Perusahaan: Boeing

  • Stsss, Rute hingga Operasional Taksi Terbang di Indonesia Lagi Dipersiapkan

    Stsss, Rute hingga Operasional Taksi Terbang di Indonesia Lagi Dipersiapkan

    Jakarta

    Di negara maju saat ini mobil terbang jadi perbincangan menarik dan terus dikembangkan. Bahkan berbagai prototipe sudah mulai diperlihatkan dengan berbagai kelebihannya. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Tenang, Indonesia tidak akan ketinggalan detikers.

    Pada pameran Indo Defense 2025, Garuda Maintanance Facility Aero Asia (GMF) anak usaha Garuda Indonesia, menjajaki sejumlah kerjasama dengan brand-brand ternama, seperti Turkish Aerospace, Boeing dan Auto Craft, salah satunya membicarakan kerjasama operasional dan lokasi layanan taksi udara alias taksi terbang.

    Dikatakan bersama Auto Craft, GMF akan menyiapkan detail operasional dan lokasi layanan taksi udara tersebut. Serta akan menyediakan pelatihan komprehensif kepada personel GMF. Dan, mengenai rincian pelatihan termasuk format penyampaian dan fokus pada area seperti sistem, airframe, baterai, dan avionik, akan ditentukan ke depannya.

    “Kemitraan ini menjadi terobosan penting dalam memajukan kemampuan pendukung penerbangan di Indonesia. Kehadiran konsep mobilitas udara tanpa emisi andalan Autocraft mencerminkan komitmen jangka panjang GMF untuk membentuk ekosistem penerbangan yang lebih bersih dan transformatif,” ucap CEO GMF, Andi Fahrurrozi.

    Garuda Maintanance Facility Aero Asia (GMF) anak usaha Garuda Indonesia, menjajaki sejumlah kerjasama dengan brand-brand ternama, seperti Turkish Aerospace, Boeing dan Auto Craft. Foto: dok. Garuda Maintanance Facility Aero Asia (GMF)

    Selanjutnya Andi juga mengatakan bersama Turkish Aerospace dan Boeing, GMF akan melakukan kerjasama Maintanance, distibusi suku cadang Pesawat Tempur dan pelatihan di bidang pertahanan.

    “Dengan pengalaman dan potensi yang telah dibangun oleh sumber daya manusia kami selama beberapa dekade, saatnya bagi GMF untuk mengangkat kerja sama ini menjadi lompatan strategis yang menghadirkan era baru inovasi bagi Indonesia.” Andi menambahkan.

    Langkah GMF untuk memajukan penerbangan di Indonesia, juga mendapat sambutan positif Presiden Boeing Asia Tenggara, Penny Burtt.

    “Boeing secara aktif berinvestasi dalam pengembangan ekosistem dirgantara di Indonesia. Kolaborasi strategis kami dengan GMF bukan sekadar menyangkut pemeliharaan; ini tentang membangun kapabilitas jangka panjang, memastikan armada F-15EX masa depan Indonesia siap menjalankan misi sejak hari pertama, serta memperkuat infrastruktur dirgantara dan pertahanan Indonesia untuk jangka panjang,” kata Penny.

    (lth/din)

  • Bayang Kematian Whistleblower yang Kritik Pabrik Boeing Dreamliner

    Bayang Kematian Whistleblower yang Kritik Pabrik Boeing Dreamliner

    Jakarta

    Kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan ratusan orang telah membawa perhatian baru pada pesawat Boeing 787 Dreamliner. Bencana ini menandai pertama kalinya Boeing 787 Dreamliner terlibat dalam kecelakaan dahsyat sejak debut di tahun 2011.

    Dreamliner adalah pesawat berbadan lebar terlaris Boeing dan lebih dari 1.100 unitnya telah dikirim ke maskapai penerbangan di seluruh dunia. Ada lebih dari 30 unit dioperasikan Air India saat ini. Jet Air India yang jatuh itu dibuat tahun 2014 dan telah melakukan sekitar 8.000 lepas landas dan pendaratan.

    Meski mengukir rekor keselamatan selama 14 tahun tanpa kecelakaan fatal, Dreamliner menderita serangkaian masalah produksi dan kritik dari whistleblower yang memperingatkan tentang masalah di perakitan pesawat besar itu. Bahkan ada whistleblower meninggal dunia bunuh diri.

    Di 2013, armada 787 sempat kena cekal setelah serangkaian kebakaran baterai. Boeing juga terpaksa menghentikan semua pengiriman 787 selama hampir dua tahun hingga musim panas 2022 karena masalah kualitas. Badan Penerbangan Federal AS kemudian menyetujui rencana Boeing melakukan perbaikan.

    Keadaan makin buruk bagi Boeing tahun lalu ketika whistlebwloer mulai bermunculan, menuduh perusahaan mengambil jalan pintas saat pembuatan pesawat. Mantan karyawan dan teknisi memperingatkan praktik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dini pada pesawat.

    Boeing sudah berulang kali membantahnya, dengan mengklaim bahwa penyelidikan internal tidak menemukan bukti yang mendukung kekhawatiran pelapor atas pabrik di Carolina Selatan tempat Dreamliner dibuat.

    Di antara pelapor adalah John Barnett, 62 tahun, yang ditemukan tewas hanya sehari setelah menjalani pemeriksaan dengan pengacara perusahaan pada Maret 2024. Kematiannya ditetapkan sebagai bunuh diri. Kematian Barnett memicu banyak teori konspirasi meski penyelidik tak menemukan bukti adanya tindak pidana.

    Barret menuduh bahwa Boeing mencoba menghilangkan pemeriksaan kualitas, memalsukan dokumen, dan secara sadar memasang komponen yang terkontaminasi ke pesawat, dengan risiko terjadi ledakan.

    “Mereka mulai menekan kami untuk tidak melaporkan cacat, bekerja di luar prosedur, dan memungkinkan material cacat dipasang tanpa diperbaiki. Mereka mengambil jalan pintas, mereka hanya ingin pesawat segera dikeluarkan,” demikian klaimnya. Boeing membantah semua tuduhannya.

    (fyk/fay)

  • Pemerintah Selidiki Tragedi Pesawat Air India dari Mesin hingga Roda Pendaratan yang Tetap Terbuka

    Pemerintah Selidiki Tragedi Pesawat Air India dari Mesin hingga Roda Pendaratan yang Tetap Terbuka

    JAKARTA – Maskapai Air India dan pemerintah India tengah menyelidiki beberapa aspek kecelakaan Boeing 787-8 di Ahmedabad yang menewaskan lebih dari 240 orang.

    Penyelidikan dilakukan guna menelusuri masalah dengan daya dorong mesin jet, penutup sayap, dan roda pendaratan yang tetap terbuka, kata seorang sumber yang memiliki informasi langsung kepada Reuters pada Jumat, 13 Juni.

    Pemerintah juga tengah menyelidiki apakah Air India bersalah, termasuk masalah perawatan, kata sumber tersebut.

    Informasi terbaru, kotak hitam (black box) pesawat Boeing Air India yang jatuh dan meledak menabrak asrama mahasiswa di Ahmedabad, India, ditemukan.

    Kabar ini dikonfirmasi sumber kepolisian kepada Reuters pada Jumat, 13 Juni.

    Belum ada laporan rinci mengenai temuan kotak hitam dan tindaklanjut pemeriksaan isi rekaman black box.

    Data terkini, lebih dari 240 orang tewas dalam tragedi jatuhnya pesawat Air India menuju London yang membawa 242 penumpang dan kru. Pesawat jatuh berapa menit setelah lepas landas dari kota Ahmedabad di bagian barat pada Kamis.

    Kecelakaan pesawat Air India ini menjadi bencana penerbangan terburuk di dunia dalam satu dekade.

    Korban tewas termasuk orang-orang di darat ketika pesawat – yang menuju Bandara Gatwick, di selatan ibu kota Inggris – jatuh menabrak bangunan asrama perguruan tinggi kedokteran saat jam makan siang.

    Belakangan, dipastikan satu penumpang pesawat Air India selamat. Penumpang bernama Ramesh Viswashkumar kini menjalani perawatan di rumah sakit.

    “Tiga puluh detik setelah lepas landas, terdengar suara keras dan kemudian pesawat jatuh,” kata Ramesh Viswashkumar yang berusia 40 tahun kepada Hindustan Times.

    Saat wawancara, dia menunjukkan boarding pass untuk kursi 11A dengan nama yang sama.

    “Semuanya terjadi begitu cepat,” katanya sambil berbaring di ranjang rumah sakit.

    “Ketika saya bangun, ada mayat-mayat di sekeliling saya. Saya takut. Saya berdiri dan berlari. Ada serpihan puing pesawat di sekeliling saya,” katanya.

    “Seseorang memegang saya dan memasukkan saya ke dalam ambulans dan membawa saya ke rumah sakit,” tutur Ramesh Viswashkumar.

  • Bos Boeing Buka Suara soal Kecelakaan Air India Tewaskan 265 Orang

    Bos Boeing Buka Suara soal Kecelakaan Air India Tewaskan 265 Orang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala eksekutif Boeing Kelly Ortberg telah membatalkan perjalanannya ke Paris Air Show minggu depan. Event itu adalah sebuah acara industri penerbangan besar.

    Ia dikatakan ingin fokus pada penyelidikan kecelakaan Air India. Kecelakaan itu melibatkan Boeing 787-8 Dreamliner, yang baru berusia 11 tahun.

    “Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dari semua orang yang berada di dalam Air India Penerbangan 171 dan semua yang terdampak di India bagian barat,” kata Ortberg dalam sebuah pesan dikutip AFP, Jumat (13/6/2025).

    Ia mengatakan bahwa ia dan wakil presiden eksekutif Stephanie Pope telah menghubungi pimpinan Air India untuk memberikan dukungan penuh . Ortberg menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan ketua Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS) dan berkomitmen memberikan dukungan penuh kami terhadap proses investigasi.

    “Boeing juga mendukung penyelidikan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, yang memimpin penyelidikan tersebut,” katanya.

    “Keselamatan merupakan dasar bagi industri kami dan merupakan inti dari semua yang kami lakukan. Para ahli teknis kami siap membantu para penyelidik untuk memahami keadaan, dan tim Boeing siap untuk berangkat ke India,” tambanya.

    “Saat industri kami bersiap untuk memulai Paris Air Show, Stephanie dan saya telah membatalkan rencana untuk hadir sehingga kami dapat bersama tim kami, dan fokus pada pelanggan kami dan investigasi,” kata Ortberg.

    Kecelakaan Air Asia yang gagal lepas landas Kamis siang membuat dunie kembali menyoroti Boeing. Itu adalah kecelakaan pertama 787 Dreamliner, pesawat jarak jauh andalan Boeing.

    Penerbangan Air India yang menuju London menabrak daerah permukiman di kota Ahmedabad, India. Sejauh ini kejadian itu menewaskan sedikitnya 265 orang di dalam pesawat dan di darat, di mana pesawat menabrak asrama mahasiswa.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Satu Penumpang Air India di Kursi 11A Selamat, Ini Kata Pakar

    Satu Penumpang Air India di Kursi 11A Selamat, Ini Kata Pakar

    Jakarta

    Dari 242 penumpang dan awak pesawat Air India yang jatuh, hanya ada satu penumpang selamat. Dia adalah Vishwash Kumar Ramesh, warga negara Inggris keturunan India.

    Banyak yang menyebutnya keajaiban karena pesawat Boeing 787 Dreamliner itu meledak dan hancur dilalap api, sedangkan Kumar tampaknya tak luka parah. Dia duduk di kursi 11A, berdampingan dengan pintu darurat pesawat, tepat di belakang area kelas bisnis.

    Dikutip detikINET dari NY Post, Ramesh masih bisa berjalan sebelum dilarikan ke rumah sakit dengan luka-luka yang tampaknya tidak fatal. Padahal menurut pakar, kursi 11A dan sekitarnya biasanya bukan tempat teraman saat terjadi kecelakaan. Kemungkinan terbesar selamat adalah jika penumpang ada di belakang.

    Data Federal Aviation Administration menunjukkan bahwa sepertiga belakang pesawat angka kematiannya paling rendah. Namun memang itu bukan hal yang mutlak, tergantung bagaimana pesawat celaka dan di bagian mana pesawat menyerap benturan.

    “Semuanya tergantung pada dinamika kecelakaan. Maka, posisi duduk Anda sangat penting agar dapat bertahan hidup secara struktural.” kata Daniel Kwasi Adjekum, peneliti keselamatan penerbangan di University of North Dakota.

    Seat 11A Foto: NY Post

    Menurut studi Time yang meninjau data FAA, penumpang di kursi lorong bagian tengah kabin mengalami nasib terburuk, dengan tingkat kematian 44%. Namun,studi tahun 2008 University of Greenwich menemukan bahwa berada dalam jarak lima baris dari pintu darurat meningkatkan peluang bertahan hidup karena penumpang dapat keluar lebih cepat.

    “Tidak ada jawaban yang cocok untuk semua orang,” kata Cheng-Lung Wu, profesor di Universitas New South Wales. Menurutnya, kursi yang dekat dengan sayap pesawat memiliki perlindungan struktural lebih baik.

    “Bagian belakang pesawat umumnya masih dianggap sebagai yang paling aman, itulah sebabnya kotak hitam, yang sebenarnya berwarna oranye, sering berada di sana.” kata analis penerbangan Guy Leitch

    “Menurut saya, kursi 11A terlempar dari reruntuhan saat pesawat benar-benar hancur. Saya pikir itulah satu-satunya cara dia selamat dari bola api. Dia pasti berada jauh darinya,” pungkasnya.

    (fyk/fay)

  • Air India Jatuh, Ini Deretan Masalah Serius yang Dihadapi Boeing

    Air India Jatuh, Ini Deretan Masalah Serius yang Dihadapi Boeing

    Jakarta, Beritasatu.com – Nasib buruk kembali menyelimuti Boeing. Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) ini kembali menjadi sorotan dunia setelah kecelakaan tragis yang menimpa pesawat Air India 787 Dreamliner, Kamis (12/6/2025).

    Insiden ini terjadi hanya beberapa menit setelah  pesawat tersebut lepas landas dari kota Ahmedabad, India, dan menewaskan seluruh penumpang serta awak pesawat yang berjumlah lebih dari 240 orang.

    Meski penyebab pasti kecelakaan Air India 787 Dreamliner belum diketahui, tragedi ini langsung mengguncang pasar.

    Saham Boeing tercatat anjlok lebih dari 4% pada perdagangan sore hari setelah berita kecelakaan mencuat.

    Ini menjadi kecelakaan fatal pertama yang melibatkan model Boeing 787 sejak pertama kali diluncurkan pada 2009 silam.

    Dreamliner dan Risiko Baterai Ion Litium

    Boeing 787 yang dijuluki “Dreamliner” merupakan jet komersial pertama yang menggunakan baterai ion litium secara ekstensif. Teknologi ini dikenal lebih ringan dan efisien, tetapi juga memiliki risiko panas berlebih.

    Bahkan pada tahun 2013, armada 787 pernah dihentikan sementara karena beberapa insiden kebakaran yang dipicu oleh panas dari baterai tersebut.

    Kini, setelah lebih dari satu dekade, perhatian kembali tertuju pada integritas teknologi Dreamliner. Apakah kecelakaan Air India terkait dengan masalah serupa? Investigasi mendalam masih berlangsung.

    737 Max dan Sejarah Hitam Boeing

    Masalah terbaru Boeing ini seolah menghidupkan kembali trauma lama. Seri Boeing 737 Max menjadi noda besar dalam sejarah industri penerbangan setelah dua kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019, masing-masing di Indonesia dan Ethiopia yang merenggut total 346 nyawa.

    Kedua kecelakaan tersebut disebabkan oleh sensor rusak yang membuat hidung pesawat menukik secara otomatis tanpa kendali pilot.

    Akibatnya, seluruh armada Max sempat dilarang terbang secara global. Boeing kemudian melakukan perombakan sistem, tetapi luka reputasi masih membekas hingga kini.

    Bahkan, baru-baru ini, sebuah penutup pintu dari pesawat Max yang dioperasikan Alaska Airlines terlepas saat mengudara. Insiden ini membuat regulator kembali membatasi produksi Boeing menjadi hanya 38 unit per bulan.

    Deretan Masalah Keuangan dan Produksi

    Melansir dari AP News, di balik kecelakaan dan isu teknis, masalah keuangan Boeing juga kian mengkhawatirkan. Pada tahun 2024, perusahaan mencatat kerugian besar sebesar US$ 11,8 miliar, menambah total kerugian sejak 2019 menjadi lebih dari US$ 35 miliar.

    Selain itu, pemogokan masinis di fasilitas Renton dan Everett di negara bagian Washington menyebabkan penghentian produksi, sehingga memperlambat proses pengiriman pesawat ke maskapai.

    Selama kuartal I tahun 2025, meskipun kerugian menurun menjadi US$ 31 juta, CEO Kelly Ortberg mengakui bahwa Boeing masih dalam proses “menstabilkan operasi.” Artinya, tantangan besar masih menanti ke depan.

    Boeing Tertinggal dari Airbus dalam Pengiriman Pesawat

    Kinerja pengiriman pesawat Boeing juga merosot tajam. Pada tahun 2024, Boeing hanya mengirimkan 348 unit pesawat jet, turun sepertiga dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 528 unit.

    Sebagai perbandingan, rival utamanya, Airbus berhasil mengirimkan 766 pesawat pada tahun 2023, hampir dua kali lipat dari Boeing.

    Tertinggalnya Boeing ini disebabkan oleh kombinasi antara peningkatan pengawasan pemerintah, kendala produksi, dan krisis kepercayaan akibat insiden yang beruntun.

    Kepercayaan Pelanggan terhadap Boeing

    Meski dihantam banyak krisis, kepercayaan beberapa maskapai besar terhadap Boeing belum sepenuhnya luntur. Pada Mei 2025 lalu, perusahaan ini mendapatkan pesanan jumbo senilai US$ 96 miliar dari dua pelanggan asal Timur Tengah, termasuk Qatar Airways.

    Pesanan tersebut mencakup Boeing 787 dan jet berbadan lebar terbaru 777X, yang menjadi angin segar di tengah badai.

    Namun, muncul pertanyaan besar. Sampai kapan maskapai akan bertahan dalam ketidakpastian? Jika insiden seperti jatuhnya Air India Dreamliner terus berulang tanpa solusi tegas, Boeing diprediksi akan kehilangan pijakan dalam kompetisi global.

    Masa Depan Boeing dalam Sorotan Dunia

    Kecelakaan Air India 787 Dreamliner tidak hanya menambah daftar tragedi dalam sejarah penerbangan modern, tetapi juga memperkuat citra bahwa masalah terbaru Boeing belum terselesaikan. Dari aspek teknis, keuangan, hingga operasional, perusahaan raksasa ini tengah berjalan di atas garis tipis.

    Dalam dunia penerbangan yang menuntut keamanan dan presisi tinggi, kesalahan sekecil apa pun bisa berujung pada kehilangan nyawa dan reputasi.

    Setelah kecelakaan Air India 787 Dreamliner, Boeing kini semakin berada dalam situasi yang sulit. Namun, pilihan itu tetap ada, yakni bangkit melalui perbaikan mendalam atau terus terpuruk dalam bayang-bayang kegagalan.

  • Kotak Hitam Boeing 787 Dreamliner Air India Ditemukan

    Kotak Hitam Boeing 787 Dreamliner Air India Ditemukan

    New Delhi

    Salah satu kotak hitam pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik maskapai Air India yang jatuh di area permukiman di Ahmedabad, India, ditemukan. Kotak hitam ini akan membantu para penyelidik dalam mencari tahu penyebab situasi kecelakaan pesawat yang menewaskan sedikitnya 265 orang tersebut.

    Otoritas Gujarat yang menjadi lokasi kota Ahmedabad, seperti dilansir Times of India dan Hindustan Times, Jumat (13/6/2025), mengumumkan ditemukannya salah satu bagian kotak hitam pesawat pada Jumat (13/6) waktu setempat.

    Disebutkan bahwa bagian kotak hitam yang ditemukan merupakan DVR atau Digital Video Recorder, yang merupakan bagian dari Flight Data Recorder (FDR). Temuan itu didapat di antara puing-puing pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang menghantam sebuah hostel dan terbakar pada Kamis (12/6) kemarin.

    “Itu adalah DVR, yang telah kami temukan dari puing-puing. Tim FSL (laboratorium forensik-red) akan segera datang ke sini,” tutur seorang pejabat otoritas Gujarat, yang tidak disebut namanya, kepada kantor berita ANI.

    Kotak hitam pesawat pada dasarnya terdiri atas dua bagian, yakni Rekaman Suara Kokpit (CVR) dan Rekaman Data Penerbangan (FDR).

    FDR sendiri merupakan komponen penting dalam investigasi kecelakaan penerbangan, dirancang untuk menyimpan data teknis dari sistem pesawat. Temuan ini akan membantu para penyelidik dalam memahami urutan kejadian yang mengarah pada suatu insiden.

    Temuan bagian FDR ini, menurut sumber yang dikutip Hindustan Times, didapat di bagian belakang pesawat dan telah dijaga dengan aman. Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil akan mengumpulkan perangkat itu untuk dianalisis lebih lanjut.

    Dalam kecelakaan ini, pesawat tujuan London, Inggris, yang membawa 242 penumpang dan awak jatuh sesaat setelah lepas landas dari bandara kota Ahmedabad pada Kamis (13/6) siang. Pesawat ini jatuh di area permukiman, tepatnya menghantam sebuah hostel yang ditinggali para dokter muda.

    Tayangan video menunjukkan pesawat mengalami penurunan ketinggian usai lepas landas, kemudian terbakar di tengah area padat penduduk.

    Laporan otoritas India, seperti AFP, menyebut sedikitnya 265 orang tewas dalam kecelakaan maut tersebut. Dari total 242 penumpang dan awak yang ada di dalam pesawat, hanya satu orang yang berhasil selamat secara ajaib.

    Sekitar 24 korban tewas lainnya kehilangan nyawa di daratan sebagai imbas jatuhnya pesawat di tengah area permukiman.

    Tonton juga “AS Bakal Selidiki Penyebab Pesawat Boeing Jatuh di India” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemhan nilai kerja sama “offset” industri pertahanan untungkan negara

    Kemhan nilai kerja sama “offset” industri pertahanan untungkan negara

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Sesbalitbang
    Kemhan) Marsma TNI S Arief Hardoyo mendukung konsep kerja sama “offset” dibandingkan transfer of technology (ToT) dalam sebuah kolaborasi industri militer karena lebih menguntungkan negara.

    Menurut dia, cukup sulit bagi produsen alutsista memberikan fasilitas ToT kepada pihak yang ingin membeli produknya.

    “Pengalaman saja kita beli F-16 diberikan offset saja sudah bagus, bisa dikerjakan di Indonesia.
    Begitu minta ToT, tidak masuk akal, yang benar kita kuasai dan curi ilmu dari mereka,” kata saat menggelar diskusi di gelaran Indo Defence seperti dikutip siaran pers resmi Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) dan Indo Defense Magazine (IDM) yang diterima Antara, Jumat.

    Menurut Arief, konsep ToT justru akan membahayakan produsen alutsista lantaran rahasia kecanggihan teknologi yang diperjualbelikan akan mudah tersebar.

    Kondisi tersebut dapat mengancam keberlangsungan industri pertahanan itu sendiri.

    Sedangkan untuk konsep offset, produsen memberlakukan konsep STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di negara mitra.

    Hal tersebut yang dilakukan produsen pesawat terbang Boeing dan Indonesia saat membeli 24 pesawat tempur F15EX pada Agustus 2023 lalu.

    Dalam konsep offset, Boeing menyediakan konsep kerja sama pengembangan kapabilitas industri pertahanan Indonesia, terkhusus di bidang teknologi dan pendidikan.

    Melalui kerja sama ini, Boeing berusaha mengembangkan kualitas SDM dengan meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan yang berkaitan dengan teknologi dan ilmu sains.

    “Melalui kerja sama dengan sekolah dan universitas, Boeing membantu menciptakan ekosistem pendidikan yang mampu mencetak talenta-talenta baru di bidang teknologi tinggi,” kata Director for India, Asia, and Pacific, Boeing Defense, Space & Security, Randy Rotte dalam siaran pers yang sama.

    Dengan metode seperti ini, Indonesia tidak hanya mendapatkan teknologi mentah saja melainkan pijakan yang kuat berupa SDM yang berkualitas untuk menciptakan teknologi pertahanan lebih maju di masa depan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Top 3 Tekno: Penyebab Awan bisa Berbentuk Naga hingga Piring Terbang Bikin Penasaran – Page 3

    Top 3 Tekno: Penyebab Awan bisa Berbentuk Naga hingga Piring Terbang Bikin Penasaran – Page 3

    Pesawat Air India tujuan Ahmedabad-London yang jatuh hari ini, Kamis (12/6/2025), menandai kecelakaan fatal pertama Boeing 787-8 Dreamliner sejak pesawat itu pertama kali diluncurkan secara komersial pada 2011.

    Dengan 242 orang di dalamnya, pesawat Air India AI171 lepas landas dari Bandara Sardar Vallabhai Patel, Ahmedabad sekitar pukul 14.00 waktu setempat dan beberapa menit kemudian jatuh di kawasan pemukiman.

    Sebelum kecelakaan, pilot mengeluarkan panggilan darurat “Mayday”, yang tidak mendapat respons dari Pengendali Lalu Lintas Udara. Api berkobar dan asap tebal mengepul dari lokasi kejadian, membumbung tinggi hingga dapat dilihat dari jarak berkilo-kilo meter di seluruh kota.

    Bicara soal profil pesawat, Boeing 787-8 adalah varian pertama dari keluarga 787 Dreamliner. Pesawat ini diluncurkan secara resmi pada 2004, dengan penerbangan perdananya pada 15 Desember 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2011 dengan maskapai asal Jepang, All Nippon Airways (ANA).

    787-8 biasanya menampung antara 210 dan 248 penumpang dalam konfigurasi dua kelas dan menawarkan jangkauan sekitar 7.305 mil laut (13.530 kilometer). Pesawat ini memungkinkan maskapai penerbangan untuk mengoperasikan rute jarak pendek dan jarak jauh secara efisien.

    Mengutip Financial Express, inovasi teknologi utama Boeing 787-8 Dreamliner adalah penggunaan material komposit secara ekstensif, yang membentuk sekitar 50% dari struktur utama, termasuk badan pesawat dan sayap.

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Air India Beri Kompensasi Rp 1,9 M ke Keluarga Korban Tewas

    Air India Beri Kompensasi Rp 1,9 M ke Keluarga Korban Tewas

    Jakarta

    Perusahaan induk Air India, Tata Group, mengumumkan akan memberikan santunan sebesar Rs 1 crore atau sekitar Rp 1,9 miliar kepada keluarga korban kecelakaan. Hal ini menyusul tragedi jatuhnya pesawat Air India AI171.

    Pesawat Air India berjenis Boeing 787-8 Dreamliner itu jatuh di Ahmedabad, India Kamis (12/6/2025) waktu setempat. Pesawat yang seharusnya terbang menuju Gatwick, London, itu terbang membawa 242 penumpang.

    Pengumuman pemberian uang santunan itu disampaikan oleh Ketua Tata Group, N Chandrasekaran. Pihaknya juga menyatakan akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban luka, serta membantu pembangunan kembali asrama mahasiswa BJ Medical College yang hancur terdampak insiden itu.

    “Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan kesedihan yang kami rasakan saat ini. Pikiran dan doa kami menyertai keluarga yang telah kehilangan orang yang mereka cintai, dan mereka yang terluka,” ujar Chandrasekaran, dikutip dari The Economic Times, Jumat (13/6/2025).

    Dalam insiden tersebut, kebakaran terjadi setelah pesawat tersebut lepas landas. Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas pada pukul 1:39 siang dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel.

    Menurut Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA), pesawat tersebut membawa 242 orang di dalamnya, termasuk dua pilot dan sepuluh awak kabin. Pesawat tersebut dikomandoi oleh Kapten Sumeet Sabharwal dengan Perwira Pertama Clive Kundar.

    “Menurut ATC, pesawat lepas landas pukul 13.39 IST dari Landasan Pacu 23. Pesawat memberikan panggilan MAYDAY ke ATC, tetapi tidak ada respons lebih lanjut yang diterima. Pesawat jatuh di luar batas bandara dan terlihat mengeluarkan asap hitam pekat,” kata DGCA dalam sebuah pernyataan.

    Beberapa mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan tim penyelamat dilarikan ke tempat kejadian. Tiga tim National Disaster Response Force (NDRF) yang terdiri dari 90 personel dikerahkan dari Gandhinagar, dengan tim tambahan dalam perjalanan dari Vadodara.

    Sebagai informasi, sebanyak 242 penumpang Air India terdiri dari warga negara India, Inggris, Kanada dan Portugal. Pesawat terbang dari kota berpenduduk 5 juta jiwa itu pukul 13.38.

    Kepolisian setempat sempat mensinyalir seluruh penumpang maskapai tersebut meninggal dunia. Diketahui 242 penumpang Air India sudah termasuk 10 awak kabin pesawat. Malik mengatakan sejumlah penduduk setempat juga ikut menjadi korban jiwa.

    (fdl/fdl)