bekerja sama dengan pihak berwenang setempat dan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan apa yang terjadi,” ujar Delta dalam pernyataannya.

    Delta mengatakan pekerja yang terluka itu tengah menerima perawatan medis. Insiden itu melibatkan komponen roda yang dibongkar dan tidak terpasang pada pesawat, kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

    Delta mengatakan penyelidikan sedang berlangsung. Badan Administrasi Penerbangan Federal AS mengatakan “mengetahui kejadian itu dan sedang berkomunikasi dengan maskapai tersebut”.

    Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional, sebuah serikat pekerja yang mewakili banyak pekerja industri penerbangan, menyerukan penyelidikan atas kematian tersebut.”

    Menurut catatan penerbangan online, pesawat itu tiba di Atlanta dari Las Vegas pada hari Minggu lalu. Insiden itu tampaknya tidak mempengaruhi lalu lintas udara di bandara pada hari Selasa waktu setempat.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Perintahkan Pemeriksaan Masker Oksigen di Pesawat Boeing 737

    AS Perintahkan Pemeriksaan Masker Oksigen di Pesawat Boeing 737

    Jakarta

    Regulator penerbangan Amerika Serikat mengatakan pada Senin (8/7) waktu setempat, bahwa ribuan pesawat Boeing 737 perlu diperiksa, di tengah kekhawatiran bahwa masker oksigen penumpang bisa rusak dalam keadaan darurat.

    Perintah kelaikan udara yang dikeluarkan oleh regulator penerbangan AS, Federal Aviation Administration (FAA) tersebut akan segera berlaku dan berdampak pada lebih dari 2.600 pesawat yang terdaftar di AS.

    Tujuannya untuk memastikan generator oksigen unit layanan penumpang berada pada posisi yang tepat pada jenis pesawat Boeing tertentu.

    “Operator harus memeriksa generator oksigen dan melakukan tindakan perbaikan, jika perlu, dalam waktu 120 hingga 150 hari,” kata FAA dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (9/7/2024).

    Dalam pernyataannya, FAA menambahkan bahwa arahan tersebut dipicu oleh beberapa laporan bahwa generator-generator oksigen ini bergeser keluar dari posisinya, dan menyerukan dilakukannya inspeksi visual secara umum.

    Menanggapi arahan tersebut, Boeing mengatakan bahwa perekat baru yang diperkenalkan pada Agustus 2019, ternyata terkadang memungkinkan unit generator oksigen berpindah dari posisinya.

    Sebelumnya pada bulan Juni lalu, Boeing memberikan instruksi kepada operator untuk memperbarui sebagian tali penahan pada generator oksigen 737.

    Perusahaan raksasa penerbangan tersebut menambahkan bahwa mereka telah kembali menggunakan perekat aslinya untuk memastikan generator tetap berada di tempatnya.

    Pengumuman tersebut menambah serangkaian kekhawatiran yang dihadapi Boeing.

    Pabrikan tersebut telah bergulat dengan pengawasan ketat sejak peristiwa yang hampir menimbulkan bencana pada bulan Januari lalu. Saat itu sebuah panel badan pesawat 737 MAX yang dioperasikan maskapai Alaska Airlines, tiba-tiba terlepas.

    Sebelumnya pada hari Senin (8/7), Boeing mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS terkait dua kecelakaan fatal 737 MAX di Ethiopia dan Indonesia. Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa raksasa penerbangan tersebut akan mengaku bersalah atas tuduhan penipuan sertifikasi 737 MAX.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Boeing Setuju Mengaku Bersalah Atas Penipuan Sertifikasi 737 MAX

    Boeing Setuju Mengaku Bersalah Atas Penipuan Sertifikasi 737 MAX

    Washington DC

    Raksasa penerbangan Amerika Serikat (AS), Boeing, setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan penipuan terkait dua kecelakaan fatal 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia beberapa tahun lalu. Hal ini berarti Boeing tidak akan dituntut pidana oleh otoritas AS dalam kaitannya dengan dua peristiwa mematikan tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Senin (8/7/2024), Boeing mengatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS terkait dua kecelakaan fatal itu, yang menurut dokumen pengadilan akan membuat raksasa penerbangan itu mengaku bersalah atas tindak penipuan terkait sertifikasi 737 MAX.

    Kesepakatan pembelaan (plea deal) itu dicapai setelah jaksa federal AS menyimpulkan Boeing telah melanggar penyelesaian sebelumnya dalam menangani dua kecelakaan fatal melibatkan Boeing 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia sekitar lima tahun lalu.

    Kecelakaan mematikan yang melanda maskapai Lion Air tahun 2018 dan maskapai Ethiopian Airlines tahun 2019 lalu telah menewaskan total sedikitnya 346 orang.

    “Kami pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan mengenai resolusi dengan Departemen Kehakiman, tunduk pada peringatan dan persetujuan persyaratan tertentu,” sebut Boeing dalam pernyataannya kepada AFP.

    Dokumen pengadilan yang diajukan di Texas pada Minggu (7/7) waktu setempat menyebutkan bahwa Boeing telah setuju untuk mengaku bersalah atas “konspirasi untuk menipu Amerika Serikat” selama sertifikasi pesawat jenis 737 MAX.

    Disebutkan dalam dokumen pengadilan tersebut bahwa Boeing akan didenda berdasarkan kesepakatan itu dan harus menginvestasikan minimal US$ 455 juta dalam “program kepatuhan dan keselamatan”. Sementara kompensasi untuk keluarga korban akan ditentukan oleh pengadilan.

    Situasi hukum terbaru Boeing ini dipicu oleh keputusan Departemen Kehakiman AS pada pertengahan Mei yang menuduh perusahaan itu mengabaikan perjanjian penuntutan yang ditangguhkan (deferred prosecution agreement atau DPA) tahun 2021, dengan tidak memenuhi persyaratan untuk meningkatkan program kepatuhan dan etika setelah insiden 737 MAX.

    Menanggapi kesepakatan antara Boeing dan Departemen Kehakiman AS itu, keluarga para korban kecelakaan Boeing 737 MAX menyatakan “sangat kecewa”.

    “Lebih banyak bukti telah diajukan selama lima tahun terakhir yang menunjukkan bahwa budaya Boeing yang mengutamakan keuntungan di atas keselamatan tidak berubah. Perjanjian pembelaan ini hanya semakin menyimpang dari tujuan perusahaan,” ucap pengacara dari Clifford Law, Robert A Clifford, yang mewakili keluarga korban.

    Menurut dokumen penolakan yang diajukan penasihat hukum mereka, keluarga korban akan meminta pengadilan penolak kesepakatan pembelaan pada sidang selanjutnya.

    Perjanjian penuntutan yang ditangguhkan (DPA) yang asli diumumkan pada Januari 2021, atas tuduhan bahwa Boeing dengan sengaja menipu Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) selama sertifikasi 737 MAX.

    Perjanjian itu mewajibkan Boeing untuk membayar denda dan ganti rugi sebesar US$ 2,5 miliar sebagai imbalan atas kekebalan dari tuntutan pidana.

    Masa percobaan selama tiga tahun untuk perjanjian itu akan berakhir tahun ini. Namun pada Januari tahun ini, Boeing kembali mengalami krisis ketika sebuah pesawat 737 MAX yang dioperasikan Alaska Airlines melakukan pendaratan darurat setelah salah panel badan pesawat meledak dan copot di tengah penerbangan.

    Dalam suratnya kepada pengadilan AS tanggal 14 Mei lalu, para pejabat Departemen Kehakiman AS menyebut Boeing telah melanggar kewajibannya berdasarkan DPA dengan “gagal merancang, menerapkan, dan menegakkan program kepatuhan dan etika untuk mencegah dan mendeteksi pelanggaran undang-undang penipuan AS dalam seluruh operasionalnya”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Nego Mandek, Serikat Pekerja Tolak Tawaran Boeing Naik Gaji

    AS Desak Boeing Mengaku Bersalah Atas Tragedi 737 MAX Lion Air

    Washington DC

    Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) akan mendakwa Boeing secara pidana atas tuduhan penipuan terkait sertifikasi 737 MAX menyusul dua kecelakaan maut beberapa tahun lalu. Washington juga dilaporkan berniat mendesak Boeing untuk mengaku bersalah atas dakwaan itu, atau memilih menghadapi persidangan.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (1/7/2024), informasi itu diungkapkan oleh dua sumber yang memahami persoalan tersebut pada Minggu (30/6) waktu setempat.

    Departemen Kehakiman AS, menurut kedua sumber itu, berencana untuk secara resmi menawarkan perjanjian pembelaan (plea agreement) kepada Boeing, yang mencakup sanksi finansial dan menerapkan pemantau independen untuk mengaudit praktik keselamatan dan kepatuhan perusahaan selama tiga tahun.

    Para pejabat Departemen Kehakiman AS berencana memberikan waktu hingga akhir pekan ini kepada Boeing untuk menanggapi tawaran tersebut, yang menurut para sumber, ketentuan di dalamnya tidak akan bisa dinegosiasikan sama sekali.

    Jika Boeing menolak untuk mengaku bersalah atas dakwaan yang dijeratkan, maka menurut para sumber tersebut, para jaksa federal AS akan menyeret perusahaan ternama itu ke pengadilan untuk disidang.

    Pihak Boeing dan Departemen Kehakiman AS menolak untuk berkomentar. Reuters menjadi media pertama yang melaporkan keputusan Departemen Kehakiman AS untuk mendakwa dan mendesak Boeing mengaku bersalah.

    Departemen Kehakiman AS memutuskan untuk mendakwa Boeing setelah mendapati perusahaan itu melanggar perjanjian tahun 2021, yang melindungi mereka dari penuntutan atas kecelakaan fatal melibatkan Boeing 737 MAX. Kecelakaan mematikan yang melanda maskapai Lion Air tahun 2018 dan maskapai Ethiopian Airlines tahun 2019 lalu telah menewaskan total sedikitnya 346 orang.

    Keputusan AS untuk mendakwa Boeing secara pidana telah memperdalam krisis yang melanda produsen pesawat tersebut, sehingga membuat perusahaan itu terkena dampak keuangan tambahan dan mendapat pengawasan pemerintah yang lebih ketat.

    Saksikan juga ‘Saat Elon Musk Sindir CEO Boeing soal Keselamatan Pesawat’:

    Pengakuan bersalah dari Boeing juga bisa berdampak pada kemampuan perusahaan itu terlibat dalam kontrak pemerintah, seperti kontrak dengan militer AS yang memberikan porsi signifikan terhadap pendapatannya.

    Perusahaan-perusahaan yang didakwa atas tindak pidana bisa menerima keringanan hukuman, dan masih belum diketahui secara jelas seberapa jauh usulan kesepakatan yang diajukan Departemen Kehakiman AS terhadap Boeing bisa mengatasi masalah tersebut.

    Para pejabat Departemen Kehakiman AS mengungkapkan keputusan mereka ini kepada para anggota keluarga korban melalui panggilan telepon pada Minggu (30/6) waktu setempat.

    Proposal itu, menurut para sumber, akan mengharuskan Boeing untuk mengaku bersalah atas dakwaan berkonspirasi menipu Badan Penerbangan Federal AS (FAA) sehubungan dengan dua kecelakaan fatal tersebut.

    Tergolong tidak biasa bagi Departemen Kehakiman AS untuk memberi tahu pihak-pihak berkepentingan lainnya sebelum memberitahu pihak perusahaan. Namun Departemen Kehakiman AS, yang kini dipimpin Jaksa Agung Merrick Garland, disebut berupaya mengubah taktik setelah menuai reaksi keras dari keluarga korban atas perjanjian awal tahun 2021 lalu, yang baru diketahui pihak keluarga setelah kesepakatan dinegosiasikan.

    Lebih lanjut, disebutkan oleh para sumber bahwa perjanjian pembelaan yang ditawarkan Departemen Kehakiman AS kepada Boeing itu juga mencakup denda finansial sebesar US$487,2 juta — yang hanya setengahnya harus dibayar oleh Boeing karena jaksa memberikan kredit atas pembayaran penyelesaian sebelumnya terkait kecelakaan fatal Lion Air dan Ethiopian Airlines.

    Boeing juga kemungkinan akan dipaksa membayar ganti rugi berdasarkan ketentuan proposal, yang menurut para sumber, jumlahnya akan bergantung pada kebijaksanaan hakim. Tawaran itu juga mempertimbangkan untuk memberikan masa percobaan selama tiga tahun kepada Boeing.

    Tidak hanya itu, perjanjian pembelaan itu juga mewajibkan dewan direksi Boeing untuk bertemu dengan para keluarga korban.

    Keluarga korban memberikan reaksi kemarahan kepada Departemen Kehakiman AS usai diberitahu soal perjanjian pembelaan yang ditawarkan kepada Boeing itu. Salah satu pengacara keluarga korban, Erin Applebaum, menyebut perjanjian itu gagal meminta pertanggungjawaban Boeing atas dua kecelakaan fatal tersebut.

    Para keluarga korban menuntut Boeing dijerat dakwaan tambahan dan menghadapi konsekuensi keuangan yang lebih berat.

    “Keluarga korban 737 MAX dengan keras menentang kesepakatan baru yang memalukan antara Boeing dan Departemen Kehakiman AS,” tegas Applebaum.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)