Perusahaan: Boeing

  • Pesawat KLM Royal Dutch Tergelincir Saat Mendarat Darurat di Norwegia

    Pesawat KLM Royal Dutch Tergelincir Saat Mendarat Darurat di Norwegia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pesawat KLM Royal Dutch Airlines tergelincir hingga keluar dari landasan pacu saat mendarat darurat di Bandara Oslo Torp Sandefjord, Norwegia, Minggu (29/12).

    Dikutip Anadolu, Pesawat KLM Royal Dutch Airlines dengan nomor penerbangan KL1204 itu terbang dari Oslo, Norwegia menuju Amsterdam, Belanda. Namun tak lama usai lepas landas, pesawat itu mengalami masalah sehingga harus mendarat darurat.

    “Pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan KL1204 tergelincir ke sisi kanan landasan 18 setelah mendarat di Bandara Oslo Torp Sandefjord. Penerbangan ini dialihkan ke sana tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Oslo (OSL),” bunyi pernyataan Royal Dutch Airlines yang diunggah di X.

    Media lokal ap7am.com melaporkan, pilot memilih mengalihkan penerbangan pesawat ke Bandara Sandefjord Torp yang berjarak 110 kilometer dari Oslo, untuk melakukan pendaratan darurat.

    Saat mendarat, pesawat KLM Royal Dutch Airlines itu tergelincir keluar dari landasan pacu dan berhenti di area rumput landasan pacu. Kecelakaan itu diduga disebabkan karena kegagalan sistem hidrolik.

    Pesawat milik maspakai penerbangan nasional Belanda itu membawa 176 penumpang dan enam kru. Semuanya selamat dan tidak ada yang cedera.

    Penyebab pesawat KLM Royal Dutch Airlines mendarat darurat hingga tergelincir di landasan pacu sedang diselidiki pihak berwenang.

    Insiden tergelincirnya KLM Royal Dutch Airlines di Norwegia merupakan kasus ketiga kecelakaan pesawat yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Sebelumnya Pesawat Jeju Air terbakar setelah keluar landasan pacu dan menabrak pagar pembatas saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12) pagi, menewaskan 179 orang.

    Dua jam setelahnya, giliran Pesawat Air Canada terbakar saat mendarat darurat di Bandara Halifax Stanfield, Kanada, Sabtu (28/12) malam waktu setempat. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Saat Tersadar Saya Sudah Diselamatkan

    Saat Tersadar Saya Sudah Diselamatkan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Salah satu korban selamat dalam kecelakaan Pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan, dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.

    Pria bermarga Lee berusia 33 tahun itu mengaku tak mengingat saat ledakan pesawat. Ia hanya ingat saat terbangun ia sudah berada di rumah sakit.

    “Saat saya terbangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut Direktur Rumah Sakit Ju Woong dalam konferensi pers dikutip Yonhap News.

    Lee merupakan seorang pramugara selamat bersama dengan satu rekannya lagi. Sementara 179 orang meninggal dalam insiden yang terjadi Minggu (29/12) itu.

    Ju mengatakan dia tidak menanyakan rincian kecelakaan itu kepada Lee agar ia berfokus pada penyembuhan terlebih dahulu.

    “Dia sepenuhnya mampu berkomunikasi,” kata Ju.

    “Belum ada indikasi kehilangan ingatan atau hal semacamnya.”

    Lee saat ini dirawat di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha di Seoul barat, setelah didiagnosis mengalami beberapa patah tulang.

    Ju mengatakan dia mendapatkan perawatan khusus karena kemungkinan efek lanjutan, termasuk kelumpuhan total.

    Sementara itu, korban selamat lainnya, seorang pramugari berusia 25 tahun bermarga Koo, sedang dirawat di Pusat Medis Asan di bagian timur Seoul.

    Dia dilaporkan dalam kondisi stabil meskipun mengalami cedera di pergelangan kaki dan kepala.

    Staf medis menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang kondisinya.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan. Ini terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat mengalami kecelakaan saat akan mendarat usai terbang dari Bangkok, Thailand. Sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengepulkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Berdasarkan sejumlah sumber, mesin pesawat mengalami kerusakan akibat menabrak kawanan burung. Di lain sisi, pesawat juga tidak mengeluarkan roda pendaratan saat akan mendarat sehingga kehilangan kendali di landasan pacu.

    Boeing 737-8AS milik maskapai Jeju Air itu teregistrasi dengan nomor penerbangan 7C2216 dan kode HL8088.

    (isn/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Korban Tewas Jeju Air jadi 179 Penumpang, 2 Awak Kabin Dilarikan ke Rumah Sakit

    Korban Tewas Jeju Air jadi 179 Penumpang, 2 Awak Kabin Dilarikan ke Rumah Sakit

    Bisnis.com, JAKARTA – Kecelakaan pesawat Boeing Co. 737-800 yang dioperasikan oleh Jeju Air Co. menewaskan 179 dari 181 penumpang dan awak kabin setelah pesawat tergelincir di landasan pacu Bandara Muan, Korea Selatan, lalu terbakar.

    Dikutip dari Bloomberg yang menyadur kantor berita Yonhap, dua orang yang selamat adalah awak kabin. Keduanya saat ini sedang dirawat. Salah satu dari mereka berada di Unit Gawat Darurat (UGD) dengan cedera fraktur tulang belakang toraks. Pesawat Jeju Air tersebut melakukan penerbangan dari Bangkok ke Bandara Internasional Muan dengan membawa 175 penumpang dan enam awak.

    Sebelum pesawat tergelincir dan terbakar pada Minggu pagi (29/12/2024), pilot sempat melakukan panggilan darurat “mayday” selama beberapa menit. Permintaan tersebut disampaikan setelah menara kontrol memperingatkan risiko tabrakan burung.

    Pilot dilaporkan membatalkan pendaratan pertama dan mencoba kembali mendarat dengan melakukan go-around. Dalam upaya kedua, pesawat akhirnya mendarat tanpa roda, meluncur di landasan dengan kecepatan tinggi sebelum menabrak dinding di ujung landasan lalu terbakar.

    Menara kontrol Bandara Muan telah memperingatkan risiko tabrakan burung pada pukul 08.57 waktu setempat, sekitar dua menit sebelum pilot mengumumkan keadaan darurat. Pejabat setempat menyebut bahwa bandara memiliki empat personel yang bertugas untuk mencegah tabrakan burung saat kecelakaan terjadi, termasuk satu orang yang berada di luar menara kontrol.

    Burung menjadi ancaman bagi penerbangan karena dapat tertelan ke dalam turbin atau merusak bagian lain dari pesawat, yang berpotensi menyebabkan kegagalan mesin. Namun, insiden seperti ini jarang berakibat fatal.

    Pilot yang juga tewas dalam kecelakaan ini dilaporkan memiliki 6.800 jam terbang, yang merupakan tingkat pengalaman umum bagi kru kokpit. Menara kontrol telah memberi izin untuk mendaratkan pesawat dari arah yang berlawanan. Para pejabat menyatakan bahwa panjang landasan pacu tidak menjadi penyebab kecelakaan.

    Boeing 737-800 merupakan salah satu model pesawat yang paling banyak digunakan di industri penerbangan. Jenis ini, pendahulu dari varian Boeing Max, memiliki lebih dari 4.000 unit yang beroperasi secara global dan populer di Korea Selatan.

    Petugas pemadam kebakaran melaporkan bahwa sebagian besar badan pesawat hancur dalam kecelakaan. Penumpang bahkan terlempar keluar setelah pesawat menabrak dinding. Boeing menyatakan telah menghubungi Jeju Air dan siap memberikan dukungan kepada maskapai tersebut.

    Lebih dari 1.500 orang, termasuk polisi, militer, penjaga pantai, dan personel pemerintah daerah, dikerahkan untuk membantu di lokasi kecelakaan, menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi. Landasan pacu bandara akan tetap ditutup selama beberapa hari mendatang.

    Pesawat berusia 15 tahun dengan nomor registrasi HL8088 ini mulai dioperasikan oleh Jeju Air pada 2017. Sebelumnya, pesawat dikirim ke maskapai penerbangan berbiaya rendah asal Irlandia, Ryanair Holdings Plc, pada 2009. Pesawat ini dirancang untuk menampung hingga 189 penumpang.

    Kim E-Bae, Kepala Eksekutif Jeju Air, dalam konferensi pers menyebut bahwa pesawat telah menjalani perawatan rutin dan tidak ada indikasi kerusakan selama pemeriksaan terakhir. Dia meminta semua pihak menunggu hasil penyelidikan resmi untuk mengetahui penyebab kecelakaan.

    Sejauh ini, penumpang warga negara asing yang tercantum dalam manifes penerbangan diketahui berasal dari Thailand. Namun, data final masih menunggu pemeriksaan pihak berwenang.

  • 2 Kotak Hitam Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan Ditemukan

    2 Kotak Hitam Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan Ditemukan

    Jakarta

    Kedua kotak hitam atau black boxes milik Jeju Air 2216, yang kecelakaan, telah ditemukan. Kotak hitam itu adalah perekam data penerbangan dan suara kokpit.

    Dilansir dari AFP, Minggu (29/12/2024), pejabat kementerian transportasi Korea Selatan (Korsel) mengatakan kotak hitam dalam Boeing 737-800 itu telah ditemukan. Peristiwa kecelakaan itu, menewaskan 179 orang, dan dua orang selamat.

    “Mengenai kotak hitam, baik perekam suara kokpit maupun perekam data penerbangan kini telah ditemukan,” kata wakil menteri transportasi Joo Jong-wan dalam sebuah pengarahan.

    Diketahui, pesawat Jeju Air diketahui membawa 181 penumpang, di mana 175 penumpang dan enam awak pesawat. Dua orang awak pesawat diselamatkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit.

    Pihak Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas Bandara sempat mengeluarkan peringatan bird strike pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    Dikutip Yonhap, pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8.58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 9.03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    (aik/whn)

  • Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tragedi maskapai Jeju Air yang mengalami insiden di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024), terus bertambah.

    Terbaru, sebanyak 177 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan.

    Jeju Air penerbangan 7C2216 yang tiba dari Bangkok, Thailand membawa 175 penumpang dan enam awak di dalamnya.

    Pesawat nahas itu berusaha untuk mendarat di Bandara Internasional Muan pada pukul 09.00 pagi waktu setempat sebelum akhirnya menabrak pagar pembatas bandara.

    Dua orang awak pesawat berhasil diselamatkan dan dua orang terakhir yang hilang diduga telah tewas.

    Dikutip dari The New York Times, kecelakaan pesawat yang terjadi pada Minggu pagi itu menjadi kecelakaan paling fatal pertama yang dialami oleh Jeju Air.

    Pada 2023, Jeju Air sempat menerima predikat sangat baik dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan dalam penilaian keselamatan penerbangan.

    Skor tersebut didasarkan pada jumlah kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan.

    Dua hari sebelum mengalami kecelakaan, pesawat Jeju Air nahas itu sempat terbang ke Beijing dari Jeju, ketika harus mengalihkan penerbangan ke Seoul.

    Pengalihan tersebut disebabkan oleh keadaan darurat medis, bukan teknis, di dalam pesawat, menurut Korps Kepolisian Bandara Internasional Incheon.

    Setelah itu, pesawat tersebut terbang 10 penerbangan antara Korea Selatan, Malaysia, Jepang, China, Taiwan, dan Thailand tanpa insiden, menurut Flightradar24, sebelum kecelakaan Minggu pagi.

    Namun, pada 2021, otoritas Korea Selatan menyelidiki Jeju Air setelah salah satu pesawatnya terbang meskipun mengalami kerusakan, menurut laporan di media berita domestik.

    Ujung salah satu sayapnya rusak saat mendarat, tetapi kru gagal menyadari kerusakan tersebut dan pesawat lepas landas lagi.

    CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas kecelakaan itu dan membungkuk dalam-dalam saat memberikan pengarahan di televisi.

    Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan.

    Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama, kata Kim.

    Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok, kata Kerati Kijmanawat, presiden Bandara Thailand.

    Dikutip dari Reuters, penumpang Jeju Air termasuk dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, menurut kementerian perhubungan.

    Kecelakaan itu terjadi hanya tiga minggu setelah Jeju Air memulai penerbangan reguler dari Muan ke Bangkok dan kota-kota Asia lainnya pada 8 Desember.

    Bandara Internasional Muan adalah salah satu bandara terkecil di Korea Selatan tetapi jumlah penumpang internasionalnya melonjak hampir 20 kali lipat menjadi 310.702 dari Januari hingga November dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, menurut data pemerintah.

    “Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap membantu mereka.”

    “Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak,” kata Boeing ketika dimintai keterangan.

    Semua penerbangan domestik dan internasional di bandara Muan telah dibatalkan, Yonhap melaporkan.

    Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, tiba di lokasi kecelakaan dan mengatakan pemerintah mengerahkan semua sumber dayanya untuk menangani kecelakaan tersebut.

    Dua wanita Thailand berada di pesawat itu, berusia 22 dan 45 tahun, kata juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub, seraya menambahkan rinciannya masih diverifikasi.

    Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan terluka melalui postingannya di X, dan mengatakan ia telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk memberikan bantuan.

    Detik-detik Kecelakaan

    Foto ini menunjukkan nyala api tidak normal yang keluar dari mesin kanan pesawat seri Jeju Air Boeing 737-800 saat mendarat sebelum jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada bulan Desember 29 Agustus 2024. – Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangan, menabrak penghalang dan terbakar, menyebabkan semua kecuali dua orang dikhawatirkan tewas. (YONHAP/AFP) (AFP/-)

    Seorang saksi mata yang melihat insiden jatuhnya Jeju Air di Bandara Internasional Muan, mengatakan dirinya sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

    Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia bahkan mendengarkan beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

    “Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

    Saksi lain, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Cho, mengatakan dia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.

    Saksi lainnya, Kim Yong-cheol mengatakan pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk percobaan berikutnya sebelum jatuh.

    Kim ingat dia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.

    Kim mengatakan dia melihat ke langit dan melihat pesawat itu naik setelah gagal mendarat, sebelum dia mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit”.

    Para pejabat meyakini kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Semua Penumpang Pesawat Jeju Air Dinyatakan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Semua Penumpang Pesawat Jeju Air Dinyatakan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 179 penumpang Jeju Air dipastikan tewas dalam kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan.

    National Fire Agency Korsel memastikan data tersebut merupakan jumlah korban final dari peristiwa nahas yang terjadi. Itu artinya semua penumpang meninggal dunia kecuali dua pramugari yang berhasil selamat.

    “Dari 179 korban tewas, 65 orang telah teridentifikasi,” tulis National Fire Agency Korsel, dikutip dari AFP, Minggu (29/12).

    Pesawat berusia 15 tahun 4 bulan itu disebut mengangkut 181 penumpang.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan. Ini terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat mengalami kecelakaan saat akan mendarat usai terbang dari Bangkok, Thailand. Sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengepulkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Berdasarkan sejumlah sumber, mesin pesawat mengalami kerusakan akibat menabrak kawanan burung. Di lain sisi, pesawat juga tidak mengeluarkan roda pendaratan saat akan mendarat sehingga kehilangan kendali di landasan pacu.

    Boeing 737-8AS milik maskapai Jeju Air itu teregistrasi dengan nomor penerbangan 7C2216 dan kode HL8088.

    (skt/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tambah Lagi, Korban Tewas Pesawat Jeju Air Tembus 177 Orang

    Tambah Lagi, Korban Tewas Pesawat Jeju Air Tembus 177 Orang

    Jakarta,CNBC Indonesia – Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, telah menewaskan sedikitnya 177 orang hingga pukul 7 malam waktu setempat. Pihak berwenang memperingatkan jumlah korban tewas dapat meningkat menjadi 179 dalam kecelakaan yang menjadi bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan hingga saat ini.

    Melansir laporan Korea Herald, penerbangan Jeju Air 7C 2216, Boeing 737-800 yang membawa 181 penumpang dan awak kabin, berusaha mendarat ketika keluar dari landasan pacu. Lima menit setelah pilot memberi isyarat mayday, pesawat itu bertabrakan dengan pagar pembatas dan terbakar, menurut Kementerian Perhubungan.

    Menurut Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam pada Minggu, kecil kemungkinan upaya pencarian akan menemukan korban dalam kondisi hidup, selain dua orang awal kabin yang telah diselamatkan, satu laki-laki dan satu perempuan.

    Di antara 177 jenazah yang ditemukan, 57 orang telah diidentifikasi. Pesawat yang jatuh itu membawa penumpang dari berbagai kelompok usia, termasuk keluarga yang bepergian ke luar negeri untuk liburan akhir tahun, kata pihak berwenang.

    Penerbangan nahas itu membawa total 175 penumpang dan enam awak pesawat. Di antara penumpang tersebut, terdapat 82 pria dan 93 wanita.

    Penumpang termuda adalah seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, sedangkan penumpang tertua adalah seorang pria berusia 78 tahun. Dua penumpang adalah warga negara Thailand, yang diidentifikasi sebagai wanita berusia 20-an dan 40-an.

    Pihak berwenang berjanji untuk mengevakuasi tiga jenazah yang tersisa dan mengatakan akan berkoordinasi dengan keluarga yang ditinggalkan untuk memfasilitasi pengaturan pemakaman sesuai dengan keinginan mereka.

    Badan pesawat hancur total akibat kecelakaan itu, sehingga identifikasi korban menjadi sangat sulit. Tim penyelamat terus berupaya menemukan jenazah penumpang yang hilang, selagi kamar mayat sementara disiapkan untuk menampung jenazah yang ditemukan.

    Kementerian Perhubungan mengatakan landasan pacu di Bandara Internasional Muan akan ditutup hingga 1 Januari 2025, kurang dari sebulan sejak Jeju Air melanjutkan penerbangan internasional reguler dari bandara yang telah ditangguhkan selama pandemi COVID-19. Penerbangan 7C 2216, pesawat yang jatuh, melakukan perjalanan antara Bangkok dan Muan empat kali seminggu.

    (hsy/hsy)

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kantor berita News1 Korea mengungkapkan isi pesan teks seorang korban pesawat nahas Jeju Air, yang tergelincir dan meledak di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/11/2024).

    Penumpang itu mengirimkan pesan teks kepada anggota keluarganya. Isinya ialah ia mengatakan ada seekor burung yang tersangkut di sayap pesawat, sambil mengatakan kata perpisahan.

    “Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?” sebagaimana dilansir The Times of India.

    Pemerintah Korea Selatan juga telah merilis temuan investigasi awal penyebab kecelakaan, yakni menara kendali bandara atau menara Air Traffic Controller (ATC) telah memperingatkan pilot dan co-pilot adanya potensi serangan burung.

    Peringatanitu disampaikan menara ATC sebelum memberikan izin untuk pendaratan di area alternatif. Setelahnya, pilot mengirimkan sinyal marabahaya atau mayday beberapa saat sebelum kecelakaan.

    Meski begitu, dalam video rekaman di sekitar bandara, menunjukkan catatan pula bahwa roda depan pesawat Jeju Air itu gagal keluar, menyebabkan pesawat meluncur dengan kecepatan tinggi di landasan pacu hingga menabrak tembok penghalang dan meledak.

    “Hanya bagian ekor yang bentuknya masih bertahan, sedangkan sisa bagian pesawat lainnya terlihat hampir tidak bisa diidentifikasi,” kata Kepala Pemadan Kebakaran Muan, Lee Jung-hyun.

    Jeju Air 7C 2216 merupakan pesawat Boeing 737-800 yang telah berusia 15 tahun, menurut Kementerian Transportasi. Pesawat yang diproduksi pada 2009 itu baru kembali dari Bangkok.

    Proses penyelamatan pesawat seusai meledak dan terbakar melibatkan 32 mobil pemadam, sejumlah helikopter, dan 1.560 personel petugas pemadam kebakaran, polisi, dan militer.

    (hsy/hsy)

  • Pilu Pesan Terakhir Korban Jeju Air Sebelum Kecelakaan di Bandara Korsel

    Pilu Pesan Terakhir Korban Jeju Air Sebelum Kecelakaan di Bandara Korsel

    Jakarta

    Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan mengakibatkan 176 korban tewas. Seorang penumpang Jeju Air sempat mengirim pesan ke kerabatnya yang menyebut ada burung tersangkut di sayap pesawat.

    Dilansir Reuters yang mengutip laporan kantor berita News1, Minggu (29/12/2024), seorang penumpang mengirimkan pesan singkat kepada seorang kerabatnya yang menyampaikan ada burung yang tersangkut di sayap pesawat.

    Kemudian pesan terakhir orang tersebut adalah, “Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?”

    Diketahui pesawat Jeju Air itu mengangkut 181 orang, rinciannya 175 orang penumpang dan 6 orang awak pesawat.

    Di antara para penumpang, terdapat dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan, menurut kementerian transportasi.

    Berdasarkan data terbaru, sebanyak 176 orang tewas, 2 orang yang merupakan awak pesawat selamat dan telah dibawa ke rumah sakit. Kantor berita Yonhap melaporkan pihak berwenang menyebut sedikitnya 3 orang belum ditemukan. Petugas masih akan melakukan pencarian lebih lanjut.

    Seorang juru bicara CFM mengatakan, “Kami sangat sedih atas kehilangan atas penerbangan Jeju Air 2216. Kami menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang berada di dalam pesawat.”

    CEO Jeju Air Minta Maaf

    CEO Jeju Air Kim E-bae meminta maaf atas kecelakaan tersebut. Kim E-bae membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.

    “Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok,” kata Presiden Airports of Thailand, Kerati Kijmanawat.

    Kode Darurat Peringatan Bird Strike

    Menara pengawas Bandara Internasional Muan, Korea Selatan sempat memberikan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung sebelum pesawat Jeju Air kecelakaan. Peringatan itu dikeluarkan enam menit sebelum kecelakaan maut terjadi.

    Dikutip Yonhap, Minggu (29/12/2024), menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas mengeluarkan peringatan pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    Pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8:58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.

    (yld/idn)

  • Korsel Tetapkan Masa Berkabung Selama 7 Hari Usai Kecelakaan Maut Jeju Air

    Korsel Tetapkan Masa Berkabung Selama 7 Hari Usai Kecelakaan Maut Jeju Air

    Jakarta

    Presiden sementara Korea Selatan (Korsel) Choi Sang Mok mengumumkan masa berkabung nasional usai insiden kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan yang menewaskan 176 orang. Masa berkabung nasional itu dilakukan selama tujuh hari.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Minggu (29/12/2024), pengumuman itu disampaikan dalam rapat darurat yang digelar beberapa jam setelah pesawat yang mengakut 181 orang itu mendarat darurat dan meledak di sebuah bandara di Muan. Choi menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dari mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tak terduga ini,” kata Choi.

    Choi mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari. Masa berkabung terhitung mulai hari ini.

    Choi juga telah menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus. Dia berjanji akan memberikan bantuan untuk keluarga yang ditinggalkan dan memberikan perawatan bagi korban selamat.

    “Kami akan memberikan semua bantuan yang diperlukan untuk upaya pemulihan, dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan, dan perawatan medis bagi yang terluka,” katanya.

    Choi selanjutnya menginstruksikan instansi terkait untuk mengerahkan semua sumber daya yang ada, termasuk peralatan, personel, dan infrastruktur.

    Di antara para penumpang, terdapat dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan, menurut kementerian transportasi.

    Berdasarkan data terbaru, sebanyak 176 orang tewas, 2 orang yang merupakan awak pesawat selamat dan telah dibawa ke rumah sakit. Kantor berita Yonhap melaporkan pihak berwenang menyebut sedikitnya 3 orang belum ditemukan. Petugas masih akan melakukan pencarian lebih lanjut.

    CEO Jeju Air Minta Maaf

    CEO Jeju Air Kim E-bae meminta maaf atas kecelakaan tersebut. Kim E-bae membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.

    Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan. Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama.

    “Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok,” kata Kerati Kijmanawat, presiden Airports of Thailand.

    (whn/knv)