Perusahaan: Boeing

  • Japan Airlines Boeing 737 Malfungsi, Mendarat Darurat dari Ketinggian 26.000 Kaki

    Japan Airlines Boeing 737 Malfungsi, Mendarat Darurat dari Ketinggian 26.000 Kaki

    Bisnis.com, JAKARTA — Pesawat Boeing 737–800 milik maskapai Japan Airlines dilaporkan mengalami malfungsi di ketinggian 26.000 kaki dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kansai, Osaka pada Senin (30/6/2025) malam waktu setempat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan JL8696 yang dioperasikan oleh Spring Airlines Japan itu sedang terbang dari Shanghai, China menuju Tokyo, Jepang membawa 191 penumpang dan awak. 

    Kemudian, sistem pesawat mendeteksi gangguan tekanan kabin. Akibatnya, pesawat harus segera turun dari ketinggian jelajah 36.000 kaki ke 10.500 kaki dalam rentang 10 menit.

    Masker oksigen pun otomatis keluar, sehingga memicu kepanikan penumpang. Beberapa di antaranya bahkan sempat menulis pesan terakhir karena menyangka pesawat akan jatuh.

    Pesawat akhirnya mendarat darurat di Bandara Kansai, Osaka pada pukul 20.50 waktu setempat. Sampai saat ini, belum ada laporan cedera atau masalah kesehatan di antara penumpang atau awak pesawat.

    Japan Airlines menyatakan penurunan ketinggian tersebut merupakan prosedur standar demi keselamatan setelah sistem tekanan kabin bermasalah. Maskapai juga menegaskan tidak terjadi dekompresi cepat.

    “Pada 30 Juni 2025, Penerbangan JL8696 mengalami kerusakan pada sistem tekanan kabin, disertai dengan peringatan yang menunjukkan tingkat tekanan ketinggian kabin yang tidak normal,” ujar manajemen Japan Airlines mengutip The Independent, Jumat (4/7/2025).

    Adapun, sebagai bentuk tanggung jawab, Japan Airlines memberikan kompensasi sebesar 15.000 yen atau sekitar Rp1,8 juta serta akomodasi hotel bagi seluruh penumpang. 

    “Kami bekerja sama sepenuhnya dengan Badan Keselamatan Transportasi dan melakukan investigasi internal untuk menentukan akar penyebab kegagalan fungsi sistem, dan akan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang,” kata maskapai tersebut.

    Pemerintah Jepang melalui Kementerian Transportasi langsung membuka investigasi terkait insiden ini. Insiden tersebut terjadi di tengah sorotan global terhadap pesawat Boeing usai sejumlah kasus kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Sejak tahun 2000, berbagai versi pesawat Boeing 737 telah dikaitkan dengan setidaknya 12 kasus kecelakaan fatal di seluruh dunia, termasuk insiden China Eastern Airlines Penerbangan MU5735 pada 2022 dan kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan tahun lalu.

  • Negosiasi Buntu, Uni Eropa Bersiap Kenakan Tarif Balasan untuk Donald Trump

    Negosiasi Buntu, Uni Eropa Bersiap Kenakan Tarif Balasan untuk Donald Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Uni Eropa bersiap memberlakukan tarif balasan terhadap impor dari Amerika Serikat, karena Presiden Donald Trump tetap mengenakan tarif dasar atas produk-produk dari blok tersebut seperti yang diperkirakan banyak pihak.

    Melansir Bloomberg pada Rabu (25/6/2025), pejabat UE memperkirakan Amerika Serikat (AS) akan tetap mempertahankan sebagian tarif meskipun negosiasi dagang selesai. Hingga kini, Komisi Eropa—yang bertanggung jawab atas urusan perdagangan UE—belum memberikan sinyal apakah hal itu akan memicu aksi balasan.

    “Kami perlu melakukan pembalasan dan penyeimbangan di sejumlah sektor utama jika AS tetap ngotot pada kesepakatan yang timpang, termasuk jika hasil negosiasi tetap mempertahankan tarif 10%,” ujar Komisaris Industri UE Stephane Sejourne.

    UE kini tengah berpacu dengan waktu untuk mencapai kesepakatan sebelum hampir seluruh ekspor ke AS dikenakan tarif hingga 50% pada 9 Juli. Trump sebelumnya mengkritik keras UE yang menurutnya diciptakan untuk merugikan AS, serta menyebut surplus barang dan hambatan dagang sebagai alasan utama kebijakan tarifnya. 

    UE memperkirakan bahwa saat ini tarif AS telah mencakup 380 miliar euro (US$439 miliar), atau sekitar 70% dari total ekspor UE ke AS.

    Menurut seorang pejabat UE yang enggan disebutkan namanya, negosiasi belakangan ini menunjukkan percepatan, dan Komisi Eropa tengah berupaya keras mencari solusi yang saling menguntungkan.

    Namun, pekan lalu Komisi Eropa juga menyampaikan kepada negara-negara anggota bahwa AS masih mengajukan tuntutan yang berpotensi menciptakan kesepakatan yang tidak adil.

    Komisi Eropa akan mengevaluasi hasil akhir dan menentukan sejauh mana ketimpangan yang dapat diterima, jika ada. Keputusan soal aksi balasan harus dikonsultasikan dan disepakati bersama negara-negara anggota.

    Beberapa permintaan AS termasuk kuota ekspor perikanan yang dinilai bertentangan dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), langkah-langkah tarif yang tidak bersifat timbal balik, serta tuntutan terkait keamanan ekonomi yang oleh pejabat UE disebut tidak realistis.

    Banyak pihak di UE memprediksi bahwa sebagian besar tarif AS akan tetap berlaku, termasuk tarif dasar 10%, meskipun kesepakatan dicapai. Inggris pun telah menandatangani kesepakatan dengan AS bulan ini yang tetap membebankan tarif 10% atas hampir seluruh ekspor dari Inggris.

    Komisaris Perdagangan UE Maros Sefcovic mengatakan pihaknya memahami bahwa AS menggunakan tarif 10% sebagai baseline. Oleh karena itu, dia menyebut Uni Eropa juga sedang menyiapkan langkah penyeimbangan yang akan melindungi bisnis dan pekerja Eropa apabila kesepakatan yang adil tidak tercapai.

    Sektor Terdampak Tarif Trump

    Salah satu sektor yang rentan dalam konflik dagang ini adalah industri penerbangan sipil. Sejourne menekankan bahwa Airbus SE yang berbasis di Toulouse, Prancis, tidak boleh dirugikan oleh kompetisi tidak adil dari Boeing yang berbasis di Virginia, AS, terutama karena tambahan tarif 10% terhadap Airbus.

    “Jika kita tidak melakukan penyeimbangan, maka kita akan membiarkan sektor-sektor utama tidak terlindungi. Maka dari itu, langkah ini juga penting dari sisi ekonomi,” ujarnya.

    Meskipun negosiasi berjalan positif, sejumlah pejabat Eropa memandang skenario terbaik adalah tercapainya kesepakatan prinsip sebelum tenggat 9 Juli, yang memungkinkan negosiasi diperpanjang dan gencatan tarif tetap berlaku.

    Adapun, Uni Eropa telah menyetujui tarif atas 21 miliar euro produk AS sebagai tanggapan atas tarif Trump terhadap ekspor baja dan aluminium. Tarif tersebut menyasar negara bagian yang sensitif secara politik, termasuk produk kedelai dari Louisiana—kampung halaman Ketua DPR AS Mike Johnson—serta produk pertanian, unggas, dan sepeda motor.

    Selain itu, blok tersebut juga menyiapkan daftar tambahan tarif terhadap produk AS senilai 95 miliar euro, sebagai respons atas kebijakan tarif timbal balik dan bea masuk otomotif Trump. Daftar ini masih dapat berubah sesuai masukan dari negara-negara anggota dan pelaku industri yang ingin melindungi sektor mereka.

    AS telah lebih dahulu mengenakan tarif terhadap mobil Eropa, baja, dan aluminium, serta mengumumkan rencana ekspansi tarif ke sektor lain seperti farmasi, semikonduktor, dan pesawat komersial.

    Kepada wartawan bulan ini dalam perjalanan pulang dari KTT G7 di Kanada, Trump menyatakan belum melihat tawaran yang adil dari UE.

    “Mereka harus membuat kesepakatan yang bagus, atau mereka akan membayar sesuai dengan apa yang kami tentukan,” ujarnya.

  • Trump Turunkan Jet B-2 Hancurkan Pusat Nuklir Iran, Ini Spesifikasinya

    Trump Turunkan Jet B-2 Hancurkan Pusat Nuklir Iran, Ini Spesifikasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat pengebom B-2 Amerika Serikat (AS) terlibat dalam serangan terhadap situs nuklir Iran. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat AS kepada Reuters, Sabtu (21/6/2025) malam waktu AS.

    Pesawat itu terlibat dalam sebuah operasi di tiga lokasi nuklir yang terletak Fordow, Natanz, dan Esfahan. namun kerusakan besar difokuskan pada fasilitas nuklir yang berada di Fordow. 

    “Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” tulis Trump di media sosial dikutip CNBC International.

    “Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di Dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!” tulis presiden.

    Sebelumnya pada hari Sabtu, beberapa pembom siluman B-2 Angkatan Udara AS meninggalkan Missouri, menuju barat melintasi Samudra Pasifik. Pesawat-pesawat besar itu merupakan satu-satunya pesawat AS yang mampu membawa GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom seberat 30.000 pon yang dikenal sebagai “penghancur bunker.”

    Desain untuk bom GBU-57 MOP ini ini dimulai pada awal 2000-an, dan pesanan untuk 20 unit yang ditempatkan pada Boeing pada tahun 2009. Bom GBU-57 didesain khusus untuk menghancurkan target yang terlindungi.

    Dengan panjang 6,6 meter, bom ini memiliki lapisan baja keras dan peledak berpemicu khusus yang tidak langsung meledak saat menabrak permukaan. Senjata ini akan menembus lapisan beton dan batu sebelum meledak tepat di target terdalam.

    “Senjata ini dirancang dengan selongsong baja yang agak tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan batu ini,” kata Masao Dahlgren, seorang peneliti di bidang pertahanan rudal di Center for Strategic and International Studies (CSIS), dikutip dari AFP, Kamis (19/6/2025).

    Sementara itu, sejumlah situs nuklir Iran sendiri disebutkan berada di dalam tanah. Kedalaman situs ini pun disebutkan mencapai ratusan meter, yang membuatnya sulit ditembus sejumlah bom selain dengan GBU-57 ini.

    “Anda butuh menjatuhkan dua bom pada lokasi yang sama, dan kemungkinan harus beberapa kali,” ujar pakar militer dari National Defense University AS, David Des Roches.

    “Bahkan setelah itu, tak ada jaminan seluruh fasilitas lumpuh. Untuk benar-benar menghancurkannya, pasukan darat mungkin perlu dikerahkan untuk menanam bahan peledak dari dalam.”

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Air India Pangkas 16 Penerbangan Internasional Imbas Kecelakaan Fatal

    Air India Pangkas 16 Penerbangan Internasional Imbas Kecelakaan Fatal

    Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan milik Tata Group, Air India yang tengah bergulat dengan isu kecelakaan pesawat fatal pada 12 Juni lau, mengambil langkah besar untuk memulihkan perusahaan.

    Dilansir NDTV, Air India pada Kamis (19/6/2025) mengatakan penerbangan akan dikurangi ke 16 rute internasional dan membatalkan tiga tujuan luar negeri antara 21 Juni dan 15 Juli.

    Maskapai yang baru mengalami kecelakaan pesawat fatal pada 12 Juni di Ahmedabad, mengatakan langkah ini dilakukan untuk memulihkan stabilitas jadwal dan meminimalkan ketidaknyamanan bagi penumpang.

    Pengumuman terperinci itu muncul sehari setelah maskapai itu mengatakan akan mengurangi sementara penerbangan yang dioperasikan dengan pesawat berbadan lebar sebesar 15%.

    “Pengurangan ini akan berlaku mulai 21 Juni 2025, dan berlangsung setidaknya hingga 15 Juli 2025,” tulis maskapai itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Jumat (20/6/2025).

    Layanan yang akan dibatalkan adalah rute Delhi-Nairobi, Amritsar-London (Gatwick), dan Goa (Mopa)-London (Gatwick) hingga 15 Juli.

    Rute Delhi-Nairobi sendiri memiliki empat penerbangan per minggu, dan rute Amritsar-London (Gatwick) dan Goa (Mopa)-London (Gatwick) masing-masing memiliki tiga penerbangan seminggu.

    Selain itu, penerbangan juga akan dikurangi pada 16 rute internasional yang menghubungkan kota-kota di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Timur Jauh.

    Rute-rute di Amerika Utara yang akan mengalami pengurangan frekuensi adalah Delhi-Toronto, Delhi-Vancouver, Delhi-San Francisco, Delhi-Chicago, dan Delhi-Washington.

    “Pengurangan ini muncul dari keputusan untuk secara sukarela melakukan pemeriksaan keselamatan pra-penerbangan yang ditingkatkan, serta mengakomodasi durasi penerbangan tambahan yang timbul dari penutupan wilayah udara di Timur Tengah,” kata pernyataan itu.

    Sebelumnya, CEO dan Direktur Pelaksana Air India Campbell Wilson dalam sebuah pesan kepada para penumpang mengatakan bahwa sebagai langkah membangun kepercayaan, maskapai telah memilih untuk melanjutkan pemeriksaan keselamatan pra-penerbangan yang ditingkatkan pada armada Boeing 787 dan Boeing 777-nya untuk sementara waktu.

    Mengingat banyaknya waktu yang akan dihabiskan untuk pemeriksaan tambahan ini dan potensi dampaknya pada jadwal, Air India telah memutuskan untuk mengurangi penerbangan berbadan lebar internasionalnya sekitar 15% mulai 20 Juni hingga setidaknya pertengahan Juli.

    Rute-rute di Eropa yang layanan penerbangannya dikurangi meliputi Delhi-London Heathrow, Bengaluru-London Heathrow, Amristsar-Birmingham dan Delhi-Birmingham, Delhi-Paris, Delhi-Milan, Delhi-Kopenhagen, Delhi-Wina dan Delhi-Amsterdam.

    Demikian pula, layanan pada rute Delhi-Melbourne, Delhi-Sydney, Delhi-Tokyo Haneda dan Delhi-Seoul (Incheon) juga telah dikurangi sebagai bagian dari jadwal yang direvisi.

    Maskapai tersebut mengatakan bahwa pihaknya secara proaktif menghubungi penumpang yang terdampak untuk menawarkan akomodasi ulang pada penerbangan alternatif, penjadwalan ulang gratis, atau pengembalian uang penuh sesuai keinginan mereka.

  • TNI AU siapkan Hercules dan Boeing untuk evakuasi WNI dari Iran-Israel Jumat, 20 Juni 2025 – 15:34 WIB

    TNI AU siapkan Hercules dan Boeing untuk evakuasi WNI dari Iran-Israel
    Jumat, 20 Juni 2025 – 15:34 WIB

  • TNI AU siapkan Hercules dan Boeing untuk evakuasi WNI dari Iran-Israel

    TNI AU siapkan Hercules dan Boeing untuk evakuasi WNI dari Iran-Israel

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan TNI AU menyiapkan pesawat angkut Hercules hingga Boeing untuk membantu evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Iran dan Israel.

    “Pesawat sudah kita siapkan, baik pesawat Hercules maupun Boeing juga sama,” kata I Nyoman Suadnyana saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Menurut ia, TNI AU tidak hanya mempersiapkan pesawat, melainkan juga kru dan pasukan telah disiagakan untuk menjalankan misi evakuasi.

    Namun, hingga saat ini TNI AU belum menerima perintah dari Mabes TNI untuk menjalankan misi evakuasi tersebut.

    Walau demikian, dia memastikan jajaran TNI AU siap diperintahkan kapan pun untuk menjalankan misi evakuasi WNI dari Iran dan Israel.

    “Intinya TNI AU siap melaksanakan perintah. Dari pimpinan turun, kita akan siap melaksanakan untuk melaksanakan evakuasi,” katanya.

    Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan TNI mengerahkan 34 personel yang tergabung dalam tim khusus untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran dan Israel.

    “Rencana evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Iran dan Israel akan melibatkan Crisis Response Team (CRT) yang terdiri dari 34 personel gabungan TNI,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Kamis (19/6).

    Kristomei mengatakan sebanyak 34 personel itu saat ini masih berada di Jakarta dan mereka siap menerima perintah jika diperlukan untuk mengevakuasi WNI saat masih Israel, Iran ataupun ketika sudah sampai di bandara Indonesia.

    Kristomei mengatakan berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, saat ini terdapat 578 orang WNI di wilayah Iran dan Israel.

    Jumlah itu terdiri atas 386 orang di Iran dan 192 orang di Israel. Dari jumlah tersebut, sebanyak 115 orang WNI di Iran dan 11 orang WNI di Israel bersedia untuk dievakuasi.

    “Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang tinggal di wilayah-wilayah yang saat ini masuk dalam kategori rawan,” kata Kristomei.

    Nantinya, WNI dari Iran akan berangkat menuju Baku pada Jumat (20/6) pukul 07.00 waktu setempat (11.00 WIB).

    Sesampainya di Baku, para WNI akan transit selama dua malam sebelum melanjutkan penerbangan pulang ke Indonesia dengan pesawat komersial pada Minggu, 22 Juni 2025.

    Sedangkan rencana evakuasi WNI dari Israel direncanakan melalui Amman (Yordania), sebelum diberangkatkan melalui jalur udara ke Indonesia.

    Kristomei belum bisa menjelaskan secara rinci kapan 34 personel itu berperan dalam proses evakuasi. Dia hanya memastikan para personel TNI itu siap jika harus diberangkatkan ke wilayah rawan untuk mengevakuasi WNI.

    “TNI menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga negara Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri adalah bagian dari tugas konstitusional yang diemban, dan akan terus dilaksanakan secara maksimal dalam kerangka kepentingan nasional,” jelas Kristomei.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rudal AS Bisa Hancurkan Bunker Nuklir Iran Seketika, Ini Teknologinya

    Rudal AS Bisa Hancurkan Bunker Nuklir Iran Seketika, Ini Teknologinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat memiliki senjata super canggih yang diyakini menjadi satu-satunya yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang tersembunyi jauh di dalam tanah.

    Senjata itu adalah GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker seberat 13,6 ton yang dikembangkan untuk menembus perlindungan beton dan batuan sedalam 61 meter, sebelum meledak.

    Desain untuk bom ini dimulai pada awal 2000-an, dan pesanan untuk 20 unit yang ditempatkan pada Boeing pada tahun 2009.

    Bom GBU-57 didesain khusus untuk menghancurkan target yang terlindungi. Dengan panjang 6,6 meter, bom ini memiliki lapisan baja keras dan peledak berfuse khusus yang tidak langsung meledak saat menabrak permukaan.

    Senjata ini akan menembus lapisan beton dan batu sebelum meledak tepat di target terdalam.

    “Senjata ini dirancang dengan selongsong baja yang agak tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan batu ini,” kata Masao Dahlgren, seorang peneliti di bidang pertahanan rudal di Center for Strategic and International Studies (CSIS), dikutip dari AFP, Kamis (19/6/2025).

    Satu-satunya pesawat yang mampu membawa dan menjatuhkan bom ini adalah B-2 Bomber, pesawat siluman milik AS. Tiap pesawat bisa membawa dua unit GBU-57.

    Menurut pengamatan citra satelit, sejumlah pesawat B-2 sempat terlihat di pangkalan militer Diego Garcia, Samudera Hindia, pada awal Mei lalu, lokasi strategis yang memungkinkan operasi ke Timur Tengah.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tak Mampu Hancurkan Situs Nuklir Iran, Israel Ngemis Amerika

    Tak Mampu Hancurkan Situs Nuklir Iran, Israel Ngemis Amerika

    Jakarta

    Salah satu situs nuklir Iran yang misterius dan sangat terlindungi adalah Fordow Fuel Enrichment Plant. Dari satelit, terlihat di sana lima terowongan yang masuk ke beberapa gunung, struktur sekitar yang besar, dan perimeter keamanan luas. Kompleks rahasia yang dijaga ketat itu dibangun dekat kota Qom.

    Aula utamanya diperkirakan berada 80 hingga 90 meter di bawah tanah sehingga aman dari bom udara apa pun yang dimiliki Israel. Maka menghancurkan fasilitas tersebut dari udara adalah mustahil bagi Negara Zionis itu.

    Maka Israel berharap bantuan Amerika Serikat. “Agar Fordow dihancurkan oleh bom dari langit, satu-satunya negara di dunia yang memiliki bom itu adalah AS. Dan itu adalah keputusan yang harus diambil AS,” cetus Dubes Israel untuk AS, Yechiel Leiter.

    Ya, senjata yang diprediksi dapat merusak Furdow hanya dimiliki oleh AS, yaitu GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator seberat sekitar 15 ton. Bom itu hanya dapat dibawa oleh pesawat bomber siluman B-2 Spirit yang juga hanya dimiliki oleh AS.

    GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator adalah bim non nuklir terbesar di arsenal AS dan dirancang oleh Boeing untuk Angkatan Udara AS. “AS mengontrol bom dan pembomnya,” sebut John Spencer dari Modern War Institute.

    Harganya sekitar USD 500 juta, dengan kemampuan menembus kedalaman sampai sekitar 61 meter, yang dinilai cukup dalam untuk merusak fasilitas seperti Ferdow, meskipun diperkuat oleh baja dan granit. Bom ini melakukan penetrasi sebelum meledak di kedalaman.

    Strateginya misalnya menembakkannya berulangkali sampai target benar-benar hancur. “Berdasarkan berat dan gaya kinetiknya, GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator dirancang untuk menembus jarak tertentu ke dalam tanah sebelum meledak,” kata Spencer yang dikutip detikINET dari NY Post.

    “Itulah sebabnya penghancur bunker ini disebut Penetrator. Mereka menembus tanah sebelum meledak. Ledakannya ditunda secara strategis,” paparnya.

    Meskipun AS menjual senjata penghancur bunker yang kurang kuat ke Israel, mereka menolak untuk berbagi Massive Ordnance Penetrator dengan sekutu manapun. Belum diketahui pula apakah AS akan membantu Israel dengan bom itu.

    Mengenai seperti apa ledakan dari Massive Ordnance Penetrator, Spencer hanya bisa menebak. “Saya pernah melihat bom seberat 500 pon dan itu akan mengguncang gigi Anda saat meledak. Kalau bom itu seperti gempa Bumi, akan jauh lebih dari itu,” cetusnya.

    (fyk/afr)

  • Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Nuklir Bawah Tanah Iran Jadi Sorotan

    Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Nuklir Bawah Tanah Iran Jadi Sorotan

    Jakarta

    Bom khusus milik Amerika Serikat ramai dibahas. Bom itu disebut-sebut mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang terkubur jauh di bawah tanah.

    Bom penghancur bunker itu disebut menjadi senjata pilihan Presiden Donald Trump, jika ia memutuskan untuk mendukung Israel secara militer dalam perang melawan Iran. Bom itu adalah GBU-57, hulu ledak seberat 30.000 pon (13.607 kg) yang mampu menembus 200 kaki (61 meter) di bawah tanah sebelum meledak. Bom yang sangat kuat ini tak ada dalam gudang senjata Israel.

    Perang Israel Vs Iran dalam kurun waktu kurang dari satu minggu telah menewaskan para komandan militer Iran dan merusak banyak instalasi di darat.

    “Stok rudal, peluncur, pangkalan militer, fasilitas produksi, ilmuwan nuklir, komando dan kendali militer rezim tersebut telah mengalami pukulan yang sangat keras,” kata Behnam Ben Taleblu, direktur program Iran di lembaga pemikir Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berpusat di Washington, AS, sebuah kelompok yang condong ke konservatif.

    “Namun, masih ada pertanyaan besar mengenai seberapa mujarab serangan Israel terhadap jantung program nuklir Iran,” ujar Taleblu, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/6/2025).

    Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan tidak ada kerusakan di Fordo, pabrik pengayaan uranium di selatan Teheran. Tidak seperti situs Natanz dan Isfahan di Iran tengah, Fordo berada jauh di bawah tanah, di luar jangkauan bom Israel.

    “Semua mata akan tertuju pada Fordo,” kata Taleblu.

    Fordo adalah fasilitas pengayaan nuklir kedua Iran setelah fasilitas nuklir utama Natanz. Fasilitas Fordo dibangun di lereng gunung dekat Kota Qom, sekitar 95 kilometer di sebelah barat daya Teheran.

    Pembangunannya diyakini telah dimulai sekitar tahun 2006. Fasilitas tersebut mulai beroperasi pada 2009 tahun yang sama ketika Teheran secara terbuka mengakui keberadaannya.

    Selain terkubur sekitar 80 meter di bawah batu dan tanah, Fordo dilaporkan dilindungi oleh sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Iran dan Rusia. Pada Maret 2023, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mendeteksi partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7%hampir setara dengan kadar uranium untuk membuat senjata nuklir di lokasi tersebut.

    Purnawirawan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan peneliti pertahanan Rand Corporation Mark Schwartz menyebut “hanya Amerika Serikat yang memiliki kapasitas konvensional” untuk menghancurkan tempat-tempat semacam itu. Dan yang dimaksud dengan “kapasitas konvensional” adalah bom GBU-57 non-nuklir.

    Kemampuan Bom Khusus AS

    Wujud bom AS. Foto: U.S. Air Force/AP Photo)

    Militer AS mengatakan bom khusus GBU-57 dirancang untuk menembus hingga 200 kaki di bawah tanah sebelum meledak. Bom itu juga disebut Massive Ordnance Penetrator (MOP).

    Disebut-sebut, bom Ini berbeda dari rudal yang biasanya meledakkan muatannya di dekat atau setelah terjadi benturan.

    “Untuk mengalahkan target yang terkubur dalam ini, senjata ini perlu dirancang dengan selongsong baja yang agak tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan bebatuan ini,” kata Masao Dahlgren, seorang peneliti yang bekerja pada pertahanan rudal untuk Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah pusat penelitian yang berpusat di Washington.

    Desain bom ini dimulai pada awal tahun 2000-an dan pesanan sebanyak 20 unit diberikan kepada Boeing pada tahun 2009. Dengan panjang enam meter, bom ini diyakini mampu menembus target sejauh 61 meter di bawah permukaan tanah. Beberapa bom dapat dijatuhkan secara berurutan sehingga dapat mengebor lebih dalam setiap terjadi ledakan.

    Bom ini disebut lebih kuat daripada Massive Ordnance Air Blast (MOAB), senjata seberat 9.800 kg yang dikenal sebagai “Induk dari semua bom,” yang digunakan dalam pertempuran di Afghanistan pada 2017.

    “Angkatan Udara AS berupaya keras merancang senjata dengan ukuran yang hampir sama dengan MOAB, tetapi dengan muatan peledak di dalam wadah logam yang sangat keras. Hasilnya adalah GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator,” kata Paul Rogers, profesor emeritus Studi Perdamaian di Universitas Bradford, UK.

    Sejauh ini, AS belum memberikan akses penggunaan MOP kepada Israel.

    Pesawat yang Pakai Bom GBU-57

    Foto: AP/Planet Labs PBC

    Satu-satunya pesawat yang mampu menggunakan bom GBU-57 adalah pesawat pengebom Amerika, B-2, sebuah pesawat siluman. Beberapa pesawat pengebom ini dikerahkan pada awal Mei lalu di Diego Garcia, lokasi pangkalan militer gabungan Inggris-AS di Samudra Hindia.

    Dengan kemampuan jarak jauhnya, B-2 yang berangkat dari Amerika Serikat “mampu terbang jauh ke Timur Tengah untuk melakukan pengeboman. Itu sudah pernah dilakukan sebelumnya,” kata Dahlgren.

    Setiap pesawat B-2 dapat membawa dua bom GBU-57, dan Schwartz mengatakan beberapa bom kemungkinan akan dibutuhkan.

    “Mereka tidak akan hanya menggunakan satu bom dan selesai,” katanya.

    Pesawat pengebom berat jarak jauh ini memiliki jangkauan sekitar 11.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, dan hingga 18.500 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar di udara. Cara ini yang memungkinkan pesawat itu mencapai hampir semua lokasi di dunia dalam hitungan jam, menurut Northrop Grumman.

    Menurut produsennya, B-2 dapat membawa muatan seberat 18.000 kg. Namun, Angkatan Udara AS mengatakan telah berhasil menguji B-2 dengan membawa dua penghancur bunker GBU-57A/B dengan berat total sekitar 60.000 pon (27.200 kg).

    Intervensi AS seperti itu akan membawa “banyak beban politik bagi Amerika,” kata Taleblu. Dia menyebut bom penghancur bunker bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi program nuklir Iran.

    Tanpa bom GBU-57, dan tanpa solusi diplomatik, Taleblu mengatakan Israel dapat menyerang akses ke fasilitas bawah tanah seperti Fordo dengan “mencoba menyerang pintu masuk, menghancurkan apa yang bisa mereka hancurkan, memutus aliran listrik dan mengambil tindakan lain seperti yang telah diambil di Natanz.”

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Akhirnya Bobby Buka Suara Soal Teror Bom Pesawat Saudi Airlines

    Akhirnya Bobby Buka Suara Soal Teror Bom Pesawat Saudi Airlines

    GELORA.CO -Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, angkat bicara terkait teror bom yang mengganggu proses pemulangan jemaah haji asal Indonesia dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede. 

    Saudi Airlines Boeing 5276 terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Selasa, 17 Juni 2025 karena mendapat informasi mengenai adanya ancaman bom.

    Bobby mengungkap bahwa pesawat yang membawa 442 jemaah tersebut telah menjalani pemeriksaan ketat oleh tim penjinak bahan peledak (Jihandak).

    “Ya, tadi jam 11 siang tadi mendarat membawa jemaah kloternya dari Jakarta, ada 442 jemaah haji. Hari ini pesawatnya sedang dicek oleh Jihandak,” ungkap Bobby kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa, 17 Juni 2025.

    Bobby memastikan bahwa Pemprov Sumut sudah mengambil langkah cepat dalam memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji selama proses pemeriksaan berlangsung.

    “Untuk jemaahnya sudah kita berikan fasilitas, dan bahkan kalau memang pesawat diberangkatkan sampai dengan esok hari, kita siapkan penginapan,” paparnya.

    “Kita berikan tempat yang layak dan nyaman, juga konsumsinya. Tentang kesehatannya juga, karena banyak yang lansia, jadi kita libatkan dinas kesehatan dan beberapa rumah sakit, kita buat posko,” tambah Bobby.

    Meski begitu, terkait isu keamanan dan sumber dugaan teror bom, Bobby memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada aparat berwenang.

    “Dari sisi keamanan saya gak berani bicara banyak, upaya apa yang dilakukan. Sudah dicek melalui Jihandak, untuk hasilnya kita belum monitor secara langsung,” tegas Bobby.

    Ia menambahkan bahwa ancaman itu disebut-sebut berkaitan dengan area kokpit pesawat, namun detailnya belum bisa disampaikan.

    “Nanti mungkin pihak keamanan saja. Yang pasti masuk-masuk ke pilot itu masuk ancamannya,” kata dia singkat.