Perusahaan: Boeing

  • Lion Air Group Dilibatkan Jadi Maskapai Penerbangan Haji 2025

    Lion Air Group Dilibatkan Jadi Maskapai Penerbangan Haji 2025

    Lion Air Group Dilibatkan Jadi Maskapai Penerbangan Haji 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Direktur
    Lion Air
    Group Daniel Putut Adi Kuncoro menyatakan, maskapai Lion Air Group kini dipercaya oleh pemerintah Indonesia untuk ikut melayani penerbangan
    jemaah haji 2025
    .
    Hal tersebut disampaikan Daniel dalam rapat antara Komisi VIII DPR dan Dirut PT Garuda, Dirut Lion Air, Dirut Citilink, serta Dirut Saudi Airlines di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/1/2025) malam.
    “Terkait dengan persiapan kami, Lion Air dalam menghadapi haji reguler tahun 2025. Sekali lagi kami ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada pemerintah, memberikan kepercayaan kepada kami di tahun 2025 ini untuk ikut melayani jemaah haji Indonesia untuk musim haji 2025,” ujar Daniel, Kamis.
    Daniel menjelaskan, Lion Air Group sebenarnya sudah mulai melayani jemaah umrah Indonesia sejak tahun 2009.
    Sejak itu, Lion Air Group telah memiliki dua pesawat badan lebar dengan tipe Boeing 747-400.
    “Tahun 2009 kita layani jemaah umrah Indonesia,” kata Daniel
    Dua tahun kemudian atau pada 2011, Lion Air Group mendapat kepercayaan dari maskapai asal Arab Saudi, Flynas, untuk menyewakan sejumlah pesawat.
    Pesawat Lion Air Group yang disewa Flynas ini kemudian ikut membantu penerbangan jemaah haji.
    “Tetapi dari negara-negara Afrika, Eropa, Asia Tengah, dan Asia, termasuk Indonesia. Sehingga hampir 13 tahun sebetulnya kami sudah melayani penerbangan-penerbangan dengan jemaah umrah,” kata Daniel.
    “Dan tahun 2025 mudah-mudahan menjadi tahun yang baik dan tahun yang bersyukur bagi kita semua, khususnya bagi Lion Air mendapatkan kesempatan untuk diundang dalam melayani jemaah haji tahun 2025,” ujar dia.
    Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Agama RI Romo HR Muhammad Syafi’i membuka peluang untuk tidak hanya menggandeng maskapai Garuda Indonesia untuk penyelenggaraan
    ibadah haji 2025
    .
    Menurut dia, Kementerian Agama akan mempertimbangkan untuk menggandeng maskapai lain, untuk meningkatkan pelayanan bagi jemaah dalam hal pemberangkatan dan pemulangan menjadi lebih baik.
    “Ya jadi memang semakin banyak yang siapkan jasa, semakin kompetitif, service juga semakin baik. Jadi mungkin peluang itu kita pakai juga untuk haji tahun ini. Mungkin akan buka peluang pada maskapai-maskapai yang lain, terutama yang domestik,” ujar Syafi’i, Senin (30/12/2024).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ultah Usia 80 Tahun, Kakek Merana Ditinggal 9 Keluarga Jadi Korban Jeju Air: Terpisah Selamanya

    Ultah Usia 80 Tahun, Kakek Merana Ditinggal 9 Keluarga Jadi Korban Jeju Air: Terpisah Selamanya

    TRIBUNJATIM.COM – Sungguh miris nasib seorang kakek berusia 80 tahun yang keluarganya tewas dalam peristiwa kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Seorang pria berusia 80 tahun berduka di hari ulang tahunnya karena kehilangan keluarga.

    Sebelumnya, ia hendak merayakan ulang tahunnya bersama keluarga.

    Namun takdir berkata lain, keluarganya yang terdiri dari 9 orang jadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Sebelumnya 9 keluarganya tersebut menaiki pesawat hendak pergi menemui lansia tersebut.

    Dikutuip TribunJatim.com via TribunnewsMaker.com dari Sanook.com, Kamis (2/1/2025), mereka yang seharusnya akan mengadakan pesta ulang tahun justru berakhir tragis. 

    Semuanya tewas dalam kecelakaan Jeju Air.

    Sebelumnya diberitakan, penerbangan Jeju Air yang berangkat dari Bangkok menuju ke Bandara Muan di Korea Selatan terdapat insiden dimana sistem pendaratan tidak dapat berfungsi dengan baik pada 29 Desember 2024.

    Pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat namun terbakar. 

    Dari 181 penumpang dan awak, hanya dua yang selamat.

    Dua orang yang selamat dalam insiden maut tersebut merupakan awak kabin.

    Seorang pria berusia 80 tahun dari Distrik Yeongkwang Provinsi Jeollanam-do sedih mengetahui bahwa 9 kerabatnya ada dalam penerbangan tersebut. 

    Ia mengungkapkan, awalnya ia berniat merayakan ulang tahunnya. 

    Tapi sekarang ia harus berpisah selamanya.

    Pesawat Jeju Air alami kecelakaan jatuh di Bandara Internasional Musan di Kota Musan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024) pukul 09.07 waktu setempat. (X/NazNazirul)

    Jeju Air penerbangan 7C2216 membawa 175 penumpang dan enam awak, termasuk dua penumpang Thailand dan sisanya warga Korea. 

    Banyak dari mereka yang bepergian bersama keluarga mereka. 

    Seorang pria berusia 80 tahun bergegas ke bandara setelah mendengar berita tersebut.

    Ia mengatakan bahwa kesembilan kerabatnya telah terbang dari Bangkok untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 80, namun kini mereka tidak lagi mempunyai kesempatan itu.

    Kerabat lainnya, yakni berusia 64 tahun, juga merasa sedih dan mengatakan putra, istri, dan cucunya pergi berlibur satu keluarga beranggotakan tiga orang, namun mereka terpisah selamanya. 

    Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa menantu perempuannya adalah pramugari Jeju Air.

    Ini ucapan pertama dari pramugari Jeju Air yang selamat dari kecelakaan, kaget tiba-tiba sudah di rumah sakit.

    Seperti yang diketahui, terjadi kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 terjadi saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 09.03.

    Pesawat Jeju Air tersebut terbakar usai tergelincir dari landasan pacu dan menghantam pagar beton.

    Pendaratan tidak sempurna karena roda pendaratan depannya tampaknya tidak dapat digunakan.

    Namun, penyebab pasti kecelakaan pesawat Jeju Air masih diselidiki dan akan memakan waktu.

    Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan, pesawat itu adalah jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok, Thailand.

    Semua penumpang, kecuali dua dari 181 orang di dalam pesawat tewas, kata badan pemadam kebakaran Korea Selatan.

    Dilansir euronews, empat dari korban tewas adalah awak pesawat, sisanya penumpang.

    Petugas darurat menyelamatkan dua orang, keduanya anggota kru, ke tempat yang aman.

    Petugas kesehatan mengatakan mereka dalam keadaan sadar dan tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa.

    Satu dari dua orang yang selamat, Lee (33), mengatakan kepada dokter bahwa dia “sudah diselamatkan” ketika dia terbangun di rumah sakit, demikian laporan Kantor Berita Yonhap.

    Lee bekerja sebagai pramugari di pesawat Jeju Air yang jatuh pada Minggu pagi.

    Layanan darurat awalnya membawa Lee ke rumah sakit di kota terdekat Mokpo, selatan Seoul.

    Namun, Lee kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, Minggu, seperti diberitakan The Guardian.

    Lee saat ini sedang dalam perawatan intensif setelah dokter mendiagnosisnya dengan beberapa patah tulang dan risiko kelumpuhan.

    “Dia sudah bisa berkomunikasi sepenuhnya,” kata Ju.

    “Belum ada tanda-tanda kehilangan ingatan atau semacamnya,” jelasnya.

    Para pejabat mengatakan, pilot mengirimkan sinyal marabahaya sesaat sebelum pesawat melewati ujung landasan pacu.

    Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Korea Selatan menunjukkan pesawat tergelincir — dan tampaknya tanpa roda pendaratan yang terpasang.

    Pesawat itu melewati landasan pacu dan menabrak pembatas, memicu ledakan api.

    Rekaman menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul dari pesawat, yang dilalap api.

    Diberitakan AP News, Jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun itu tiba dari Bangkok ketika kecelakaan terjadi pada pukul 09.03 pagi hari Minggu di Kota Muan.

    Pekerja telah mengambil data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kotak hitam pesawat, yang akan diperiksa oleh ahli pemerintah yang menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran, kata pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan.

    Pesawat yang dioperasikan oleh Jeju Air tersebut membawa 181 penumpang dan awak.

    Dari jumlah tersebut, total 179 orang tewas dalam kecelakaan dan kebakaran yang terjadi; hanya dua awak yang selamat.

    Kim E-bae, presiden Jeju Air, membungkuk dalam-dalam bersama pejabat senior perusahaan lainnya saat ia meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Ia mengatakan merasa “bertanggung jawab penuh” atas insiden tersebut.

    Boeing juga menyampaikan belasungkawa dan mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa pihaknya siap mendukung perusahaan dalam menangani kecelakaan tersebut.

    Pemerintah Korea Selatan kemudian menyatakan Muan sebagai zona bencana khusus.

    Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya.

    Namun, ada beberapa kemungkinan petunjuk.

    Lee Jeong-hyeon, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, mengatakan para pekerja tengah menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk apakah pesawat itu ditabrak burung.

    Pejabat Kementerian Perhubungan mengatakan menara pengawas bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung kepada pesawat sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat dan memberikan izin kepada pilotnya untuk mendarat di area yang berbeda.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Berkaca Kecelakaan Jeju Air, Erick Minta Pesawat Garuda Cs Dievaluasi

    Berkaca Kecelakaan Jeju Air, Erick Minta Pesawat Garuda Cs Dievaluasi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta pesawat milik Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air dievaluasi imbas kecelakaan pesawat yang terjadi di sejumlah negara beberapa waktu terakhir.

    Salah satunya kecelakaan Pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 di Korea Selatan (Korsel).

    Hal itu disampaikan Erick usai mengumpulkan bos Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, AirNav, dan Angkasa Pura di kantor Kementerian BUMN, Kamis (2/1).

    “Kita review memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki maskapai ini supaya benar-benar kita jaga,” kata Erick.

    Tak hanya memberikan arahan kepada maskapai, Erick juga meminta agar Angkasa Pura memastikan kondisi bandara aman.

    Kemudian untuk AirNav, ia minta untuk mengantisipasi kondisi-kondisi tak wajar dalam lalu lintas penerbangan. Pasalnya beberapa kecelakaan pesawat terjadi karena faktor di luar pesawat seperti tabrakan burung ke pesawat atau bird strike.

    “Kita sampaikan ke AirNav untuk early warning kalau memang ada hal-hal yang kita bisa antisipasi,” sambungnya.

    Sebelumnnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya telah melakukan langkah antisipasi imbas kecelakaan sejumlah pesawat.

    Salah satunya dengan pengecekan di Garuda Maintenance Facility (GMF) yakni anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat terbang.

    Jika ditemukan kondisi tak wajar pada pesawat Garuda, Citilink, maupun Pelita Air, sambungnya, maka akan langsung dilakukan perbaikan.

    “Di GMF hal-hal yang ireguler itu dianalisis dan langsung ada proses perbaikan. Safety menjadi nomor satu, kita pastikan pesawat Garuda, Citilink, Pelita layak terbang. GMF terus menjaga kelayakan dan safety pesawat-pesawat kita,” katanya.

    (fby/agt)

  • Bos Garuda Indonesia Buka Suara soal Isu Pembelian Pesawat COMAC Asal China – Page 3

    Bos Garuda Indonesia Buka Suara soal Isu Pembelian Pesawat COMAC Asal China – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) buka suara terkait pemberitaan yang menyebutkan rencana pembelian armada pesawat tipe C919 dari perusahaan asal China, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). Saat ini, COMAC disebut-sebut bakal menjadi pesaing kuat Boeing hingga Airbus.

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wamildan Tsani Panjaitan mengaku pihaknya telah melakukan komunikasi dengan perusahaan Comac.

    “Nanti kita lihat ya. Kalau komunikasi sudah dimulai. Kalau komunikasi sudah dimulai,” ujar Wamildan dalam sesi doorstop perihal Safety Penerbangan dan Persiapan Lebaran 2025 di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1).

    Wamildan menekankan bahwa proses komunikasi tersebut masih belum pada tahap rencana pembelian armada buatan Comac tersebut.

    Ia menyebut masih terdapat sejumlah prosedur yang harus dilalui perusahaan untuk akhirnya bisa mendatangkan armada pesawat baru.

    “Tetapi kan kalau sampai betul-betul pesawatnya kita operasikan kan itu masih prosesnya panjang sekali,” tegasnya.

    Wamildan menyebut, pada Januari 2025 akan kedatangan sebanyak dua unit armada tambahan baru dari perusahaan Boeing. Dengan ini, total armada pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia mencapai 20 unit.

    “Jadi Januari ini kita kedatangan 2 pesawat lagi Boeing. Dan di Februari nanti kita operasikan 1 lagi tambahan 737. Harapannya nanti total sampai 2025 kita bisa mencapai sampai 20 pesawat,” ucapnya.

    Namun, ia tidak menyebut armada yang didatangkan tersebut merupakan pembelian baru atau sistem sewa.

    Pesawat Asal China

    Sebelumnya, Produsen pesawat asal China, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) kembali menerbangkan pesawat C919 buatannya ke luar negeri. Melansir Channel News Asia, Senin (19/2/2024) C919 melakukan penerbangan tinjauan perdana di Singapura pada Minggu (18/2).

     

     

  • CEO Jeju Air Dicekal ke Luar Negeri usai Kecelakaan Fatal Pesawat

    CEO Jeju Air Dicekal ke Luar Negeri usai Kecelakaan Fatal Pesawat

    Jakarta, CNN Indonesia

    CEO maskapai Korea Selatan Jeju Air, Kim E Bae, dilarang bepergian ke luar negeri usai kecelakaan pesawat yang menewaskan 179 orang pada pekan lalu.

    Polisi di Provinsi Jeolla Selatan mengonfirmasi pelarangan itu.

    “Tim investigasi menjatuhkan larangan bepergian ke luar negeri ke dua individu, termasuk CEO Jeju Air Kim E Bae,” kata polisi itu, dikutip AFP, Kamis (2/1).

    Sebelum pelarangan itu, polisi Korsel menggerebek kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan untuk menyelidiki kecelakaan fatal itu.

    “Polisi berencana untuk segera dan tegas menentukan penyebab dan tanggung jawab atas kecelakaan ini sesuai dengan hukum dan prinsip,” demikian menurut polisi.

    Polisi juga menyatakan surat perintah penggeledahan telah dikeluarkan. Menurut media Korsel Yonhap, surat perintah itu disetujui atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.

    Korsel juga mengumumkan akan memeriksa semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai mereka dengan fokus pemeriksaan pada roda pendaratan.

    Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 mengalami kecelakaan dan menyebabkan 179 dari 181 orang tewas. Kecelakaan ini merupakan bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di Korsel.

    (isa/bac)

  • Marak Kecelakaan Pesawat, Erick Thohir Panggil Garuda hingga AirNav

    Marak Kecelakaan Pesawat, Erick Thohir Panggil Garuda hingga AirNav

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir memanggil BUMN penerbangan yaitu PT Pelita Air Service, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), PT Cilitink Indonesia, PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports), dan AirNav terkait dengan banyaknya kecelakaan pesawat. 

    Erick menyoroti serangkaian kecelakaan pesawat terjadi dalam 10 hari terakhir yang menelan banyak korban jiwa seperti insiden di Korea Selatan, Kanada, hingga Norwegia. Erick mengeklaim pihaknya akan melakukan peninjauan ulang terkait kondisi pesawat terbang yang dimiliki tiap maskapai. 

    “Tadi kita reviu memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki masing-masing maskapai ini supaya benar-benar kita jaga dan juga tingkat kelelahan kru juga direviu,” kata Erick di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2025). 

    Selain meninjau kembali kondisi pesawat, Erick Thohir juga meminta Injourney Airports untuk memastikan keamanan di 37 bandara yang dikelolanya. Erick juga mengatakan, sedang dilakukan peninjauan kembali untuk beberapa bandara Injourney. 

    Selain itu, Erick juga mengimbau AirNav untuk melakukan peringatan dini untuk beberapa kendala di luar teknis seperti adanya kawanan burung maupun cuaca dan udara. 

    “Ada beberapa mungkin antisipasi karena beberapa kecelakan itu juga karena extraordinary, udara dan burung masuk ke mesin,” jelasnya. 

    Sebelumnya, sejumlah insiden kecelakaan pesawat terjadi secara beruntun pada Desember 2024. Kecelakaan pesawat di sejumlah negara tersebut diduga disebabkan oleh cuaca buruk hingga kesalahan teknis.

    Azerbaijan Airlines dikabarkan jatuh di Kazakhstan pada Natal 2025. Sebanyak 38 penumpang pesawat tewas akibat kecelakaan yang diduga disebabkan oleh cuaca buruk. 

    Selanjutnya, KLM Royal Dutch Airline Boeing 737-800 dan Air Canada. Keduanya mengalami kecelakaan, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. 

    Terakhir adalah Jeju Air dengan pesawat Boeingnya. Kecelakaan ini menewaskan 179 orang dari total 181 penumpang termasuk kru pesawat.

  • Polisi Korsel Gerebek Kantor-Bandara Jeju Air usai Kecelakaan Tragis

    Polisi Korsel Gerebek Kantor-Bandara Jeju Air usai Kecelakaan Tragis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polisi Korea Selatan menggerebek kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan pada Kamis (2/1) untuk menyelidiki kecelakaan fatal maskapai ini yang menewaskan 179 orang.

    Pihak berwenang melakukan operasi pencarian dan penyitaan di Bandara Muan, kantor penerbangan regional, dan kantor Jeju Air di Seoul.

    “Sehubungan dengan kecelakaan pesawat operasi pencarian dan penyitaan sedang dilakukan mulai pukul 09.00 pagi pada tanggal 2 Januari di tiga lokasi,” demikian pernyataan polisi yang diikirim ke AFP.

    “Polisi berencana untuk segera dan tegas menentukan penyebab dan tanggung jawab atas kecelakaan ini sesuai dengan hukum dan prinsip,” lanjut mereka.

    Polisi juga menyatakan surat perintah penggeledahan telah dikeluarkan.

    Menurut media Korsel Yonhap, surat perintah itu disetujui atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.

    Korsel juga mengumumkan akan memeriksa semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai mereka dengan fokus pemeriksaan pada roda pendaratan.

    Penjabat presiden Korea Selatan , Choi Sang-mok, mengatakan tindakan harus segera diambil jika penyelidikan mengungkap ada masalah dengan model pesawat tersebut.

    Pihak berwenang sebelumnya mengatakan 101 pesawat dengan model yang sama dioperasikan oleh enam maskapai penerbangan berbeda.

    “Karena ada kekhawatiran publik yang besar tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan dan lembaga terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan,” kata Choi.

    Dia lalu berujar, “Jika ditemukan masalah selama pemeriksaan, segera ambil tindakan perbaikan.”

    Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 mengalami kecelakaan hingga menewaskan 179 dari 181 penumpang.

    Insiden itu merupakan bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di Korea Selatan.

    Pihak berwenang Korsel telah menyelesaikan ekstraksi data awal untuk perekam suara kokpit. Namun, perekam data penerbangan rusak dan harus dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Foto Momen Terakhir Pilot Jeju Air Sebelum Kecelakaan Fatal di Bandara Muan – Halaman all

    Foto Momen Terakhir Pilot Jeju Air Sebelum Kecelakaan Fatal di Bandara Muan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah foto yang diduga mengabadikan momen terakhir kapten pilot pesawat Jeju Air yang jatuh dan merenggut nyawa 179 penumpang dan awak pesawat, telah beredar di dunia maya.

    Para warganet berbondong-bondong menyampaikan ungkapan belasungkawa mereka.

    Foto tersebut merupakan tangkapan layar yang diambil dari sebuah video yang merekam detik-detik pesawat Jeju Air mendarat dengan posisi miring, sebelum akhirnya bertabrakan dengan localizer.

    Dikutip dari SDF Aviation, localizer adalah pemancar yang memberikan sinyal pemandu kelurusan pesawat terhadap center line runway pada sistem pendaratan instrumen (ILS).

    Dikutip dari Korea JoongAng Daily, dalam gambar tersebut, tampak sang kapten meraih panel di atas kokpit, yang kemungkinan merupakan upaya terakhir untuk mengendalikan pesawat.

    Gambar ini pertama kali dibagikan pada Senin (30/12/2024) di platform Threads dengan judul: “Momen terakhir sang kapten. Tangannya berada di panel hingga akhir… Saya yakin dia mengerahkan segenap kemampuannya.”

    Banyak netizen yang menyampaikan belasungkawa dan penghormatan mendalam atas upaya keras yang dilakukan oleh sang kapten.

    Seorang pengguna mengomentari unggahan tersebut.

    “Pendaratan dengan posisi perut tampak sangat stabil, bahkan bagi saya yang tidak tahu banyak tentang penerbangan.”

    “Dia pasti mengandalkan seluruh pengalamannya. Sungguh tragis bahwa ledakan itu terjadi sebelum ada kesempatan untuk tindakan lebih lanjut.”

    Sementara itu, yang lain menulis, “Sungguh menyedihkan untuk berpikir bahwa sang kapten pasti merasa lega saat pesawat pertama kali menyentuh tanah.”

    Beberapa warganet bahkan berspekulasi sang kapten “memberikan yang terbaik dan bersiap menghadapi benturan.”

    Kapten yang terlibat dalam tragedi ini diidentifikasi sebagai seorang pilot berusia 45 tahun bernama Han.

    Han sendiri tercatat punyai lebih dari 6.800 jam pengalaman terbang.

    Dia dikenal sangat dihormati oleh rekan-rekannya berkat keterampilan terbangnya yang luar biasa.

    Seorang netizen yang mengaku berprofesi sebagai pilot maskapai asing, memberikan pendapatnya mengenai tindakan kapten tersebut.

    Meski sulit untuk menentukan maksud pasti dari foto tersebut, dia berpendapat kapten kemungkinan mencoba mengaktifkan kontrol untuk memaksimalkan gesekan dalam upaya pendaratan yang aman.

    “Bersiap menghadapi benturan adalah naluri, tetapi saya pikir dia mencoba mengambil tindakan. Apapun itu, ini sangat tragis,” ujar pilot tersebut.

    Ekstraksi Data Kotak Hitam

    Wakil Menteri Penerbangan Sipil di Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan, Joo Jong Wan, mengungkapkan pada Rabu (1/1/2025), perekam data penerbangan yang rusak akibat kecelakaan Jeju Air akan dikirim ke Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) di Washington.

    Perekam data tersebut sangat penting untuk menyelidiki insiden tersebut dan akan diperiksa lebih lanjut di NTSB.

    Pada hari yang sama, pemerintah Korea Selatan mengumumkan  data awal dari kotak hitam pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216, yang jatuh di Bandara Muan pada Minggu (29/12/2024), telah berhasil diekstraksi.

    “Ekstraksi Perekam Suara Kokpit (CVR) telah selesai, dan saat ini konversi file audio sedang dilakukan,” kata Joo.

    Namun, Perekam Data Penerbangan (FDR) masih belum berhasil diekstraksi karena konektor perangkat hilang.

    Meski demikian, pihak berwenang memastikan data yang ada di dalam FDR tidak rusak.

    lihat foto
    Personel forensik polisi dan pejabat Biro Investigasi Nasional bekerja di lokasi kejadian pesawat Boeing 737-800 Jeju Air jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Muan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 31 Desember 2024. – Boeing 737 -800 membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan ketika pesawat tersebut jatuh pada saat kedatangan pada tanggal 29 Desember, menewaskan semua orang di dalamnya — kecuali dua pramugari yang ditarik dari kecelakaan tersebut. puing-puing bencana penerbangan terburuk di tanah Korea Selatan. (Photo by YONHAP / AFP)

    Dari data CVR yang sudah tersedia, diperkirakan akan terungkap rincian percakapan di kokpit, termasuk proses pengembalian dan pendaratan pesawat.

    Ada kekhawatiran mengenai perangkat yang menghubungkan FDR ke alat ekstraksi, yang hilang setelah kecelakaan, menyebabkan penundaan dalam proses ekstraksi data lebih lanjut.

    Pesan Terakhir Penumpang dan Laporan Saksi

    Sebelum kecelakaan, seorang penumpang sempat mengirim pesan teks yang mengabarkan pesawat tidak bisa mendarat akibat burung yang tersangkut di sayap.

    Setelah pesan tersebut, penumpang tidak bisa dihubungi lagi.

    Para saksi mata melaporkan melihat api dari mesin pesawat dan mendengar beberapa ledakan sebelum pesawat jatuh.

    Dalam video yang beredar, pesawat terlihat berusaha mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang.

    Saksi mata lain, Cho, melaporkan pesawat tampak turun dengan kilatan cahaya sebelum mendengar ledakan keras dan melihat asap tebal.

    Beberapa saksi mendengar suara “gesekan logam” sebelum pesawat jatuh.

    Para pejabat menduga kegagalan roda pendaratan akibat tabrakan burung bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan tersebut.

    lihat foto
    Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi kejadian pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 29 Desember 2024. – Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang dari Thailand hingga Korea Selatan jatuh saat tiba, menabrak penghalang dan terbakar, menyebabkan semua orang kecuali dua orang dikhawatirkan tewas. (JUNG YEON-JE / AFP)

    Kondisi Korban Selamat

    Dua penumpang yang selamat dari kecelakaan dilaporkan mengalami amnesia traumatis.

    Salah satunya, seorang pramugari, tidak ingat apa yang terjadi setelah ia mengenakan sabuk pengaman, mengira pesawat akan segera mendarat.

    Pramugari tersebut mengaku tidak ingat apa pun setelah itu, yang menunjukkan kemungkinan adanya dampak psikologis berat akibat kecelakaan tersebut.

    Penyebab Kecelakaan: Bird Strike?

    Para pejabat meyakini bahwa kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan burung, dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan tersebut.

    Bird strike, atau tabrakan burung, adalah kejadian umum dalam penerbangan, meskipun jarang menyebabkan kecelakaan fatal.

    Di Inggris, misalnya, pada 2022 lebih dari 1.400 kejadian tabrakan burung dilaporkan, namun hanya sekitar 100 yang berdampak langsung pada pesawat.

    Meskipun demikian, tabrakan burung yang menyebabkan kerusakan pada sistem roda pendaratan masih sangat jarang terjadi.

    Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini adalah Boeing 737-800, yang telah beroperasi selama 15 tahun.

    Pesawat ini biasa digunakan untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah dan telah menjalani pemeriksaan terjadwal.

    Jeju Air, maskapai berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, menegaskan kecelakaan ini tidak terkait dengan kelalaian perawatan pesawat.

    Pesawat ini melakukan 13 penerbangan dalam 48 jam sebelum jatuh.

    Meskipun pesawat ini tidak tergolong tua, beberapa analis mencatat penerbangan jarak pendek yang sering dapat mempercepat kelelahan pesawat.

    Penyelidikan Lanjutan dan Tindak Lanjut

    Penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan untuk memahami lebih dalam penyebab kecelakaan ini.

    lihat foto
    Tim pemulihan bekerja di lokasi kejadian pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Muan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 30 Desember 2024. Boeing 737-800 itu membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan ketika pesawat itu jatuh pada saat kedatangan pada tanggal 29 Desember, menewaskan semua orang di dalamnya — kecuali dua pramugari yang ditarik dari reruntuhan bencana penerbangan terburuk di wilayah Korea Selatan. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)

    Sejauh ini, para ahli penerbangan meragukan tabrakan burung dapat menyebabkan kegagalan total dalam pengoperasian pesawat, terutama yang melibatkan sistem roda pendaratan.

    Proses ekstraksi data dari FDR diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

    Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, yang didirikan pada 2005 dan berpusat di Jeju.

    Maskapai ini tercatat memiliki pendapatan sebesar 1,724 triliun won pada 2023.

    Jeju Air adalah pemimpin pasar di antara maskapai penerbangan berbiaya rendah di Korea, dengan armada yang sebagian besar terdiri dari pesawat Boeing 737-800.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Saham Boeing Ambruk 32 Persen di 2024

    Saham Boeing Ambruk 32 Persen di 2024

    Jakarta, CNN Indonesia

    Saham Boeing anjlok 32 persen sepanjang 2024. Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu menjadi perusahaan yang paling merugi tahun 2024 dalam Indeks Dow Jones.

    Saham produsen pesawat itu ambrol 32 persen usai diterpa satu krisis ke krisis lainnya. Terakhir, soal kecelakaan armada Boeing milik maskapai Jeju Air asal Korea Selatan juga turut membuat sahamnya turun.

    Pada awal 2024, saham Boeing dibuka pada harga US$257,50 per lembar. Namun, ledakan panel kabin Alaska Airlines yang menggunakan Boeing 737 MAX pada 5 Januari 2024 menjadi hantaman berat pertama bagi Boeing tahun lalu.

    Ledakan panel kabin itu memicu penyelidikan dan penghentian sementara pesawat Boeing 737 Max yang populer itu.

    Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pun membatasi produksi 737 sebanyak 38 armada per bulan dengan alasan demi keselamatan dan kualitas pesawat. Pembatasan produksi ini hingga kini belum dicabut. Imbasnya, saham Boeing jatuh ke US$211.

    Di tengah pembatasan produksi, Boeing juga diadang masalah rantai pasok, masalah kualitas hingga mogok kerja pegawai yang berlangsung 7 minggu. Sebagian besar produksi pesawat komersialnya, termasuk proyek 737, jadi terganggu.

    Berdasarkan laporan Reuters, Boeing juga terus membukukan kerugian besar dari unit komersial, militer, dan antariksanya sepanjang 2024.

    Pada Juli 2024, perusahaan mengumumkan kesepakatan pembelian perusahaan pemasok yang merugi, Spirit AeroSystems, senilai US$4,7 miliar. Namun, Spirit juga diganggu oleh masalah kualitas produksi.

    Sebulan kemudian, Kelly Ortberg bergabung dengan Boeing sebagai CEO, menggantikan Dave Calhoun.

    Namun pada awal September 2024, sekitar 33 ribu karyawan melakukan aksi mogok kerja. Perselisihan ini berlanjut hingga November. Saham Boeing pun mencapai titik terendah di US$137,07.

    Di penghujung tahun 2024, dua pesawat buatan Boeing jenis 737-800 mengalami kecelakaan. Pertama, pesawat Boeing KLM Airlines tergelincir keluar dari landasan pacu di Norwegia pada Sabtu (28/12/2024) akibat kerusakan hidrolik yang membuat pesawat mendarat darurat.

    Kedua, meledaknya Boeing 737-800 milik Jeju Air yang merenggut nyawa 179 orang di Korea Selatan pada Minggu pagi (29/12/2024).

    Selama mogok kerja pegawai, Bos Boeing Ortberg mengumumkan rencana PHK terhadap 10 persen pekerja. Janji Ortberg untuk memangkas biaya tenaga kerja dan memulai kembali produksi 737 pada awal Desember sempat membantu saham Boeing pulih ke US$177 pada Selasa (31/12/2024) atau hari terakhir perdagangan bursa.

    (pta/pta)

  • Perekam Suara Kokpit Pesawat Jeju Air Berhasil Diekstraksi, FDR Masih Dalam Proses – Halaman all

    Perekam Suara Kokpit Pesawat Jeju Air Berhasil Diekstraksi, FDR Masih Dalam Proses – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korea Selatan telah mengekstraksi data awal dari kotak hitam pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 yang jatuh di Bandara Muan pada Minggu (29/12/2024).

    “Ekstraksi awal Perekam Suara Kokpit (CVR) telah selesai,” kata Wakil Menteri Penerbangan Sipil, Joo Jong-wan, Rabu (1/1/2025).

    “Hari ini, kami memulai proses konversi ke format file audio,” lanjutnya.

    “Kami berencana menyelesaikan pekerjaan ekstraksi audio sesegera mungkin,” tambahnya, seperti diberitakan surat kabar Hankyoreh.

    Data kotak hitam pertama CVR telah diekstraksi, sementara kotak hitam kedua Perekam Data Penerbangan (FDR) masih belum diekstraksi.

    Ia mencatat para ahli masih mencoba mengekstrak data dari kotak hitam kedua.

    Setelah analisis selesai, diharapkan dapat mengungkap pembicaraan rinci tentang proses pengembalian dan proses pendaratan badan pesawat.

    Data di FDR yang ditemukan dalam keadaan rusak, dipastikan masih utuh.

    Saat ini, ekstraksi data tidak dilakukan pada perangkat ini karena perangkat yang menghubungkannya ke perangkat ekstraksi data telah hilang.

    Ada kekhawatiran bahwa data itu sendiri telah rusak, namun Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi menegaskan hal tersebut tidak terjadi.

    “Karena konektor (perangkat penghubung) ditemukan hilang, kami sedang melakukan pemeriksaan akhir tentang cara mengekstrak datanya,” kata Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi.

    “Jika konektornya terlepas, diperlukan teknologi canggih untuk menyambungkannya kembali,” tambahnya.

    Kondisi Korban Selamat Alami Amnesia Traumatis

    Satu dari hanya dua orang yang selamat dari kecelakaan pesawat Jeju Air pada Minggu (29/12/2024) tampaknya mengalami amnesia traumatis.

    Dia tidak mengingat insiden kecelakaan mematikan tersebut.

    Ketika dokter di Rumah Sakit Mokpo Hankook bertanya tentang kondisinya, pramugari tersebut dilaporkan menjawab dengan kebingungan: “Apa yang terjadi? Bagaimana saya bisa ada di sini?”.

    Ia mengatakan kepada dokter bahwa hal terakhir yang ia ingat adalah mengenakan sabuk pengaman sebelum mendarat, karena ia mengira pesawat akan segera mendarat.

    Korban selamat itu mengaku tidak ingat apa pun setelah itu, Straits Times melaporkan.

    Seorang pramugari lainnya, yang juga selamat dan dirawat di rumah sakit yang sama, mengalami kondisi yang serupa.

    Pesan Terakhir

    Sebelum kecelakaan, seorang penumpang sempat mengirim pesan teks kepada keluarganya, mengabarkan bahwa pesawat tidak bisa mendarat karena ada burung yang tersangkut di sayapnya.

    Ini adalah salah satu pesan terakhir yang diketahui dikirimkan oleh penumpang tersebut kepada kerabatnya.

    “Seekor burung tersangkut di sayap pesawat, dan kami tidak bisa mendarat. Baru saja. Haruskah saya meninggalkan pesan terakhir saya?” kata penumpang tersebut dalam pesan teks kepada kerabat.

    Kerabat tersebut mengungkapkan bahwa setelah itu, penumpang tersebut tidak dapat dihubungi lagi.

    Para saksi mata kecelakaan melaporkan melihat api di mesin pesawat dan mendengar beberapa ledakan sebelum bencana, menurut kantor berita Yonhap.

    Dalam video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal, pesawat terlihat mencoba mendarat tanpa memasang roda pendaratannya.

    Seorang saksi yang hanya dikenal sebagai Tn. Cho, melihat pesawat itu turun saat ia sedang berjalan sekitar 4,5 km dari bandara.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” katanya, seperti dikutip Yonhap.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, dan kemudian saya mendengar serangkaian ledakan.”

    lihat foto
    Personel forensik polisi dan pejabat Biro Investigasi Nasional bekerja di lokasi kejadian pesawat Boeing 737-800 Jeju Air jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Muan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 31 Desember 2024. – Boeing 737 -800 membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan ketika pesawat tersebut jatuh pada saat kedatangan pada tanggal 29 Desember, menewaskan semua orang di dalamnya — kecuali dua pramugari yang ditarik dari kecelakaan tersebut. puing-puing bencana penerbangan terburuk di tanah Korea Selatan. (Photo by YONHAP / AFP)

    Saksi lain, Kim Yong-cheol yang berusia 70 tahun, mengatakan pesawat itu gagal mendarat pada percobaan pertama. Kemudian, pesawat itu berputar balik untuk mencoba lagi sebelum jatuh.

    Tuan Kim mengingat mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan, demikian laporan Yonhap.

    Ia juga mengaku mendengar “ledakan keras”dan melihat “asap hitam mengepul ke langit”.

    Menurut Yonhap, para pejabat meyakini bahwa kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan burung, dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan tersebut.

    Apa Itu Bird Strike?

    Bird strike atau tabrakan burung adalah kejadian ketika pesawat yang sedang terbang bertabrakan dengan seekor burung.

    Tabrakan ini cukup umum terjadi di seluruh dunia.

    Di Inggris, misalnya, pada tahun 2022, lebih dari 1.400 kejadian tabrakan burung dilaporkan, meskipun hanya sekitar 100 di antaranya yang memengaruhi pesawat, menurut data dari Otoritas Penerbangan Sipil Inggris.

    Salah satu tabrakan burung yang paling parah terjadi pada tahun 2009, ketika pesawat Airbus yang terbang dari New York melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson setelah bertabrakan dengan sekawanan angsa.

    Meskipun pesawat mengalami kerusakan, seluruh 155 penumpang dan awak selamat, seperti dilaporkan BBC.

    Pesawat-pesawat modern, seperti Boeing, Airbus, dan Embraer, dilengkapi dengan mesin turbofan, yang rentan terhadap kerusakan serius akibat tabrakan dengan burung.

    Profesor Doug Drury, seorang pengajar penerbangan di CQUniversity Australia, menjelaskan bahwa burung biasanya dapat merusak mesin pesawat jika mengenai bagian mesin atau sayap.

    Pilot pesawat dilatih untuk lebih waspada terhadap tabrakan burung, terutama pada waktu-waktu tertentu, seperti pagi hari atau saat matahari terbenam, ketika burung lebih aktif.

    Namun, beberapa pakar penerbangan meragukan apakah tabrakan burung dapat menyebabkan kecelakaan parah, terutama di Bandara Muan.

    “Biasanya, tabrakan dengan burung tidak menyebabkan hilangnya pesawat,” kata Thomas, seorang ahli keselamatan penerbangan, kepada Reuters.

    Sementara itu, Geoffrey Dell, seorang pakar keselamatan penerbangan asal Australia, menambahkan, “Saya belum pernah mendengar adanya tabrakan burung yang menghalangi roda pendaratan untuk dikeluarkan.”

    Kondisi Pesawat

    Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah Boeing 737-800, yang diproduksi pada September 2009.

    Pesawat tersebut sering digunakan untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.

    Pesawat ini berusia 15 tahun.

    Antara 27 dan 28 Desember 2024, pesawat ini melaksanakan 13 penerbangan dalam 48 jam sebelum akhirnya jatuh.

    Pesawat tersebut merupakan bagian dari armada Jeju Air yang paling umum digunakan, dengan 37 dari 39 pesawat maskapai ini menggunakan model Boeing 737-800.

    Meskipun tidak dianggap tua oleh otoritas penerbangan Korea Selatan, para analis menyatakan bahwa penerbangan jarak pendek yang sering dapat mempercepat kelelahan pesawat.

    Jeju Air memastikan, pesawat tersebut telah menjalani pemeriksaan terjadwal dan tidak ada kelalaian dalam perawatannya.

    “Kecelakaan ini tidak terkait dengan kelalaian perawatan pesawat,” kata Song Kyung-hoon, Kepala Divisi Dukungan Manajemen Jeju Air, dalam konferensi pers.

    Meskipun demikian, penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan.

    Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, yang didirikan pada 2005, dikutip dari Chosun Daily.

    Maskapai ini berkantor pusat di Kota Jeju dan merupakan pemimpin pasar di antara maskapai penerbangan berbiaya rendah di Korea.

    Pada 2023, Jeju Air mencatatkan penjualan sebesar 1,724 triliun won dan laba operasi sebesar 169,8 miliar won.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)