Perusahaan: Boeing

  • Aksi Mulia Huening Kai TXT, Donasi Rp 551,7 Juta untuk Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Aksi Mulia Huening Kai TXT, Donasi Rp 551,7 Juta untuk Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Jakarta, Beritasatu.com – Personel grup idola K-Pop TXT, Huening Kai memberikan donasi untuk keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air. Donasi tersebut diberikan melalui organisasi Palang Merah Korea.

    “Huening Kai memberikan donasi 50 juta won (sekitar Rp 551,7 juta) pada 1 Januari 2025 untuk korban kecelakaan pesawat Jeju Air,” jelas Palang Merah Korea dilansir dari KpopStarz pada Sabtu (4/1/2025).

    Donasi yang diberikan Huening Kai akan digunakan untuk mendukung keluarga korban yang terdampak oleh peristiwa kecelakaan maut tersebut. Selain itu, bantuan yang diberikan sang idola juga untuk membantu proses pemulihan pascakejadian.

    Atas kejadian kecelakaan pesawat Jeju Air, duka mendalam dirasakan oleh Huening Kai. Maka dari itu, hatinya  tergerak untuk membantu para korban dan keluarganya.

    “Saya merasakan kesedihan yang mendalam saat mendengar kabar mendadak tentang kecelakaan tersebut. Saya ingin memberikan bantuan, sekecil apa pun, kepada keluarga yang berduka,” kata Huening Kai dalam sebuah pernyataan.

    Sementara itu, selain Huening Kai TXT sejumlah selebritas Korea Selatan juga telah memberikan donasi untuk korban kecelakaan Jeju Air, di antaranya Im Siwan, Park Na-rae, J-Hope BTS, Lee Young-ji, hingga Jin Lovelyz.

    Diberitakan sebelumnya, tragedi Jeju Air sendiri terjadi ketika pesawat Boeing 737-800 jatuh saat mendarat di Bandara Muan pada 29 Desember 2024. 

    Pesawat tergelincir setelah menabrak burung dan mengalami masalah pada roda pendaratan, sebelum akhirnya terbakar hebat. Peristiwa tersebut membuat Huening Kai TXT merasa tersentuh dan memberikan bantuan donasi untuk para korban.

  • Lion Air Group Ditunjuk jadi Maskapai Penerbangan Haji 2025, Begini Kesiapannya

    Lion Air Group Ditunjuk jadi Maskapai Penerbangan Haji 2025, Begini Kesiapannya

    Bisnis.com, JAKARTA – Lion Air Group mendapat kesempatan untuk melayani penerbangan jemaah Indonesia dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. 

    Hal tersebut diungkapkan Direktur Lion Group Daniel Putut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/1/2025).

    “Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada pemerintah memberikan kepercayaan kepada kami di 2025 ini untuk ikut menjadi melayani jemaah haji Indonesia untuk musim haji 2025,” Direktur Lion Group Daniel Putut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR RI, dikutip dari siaran YouTube DPR, Jumat (3/1/2025).

    Sejalan dengan hal tersebut, Lion Air Group telah melakukan sejumlah persiapan untuk masing-masing embarkasi dan debarkasi. Secara terperinci, sebanyak 10 pesawat disiapkan untuk mengangkut jemaah haji Indonesia, 116 pilot, serta 131 pramugara dan pramugari.

    Kemudian, pihaknya juga menyiapkan 64 engineer di mana semuanya memiliki kualifikasi secara safety, security maupun service. Pesawat yang disiapkan merupakan milik Lion Air Group.

    “Kami siapkan 10 pesawat dan paling tua usia pesawatnya adalah 2014, jadi baru 10 tahun, yang lain bahkan ada yang usia 2 tahun,” ungkapnya.

    Selain 10 pesawat tersebut, Lion Air Group menyiapkan sebanyak tiga pesawat cadangan untuk mendukung proses pemberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci.

    Dengan persiapan ini, Daniel optimistis permasalahan haji yang sering dihadapi tidak terulang kembali lantaran pihaknya berkomitmen untuk menjalankan rencana ibadah haji 2025 dengan baik. 

    “Kami punya fasilitas perawatan pesawat sendiri dan saat ini pesawat-pesawat yang kami persiapkan untuk menjalankan rencana ibadah haji 2025 kami siapkan di MRO yang ada di Batam,” ujarnya. 

    Daniel menuturkan, Lion Air Group sejak 2009 sudah mulai melayani jemaah umrah dengan dua pesawat wide body tipe Boeing 747-400. 

    Kemudian pada 2011, salah satu maskapai di Arab Saudi, Flynas, menyewa pesawat-pesawat Lion Air Group untuk membantu penerbangan jemaah haji dari negara-negara Afrika, Eropa, hingga Asia Tengah ke Arab Saudi.

    “…sehingga hampir 13 tahun sebetulnya kami sudah melayani penerbangan-penerbangan dengan jemaah umrah,” pungkasnya. 

  • Kecelakaan Jeju Air, Korsel Perpanjang Inpeksi Boeing 737-800

    Kecelakaan Jeju Air, Korsel Perpanjang Inpeksi Boeing 737-800

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Transportasi Korea Selatan (Korsel) memperpanjang inspeksi selama seminggu terhadap seluruh 101 jet Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai negara tersebut. Hal ini terjadi setelah kecelakaan pesawat Jeju Air seri tersebut yang menewaskan 179 orang akhir pekan lalu.

    Dalam keterangan Jumat (3/1/2025), inspeksi tersebut seharusnya selesai pada hari Jumat tetapi diperpanjang hingga 10 Januari untuk pemeriksaan tambahan. Langkah ini diambil setelah pembuat mesin jet, General Electric (GE), bergabung dalam penyelidikan itu.

    Kementerian mengatakan akan memeriksa mesin, catatan perawatan, dan roda pendaratan pada seluruh 737-800, dan operasi maskapai penerbangan dapat ditangguhkan karena pelanggaran serius. Mesin pesawat diketahui diproduksi di bawah usaha patungan CFM International milik GE dengan Safran.

    “Inspeksi tersebut seharusnya selesai pada hari Jumat tetapi diperpanjang hingga 10 Januari untuk pemeriksaan tambahan, seperti apakah maskapai penerbangan menghabiskan cukup waktu untuk melakukan perawatan dan mengamankan suku cadang untuk perbaikan,” kata seorang pejabat kementerian kepada wartawan.

    Kementerian Transportasi juga mengadakan pertemuan darurat dengan para kepala eksekutif dari 11 maskapai penerbangan, untuk membahas langkah-langkah guna meningkatkan keselamatan penerbangan. Ini termasuk dua maskapai ternama Negeri Ginseng, Korean Air dan Asiana Airlines.

    “Penyelidik akan menganalisis data pada 107 ponsel yang ditemukan dari lokasi kecelakaan, termasuk pesan teks, untuk mendapatkan petunjuk tentang apa yang terjadi menjelang kecelakaan tersebut,” kata Yonhap News.

    Meskipun belum jelas apa yang menyebabkan bencana tersebut, kecelakaan Jeju Air menambah persoalan keselamatan Boeing. Padahal, Boeing telah diterpa sejumlah insiden yang melibatkan seri penerus 737, 737 MAX.

    Boeing 737-800 merupakan salah satu pesawat narrow body Boeing yang paling laris di pasaran dunia. Banyak maskapai besar seperti American Airlines, Ryanair, China Eastern, hingga Turkish Airlines merupakan pengguna pesawat yang bisa terbang dengan daya jelajah 5.700 km ini.

    Di Indonesia, seri pesawat ini digunakan oleh sejumlah maskapai penerbangan. Seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, BBN Airlines, dan Batik Air.

    (sef/sef)

  • Puing Pesawat Jeju Air Mulai Diangkat

    Puing Pesawat Jeju Air Mulai Diangkat

    Seoul

    Lima hari berlalu setelah kecelakaan maut Jeju Air, puing dari pesawat itu mulai diangkat. Alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi badan si burung besi.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), evakuasi bangkai pesawat Boeing 737-800 itu dilakukan menggunakan crane berwarna kuning.

    Berdasarkan pantauan di lokasi Bandara Udara Internasional Muan, Korea Selatan, bagian pesawat yang sudah gosong terlihat mulai diangkat. Bagian itu terlihat seperti bagian dari mesin pesawat.

    “Hari ini, kita mengangkat bagian ekor pesawat,” kata kepala investigasi dari kepolisian provinsi Jeolla Selatan, Na Won-ho, kepada wartawan dalam konferensi pers.

    “Kami berharap ada banyak sisa-sisa yang ditemukan dari bagian ini,” imbuh Na.

    “Agar semua bisa lengkap dan agar kita mendapatkan hasilnya, kita harus menunggu sampai besok,” ujarnya.

    Lokasi kecelakaan ada di dekat bangunan pelokalisir, yakni berwujud bangunan beton dengan susunan antena di atasnya, sebut saja semacam tembok beton. Tembok beton inilah yang menjadi sorotan karena pesawat nahas itu meledak usai menabrak tembok beton ini.

    (dnu/dnu)

  • Tak Cuma Boeing, Garuda Buka Peluang Beli Pesawat dari China

    Tak Cuma Boeing, Garuda Buka Peluang Beli Pesawat dari China

    Jakarta, CNN Indonesia

    Garuda Indonesia membuka peluang untuk membeli pesawat selain dari perusahaan Amerika Serikat (AS), The Boeing Company. Salah satunya
    dari perusahaan China Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (Comac).

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan pihaknya sedang menjalin pembicaraan dengan Comac.

    “Sampai sekarang itu masih menjadi kajian kami. Kalau komunikasi sudah dimulai, tapi kan sampai betul-betul pesawatnya kita operasikan prosesnya masih panjang sekali,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Kamis (2/1).

    Wamildan mengatakan Garuda Indonesia menargetkan penambahan 20 pesawat pada 2025 di mana dua pesawat merek Boeing akan datang Januari ini. Meski begitu, ia tak menyebut secara rinci merek seluruh 20 pesawat yang akan ditambah tahun ini.

    Ia hanya mengatakan dunia penerbangan internasional memang sedang kesulitan mencari pesawat yang baru maupun bekas.

    “Kalau pertanyaan tadi mereknya apa, jadi hal ini sudah menjadi hal yang terjadi di dunia saat ini betapa sulitnya kita akan mencari pesawat yang available baik baru maupun yang second. Tentunya ini bukan menjadi pilihan tetapi dengan semangat bahwa kita ingin tetap merampingkan jumlah pesawat yang ada, tentunya kita akan memaksimalkan pesawat apa, jenis apa yang akan kita peroleh selama tahun 2025,” katanya.

    Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan jumlah pesawat Garuda Indonesia memang sangat kurang. Jumlah pesawat Garuda Group berkurang dari 150 unit sebelum pandemi menjadi hanya 90 unit saat ini.

    “Berarti kan kurang memang pesawat kita. Nah, karena kurang pesawat, wajar kalau misalnya BUMN juga mencari celah, apakah bisa ada penambahan pesawat,” katanya.

    Terkait sumber dana untuk penambahan armada, Arya masih belum bisa memastikan. Sumbernya bisa campuran dari keuangan Garuda dan didukung oleh Kementerian BUMN

    “Nah, nanti kita akan carikan cara bagaimana dengan misalnya tadi kan Pak Dirut sudah katakan bahwa ada kombinasi antara kemampuan finansialnya Garuda dengan dorongan dari kita. Kami masih nunggu proposal dari Garuda,” katanya.

    (fby/agt)

  • Bandara Muan Digeledah Lagi Buntut Kecelakaan Jeju Air, Dokumen Diamankan

    Bandara Muan Digeledah Lagi Buntut Kecelakaan Jeju Air, Dokumen Diamankan

    Jakarta

    Kepolisian Provinsi Jeonnam Korea Selatan kembali melakukan penggeledahan dan penyitaan di kantor Bandara International Muan. Penggeledahan itu untuk mengamankan sejumlah materi terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Jumat (3/1/2025), sebelumnya polisi mengirim sekitar 30 penyidik untuk menggeledah kantor Jeju Air di Seoul dan kantor Muan dari Kantor Penerbangan Regional Busan Kamis (2/1) kemarin pada pukul 9 pagi. Penggeledahan itu selesai pada pukul 2 siang dan 7 malam di hari yang sama.

    Polisi mengamankan sejumlah bukti yang terkait dengan keabsahan localizer bandara, dinding beton yang menampung susunan antena yang terletak di dekat landasan pacu pada saat itu, serta rekaman komunikasi antara menara kontrol dan pilot sesaat sebelum pesawat jatuh.

    Polisi juga berupaya mengamankan kamera pengawas di dekat landasan pacu, dan rekaman yang terkait dengan pengoperasian dan perawatan pesawat yang dimaksud.

    “Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian,” kata para pejabat.

    Diketahui, Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di Korea Selatan bagian barat daya, mengalami kecelakaan pada Minggu (29/12/2024). Sebanyak 179 orang tewas dan 2 orang selamat akibat insiden itu.

    Dua awak pesawat, yang duduk di bagian ekor Boeing 737-800, berhasil diselamatkan hidup-hidup oleh tim penyelamat. Seorang pejabat kementerian transportasi mengatakan salah satu dari korban selamat masih dalam kondisi kritis dan yang lainnya dirawat karena luka-luka.

    (yld/imk)

  • Biaya Ibadah Haji 2025, Apa Saja Usulan dan Rincian Terbaru?

    Biaya Ibadah Haji 2025, Apa Saja Usulan dan Rincian Terbaru?

    Biaya Ibadah Haji 2025, Apa Saja Usulan dan Rincian Terbaru?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah bersama Komisi VIII DPR sedang mengkaji dan merumuskan biaya ibadah haji (BPIH) untuk tahun 2025.
    Pengusulan biaya ini menjadi sangat penting, terutama karena DPR meminta agar total biaya tidak melebihi Rp 90 juta.
    Pada saat ini, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan BPIH sebesar Rp 93.389.684, di mana jemaah akan menanggung beban sebesar Rp 65.372.779.
    Total kuota yang didapat Indonesia tahun ini mencapai 221.000 jemaah haji.
    Ketua Panja DPR Abdul Wachid mengungkapkan hasil telaah Komisi VIII yang menunjukkan bahwa rata-rata BPIH untuk tahun 1446 Hijriah (2025 Masehi) dapat dirasionalisasi hingga di bawah Rp 90 juta.
    “Wah ini luar biasa di bawah Rp 90.000.000,” ujarnya.
    Abdul menambahkan bahwa hasil telaah Komisi VIII sejalan dengan temuan Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, meskipun hasil telaah Menteri Agama Nasaruddin Umar menunjukkan angka yang berbeda.
    Oleh karena itu, Abdul meminta agar Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief dan Badan Penyelenggara Haji (BPH) menelaah BPIH ini dengan saksama
    Dia yakin bahwa Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan kembali membahas nilai manfaat yang bisa diberikan kepada BPIH.
    “BPKH lah yang nanti mengetahui secara detail ketersediaan nilai manfaat yang dapat digunakan pada penyelenggaraan haji tahun 2025 Masehi,” jelas Abdul.
    “Apabila nilai manfaat yang tersedia BPKH memadai, maka usulan komposisi BPIH tahun 2025 Masehi yang terdiri dari BIPIH sebesar 70 persen dan nilai manfaat 30 persen dapat direformulasi ulang,” imbuhnya.
    Hilman Latief menjelaskan rincian
    kuota jemaah haji
    untuk tahun 2025.
    Kuota total untuk Indonesia mencapai 221.000 jemaah, dengan 203.320 di antaranya merupakan jemaah haji reguler.
    Sisanya, sebanyak 17.680, adalah jemaah haji khusus.
    Dia menegaskan bahwa pengawas dan petugas haji tidak termasuk dalam kuota tersebut.
    “Untuk tim PHU, termasuk juga pengawas, DPR RI, DPD RI, BPK RI, dan lain-lain itu masuknya ke dalam kuota petugas bukan kuota jemaah,” imbuhnya.
    Jemaah haji gelombang pertama akan diberangkatkan mulai 2 Mei 2025.
    “Kita insya Allah tanggal 2-16 Mei pemberangkatan jemaah haji gelombang satu,” katanya.
    Sementara itu, gelombang kedua dijadwalkan dari 17 hingga 31 Mei 2025.
    Hilman menegaskan, sudah tidak ada keberangkatan setelah 31 Mei 2025.
    Sementara itu, puncak ibadah haji akan mulai digelar pada 5 Juni 2025, dengan pertimbangan Idul Adha jatuh pada 6 Juni 2025.
    “Puncak haji wukuf di Arafah tanggal 5 Juni. Jadi jemaah akan berangkat ke Arafah pada tanggal 4 Juni 2025. Idul Adha-nya di tanggal 6 Juni (10 Dzulhijjah) mudah-mudahan tidak ada pergeseran tanggal,” jelasnya.
    Lion Air Group mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk melayani penerbangan jemaah haji tahun 2025.
    President Director of Lion Air Group Captain Daniel Putut Adi Kuncoro mengungkapkan rasa syukurnya atas kepercayaan ini.
    “Kami ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada pemerintah, memberikan kepercayaan kepada kami di tahun 2025 ini untuk ikut menjadi melayani jemaah haji Indonesia untuk musim Haji 2025,” ujar Daniel.
    Daniel menjelaskan, Lion Air Group sudah mulai melayani jemaah umrah Indonesia sejak 2009.
    Sejak itu, dia membeberkan, Lion Air Group telah memiliki dua pesawat wide body, dengan tipe Boeing 747-400.
    2 tahun kemudian, atau pada 2011, Lion Air Group mendapat kepercayaan dari maskapai asal Arab Saudi, Flynas, untuk menyewakan sejumlah pesawat.
    Pesawat Lion Air Group yang disewa Flynas ini kemudian ikut membantu penerbangan jemaah haji.
    “Tetapi dari negara-negara Afrika, Eropa, Asia Tengah, dan Asia, termasuk Indonesia. Sehingga hampir 13 tahun sebetulnya kami sudah melayani penerbangan-penerbangan dengan jemaah umrah,” papar Daniel.
    “Pada 2025 mudah-mudahan menjadi tahun yang baik dan tahun yang bersyukur bagi kita semua, khususnya bagi Lion Air mendapatkan kesempatan untuk diundang dalam melayani jemaah haji tahun 2025,” imbuhnya.
    Abdul Wachid menekankan bahwa ada banyak
    komponen biaya haji
    yang masih bisa ditekan, seperti biaya penerbangan, pemondokan, katering, transportasi, dan pelayanan jemaah haji.
    “Setelah kami hitung, ada lima komponen yang harus dievaluasi,” ujarnya.
    Misalnya, untuk biaya penerbangan, Abdul mengeklaim bahwa mereka menemukan tiket pesawat yang lebih murah daripada yang diajukan pemerintah, yang awalnya berada di angka Rp 33 juta.
    Begitu pula untuk biaya pemondokan yang sekitar Rp 17 juta. Mereka mengeklaim menemukan beberapa pemondokan yang harganya lebih murah.
    Kemudian untuk katering, anggaran sekali makan sekitar Rp 70.000 (16,5 riyal Arab Saudi), hal itu bisa ditekan setengahnya.
    “Jadi para calon jemaah haji jangan khawatir kalau katering diturunkan nanti kualitasnya turun. Sebenarnya yang dulu tidak sesuai dengan nilai anggaran yang kita berikan,” kata Abdul.
    Selanjutnya, biaya masyair yang diusulkan sebesar Rp 17 juta (4.000 riyal Arab Saudi) ,bisa ditekan hingga Rp 11 juta (2.700 riyal Arab Saudi).
    Selain itu, DPR berencana untuk mengevaluasi kembali semua biaya, termasuk biaya sewa bus yang akan digunakan oleh jemaah di Tanah Suci.
    “Akan ada perhitungan ulang dan estimasi untuk biaya-biaya tersebut. Termasuk tadi ada biaya manasik. Manasik yang seharusnya tidak dimasukkan, tidak perlu dianggarkan,” kata Abdul, dengan harapan bahwa ibadah haji pada 2025 dapat dilakukan dengan biaya yang lebih efisien dan pelayanan yang lebih baik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air, Cari Dokumen Operasional Boeing  737 usai Kecelakaan Tragis – Halaman all

    Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air, Cari Dokumen Operasional Boeing  737 usai Kecelakaan Tragis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi Korea Selatan menggeledah kantor maskapai penerbangan Jeju Air setelah insiden kecelakaan tragis yang menimpa pesawat Jeju Air 7C2216 jenis Boeing 737-800.

    Dilansir The Guardian, penggeledahan dilakukan sebagai bagian dari investigasi atas kecelakaan hari Minggu (29/12/2024), yang menewaskan 179 orang.

    Adapun penggeledahan ini dilakukan pihak berwenang setempat untuk mencari dan menyita dokumen yang terkait dengan pengoperasian dan pemeliharaan pesawat Boeing 737-800.

    “Sehubungan dengan kecelakaan pesawat operasi pencarian dan penyitaan sedang dilakukan mulai pukul 09.00 pagi pada tanggal 2 Januari di tiga lokasi,” demikian pernyataan polisi Korea Selatan.

    “Polisi berencana untuk segera dan tegas menentukan penyebab dan tanggung jawab atas kecelakaan ini sesuai dengan hukum dan prinsip,” lanjut mereka.

    Merespons penggrebekan itu, Song Kyeong-hoon, Direktur Jeju Air, mengatakan maskapai siap bekerja sama dengan polisi untuk mengungkap tragedi itu.

    Tak hanya kantor Jeju Air, penggeledahan juga dilakukan di Bandara Internasional Muan.

    Pejabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan tindakan harus segera diambil jika penyelidikan mengungkap ada masalah dengan model pesawat tersebut.

    “Karena ada kekhawatiran publik yang besar tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan dan lembaga terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan,” kata Choi.

    Korsel Gelar Inspeksi Massal

    Lebih lanjut, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan serupa, Pemerintah Korea Selatan berencana untuk menginspeksi semua pesawat jenis Boeing 737-800 yang dioperasikan di negeri tersebut.

    Seorang pejabat Kementerian Transportasi Korsel menyatakan pemerintah bakal melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui apakah seluruh maskapai penerbangan telah mengikuti aturan dengan benar.

    Dikutip dari NPR, inspeksi tersebut rencananya akan mencakup pemeriksaan terhadap tingkat pemanfaatan pesawat.

    Kemudian ada pemeriksaan penerbangan, hingga penelusuran terhadap catatan pemeliharaan pesawat.

    Sejauh ini jenis Boeing 737-800 yang dioperasikan secara luas oleh maskapai bertarif rendah (LCC) di Korea Selatan seperti Jeju Air sebanyak 39 pesawat.

    Sementara itu, maskapai LCC lain yang mengoperasikan Boeing 737-800 ada T’way Air dengan 27 pesawat, Jin Air dengan 19 pesawat.

    Sementara, Eastar Jet dengan 10 pesawat, dan Air Incheon dengan dua pesawat.

    Korsel Umumkan Masa Berkabung

    Sebelumnya, Choi Sang Mok mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari buntut kecelakaan pesawat Jeju Air.

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati terdalam kami terhadap keluarga para korban dalam tragedi tak terduga ini,” kata Choi pada Minggu, seperti dikutip Yonhap.

    Choi mengatakan hari berkabung nasional akan berlangsung selama tujuh hari mulai Minggu hingga Sabtu (4/1/2025).

    Ia juga menetapkan Muan sebagai zona khusus bencana sehingga perlu mendapat bantuan negara, lantaran tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air menjadi insiden penerbangan paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan. 

    Untuk menghormati masa berkabung nasional atas tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air pemerintah kota Seoul melarang pertunjukan kembang api pada malam pergantian tahun baru.

    Adapun penangguhan pesta itu berlangsung selama enam bulan.

    Termasuk bagi para perusahaan yang akan menggelar pertunjukan kembang api di Sungai Han.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Bos Garuda (GIAA) Buka Suara soal Peluang Pakai Pesawat China Comac

    Bos Garuda (GIAA) Buka Suara soal Peluang Pakai Pesawat China Comac

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan, pihaknya masih melakukan penjajakan terkait potensi penggunaan pesawat dari produsen China, Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (Comac). 

    Wamildan mengeklaim pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Comac terkait peluang ini. Namun, untuk mengoperasikan pesawatnya masih membutuhkan proses panjang. 

    “Saya belum bisa jawab, tapi komunikasi sudah mulai, tetapi kalau sampai betul-betul pesawatnya kita operasikan kan itu masih cukup panjang,” kata Wamildan di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2024). 

    Adapun, GIAA berencana menambah setidaknya 20 pesawat sepanjang 2025. Pada Januari, GIAA akan kedatangan dua pesawat Boeing dan satu pesawat akan beroperasi pada Februari mendatang. 

    Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, perusahaan pesawat komersial China, Comac dikabarkan tengah menjalin pembicaraan dengan Garuda Indonesia untuk memasarkan pesawat jet C919 berlorong tunggal.  

    Mengutip Bloomberg, Comac telah berdiskusi dengan beberapa petinggi maskapai penerbangan salah satunya Wamildan Tsani Panjaitan, Direktur Utama GIAA. Comac disebut memiliki peluang besar sebagai pemasok pesawat mengingat GIAA sedang mencari 70 pesawat baru. 

    “Garuda Indonesia sedang mencari hingga 70 pesawat baru dan juga berbicara dengan Boeing Co. dan Airbus SE. Keterlambatan pengiriman pesawat, terutama karena masalah rantai pasokan dan mogok kerja di Boeing, meningkatkan peluang Comac untuk memperoleh pesanan,” seperti dikutip Bloomberg, Selasa (24/12/2024).

  • Erick Thohir Minta Garuda cs Siap Hadapi Lonjakan Penumpang di Lebaran 2025

    Erick Thohir Minta Garuda cs Siap Hadapi Lonjakan Penumpang di Lebaran 2025

    Jakarta

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, pengelola bandara Angkasa Pura dan Airnav untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan penumpang pada periode lebaran 2025 yang jatuh pada Maret 2025.

    Dalam hal ini ia memanggil Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, Dirut Citilink, Dirut Pelita Air, dan Dirut Angkasa Pura dan Dirut Airnav di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2024)

    “Persiapan tentu untuk lebaran. Karena memang kan Nataru mungkin tanggal 4 ini sudah terjadi penurunan penumpang. Tetapi kalau kita ingat nanti ada Ramadan, lebaran ini kan di bulan Maret kita harus antisipasi,” katanya.

    Antisipasi tersebut lantaran, Erick memprediksi jumlah penumpang pesawat pada periode lebaran 2025 meningkat 5 kali lipat dibandingkan pada periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

    “Jadi saya minta tadi dari airport, dari penerbangan mulai coba merencanakan dengan masing-masing jumlah pesawat yang dimiliki. Supaya pada saat Lebaran ini kita bisa antisipasi yang hari ini sudah baik lebih baik lagi. Karena dibandingkan Nataru ini kita mungkin bisa 5 kali lipat,” katanya.

    Ditempat yang sama, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Pandjaitan menargetkan penambahan jumlah pesawat untuk tahun 2025 sebanyak 20 pesawat.

    Adapun pada Januari 2025 ini Garuda Indonesia Garuda akan kedatangan dua pesawat baru dengan merek Boeing.

    “Jadi Januari ini kita kedatangan dua pesawat lagi Boeing, dan di Februari nanti kita operasikan satu lagi tambahan (jenis) 737. Harapannya nanti total sampai 2025 kita bisa mencapai sampai 20 pesawat,” ungkapnya.

    Sementara itu, PT Pelita Air Service bakal mengoperasikan 18 pesawat tahun 2025. Adapun tahun ini, Pelita Air juga menargetkan penambahan enam unit pesawat dari jumlah total 12 pesawat saat ini.

    Direktur Utama Pelita Air, Dendy Kurniawan menuturkan, unit pesawat yang ditambah bermerek Airbus. Dari total enam unit tambahan, kata Dandy, dua di antaranya pesawat wide body atau berbadan besar dengan kapasitas penumpang lebih banyak.

    “Jadi bukan rencana sudah pasti tinggal menunggu datang, itu tambahan lagi enam. Jadi akan 18 pesawat kita operasikan di 2025. Nah kami ini terus menambah pesawat juga, dan yang kami sedang cari adalah yang wide body. Dua unit wide body yang pesawat yang besar,” kata Dandy.

    (kil/kil)