Perusahaan: Boeing

  • Demi Privasi, Miliarder Mark Cuban Pilih Tak Punya Tukang Laundry dan Koki Pribadi – Page 3

    Demi Privasi, Miliarder Mark Cuban Pilih Tak Punya Tukang Laundry dan Koki Pribadi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Mark Cuban, seorang miliarder yang merupakan pemilik Dallas Mavericks, lebih memiliih menjalani kehidupan yang berbeda dari bayangan kebanyakan orang tentang miliarder.  

    Meskipun memiliki kekayaan USD 5,7 miliar atau kurang lebih Rp 93,46 triliun (estimasi kurs Rp 16357 per USD) tetapi ia lebih memilih untuk mengerjakan sebagian besar tugas sendiri daripada mempekerjakan staf.

    Cuban tidak mempekerjakan orang untuk mengurus rumah tangga seperti mencuci pakaian atau memasak, karena dia menginginkan privasi dan merasa tidak nyaman jika semuanya dikerjakan orang lain untuknya.

    Dikutip dari yahoo.com, Sabtu (18/01/2025), Cuban lebih menghargai privasi dan persahabatan yang tulus, bukan berdasarkan kekayaan. Ia tetap berteman dengan orang-orang dari masa kecil dan tidak merasa perlu mengubah lingkaran sosial. Meskipun dia kaya raya, Cuban percaya bahwa kebahagiaan tidak datang dari uang.

    Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa dapat bahagia dengan hanya 1% dari kekayaan bersih, sekitar USD 51 juta, selama ia memiliki keluarga.

    Namun, meskipun ia memilih hidup sederhana, Cuban tetap menghabiskan uang untuk beberapa hal seperti ia membeli sebuah tim NBA, Dallas Mavericks, seharga USD 285 juta pada 2000.

    Dia juga memiliki jet pribadi yang dibeli dengan harga miliaran dolar AS, termasuk Boeing 757 seharga USD 36 juta dan Gulfstream G550 seharga USD 40 juta.

    Selain itu, Cuban juga membeli sebuah kota kecil di Texas dengan harga USD 2 juta pada tahun 2021 untuk membantu teman yang sedang sekarat. Cuban juga mendirikan perusahaan obat generik yang menyediakan obat-obatan murah.

    Mark Cuban membangun kekayaannya dari nol dan tetap menjaga gaya hidup yang sederhana. Ia tahu kapan harus berinvestasi, menghabiskan uang, dan menabung. Meskipun sangat kaya namun ia tetap mengutamakan kebiasaan hemat dan kebebasan pribadi.

  • Fakta Baru Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Ada Bulu & Darah di Mesin

    Fakta Baru Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Ada Bulu & Darah di Mesin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim penyidik menemukan bulu burung dan darah di kedua mesin pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan fatal bulan lalu, Jumat (17/1/2025). Hal ini terjadi setelah munculnya video pesawat naas itu menabrak seekor burung sebelum mendarat di Bandara Muan, Korsel.

    Salah seorang penyidik yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa bulu ditemukan di salah satu mesin yang ditemukan dari lokasi kecelakaan. Hal ini memvalidasi bahwa rekaman video menunjukkan ada burung yang menabrak mesin dari pesawat tipe Boeing 737-800 itu.

    Sejauh ini Kementerian Transportasi Korsel menolak berkomentar apakah bulu dan darah ditemukan di kedua mesin.

    Sebelumnya diketahui, bulan lalu, pesawat Jeju Air penerbangan 2216 mengalami insiden pendaratan tanpa roda di Bandara Muan setelah penerbangan dari Bangkok, Thailand. Nampak video menggambarkan bagaimana pesawat itu tak dapat berhenti hingga menabrak sebuah tembok yang akhirnya membuat badan pesawat meledak.

    Pesawat tersebut membawa 181 orang, yang terdiri dari 179 warga Korsel dan 2 warga Thailand. Dalam insiden ini, 179 tewas, sementara 2 orang yang merupakan awak kabin masih dalam perawatan intensif.

    Di sisi lain, dua kotak hitam pesawat berhenti merekam sekitar empat menit sebelum kecelakaan, sehingga menjadi tantangan bagi penyelidikan yang sedang berlangsung.

    “Data yang hilang itu mengejutkan dan mengisyaratkan bahwa semua daya, termasuk cadangan, mungkin telah terputus. Ini merupakan sesuatu yang jarang terjadi,” ucap mantan penyelidik kecelakaan Kementerian Transportasi Korsel, Sim Jai Dong, kepada Reuters.

    Tabrakan burung yang mengenai dan melumpuhkan kedua mesin juga merupakan kejadian langka dalam penerbangan di seluruh dunia. Walau begitu, ada beberapa kasus pilot yang berhasil mendaratkan pesawat tanpa daya mesin, seperti pendaratan di sungai “Miracle on the Hudson” di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2009 dan pendaratan di ladang jagung di Rusia pada tahun 2019.

    (sef/sef)

  • Tragedi Jeju Air, Bulu Burung-Darah Ditemukan pada Mesin Pesawat

    Tragedi Jeju Air, Bulu Burung-Darah Ditemukan pada Mesin Pesawat

    Seoul

    Para penyelidik menemukan bulu burung dan darah pada dua mesin pesawat Boeing 737-800, yang dioperasikan maskapai Jeju Air, yang mengalami kecelakaan mematikan di Korea Selatan (Korsel) pada Desember lalu.

    Informasi tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/1/2025), diungkapkan oleh seorang sumber yang memahami penyelidikan kecelakaan Jeju Air.

    Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216, yang mengudara dari Bangkok, Thailand, menuju ke distrik Muan, Korsel pada 29 Desember lalu, terpaksa mendarat tanpa roda (belly-landing) dan melampaui landasan bandara, lalu terbakar setelah menabrak pembatas beton.

    Sedikitnya 179 orang tewas dalam insiden yang tercatat sebagai bencana penerbangan terburuk di wilayah Korsel tersebut.

    Sekitar empat menit sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, menurut otoritas Seoul, salah satu pilot melaporkan adanya bird strike, atau burung yang menabrak pesawat, dan menetapkan keadaan darurat sebelum mulai terbang memutar untuk melakukan pendaratan di ujung landasan yang berlawanan.

    Dua menit sebelum pilot mengumumkan panggilan darurat Mayday, pihak Air Traffic Control pada Bandara Internasional Muan menyerukan agar pilot berhati-hati karena ada “aktivitas burung” di area tersebut.

    Kementerian Transportasi Korsel menolak berkomentar soal laporan ditemukannya bulu burung dan darah pada kedua mesin pesawat Jeju Air.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Pengiriman Boeing pada 2024 Turun ke Level Terendah

    Pengiriman Boeing pada 2024 Turun ke Level Terendah

    Jakarta, FORTUNE – Produsen Pesawat Boeing pada 2024 mencatat penurunan pengiriman tahunan terendah sejak Pandemi Covid-19. Padahal, pabrikan pesawat itu baru beroperasi normal pada Desember lalu setelah aksi mogok para buruh memperlambat produksi pada musim gugur.

    Dilansir dari Reuters, Boeing mengirimkan 348 jet komersial sepanjang 2024. Angka ini turun dari 528 pada tahun sebelumnya. Sementara pesanan baru untuk jet pada 2024 turun menjadi kurang dari setengah dari yang dicatat Boeing satu tahun sebelumnya.
    Perusahaan juga mencatat 569 pesanan kotor dan 377 pesanan bersih setelah pembatalan dan konversi.

    “Masalah kualitas produksi, pengetatan regulasi pengawasan, keterlambatan rantai pasokan, dan pemogokan selama tujuh pekan telah memperlambat jalur perakitan pembuat pesawat AS tersebut,” tulis Reuters dalam laporannya, Rabu (15/1).

    Perusahaan telah mengambil pendekatan yang berhati-hati untuk melanjutkan produksi setelah aksi pemogokan, yang berakhir pada 5 November. Lini produksi 737 kembali dimulai pada awal Desember.

    Perusahaan mengirimkan 30 jet pada Desember, termasuk 17 737 MAX dan 9 787. Total pengiriman bulanan tercatat meningkat dari 13 pada November dan 14 pada bulan Oktober. Tahun ini, Boeing mengirimkan 260 737 MAX, 51 787, 18 767, dan 14 777.

    Boeing memperoleh sebagian besar pendapatan saat mereka mengirimkan pesawat. CEO Boeing yang baru Kelly Ortberg mengatakan kepada investor pada Oktober bahwa ia memperkirakan perusahaan akan terus membakar uang tahun ini.

  • Video : Kotak Hitam Jeju Air Mati 4 Menit Sebelum Meledak

    Video : Kotak Hitam Jeju Air Mati 4 Menit Sebelum Meledak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kedua Kotak Hitam atau Black Box pada pesawat boeing yang mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan dilaporkan berhenti merekam sekitar 4 menit sebelum kecelakaan.

    Selengkapnya dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (13/01/2025).

  • Korsel Ubah Struktur Pembatas Beton di Bandara Usai Tragedi Jeju Air

    Korsel Ubah Struktur Pembatas Beton di Bandara Usai Tragedi Jeju Air

    Seoul

    Otoritas Korea Selatan (Korsel) akan mengubah struktur pembatas beton yang digunakan untuk navigasi di seluruh bandara yang ada di wilayahnya. Langkah ini diambil menyusul tragedi Jeju Air yang mendarat darurat dan terbakar usai menabrak pembatas beton di Bandara Muan hingga menewaskan 179 orang.

    Dalam insiden pada 29 Desember lalu, sebuah pesawat jenis Boeing 737-800 yang mengudara dari Thailand menuju Muan, Korsel, terpaksa mendarat darurat tanpa roda (belly-landed) dan meledak menjadi bola api setelah menabrak pembatas beton yang ada di ujung landasan bandara.

    Pesawat membawa 181 penumpang dan awak ketika kecelakaan itu terjadi. Kecelakaan maut tercatat sebagai bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di wilayah Korsel.

    “Perbaikan dianggap perlu termasuk localiser dan fondasinya untuk total sembilan fasilitas di tujuh bandara, termasuk Bandara Muan,” demikian pernyataan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korsel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (13/1/2025).

    Perbaikan atau perubahan juga berlaku untuk bandara-bandara internasional di kota Jeju dan Gimhae.

    Para penyelidik Korsel, bersama dengan penyelidik Amerika Serikat (AS), masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

    Perhatian publik terfokus pada beberapa dugaan penyebab, namun muncul pertanyaan besar soal mengapa ada pembatas beton di ujung landasan, yang disebut sebagai localiser dan digunakan untuk membantu pesawat menavigasi pendaratannnya.

    Lihat Video: 8 Investigator AS Ikut Selidiki Penyebab Kecelakaan Jeju Air

  • Pesawat Misterius AS Hilir Mudik Setahun di Angkasa

    Pesawat Misterius AS Hilir Mudik Setahun di Angkasa

    Jakarta

    Pesawat ruang angkasa misterius X-37B milik US Space Forces telah mengorbit Bumi tanpa henti selama lebih dari setahun. Apa yang dilakukannya di atas sana dalam waktu yang sangat lama?

    Aktivitas pesawat itu tidak terlalu jelas. X-37B lepas landas dalam misi terbarunya pada tanggal 28 Desember 2023 dan saat ini diam-diam melampaui batas 365 hari tanpa pengumuman resmi.

    Namun dikutip detikINET dari IFL Science, pesawat ruang angkasa eksperimental ini tidak asing dengan penerbangan panjang. Pada tahun 2022, ia menyelesaikan penerbangan keenamnya selama 908 hari di orbit Bumi.

    Sekarang pada misi ketujuh, X-37B melakukan teknik baru yang dikenal sebagai aerobraking, di mana gesekan atmosfer digunakan untuk menurunkan ketinggian orbit pesawat ruang angkasa dengan mengeluarkan bahan bakar minimal.

    X-37B dirancang oleh Boeing dan saat ini dikelola oleh Angkatan Udara AS sebagai bagian dari upaya mengembangkan teknologi antariksa yang dapat digunakan kembali. Untuk setiap misi, wahana ini dibawa ke antariksa oleh wahana peluncur, meluncur bebas di orbit Bumi, lalu memasuki kembali atmosfer dan mendarat.

    Wahana antariksa tanpa awak ini berukuran panjang 8,9 meter, dengan lebar sayap 4,55 meter. Ia mampu melaju di orbit rendah Bumi, antara 240 hingga 800 kilometer di atas, dengan kecepatan sekitar 28.200 kilometer per jam.

    Sebagian besar misinya diselimuti kerahasiaan atau tidak dijelaskan dengan detail. Pernyataan resmi militer AS adalah bahwa X-37B melakukan pengurangan risiko, eksperimen, dan pengembangan konsep operasi untuk teknologi wahana antariksa yang dapat digunakan kembali.

    Namun, yang diketahui adalah bahwa pesawat antariksa tersebut telah berkontribusi pada studi jangka panjang tentang bagaimana radiasi antariksa memengaruhi kelangsungan hidup benih dan menguji lapisan termal pelindung radiasi untuk NASA.

    Ada spekulasi bahwa X-37B mungkin semacam pesawat mata-mata atau dibekali senjata. Namun, sebagian besar klaim ini meragukan karena pertama, pesawat ini relatif mudah dilacak dan menciptakan tontonan yang cukup spektakuler saat memasuki atmosfer, tidak ideal untuk misi pengawasan rahasia.

    (fyk/fyk)

  • Terungkap, Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Berhenti Merekam Sebelum Jatuh

    Terungkap, Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Berhenti Merekam Sebelum Jatuh

    Jakarta

    Kotak hitam yang menyimpan data penerbangan dan perekam suara kokpit untuk pesawat Jeju Air yang jatuh, ternyata berhenti merekam empat menit sebelum tragedi. Demikian diungkapkan Kementerian Transportasi Korea Selatan, hari Sabtu (11/1).

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/11/2025), pesawat Boeing 737-800 tersebut terbang dari Thailand ke Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember dengan membawa 181 penumpang dan awak ketika mendarat darurat di bandara Muan dan meledak dalam bola api setelah menghantam penghalang beton. Sebanyak 179 orang tewas dalam kecelakaan tragis itu.

    “Analisis mengungkapkan bahwa data CVR dan FDR tidak merekam selama empat menit menjelang tabrakan pesawat dengan localiser,” kata Kementerian Transportasi Korsel dalam sebuah pernyataan, mengacu pada dua perangkat perekam.

    Localiser adalah penghalang beton di ujung landasan pacu yang membantu pendaratan pesawat dan dianggap memperparah tingkat keparahan kecelakaan.

    “Rencana telah disusun untuk menyelidiki penyebab hilangnya data selama investigasi kecelakaan yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan tersebut menambahkan.

    Penyelidik Korea Selatan dan Amerika Serikat masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216, yang memicu luapan duka nasional dengan mendirikan tugu peringatan di seluruh negeri.

    Pilot sempat memperingatkan adanya tabrakan dengan burung sebelum menarik diri dari pendaratan pertama, kemudian jatuh pada upaya pendaratan kedua ketika roda pendaratan tidak keluar.

    (ita/ita)

  • Jelang Pelantikan Presiden Trump, Microsoft Hingga Boeing Sumbang 1 Juta Dolar AS – Halaman all

    Jelang Pelantikan Presiden Trump, Microsoft Hingga Boeing Sumbang 1 Juta Dolar AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS,COM, WASHINGTON – Sejumlah perusahaan kondang asal Amerika Serikat (AS) mulai menyumbangkan dana untuk pengukuhan Donald Trump sebagai Presiden AS ke-47 yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang.

    Terbaru Google dan Microsoft diketahui telah menyumbangkan masing-masing 1 juta dolar AS untuk mendukung pelantikan Donald Trump.

    Sebagai informasi sumbangan dari perusahaan besar untuk pelantikan seperti ini telah menjadi tradisi yang kerap dilakukan beberapa tahun terakhir, kecuali pada pelantikan Barack Obama di 2009 silam yang menolak donasi korporasi.

    Publik berspekulasi sumbangan digelontorkan merupakan strategi perusahaan-perusahaan di AS untuk membangun hubungan positif dengan pemerintahan Trump.

    Mengingat selama bertahun-tahun Trump memiliki hubungan yang tegang dengan para oligarki teknologi besar yang kerap menuduhnya memiliki bias liberal dan penekanan konten bermotif politik.

    Namun usai Trump lolos dari perputaran pemilu AS, kini berbagai perusahaan mulai membangun keakraban dengan Trump. Adapun dengan sumbangan tersebut pelantikan Trump diperkirakan sanggup mengumpulkan sumbangan senilai 170 juta dollar AS.

    Jumlah itu lebih besar bila dibandingkan dengan dana sumbang presiden AS lainnya. Seperti misalnya pelantikan Joe Biden yang hanya mengumpulkan 63 juta dolar AS pada tahun 2021 sementara pelantikan Barack Obama mengumpulkan 53 juta dolar AS pada tahun 2009 dan 42 juta dolar AS pada tahun 2013.

    Simak daftar perusahaan  AS yang menyumbangkan dana jumbo untuk Trump

    1. Google

    Google, mengatakan kepada The Guardian bahwa perusahaan itu telah menyumbang untuk dana jumbo senilai 1 juta dolar AS untuk menyelenggarakan siaran langsung upacara pelantikan.

    2. Microsoft

    Sama seperti Google, Juru bicara Microsoft juga mengonfirmasi bahwa perusahaan tersebut telah menyuntikkan dana sumbangan untuk pelantikan Trump.

    Adapun sumbangan ini jadi kali ketiga yang dilakukan Microsoft setelah sebelumnya di tahun 2017 perusahaan 500 ribu dolar AS untuk pelantikan Trump dan 500 ribu dolar AS di pelantikan Joe Biden pada tahun 2021.

    3. Amazon 

    Sebelumnya pada akhir tahun lalu, Raksasa teknologi kondang asal AS, Amazon.com Inc. menyumbangkan 1 juta dolar AS untuk pesta pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.

    Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh pihak Amazon, selain menyumbangkan dana raksasa teknologi itu juga berjanji akan menyiarkan pelantikan Donald Trump melalui layanan Prime Video, sebagaimana dikutip dari CNN International.

    4. Meta

    Meta yang merupakan induk dari Facebook dan Instagram, juga mengonfirmasi sumbangan sebesar 1 juta dolar AS untuk menyemarakan pesta pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.

    Sumbangan itu digelontorkan usai sebelumnya keduanya sempat terlibat konflik lantaran Meta melarang akun Trump di Facebook dan Instagram pasca-insiden 6 Januari 2021.

    Akan tetapi pada akhirnya Meta memulihkan akses Trump pada awal 2023. Mark kini mengaku siap menunjukkan sikap lebih netral, bahkan memuji beberapa kebijakan ekonomi Trump secara terbuka.

    5. Apple

    CEO Apple Inc., Tim Cook, juga memberikan 1 juta dolar AS kepada komite pelantikan, seperti dilaporkan oleh Axios sumbangan jumbo ini merupakan sumbangan pribadi dari Cook, dan bukan dari Apple.

    Sumbangan ini diperkirakan memiliki kepentingan pribadi untuk menjaga hubungan baik dengan Trump. Terlebih saat ini Apple menghadapi banyak tekanan dari regulator, baik di AS maupun di negara lain.

    6. Boeing

    Tak hanya perusahaan teknologi, raksasa aviasi AS, Boeing juga turut menyumbangkan 1 juta dolar AS untuk pelantikan Trump setelah di tahun 2017 Being telah lebih dulu menyumbangkan sumbangan untuk pelantikan pertama Trump.

    7. Chevron

    Produsen minyak AS, Chevron juga telah mengumumkan akan menyumbang dana pelantikan Trump. Namun, juru bicara perusahaan menolak menyebutkan jumlahnya.

    8.  Ford

    Raksasa otomotif Ford kabarnya menyumbangkan 1 juta dolar AS untuk pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang.

    9. Toyota

    Amerika Utara mengumumkan bahwa mereka juga akan menyamai sumbangan para pesaingnya. Sumbangan ini digelontorkan ditengah masalah yang tengah menghantam Toyota, dimana produsen otomotif yang beroperasi di Amerika Utara itu saat ini menghadapi tantangan dari kebijakan tarif impor yang direncanakan oleh Trump.

    10. General Motor

    Terakhir ada General Motors yang mengumumkan akan menyumbang 1 juta dolar AS untuk acara tersebut pelantikan Trump.

    Upaya raksasa otomotif AS ini diperkirakan mengikuti langkah perusahaan-perusahaan kondang AS untuk mengambil hati Trump, yang dinilai kebijakannya akan membuat para produsen otomotif kelimpungan lewat aturan kenaikan tarif impor dan mencabut insentif untuk kendaraan listrik.

     

  • Ratusan GSE Baru Akan Ditambah di Seluruh Bandara Indonesia untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Penumpang Pesawat

    Ratusan GSE Baru Akan Ditambah di Seluruh Bandara Indonesia untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Penumpang Pesawat

    Jakarta, Beritasatu.com – InJourney Aviation Services (IAS) akan meremajakan sekaligus menambah 370 unit ground support equipment (GSE) di berbagai bandar udara pada 2025. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta kualitas layanan kepada penumpang pesawat di seluruh Indonesia.

    Direktur Utama IAS Dendi Danianto mengatakan, peremajaan GSE merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memastikan operasional bandara berjalan lebih optimal. Dengan teknologi yang terus berkembang, langkah ini diharapkan mampu mendukung standar layanan yang semakin baik di masa mendatang.

    “Saat ini kami sudah menambah sekitar 70 unit GSE baru untuk mendukung operasional di beberapa bandara di Indonesia. Namun, secara keseluruhan, target kami adalah menambah lebih dari 370 unit GSE baru. Ini adalah upaya penting yang harus kami lakukan untuk memberikan pelayanan terbaik,” ujar Dendi dikutip dari Antara, Jumat (10/1/2025).

    Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, IAS juga telah merencanakan pengadaan tambahan 80 hingga 90 unit GSE baru yang dilengkapi teknologi terkini pada 2025. Unit-unit ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dalam operasional penerbangan dan mendukung berbagai jenis pesawat yang dilayani di bandara.

    “Berbicara mengenai GSE, ini adalah komponen krusial dalam operasional bandara. Kami terus mempersiapkan langkah-langkah agar semua peralatan yang dibutuhkan tersedia dan siap digunakan pada 2025,” tambahnya.

    Adapun jenis GSE yang akan diperbarui dan ditambah, yakni baggage towing tractor (BTT), conveyor belt loader towable (CBLT), high lift loader (HLL), towing bar untuk pesawat Boeing 737 dan Airbus A320, Hiace Premio, kendaraan PK-PPK (foam tender F14), incapacitated passenger lift vehicle, dan kendaraan blind van untuk mendukung kebutuhan logistik dan layanan lainnya.

    Jenis-jenis peralatan ini dipilih berdasarkan kebutuhan operasional di lapangan, yang bertujuan untuk mendukung kelancaran berbagai proses di bandara, mulai dari penanganan bagasi hingga operasional darurat.

    Sementara, Direktur Integrasi dan Portofolio IAS Danny P Thaharsyah menambahkan, dari 70 unit GSE baru yang telah diluncurkan, sebanyak 24 unit difokuskan untuk operasional di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Penambahan ini bertujuan untuk memastikan layanan di bandara tersibuk di Indonesia tersebut semakin cepat dan sesuai standar kepuasan pengguna jasa.

    Langkah ini, lanjutnya, menunjukkan komitmen IAS untuk memberikan layanan yang memadai kepada mitra kerja sama serta penumpang pesawat di seluruh Indonesia. Dengan kehadiran peralatan baru ini, proses operasional seperti pengangkutan bagasi, pengisian bahan bakar, hingga penanganan darurat dapat dilakukan dengan lebih efisien.

    IAS tidak hanya fokus pada pengadaan peralatan baru, tetapi juga pada peningkatan kualitas layanan melalui pelatihan sumber daya manusia dan pengadopsian teknologi terkini. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadikan bandara-bandara di Indonesia memiliki standar internasional.

    “Kami yakin, dengan peremajaan GSE dan peningkatan pelayanan di seluruh bandara di Indonesia akan semakin optimal. Ini merupakan investasi besar yang kami lakukan untuk mendukung pertumbuhan industri penerbangan di tanah air,” tutup Dendi.