Perusahaan: Boeing

  • Berisiko Terdampar di ISS seperti Suni Williams dan Butch Wilmore, Terkuak Gaji Astronaut NASA – Halaman all

    Berisiko Terdampar di ISS seperti Suni Williams dan Butch Wilmore, Terkuak Gaji Astronaut NASA – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua astronaut badan antariksa Amerika Serikat (NASA), Suni Williams dan Butch Wilmore, yang awalnya dijadwalkan meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam misi uji terbang pada Juni 2024, mengalami perpanjangan masa tugas yang jauh di luar perkiraan. 

    Misi yang awalnya dirancang hanya berlangsung lebih dari seminggu berubah menjadi perjalanan luar angkasa selama 286 hari akibat kerusakan pada beberapa pendorong kapsul Starliner Boeing Calypso.

    Setelah penundaan yang cukup lama, kedua astronaut ini akhirnya berhasil kembali ke Bumi pada 18 Maret 2025.

    Bagi kebanyakan orang, situasi ini mungkin terdengar seperti mimpi buruk, namun bagi para astronaut, ini adalah bagian dari risiko yang melekat pada profesi mereka.

    Meski penuh tantangan dan bahaya, gaji yang diterima oleh para astronaut NASA ternyata tidak sebesar yang dibayangkan.

    Berdasarkan tingkat gaji NASA tahun 2024, seorang astronaut menerima bayaran sekitar 152.258 dolar AS atau setara dengan Rp2,5 miliar per tahun.

    Jumlah ini sepertinya besar, tetapi jika dibandingkan dengan risiko yang dihadapi—mulai dari ancaman teknis, kondisi psikologis selama di orbit, hingga kemungkinan kegagalan misim, gaji ini bisa dikatakan relatif rendah.

    Terungkap fakta, astronaut tidak mendapatkan tambahan kompensasi untuk lembur atau kondisi kerja yang berbahaya.

    Mantan astronaut NASA, Mike Massimino, mengatakan kepada MarketWatch bahwa tidak ada upah bahaya, tidak ada lembur, dan tidak ada waktu kompensasi untuk mereka yang bekerja dalam kondisi ekstrem di luar angkasa.

    NASA mengonfirmasi kepada Fortune, seorang astronaut hanya dibayar untuk 40 jam kerja per minggu, tanpa tambahan bayaran untuk hari libur atau akhir pekan.

    Bahkan, tunjangan insidental yang mereka terima selama berada di luar angkasa hanya sekitar 5 dolar per hari, sehingga totalnya hanya sekitar 1.430 dolar AS untuk 286 hari di orbit.

    Sebagai perbandingan, gaji tahunan seorang bankir di New York bisa mencapai 111.000 dolar AS atau Rp1,82 miliar, sementara seorang konsultan bisa mendapatkan hingga 137.000 dolar AS atau Rp2,25 miliar tanpa risiko terjebak di luar angkasa selama berbulan-bulan.

    Dedikasi Seumur Hidup

    Meskipun gaji yang diterima tidak sebanding dengan risikonya, profesi astronaut tetap menjadi impian bagi banyak orang, bagi Williams dan Wilmore, menjadi astronaut bukan hanya soal uang, tetapi juga tentang dedikasi terhadap eksplorasi luar angkasa dan sains.

    Profesi ini masih menarik banyak anak di seluruh dunia. Menurut studi Lego pada 2019, lebih dari 10 persen anak-anak di AS dan Inggris masih bercita-cita menjadi astronaut, menunjukkan betapa profesi ini tetap menjadi simbol petualangan dan kemajuan sains.

    Pada akhirnya, meskipun gaji mereka tidak sebesar profesi lain yang lebih aman, astronaut seperti Williams dan Wilmore terus menjalankan tugasnya dengan penuh semangat.

    Dedikasi mereka membuktikan bahwa eksplorasi luar angkasa bukan hanya pekerjaan, melainkan panggilan jiwa yang menuntut pengorbanan besar demi kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia.

     

  • Cerita Rutinitas Pagi Astronot yang Tinggal 9 Bulan di Luar Angkasa

    Cerita Rutinitas Pagi Astronot yang Tinggal 9 Bulan di Luar Angkasa

    Jakarta

    Pada 16 April 2007, Sunita ‘Suni’ Williams mengikuti Boston Marathon. Namun, dia tidak berada di Boston. Dia bahkan juga tidak sedang di Amerika Serikat. Dalam stasiun luar angkasa International Space Station (ISS), lebih dari 250 mil di atas permukaan laut, astronot NASA tersebut menjadi orang pertama yang berlari maraton di luar angkasa.

    Williams, yang kini berusia 59 tahun, kembali diuji ketahanannya pada Juni 2024 setelah kapsul Boeing yang membawanya ke ISS mengalami kerusakan. Perjalanan yang diperkirakan hanya akan berlangsung selama delapan hari bersama rekan astronot lain, Butch Wilmore, pada akhirnya harus bertahan hingga sembilan bulan.

    Pasangan tersebut mendarat dengan selamat di Florida pada Selasa malam kemarin dan melakukan perjalanan ke Houston di malam yang sama.

    Saat berada di luar angkasa, para astronot harus berolahraga dua jam per hari, karena kondisi gravitasi nol dapat menyebabkan kerusakan tulang dan otot seiring berjalannya waktu.

    Rutinitas Selama di Luar Angkasa

    Williams memulai hari dengan berolahraga pagi, ia bangun pukul 5:30 pagi dan mulai berlari, diselingi bersepeda juga angkat beban. Olahraga berlangsung hingga 7:30 pagi.

    Kini, Williams maupun Wilmore harus menjalani setidaknya 45 hari penyesuaian dengan gravitasi bumi. Rutinitas penyesuaian tersebut termasuk proses pemulihan.

    “Rutinitas memberi kita rasa stabilitas,” kata Asosiasi Psikologi Ontario, dikutip dari CNBC, Jumat (21/2/2025).

    “Elemen rutinitas ini dapat sangat ampuh sebagai sesuatu yang dapat diandalkan selama masa stres atau ketidakpastian.”

    Olahraga secara khusus dapat menjadi landasan rutinitas yang sehat, yang memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan fisik, menurut beberapa studi.

    “Ada beberapa penelitian menunjukkan ritme dapat membantu orang untuk memusatkan perhatian dan menenangkan mereka,” kata Joel Dvoskin kepada CNBC Make It pada 2023, saat ia menjadi psikolog di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona.

    Berolahraga di pagi hari juga dapat membantu orang lebih disiplin dengan rutinitas mereka, terutama bagi orang-orang yang menjalani aktivitas biasa, tidak harus selalu dilakukan setiap hari, tetapi minimal dua hingga tiga kali sepekan, yang terpenting adalah tetap aktif bergerak dan berolahraga.

    “Bagi kebanyakan dari kita yang ingin berolahraga untuk mendapatkan manfaat kesehatan secara umum, waktu terbaik adalah waktu yang paling sesuai dengan gaya hidup dan memungkinkan melakukannya secara teratur,” kata ahli jantung Erik Van Iterson kepada situs web Cleveland Clinic tahun lalu.

    Apa yang Terjadi Selama di Luar Angkasa?

    Tanpa gravitasi, cairan bergeser. Sebab, tubuh terdiri dari 70 persen cairan, perubahan itu terasa di berbagai tingkatan.

    Di Bumi, cairan dalam tubuh cenderung bergeser ke bawah, di bawah jantung. Namun di luar angkasa, cairan mengalir merata ke seluruh tubuh dan berpindah ke tempat-tempat yang biasanya tidak terkumpul.

    Mirip dengan melakukan handstand yang sangat panjang, satu setengah galon cairan yang dibawa tubuh bergerak ke atas. Astronot sering mengatakan mereka merasa seperti sedang flu dan mengalami masalah yang didefinisikan seperti “sindrom wajah bengkak,” “kaki burung” atau “kaki ayam.” Masalah tersebut biasanya hilang setelah sekitar tiga hari di Bumi, menurut NASA.

    Pergerakan cairan dalam tubuh juga dapat menyebabkan masalah punggung yang berkepanjangan, terlepas dari lamanya penerbangan luar angkasa. Satu penelitian menemukan kejadian cakram yang bergeser atau pecah 4,3 kali lebih tinggi pada astronot daripada pada populasi terestrial, dan masalah tersebut biasanya terjadi segera setelah mereka kembali ke Bumi.

    Masalah redistribusi cairan juga tampaknya memengaruhi penglihatan banyak astronot, suatu masalah yang oleh NASA disebut Sindrom Neuro-Okular. Mata menjadi rata karena redistribusi cairan, lapisan serat saraf retina dapat menebal, dan terjadi pergeseran refraksi sehingga penglihatan dapat kabur di luar angkasa.

    Dr. Michael Harrison, spesialis kedokteran antariksa di Mayo Clinic di Florida, mengatakan hal ini seperti menggunakan proyektor dan menggerakkannya beberapa inci lebih dekat ke dinding.

    “Gambarnya akan menjadi sedikit lebih kabur,” katanya. “Ini topik utama karena kita belum tahu banyak tentangnya.”

    Masalah ini tampaknya lebih umum terjadi pada penerbangan antariksa yang lebih lama.

    “Pertanyaan yang ada di benak semua orang adalah, apa yang terjadi saat kita masuk lebih dalam ke antariksa untuk jangka waktu yang lebih lama? Apakah ini mencapai titik jenuh, atau apakah ini sesuatu yang terus berkembang?” kata Harrison.

    Tidak semua orang memiliki penglihatan yang tetap berubah. Satu penelitian menemukan bahwa bola mata menjadi datar pada sekitar 16 persen astronot pasca-penerbangan.

    “Beberapa orang kembali dan mengalami apa yang tampak, mungkin tidak selalu merupakan perubahan permanen tetapi perubahan kronis pada penglihatan dan memerlukan kacamata. Yang lain tidak mengalaminya. Ini adalah fenomena yang cukup baru,” kata Harrison.

    Untuk mempelajari fenomena ini, awak pesawat komersial Polaris Dawn selama lima hari mengenakan lensa kontak khusus tahun lalu untuk mengukur dan mengumpulkan data tentang tekanan di mata mereka.

    NASA juga telah mengembangkan kacamata antisipasi ruang angkasa khusus yang disimpan di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kacamata tersebut dapat disesuaikan dan mengurangi sebagian keburaman.

    Efek pada Otak

    Cairan di otak cenderung bergeser di ruang angkasa juga, dari bagian atas otak ke bagian dasar. Studi terhadap astronot setelah mereka kembali ke Bumi telah menemukan bahwa pergeseran ini dapat memperbesar bagian otak mereka yang disebut ventrikel, bahkan melampaui apa yang biasanya dapat dilihat dengan penuaan normal.

    Namun, MRI awak misi Polaris Dawn tidak menemukan temuan yang mengkhawatirkan pada otak mereka.

    Simak Video “Video: Dampak yang Dirasakan Astronaut Setelah 9 Bulan Tinggal di Luar Angkasa”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Senyum Astronaut NASA yang ‘Terjebak’ di ISS Setelah Mendarat di Bumi

    Senyum Astronaut NASA yang ‘Terjebak’ di ISS Setelah Mendarat di Bumi

    Dua astronaut NASA yang ‘terjebak’ di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS/International Space Center), Butch Wilmore dan Sunita Williams, akhirnya mendarat di lepas pantai Florida, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (18/3). Keduanya mendarat bersama dua orang lainnya yakni astronaut NASA Nick Hague dan kosmonot Roscosmos Aleksandr Gorbunov menggunakan kapsul SpaceX. Butch dan Sunita sendiri terpaksa tinggal selama 9 bulan lamanya di ISS karena pesawat Boeing Starliner yang membawa mereka rusak dan tidak bisa pulang membawa awak ke Bumi.

  • Satu Dekade Berlalu, Malaysia Lanjutkan Pencarian MH370

    Satu Dekade Berlalu, Malaysia Lanjutkan Pencarian MH370

    Kuala Lumpur

    Pemerintah Malaysia memberikan persetujuan akhir kepada perusahaan robotika kelautan yang berbasis di Texas, Ocean Infinity, untuk melanjutkan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang diyakini jatuh di Samudera Hindia bagian Selatan, lebih dari satu dekade yang lalu.

    Para menteri kabinet menyetujui syarat dan ketentuan kontrak “tanpa temuan, tanpa biaya” dengan Ocean Infinity untuk melanjutkan operasi pencarian dasar laut di lokasi baru seluas 15.000 kilometer persegi di lautan, kata Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (19/03). Ocean Infinity akan dibayar $70 juta (sekitar Rp1,1 triliun) hanya jika puing-puing pesawat ditemukan.

    “Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan operasi pencarian dan memberikan kepastian bagi keluarga para penumpang MH370,” kata Loke dalam pernyataan tersebut.

    Misteri pesawat yang hilang 11 tahun lalu

    Pesawat Boeing 777 itu menghilang dari radar tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, menuju Beijing, China pada tanggal 8 Maret 2014. Pesawat membawa 12 kru dan 227 penumpang,yang sebagian besar adalah warga negara China.

    Data satelit menunjukkan bahwa pesawat berbelok dari jalur penerbangannya dan menuju selatan ke Samudra Hindia bagian selatan, tempat pesawat tersebut diyakini jatuh.

    Pada bulan Desember 2024, pemerintah Malaysia telah setuju secara prinsip dengan proposal Ocean Infinity untuk melanjutkan pencarian MH370. Perusahaan tersebut telah melakukan pencarian pada tahun 2018, tapi gagal dalam dua kali percobaan.

    Sebuah kapal yang akan mencari pesawat yang hilang itu dikerahkan ke zona pencarian Samudra Hindia akhir bulan lalu, menurut data pelacakan kapal, meskipun kesepakatan belum ditandatangani dengan pemerintah.

    Pencarian dengan teknologi terbaru

    Loke mengatakan bahwa kementeriannya akan segera menandatangani kontrak dengan Ocean Infinity, tapi tidak memberikan rincian tentang persyaratannya. Perusahaan tersebut dilaporkan telah mengirimkan sebuah kapal pencari ke lokasi dan mengindikasikan bahwa Januari-April adalah periode terbaik untuk pencarian.

    Belum jelas berapa lama kontrak pencarian dengan Ocean Infinity. Loke sebelumnya mengatakan bahwa kontrak tersebut akan berlaku selama 18 bulan.

    mel/ha (AP, Reuters)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Video Pujian NASA Atas Ketangguhan Astronautnya yang Sempat ‘Terjebak’ di ISS

    Video Pujian NASA Atas Ketangguhan Astronautnya yang Sempat ‘Terjebak’ di ISS

    Manager Program Kru Komersial NASA Steve Stich memberikan pujian kepada Barry ‘Butch’ Wilmore dan Sunita ‘Suni’ Williams. Mereka ada dua astronaut yang melakukan misi uji terbang Boeing Starliner dan terpaksa tinggal lebih lama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS/International Space Station). Butch dan Suni seharusnya hanya tinggal delapan hari di ISS, namun diperpanjang hingga 9 bulan lamanya karena kerusakan pada Starliner. Mereka akhirnya mendarat lagi di Bumi pada Selasa (18/3) menggunakan kapsul SpaceX.

  • Momen Tak Terduga Astronaut NASA Pulang ke Bumi Muncul di Laut

    Momen Tak Terduga Astronaut NASA Pulang ke Bumi Muncul di Laut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Astronaut NASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, akhirnya kembali setelah terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama sembilan bulan.

    Keduanya terjebak pada Juni setelah pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing bermasalah dan dianggap tidak layak untuk membawa mereka pulang karena sejumlah masalah teknis.

    Setelah berhasil melakukan pendaratan di Teluk Meksiko, Williams dan Wilmore disambut oleh kawanan lumba-lumba yang tampak penasaran.

    Ini menjadi sebuah pengalaman yang menenangkan setelah para astronaut terlempar berbulan-bulan di luar angkasa di tengah-tengah sirkus yang penuh dengan muatan politik.

    Foto: Lumba-lumba muncul saat Astronot terjun ke laut. (Dok. SpaceX/NASA)
    Lumba-lumba muncul saat Astronot terjun ke laut. (Dok. SpaceX/NASA)

    CEO SpaceX Elon Musk dan presiden Donald Trump telah mengubah kembalinya pasangan ini menjadi sebuah seruan, dengan menyalahkan berbagai penundaan pada pemerintahan Biden dan memicu pertengkaran sengit antara miliarder ini dan beberapa mantan astronaut dan astronaut yang masih aktif.

    Namun pada akhirnya, pendaratan kedua astronaut berjalan lancar, dengan kehadiran lumba-lumba yang siap menyambut mereka kembali ke rumah.

    Rekaman drone menunjukkan sirip lumba-lumba bermunculan di sekitar pesawat ruang angkasa Crew Dragon saat pesawat itu melayang di air.

    “Di sini, di layar Anda, kita dapat melihat lumba-lumba, sebenarnya, yang ingin datang dan bermain dengan Dragon,” kata pembawa acara webcast dan manajer rekayasa sistem kualitas SpaceX Kate Tice selama siaran langsung pendaratan, dikutip dari Futurism, Kamis (20/3/2025).

    Selama beberapa menit, lumba-lumba berenang dengan penuh semangat di sekitar pesawat yang tidak biasa itu. Sementara para insinyur bersiap untuk mengangkut Dragon ke kapal tongkang di dekatnya.

    Ternyata, bukan hanya lumba-lumba yang penasaran yang berada sangat dekat dengan proses pemulihan Dragon.

    Kapal-kapal pengibar bendera Trump juga mendekati pesawat ruang angkasa untuk melihat lebih dekat, meskipun ada asap beracun yang mengepul di area tersebut.

    “Saya pikir seluruh Amerika sangat ingin melihat kapsul mendarat di air, tapi ya, ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan dengan lebih baik di lain waktu,” kata administrator NASA, Jim Bridenstine.

    “Kurangnya perhatian terhadap keselamatan ini adalah sesuatu yang ditanggapi dengan sangat serius oleh Penjaga Pantai,” kata juru bicara Penjaga Pantai kepada New York Times.

    Untungnya, lumba-lumba tersebut tidak terlihat berada dalam jarak aman ketika melihat pesawat luar angkasa yang mendarat.

    “Itu sangat menyenangkan untuk dilihat,” kata direktur manajemen misi SpaceX Dragon, Sarah Walker.

    (fab/fab)

  • Astronot Pulang ke Bumi dengan SpaceX Dragon setelah 9 Bulan di Luar Angkasa – Page 3

    Astronot Pulang ke Bumi dengan SpaceX Dragon setelah 9 Bulan di Luar Angkasa – Page 3

    Pada musim panas lalu, NASA memutuskan untuk menerbangkan kedua astronot (Hague dan Gorbunov) dengan kapsul Boeing Starliner, namun karena terlalu berisiko, kepulangan ini ditunda. Badan antariksa itu pun memutuskan untuk memasukkan Williams dan Wilmore ke dalam rotasi kru reguler Stasiun Luar Angkasa Internasional. 

    Keputusan itu menjadi alasan kenapa keduanya terbang pulang bersama Hague dan Gorbunov dengan kapsul Crew-9 SpaceX. 

    Meski begitu, lama tinggal mereka di luar angkasa selama 9 bulan bukanlah rekor. Misi Williams dan Wilmore berakhir setelah 289 hari, jauh lebih singkat dari rekor dunia mendiang kosmonot Rusia Valeri Polyakov di luar angkasa selama 437 hari. 

    Tentang Kapsul SpaceX Crew Dragon

    Keempat astronot, yakni Williams, Wilmore, Hague, dan Gorbunov menghabiskan Selasa mereka di orbit dengan wahana antariksa SpaceX Crew Dragon yang berbentuk seperti permen karet dengan lebar sekitar 13 kaki (4 meter). 

    Kapsul tersebut pun perlahan turun dan membawa astronot dari stasiun antariksa yang mengorbit sekitar 250 miliar (400 kilometer) di atas Bumi, menuju lapisan dalam atmosfer planet Bumi yang tebal. 

    Setelah menukik ke arah rumah, wahana antariksa Crew Dragon mengerahkan dua set parasut secara berurutan dan memperlambat penurunannya. 

    Kapsul ini pun melambat dalam kecepatan orbit lebih dari 17.000 mil per jam (27.359 kilometer per jam), menjadi 20 mil per jam (32Km/ jam) saat wahana tercebur ke lautan. 

  • Detik-detik Dua Astronot Mendarat di Laut Setelah 9 Bulan di Luar Angkasa

    Detik-detik Dua Astronot Mendarat di Laut Setelah 9 Bulan di Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Nasa berhasil memulangkan dua astronot ke bumi setelah terdampar 9 bulan di luar angkasa. Pada Selasa (18/3/2025), para astronot berhasil mendarat di bumi. 

    Pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon membawa Butch Wilmore dan Suni Williams – bersama astronaut Amerika lainnya Nick Hague dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov – meluncur menembus atmosfer sebelum membuka parasut untuk pendaratan lembut di lepas pantai Florida pada pukul 5.57 sore menurut laporan CNA, Rabu (19/3/2025).

    Tim di darat bersorak saat pesawat ruang angkasa berbentuk permen bernama Freedom, yang hangus akibat menahan suhu 2.000 derajat Celsius, mengapung stabil di atas ombak di bawah langit yang cerah.

    “Perjalanan yang luar biasa – saya melihat kapsul penuh dengan senyuman,” kata Hague.

    Saat kapal cepat bergegas ke kapsul untuk pemeriksaan keselamatan awal, sekelompok lumba-lumba yang bermain-main tiba-tiba muncul sebagai pengawal yang tak terduga.

    Tak lama kemudian, kapal pemulihan yang lebih besar mengangkat Freedom ke atas. Tim membuka pintu, dan satu per satu, para astronaut dibantu keluar menggunakan alat bantu mobilitas, melambai dan mengacungkan jempol.

    Selanjutnya, mereka akan diterbangkan dengan helikopter ke Houston, di mana mereka akan memulai program rehabilitasi selama 45 hari.

    “Janji Ditepati,” tulis Gedung Putih di X, mengulangi klaim kontroversial bahwa Presiden Donald Trump telah mempercepat jadwal pemulangan.

    Wilmore dan Williams, keduanya mantan pilot Angkatan Laut dan veteran dua misi luar angkasa sebelumnya, terbang ke laboratorium orbital pada Juni tahun lalu, dalam apa yang seharusnya menjadi perjalanan pulang-pergi beberapa hari untuk menguji Starliner Boeing dalam penerbangan berawak pertamanya.

    Namun pesawat ruang angkasa tersebut mengalami masalah pendorong dan dianggap tidak layak untuk membawa mereka kembali, sehingga kembali dalam keadaan kosong.

    Mereka kemudian ditugaskan kembali ke misi SpaceX Crew-9 NASA, yang tiba di ISS September lalu dengan kru yang dikurangi menjadi dua orang – alih-alih empat seperti biasanya – untuk mengakomodasi pasangan tersebut, yang telah banyak disebut sebagai astronot yang “terdampar”.

    Masa tinggal Wilmore dan Williams selama 286 hari melebihi rotasi ISS enam bulan biasa, namun hanya menempati peringkat keenam di antara rekor AS untuk durasi misi tunggal.

  • Netanyahu Janji Negaranya Tak Akan Diam hingga Hamas Hancur

    Netanyahu Janji Negaranya Tak Akan Diam hingga Hamas Hancur

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Rangkuman edisi Rabu, 19 Maret 2025, kita awali dari perkembangan serangan Israel ke Gaza.

    Sudah 400 warga Gaza tewas

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menyerang Hamas hingga Israel mencapai tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan semua warganya yang disandera.

    PM Netanyahu memerintahkan Gaza untuk diserang kembali, Selasa (18/03) kemarin, sambil mengatakan bahwa itu “baru permulaan.”

    Sementara Amerika Serikat sudah menyampaikan dukungannya untuk langkah Israel selanjutnya.

    Serangan besar-besaran sudah menewaskan lebih dari 400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.

    Tapi pemimpin dari sejumlah negara, termasuk di kawasan Eropa dan Timur Tengah, sudah menyampaikan kekhawatiran mereka dengan serangan Israel yang dilakukan di bulan Ramadan.

    Astronot kembali ke Bumi

    Astronot Suni Williams dan Butch Wilmore sudah kembali di Bumi setelah menempuh perjalanan selama 17 jam dalam Kapsul SpaceX Dragon yang dapat menampung empat orang.

    Sebelumnya, keduanya terjebak selama sembilan bulan di luar angkasa, tepatnya di International Space Station, setelah kapsul Starliner milik Boeing gagal memperpanjang misi awal mereka yang tadinya sudah berlangsung selama seminggu.

    Kapsul SpaceX Dragon yang membawa Suni dan Butch, bersama dengan rekan mereka Aleksandr Gorbunov dan Nick Hague, mendarat sesuai rencana di lepas pantai Florida pagi ini, waktu Australia.

    Keempat astronot sudah dikeluarkan dari kapsul dengan selamat.

    ‘Power bank’ penyebab kebakaran pesawat Air Busan

    Kebakaran yang menghancurkan pesawat Air Busan pada bulan Januari memicu agar ada pemeriksaan lebih soal keamanan baterai lithium-ion.

    Hasil investigasi sementara yang dirilis oleh kementerian transportasi Korea Selatan menemukan bahwa ‘Power bank’ yang rusak kemungkinan menjadi penyebab kebakaran yang melanda pesawat tersebut di Bandara Internasional Gimhae Korea Selatan itu.

    Kebakaran bermula di kompartemen bagasi pesawat Air Busan A321 hingga membuat semua 176 penumpang di dalamnya mengungsi.

    Api membakar setengah dari badan utama pesawat dan melukai tujuh orang.

    Rusia sepakat tidak serang sumber energi Ukraina

    Presiden Vladimir Putin menolak usulan gencatan senjata penuh dan segera selama 30 hari di Ukraina, setelah menelepon Presiden Donald Trump.

    Tapi Presiden Putin memerintahkan militernya untuk dengan segera berhenti menyerang infrastruktur energi Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina akan mendukung usulan tersebut, dan ia pun berharap untuk segera berbicara dengan Presiden Trump.

    “Saya pikir akan tepat jika kita akan berbicara dengan Presiden Trump dan kita akan mengetahui secara rinci apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika Serikat atau apa yang ditawarkan Amerika Serikat kepada Rusia,” kata Presiden Zelenskyy, menurut penerjemah kantor berita Reuters.

    Lihat juga Video: Alasan Netanyahu Kembali Gempur Gaza, Tuding Hamas Ogah Bebaskan Sandera

  • Dibantu Perusahaan Elon Musk, Astronot NASA yang Terdampar 9 Bulan di Luar Angkasa Akhirnya Pulang – Halaman all

    Dibantu Perusahaan Elon Musk, Astronot NASA yang Terdampar 9 Bulan di Luar Angkasa Akhirnya Pulang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah hampir sembilan bulan terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dua astronot NASA, Barry “Butch” Wilmore dan Sunita Williams, akhirnya berhasil kembali ke Bumi.

    Dikutip dari BBC, keduanya kembali ke bumi tepatnya di perairan wilayah lepas pantai Tallahassee, Florida sekitar pukul 17.58 hari Selasa (18/3/2025) waktu setempat.

    Keduanya mendarat di dalam sebuah kapsul antariksa bersama dengan astronot Nick Hague dari NASA dan kosmonot Aleksandr Gorbunov dari badan antariksa Rusia, Roscosmos yang ‘menjemput’ mereka pulang dengan bantuan SpaceX.

    Kembalinya Wilmore dan Williams yang sangat dinantikan ini terjadi melalui operasi Crew Dragon dari perusahaan yang dimiliki Elon Musk tersebut.

    Adapun operasi pendaratan Crew-9 tersebut dimulai pada pukul 01:05 hari Selasa waktu setempat.

    Kapsul Crew-9 diluncurkan ke stasiun luar angkasa pada September dengan Hague dan Gorbunov menumpang bersama dua kursi kosong yang disediakan untuk Williams dan Wilmore, yang telah berada di laboratorium orbit sejak Juni lalu.

    Keberangkatan Hague dan Gorbunov ini merupakan langkah evakuasi hasil kerjasama NASA dan SpaceX untuk mengevakuasi Wilmore dan Williams yang “terdampar” akibat moda transportasi awal mereka yakni pesawat ruang angkasa Boeing Starliner mengalami kerusakan .

    “Selamat datang kembali kepada para astronot Crew-9 — Nick Hague, Suni Williams, dan Butch Wilmore dari NASA serta kosmonot Aleksandr Gorbunov dari Roscosmos. Dedikasi dan komitmen tanpa henti kalian terhadap eksplorasi luar angkasa menginspirasi kita semua,” tulis Boeing Space di platform sosial X setelah kru tersebut kembali ke rumah.

    Awal Mula Masalah

    Wilmore dan Williams tiba di Stasiun Luar Angkasa ISS pada Juni tahun lalu untuk menjalankan misi rutin di stasiun luar angkasa.

    Namun, rencana kepulangan mereka kala itu harus ditunda akibat masalah teknis serius yang ditemukan pada pesawat Boeing Starliner.

    Pesawat ini mengalami kendala sistem terutama pada katup bahan bakar, yang membuatnya tidak layak untuk digunakan dalam misi kembali ke bumi.

    Akibatnya, kedua astronot tersebut terpaksa tinggal lebih lama di ISS, jauh melampaui jadwal awal mereka.

    Situasi ini menimbulkan kekhawatiran global, namun NASA segera mencari solusi alternatif untuk memastikan keselamatan mereka.

    Untuk menyelamatkan Wilmore dan Williams, NASA kemudian bekerja sama dengan perusahaan antariksa SpaceX yang dimiliki Elon Musk.

    Kedua pihak akhirnya sepakat melakukan operasi evakuasi dengan kapsul SpaceX Freedom sebagai alat transportasi mereka kembali ke Bumi.

    Pendaratan mereka dilakukan dengan sukses pada Selasa, 18 Maret 2025, setelah menempuh perjalanan panjang dari ISS ke permukaan Bumi .

    Kapsul SpaceX Freedom terbukti menjadi solusi yang andal, membawa kedua astronot kembali dengan selamat.

    Momen ini pun menjadi bukti nyata sinergi antara NASA dan mitra komersial mereka seperti SpaceX dalam menghadapi tantangan luar angkasa.

    Setelah melakukan proses evakuasi tersebut dengan lancar, kini NASA dan mitra-mitranya mulai mengalihkan fokus untuk memastikan bahwa insiden serupa tidak terjadi di masa depan.

    (Tribunnews.com/Bobby)