Perusahaan: Boeing

  • Profil Pesawat Jeju Air Boeing 737-800, Bisa Hemat 7 Persen Bahan Bakar – Halaman all

    Profil Pesawat Jeju Air Boeing 737-800, Bisa Hemat 7 Persen Bahan Bakar – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

    TRIBUNNEWS.COM – Pesawat Boeing 737-800 menjadi pembicaraan usai terjadinya kecelakaan penerbangan Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024).

    Insiden tersebut menewaskan 179 orang dan dua orang selamat, sekaligus menjadi peristiwa kecelakaan terparah dalam sejarah penerbangan Korea Selatan.

    Banyak maskapai di dunia saat ini menggunakan Boeing 737-800 sebagai armadanya. Di Indonesia, menurut data Kementerian Perhubungan, ada lima maskapai di Indonesia masih menggunakan pesawat jenis Boeing 737-800.

    Lalu, apa yang membuat jenis pesawat Boeing 737-800 banyak dipakai maskapai penerbangan? Berikut Tribunnews.com rangkum profil dari Boeing 737-800.

    Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Boeing 737-800 dimulai dari penciptaan seri 737 Next Generation atau NG pada tahun 1997. Varian yang termasuk didalamnya adalah seri 600, 700, 800, 900 dan 900ER.

    Boeing 737-800 merupakan varian Next Generation yang terlaris dan banyak digunakan oleh maskapai penerbangan komersial. 

    Secara dimensi, 737-800 memiliki lebar sayap 34,31 m, panjang 39,47 m, tinggi 12,55 m dan luas sayap 125,0 m2. 

    Kapasitas tempat duduknya terdiri dari dua kelas, yakni umum untuk 162 orang dan kelas satu untuk 12 penumpang dengan empat kursi sejajar dan jarak 91 cm.
     
    Boeing 737-800 banyak diminati maskapai penerbangan karena keandalannya, efisiensi bahan bakar dan kinerjanya yang ekonomis, serta memberikan fleksibilitas kepada operator untuk melayani berbagai pasar.

    Selain itu, efisiensi bahan bakar hingga 7 persen menjadi pertimbangan sempurna para maskapai penerbangan komersial.

    Perjalanan 737 kembali dimulai dengan momentum baik saat bulan April 2009, dimana Boeing dan CFM memperkenalkan program penyempurnaan mesin New CFM56-7BE yang bertepatan dengan penyempurnaan rangka pesawat 737. Kombinasi ini mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 2 persen.

    Perubahan perangkat keras mesin CFM akan meningkatkan aliran udara dan mesin akan bekerja pada suhu yang lebih dingin, sehingga menghasilkan pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 1 persen.

    Perbaikan struktural pesawat Boeing akan mengurangi hambatan, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar sekitar 1 persen. Perbaikan gabungan tersebut juga setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 2 persen.

    Boeing 737-800 menggabungkan desain sayap berteknologi canggih yang membantu meningkatkan kapasitas dan efisiensi bahan bakar, sehingga meningkatkan jangkauan.

    Desain sayap airfoil yang canggih memberikan kecepatan jelajah ekonomis sebesar 789 Mach (530 mph) – dibandingkan dengan model sebelumnya yang hanya 745 Mach.

    Pesawat 737 Next Generation mampu terbang hingga ketinggian maksimum 41.000 kaki, dibandingkan dengan pesaingnya 39.000 kaki.

    Selain itu, Blended Winglet berteknologi canggih yang ditanamkan pada 737-800 membuat ekstensi ujung sayap sepanjang delapan kaki ini meningkatkan jangkauan, efisiensi bahan bakar dan kinerja lepas landas sekaligus menurunkan emisi karbon.

    Dengan begitu menurunkan biaya perawatan mesin dan kebisingan. Manfaat kinerja teknologi ini meliputi pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi hingga 3,5 persen.

  • Jeju Air Jatuh Imbas Bird Strike sampai Larangan Taliban soal Jendela

    Jeju Air Jatuh Imbas Bird Strike sampai Larangan Taliban soal Jendela

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tragedi pesawat Jeju Air yang tergelincir saat mendarat hingga menabrak tembok pembatas dan meledak di Bandara Muan, Korea Selatan, masih menjadi sorotan berita internasional pada Senin (30/12).

    Agresi Israel ke Jalur Gaza dan ketegangan di Timur Tengah juga tak luput dari perhatian. Berikut kilas berita internasional:

    Kondisi Terkini Pramugara Jeju Air yang Selamat dari Kecelakaan Tragis

    Salah satu dari dua kru kabin pesawat maskapai Korea Selatan Jeju Air yang selamat dari kecelakaan mematikan buka suara saat dirawat di rumah sakit Mokpo Hankook Hospital.

    Pramugara itu bertugas melayani penumpang di dekat bagian belakang pesawat. Kemungkinan, dia juga berada di belakang saat kecelakaan terjadi. Usai siuman, pramugara itu menjawab pertanyaan dari dokter yang memeriksanya.

    “Apa yang terjadi? Bagaimana bisa saya di sini?” kata dia kepada dokter, dikutip The Straits Times, Senin (30/12).

    Dia juga mengatakan ke dokter hal terakhir yang diingat adalah memakai sabuk pengaman sebelum mendarat

    Apa Itu Bird Strike Diduga Jadi Penyebab Jeju Air Jatuh saat Mendarat?

    Dunia penerbangan kembali berduka usai pesawat Jeju Air yang mengangkut total 181 orang jatuh saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12).

    Seluruh penumpang dan awak kabin Jeju Air dinyatakan meninggal dunia. Hanya ada dua orang yang berhasil selamat dan keduanya merupakan pramugari.

    Dilansir AFP, sejumlah pengamat penerbangan hingga pihak berwenang Korsel menduga pesawat Boeing 737-800 itu jatuh gegara bird strike, meski penyelidikan kotak hitam masih berlangsung. Lantas, apakah bird strike itu?

    Taliban Larang Jendela di Area Perempuan, Privasi atau Penindasan?

    Pemimpin tertinggi Taliban mengeluarkan dekret yang melarang pembangunan jendela di bangunan tempat tinggal yang digunakan oleh perempuan Afghanistan.

    Perintah tersebut juga mewajibkan pemilik rumah untuk menutup jendela yang sudah ada.

    Juru bicara pemerintah Taliban mengatakan bangunan baru dilarang memiliki jendela yang memungkinkan pandangan ke halaman, dapur, sumur tetangga, dan area lain yang biasanya digunakan oleh perempuan.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Terkuak Posisi Duduk 2 Kru Selamat Saat Pesawat Jeju Air Menabrak

    Terkuak Posisi Duduk 2 Kru Selamat Saat Pesawat Jeju Air Menabrak

    Jakarta

    Dua dari 181 orang yang berada di pesawat Jeju Air selamat usai kecelakaan. Di mana posisi duduk dua orang itu saat kecelakaan terjadi?

    Pesawat Jeju Air Boeing 737-800 mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korsel, Minggu (30/12/2024) pagi kemarin. Pesawat yang terbang dari Bangkok itu diduga mengalami gangguan karena menabrak burung atau bird strike. Diduga pula, tiga roda pendaratan gagal berfungsi.

    Pesawat itu kemudian mendarat dengan perutnya dan menabrak dinding. Meledaklah pesawat itu. Ada 181 orang di dalam pesawat, terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak pesawat. Sebanyak 179 orang dari 181 orang di dalam pesawat itu tewas, 2 orang awak pesawat selamat dari maut.

    CNN melaporkan 2 orang yang selamat itu terdiri dari 1 kru pria dan 1 kru wanita. Posisi mereka berdua ada di bagian ekor pesawat.

    Bagian ekor pesawat adalah bagian yang masih terlihat jelas bentuknya, sedangkan bagian lain dari pesawat ini sudah hancur terbakar hebat.

    Salah satu korban selamat itu kini sudah dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi meskipun menderita patah tulang di sana-sini. Dia adalah pria 33 tahun yang menjadi kru pesawat itu.

    Direktur Rumah Sakit Ewha Seoul tempat pria itu dirawat mengatakan bahwa korban berkata, “Ketika saya bangun, saya sadar sudah diselamatkan.”

    Satu lagi korban yang selamat yakni kru wanita kini dirawat di Rumah Sakit Asan Seoul.

    Tembok Ujung Runway Bandara Dipersoalkan

    Foto: South Korea’s Muan Fire Station via AP

    Rangkaian peristiwa kecelakaan Jeju Air yang menewaskan banyak orang diketahui diawali pendaratan dengan perut pesawat, meluncur di aspal runway, menabrak tembok, dan ledakan mematikan. Kok ada tembok segala di dekat landasan pacu?

    Dilansir AFP, Profesor Ilmu Aeronautika dari Universitas Silla yang juga mantan pilot, Kim Kwang-il, mengatakan cukup jengkel melihat kondisi lokasi kecelakaan itu. Dia mengulas video yang merekam tempat meledaknya pesawat tersebut.

    Awalnya, Silla melihat pendaratan darurat pesawat itu sudah dilakukan dengan cara yang terlatih, namun pada akhirnya malah membentur dinding.

    “Normalnya, di ujung runway, tidak ada rintangan pejal seperti itu-ini melawan standar keselamatan penerbangan internasional,” kata Kim.

    “Bangunan itu menyebabkan pesawat mengalami benturan dan terbakar,” kata Kim.

    “Di luar bandara, biasanya cuma pagar yang lunak dan tidak akan menimbulkan kerusakan berarti. Pesawat bisa menggelincir dan kemudian berhenti secara natural. Bangunan yang tidak penting itu amat sangat disesalkan,” kata Kim.

    Black Box Ditemukan, 1 dalam Kondisi Rusak

    Pung-puing Jeju Air usai kecelakaan (Foto: REUTERS/Kim Soo-hyeon)

    Dua kotak hitam atau black box pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang jatuh di Bandara Muan ditemukan rusak sebagian. Otoritas terkait menyebut kemungkinan hal itu menunda analisis untuk menentukan penyebab kecelakaan.

    Dilansir Yonhap, seorang pejabat Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api mengatakan perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Boeing 737-800 tersebut rusak pada saat ditemukan.

    Pejabat itu menambahkan bahwa perekam suara kokpit atau CVR pesawat tetap utuh saat ditemukan usai kecelakaan. Pesawat itu mendarat tanpa roda dengan posisi perut menghantam landasan setelah peringatan tabrakan burung dari menara kontrol, lalu pesawat Jeju Air menabrak dinding beton sebelum akhirnya terbakar pada pukul 09.00 pagi hari Minggu kemarin.

    Pejabat tersebut mengatakan investigasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan besar biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Selain itu, kerusakan pada FDR dalam kasus ini dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut.

    “Penguraian kode FDR saja bisa memakan waktu sekitar satu bulan,” pejabat tersebut menambahkan.

    Sementara jika kedua perangkat black box ditemukan tanpa kerusakan, penguraian kode bisa memakan waktu paling cepat satu minggu.

    Pejabat lain dari dewan investigasi mengatakan FDR mungkin harus dikirim ke Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk penguraian kode, yang dalam hal ini prosesnya bisa memakan waktu setidaknya enam bulan.

    “Jika kami mengalami kesulitan menguraikan kode di sini, maka kami mungkin harus mengirimkannya ke NTSB,” kata pejabat lainnya.

    “Mereka memiliki kasus dari seluruh dunia untuk dianalisis, jadi itu bisa memakan waktu yang cukup lama,” tambahnya.

    FDR memantau ketinggian, kecepatan udara, dan arah, sementara CVR merekam transmisi radio dan suara di kokpit, seperti suara pilot dan suara mesin.

    Keduanya dibuat untuk menahan benturan 3.400 kali gaya gravitasi bumi dan suhu lebih dari 1.000 C. Keduanya dipasang di bagian ekor untuk meminimalkan kerusakan saat terjadi kecelakaan.

    Halaman 2 dari 3

    (lir/lir)

  • Duka Dunia Penerbangan, 4 Kecelakaan dalam 5 Hari: Pesawat Azerbaijan, Jeju Air, KLM, Air Canada – Halaman all

    Duka Dunia Penerbangan, 4 Kecelakaan dalam 5 Hari: Pesawat Azerbaijan, Jeju Air, KLM, Air Canada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Desember 2024 menjadi bulan penuh kecelakaan penerbangan.

    Serangkaian insiden penerbangan terjadi pada akhir Desember 2024, mulai dari serangan rudal terhadap penerbangan Azerbaijan Airlines, masalah teknis pada pesawat Air Canada, hingga insiden darurat yang melibatkan KLM Royal Dutch Airlines dan Jeju Air.

    Kejadian-kejadian ini mencerminkan tingginya risiko dalam penerbangan internasional.

    Berbagai faktor, baik serangan eksternal maupun masalah teknis, turut berkontribusi terhadap meningkatnya potensi kecelakaan udara.

    Masing-masing kejadian ini sedang diselidiki oleh otoritas terkait untuk mengungkap penyebab pasti dan meningkatkan keselamatan penerbangan.

    Berikut ini Tribunnews merangkum empat kecelakaan udara yang terjadi dalam lima hari terakhir.

    4 Kecelakaan Udara dalam 5 Hari
    1. Azerbaijan Airlines Penerbangan 8243 (25 Desember 2024)

    Azerbaijan Airlines Penerbangan 8243 adalah penerbangan penumpang internasional yang terjadwal dari Bandara Internasional Heydar Aliyev di Baku, Azerbaijan, ke Bandara Internasional Kadyrov Grozny di dekat Grozny, Rusia.

    Pada Rabu (25/12/2024), penerbangan operasional dengan pesawat Embraer 190AR rusak parah akibat diduga terkena rudal anti-pesawat selama pendekatan pesawat ke Grozny.

    Pesawat berusaha mengalihkan rute, namun akhirnya jatuh di dekat Bandara Internasional Aktau, Kazakhstan, dengan 62 penumpang dan 5 awak di dalamnya.

    Dari total 67 orang, 38 orang meninggal, termasuk kedua pilot dan seorang pramugari, sementara 29 orang selamat meskipun terluka.

    Kantor berita Rusia melaporkan bahwa pesawat itu terbang dari Baku menuju Grozny, tetapi terpaksa dialihkan karena kabut di Grozny.

    Korban selamat melaporkan adanya ledakan dan pecahan peluru yang menghantam pesawat saat pesawat mendekati Grozny.

    Pesawat dilaporkan mengeluarkan sinyal 7700 pada transpondernya, menandakan keadaan darurat saat terbang di atas Laut Kaspia.

    Awalnya, maskapai dan Badan Transportasi Udara Federal Rusia menduga penyebab kecelakaan adalah tabrakan burung, meskipun otoritas Rusia dan Azerbaijan menyatakan bahwa terlalu dini untuk berspekulasi.

    Gambar-gambar dari lokasi kecelakaan menunjukkan beberapa lubang berlubang di bagian ekor pesawat, yang menurut para ahli lebih mirip dengan kerusakan akibat hantaman rudal permukaan-ke-udara daripada tabrakan burung.

    Pada Kamis (26/12/2024), Euronews melaporkan bahwa, menurut sumber pemerintah Azerbaijan, pesawat tersebut terkena rudal darat-ke-udara Rusia selama penerbangan, yang diduga bagian dari upaya Rusia untuk menangkis serangan pesawat nirawak Ukraina di Bandara Grozny.

    Pecahan peluru dari ledakan tersebut melukai beberapa penumpang dan awak kabin.

    Pada Jumat (27/12/2024), The New York Times melaporkan bahwa penyelidik Azerbaijan yakin bahwa sistem pertahanan udara Pantsir-S1 Rusia telah merusak pesawat sebelum akhirnya jatuh.

    Pada Sabtu (28/12/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, atas “insiden tragis” yang melibatkan pesawat di wilayah udara Rusia.

    lihat foto
    Spesialis darurat bekerja di lokasi jatuhnya jet penumpang Azerbaijan Airlines dekat kota Aktau di Kazakh barat pada 25 Desember 2024. (Photo by Issa Tazhenbayev / AFP)

    Putin menyatakan bahwa pesawat nirawak Ukraina telah menargetkan Grozny pada saat itu dan bahwa pertahanan udara Rusia telah menangkis serangan tersebut, tetapi ia tidak mengonfirmasi bahwa pesawat itu telah ditembak jatuh atau mengakui tanggung jawab Rusia.

    Pada Minggu (29/12/2024), Presiden Aliyev menyatakan bahwa Rusia secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat itu.

    Ia menuduh Rusia berusaha menutupi dan “mengaburkan” kecelakaan tersebut, serta menuntut pengakuan penuh atas kesalahan, hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab, dan kompensasi bagi para korban.

    2. Air Canada Flight 2259 (28 Desember 2024)

    Dikutip dari CNN, pada Sabtu (28/12/2024)malam, penerbangan Air Canada Express AC2259 mengalami masalah pada roda pendaratan setelah tiba di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Nova Scotia.

    Air Canada Flight 2259

    Meskipun tidak ada korban luka, pesawat De Havilland DHC-8-402 tersebut tidak dapat mencapai terminal dan penumpang diturunkan menggunakan bus.

    Penumpang melaporkan melihat api dan asap di sisi kiri pesawat saat pesawat meluncur di landasan pacu.

    Insiden ini mirip dengan insiden fatal di Korea Selatan, di mana pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan setelah diduga akibat masalah roda pendaratan.

    Bandara Halifax ditutup selama 90 menit, menyebabkan beberapa penerbangan dialihkan dan pembatalan.

    Air Canada mengonfirmasi bahwa insiden ini sedang diselidiki oleh Badan Keselamatan Transportasi Kanada.

    Meskipun penyebab masalah roda pendaratan belum diketahui, maskapai menegaskan bahwa mereka menghormati proses investigasi dan tidak dapat berspekulasi lebih lanjut.

    3. KLM Royal Dutch Airlines Flight KL1204 (29 Desember 2024)

    Dikutip dari Anadolu dan ap7am, KLM Royal Dutch Airlines Flight KL1204 mengalami insiden pada Minggu (29/12/2024)

    Pesawat yang terbang dari Norwegia ke Belanda keluar landasan pacu saat melakukan pendaratan darurat.

    Ini merupakan insiden ketiga dalam 24 jam, setelah insiden di Korea Selatan yang menyebabkan 179 orang tewas.

    Penerbangan KL1204, menggunakan Boeing 737-800, keluar jalur dari sisi kanan landasan pacu 18 setelah mendarat di Bandara Oslo Torp Sandefjord.

    KLM Royal Dutch Airlines Flight KL1204

    Pesawat tersebut dialihkan ke Bandara Torp Sandefjord, yang terletak 110 kilometer dari Oslo, setelah lepas landas dari Bandara Oslo (OSL).

    Pilot memilih untuk mengalihkan pesawat ke Torp Sandefjord untuk pendaratan darurat.

    Meskipun pesawat mendarat dengan selamat, pesawat tergelincir dari landasan pacu tak lama setelahnya dan berhenti di area berumput dekat landasan pacu.

    Penyebab insiden ini diduga karena kegagalan sistem hidrolik.

    Dikatakan bahwa 176 penumpang dan enam awak pesawat tidak terluka.

    Penyelidikan sedang dilakukan terhadap insiden tersebut.

    4. Jeju Air Flight 2216 (29 Desember 2024)

    Penerbangan Jeju Air 2216 lepas landas dari Bangkok dan mengalami kecelakaan saat mendarat sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat.

    Pesawat Boeing 737 tersebut keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding setelah mendarat.

    Total penumpang dan awak pesawat berjumlah 175 penumpang dan enam awak pesawat.

    Jeju Air Flight 2216 jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) pagi.

    Seluruh 181 penumpang dan awak pesawat diduga tewas, kecuali dua orang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.

    lihat foto
    Operasi penyelamatan petugas terhadap pesawat Jeju Air jenis Boeing 737 800 yang keluar dari landasan pacu dan jatuh di Bandara Internasional Muan, Minggu, 29 Desember 2024. Kecelakaan ini menyebabkan 179 orang tewas. (Yonhap)

    Kedua korban selamat adalah seorang awak laki-laki yang sedang menerima perawatan untuk luka tidak mengancam jiwa di unit perawatan intensif, dan seorang awak perempuan yang sedang dalam pemulihan.

    Jumlah korban tewas resmi belum pasti pada awalnya, namun terus bertambah beberapa jam setelah kecelakaan.

    Meskipun 141 dari 179 orang telah teridentifikasi melalui identifikasi sidik jari dan pemeriksaan DNA, 38 orang masih belum teridentifikasi, ABC News melaporkan.

    Pihak berwenang tengah mempercepat proses identifikasi korban.

    Pada Senin (30/12/2024) pagi, Pesawat Jeju Air penerbangan 7C 101, yang berangkat dari Bandara Internasional Gimpo dengan 161 penumpang, melaporkan kerusakan roda pendaratan tak lama setelah lepas landas.

    Pesawat Boeing 737-800 tersebut terpaksa kembali ke Bandara Gimpo setelah mengalami masalah teknis pada sistem roda pendaratan.

    Pihak berwenang melaporkan pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat dan tidak mengalami kerusakan lebih lanjut.

    Penumpang pun dipindahkan ke pesawat lain dan diberangkatkan ke Pulau Jeju pada pukul 08:30 pagi waktu setempat.

    Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kejadian ini menambah daftar panjang krisis yang dihadapi oleh maskapai tersebut.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Termasuk Jeju Air, Ini Daftar Kecelakaan Pesawat Akibat Bird Strike

    Termasuk Jeju Air, Ini Daftar Kecelakaan Pesawat Akibat Bird Strike

    Jakarta: Fenomena ‘bird strike’ atau peristiwa pesawat menabrak burung menjadi momok di dunia penerbangan.

    Bird strike biasanya terjadi saat pesawat lepas landas atau mendarat, tepatnya ketika pesawat terbang rendah dan lebih sering bertemu dengan burung yang terbang di sekitar area bandara.

    Efek dari bird strike sangat bervariasi, tergantung pada ukuran burung dan bagian pesawat yang terkena dampak. Namun efek terburuk yang bisa terjadi adalah kecelakaan fatal yang tentunya bisa memakan korban jiwa.

    Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini daftar kecelakaan pesawat yang disebabkan bird strike:
    1. Ethiopian Airlines (September 1988)

    Pesawat Ethiopian Airlines jatuh pada September 1988. Kecelakaan bermula saat pesawat menabrak sekawanan buruk saat lepas landas. Beberapa buruk masuk ke mesin pesawat Boeing 737 yang membuat mesin tidak bekerja. 

    Akibatnya pilot memutuskan kembali dan melakukan pendaratan darurat yang berujung pesawat terbakar. Kecelakaan ini menewaskan 35 orang. 
     

     

    2. US Airways (Januari 2009)

    Pesawat jet US Airways dengan 155 orang di dalamnya kehilangan daya di kedua mesinnya akibat bird strike hingga akhirnya mendarat darurat di Sungai Hudson, New York. Insiden ini terjadi pada tanggal 11 Januari 2009 silam.

    Pesawat jenis Airbus A320 tersebut menabrak burung tidak lama setelah lepas landas. Beruntung seluruh penumpang dan kru pesawat selamat dalam insiden ini. 
    3. Ethiopian Airlines 302 (Maret 2019)

    Pesawat Ethiopian Airlines 302 mengalami kecelakaan pada Maret 2019. Kecelakaan ini disebabkan oleh kerusakan sistem kontrol penerbangan pada Boeing 737 Max.

    Dalam kecelakaan itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan pembacaan sensor yang salah disebabkan oleh sebuah objek yang diduga burung berukuran besar.

    Karena sensor tidak bekerja, pesawat Ethiopian Airlines menukik ke bawah tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Ethiopia Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya. Insiden ini menewaskan 157 orang.
    4. Azerbaijan Airlines (Desember 2024)

    Kecelakaan Azerbaijan Airlines Embraer ERJ-190AR terjadi belum lama ini tepatnya tanggal 25 Desember 2024. Pesawat rute Baku-Grozny ini jatuh di dekat Aktau, Kazakhstan, menewaskan 38 orang dan melukai 29 lainnya.

    Kementerian Keadaan Gawat Darurat Kazakhstan menyebutkan bahwa penyebab awal kecelakaan adalah “situasi darurat” di udara. Dugaan awal termasuk tabrakan dengan kawanan burung. Namun berkembang spekulasi kalau Azerbaijan Airlines jatuh karena ditembak oleh sistem pertahanan Rusia.
    5. Jeju Air (Desember 2024)

    Terbaru adalah kecelakaan maskapai Korea Selatan, Jeju Air yang terjadi tanggal 29 Desember 2024. Pesawat Jeju Air 7C 2216 berangkat dari Bangkok menuju Muan, Korea Selatan.

    Pengawas di Bandara Internasional Muan mengeluarkan peringatan adanya serangan burung terhadap penerbangan Jeju Air beberapa saat sebelum kecelakaan. Pilot berupaya melakukan pendaratan darurat, namun pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan. 

    Alhasil pesawat tergelincir hingga menabrak pagar pembatas landasan. Peristiwa ini menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya.

    Jakarta: Fenomena ‘bird strike’ atau peristiwa pesawat menabrak burung menjadi momok di dunia penerbangan.
     
    Bird strike biasanya terjadi saat pesawat lepas landas atau mendarat, tepatnya ketika pesawat terbang rendah dan lebih sering bertemu dengan burung yang terbang di sekitar area bandara.
     
    Efek dari bird strike sangat bervariasi, tergantung pada ukuran burung dan bagian pesawat yang terkena dampak. Namun efek terburuk yang bisa terjadi adalah kecelakaan fatal yang tentunya bisa memakan korban jiwa.
    Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini daftar kecelakaan pesawat yang disebabkan bird strike:

    1. Ethiopian Airlines (September 1988)

    Pesawat Ethiopian Airlines jatuh pada September 1988. Kecelakaan bermula saat pesawat menabrak sekawanan buruk saat lepas landas. Beberapa buruk masuk ke mesin pesawat Boeing 737 yang membuat mesin tidak bekerja. 
     
    Akibatnya pilot memutuskan kembali dan melakukan pendaratan darurat yang berujung pesawat terbakar. Kecelakaan ini menewaskan 35 orang. 
     

     

    2. US Airways (Januari 2009)

    Pesawat jet US Airways dengan 155 orang di dalamnya kehilangan daya di kedua mesinnya akibat bird strike hingga akhirnya mendarat darurat di Sungai Hudson, New York. Insiden ini terjadi pada tanggal 11 Januari 2009 silam.
     
    Pesawat jenis Airbus A320 tersebut menabrak burung tidak lama setelah lepas landas. Beruntung seluruh penumpang dan kru pesawat selamat dalam insiden ini. 

    3. Ethiopian Airlines 302 (Maret 2019)

    Pesawat Ethiopian Airlines 302 mengalami kecelakaan pada Maret 2019. Kecelakaan ini disebabkan oleh kerusakan sistem kontrol penerbangan pada Boeing 737 Max.
     
    Dalam kecelakaan itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan pembacaan sensor yang salah disebabkan oleh sebuah objek yang diduga burung berukuran besar.
     
    Karena sensor tidak bekerja, pesawat Ethiopian Airlines menukik ke bawah tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Ethiopia Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya. Insiden ini menewaskan 157 orang.

    4. Azerbaijan Airlines (Desember 2024)

    Kecelakaan Azerbaijan Airlines Embraer ERJ-190AR terjadi belum lama ini tepatnya tanggal 25 Desember 2024. Pesawat rute Baku-Grozny ini jatuh di dekat Aktau, Kazakhstan, menewaskan 38 orang dan melukai 29 lainnya.
     
    Kementerian Keadaan Gawat Darurat Kazakhstan menyebutkan bahwa penyebab awal kecelakaan adalah “situasi darurat” di udara. Dugaan awal termasuk tabrakan dengan kawanan burung. Namun berkembang spekulasi kalau Azerbaijan Airlines jatuh karena ditembak oleh sistem pertahanan Rusia.

    5. Jeju Air (Desember 2024)

    Terbaru adalah kecelakaan maskapai Korea Selatan, Jeju Air yang terjadi tanggal 29 Desember 2024. Pesawat Jeju Air 7C 2216 berangkat dari Bangkok menuju Muan, Korea Selatan.
     
    Pengawas di Bandara Internasional Muan mengeluarkan peringatan adanya serangan burung terhadap penerbangan Jeju Air beberapa saat sebelum kecelakaan. Pilot berupaya melakukan pendaratan darurat, namun pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan. 
     
    Alhasil pesawat tergelincir hingga menabrak pagar pembatas landasan. Peristiwa ini menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Ledakan Keras Sebelum Pesawat Menabrak Dinding, Boeing 737-800 Terbelah, 179 Tewas di Korea Selatan – Halaman all

    Ledakan Keras Sebelum Pesawat Menabrak Dinding, Boeing 737-800 Terbelah, 179 Tewas di Korea Selatan – Halaman all

    179 Orang Diduga Tewas Setelah Boeing 737-800 Jatuh di Korea Selatan

    TRIBUNNEWS.COM- Dari 181 penumpang yang berada di dalamnya, 120 jenazah berhasil ditemukan, sementara 59 lainnya masih hilang, semuanya diduga tewas.

    Semua kecuali dua dari 181 penumpang dalam penerbangan Jeju Air dari Bangkok diduga tewas setelah pesawat itu jatuh saat mencoba pendaratan darurat di Bandara Internasional Muan di Korea Selatan, Yonhap News melaporkan pada hari Minggu. 

    Tim penyelamat masih mencari di antara reruntuhan, di mana masih ada beberapa jenazah yang terjebak di badan pesawat. Hanya seorang penumpang dan seorang awak yang berhasil diselamatkan dari bagian ekor dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit terdekat.

    Petugas pemadam kebakaran menemukan total 120 jenazah, sementara 59 lainnya masih hilang. 

    Sementara itu, jumlah korban tewas meliputi 54 pria, 57 wanita, dan sembilan lainnya yang jenis kelaminnya belum dapat diidentifikasi. 

    Nasib mereka yang hilang belum ditentukan, meskipun pihak berwenang memberi tahu keluarga mereka bahwa peluang mereka untuk bertahan hidup hampir tidak ada karena kecelakaan dan kebakaran setelahnya. 

    Penerbangan itu disewa oleh Boeing 737-800 , yang berupaya melakukan pendaratan darurat sekitar pukul 9:03 waktu setempat, yang dilaporkan karena kegagalan dalam penempatan roda pendaratannya.

    Saksi mata menggambarkan mendengar suara ledakan keras beberapa saat sebelum pesawat menabrak dinding pembatas bandara, terbelah menjadi dua bagian dan meledak dalam kobaran api. 

    Rekaman yang disiarkan oleh MBC menunjukkan kemungkinan tabrakan dengan burung saat pesawat turun. Pihak berwenang terus menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

    Penjabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan Muan sebagai zona bencana yang ditetapkan, mengaktifkan respons tingkat tertinggi pemerintah dalam apa yang telah terjadi sebagai krisis penerbangan terburuk di negara itu. 

    Kepala Penerbangan AS: Boeing perlu membuat ‘perubahan signifikan’

    Administrator Administrasi Penerbangan Federal AS Michael Whitaker sebelumnya menyuarakan keprihatinan atas catatan keselamatan Boeing, dengan mengatakan maskapai itu harus membuat reformasi substansial dan mengubah budayanya untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas produksi.

    “Sebagai akibat dari masalah kualitas produksi sistemik, Boeing harus membuat perubahan signifikan untuk mengubah sistem kualitasnya dan memastikan lapisan keselamatan yang tepat sudah tersedia,” kata Whitaker. 

    “Harus ada perubahan dalam budaya keselamatan perusahaan untuk mengatasi masalah jaminan kualitas dan produksi sistemiknya secara holistik.”

    Selama sesi tersebut, para anggota parlemen menyuarakan kekhawatiran tentang catatan keselamatan Boeing yang buruk. 

    Menurut Ketua Komite Transportasi dan Infrastruktur DPR Sam Graves, penerbangan AS telah lama dianggap sebagai standar emas, tetapi kecelakaan baru-baru ini “telah mempertanyakan hal itu.”

    Boeing telah menghadapi beberapa pelanggaran keselamatan dan tuntutan pidana dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada bulan Juli, Boeing dan pemerintah AS menyelesaikan kesepakatan pembelaan yang melibatkan pembuat pesawat yang mengakui konspirasi untuk menipu Amerika Serikat.

    Sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan, Boeing akan membayar denda antara $243,6 dan $487 juta dan akan diawasi oleh pemantau independen selama tiga tahun. 

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Pekan Penuh Turbulensi: 6 Insiden Kecelakaan Pesawat Menandai Berakhirnya Tahun 2024 – Halaman all

    Pekan Penuh Turbulensi: 6 Insiden Kecelakaan Pesawat Menandai Berakhirnya Tahun 2024 – Halaman all

    Pekan Penuh Turbulensi: 6 Insiden Kecelakaan Pesawat Menandai Berakhirnya Tahun 2024

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari-hari terakhir bulan Desember 2024, industri penerbangan internasional mengalami enam insiden yang mengkhawatirkan di berbagai negara.

    Insiden kecelakaan pesawat terbang ini terjadi antara lain di Kazakhstan, Korea Selatan , Kanada , Norwegia , dan Uni Emirat Arab.

    Dari kecelakaan kecil hingga kecelakaan tragis, lansiran Anadolu menelusuri keadaan dan potensi penyebab di balik peristiwa tren kecelakaan yang meresahkan ini di pengujung tahun.

    25 DESEMBER: PENERBANGAN AZERBAIJAN AIRLINES 8243 JATUH DI KAZAKHSTAN

    Sebuah Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines yang sedang dalam perjalanan dari Baku ke Grozny, ibu kota Chechnya, jatuh di dekat Aktau di Kazakhstan, menewaskan 38 dari 67 penumpang dan awak pesawat.

    Laporan awal menunjukkan adanya serangan burung, tetapi lubang besar di ekor pesawat menimbulkan kecurigaan adanya serangan.

    Spesialis darurat bekerja di lokasi jatuhnya jet penumpang Azerbaijan Airlines dekat kota Aktau di Kazakh barat pada 25 Desember 2024. (Photo by Issa Tazhenbayev / AFP) (AFP/ISSA TAZHENBAYEV)

    Pejabat Azerbaijan kemudian mengklaim pesawat itu terkena rudal darat-ke-udara Rusia, sementara Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev menyatakan pesawat itu rusak akibat tembakan dari darat dan peperangan elektronik di wilayah Rusia.

    Sang presiden menuntut permintaan maaf dari Moskow dan kompensasi bagi para korban.

    Rusia menyampaikan belasungkawa tetapi membantah adanya niat yang disengaja, dengan menyatakan adanya ledakan di dalam pesawat—sebuah teori yang ditolak Aliyev sebagai upaya menutup-nutupi. Investigasi masih berlangsung, dengan kotak hitam sedang diperiksa.

    Operasi penyelamatan petugas terhadap pesawat Jeju Air jenis Boeing 737 800 yang keluar dari landasan pacu dan jatuh di Bandara Internasional Muan, Minggu, 29 Desember 2024. Kecelakaan ini menyebabkan 179 orang tewas. (Yonhap) (Newsis/Korea Herald/Yonhap)

    29 DESEMEBER: PENERBANGAN JEJU AIR 2216 CRASH LANDING DI KOREA SELATAN

    Sebuah Boeing 737-800 Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan setelah roda pendaratan depannya gagal berfungsi, menewaskan 179 dari 181 penumpang dan awak pesawat dalam bencana penerbangan paling mematikan di Korea Selatan sejak 1997.
     
    Para penyelidik berfokus pada kemungkinan serangan burung di dekat bandara, yang terletak di habitat burung migran, sebagai faktor penyebabnya.

    Masa berkabung nasional selama tujuh hari telah ditetapkan, dan acara-acara Tahun Baru dibatalkan.

    Tim Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat (AS) dan pejabat Boeing membantu penyelidikan, yang mungkin memerlukan pengiriman perekam data penerbangan yang rusak ke AS untuk dianalisis.

    Peringatan sebelumnya tentang risiko tabrakan burung di bandara telah menyerukan tindakan pencegahan, yang kini tengah diawasi ulang.

    Maskapai Air Canada (Anews/*)

    29 DESEMBER: PENERBANGAN AIR CANADA EXPRESS 2259 TERGELINCIR DENGAN KOBARAN API DI LANDASAN PACU DI KANADA

    Pada hari yang sama, penerbangan Air Canada Express 2259, De Havilland Dash 8-400, melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield setelah terjadi kegagalan fungsi roda pendaratan.

    Pesawat itu meluncur di landasan pacu dengan api dan percikan terlihat dari salah satu sayapnya.

    Hebatnya, seluruh 77 penumpang dan awak pesawat selamat tanpa cedera.

    Laporan penumpang menggambarkan pesawat miring dan tergelincir saat mendarat. Petugas tanggap darurat segera merespons, dan penerbangan di bandara sempat ditangguhkan.

    Penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan penyebab kegagalan mekanis.

    Pesawat Maskapai KLM 1204, Boeing 737-800 tujuan Amsterdam dari Oslo. (Anews/*)

    29 DESEMBER: PENERBANGAN KLM 1204 MENDARAT DARURAT DI NORWEGIA

    Penerbangan KLM 1204, sebuah Boeing 737-800 dalam perjalanan dari Oslo ke Amsterdam, mengalami kegagalan sistem hidrolik tak lama setelah lepas landas.

    Pilot mengalihkan pesawat ke Bandara Sandefjord Torp di Norwegia, tempat pesawat tergelincir dari landasan pacu ke area berumput saat pendaratan darurat.

    Seluruh 176 penumpang dan enam awak pesawat tidak terluka.

    Investigasi difokuskan pada kegagalan hidrolik yang dilaporkan sebagai penyebab insiden tersebut.

    29 DESEMBER: PESAWAT UEA JATUH DI PANTAI RAS AL-KHAIMAH

    Sebuah pesawat ringan jatuh di lepas pantai Ras al-Khaimah di UEA, menewaskan pilot dan kopilot.

    Otoritas Penerbangan Sipil Umum telah memulai penyelidikan atas penyebab kecelakaan tersebut.

    Keesokan harinya, penerbangan Emirates yang menuju Incheon, Korea Selatan, dialihkan karena badai salju bersejarah yang mengganggu lalu lintas udara regional, dan mendarat dengan selamat di bandara alternatif.

    30 DESEMBER: JEJU AIR LAGI, PENERBANGAN 7C101 MENDARAT DARURAT

    Jeju Air Penerbangan 7C101, Boeing 737-800 yang membawa 161 penumpang, mengalami masalah roda pendaratan tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Gimpo di Seoul.

    Pilot memutuskan untuk kembali ke Gimpo, tempat pesawat mendarat dengan selamat. Tidak ada cedera yang dilaporkan, dan semua 161 penumpang tidak terluka.

    Penyebab masalah roda pendaratan dalam penerbangan 7C101 saat ini sedang diselidiki.

    Insiden ini telah mendorong otoritas penerbangan global untuk memulai penyelidikan komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, apakah kegagalan mekanis, kesalahan manusia, atau faktor eksternal seperti cuaca dan ketegangan geopolitik.

    Temuan ini diharapkan dapat mengarah pada peningkatan langkah-langkah keselamatan yang bertujuan untuk mencegah kejadian di masa mendatang.

     

    (oln/anadolu/anews/*)

  • Daftar Maskapai RI Gunakan Boeing 737-800 Versi Kementerian Perhubungan  – Halaman all

    Daftar Maskapai RI Gunakan Boeing 737-800 Versi Kementerian Perhubungan  – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pesawat Boeing 737-800 kini menjadi sorotan setelah insiden maut dalam penerbangan Jeju Air pada Minggu (29/12/2024) kemarin. 

    Sedangkan pesawat Boeing 737-800 ini turut digunakan pada maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat setidaknya lima dari 15 maskapai di Indonesia masih menggunakan pesawat jenis Boeing 737-800.

    Kepala Bagian Kerja Sama Internasional Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Mokhammad Khusnu mengatakan, lima maskapai tersebut tercatat masih menggunakan pesawat jenis Boeing 737-800 maupun 737-900.

    “Di Indonesia yang masih menggunakan B737NG (800/900) ada di Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, Sriwijaya Air, BBN Airlines,” kata Khusnu saat dihubungi Tribunnews, Senin (30/12/2024).

    Sayangnya, Khusnu enggan menjelaskan lebih rinci jumlah pesawat Boeing 737-800 yang digunakan lima maskapai tersebut. Namun, dia memastikan bahwa Kemenhub rutin melakukan inspeksi terhadap pesawat tersebut sejalan dengan angkutan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Ada 56 bandara dimana DJPU (inspektur DKPPU dan OTBAN) melaksanakan inspeksi setiap hari sejak tanggal 16 Desember 2024 sampai 4 januari 2025,” jelas Khusnu.

    Insiden Jeju Air pejabat Korea Selatan inspeksi Boeing 737-800

    Adapun pesawat Boeing 737-800 ini menjadi sorotan usai insiden kecelakaan yang terjadi di Korea Selatan. Bahkan, dampak dari insiden tersebut Penjabat pemimpin Korea Selatan memerintahkan pemeriksaan terhadap semua Boeing 737-800 untuk memastikan keselamatan para penumpang.

    Penjabat Presiden, Choi Sang-mok, mengatakan inspeksi menyeluruh ini penting agar tidak ada lagi insiden seperti pesawat Jeju Air.

    “Inspeksi menyeluruh sangat penting untuk merombak sistem keselamatan penerbangan dan bergerak menuju Republik Korea yang lebih aman,” katanya, dikutip dari The Guardian.

    Permintaan Choi ini tepat setelah adanya laporan, pesawat penumpang milik Jeju Air lainnya terpaksa kembali ke bandara Gimpo di Seoul segera setelah lepas landas pada Senin (30/12/2024).

    Pada hari itu, pesawat Jeju Air berangkat dari Bandara Internasional Gimpo pukul 06:35 waktu setempat.

    Namun, kurang dari satu jam, pesawat tersebut kembali ke bandara Gimpo.

    Hal ini lantaran adanya kerusakan mekanis yang disebabkan oleh masalah roda pendaratan, dikutip dari BBC.

    Roda pendaratan merujuk pada rangkaian roda dan bagian lain pesawat yang menopang pesawat selama lepas landas, meluncur, dan mendarat.

    Pesawat ini adalah pesawat dengan model yang sama dengan pesawat yang mengalami kecelakaan pada Minggu, yaitu Boeing B737-800.

    Armada Jeju Air memiliki model yang sama sebanyak 39 pesawat.

    Setelah kecelakaan hari Minggu, Boeing mengatakan pihaknya sedang berhubungan dengan Jeju Air dan siap untuk mendukung mereka.

    Insiden ini terjadi tepat sehari setelah pesawat Jeju Air menabrak burung dan meledak saat mendarat di Bandar Udara Internasional Muan, Korea Selatan.

  • Video: Kejutan dari Prabowo Hingga Saham Jeju Air ‘Kebakaran’

    Video: Kejutan dari Prabowo Hingga Saham Jeju Air ‘Kebakaran’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dikabarkan akan mengumumkan skema baru pemberian subsidi bbm pada awal tahun 2025.

    Sementara Itu, saham maskapai penerbangan Korea Selatan Jeju Air anjlok ke level terendah. Kondisi ini buntut dari kecelakaan pesawat boeing 737-800 Jeju Air dan menewaskan korban 179 orang.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (30/12/2024).

  • Pesawat Jeju Air Kembali Bermasalah, Batal Terbang imbas Roda Depan

    Pesawat Jeju Air Kembali Bermasalah, Batal Terbang imbas Roda Depan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah pesawat milik maskapai Jeju Air kembali bermasalah.

    Pesawat dengan nomor penerbangan 7C101 pada Senin (30/12) dilaporkan kembali ke bandara asal usai mengalami masalah pada roda pendaratan (landing gear).

    Yonhap melaporkan pesawat dengan nomor penerbangan 7C101 Jeju Air yang lepas landas pada Senin kembali ke bandara keberangkatan usai terdeteksi mengalami masalah pada landing gear.

    Masalah ini serupa dengan insiden kecelakaan pesawat Jeju Air pada Minggu (29/12) yang menewaskan 179 dari 181 penumpang.

    Penerbangan 7C101 berangkat dari Bandara Internasional Gimpo ke Jeju pada pukul 06.37 pagi. Namun, pesawat terdeteksi mengalami masalah pada roda pendaratan tak lama usai lepas landas sehingga kembali ke bandara semula.

    Pihak maskapai memberi tahu seluruh penumpang mengenai masalah mekanis tersebut. Seiring dengan itu, pesawat diputuskan kembali ke Gimpo pada pukul 07.25 pagi.

    “Ketika roda pendaratan dikonfirmasi berfungsi normal setelah tindakan tambahan, pilot memutuskan untuk kembali ke bandara guna melakukan pemeriksaan keselamatan,” kata kepala kantor dukungan manajemen Jeju Air, Song Kyung Hoon.

    Pesawat 7C101 berjenis sama dengan pesawat Jeju Air yang kecelakaan sebelumnya, yakni Boeing 737-800. Jeju Air sempat menawarkan alternatif kepada para penumpangnya untuk terbang dengan pesawat Boeing 737-800 lainnya ke Jeju pada pukul 08.30.

    Namun, 21 penumpang memilih tidak melanjutkan perjalanan karena khawatir.

    Insiden ini terjadi sehari setelah pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Insiden itu menewaskan 179 orang yang terdiri dari 175 penumpang dan empat awak kabin.

    Hanya dua awak kabin yang selamat dalam insiden tersebut.

    Pesawat itu mengalami kecelakaan usai mendarat tanpa roda pendaratan dan menabrak beton di dekat pagar bandara.

    Sejumlah pengamat dan laporan aviasi sejauh ini menduga kecelakaan itu akibat pesawat bertabrakan dengan kawanan burung (birdstrike) dan cuaca buruk.

    Pemadam kebakaran Korea Selatan menyebut dua hal itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]