Perusahaan: Bloomberg

  • Pasar Cemas Tunggu Keputusan Bank Sentral Global di tengah Kebijakan Dagang Trump

    Pasar Cemas Tunggu Keputusan Bank Sentral Global di tengah Kebijakan Dagang Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Pasar diliputi rasa cemas menunggu dan melihat keputusan yang akan lahir dari bank-bank sentral, termasuk AS dan Indonesia, pada pekan ketiga Maret, di tengah penilaian kolektif pertama mereka tentang bagaimana kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump berdampak pada ekonomi dunia.

    Melansir dari Bloomberg, Minggu (16/3/2025), para pejabat dari Washington hingga London dan Tokyo telah menetapkan suku bunga acuan satu kali sejak presiden AS memasuki Gedung Putih pada bulan Januari, keputusan-keputusan tersebut didahului oleh eskalasi yang nyata dalam retorika dan tindakannya terhadap negara-negara tetangga, sekutu, dan pesaingnya.

    Dengan tarif global yang kini diberlakukan untuk baja dan aluminium, dan dengan Kanada, China, dan Uni Eropa yang semakin menderita akibat kemarahan Trump, ancaman yang belum terealisasi beberapa minggu yang lalu kini telah muncul sebagai penghalang besar bagi perdagangan.  

    Para gubernur bank sentral yang berjuang untuk mengukur apakah dampaknya akan lebih besar pada pertumbuhan atau inflasi, mungkin memilih untuk tidak melakukan apa-apa untuk saat ini. 

    Kekhawatiran baru mengenai potensi resesi AS yang mencengkeram Wall Street pada minggu lalu mungkin tidak akan memacu Federal Reserve/ The Fed untuk memberikan pelonggaran lebih lanjut untuk saat ini, dan suku bunga yang tidak berubah juga merupakan hasil yang paling mungkin terjadi pada pertemuan-pertemuan di Jepang, Inggris, dan Swedia. Sementara para pejabat di Afrika Selatan, Rusia, dan Indonesia kemungkinan akan mengikutinya. 

    Adapun, beberapa negara lainnya mungkin akan segera bertindak untuk menghadapi risiko-risiko yang mendesak – sambil menilai dengan hati-hati gelombang kejutan dari tindakan Trump. 

    Di Brasil, misalnya, bank sentral secara luas diantisipasi untuk menaikkan suku bunga acuan lagi untuk melawan inflasi yang meningkat. 

    Ekonom Bloomberg Anna Wong dan Chris G. Collins melihat bahkan ketika kepercayaan konsumen dan bisnis memburuk dengan cepat, tingkat kebebasan The Fed untuk menurunkan suku bunga dibatasi oleh indikator-indikator yang menunjukkan lonjakan ekspektasi inflasi. 

    “Dengan tidak adanya ‘Trump Put,’ keengganan The Fed untuk memangkas, setidaknya untuk menawarkan ‘Fed Put’ kepada pasar, dapat mendorong penurunan sentimen menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar getaran,” ujarnya. 

    Secara keseluruhan, para pejabat yang bertanggung jawab atas setengah dari 10 mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia, bersama dengan rekan-rekan G20 lainnya, siap untuk menetapkan suku bunga dalam beberapa hari mendatang.

    Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde pada hari Rabu menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh banyak mitra global. 

    Dengan lembaganya sendiri yang baru-baru ini tidak memberikan sinyal mengenai langkah selanjutnya karena berhati-hati dengan kondisi yang ada, ia mengatakan bahwa tugas pembuatan kebijakan moneter semakin sulit.

    “Tingkat ketidakpastian yang kita hadapi sangat tinggi. Mempertahankan stabilitas di era baru akan menjadi tugas yang berat,” kata Lagarde.

  • Bakal Tembus Rp 8 Juta

    Bakal Tembus Rp 8 Juta

    Jakarta

    Nintendo memang sudah mengungkap penampakan Switch 2, namun tanggal peluncuran dan harganya masih belum diketahui. Berapa ya kira-kira?

    Sayangnya, berdasarkan informasi sejumlah analis yang dikutip Bloomberg, serta beberapa mitra hardware dan software Nintendo, harga Switch 2 ini bakal jauh lebih mahal dari Switch generasi pertama, yang harganya hanya USD 299.

    Menurut Bloomberg, harga Switch 2 ini diprediksi bisa mencapai USD 500 atau sekitar Rp 8,1 juta. Salah satu analis yang memperkirakan harga Switch 2 ini adalah Hideki Yasuda dari Toyo Securities.

    Menurutnya harga Switch 2 yang melonjak ini disebabkan oleh chip yang dipakai harganya jauh lebih mahal dibanding Switch generasi pertama, yang menurutnya berkisar USD 80. Sementara chip yang dipakai di Switch 2 diperkirakan harganya antara USD 130 hingga USD 150.

    Selain prosesor, biaya pajak spesial yang diterapkan Amerika Serikat untuk barang yang diimpor dari China juga bisa berdampak pada harga Switch 2. Namun Nintendo kabarnya juga akan merakit Switch 2 di Vietnam untuk menghindari pajak yang tinggi tersebut.

    Sementara itu analis Macquarie Capital Hiroshi Yamashina punya prediksi harga yang sedikit lebih rendah, yaitu antara USD 399 hingga USD 449. Ia juga memprediksi Nintendo bisa mengapalkan sekitar 20 juta unit Switch 2 selama tahun pertama sejak dirilis.

    Namun dengan perkiraan harga yang lebih rendah itu pun, harga Switch 2 masih jauh lebih mahal ketimbang Switch generasi pertama saat pertama dirilis. Meski harganya kemudian juga melonjak karena kelangkaan stok.

    Sekalipun harganya lebih mahal, analis tetap memprediksi Switch 2 akan tetap laris karena didukung oleh jajaran game yang populer. Serkan Toto, analis yang berbasis di Tokyo, memprediksi Switch 2 akan tetap laris manis dalam beberapa bulan pertama, berapa pun harga yang dipatok oleh Nintendo.

    Hal ini karena, menurut Toto, Nintendo sudah menyiapkan judul game populer seperti Mario Kart, 3D Mario, Pokemon Legends: Z-A, dan lainnya untuk meramaikan peluncuran Switch 2, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Minggu (16/3/2025).

    (asj/hps)

  • Apakah Politik Elon Musk Mengancam Tesla dan Kerajaan Bisnisnya?

    Apakah Politik Elon Musk Mengancam Tesla dan Kerajaan Bisnisnya?

    Jakarta

    Mungkin ini adalah tanda paling nyata bahwa manuver politik CEO Tesla, Elon Musk, telah menjadi bumerang bagi bisnisnya.

    Pada Selasa (11/03) di luar Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdiri di samping miliarder teknologi itu dan sebuah mobil Tesla Model S berwarna merah. Trump mengumumkan, ia akan membeli mobil listrik itu untuk digunakan para stafnya dengan pembayaran penuh.

    Dukungan tak terduga Trump terhadap raksasa kendaraan listrik (EV) itu muncul setelah kritik berbulan-bulan atas keterlibatan Musk dalam politik AS dan luar negeri, termasuk dukungan untuk partai sayap kanan di Eropa, setelah miliaran dolar menguap dari saham Tesla.

    Fakta bahwa Musk mencari dukungan publik melalui presiden AS mengundang aksi protes, boikot konsumen, dan bahkan serangan sabotase terhadap Tesla, stasiun pengisiannya, hingga pabrik produksinya. Perkembangan ini telah mengkhawatirkan para investornya.

    Trump mengecam serangan-serangan terhadap Tesla dan mengatakan itu adalah bentuk “terorisme domestik.”

    Anjloknya penjualan Tesla akibat keterlibatan politik Musk?

    Anjloknya penjualan Tesla semakin menambah tekanan. Di Jerman, di mana Musk menggunakan platform media sosialnya, X untuk mendukung partai sayap kanan AfD pada pemilu parlemen bulan lalu, penjualan Tesla turun 76% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan EV secara keseluruhan di Jerman justru meningkat hampir sepertiga dalam periode yang sama.

    Tren serupa juga muncul di Prancis, di mana penjualan Tesla turun 45% dalam dua bulan pertama tahun ini. Di Australia, penjualan Tesla bahkan turun lebih dari sepertiga dalam empat bulan sejak Trump terpilih kembali.

    Konsumen tampaknya mulai menghindari mobil listrik milik Musk itu, di tengah tuduhan keterlibatan politik dan hubungan Musk yang terlalu dekat dengan Trump. Banyak pemilik Tesla menempelkan stiker di mobil mereka sebagai bentuk protes terhadap perubahan haluan Musk, dengan slogan seperti: “Vintage Tesla – Edisi pra-Kegilaan” atau “Saya membeli mobil ini sebelum Elon kehilangan akal sehatnya.”

    “Musk berpikir ia bisa mengatakan apa pun yang ia inginkan tanpa konsekuensi bagi Tesla,” kata analis Morningstar, Seth Goldstein, kepada Associated Press pekan lalu. “Tesla dulu berada di posisi ideal. Kini, Tesla punya banyak pesaing.”

    Survei terbaru oleh Strategic Vision, meminta warga AS untuk menyebutkan kendaraan favorit mereka. Meskipun banyak warga yang memilih EV dibandingkan model konvensional, tidak satu pun dari mereka memilih Tesla.

    Daniel A. Crane, profesor hukum di Universitas Michigan dan penulis buku tentang Tesla, mencatat bahwa produsen mobil itu “sangat identik dengan kepeduliannya terhadap lingkungan,” dan bagaimana pengemudi Tesla “cenderung berpihak ke kiri secara politik.”

    “Dalam dua tahun terakhir, Musk telah menghancurkan jembatannya dengan kelompok-kelompok itu. Selain itu, dengan hadirnya banyak EV lain di pasar (seperti Rivian dan Lucid, serta produsen otomotif besar lainnya), orang yang ingin punya EV demi alasan kepedulian terhadap lingkungan, kini tidak harus membeli Tesla,” kata Crane kepada DW.

    Crane menambahkan, meskipun Musk mungkin berpikir Tesla bisa menargetkan pendukung Trump di sayap kanan, “Kelompok MAGA justru cenderung paling skeptis terhadap EV.”

    Akhir dari julukan “Teflon Elon”?

    Persaingan ketat antar produsen kendaraan listrik ini telah memicu penurunan besar pada saham Tesla. Dalam tiga bulan terakhir, saham Tesla milik Musk itu turun hampir setengahnya.

    Jumlah kekayaan bersih Musk juga ikut turun sebesar $144 miliar (sekitar Rp2,36 triliun) dalam periode yang sama di tengah skeptisisme yang meningkat terhadap tekad Tesla untuk menghadirkan mobil otonom berbasis kecerdasan buatan.

    Valuasi perusahaan sempat mencapai puncaknya di lebih dari $1,5 triliun (sekitar Rp24,5 kuadriliun) setelah pemilu presiden AS tahun lalu, tetapi pada Senin (10/3) awal pekan ini, saham Tesla anjlok 15% akibat aksi jual di pasar yang dipicu oleh kekhawatiran resesi di AS.

    Musk memberikan dukungan dana sebesar $250 juta (sekitar Rp4,1 triliun) saat kampanye Trump dan sejak saat itu, Musk menjadi penasihat utama Trump dalam pemangkasan pengeluaran pemerintah melalui Departemen Efisiensi Pemerintahan DOGE.

    Keterlibatan Musk itu memicu laporan harian tentang pemotongan anggaran sektor publik, yang disambut baik oleh banyak pemilih AS, tetapi dikritik oleh aktivis, akademisi, dan legislator karena kurangnya pengawasan yang memadai.

    Kontroversi atas peran Musk di DOGE

    Baru-baru ini, protes bertajuk “Tesla Takedown” atau “Turunkan Tesla” itu bermunculan di berbagai dealer Tesla di seluruh AS. Protes itu untuk menentang peran Musk di DOGE, yang sejauh ini telah membatalkan kontrak senilai $60 miliar (sekitar 945 triliun) yang mendanai program kemanusiaan di seluruh dunia.

    Warga AS sedang menyaksikan “pemusatan kekuasaan yang luar biasa pada seseorang yang tidak memiliki izin keamanan tingkat tinggi dan tidak menjalani proses konfirmasi Senat,” kata Don Moynihan, profesor di Ford School of Public Policy, Universitas Michigan, kepada Reuters bulan lalu.

    Moynihan menilai, akses Musk terhadap data pemerintah yang sensitif tanpa pengawasan yang memadai itu sebagai sesuatu yang “mengkhawatirkan” dan “belum pernah terjadi sebelumnya.”

    Sementara itu, bisnis Musk lainnya masih berkembang. Ada SpaceX, perusahaan luar angkasa swasta pertama milik Musk. Selain itu, ada Neuralink, yang mengembangkan antarmuka yang ditanamkan pada otak. Lalu, ada xAI yang menciptakan chatbot AI Grok, serta platform media sosial X. Perusahaan infrastruktur dan konstruksi terowongan The Boring Company juga dimiliki oleh Musk. Ia juga memiliki ambisi untuk menjajah Mars.

    Tidak seperti Tesla, perusahaan-perusahaan itu tidak terdaftar di bursa saham tetapi masih bisa diperdagangkan oleh investor di pasar sekunder. Bloomberg melaporkan pada Rabu (12/03), meskipun valuasi Tesla merosot, nilai gabungan dari empat perusahaan swasta milik Musk itu justru naik 45% sejak pemilu, menurut analisis dari platform perdagangan Caplight. Harga saham xAI bahkan meningkat 110% sejak 5 November 2024.

    Akankah Musk mundur dari Tesla?

    Bulan lalu, Brad Lander, pengawas keuangan Kota New York, yang mengelola dana pensiun karyawan dengan kepemilikan saham Tesla senilai $1,25 miliar (sekitar Rp20,5 triliun), mengatakan Musk harus mundur sebagai CEO Tesla tetapi tetap berada di dewan direksi. Menurutnya, langkah ini akan mengembalikan Tesla ke “model dasar tata kelola pemegang saham di AS.”

    Meskipun Musk secara terbuka mengatakan bahwa keterlibatannya dengan DOGE kemungkinan akan berlangsung selama satu tahun lagi, salah satu investor paling optimis, Dan Ives, kini berpikir Musk harus meninggalkan komitmennya dalam pemerintahan Trump.

    “Waktu untuk Musk dan DOGE sudah berakhir … dia perlu kembali fokus sebagai CEO Tesla,” kata Ives kepada DW. “Keseimbangan adalah kunci, dan itu yang harus dilakukan Musk untuk menghentikan anjloknya saham Tesla.”

    Sebuah jajak pendapat oleh bank investasi AS Morgan Stanley menunjukkan bahwa 85% investor meyakini langkah Musk ke dunia politik itu akan berdampak “negatif” atau “sangat negatif” terhadap bisnis Tesla.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Oracle Pertimbangkan Bangun Pusat Data di Batam

    Oracle Pertimbangkan Bangun Pusat Data di Batam

    Bisnis.com, JAKARTA — Oracle Corp. sedang mempertimbangkan untuk membangun cloud service center atau pusat data di Batam, Kepulauan Riau.

    Dilansir dari Bloomberg, salah seorang sumber menjelaskan bahwa pihak Oracle sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk membangun pusat layanan komputasi awan (cloud) di Batam. Alasannya, raksasa teknologi Amerika Serikat tersebut ingin memperluas portofolio pusat data di Asia Tenggara.

    Oracle yang berkantor pusat di Austin, Texas, mengincar Batam yang berada di lepas pantai selatan Singapura. Nongsa Digital Park di Batam menjadi dipertimbangkan sebagai lokasi mengingat ada beberapa pusat data lain di sana, kata sumber tersebut.

    Status zona perdagangan bebas Batam juga menarik, seperti juga kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia—tempat Oracle telah memiliki rencana untuk bisnis layanan cloud serupa. Sumber tersebut menambahkan bahwa diskusi tersebut belum final dan dapat berubah.

    Oracle tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg. Pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia juga tidak menanggapi permintaan komentar.

    Para pemimpin teknologi AS dari Meta Platforms Inc. hingga Google sedang membangun pusat data di seluruh Asia dengan cepat, menyiapkan infrastruktur untuk mendukung ledakan layanan kecerdasan buatan yang dibayangkan di seluruh dunia.

    Sebagian besar investasi itu telah diberikan kepada negara-negara dengan ekosistem dan jaringan teknologi yang lebih mapan seperti Malaysia dan Singapura. Salesforce Inc. baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar US$1 miliar di Singapura.

    Oracle telah memiliki dua pusat komputasi awan di Singapura, dan tahun lalu mengumumkan rencana senilai US$6,5 miliar untuk membangun fasilitas serupa di Malaysia.

    Adapun, Bain & Co. memperkirakan bahwa pasar global untuk produk terkait kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat mencapai US$990 miliar pada 2027 karena adopsi teknologi tersebut mengubah cara perusahaan dan negara menjalankan bisnis.

  • Jajaki Garis Depan Pertempuran, Putin Kenakan Seragam Militer untuk Pertama Kalinya Sejak Perang – Halaman all

    Jajaki Garis Depan Pertempuran, Putin Kenakan Seragam Militer untuk Pertama Kalinya Sejak Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengenakan seragam militer lengkap untuk pertama kalinya sejak melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Rabu (12/3/2025).

    Dilansir Newsweek, keputusan Putin untuk mengenakan seragam militer tampaknya bertujuan memperkuat citranya sebagai pemimpin di masa perang.

    Putin juga dinilai ingin meningkatkan moral tentaranya menjelang kemungkinan perundingan damai untuk mengakhiri konflik.

    Ia mengenakan pakaian militer tersebut saat mengunjungi pos komando di garis depan pertempuran wilayah Kursk, Rusia bagian barat, yang berbatasan dengan Ukraina.

    Di sana, ia mengusulkan pembentukan “zona penyangga” di sepanjang perbatasan.

    Kunjungan ke Kursk ini merupakan yang pertama bagi Putin sejak wilayah tersebut diserang oleh Ukraina pada Agustus lalu.

    Dalam kunjungannya, Putin menyerukan agar pasukannya segera memukul mundur pasukan Ukraina dari wilayah tersebut secepat mungkin, demikian menurut laporan media pemerintah Rusia.

    Pasukan Rusia, yang dibantu oleh tentara Korea Utara, dilaporkan berhasil merebut kembali kendali atas beberapa desa di wilayah Kursk baru-baru ini.

    “Saya berharap semua tugas tempur yang dihadapi unit kita dapat diselesaikan, dan wilayah Kursk segera dibebaskan sepenuhnya dari musuh,” ujar Putin.

    “Tentu saja, saya ingin meminta Anda untuk mempertimbangkan pembentukan zona penyangga di sepanjang perbatasan negara di masa mendatang,” tambahnya saat mengunjungi pos komando.

    “Pasukan Ukraina akan diperlakukan sebagai teroris sesuai dengan hukum Federasi Rusia,” tegas Putin.

    Potensi Perundingan Damai

    Kemunculan Putin dengan seragam tempur bertepatan dengan agenda kunjungan utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, ke Moskow minggu ini. 

    Witkoff disebut membawa usulan gencatan senjata untuk Kremlin serta membahas ketentuan perjanjian damai.

    Menurut juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt, Witkoff akan berada di Moskow dari 12 Maret hingga 16 Maret. 

    Namun, dia tidak mengungkapkan dengan siapa Witkoff akan bertemu.

    Laporan dari Bloomberg menyatakan bahwa Witkoff diperkirakan akan bertemu langsung dengan Putin. 

    Sebelumnya pada 11 Maret di Jeddah, Amerika Serikat mengusulkan rencana gencatan senjata Rusia-Ukraina selama 30 hari.

    Ukraina menyetujui usulan tersebut, yang membuat AS untuk melanjutkan pembagian informasi intelijen dan bantuan keamanan.

    Setelah itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengonfirmasi bahwa usulan gencatan senjata akan secara resmi disampaikan kepada Rusia. 

    Namun, Putin berulang kali menyatakan bahwa Rusia tidak menginginkan gencatan senjata sementara.

    Ia beralasan bahwa negara-negara NATO dapat menggunakan jeda tersebut untuk mempersenjatai kembali Ukraina.

    Meski Rusia belum secara resmi merespons usulan gencatan senjata 30 hari tersebut, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, mengatakan bahwa Kremlin telah memberikan daftar tuntutannya.

    Dilansir Reuters dan Sky News, para pejabat dari kedua belah pihak telah membahas persyaratan tersebut selama tiga minggu terakhir, ujar sumber tersebut.

    Tuntutan dari Rusia meliputi:

    1. Tidak ada keanggotaan NATO untuk Ukraina

    2. Perjanjian untuk tidak mengerahkan pasukan asing di Ukraina

    3. Pengakuan internasional atas klaim Vladimir Putin atas Krimea dan empat provinsi Ukraina (Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson) 

    Namun komitmen Putin terhadap kemungkinan perjanjian gencatan senjata masih belum pasti, dengan rincian yang belum diselesaikan.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Manuver Vietnam di Tengah Tekanan Perang Dagang Make America Great Again

    Manuver Vietnam di Tengah Tekanan Perang Dagang Make America Great Again

    Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat tinggi perdagangan Vietnam akan bertolak ke Amerika untuk meyakinkan tim Presiden Donald Trump agar negaranya tidak dikenakan tarif bea masuk tinggi. 

    Negara itu menjanjikan akan mengatur ulang perdagangan dengan Amerika Serikat. Upaya tersebut dilakukan untuk menghindari tarif yang dapat mengguncang ekonomi Vietnam yang ditopang oleh ekspor.

    Melansir Bloomberg pada Kamis (13/3/2025), Menteri Perdagangan Nguyen Hong Dien akan bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, serta Perwakilan Dagang AS, untuk membahas perjanjian perdagangan bilateral. Sumber Bloomberg yang meminta untuk tidak disebutkan namanya menyebut diskusi bilateral akan mencakup kesepakatan energi, pencegahan penipuan asal produk, dan penghindaran tarif.

    Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) mengalami defisit perdagangan sebesar US$123,5 miliar dengan Vietnam pada 2024, menurut Kantor USTR. Devisit jumbo itu menjadi perhatian Amerika di tengah agenda America First Trump. Dalam agenda itu, bea masuk tinggi menjadi strategi untuk memperbaiki apa yang dianggapnya sebagai kebijakan perdagangan yang tidak adil.

    Defisit perdagangan dengan Vietnam adalah yang tertinggi ketiga bagi AS, setelah China dan Meksiko. Sebagian dari hal tersebut disebabkan oleh perusahaan-perusahaan China memanfaatkan negara itu untuk menghindari tarif. 

    Vietnam menyalip Jepang sebagai tujuan ekspor terbesar ketiga China untuk pertama kalinya pada tahun 2024, menempatkan negara tersebut di garis depan konflik ekonomi antara kedua negara adikuasa tersebut.

    Vietnam mencantumkan China dan AS sebagai dua mitra dagang utamanya dan berupaya menjaga hubungan baik dengan keduanya, yang menguntungkan ekonominya. Negara Asia Tenggara tersebut merupakan salah satu dari sejumlah negara yang mengirim utusan ke AS untuk meminta pengecualian dari kemungkinan tarif.

    “Pertanyaannya adalah apa yang sebenarnya diinginkan AS dari Vietnam,” kata Le Hong Hiep, seorang peneliti senior di Program Studi Vietnam di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura. Ini dapat mencakup kerja sama dalam produksi tanah jarang, imbuh Hiep. 

    Vietnam memiliki cadangan mineral tanah jarang terbesar kedua di dunia dengan sekitar 22 juta ton, tepat di belakang China, menurut Survei Geologi AS. 

    Mineral tersebut menjadi fokus karena Trump telah memintanya dari Ukraina sebagai imbalan atas dukungan Amerika untuk Kyiv saat negara itu melawan pasukan Rusia yang menyerbu. Tanah jarang merupakan salah satu bahan mentah paling penting di planet ini, tertanam dalam teknologi yang menopang kehidupan modern.

    Vietnam juga berusaha menenangkan pemerintahan Trump dengan janji untuk membeli barang-barang mahal dari AS seperti pesawat terbang, gas alam cair, dan produk-produk berteknologi tinggi.

    Perdana Menteri Pham Minh Chinh telah mendesak para pejabatnya untuk memberikan lampu hijau bagi layanan satelit Starlink milik Elon Musk dan bahkan mengatakan bahwa dia bersedia bermain golf sepanjang hari dengan Trump jika itu akan membantu.

    Bulan lalu, Vietnam mengatakan bahwa mereka “siap untuk membuka pasarnya” bagi barang-barang Amerika dan menyambut investor AS untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek energi dan pertambangan.

    Kesepakatan untuk membeli LNG dari AS telah dibicarakan selama bertahun-tahun, karena negara tersebut berupaya untuk menjauh dari bahan bakar fosil lainnya. Namun, jika kesepakatan tercapai, mungkin akan ada penundaan sebelum Vietnam dapat mulai mengimpor LNG AS karena tantangan logistik dan infrastruktur.

    Prospek peningkatan impor pertanian AS juga menjadi bahan pertimbangan. Vietnam saat ini merupakan pasar terbesar kesembilan untuk produk pertanian AS, yang mengimpor barang-barang seperti daging sapi, kacang kedelai, dan lebih dari dua juta kotak apel Amerika per tahun, menurut pernyataan kementerian perdagangan bulan lalu.

    Seiring meningkatnya perang dagang antara pemerintahan Trump dengan Beijing, AS dapat berupaya untuk bekerja sama lebih erat dalam menghadapi ancaman dari China, seperti akses Amerika yang lebih besar ke fasilitas angkatan laut Vietnam di Laut Cina Selatan. 

    “Mereka mungkin juga ingin Vietnam membeli senjata Amerika. Itu sejalan dengan tujuan Amerika untuk membendung China, meskipun Vietnam tetap ingin mempertahankan hubungan baik dengan China,”  ujar Hiep.

  • Rupiah Hari Ini Turun Tipis, Pasar Waspadai Dampak Perang Dagang

    Rupiah Hari Ini Turun Tipis, Pasar Waspadai Dampak Perang Dagang

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada Kamis (13/3/2025) pagi. Pelaku pasar masih mencermati dampak meningkatnya ketegangan perdagangan global terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.

    Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, rupiah hari ini melemah 1,5 poin (0,01%) ke level Rp 16.453 per dolar AS. Pada perdagangan Rabu (12/3/2025), rupiah sebelumnya ditutup melemah 43,5 poin (0,27%) di level Rp 16.452 per dolar AS.

    Sementara itu, indeks dolar AS tercatat turun 0,05 poin menjadi 103,5, sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 32 poin ke level 4,3%.

    Mengutip Reuters, dolar AS mengalami penguatan tipis pada Kamis (13/3/2025) seiring kenaikan imbal hasil obligasi, meskipun pergerakan mata uang masih dalam kisaran terbatas.

    Pelaku pasar masih mencermati potensi dampak dari eskalasi perang dagang global terhadap stabilitas ekonomi.

    Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan menerapkan tarif tambahan pada produk asal Uni Eropa pada Rabu (12/3/2025). Ancaman ini muncul setelah negara-negara mitra dagang utama AS menyatakan akan melakukan langkah balasan atas kebijakan tarif yang telah diterapkan sebelumnya.

    Ketegangan yang meningkat ini memicu kekhawatiran akan resesi ekonomi di AS serta mengguncang pasar keuangan global. Akibatnya, volatilitas di pasar valuta asing meningkat, dengan investor tetap waspada terhadap kebijakan ekonomi yang masih fluktuatif.

    Selain rupiah hari ini turun, mata uang Asia lain yang turun, yakni ringgit Malaysia melemah 0,10% menjadi 4,43 ringgit per dolar AS dan dolar Hong Kong turun tipis 0,02% menjadi  7,7 dolar Hong Kong per dolar AS.

  • Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia – Halaman all

    Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk tidak perlu khawatir soal keuangan pribadinya, meski kekayaannya telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.

    Baru-baru ini, Musk kehilangan 29 miliar dolar AS (sekitar Rp 476,4 triliun) dalam satu hari setelah saham Tesla anjlok 15 persen pada Senin (10/3/2025).

    Mengutip CBC News, beberapa analis menilai penurunan ini merupakan indikasi bahwa komentar kontroversial Musk, hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump, serta perannya dalam pemotongan anggaran federal dapat berdampak signifikan pada kekayaannya.

    “Penjualan saham Tesla seperti ini memang berdampak. Tesla adalah jantung dan paru-paru ekosistem Musk,” kata analis keuangan yang berbasis di LA, Wedbush Securities, Dan Ives, kepada CBC News.

    “Apakah ini berdampak pada Musk secara pribadi? Tidak. Tapi apakah ini memberi sinyal kepada Musk dan Dewan Tesla? Ya.”

    Menurut Ives, sinyal tersebut menegaskan bahwa Musk, yang memiliki sekitar 13 persen saham Tesla, perlu kembali memprioritaskan perannya sebagai CEO Tesla.

    “Ini jelas merupakan masa yang menegangkan,” katanya. “Ini adalah momen krusial bagi Musk.”

    Para analis mengatakan penurunan harga saham Tesla sebagian disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari produsen kendaraan listrik lain, terutama dari China.

    Penjualan Tesla turun 12 persen di California, pasar terbesarnya, dan anjlok drastis di Eropa.

    Di Jerman, misalnya, penjualan turun 76 persen pada Februari lalu.

    Tahun lalu, Tesla mencatat penurunan penjualan keseluruhan sebesar satu persen, yang merupakan penurunan pertama dalam lebih dari satu dekade.

    Sebagian dari penurunan ini disebabkan oleh tantangan operasional, termasuk antisipasi model baru serta penyegaran Tesla Model Y, serta manajemen inventaris, menurut laporan Financial Monthly.

    Ives menambahkan bahwa permintaan yang melemah untuk kendaraan listrik juga menjadi faktor utama.

    Namun, Anthony Sassine, ahli strategi investasi senior di firma pengelola investasi Kraneshares, mengatakan kepada CNBC bahwa penurunan saham Tesla juga disebabkan oleh serangkaian keputusan strategis yang keliru oleh Musk.

    Keputusan tersebut termasuk fokus berlebihan pada Cybertruck dibandingkan dengan pengembangan mobil Tesla yang lebih terjangkau, serta keterlibatan Musk dalam politik yang menimbulkan reaksi negatif dari investor dan pembeli di AS serta Eropa.

    Laporan dari Brand Finance bulan lalu menunjukkan bahwa nilai merek Tesla turun 26 persen akibat kegagalan mencapai target pendapatan, meningkatnya persaingan di sektor kendaraan listrik, dan pemotongan harga di pasar utama seperti China.

    Musk juga mendapat kritik atas komentarnya di media sosial X, serta dukungannya terhadap Trump dan kandidat sayap kanan lainnya di seluruh dunia.

    Di sisi lain, ia menghadapi kecaman atas keterlibatannya dalam upaya efisiensi pemerintah Trump yang dikenal sebagai Department of Government Efficiency (DOGE).

    “Boikot terhadap Tesla, demonstran di showroom Tesla di AS, dan bahkan vandalisme terhadap mobil Tesla di jalan adalah bukti bahwa perusahaan Musk telah menjadi simbol Trump dan DOGE, yang pada akhirnya merugikannya,” kata Ives.

    “Tesla identik dengan Musk. Musk identik dengan Tesla. Erosi merek adalah perhatian utama.”

    Banyak pelanggan utama Tesla berasal dari kalangan Demokrat di pesisir AS, tambah Ives.

    “Hal terakhir yang Anda inginkan adalah Tesla dikaitkan dengan Trump dan gerakan MAGA.”

    Namun, hal ini semakin sulit dihindari setelah Trump duduk di kursi pengemudi Tesla Model S berwarna merah pada Selasa (11/3/2025), sementara Musk menjadi penumpangnya.

    Momen ini berlangsung di jalan masuk Gedung Putih, sehari setelah Trump mengumumkan di platform media sosialnya bahwa ia akan membeli Tesla baru.

    “Elon Musk berusaha membantu negara kita, dan ia melakukan pekerjaan yang luar biasa!” tulis Trump di Truth Social.

    “Saya akan membeli Tesla baru besok pagi sebagai tanda kepercayaan dan dukungan untuk Elon Musk, seorang warga Amerika yang benar-benar hebat.”

    Menurut Abigail Wright, konsultan di firma penasihat bisnis Chamber of Commerce, Musk seharusnya lebih fokus pada inovasi dan pertumbuhan Tesla ketimbang politik.

    “Jika ia menyalurkan energinya ke eksplorasi ruang angkasa dan kemajuan teknologi alih-alih politik, kita mungkin sudah melihat terobosan yang menguntungkan umat manusia daripada penurunan saham dan kerusakan merek,” katanya kepada Newsweek.

    Musk Masih Lebih Kaya daripada Bezos

    Meski mengalami penurunan kekayaan, Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan total kekayaan bersih 307 miliar dolar AS (sekitar Rp 5.041 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

    Pendiri Amazon, Jeff Bezos, berada di posisi kedua dengan kekayaan bersih 218 miliar dolar AS (sekitar Rp 3.586 triliun).

    Meskipun harga sahamnya turun, Tesla masih memiliki nilai pasar lebih dari 700 miliar dolar AS, menjadikannya produsen mobil paling bernilai di dunia.

    Tesla bahkan berada di atas sembilan produsen mobil besar lainnya yang secara kolektif menjual 44 juta unit tahun lalu, sementara Tesla hanya menjual 1,8 juta unit.

    Tesla Model Y juga menjadi kendaraan terlaris pada 2024.

    Dalam wawancara dengan Fox Business, Musk mengakui bahwa ia menjalankan bisnisnya dengan sangat ketat.

    Namun, menurut Ives, Musk perlu lebih aktif terlibat di Tesla untuk menahan kerusakan yang terjadi.

    “Ia perlu muncul di pabrik atau showroom Tesla, bukan hanya di Gedung Putih atau Mar-a-Lago,” kata Ives.

    “Ia harus menunjukkan bahwa ia masih memegang kendali, bukan hanya duduk di kursi belakang.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Apple Bakal Rombak Besar-besaran Tampilan iOS 19

    Apple Bakal Rombak Besar-besaran Tampilan iOS 19

    Jakarta

    Apple tengah bersiap melakukan pembaruan perangkat lunak besar-besaran untuk iPhone, iPad, dan Mac, yang dijadwalkan rilis pada akhir tahun 2025.

    Menurut laporan Mark Gurman dari Bloomberg, pembaruan ini disebut sebagai “perombakan perangkat lunak yang dramatis”-salah satu perubahan paling signifikan dalam sejarah Apple.

    Tujuannya menyatukan dan meningkatkan pengalaman pengguna di seluruh platform mereka. Perombakan ini akan menyegarkan tampilan ikon, menu, aplikasi, jendela, hingga tombol untuk menciptakan desain yang lebih konsisten.

    Terinspirasi oleh VisionOS -perangkat lunak yang debut bersama headset Vision Pro pada 2024- desain baru ini bakal menyederhanakan navigasi dan kontrol.

    “Ini adalah langkah besar untuk menyatukan estetika antar perangkat,” ujar sumber anonim yang mengetahui proyek tersebut kepada Bloomberg.

    Dengan nama sandi iOS 19 dan iPadOS 19 “Luck” serta macOS 16 “Cheer,” pembaruan ini menjadi overhaul terbesar untuk Mac sejak macOS Big Sur (2020) dan untuk iPhone sejak iOS 7 (2013).

    VisionOS Foto: AppleFitur Utama yang Diharapkan

    Apa saja yang bisa kita harapkan?

    Ikon Aplikasi Melingkar: Desain modern yang lebih ramping.Panel Transparan: Navigasi jadi lebih intuitif dan simpel.Kedalaman dan Bayangan 3D: Visual yang lebih tajam dan jelas.

    VisionOS memang jadi inspirasi utama. Namun, antarmuka gerakan tangan imersif yang jadi andalan headset Vision Pro tidak akan sepenuhnya diterapkan di layar 2D iOS dan macOS. Fitur-fitur eksklusif headset itu tetap jadi pembeda.

    Mengapa Perombakan Ini Dilakukan?

    Apple sedang berusaha bangkit dari masa sulit. Penjualan iPhone dilaporkan turun secara tak terduga selama musim liburan terakhir, setelah lonjakan teknologi pasca-pandemi mulai mereda. Dengan pertumbuhan yang pulih perlahan, pembaruan ini diharapkan membangkitkan kembali minat pengguna.

    Berbeda dengan pesaing yang cenderung menggabungkan sistem operasi, Apple tetap mempertahankan pemisahan macOS dan iPadOS. Strategi ini mengoptimalkan pengalaman tiap perangkat sekaligus mendorong pengguna untuk memiliki lebih dari satu produk Apple.

    Meski penjualan Vision Pro melambat sejak peluncuran 2024, perangkat lunaknya-dengan ikon melingkar, jendela simpel, dan panel tembus pandang-jadi fondasi perombakan ini. Namun, Apple memastikan fitur imersif Vision Pro tetap eksklusif untuk headset tersebut.

    Konsep iOS 19 Foto: TwitterJadwal Peluncuran

    Pembaruan ini bakal diperkenalkan di Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) pada Juni 2025. Acara itu akan jadi panggung utama Apple memamerkan visi barunya untuk ekosistem perangkat lunak.

    Langkah ini juga bisa mengalihkan perhatian dari penundaan fitur AI-peningkatan Siri, yang semula dijadwalkan untuk iOS 18.4, kini belum punya jadwal pasti dan kemungkinan baru hadir bersama iOS 19 atau lebih lambat lagi.

    Dengan iOS 19, iPadOS 19, dan macOS 16, Apple ingin mengembalikan momentum era pandemi sekaligus mendefinisikan ulang ekosistemnya. Jika pertumbuhan terus stabil, perombakan 2025 ini berpotensi jadi standar baru untuk platform mereka. Kita tunggu saja gebrakan Apple di akhir tahun nanti!

    (afr/afr)

  • Upgrade Siri Versi Baru Ditunda, Proyek Apple Lain Ikut Keteteran

    Upgrade Siri Versi Baru Ditunda, Proyek Apple Lain Ikut Keteteran

    Jakarta

    Apple baru saja mengumumkan bahwa Siri versi baru yang lebih pintar dan personal terpaksa ditunda peluncurannya. Penundaan ini juga berdampak ke proyek Apple lainnya.

    Menurut laporan jurnalis Bloomberg Mark Gurman, Apple akan mengundur peluncuran perangkat smart home hub-nya karena fitur Siri yang ditunda. Gurman mengatakan hal ini dikarenakan perangkat rumah pintar tersebut mengandalkan fitur AI Siri yang ditunda.

    “Awalnya, perusahaan (Apple) berharap dapat meluncurkan produk ini pada bulan Maret,” kata Gurman dalam newsletter terbarunya, seperti dikutip dari MacRumors, Selasa (11/3/2025).

    “Namun karena perangkat ini bergantung pada kemampuan Siri yang tertunda, peluncurannya pun ditunda,” sambungnya.

    Meski peluncuran perangkat rumah pintar ini ditunda, Gurman mengatakan Apple sudah membuka program uji coba internal. Dengan program ini, sejumlah karyawan dapat membawa pulang perangkat tersebut untuk mengujinya dan memberikan masukan ke Apple.

    Rumor tentang perangkat rumah pintar Apple sudah berhembus sejak beberapa bulan yang lalu. Perangkat ini disebut akan memiliki layar berukuran 7 inch dengan kamera untuk mendukung video call.

    Perangkat ini diprediksi akan menjadi smart home hub pertama Apple yang mendukung Apple Intelligence. Gadget ini juga bisa menjalankan tvOS dan mendukung aplikasi native Apple seperti Calendar, Notes, dan Messages.

    Akhir pekan lalu Apple mengatakan butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan fitur baru Siri yang membuat asisten suara ini lebih pintar dan personal. Pengumuman Apple mengindikasikan fitur tersebut kemungkinan baru akan dirilis antara September 2025 dan Maret 2026 bersama iOS 19.

    Kapanpun fitur ini diluncurkan, Siri versi baru akan bisa memahami konteks pribadi pengguna, mengenali konten yang ditampilkan di layar, dan mengontrol aplikasi secara lebih dalam. Saat ini fitur Siri berbasis Apple Intelligence yang sudah diluncurkan berupa opsi mengetik prompt, kemampuan memahami dan menjelaskan fitur produk Apple, animasi baru saat Siri diaktifkan, dan integrasi dengan ChatGPT.

    (vmp/fay)